Penatalaksanaan Penatalaksanaan Evaluasi awal Evaluasi awal
Pasien dengan hipertensi emergensi biasanya harus dievaluasi dengan baik karena Pasien dengan hipertensi emergensi biasanya harus dievaluasi dengan baik karena adanya gejala-gejala yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darahnya. adanya gejala-gejala yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darahnya. T
Triase terhriase terhadap pasien dadap pasien dan pemeriksan pemeriksaan oleh dokter aan oleh dokter harus dilakharus dilakukan secaukan secara cepatra cepat guna mencegah terjadinya kerusakan target organ yang lebih lanjut. Riwayat
guna mencegah terjadinya kerusakan target organ yang lebih lanjut. Riwayat pengobatan yang sebelumnya telah diberikan harus didapatkan. Jika pasien pengobatan yang sebelumnya telah diberikan harus didapatkan. Jika pasien
diketahui menderita hipertensi, riwayat perjalanan hipertensi, control sebelumnya, diketahui menderita hipertensi, riwayat perjalanan hipertensi, control sebelumnya, obat hipertensi yang diminum saat ini dengan dosisnya, kepatuhan pasien dalam obat hipertensi yang diminum saat ini dengan dosisnya, kepatuhan pasien dalam pengobatan dan waktu dari obat terakhir yang telah diminum merupakan inormasi pengobatan dan waktu dari obat terakhir yang telah diminum merupakan inormasi penting dalam memulai pengobatan. Penggunaan obat-obatan terlarang
penting dalam memulai pengobatan. Penggunaan obat-obatan terlarang
!ametamin, kokain, phenicyclidine" atau penggunaan monoamine o#idase inhibitor !ametamin, kokain, phenicyclidine" atau penggunaan monoamine o#idase inhibitor harus ditanyakan. $on%rmasi tekanan darah harus didapatkan dengan mengukur harus ditanyakan. $on%rmasi tekanan darah harus didapatkan dengan mengukur tekanan darah pada kedua tangan dengan ukuran manset yang sesuai. &kuran tekanan darah pada kedua tangan dengan ukuran manset yang sesuai. &kuran manset yang sesuai sangat penting karena ukuran manset yang terlalu kecil akan manset yang sesuai sangat penting karena ukuran manset yang terlalu kecil akan menunjukkan peningkatan tekanan darah yang salah terhadap pasien dengan menunjukkan peningkatan tekanan darah yang salah terhadap pasien dengan obesitas.
obesitas.
Pemeriksaan %sik juga harus dilakukan dengan baik untuk melihat adanya Pemeriksaan %sik juga harus dilakukan dengan baik untuk melihat adanya kerusakkan target organ, yaitu dengan cara memeriksa nadi pada semua kerusakkan target organ, yaitu dengan cara memeriksa nadi pada semua
ekstremitas, auskultasi paru untuk melihat adanya edema pulmonum, murmur atau ekstremitas, auskultasi paru untuk melihat adanya edema pulmonum, murmur atau gallop pada jantung, bruit pada arteri renalis, dan pemeriksaan neurologic serta gallop pada jantung, bruit pada arteri renalis, dan pemeriksaan neurologic serta unduskopi. 'akit kepala dan perubahan kesadaran merupakan gejala yang unduskopi. 'akit kepala dan perubahan kesadaran merupakan gejala yang
biasanya muncul pada hipertensi ensealopati. (angguan neurologic okal, seperti biasanya muncul pada hipertensi ensealopati. (angguan neurologic okal, seperti lateralisasi, tidak biasa ditemukan pada hipertensi ensealopati akan tetapi lebih lateralisasi, tidak biasa ditemukan pada hipertensi ensealopati akan tetapi lebih kearah cerebrovaskular accident. Perdarahan subaraknoid harus dipikirkan pada kearah cerebrovaskular accident. Perdarahan subaraknoid harus dipikirkan pada pasien dengan sakit kepala hebat dengan onset yang mendadak. Pemeriksaan mata pasien dengan sakit kepala hebat dengan onset yang mendadak. Pemeriksaan mata dapat menunjukkan adanya retinopati dengan perubahan arteriolar, eksudat,
dapat menunjukkan adanya retinopati dengan perubahan arteriolar, eksudat,
perdarahan, atau papiledema membantu dalam identi%kasi hipertensi ensealopati. perdarahan, atau papiledema membantu dalam identi%kasi hipertensi ensealopati. Evaluasi jantung harus terarah untuk melihat adanya angina atau inark miokard. Evaluasi jantung harus terarah untuk melihat adanya angina atau inark miokard. 'ebagai penatalaksanaan awal dokter harus
'ebagai penatalaksanaan awal dokter harus dapat membedakan antara hipertensidapat membedakan antara hipertensi emergensi dengan hipertensi urgensi dan membuat rencana lebih lanjut untuk tes emergensi dengan hipertensi urgensi dan membuat rencana lebih lanjut untuk tes diagnostic dan pengobatannya.
diagnostic dan pengobatannya. Jika secar
Jika secara klinik pasien a klinik pasien menunjukkmenunjukkan adanya disan adanya diseksi aorta !neksi aorta !nyeri dada hebayeri dada hebat,t,
un)ual pulses, mediastinum yang melebar", *T-scan dengan kontrak atau +R harus un)ual pulses, mediastinum yang melebar", *T-scan dengan kontrak atau +R harus dilakukan untuk melihat ada diseksi aorta atau tidak. +eskipun ekokardiogra%
dilakukan untuk melihat ada diseksi aorta atau tidak. +eskipun ekokardiogra% transesoa
transesoagus mempunyai sensitivitas dan spesi%sitas yang gus mempunyai sensitivitas dan spesi%sitas yang baik untuk baik untuk diseksidiseksi aorta, pemeriksaan ini jangan dilakukan sebelum darah menjadi stabil. Pasien yang aorta, pemeriksaan ini jangan dilakukan sebelum darah menjadi stabil. Pasien yang menunjukkan gejala edema pulmonum, penting untuk melakukan ekokardiogram menunjukkan gejala edema pulmonum, penting untuk melakukan ekokardiogram untuk membedakan antara disungsi diastolic, transient systolic dysunction atau untuk membedakan antara disungsi diastolic, transient systolic dysunction atau mitral regurgitasi.
!/"
0ipertensi &rgensi
Pada umumnya, hipertensi urgensi dapat diatasi dengan menggunakan obat
antihipertensi oral pada pasien rawat jalan meskipun kekurangannya adalah ollow up pasien sulit dilakukan. Pengobatan dimulai dengan dosis yang paling rendah dari obat oral dan dengan dosis tambahan yang sesuai kebutuhan, hindari penggunaan dosis besar pada permulaan terapi untuk menghindari penurunan tekanan darah yang terlalu besar. +enghindari penurunan darah yang terlalu besar pada pasien dengan risiko tinggi terhadap berbagai komplikasi dari hipotensi, seperti pada orang tua, pasien dengan peripheral vascular disease, dan pasien dengan severe
atherosclerotic cardiovascular serta intracranial disease. !hp1mar"
2erdasarkan J3* 4, mean arterial blood pressure harus di kurangi 5678 dalam waktu 6 jam pertama dan tekanan darah mencapai 9:;:-: mm0g selama 9 jam berikutnya. Pada pasien dengan diseksi aorta, direkomendasikan penurunan
tekanan darah sistolik 56: mm0g dalam waktu 6: menit. !management"
0ipertensi Emergensi
Pengobatan hipertensi emergensi disesuaikan berdasarkan adanya kerusakan target organ dan penyakit penyertanya.
Tabel. <bat Pilihan &tama dalam Pengobatan $eadaan 'pesi%k dari 0ipertensi Emergensi
$eadaan 'pesi%k <bat Pilihan &tama <bat lini kedua 3eurologik
0ipertensi ensealopati Perdarahan subaraknoid *=>
Renal
>cute $idney njury *ardiac ?iseksi aorta Edema Pulmoner *ardiac ischemia >drenergic *risis Pheochromocytoma, cocaine 3itroprusside 3imodipine @abetalol 3ikardipin A-blocker B nitroprusside 3itroglycerin 3itroglycerin C D-2locker 3itroprusside B D-2locker +ethyldopa
@abetalol atau nikardipin @abetalol atau nikardipin 3itroprusside, enaliprat enoldopam @abetalol, trimethaphan 3itroprussied C >*E inhibitor 3itroprusside, labetalol Phentolamine
Eclamsia +agnesium sulate
!jangan memakai kalsium chanel blocker
0ydralaFine
+anajemen tekanan darah pada keadaan ini memerlukan penggunaan obat parenteral. Pasien dengan keadaan seperti ini perlu dirawat di ruangan *& atau ruangan yang dapat memonitor tekanan darah secara terus menerus. $adar penurunan tekanan darah yang ideal masih belum jelas, tetapi penurunan mean arterial pressure sebanyak :8 dalam jam pertama disertai penurunan 78 pada 6-G jam selanjutnya sangat dianjurkan. Penurunan tekanan darah yang terlalu cepat dapat menyebabkan hipoperusi pada jantung ataupun otak.
Pressure natriuresis dapat menyebabkan pengurangan volume cairan pada pasien dengan hipertensi emergensi, dan penggunaan vasodilator pada pasien dengan keadaan seperti ini dapat menyebabkan penurunan tajam tekanan darah. Pasien dengan keadaan tersebut harus menerima cairan inuse salin untuk memulihkan volume intravaskuler dan menghentikan rennin-angiotensin-aldosterone system. <bat-obat yang ?apat ?ipakai
'odium 3itroprusside
+erupakan obat pilihan utama bagi sebagian besar hipertensi emergensi. <bat ini merupakan vasodilator arteri dan vena yang poten dengan onset yang sangat cepat !beberapa detik setelah masuk dalam inuse" dan dengan durasi yang sangat
pendek. <bat ini sangat mudah dititrasi. <bat ini diberikan dalam bentuk inuse intravena. 3itroprusside menurunkan preload, aterload, dan kebutuhan oksigen miokard. ndikasi utama penggunaan obat ini adalah pada keadaan hipertensi ensealopati, gagal jantung, diseksi aorta, dan krisis adrenergic. Eek samping paling penting dari obat ini adalah intoksikasi dengan thiocyanate !metabolic dari nitroprusside", yang dapat terjadi ketika obat ini diberikan lebih dari /H-46 jam, terlebih lagi pada pasien dengan gangguan ungsi ginjal dan hati. ntoksikasi thiocyanate dapat timbul dengan gejala mual, muntah, tinnitus, kram otot, hiperreIek, disorientasi dan psikosis. Pengobatan dari keracunan thiocyanate adalah dengan inuse hidrokobalamin dan sodium thiosulate, dan pada pasien gagal ginjal kronik cuci darah diindikasikan.nitroprusside dengan dosis tinggi dapat meningkatkan tekanan intracranial, yang dapat mengurangi kegunaannya pada pasien dengan komplikasi system sara pusat.
3itroglycerin
+erupakan venodilator kuat yang menurunkan preload, meningkatkan aliran darah koronaria melalui dilatasi pembuluh darah kolateral koronaria, menekan spasme arteri koronari, dan menurunkan kebutuhan oksigen jantung. ?osis yang lebih tinggi diperlukan untuk menyebabkan vasodilatasi arteri. 3itroglycerin merupakan obat
yang baik pada hipertensi krisis dengan penyakit jantung iskemik dan setelah coronary bypass. <bat ini dikontraindikasikan pada keadaan perdarahan serebral, karena dapat meningkatkan tekanan intracranial dan pada keadaan glaucoma sudut tertutup.
3ikardipin
3ikardipin adalah dihydropyridine calcium antagonist dengan onset dan durasi sedang, yang dapat dipakai pada hipertensi perioperati. 3ikardipin juga
menurunkan iskemik serebral. Eek samping nikardipin, yaitu takikardia, sakit kepala, mual, dan muntah. $ontraindikasi nikardipin adalah heart block, akut miokardial inark dan gagal ginjal.
enoldopam
+erupakan selekti agonis dopaminergik- reseptor, yang mempunyai eek vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke ginjal dan natriuresis yang sangat bermanaat bagi pasien dengan gagal ginjal. <bat ini mempunyai onset yang cepat. enoldopam harus diberikan secara drip dan bukan bolus. <bat ini tidak
menyebabkan rebound hypertension dan dapat dihentikan penggunaannya tanpa harus di tapering o atau dapat dihentikan pemberiaannya secara tiba-tiba.
$egunaan dari enoldopam mirip dengan nitroprusside, tetapi mempunyai keuntungan lebih, yaitu tidak diperlukan memonitor tekanan darah secara intraarterial. Tetapi enoldopam mahal dan banyak tidak tersedia di beberapa tempat. ndikasi utamanya adalah hipertensi berat dengan gagal ginjal dan gagal jatung akut. enoldopam dikontraindikasikan pada glaucoma. Eek sampingnya
adalah sakit kepala, Iushing, pusing, takikardi atau bradikardi, hipokalemi dan phlebitis local.
@abetalol
@abetalol merupakan nonselekti D- dan K-bloker dengan onset kerja yang cepat,
eek yang berkelanjutan dan toksisitas yang rendah. <bat ini menurunkan resistensi pembuluh darah perier tanpa reIe# peningkatan volume sistolik. Pemberian
labetalol tidak memerlukan intra-arterial 2P monitoring. ndikasi utamanya adalah hipertensi ensealopati dan krisis adrenergic. <bat ini dikontraindikasikan pada gagal jantung, heart block, dan penyakit paru obstruksi kronik.
Esmolol
+erupakan ultrarapid, short-acting D- selective adrenergic blocker tanpa aktivitas simpatomimetik interinsik. Pemberian esmolol memerlukan intra-arterial 2P
monitoring. Eek sampingnya dapat berupa trombophebitis dan ekstravasasi dari obat ini dapat menyebabkan nekrosis local. <bat ini dikontraindikasikan pada
toksisitas kokain ketika digunakan secara tunggal, dan pada gagal jantung, peyakit paru obstrukti kronik;asma, dan blok atrioventrikular.
0idralaFine
+erupakan vasodilator arterial langsung. <bat ini juga dapat memperbaiki aliran darah uterus. Eek sampingnya dapat berupa stimulasi simpatik, retensi natrium dan air, Iushing, nyeri kepala dan peningkatan intracranial. <bat ini diindikasikan hanya pada pre-eklamsia dan eklamsia dan dikontraindikasikan pada pasien dengan aterosklerotik koroner.
Phentolamine
+erupakan kompetiti, nonselekti K-bloker dan obat pilihan utama hanya pada krisis adrenergic !drug-induced atau sekunder karena pheochromocytoma". 'etelah pemberian secara bolus dengan dosis 7-: mg, tekanan darah menurun dalam beberapa menit.
!erme"
Penatalaksanaan pada $eadaan $husus $egawatdaruratan 3eurologi
0ipertensi ensealopatiL pada pasien dengan hipertensi ensealopati, cerebral vascular autoregulation terganggu, menyebabkan kerusakan organic dari otak. >liran darah otak diatur dengan adanya batasan, sehingga peningkatan tekanan darah akan dikompensasi dengan vasokonstriksi pembuluh darah otak yang mencegah hiperperusi. Tetapi, jika mean arterial pressure meningkat tajam
melebihi batasan yang ada !biasanya sekitar H: mm0g pada pasien hipertensi", vasodilatasi pembuluh darah otak terjadi akibat perusi yang berlebihan. 'awar darah otak menjadi terganggu akibat micro-hemorrhages dan edema serebral. (ejala-gejalanya dapat berupa letargi, kebingungan, sakit kepala berat, gangguan melihat dan kejang, yang biasanya teratasi dengan penurunan tekanan darah selama 6/-/H jam. Perdarahan retina, eksudat atau papiledema dapat dilihat pada pemeriksaan unduskopi. Jika tidak diatasi dengan cepat, maka akan dapat
berakibat menjadi perdarahan otak sampai kematian.
Pengobatan harus ditujukan pada penurunan tekanan darah sebanyak 6:-678 atau penurunan tekanan diastolic menjadi ::-: mm0g pada -6 jam pertama. <bat-obatan yang biasanya digunakan adalah nikardipin, labetalol, clevidipin, dan
enoldopam. 3atrium nitroprusid sering digunakan walaupun terdapat kemungkinan adanya peningkatan tekanan intracranial. Penurunan cepat tekanan darah tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan hipoperusi otak yang dapat memperburuk status neurologic dan stroke.
*erebrovascular >ccidents !*=>"L pada pasien dengan stroke iskemik, penurunan tekanan darah secara cepat dapat menyebabkan hipoperusi pada daerah peri-inark yang berakibat pelebaran daerah peri-inark. <leh karena itu, pengobatan
M66: mm0g. 0ipertensi dapat dibiarkan selama 6/-/H jam. Pada pasien yang menerima trombolitik, pengaturan tekanan darah dilakukan lebih agresi !tekanan sistolik 5H: mm0g dan tekanan diastolic 5: mm0g" direkomendasikan untuk mencegah terjadinya perdarahan. Pada pasien dengan stroke hemoragik, >merican 0eart >ssociaton merekomendasikan untuk menjaga mean arterial pressure 5G: mm0g
Pada pasien dengan perdarahan subaraknoid, target tekanan darah masih controversial. Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan perdarahan berulang, sementara penurunan tekanan darah secara cepat menyebabkan
menurunnya perusi darah ke otak akibat vasospasme yang menyebabkan iskemia otak. 2eberapa penelitian menyarankan untuk mempertahankan mean arterial pressure 78 dibawah tekanan rata-rata, penelitian lain menyarankan terapi yang lebih agresi, yaitu mempertahankan puncak tekanan sistolik 6:8 dibawah rata-rata.
Pada pasien dengan cerebrovascular accident, labetalol atau nikardipin merupakan obat pilihan utama karena mempunyai eek yang minimal terhadap aliran darah otak dan tidak menyebabkan hipoperusi. 3imodipin juga sering dipakai pada
perdarahan subaraknoid untuk mencegah vasospasme arteriolar otak dan menjaga perusi otak.
$egawatdaruratan Jantung
0ipertensi emergensi dengan keterlibatan system kardiovasukular dapat
menyebabkan tiga macam keadaan klinis, yaitu sindrom koronari akut !'$>", >cute ?ecompesated 0eart ailure !>?0" dan diseksi aorta.
'indrom $oronari >kut
Pasien dengan '$> mempunyai gejala nyeri dada prekordial. Presentasi klinis '$> dapat terbagi menjadi unstable angina, non 'T-segment elevation myocardial inarction atau 'T-segment elevation myocardial inarction. (ambaran
elektrokardiogram dapat menunjukkan tanda dari hipertro% ventrikel kiri dan;atau perubahan segmen 'T yang sesuai dengan iskemia. Pada pasien ini, lonjakan akut adrenergic menyebabkan peningkatan tekanan darah dan takikardia dan
peningkatan kebutuhan oksigen jantung. Pada beberapa pasien, peningkatan tekanan darah sendiri dapat menyebabkan ketidakcocokan antara supply dan kebutuhan oksigen jantung melalui kerja jantung yang meningkat. Tujuan dari pengobatan, yaitu penurunan secara bertahap tekanan darah pasien untuk mengoptimasi ungsi jantung dan gejala-gejala yang timbul. Pemberian mor%n secara intravena dan nitrogliserin sublingual dapat diberikan sambil menentukan manajemen lebih lanjut. Pemberian nitrogliserin dan labetalol secara intravena merupakan pilihan baik pada keadaan ini. <bat-obat tersebut merupakan anti-angina yang menurunkan kerja jantung secara signi%kan dan memperbaiki gejala. $arena pasien dengan iskemia kardiak akut rentan untuk menjadi aritmia, labetalol
mempunyai keuntungan karena eek beta-blokingnya. Pemberian nitroprusid secara = dihindari pada keadaan ini karena dapat memperburuk iskemia akibat dari
coronary steal phenomenon.
>cute ?ecompesated *ongestive *ardiac ailure
Pasien dengan >?0 dapat bergejala sebagai sesak naas dengan onset cepat dengan atau tanpa nyeri dada. Terdapat beberapa keadaan yang menyebabkan >?0 dan hipertensi emergensi. ?iseksi aorta akut dapat berhubungan dengan katub aorta dan menyebabkan insu%siensi katub aorta, yang berujung pada gagal jantung akut dan edema pulmoner. Pasien dengan stenosis arteri renalis dapat
menyebabkan hipertensi akut dan berujung kepada >?0 dengan edema pulmoner. Pasien ini biasanya euvolemik. Pasien dengan gangguan ungsi sistolik dan;atau diastolic dan riwayat hipertensi yang tidak dikontrol dapat mempunyai gejala hipertensi akut yang berujung edema pulmoner. Pasien ini biasanya kelebihan cairan. @oop diuretic !urosemid, bumetanide, dan torsemid" dapat diberikan pada pasien yang hipervolemik dan dapat menurunkan tekanan darah. Penggunaan
diuretic pada pasien yang tidak kelebihan cairan dapat menyebabkan dehidrasi dan renal injury. 3itroprusid dan nitrogliserin merupakan obat yang bagus untuk
manajemen tekanan darah pada >?0. @abetalol dan nikardipin = merupakan kontraindikasi relative pada pasien dengan gangguan sistolik, tetapi dapat digunakan jika obat yang lain tidak eekti. Penurunan cepat tekanan darah sebanyak 6:8 dalam jam pertama sangat baik untuk memperbaiki perorma jantung dan penurunan selanjutnya sampai ke tekanan darah normal dapat dicapai
pada 9 jam berikutnya. ?iseksi >orta >kut
Pasien dengan keadaan ini dapat muncul dengan gejala nyeri dada akut.
Pembacaan tekanan darah yang tidak sama antara kedua tangan dan;atau adanya pelebaran mediastinum yang terlihat pada oto rontgen dada merupakan petunjuk untuk mendiagnosis diseksi aorta. Tidak seperti keadaan yang lain, tujuan
pengobatan pada keadaan ini adalah dengan cepat menurunkan tekanan darah sampai ke normal. 3itroprusid = merupakan obat pilihan utama dalam keadaan ini. Jika nitroprusid dipilih, kombinasi dengan beta bloker sangat penting dilakukan.
<bat lain yang eekti untuk keadaan ini adalah labetalol dan nikardipin. Jika diagnosis adalah diseksi aorta tipe >, maka pengobatan de%nitinya adalah pembedahan, yang harus dilakukan dengan cepat.
>cute $idney njury
Perburukan secara akut dari ungsi ginjal selama manejemen hipertensi emergensi merupakan enomena yang sering terjadi, terebih pada pasien dengan gagal ginjal kronik. 0al ini sering kali terjadi secara sekunder akibat hasil penurunan tekanan darah daripada komplikasi peningkatan tekanan darah akut. Tingkat ideal
?irekomendasikan untuk menurunkan tekanan darah sebanyak :-6:8 dari mean arterial pressure selama -6 jam pertama dan :-78 selama 9-6 jam berikutnya. <bat yang ideal untuk hipertensi kronik pada gagal ginjal kronik masih kontroversi. 3itroprusid sering kali digunakanN walaupun mempunyai risiko tinggi keracunan sianida pada pasien gagal ginjal. enoldopam-dopamin--agonis menunjukkan perbaikan natriuresis, dieresis dan klirens kreatinin dibandingkan dengan
nitroprusid pada beberapa penelitian dan lebih banyak dipilih sekarang pada pasien gagal ginjal.
0ipertensi Emergensi pada $ehamilan
Pasien dengan Pregnancy nduced 0ypertension !P0" dapat berupa pre-eklamsia atau eklamsia. Terapi awal dengan magnesium sulat direkomendasi untuk
pro%laksis kejang. +elahirkan merupakan terapi utama dari eklamsia. Penurunan tekanan darah ke tingkat yang aman dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya penurunan cepat sehingga tidak terjadi perdarahan otak. >merican *ollege o <bstetricians and (ynecologist merekomendasikan untuk
mempertahankan tekanan darah antara /:-9: mm0g dan tekanan diastolic antara :-:7 mm0g. 0idralaFine dan niedipin oral sudah lama digunakan untuk P0. Tetapi, data terbaru menyarankan penggunaan labetalol = dan nikardipin lebih aman dan eekti untuk P0.
0ipertensi Emergensi akibat $elebihan $atekolamin
0ipertensi emergensi akibat kelebihan katekolamin biasanya terjadi karena G
penyebab klinis, yaitu pheochromocytoma, monoamine o#idase inhibitor crisis dan penyalahgunaan obat seperti kokain. Pengobatan diawali dengan ala bloker
!phentolamine =" dan beta bloker ditambahkan jika perlu. 2eta bloker tidak boleh digunakan pertama karena blockade reseptor adrenergic vasodilator perier secara teori akan menstimulasi reseptor ala adrenergic, menyebabkan peningkatan cepat tekanan darah. Pada cocain induced hypetension beta bloker meningkatkan
vasokonstriksi koroner, denyut jantung dan tekanan darah. Penurunan tekanan darah menggunakan obat lain seperti nikardipin, enoldopam, verapamil atau phentolamin dalam kombinasi dengan verapamil tidak bisa digunakan.