TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI PERBINCANGAN PADA INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC)
Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Program Pascasarjana
Oleh:
ENI KURNIANINGSIH S200160120
PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018
TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI PERBINCANGAN PADA INDONESIA LAWYERS CLUB
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tiga tujuan. (1) Mendeskripsikan wujud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (2) Mendeskripsikan maksud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (3) Mendeskripsikan strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis wujud, makna, dan strategi tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung tindak telakar pada acara Indonesia Lawyer Club (ILC). Sumber data dalam penelitian ini adalah
tuturan-tuturan dari pembawa acara program Indonesia Lawyer Club (ILC). Teknik yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik catat. Pengumpulan data dilakukan
dengan menyimak tuturan pada wacana pembawa acara pada program Indonesia
Lawyer Club (ILC). Metode simak ini diikuti dengan teknik rekam. Teknik analisis data yang akan digunakan oleh peneliti menggunakan metode padan. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Wujud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC) ada empat macam. (a) Tindak tutur kelakar asertif, (b) tindak tutur kelakar direktif, (c) tindak tutur kelakar deklaratif, dan (d) tindak tutur kelakar ekspresif. (2) Maksud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC) ada sepuluh macam. (a) Melaporkan, (b) menyatakan, (c) menuntut, (d) meminta, (e) membri nasihat, (f) membela diri, (g) mengemukakan pendapat, (h) membual, (i) memprediksi, (j) dan memerintah. (3) Strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC) ada dua macam. (a) Strategi tindak tutur kelakar langsung, dan (b) strategi tindak tutur kelakar tidak langsung.
Kata Kunci : tindak tutur, kelakar, strategi tindak tutur, wacana penutup, ILC
ABSTRACT
The objectives of the study are three. (1) Describe the form of jokes discussion session on Indonesia Lawyers Club (ILC). (2) Describes the meaning of the follow-up discussion session at the Indonesia Lawyers Club (ILC). (3) Describe the strategy of speech acts as a discourse to cover the discussion session at Indonesia Lawyers Club (ILC). This study used descriptive qualitative method. Subjects in this study were to identify and analyze the form, meaning, and strategy of joke as the discourse of the closing of the discussion session at Indonesia Lawyers Club (ILC). The data in this study is a speech that contains acts of telakar at the event of Indonesia Lawyer Club (ILC). The data source in this research is the speeches of the program host of Indonesia Lawyer Club (ILC). Technique done in this research is technique note. Data collection was done by listening to the speech on the discourse of the host on the Indonesia Lawyer Club (ILC) program. This method is
followed by recording technique. Data analysis techniques to be used by researchers using the method of matching. The results of this study are (1) The form of a joke discussion session in Indonesia Lawyers Club (ILC) there are four kinds. (a) Acting assertiveness assertiveness, (b) speech acts in a juxtaposition, (c) declarative jokes, and (d) expressive speech acts. (2) The meaning of the follow-up discussion session at the Indonesia Lawyers Club (ILC) is ten kinds. (a) To report, (b) to declare, (c) to demand, (d) to request, (e) to advise, (f) to defend himself, (g) to express an opinion, (h) to boast; (i) to predict; ) and ruled. (3) The strategy of acts of speech as a discourse to cover the discussion session at Indonesia Lawyers Club (ILC) there are two kinds. (a) Direct speech acting strategy, and (b) indirect action strategy.
Keywords: acts of speech, jokes, speech acts strategy, discourse cover, ILC
1. PENDAHULUAN
Berbagai acara yang mengandung unsur humor menjadi tren di era modern saat ini. Penyimpangan prinsip kesantunan sangat sering terjadi. Mereka tidak mengindahkan adanya prinsip kesantunan dalam melakukan komunikasi tersebut. Antara penutur dan petutur hanya mementingkan unsur Selain pelanggaran prinsip kesantunan, pelanggaran prinsip kerja sama juga sering terjadi. Diperlukan suatu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur mengatur dan mengontrol apa yang ingin mereka katakan dan disesuaikan dengan orang yang mereka ajak bicara, di mana, kapan, dan dalam keadaan apa. Hal ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dalam berkomunikasi (Wijana, 2004:56).
Prinsip kelakar telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam dunia politik. Pembentukan cermin seorang politikus dinilai sangat penting dalam berpolitik. Hal ini menjadi alasan paling kuat dalam penerapan kelakar. Penggambaran ini berkaitan dengan penilaian dari tokoh politik oleh masyarakat. Prinsip kelakar merupakan salah satu strategi komunikasi untuk mengakrabkan suasana tanpa mengandung makna menyinggung perasaan atau merugikan. Penerapan prinsip kelakar dinilai lebih nyaman digunakan oleh seorang penutur dan lawan tutur.
Tuturan-tuturan yang dituturkan seorang politikus memiliki dampak yang sangat kuat terhadap pengaruh perubahan sikap yang akan dilakukan. Oleh karena itu, tuturan dalam dunia politik harus bijaksana serta tidak
menimbulkan kekeliruan presepsi atau asumsi antar politikus. Ketidakpahaman dan kekeliruan presepsi antar seorang penutur dan mitra tutur, dalam hal ini adalah seorang politikus akan berdampak buruk. Dampak yang dihasilkan selain antar individu juga antar partai.
Banyak program hiburan di televisi yang tidak memperhatikan efek yang akan didapatkan. Program hiburan yang hanya berjoget-joget, bernyanyi, permainan yang tidak ada unsur pendidikan, seperti memukul peserta games dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran bagi penontonnya. Program tersebut memberikan hiburan yang tidak mendidik, apalagi jika dilihat oleh anak yang masih dibawah umur, karena akan memberikan dampak pasikologis bagi sang anak. Penulis memilih program ILC karena program tersebut memiliki makna tersirat dan dampak perubahan sikap positif yang akan ditimbulkan oleh masyarakat, khususnya para politikus.
Peneliti tertarik menganalisis tindak kelakar pada sesi perbincangan ILC. Indonesia Lawyers Club (ILC) merupakan salah satu acara dialog interaktif yang didalamnya terdapat tindak kelakar. Topik yang diangkat dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) ialah topik yang dapat diperdebatkan oleh pembicara satu dengan pembicara lain. Arti kata topik dalam dialog interaktif ILC ini adalah topik yang kontroversial yang dapat menimbulkan pro dan kontra. Kita bisa melihat dari judul acara “Indonesia Lawyers Club” yang jika di bahasa Indonesiakan adalah kumpulan pengacara Indonesia. Sudah tentu objek yang diperbincangkan adalah hukum-hukum yang berlaku di Indonesia. Tujuan program Indonesia Lawyers Club (ILC) untuk memberikan fakta kepada masyarakat mengenai kasus-kasus yang terjadi dan dilihat dari sisi hukum Indonesia.
Untuk membuktikan bahwa dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) terdapat tindak kelakar pragmatik perlu dilakukan identifikasi, klasifikasi, tafsir, dan analisis makna deskripsi. Teori yang digunakan adalah teori pragmatik. Yule (2006:3) menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar
(atau pembaca). Sebagai akibatnya studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan turunan-turunannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan sendiri.
2. METODE
Berdasarkan metodenya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Sugiyono (2013:13) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah data penelitian berkenaan dengan interpretasi data yang ditemukan di lapangan. Pada penelitian ini peneliti memilih objek penelitian yaitu tindak kelakar pada acara Indonesia Lawyer Club (ILC). Subjek dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis wujud, maksud, dan strategi tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC).
Sutopo (2006:35-47) mengatakan bahwa data pada dasarnya merupakan bahan mentah yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti dari dunia yang dipelajari. Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung tindak kelakar pada acara Indonesia Lawyer Club (ILC). Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan dari pembawa acara program Indonesia Lawyer Club (ILC). Pengumpulan data dilakukan dengan menyimak tuturan pada wacana pembawa acara pada program Indonesia Lawyer Club (ILC). Teknik analisis data yang akan digunakan oleh peneliti menggunakan metode padan. Sudaryanto (1993:13-15) menyatakan bahwa metode padan merupakan analisis data yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan hasil kajian yang telah dilakukan peneliti terhadap tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC).
3.1Gambaran Umum Penelitian
Hasil penelitian ini didapatkan dari data yang bersumber dari tuturan sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). Indonesia Lawyer Club
(ILC) yang sebelumnya bernama Jakarta Lawyers Club merupakan program talkshow yang disiarkan di TV One. Program ini menampilkan perbincangan mengenai masalah hukum dan kriminalitas selama 2 jam dan dipandu oleh pembawa acara sekaligus wartawan terkenal, yakni Karni Ilyas. Acara ini disiarkan setiap Selasa pukul 19:30 WIB dan Sabtu pukul 19:00 WIB. Sejak 25 April 2017 dikarenakan ada perubahan format TV One yang tadinya berfokus pada program warta berita saja, sekarang ditambahkan dengan unsur entertainment.
Topik yang diangkat dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) ialah topik yang dapat diperdebatkan oleh pembicara satu dengan pembicara lain. Arti kata topik dalam dialog interaktif ILC ini adalah topik yang kontroversial yang dapat menimbulkan pro dan kontra. Kita bisa melihat dari judul acara “Indonesia Lawyers Club” yang jika di bahasa Indonesiakan adalah kumpulan pengacara Indonesia. Sudah tentu objek yang diperbincangkan adalah hukum-hukum yang berlaku di Indonesia. Tujuan program Indonesia Lawyers Club (ILC) untuk memberikan fakta kepada masyarakat mengenai kasus-kasus yang terjadi dan dilihat dari sisi hukum Indonesia.
3.2 Wujud Tindak Tutur Kelakar
3.2.1 Tindak Tutur Kelakar Asertif
(1a) Eksplikatur
Pn: “Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas sehingga surga dunia akan diubah menjadi surga akhirat”.
Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Syarif pada Kamis, 21 Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan tersebut dituturkan oleh salah satu anggota DPRD DKI Jakarta F-Gerindra bernama Syarif.
Tuturan di atas mengandung tindak tutur kelakar asertif. Dikatakan tindak tutur asertif karena semata-mata hanya memberitahukan bahwa Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhlas.
(1b) Eksplikatur
Pn: “Lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat yang bisa dikatakan surga untuk orang yang mengunjunginya”. Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Bestari Barus pada
Kamis, 21 Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan tersebut dituturkan oleh salah satu anggota DPRD DKI Jakarta F-Nasdem bernama Bestari Barus. Tuturan di atas mengandung tindak tutur kelakar asertif. Dikatakan tindak tutur asertif karena semata-mata hanya menegaskan bahwa lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat
yang memberikan pelayanan-pelayanan tertentu kepada
pelanggannya.
3.2.2 Tindak Tutur Kelakar Direktif
(1a) Eksplikatur
Pn: “Mengapa apartemen-apartemen sejenisnya tidak dikikis juga? Padahal fungsinya juga sama seperti Alexis yang berkelut dengan setan berwujud manusia?”.
Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Bestari Barus pada kamis, 21 Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan tersebut dituturkan oleh salah satu anggota DPRD DKI Jakarta F-Nasdem bernama Bestari Barus.
Tuturan di atas mengandung tindak tutur kelakar direktif. Dikatakan tindak tutur direktif karena berupa penuntutan Bestari Barus mengenai penutupan hotel Alexis.
(1b) Eksplikatur
Pn: “Izin reklame bertumpang tindih, tetapi mengapa kebenaran mematikan ilusi kita sendiri?”.
Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Rosa Vivien Ratnawati pada selasa, 12 Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan tersebut dituturkan oleh Direktur Sanksi Administrasi Penegakan Hukum bernama Rosa Vivien Ratnawati.
Tuturan di atas termasuk tindak tutur kelakar direktif. Dikatakan tindak tutur direktif karena berupa pembualan mengapa reklame mematikan daya khayal dan membuat sengsara nelayan.
1.2.3 Tindak Tutur Kelakar Deklaratif
(1a) Eksplikatur
Pn: “Alexis kini tak lagi exis, Djarot yang bertelur, Anies yang mengerami”.
Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Karni Ilyas pada kamis, 21 Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan tersebut dituturkan oleh Karni Ilyas saat menutup acara ILC. Tuturan di atas termasuk tindak tutur kelakar deklaratif. Dikatakan tindak tutur deklaratif karena berupa sebuah pembaptisan kepada Djarot dan Anies.
3.2.4 Tindak Tutur Kelakar Ekspresif
(1a) Eksplikatur
Pn: “Pokoknya kita laksanakan semua janji”.
Konteks: Tuturan di atas Anies Baswedan pada selasa, 12 Desember 2017 pada pukul 19.30 WIB. Tuturan tersebut dituturkan oleh Gubernur DKI Jakarta bernama Anies Baswedan.
Tuturan di atas termasuk tindak tutur kelakar ekspresif. Dikatakan tindak tutur deklaratif karena berupa pembelaan diri untuk menepati janji kepada nelayan.
1.3 Maksud Tindak Kelakar 3.3.1 Melaporkan
(1a) Eksplikatur
Pn: “Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas sehingga surga dunia akan diubah menjadi surga akhirat”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar melaporkan, yaitu melaporkan bahwa hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhlas. Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen 1 ketika Karni
Ilyas mengizinkan Syarif untuk berargumen. Syarif menyampikan informasi dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah melaporkan bahwa .kemaksiatan akan diubah menjadi akhlak yang
mulia melalui perubahan sistem hotel Alexis. Syarif
menyampaikan dengan situasi santai.
3.3.2 Menyatakan
(1a) Eksplikatur
Pn: “Lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat yang bisa dikatakan surga untuk orang yang mengunjunginya”. Tuturan tersebut mengandung makna kelakar menyatakan. Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen 1 ketika Bestari Barus menambahkan argumen yang dikatakan Syarif sebelumnya. Bestari Barus menyampikan informasi dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah Bestari Barus menyampaikan informasi bahwa di lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat atau bisa dikatakan pijat plus-plus. Artinya, pengunjung mendapat fasilitas lebih, yaitu kenikmatan dunia yang disajikan oleh beberapa wanita. Bestari Barus menyampaikan dengan nada emosi.
1.3.3 Menuntut
(1a) Eksplikatur
Pn: “Mengapa apartemen-apartemen sejenisnya tidak dikikis juga? Padahal fungsinya juga sama seperti Alexis yang berkelut dengan setan berwujud manusia?”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar menuntut. Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen II ketika Karni Ilyas mengizinkan untuk mengungkapkan pendapatnya. Bestari Barus menuntut tentang sistem kebijakan Alexis dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah penuntutan Bestari Barus mengenai ketidakadilan pada apartemen yang memiliki fungsi sama dengan Alexis. Pertanyaan yang masih menjadi belum bisa terjawab.
3.3.4. Meminta
Pn:“Kami sebagai warga teluk Jakarta mengelola secara turun-temurun, kami perlu diwongke, kami juga punya hak”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar meminta. Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen III ketika Iwan Chamidi selesai mengungkapkan gagasannya. Tahir sebagai nelayan Kali Baru menuntut pemerintah tentang proyek reklamasi dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah permintaan kepada pemerintah untuk menghargai hak para nelayan, karena warga nelayan teluk Jakarta mengelola laut tersebut secara turun-temurun.
3.3.5 Memberi Nasihat
(1e) Eksplikatur
Pn:“Reklamasi akan membawa dampak lingkungan, seharusnya dengan pemerintahan Jokowi segera dilakukan tindakan untuk menyelesaikan aturan-aturan mengenai reklamasi”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar memberi nasihat. Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen II ketika Karni Ilyas meminta Susi Pudjiastuti menyampaikan gagasannya. Susi Pudjiastuti memberikan masukan kepada pemerintah dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah nasihat agar dilakukannya tindakan untuk menyelesaikan permasalahan reklamasi, karena reklamasi membawa dampak buruk bagi nelayan.
3.3.6 Membela diri
(1a) Eksplikatur
Pn: “Pokoknya kita laksanakan semua janji”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar membela diri. Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen II ketika Tahir seorang nelayan Kali Baru bertanya tentang janji Anies Baswedan untuk mensejahterakan kehidupan warga nelayan. Anies Baswedan
membela dirinya dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah bahwa nelayan menagih janji Anies Baswedan terhadap kesejahteraan nelayan pasca reklamasi. Keumudian Anies Baswedan membela diri akan menepati janjinya kepada nelayan.
3.4 Strategi Tindak Tutur Kelakar
3.4.1 Strategi Tindak Tutur Langsung
Strategi bertutur langsung dinyatakan secara langsung
menggunakan tipe-tipe kalimat sesuai dengan fungsi tipe kalimat tersebut (Prayitno, 2017:53).
(1) “Lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat yang bisa dikatakan surga untuk orang yang mengunjunginya”.
Tuturan (1) merupakan strategi tindak tutur langsung literal. Dikatakan strategi tindak tutur langsung literal karena tuturan tersebut menjelaskan realita sebenarnya yang terjadi dalam hotel Alexis. Kata dalam tuturan memiliki makna yang sama dengan maksud tuturan, yakni terdapat ruang pemijatan bagi pengunjung hotel Alexis. Pengunjung tersebut dapat menikmati fasilitas sesuai dengan tarif yang disediakan, salah satunya adalah seks bebas. (2) “Saya sangat menyayangkan kepada pemerintah pusat, yakni
Luhud Panjaitan. Dia sangat gegabah mengambil keputusan mencabut materium. Dia memberi ruang mewah kepada pengembang sementara rakyat yang terkena dampak tidak pernah dipikirkan”.
Tuturan (2) merupakan strategi tindak tutur langsung literal. Dikatakan strategi tindak tutur langsung literal karena tuturan tersebut menjelaskan bahwa Iwan Chamidi sangat menyayangkan dengan sikap Luhud Panjaitan yang gegabah mengambil keputusan mencabut materium. Kalimat dalam tuturan memiliki maksud yang sama dengan maksud tuturan, yakni bentuk protes terhadap nasib rakyat yang terkena dampak dari pencabutan materium.
3.4.2 Strategi Tindak Tutur Tidak Langsung
Strategi tindak tutur tidak langsung digunakan dengan cara mengubah fungsi jenis kalimat, misalnya untuk menyatakan perintah (Prayitno, 2017:54).
(1) “Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhlas sehingga surga dunia akan diubah menjadi surga akhirat”.
Tuturan (1) merupakan strategi tindak tutur tidak langsung tidak literal. Dikatakan strategi tindak tutur tidak langsung tidak literal karena tuturan tersebut menjelaskan makna yang tersirat dan kata dalam tuturan berlawanan dengan maksud tuturan. Artinya, hotel Alexis memiliki makna yang berlawanan antara kata yang dituturkan dengan maksud tuturannya, yakni hotel Alexis berisi hiburan malam yang identik dengan pelanggaran norma.
(2) “Kontrofersi reklamasi bak bola panas ditangan Alisandi”.
Tuturan (2) merupakan strategi tindak tutur tidak langsung literal. Dikatakan strategi tindak tutur tidak langsung literal karena tuturan tersebut memiliki maksud tersirat, yakni kontrofersi reklamasi bagaikan isu yang sedang hangat dan memiliki resiko tinggi. Jika kontrofersi reklamasi tersebut berhasil dikuasai maka akan mendapatkan keuntungan maksimal. Kata dalam tuturan tersebut memiliki maksud yang sama.
4. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasi kajian yang telah dilakukan dalam penelitian ini, peneliti menemukan tiga hal.
4.1 Wujud tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia lawyers club (ILC).
4.1.1Asertif
(1) Syarif: “Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas sehingga surga dunia akan diubah menjadi surga akhirat”.
Tuturan di atas terjadi pada Kamis, 21 Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan tersebut dituturkan oleh salah satu anggota DPRD DKI Jakarta F-Gerindra bernama Syarif.
“Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas sehingga surga dunia akan diubah menjadi surga akhirat” merupakan tindak tutur kelakar asertif. Dikatakan tindak tutur asertif karena semata-mata hanya memberitahukan bahwa Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhlas. Tuturan tersebut termasuk tuturan konteks sosial.
Temuan penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Fuente (2013) meneliti wujud tindak tutur kelakar pada parodi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) apa gesturalnya dan strategi prosodi yang digunakan dalam ekspresi ucapan spontan yang ironis, (2) apa adanya kontribusi relatif dari konteks wacana bersama dengan isyarat prosodic dan gestural persepsi ironi verbal, (3) memang ada perbedaan lintas bahasa dalam produksi dan persepsi penanda audiovisual menjadi ironis pidato, dan (4) apa korelasi saraf dari isyarat prosodi audiovisual yang terlibat dalam proses ironi verbal. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Fuente adalah sama-sama meneliti tindak tutur kelakar. Perbedaannya penelitian Fuente tidak meneliti maksud dan strategi tindak tutur kelakar.
Dalam temuan data bisa digambarkan dengan tabel berikut.
Wujud Ironi Jumlah
Data Sosial Politik Ekonomi
Asertif 20 7 8 5
Direktif 12 4 5 3
Deklaratif 9 3 4 2
Ekspresif 5 2 1 2
4.2 Maksud maksud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC).
(1)“Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas sehingga surga dunia akan diubah menjadi surga akhirat”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar melaporkan, yaitu melaporkan bahwa hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhlas. Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen 1 ketika Karni Ilyas mengizinkan Syarif untuk berargumen. Syarif menyampikan informasi dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah melaporkan bahwa .kemaksiatan akan diubah menjadi akhlak yang mulia melalui perubahan sistem hotel Alexis. Syarif menyampaikan dengan situasi santai.
Temuan penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Dynel (2013) meneliti maksud dan strategi kelakar dalam drama. Hasil penelitian ini menunjukkan humor percakapan lazim dalam wacana dramatis, memanifestasikan dirinya dalam angka-angka retoris (misalnya metafora kreatif atau ironi) dan tipe pragmatis (misalnya menggoda), yang juga dapat dikategorikan tergantung pada apakah mereka menampilkan agresi yang asli atau tidak.
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Asertif Direktif Deklaratif Ekspresif
Sosial Politik Ekonomi
4.3 Strategi Tindak Kelakar sebagai Wacana Penutup Sesi Perbincangan pada ILC.
4.3.1 Strategi Tindak Kelakar Langsung
(1)“Lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat yang bisa dikatakan surga untuk orang yang mengunjunginya”.
Dikatakan strategi tindak tutur langsung literal karena tuturan tersebut menjelaskan realita sebenarnya yang terjadi dalam hotel Alexis. Kata dalam tuturan memiliki makna yang sama dengan maksud tuturan, yakni terdapat ruang pemijatan bagi pengunjung hotel Alexis. Pengunjung tersebut dapat menikmati fasilitas sesuai dengan tarif yang disediakan, salah satunya adalah seks bebas.
Temuan penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Kolinska (2008) meneliti kekuatan humor pada warga di Canada. Hasil penelitian menunjukkan strategi tindak tutur kelakar yakni (1)batas-batas ras, (2) sosial, dan ekonomi, (kembali), (3) menegosiasikan ketidakadilan sejarah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Kolinksa adalah sama-sama meneliti strategi tindak tutur kelakar.
Hasil penelitian ini ada tiga. (1) Wujud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (2) Maksud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (3) Strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC).
Berdasarkan hasil analisis data sesuai dengan penemuan penelitian, maka pembahasan yang berisi tentang uraian penjelasan mengenai hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian terdahulu yang diambil adalah penelitian yang dilakukan oleh Oshima (2000), Janet (2006), Davies (2007), Marjolein (2007), Supriatin (2007), Sugiyanto (2011), Kolinska (2008), Prayitno (2010), Kazarian (2011), Dynel (2013), Gonzales (2013), Fuente (2013), Angeleri (2014), Nugroho
(2014), Noor (2016), Budiawan (2016), Maria (2016), Subiyatiningsih (2017), Widya (2017) dengan topik penelitian mengenai wujud, maksud, dan strategi tindak kelakar.
Adapun hasil peelitian ini ada tiga. (1) Wujud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (2) Maksud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (3) Strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC).
5. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis mengenai tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC), ada tiga hal yang dapat dituliskan. (1) Wujud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC) ada empat macam. (a) Tindak tutur kelakar asertif, (b) tindak tutur kelakar direktif, (c) tindak tutur kelakar deklaratif, dan (d) tindak tutur kelakar ekspresif. (2) Maksud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC) ada sepuluh macam. (a) Melaporkan, (b) menyatakan, (c) menuntut, (d) meminta, (e) membri nasihat, (f) membela diri, (g) mengemukakan pendapat, (h) membual, (i) memprediksi, (j) dan memerintah. (3) Strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC) ada dua macam. (a) Strategi tindak tutur kelakar langsung, dan (b) strategi tindak tutur kelakar tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Angeleri, Romina dan Gabriella Airenti. 2014. “The Developmentof Joke and Irony Understanding: A study With 3-to 6-Year-Old Children”. Canadian Journalo. Vol.68. No.2. Hal. 133–146.
Astuti, Kusniah. 2015. “Tindak Kelakar dalam Komunikasi Verba”. Jurnal Bahasastra. No 1. Vol 9 (Oktober 2015). Hlm. 156-160.
Budiawan, Pambudi. 2016. “Kelakar dengan Ironi dalam Acara Buana Show di Indosiar”. Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra. No 7. Vol. 9. Hlm. 89-100. Chaer, Abdul. 2004. Sosiolinguistik (Perkenalan Awal). Jakarta: Rineka Cipta.
Davies, Christie. 2007. “Humour and Protest: Jokes under Communism. International Review of Social History”. Journal of Humor Research. No 15. Vol 52. Hal 291-305.
Dynel, Marta. 2013. Humorous Phenomena in Dramatic Discourse. The American Scholar. 12(14): 178-189.
Gunawan, Asim.2007. Pragmatik Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta. Penerbit Universitas Atmajaya.
Gonzales, Luis. 2013. D. The Interpreter´s Ultimate Challenge: Translation Journal and the Authors. 19 (2). pp. 179–186.
Hart, Marjolein’t. 2007. “Humour and Social Protest: An Introduction”. International Review of Social History. No. 15. Vol 52. Hal 1-20.
Holmes, Janet. 2006. “Sharing a Laugh: Pragmatic Aspects of Humor and Gender in the Workplace”. Journal of Pragmatics. No. 1. Vol 38. Hal 26-50. Kazarian, Mahela. 2011. “Jokes on Lebanese Social Society”. Indonesian Journal
of Applied Linguistics. Vol. 16. Issue 1 (Juli 2011). Hlm. 130-140.
Kazarian, Shahe S. 2011. “Humor in the Collectivist Arab Middle East: The Case of Lebanon. Humor: International” Journal of Humor Research. No. 3. Vol 24. Hal 329-348.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
_______. 2011. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.
Mahmudah. 2017. “Tindak Kelakar dalam Masyarakat Kultural” Lingua Jurnal Bahasa. Vol 9. N0 4. Hlm. 28-32.
Maria, Himatul. 2016. “Tindak Tutur Kelakar dalam Percakapan Antar Pedagang Asongan”. ISBN. 855-867. FKIP UMRAH Tanjung Pinang.
Marsudi, L. 2003. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Malang: UNM Press. Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya. _______. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Ngalim, Abdul; Harun Joko Prayitno, dkk. 2016. “English Indonesian Interference I Sosiolinguistic Learning Based O Lexico Of Electronic Communication Media”. Surakarta: MUP.
Noor, Khilyatin Ulin. 2016. “Prinsip Kelakar sebagai Strategi Perekat Komunikasi
dalam Wacana Indonesia Lawak Klub”. Tesis. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Nugroho, Setyo. 2014. “Tindak Kelakar dan Ironi pada Pemandu Acara Televisi: Kajian Pragmatik”. Tesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Oshima, Kimie 2000. “Ethnic Jokes and Social Function in Hawai’i. Humor: International”. Journal of Humor Research. No. 1. Vol 13. Hal 41-58. Kolinska, Klara. 2008. “Power Through Humour: Thomas King’s Strategies for
Decolonizing Canada”. Univerzita Karlova V Praze Filosofická Fakulta. Autor práce: Jaroslav Tuček.
Prayitno, Harun Joko. 2010. Perwujudan Prinsip Kerjasama, Sopan Santun, dan Ironi Para Pejabat dalam Peristiwa Rapat Dinas di Lingkungan Pemkot Berbudaya Jawa. Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 22, No. 1, Juni 2010: 30-46.
Prayitno, Joko Harun. 2017. Studi Sosiopragmatik. Surakarta. Muhammadiyah University Press.
Prayitno, Joko Harun, Abdul Ngalim, dkk. T. 2012. aksonomi Perwujudan Tindak Tutur Direktif Dalam Peristiwa Rapat Dinas Pejabat di Lingkungan Pemerintahan Surakarta Indonesia”. Makalah dalam Diskusi Pengembangan Akademik PPs MPB UMS, 2 Mei 2012.
Fuente, Santiago González. “Audiovisual Prosody and Verbal Irony”. Journal of Pragmatics. 38: 1557-1579.
Rahardi, R. Kunjana. 2004. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang : Dioma.
Rusminto, N.E. 2010. Memahami Bahasa Anak-Anak. Bandar Lampung:
Universitas Lampung
Rusminto, Nurlaksana Eko. 2010. Memahami Bahasa Anak-anak: Sebuah Kajian Analisis Wacana Panduan Bagi Guru, Orang Tua dan Mahasiswa Jurusan Bahasa. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
_______. 2013. “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)”. Bandung: Alfabeta.
Rochmat Budi Santosa, Harun Joko Prayito, dkk. 2017. Relevance Theory Perspectives In Interpreting Istifham In The Holy Qur’an A Study On Narrative Verses”. Laporan Penelitian Hikom Ditjen Dikti.
Sangidu. 2004. Metode Penelitian Sastra, Pendekatan Teori, Metode dan Kiat. Yogyakarta: UGM.
Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Subiyatningsih, Foriyani. 2017. “Prinsip Kelakar dan Prinsip Daya Tarik dalam Wacana Cakcuk”. Jurnal Linguisti Indonesia. Volume 45, Nomor 1, Juni 2017.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sugiyanto.2011.”Realesasi Kesantunan Berbahasa Antara Kepala Sekolah dengan Guru dan Staf SMA Muhamadiyah 4 Andong” ( Tesis) Surakarta: UMS Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
_______.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supriatin, Yeni Mulyani. 2007. “Kesantunan Berbahasa dalam Mengungkapkan Perintah.” Jurnal Linguistik Indonesia, Vol.25. No.12 Oktober 2007. Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan Terapannya
dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Widya, Kamila. 2017. “Tindak Tutur Kelakar dan Strateginya dalam Komunikasi Masyarakat Sunda”. Tesis. Universitas Andalas.
Wijana, I Dewa Putu. 2004. Kartun: Studi tentang Permainan Bahasa. Jogjakarta: Ombak
_______. 2010. Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yuniarti. 2010. “Kompetensi Tindak Tutur Direktif Anak Usia Prasekolah (Kajian pada Kelompok Bermain Anak Cerdas P2PNFI regional II Semarang).” Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.