• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 1

BAB IV

HASIL PENGUMPULAN DATA

DAN INFORMASI

4.1. PROFIL PELABUHAN OBYEK SURVEI

Dalam penelitian ini, beberapa pelabuhan yang dijadikan sebagai sampel, antara lain adalah Pelabuhan Belawan Medan, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Samarinda, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Manado, Pelabuhan Sorong, dan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Hasil pengumpulan data sekunder pada masing-masing pelabuhan obyek survei dapat dijelaskan sebagai berikut.

4.1.1. Pelabuhan Belawan Medan

Uraian mengenai Pelabuhan Belawan Medan, meliputi gambaran umum pelabuhan, kondisi geografis, fasilitas dan peralatan pelabuhan, fasilitas dan peralatan bongkar muat, data kunjungan kapal, data kinerja pelabuhan, data arus ekspor impor dan bongkar muat barang, data utilisasi pelabuhan, dan potret perekonomian kota Medan.

a. Gambaran Umum Pelabuhan Belawan

Pelabuhan Belawan adalah pelabuhan terbesar yang berada di wilayah PT. Pelindo I. Berdasarkan Keputusan Administrator Pelabuhan (Adpel) Utama Belawan Nomor UK.11/9/15/Ad.Blw-2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Teknis Operasional Kegiatan Pelayanan di Pelabuhan Belawan dinyatakan bahwa Pelabuhan Utama Belawan adalah merupakan pelabuhan samudera yang terbuka untuk umum juga merupakan gate way/pintu gerbang perekonomian bagi masyarakat Sumut, baik untuk melayani kegiatan kapal

(2)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 2 dalam negeri maupun kapal-kapal luar negeri selama 24 jam secara terus menerus.

Produksi hinterland Pelabuhan Belawan terdiri dari hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan seperti minyak sawit, inti sawit, karet, teh, tembakau, sayur-mayur, rotan dan kayu gergajian. Hampir seluruh produksi tersebut diekspor melalui Pelabuhan Belawan.

Gambar 4.1: Pelabuhan Belawan

Kota ini menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Bagi Kota Medan, kegiatan perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda perekonomian kota. Pelabuhan laut berperan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di suatu wilayah. Pelabuhan laut yang menjadi andalan Kota Medan adalah Pelabuhan Belawan yang berjarak 26 Km dari pusat kota. Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi perekonomian Kota Medan, namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara.

(3)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 3 Kegiatan ekspor dan impor Kabupaten/Kota lain dilakukan di pelabuhan ini yang dapat dilihat dari aktivitas bongkar muat barang setiap harinya.

Sampai saat ini Pelabuhan Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan penumpang dan barang termasuk terminal peti kemas. Kecenderungan berkembangnya jasa transportasi lewat laut ini memerlukan suatu fasilitas tambahan yang lebih memadai. Terbatasnya daya tampung barang di pelabuhan menuntut suatu pembangunan fasilitas dengan lokasi yang dekat dengan pelabuhan tetapi memadai. Sesuai dengan arahan perkembangan Kota Medan pada masa mendatang perlu dilakukan investasi pada bidang usaha peti kemas dan pergudangan tersebut.

b. Kondisi Geografis Pelabuhan Belawan

Pelabuhan Belawan berada pada wilayah administratif Kota Medan Propinsi Sumatera Utara (Sumut), tepatnya pada titik 03o47'00”LU dan 98o42'00”BT. Pelabuhan Belawan terletak 27 Km dari pusat kota, di mana juga terletak di Muara Sungai Belawan dan Sungai Deli. Sepanjang pantainya labil dan berlumpur.

Pengendapan atau sedimentasi rata-rata 3 Cm/hari dipengaruhi oleh Sungai Belawan dan Sungai Deli. Dimana debit air kedua Sungai tersebut rata-rata 331.924 M3 perbulan atau 11.064 M3 per harinya. Kecepatan arus juga dipengaruhi oleh kedua sungai tersebut ditambah dengan keberadaan Selat Malaka. Faktor musim juga mempengaruhi arah arus demikian juga kecepatannya. Di mana kecepatan arus pada saat tertinggi yaitu mencapai 3 Knot dan terendah 0,2 Knot. Untuk pasang surut dengan air tertinggi: 3,30 M LWS, air tinggi: 2,40 M LWS, air terendah: 0,50 M LWS.

c. Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan Belawan

Fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Belawan terdiri atas: dermaga, alur pelayaran, gudang dan lapangan penumpukan, terminal penumpang, dan peralatan pelabuhan.

(4)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 4 Gambar 4.2: Tata Letak Pelabuhan Belawan

1) Dermaga:

Fasilitas dermaga pelabuhan Belawan dapat terlihat sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Fasilitas Dermaga Pelabuhan Belawan

NO LOKASI PANJANG (m) LEBAR (m) DALAM (MLWS) MAX. DWT (T) 1 Belawan Lama 688,71 14,20 6 30.000 2 Ujung Baru 1.554,75 12,50 7 – 9 30.000 3 Ferry 115,00 5,00 7 30.000 4 Citra 625,00 14,30 6 – 7 20.000 5 IKD 150,00 25,00 6 – 7 20.000

(5)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 5 NO LOKASI PANJANG (m) LEBAR (m) DALAM (MLWS) MAX. DWT (T) 6 IKD 2 150,00 25,00 6 – 7 20.000 7 UTPK - Internasional 500,00 31,25 10 45.000 - Konvensional 350,00 26,20 10 45.000 Sumber: Pelindo I 2) Alur Pelayaran:

Fasilitas alur pelayaran, terdiri dari kondisi riil dan kebutuhan ideal alurnya.

• Kondisi riil

Panjang (M) : 13.000;

Lebar (M) : 100;

Kedalaman (MLWS) : 9,5 – 10,5.

• Kebutuhan Alur Ideal

Panjang (M) : 13.000;

Lebar (M) : 2 x 100;

Kedalaman (MLWS) : 12.

(6)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 6 3) Gudang dan Lapangan Penumpukan:

Tabel 4.2

Gudang dan Lapangan Penumpukan Pelabuhan Belawan

NO LOKASI UNIT LUAS (m2

) A GUDANG 1 Gudang Lini I • Belawan Lama 6 4.981,50 • Ujung Baru 9 28.774,12 • Citra 3 16.800 2 Gudang Lini II 3 Ujung Baru 3 3.457,00 4 Citra 1 675,00 5 CFS 3 6.999,00 6 CFS UTPK Gabion 4 11.470,00 B LAPANGAN PENUMPUKAN 1 Belawan Lama 7 11.480,12 2 Ujung Baru 8 23.435,80 3 Citra 7 25.175,84 4 IKD 1 9.390,00 5 CY 5 64.904,00 6 CY UTPK Gabion - 73.000,00 Sumber: Pelindo I 4) Terminal Penumpang:

Terminal penumpang di Pelabuhan Belawan terdiri dari terminal penumpang untuk internasional dan domestik.

• Internasional Luas (M2) : 539; Kapasitas (Orang) : 720. • Domestik Luas (M2) : 2.300; Kapasitas (Orang) : 2.230.

(7)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 7 5) Peralatan Pelabuhan:

Fasilitas peralatan pelabuhan Belawan sebagai berikut.

Tabel 4.3

Peralatan Pelabuhan Belawan

No JENIS KAPASITAS JML (Unit) KET 1 PERALATAN APUNG Kapal Tunda 2.400 PK 1 Baik 1.700 PK 1 Baik 1.600 PK 1 Baik 800 PK 1 Baik Motor Pandu 618 PK 3 Baik 275 PK 2 Baik 255 PK 1 Baik Motor Kepil 810 PK 1 Baik 150 PK 1 Baik 100 PK 1 Baik 2 PERALATAN DARAT Mobil Crane 10,0 Ton 1 Baik 40,0 Ton 2 Baik 15,0 Ton Baik 25,0 Ton Baik Forklift 35,0 Ton Baik 2,5 Ton 2 Baik 15,0 Ton 1 Baik 5,0 Ton 2 Baik 10,0 Ton 1 Baik

Crane Apung 40,0 Ton 1 Baik

Mobil PMK 60.000 Liter 3 Baik

3 OPERASI PETI KEMAS

Luas CY 54.600 m2 - Baik

Luas CFS 10.400 m2 - Baik

Reefer Flug 72 point - Baik

4 PERALATAN PETI KEMAS

Container Crane 30,0 Ton 4 Baik

Head Truck 40,0 Ton 10 Baik

(8)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 8

No JENIS KAPASITAS JML

(Unit) KET

Transtainer 40,0 Ton 7 Baik

Top Loader 30,5 Ton 2 Baik

Forklift

15,0 Ton 1 Baik

3,0 Ton 1 Rusak

2,5 Ton 3 Baik

Hooke Frame - 2 Baik

Fixed Spreader 40,0 Ton 4 Rusak

Telescopic

Spreader 30,5 Ton 5 Baik

Sumber: Pelindo I

d. Kunjungan Kapal di Pelabuhan Belawan

Data kunjungan kapal di Pelabuhan Belawan selama 5 tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4

Data Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Belawan

NO URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009

1 Luar Negeri Unit 1.570 1.306 1.318 1.734 1.476 GT 7.015.410 5.784.714 4.097.299 6.959.051 6.938.695 2 Dalam Negeri Unit 3.004 2.707 2.689 2.511 2.217 GT 9.442.668 3.478.529 10.919.112 7.115.965 7.706.426 JUMLAH Unit 4.574 4.013 4.007 4.245 3.693 GT 16.458.078 9.263.243 15.016.411 14.075.016 14.645.121 Sumber: Pelindo I

e. Kinerja Pelayanan Kapal Di Pelabuhan Belawan

Data kinerja pelayanan kapal di Pelabuhan Belawan selama 5 tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel berikut.

(9)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 9 Tabel 4.5

Data Kinerja Pelayanan Kapal Di Pelabuhan Belawan

No. URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009

A. KAPAL LUAR NEGERI

a. Turn Round Time (TRT) jam 31,62 76,02 88,60 114,54 114,72 b. Waiting Time (WT) jam 0,61 1,00 1,65 2,55 3,10 c. Postpone Time (PT) jam 5,61 16,36 15,76 33,96 23,96 d. Approach Time (AT) jam 2,36 2,00 2,06 2,17 2,321 e. Berthing Time (BT) jam 23,31 56,54 69,94 80,07 85,21 - Not Operation Time (NOT) jam 4,25 30,27 37,77 43,61 48,56 - Effective Time (ET) jam 16,61 25,86 30,95 35,89 36,28 - Idle Time (IT) jam 2,58 0,41 0,31 0,54 0,33

B. KAPAL DALAM NEGERI

a. Turn Round Time (TRT) jam 101,33 96,39 88,60 114,54 114,72 b. Waiting Time (WT) jam 0,88 1,74 1,65 2,55 3,10 c. Postpone Time (PT) jam 37,87 12,82 15,76 33,96 23,96 d. Approach Time (AT) jam 2,88 1,74 2,06 2,17 2,321 e. Berthing Time (BT) jam 58,86 79,94 69,94 80,07 85,21 - Not Operation Time (NOT) jam 19,27 47,03 37,77 43,61 48,56 - Effective Time (ET) jam 34,13 38,36 30,95 35,89 36,28 - Idle Time (IT) jam 6,48 0,55 0,31 0,54 0,33

Sumber: Pelindo I

f. Ekspor Impor dan Bongkar Muat Barang

Data ekspor impor dan bongkar muat di Pelabuhan Belawan selama 5 tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel berikut.

(10)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 10 Tabel 4.6

Data Volume Ekspor Impor dan Bongkar Muat Di Pelabuhan Belawan

NO URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009 A Luar Negeri 1 Impor Ton 4.251.096 4.505.600 3.813.200 4.418.290 3.614.892 2 Ekspor Ton 2.152.250 2.192.020 2.350.690 2.602.766 2.210.830 Jumlah Ton 6.403.346 6.697.620 6.163.890 7.021.056 5.825.722 B Dalam Negeri 1 Bongkar Ton 7.250.491 6.680.043 6.537.384 7.183.537 6.436.238 2 Muat Ton 840.095 474.127 750.807 768.761 743.942 Jumlah Ton 8.090.586 7.154.170 7.288.191 7.952.298 7.180.180 TOTAL Ton 14.493.932 13.851.790 13.452.081 14.973.354 13.005.902 Sumber: Pelindo I

g. Utilisasi Pelabuhan Belawan

Data utilisasi Pelabuhan Belawan selama 5 tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7

Data Utilisasi Pelabuhan Belawan

No. URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008

1 UTILISASI DERMAGA B O R % 70.59 71.56 61.94 66.90 B T P T/M 222.55 217.56 235.31 249.43 2 UTILISASI LAPANGAN Y O R % 1.05 1.00 1.13 1.20 Y T P T/M2 0.32 0.30 0.37 0.38 3 UTILISASI GUDANG S O R % 15.85 14.04 12.68 13.06 S T P T/M2 0.70 0.67 30.17 31.68 Sumber: Pelindo I

(11)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 11 h. Potret Perekonomian Kota Medan

Kota Medan merupakan kota besar sehingga menjadi daya tarik bagi investor. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Karena penduduk mengalami peningkatan dan berarti pula kebutuhan ekonomi juga akan bertambah. Hal ini hanya bisa diperoleh melalui peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau sering disebut PDRB atas dasar harga konstan setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDRB atas dasar harga konstan.

Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan tahun 2000 Kota Medan selama periode 2005-2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode yang sama, meningkat rata-rata di atas 7,77 persen. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai, selain relatif tinggi juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil.

Gambar 4.4: Salah Satu Sudut Kota Medan

Sementara itu, komposisi kontribusi sektor perekonomian Kota Medan mengalami perubahan ditandai oleh perubahan pada komposisi kontribusi

(12)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 12 sektor primer, sekunder dan tertier terhadap pembentukan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan. Proses perubahan tersebut didorong oleh proses akumulasi dan proses perubahan pola konsumsi masyarakat yang timbul bersamaan dengan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk. Struktur ekonomi Kota Medan yang demikian membuat kota ini dapat dianggap sebagai semi industrialized local.

Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing return to scale (relasi positif, antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi, relatif tetap. Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2005-2007 menunjukkan, pada tahun 2005 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03%, sektor sekunder sebesar 26,91% dan sektor primer sebesar 3,06%. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34%, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65% dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58%.

(13)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 13 Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70%, sekunder sebesar 28,37% dan primer sebesar 2,93%. Masing masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,98%, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65%, industri jasa pengolahan sebesar 16,58% dan jasa keuangan 13,41%.

Demikian juga pada tahun 2007, sektor tertier mendominasi perekonomian Kota Medan, yaitu sebesar 69,21%, disusul sektor sekunder sebesar 27,93% dan sektor primer sebesar 2,86%. Masing-masing lapangan usaha yang dominan memberikan kontribusi sebesar 25,44% dari lapangan usaha perdagangan/hotel/restoran, lapangan usaha transportasil telekomunikasi sebesar 19,02% dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28%.

Tabel 4.8

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan, Tahun 2005 – 2007

NO SEKTOR / LAPANGAN

USAHA 2005-2006 2006-2007

1 Pertanian 0,37 5,14

2 Pertambangan & Penggalian -6,05 -10,14

3 Industri Pengolahan 6,59 6,08

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5,39 -2,81

5 Kontruksi 11,01 6,43

6 Perdagangan, Hotel &

Restoran 6,15 5,94

7 Transportasi & Telekomunikasi 13,34 10,61 8 Keuangan & jasa Perusahaan 5,08 12,81

9 Jasa-jasa 6,34 6,83

PDRB 7,76 7,78

Sumber: Medan Dalam Angka, 2007

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2009 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 terjadi peningkatan sebesar 6,56% terhadap tahun 2008. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,22%. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan

(14)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 14 restoran 8,47%, sektor bangunan 8,22%, sektor jasa-jasa 7,42%, sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06%, sektor pertanian 4,18%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94%, sektor industri 1,71%, dan penggalian tumbuh 0,46%.

Besaran PDRB Kota Medan pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku tercapai sebesar Rp. 72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun. Terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2009 sebesar 6,56%, sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang perumbuhan sebesar 2,20% Disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 1,85%, sektor bangunan 0,91%, sektor jasa-jasa 0,76%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,43%, sektor industri 0,25%, sektor pertanian 0,10%, sektor listrik, gas dan air bersih 0,07%, dan sektor pertambangan dan penggalian menyumbang pertumbuhan 0,00%.

Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan pada tahun 2009 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai 36,20%, disusul oleh ekspor neto 30,53% (ekspor 50,82% dan impor 20,29%), pembentukan modal tetap bruto 20,61%, konsumsi pemerintah 9,54% dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,64%. PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai Rp. 34,26 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta.

4.1.2. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Uraian mengenai Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, meliputi gambaran umum pelabuhan, kondisi geografis, fasilitas dan peralatan pelabuhan, fasilitas dan peralatan bongkar muat, data kunjungan kapal, data kinerja pelabuhan, data arus ekspor impor dan bongkar muat barang, data utilisasi pelabuhan, dan potret perekonomian kota Surabaya.

(15)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 15 a. Gambaran Umum Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Pelabuhan Tanjung Perak berada di Kabupaten Surabaya Propinsi Jawa Timur dan berada pada posisi 112º44'100” – 112º32'40”BT, 7º11'50” – 70º13'20”LS. Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia, yang menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia, khususnya untuk Propinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial maka Pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran Kawasan Timur Indonesia.

Hinterland Pelabuhan Tanjung Perak meliputi seluruh wilayah Propinsi Jawa Timur serta sebagian Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hinterland Pelabuhan Tanjung Perak yang berpotensi antara lain:

• Rambipuji, kira-kira berjarak 200 Km dari Surabaya yang direncanakan mempunyai fasilitas petikemas utama;

SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) dengan total luas wilayah 476 Ha, berada sekitar 23 Km dari Pelabuhan Tanjung Perak, saat ini sudah digunakan secara penuh sejak tahun 1994 oleh ± 290 perusahaan;

Zone Kawasan Berikat (Export Processing Zone) yang berlokasi di PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang) dengan luas sekitar 500 Ha sekitar 60 Km dari Pelabuhan Tanjung Perak;

• Kawasan-kawasan industri tersebut merupakan pusat produksi berbagai jenis barang baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

(16)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 16 Gambar 4.5: DLKP/DLKR Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

b. Kondisi Geografis Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Pelabuhan Tanjung Perak adalah pelabuhan Surabaya yang terletak pada posisi 112043’22”BT dan 07011’54”LS, tepatnya di Selat Madura sebelah utara kota Surabaya. Daerah perairannya seluas 1.546,3 Ha dan daerah pelabuhannya seluas 574,7 Ha. Pelabuhan Tanjung Perak merupakan pelabuhan umum dengan status pengelolaannya adalah diusahakan.

Gambar 4.6: Situasi (Layout) Rencana Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak

(17)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 17 c. Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan Tanjung Perak

Fasilitas pelabuhan yang dimiliki Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, meliputi alur pelayaran, pemanduan, bunker, fasilitas terminal penumpang, dan lain-lain, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

Gambar 4.7: Denah Fasilitas Pelabuhan yang Ada Saat Ini

Fasilitas yang ada di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, terdiri dari:

1)

Alur Pelayaran:

Alur pelayaran barat merupakan alur utama memasuki pelabuhan Tanjung Perak yang panjangnya 24 mil laut, lebarnya 100 meter dengan kedalaman bervariasi antara 10 sampai 12 meter.

2)

Pemanduan:

Untuk menjamin keselamatan bagi kapal-kapal di area Pelabuhan Tanjung Perak telah disiapkan beberapa orang pandu. Mereka siaga di stasiun Karang Jamuang dan siap melayani tugas pemanduan selama

(18)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 18 24 jam. Untuk mendukung tugas pemanduan ini telah disiapkan beberapa kapal sebagaimana pada Tabel 4.9.

Gambar 4.8: Alur Pelayaran Pelabuhan Tanjung Perak

Tabel 4.9

Data Fasilitas Pemanduan Pelabuhan Tanjung Perak

NO NAMA UNIT TIPE KAPASITAS

1 Kapal Tunda 10 KT 800 – 2400 HP

2 Kapal Pandu 4 MP 350 – 960 HP

3 Kepil 5 MK 125 – 250 HP

Sumber: Adpel Tanjung Perak

3)

Bunker:

Pelayanan bunker dilakukan oleh Pertamina melalui pipa dermaga dan pelayanan bunker lainnya dilakukan oleh swasta melalui tongkang dan mobil tangki. Selain fasilitas tersebut ada beberapa fasilitas lain seperti

(19)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 19 fasilitas bongkar muat, pelayanan air bersih, pelayanan kesehatan, pemadaman kebakaran, docking, reparasi dan pembuatan kapal.

4)

Fasilitas Terminal Penumpang:

Di Pelabuhan Tanjung Perak terdapat 2 terminal penumpang untuk kapal penumpang umum yakni Terminal Gapura Nusantara dan Terminal Gapura Surya. Selain itu terdapat pula Terminal penumpang untuk Kapal Ro-Ro. Uraian lebih lanjut tentang terminal tersebut digambarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.10

Data Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak

NO

DESKRIPSI GAPURA

NUSANTARA GAPURA SURYA

1 Size (M2) 4.950 5.060

2 Draft (M LWS) – 9,0 – 9,0

3 Berth Length 325

4 Building Width (M2) 2.384 4.522

5 Apron Width (M) 15 15

6 Available For Economy Class

7 Room Capacity 1.500 1.000

8 Amanda Restoran - 300

9 Mushalla

Sumber: Adpel Tanjung Perak

5)

Terminal Penumpang Kapal Ro-Ro: Tabel 4.11

Data Kapasitas Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak

NO

DESKRIPSI SAT TANJUNG

PERAK A Size:

- Embarkasi M2 2.371,65

(20)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 20 NO

DESKRIPSI SAT TANJUNG

PERAK

- Teras Sisi Barat M2 294,25

- Kapasitas Penumpang 700 - Draft M LWS – 7,2 - Panjang Dermaga M 140 B Area Parkir - Truck M2 3.870 - Car M2 515 - Kendaraan ex Bongkaran M2 1.912

- Kapasitas Parkir Car 248

Sumber: Adpel Tanjung Perak

6)

Terminal Konvensional:

Tabel 4.12

Data Terminal Konvensional Pelabuhan Tanjung Perak

No DESKRIPSI KUANTITAS Dermaga Nilam 1 Luas 1,4 Hektar 2 Draft – 9,2 M LWS 3 Panjang Dermaga 860 M 4 Lebar Apron 15 M 5 Luas Gudang 18.235 M2

6 Jumlah Gudang 4 Unit

7 Luas Lapangan Penumpukan 14.125 M2

8 Peruntukan Antar Pulau ( CK, GC)

Dermaga Mirah 1 Luas 1,7 Hektar 2 Draft – 6,7 M LWS 3 Panjang Dermaga 640 M 4 Lebar Apron 20 M 5 Luas Gudang 13.700 M2

6 Jumlah Gudang 4 Unit

7 Luas Lapangan Penumpukan 15.965 M2

(21)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 21 No DESKRIPSI KUANTITAS Dermaga Kalimas 1 Luas 5,2 Hektar 2 Draft – 2,0 M LWS 3 Panjang Dermaga 2.270 M 4 Lebar Apron 20 M 5 Luas Gudang 4.180 M2

6 Jumlah Gudang 4 Unit

7 Luas Lapangan Penumpukan 3.900 M2

8 Peruntukan Kapal Lokal & Kapal Layar

Motor Sumber: Adpel Tanjung Perak

7)

Terminal Peti Kemas:

Fasilitas dan Peralatan Terminal Peti Kemas Surabaya digambarkan dalam tabel, sebagai berikut.

Tabel 4.13

Data Fasilitas dan Peralatan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Perak

No FASILITAS / PERALATAN SAT KUANTITAS

1 Panjang Dermaga M 1.450

2 Terminal Internasional Draft M LWS − 10,5

3 Terminal Domestik Draft M LWS − 7,5

4 Container Yard Ha 49

5 Container Freight Station M2 16.500

6 Quays Cranes Unit 10

7 RTG Unit 23

8 Reach Stacker 40 Ton Unit 3

9 Side Container Loader 7,5 Ton Unit 2

10 Sky Stacker 8 Ton Unit 2

11 Forklift Electric 2,5 Ton Unit 12

(22)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 22

13 Head Truck Unit 54

14 Chassis 20 Ft Unit 3

15 Chassis 40 Ft Unit 45

16 Chassis 45 Ft Unit 30

Sumber: Pelindo III

8)

Kapal Pandu:

Kapal pandu : 1 unit 2x380 HP dan 3 unit 2 x 490 HP; Kapal Tunda : 9 unit;

Kapal Kepil : 2 unit 150 HP dan 1 unit 240 HP; Kapal Tongkang : 3 unit;

Kapal Ukur : 1 unit 150 PK.

9)

Peralatan bongkar muat:

Crane : 1 unit 35 ton;

Forklift : 1 unit 2ton, 2 unit 2,5 ton, 2 unit 3 ton, 1 unit 5 ton, dan 2 unit 7 ton;

Head Truck : 5 unit 40 ton;

Chasis Combo : 2 unit 20' & 5 unit 40’; Spreader : 2 unit 20' dan 5 unit 40’; Transtainer : 2 unit 40 ton.

10)

Mobil PMK : 6 unit.

(23)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 23 Tabel 4.14

Data Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Tanjung Perak

NO URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009

1 Luar Negeri Unit 5,256 6,561 5,272 5,816 5,672 GT 80,880,294 84,953,046 81,874,488 90,075,974 87,537,355 2 Dalam Negeri Unit 69,735 64,257 68,005 69,002 66,808 GT 105,125,789 105,212,684 116,536,157 116,248,721 122,991,575

JUMLAH Unit 74,991 70,818 73,277 74,818 72,480 GT 186,006,083 190,165,730 198,410,645 206,324,695 210,528,930 Sumber: Pelindo III

e. Kinerja Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Tabel 4.15

Data Kinerja Pelabuhan Tanjung Perak

No. URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009

A. KAPAL LUAR NEGERI

a. Turn Round Time (TRT) JAM 73.00 78.00 79.00 55.50 60.57

b. Waiting Time (WT) JAM 2.00 1.00 3.00 1.17 0.91

c. Postpone Time (PT) JAM 4.00 21.00 15.00 7.00 4.67

d. Approach Time (AT) JAM 8.00 4.00 4.00 4.00 3.00

e. Berthing Time (BT) JAM 58.25 52.00 57.00 43.33 52.00 - Not Operation Time (NOT) JAM 6.67 9.00 8.00 4.00 5.67 - Effective Time (ET) JAM 47.00 39.00 43.00 35.33 42.00

- Idle Time (IT) JAM 4.58 4.00 6.00 4.00 4.33

B. KAPAL DALAM NEGERI

a. Turn Round Time (TRT) JAM 85.00 85.00 86.00 57.63 49.16

b. Waiting Time (WT) JAM 2.00 2.00 2.00 2.38 1.91

c. Postpone Time (PT) JAM 18.00 18.00 16.00 10.75 10.00

d. Approach Time (AT) JAM 4.00 4.00 3.00 4.00 2.00

e. Berthing Time (BT) JAM 61.00 61.00 65.00 40.50 35.25 - Not Operation Time (NOT) JAM 6.00 8.00 8.00 5.00 4.00 - Effective Time (ET) JAM 49.00 49.00 52.00 32.00 28.00

- Idle Time (IT) JAM 4.00 4.00 5.00 3.50 3.25

(24)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 24 f. Arus Ekspor Impor dan Bongkar Muat Barang Pelabuhan Tanjung Perak

Surabaya

Tabel 4.16

Ekspor Impor dan Bongkar Muat Barang Di Pelabuhan Tanjung Perak

NO URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009 A Luar Negeri 1 Impor Ton 5,543,580 6,495,549 7,181,407 6,484,979 5,836,880 2 Ekspor Ton 39,512,059 45,260,183 51,164,660 59,694,370 60,860,564 Jumlah Ton 45,055,639 51,755,732 58,346,067 66,179,349 66,697,444 B Dalam Negeri 1 Bongkar Ton 22,703,671 26,562,503 30,638,692 28,176,159 26,405,828 2 Muat Ton 14,823,802 12,314,468 14,846,134 21,203,345 17,807,741 Jumlah Ton 37,527,473 38,876,971 45,484,826 49,379,504 44,213,569 TOTAL Ton 82,583,112 90,632,703 103,830,893 115,558,853 110,911,013

Sumber: Pelindo III

g. Utilisasi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Tabel 4.17

Data Utilisasi Pelabuhan Tanjung Perak

Sumber: Pelindo III

No. URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009 1 UTILISASI DERMAGA B O R % 67 69 69 80 66 B T P T/M 1902 2716 2753 2803 2611 2 UTILISASI LAPANGAN Y O R % 11 5 10 56 61 Y T P T/M2 33 10 10 17 26 3 UTILISASI GUDANG S O R % 10 6 8 17 13 S T P T/M2 30 11 8 4 3

(25)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 25 h. Potret Perekonomian Kota Surabaya

PDRB Kota Surabaya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 PDRB Surabaya sebesar Rp. 61.659.66 Sementara pada tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi Rp. 69.627.20. Pada tahun 2008 PDRB Surabaya sebesar Rp. 141.490.66.

Tabel 4.18

PDRB Kota Surabaya Tahun 2003-2008

NO TAHUN PDRB (dalam Juta Rupiah)

1 2003 61,659.66 2 2004 69,627.20 3 2005 79,708.06 4 2006 96,386.84 5 2007 112,358.85 6 2008 141,490.66

Sumber: Bappeko Kota Surabaya

Perkembangan perekonomian kota Surabaya akhir–akhir ini sangat pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Surabaya yang semakin berkembang pesat dan semakin banyaknya gedung–gedung perkantoran bertingkat dibangun di kota Surabaya yang mengisyaratkan bahwa Surabaya telah bergerak menjadi kota tujuan untuk berbisnis. Hal tersebut menyebabkan Kota Surabaya menjadi salah satu kota tujuan utama terbesar di Indonesia khususnya Indonesia Timur sebagai tempat tujuan untuk berbisnis.

4.1.3. Pelabuhan Samarinda

Uraian mengenai Pelabuhan Samarinda, meliputi gambaran umum pelabuhan, kondisi geografis, fasilitas dan peralatan pelabuhan, fasilitas dan peralatan bongkar muat, data kunjungan kapal, data kinerja pelabuhan, data arus ekspor impor dan bongkar muat barang, data utilisasi pelabuhan, dan potret perekonomian kota Samarinda.

(26)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 26 a. GambaranUmum Pelabuhan Samarinda

Pelabuhan Samarinda yang berada di kota Samarinda, tepatnya terletak di tepian sungai Mahakam. Pada tahun 1668 awalnya Samarinda di tempati oleh orang-orang Bugis Wajo, karena saat itu kerajaan Gowa telah dikuasai oleh Belanda dan tidak menyetujui perjanjian Bongaya antara Sultan Hasanuddin dan VOC Belanda.

Gambar 4.9: Peta Lokasi Pelabuhan Samarinda

Pada tahun 1844 ditandainya Kalimantan Timur di bawah Pemerintahan Belanda, Samarinda terus berkembang dan telah dikenal serta menarik para pedagang maupun pelaut dari Cina, India, karena sekitar sungai Mahakam kaya akan hasil-hasil emas, sarang burung. Madu, lilin lebah, gaharu, bulu burung yang indah, hasil hutan lainnya, dan juga terdapat minyak kental (Napta) yang dijual belikan secara barter dengan mata uang koin. Pada masa penjajahan Belanda sudah dibangun dermaga dari kayu selain menghubungkan antara Samarinda Ilir dan Samarinda Seberang juga dipakai kegiatan bongkar muat barang. Pada tahun 1978 setelah melihat arus bongkar muat barang dan kunjungan kapal meningkat dari waktu ke waktu, Pemerintah

(27)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 27 Republik Indonesia memperluas Pelabuhan Samarinda dengan beton bertulang, dan pondasi tiang pancang.

Gambar 4.10: Suasana Pelabuhan Samarinda

Pelabuhan Samarinda merupakan salah satu pelabuhan yang berada di Kalimantan Timur dengan luas daratan 211.440 Km2. Pelabuhan Samarinda merupakan salah satu pelabuhan yang berada di Kalimantan Timur dengan luas daratan 211.440 Km2.

Kalimantan Timur merupakan salah satu propinsi di wilayah Indonesia bagian Timur yang mempunyai potensi sumber daya alam yang melimpah seperti migas dan batu bara dari hasil tambang, kayu, dan rotan dari hasil hutan, serta kelapa sawit dari hasil perkebunan. Peran pelabuhan sangatlah dominan, di samping sebagai terminal dan pintu gerbang arus barang, penumpang serta hewan juga sebagai penunjang dan pemacu pertumbuhan perekonomian di Kalimantan Timur.

(28)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 28 Gambar 4.11: DLKP/DLKR Pelabuhan Samarinda

Wilayah dan kawasan perairan Pelabuhan Samarinda yang terletak di sepanjang sungai mahakam dengan luas 11.032 Ha dengan kedalaman alur rata-rata 5.50 M mudah terjadi pendangkalan karena keadaan tanah dasar pasir berlumpur. Oleh karena itu, telah dilakukan pengerukan setiap tahun oleh Pemda Propinsi Kaltim melalui anggaran APBN. Pelabuhan Samarinda dengan wilayah kerja pelabuhan seluas 44.297 M2 tergolong salah satu pelabuhan yang tersibuk di wilayah kerja PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero). Hal ini terlihat dari pencapaian kinerja operasional Pelabuhan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, yang telah mengalami perkembangan terutama arus barang petikemas realisasi tahun 2007 sebesar 145.554 TEUs atau kenaikan 10.74% dari tahun 2005 sebesar 131.433 TEUs.

Seiring dengan perkembangan sistem perdagangan, sementara fasilitas pelabuhan yang dimiliki terutama area cadangan lapangan petikemas sangat terbatas dibandingkan dengan perkembangan traffik barang khususnya

(29)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 29 terhadap petikemas. Hal ini menjadikan pelabuhan Samarinda senantiasa melakukan penyempurnaan dan perbaikan pelayanan fasilitas dan pengembangan pelabuhan yang cukup memadai, untuk itu telah dilakukan kerja sama denga pihak ke III dan Pemda setempat untuk membangun Pelabuhan TPK yang berlokasi di Palaran Samarinda. Potensi dan hasil produksi Kalimantan Timur yang cukup menonjol adalah:

Hasil Tambang : minyak, gas bumi dan batubara; Hasil hutan : kayu dan rotan;

Hasil perkebunan : kelapa sawit; Hasil perikanan : udang ekspor.

b. Kondisi Geografis Pelabuhan Samarinda

Kota Samarinda yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur secara geografis terletak di daerah khatulistiwa pada posisi antara 0°21'18" – 10°9'16"LS dan 116°15'16" – 117°24'16"BT. Di sebelah barat, timur, selatan dan utara, daerahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kondisi topografinya datar dan berbukit dengan ketinggian sekitar 10-200 meter di atas permukaan laut. Wilayahnya yang seluas 718 Km2, secara administratif terbagi menjadi 6 kecamatan yang mencakup 53 kelurahan. Iklimnya tropis basah atau bias dikatakan hujan sepanjang tahun, dengan temperatur udara antara 20-34°C, curah hujan rata-rata pertahun 1.980 mm dan kelembaban udara rata-rata 85%.

c. Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan Samarinda

(30)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 30 Gambar 4.12: Tata Letak Fasilitas Pelabuhan Samarinda

1)

Hidro Oseanografi:

Kondisi hidro oseanografi di pelabuhan Samarinda secara lebih detail dijelaskan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.19

Kondisi Hidro Oseanografi di Pelabuhan Samarinda

NO URAIAN KETERANGAN

1 Panjang Alur Pelayaran/Leng of

Channel 37 Mil

2 Lebar Alur Pelayaran/Width of

Channel 60 Meter

3 Kedalaman Minimum/Minimum

depth of Channel 4.7 Meter

4 Luas Kolam Pelabuhan/Basin Area 20 Ha 5 Kedalaman Kolam

Minimum/Minimum Depth of Basin 8 Meter 6 Kedalaman Kolam Di

Dermaga/Dept Along Side Wharf 5.5 Meter 7 Kecepatan Angin/Wind Velocity 2 Knot 8 Kecepatan Arus/Current Velocity 2.5 Knot

(31)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 31

NO URAIAN KETERANGAN

9 Tinggi Gelombang/Tidal Height 0.5 Meter

10 High Water Spring 2.6 Meter

Sumber: PT. Pelindo IV

2)

Alat Produksi:

Terkait dengan alat-alat produksi dan fasilitas yang dimiliki oleh pelabuhan Samarinda, antara lain sebagai berikut.

Low Water Spring : 0,4 Meter;

Dermaga/Wharves : 937,0 Meter;

Gudang/Transit Shed : 4.400,00 M2;

Lapangan/Yards : 19.650,00 M2;

Kapal Tunda/Towing Boats : 1 Unit;

Kapal Pandu/Pilot Boats : 3 Unit;

Crane/Crane : 2 Unit;

Truck Boat/Truck Boat : 1 Unit;

Tongkang/Barges : 2 Unit;

Forklift/Forklift : 3 Unit;

Mobil PMK/Fire Engines : 1 Unit.

3)

Dermaga:

Berdasarkan dari hasil data sekunder, PT. Pelindo IV cabang Samarinda informasi yang dapat disampaikan terkait dengan dermaga, yaitu sebagai berikut.

• Dermaga I:

Nama : Dermaga 100 Pangkalan Soekarno;

Fungsi/Kegunaan : Dermaga Umum;

Panjang : 100 M';

Lebar : 11 M';

(32)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 32 Konstruksi : Caison & lantai beton;

Kapasitas : 1.100 T/M2.

• Dermaga II:

Nama : Dermaga Umum;

Fungsi/Kegunaan : Bongkar Muat Barang;

Panjang : 250 M';

Lebar : 15 M';

Kedalaman : 5.50 M LWS;

Konstruksi : Tiang pancang, beton, balok & lantai beton;

Kapasitas : 3.750 T/M2. • Dermaga III:

Nama : Dermaga Umum;

Fungsi/Kegunaan : Bongkar Muat Barang;

Panjang : 100 M';

Lebar : 15 M';

Kedalaman : 5.50 M LWS;

Konstruksi : Tiang pancang, beton, balok & lantai beton; Kapasitas : 1.500 T/M2.

• Dermaga IV:

Fungsi/Kegunaan : Bongkar Muat Barang;

Panjang : 50 M';

Lebar : 15 M';

Kedalaman : 5.50 M LWS;

Konstruksi : Tiang pancang, beton, balok & lantai beton;

Kapasitas : 750 T/M2.

• Dermaga V:

Fungsi/Kegunaan : Bongkar Muat Barang;

Panjang : 104 M';

Lebar : 15 M';

(33)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 33 Konstruksi : Tiang pancang, beton, balok & lantai beton; Kapasitas : 1.560 T/M2.

• Dermaga VI:

Fungsi/Kegunaan : Bongkar Muat Barang;

Panjang : 100 M';

Lebar : 15 M';

Kedalaman : 5.50 M LWS;

Konstruksi : Tiang pancang, beton, balok & lantai beton; Kapasitas : 1.500 T/M2.

• Dermaga VII:

Fungsi/Kegunaan : Bongkar Muat Barang;

Panjang : 60 M';

Lebar : 15 M';

Kedalaman : 5.50 M LWS;

Konstruksi : Tiang pancang, beton, balok & lantai beton;

Kapasitas : 900 T/M2.

• Dermaga VIII:

Fungsi/Kegunaan : Bongkar Muat Barang;

Panjang : 112 M';

Lebar : 15 M';

Kedalaman : 5.50 M LWS;

Konstruksi : Tiang pancang, beton, balok & lantai beton; Kapasitas : 1.680 T/M2.

• Dermaga Pelra:

Fungsi/Kegunaan : Bongkar Muat Barang;

Panjang : 50 M';

Lebar : 7,5 M';

Kedalaman : 5.50 M LWS;

Konstruksi : Tiang pancang, & lantai kayu ulin;

(34)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 34

4)

Alur Pelayaran: Panjang : 37 mil; Lebar : 60 Meter; Kedalaman : 4.7 M LWS; Pasang tertinggi : 2,6 M LWS; Pasang terendah : 0,4 M LWS.

Gambar 4.13: Alur Pelayaran dan Lokasi Pengerukan Pelabuhan Samarinda

5)

Kolam Pelabuhan:

Luas : 20 Ha;

Kedalaman : 5.50 M LWS; Pasang tertinggi : 2.6 Meter; Pasang terendah : 0.4 Meter.

6)

Gudang:

Luas : 1.200 M2;

(35)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 35 Konstruksi : Lantai beton, dinding tembok, rangka baja, atap

aluminium.

7)

Lapangan Penumpukan: • Lapangan Penumpukan I:

Luas : 2.960 M2; Kapasitas : 1.776 T/M2;

Konstruksi : Lapisan dasar Sirtu, Permukaan Paving Block.

• Lapangan Penumpukan II: Luas : 10.940 M2; Kapasitas : 6.564 T/M2;

Konstruksi : Lapisan dasar Sirtu, Permukaan Paving Block. • Lapangan Penumpukan III:

Luas : 7.800 M2; Kapasitas : 4.680 T/M2;

Konstruksi : Lapisan dasar Sirtu, Permukaan Paving Block.

• Lapangan Penumpukan IV: Luas : 4.200 M2; Kapasitas : 2.520 T/M2;

Konstruksi : Lapisan dasar Sirtu, Permukaan Paving Block. • Lapangan Penumpukan V:

Luas : 2.200 M2; Kapasitas : 1.320 T/M2;

Konstruksi : Lapisan dasar Sirtu, Permukaan Paving Block.

• Lapangan Penumpukan VI: Luas : 6.000 M2; Kapasitas : 3.600 T/M2;

(36)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 36 • Lapangan Penumpukan VII:

Luas : 4.500 M2; Kapasitas : 2.700 T/M2;

Konstruksi : Lapisan dasar Sirtu, Permukaan Paving Block.

8)

Terminal Penumpang

Luas : 800 M2; Kapasitas : 360 orang;

Kontruksi : Lantai beton, dinding batubata/kayu, atap seng.

d. Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Samarinda Tabel 4.20

Data Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Samarinda

URAIAN SAT 2007 2008 2009 A LUAR NEGERI : 1. Asing Call 4 13 10 Gt 3,590 58,697 10,429 2. Nasional Call 4 7 0 Gt 5,443 12,560 0 3. Khusus Call 1,046 2,343 2,289 Gt 20,192,947 23,846,134 28,199,782 JUMLAH A Call 1,054 2,363 2,299 Gt 20,201,980 23,917,391 28,210,211 B DALAM NEGERI : 1. Nasional Call 2,396 421 680 Gt 3,086,458 552,524 1,164,008 2. Asing Call 380 242 132 Gt 363,506 476,393 236,075 3. Rakyat Call 293 186 154 Gt 23,712 15,713 13,879 4. Perintis Call 0 0 0 Gt 0 0 0 5. Khusus Call 9,426 9,115 12,338 Gt 10,006,935 10,712,231 14,548,007 6. Lainnya Call 366 142 32 Gt 180,681 51,760 8,369 JUMLAH B Call 12,861 10,106 13,336 Gt 13,661,292 11,808,621 15,970,338

(37)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 37

URAIAN SAT 2007 2008 2009

JUMLAH A + B Call 13,915 12,469 15,635

Gt 33,863,272 35,726,012 44,180,549 Sumber: PT. Pelindo IV

e. Kinerja Pelabuhan Samarinda

Tabel 4.21

Data Kinerja Pelabuhan Samarinda

No. URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009

A. Kapal Luar Negeri

1. Turn Round Time (TRT) JAM 73.54 77.00 136.00 144.60 71.00 2. Waiting Time :

a. Waiting Time Net (WTN) JAM 34.80 17.00 6.00 5.00 2.00 b. Postpone Time (PT) JAM 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 c. Approach Time (AT) JAM 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 d. Waiting Time Gross (WTG) JAM 38.80 20.00 10.00 9.00 6.00 3. Berthing Time (BT) JAM 34.74 57.00 126.00 135.60 65.00 a. Effective Time (ET) JAM 29.41 53.00 73.00 50.85 40.00 b. Not Operating Time (NOT) JAM 3.39 2.00 50.00 82.75 23.50 c. Idle Time ( IT ) JAM 1.94 2.00 3.00 2.00 1.50

B. Kapal Dalam Negeri

1. Turn Round Time (TRT) JAM 88.79 76.00 60.00 71.93 72.00 2. Waiting Time :

a. Waiting Time Net (WTN) JAM 7.33 4.00 3.00 2.00 1.00 b. Postpone Time (PT) JAM 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 c. Approach Time (AT) JAM 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 d. Waiting Time Gross (WTG) JAM 12.33 9.00 8.00 6.00 5.00 3. Berthing Time (BT) JAM 76.46 67.00 52.00 65.93 67.00 a. Effective Time (ET) JAM 59.21 62.00 30.00 41.20 45.00

(38)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 38

No. URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009

b. Not Operating Time (NOT) JAM 10.00 3.00 20.00 22.73 20.00 c. Idle Time ( IT ) JAM 7.25 2.00 2.00 2.00 2.00

Sumber: PT. Pelindo IV

f. Ekspor Impor dan Bongkar Muat Barang

Tabel 4.22

Data Ekspor Impor dan Bongkar Muat Barang Di Pelabuhan Samarinda

NO URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009 A. Luar Negeri Impor Ton 36,193 79,836 107,781 86,398 86.241 Ekspor Ton 12,942,800 10,316,593 4,332,221 22,627,004 30.708.885 Jumlah Ton 12,978,993 10,396,429 4,440,002 22,713,402 30.795.126 B Dalam Negeri Bongkar Ton 1,942,734 1,877,786 2,117,373 2,115,607 2.247.031 Muat Ton 2,207,748 1,062,206 785,203 918,786 841.302 Jumlah Ton 4,150,482 2,939,992 2,902,576 3,034,393 841.302 TOTAL Ton 17,129,475 13,336,421 7,342,578 25,747,795 3.088.333 Sumber: PT. Pelindo IV

g. Utilisasi Pelabuhan Samarinda

Tabel 4.23

Data Utilisasi Pelabuhan Samarinda

No. URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009

1 UTILISASI DERMAGA

B O R % 68.86 71.24 68.47 71.01 68.13

B T P T/M 2,268.67 1,855.88 1,997.30 2,234.65 2,421.86

(39)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 39 Y O R % 66.78 79.51 79.08 77.65 79.31 Y T P T/M2 91.40 80.46 80.61 8.14 8.49 3 UTILISASI GUDANG S O R % 16.12 8.20 4.02 6.86 4.24 S T P T/M2 9.12 7.76 5.09 6.72 5.29 Sumber: PT. Pelindo IV

h. Potret Perekonomian Kota Samarinda

Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan di daerah dalam lingkup Kabupaten/Kota adalah jumlah nilai tambah (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah dalam satu tahun, atau disebut Produk Domestik regional Bruto (PDRB). Dengan berjalannya otonomi daerah terjadi Kenaikan jumlah produksi dan harga barang/jasa merupakan faktor utama pendorong kenaikkan nilai PDRB Kota Samarinda, terlebih berjalannya otonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi dalam periode 2000-2007 telah mencapai rata-rata diatas 7 persen per tahun. Suatu kondisi ekonomi Daerah yang sangat bagus bahkan optimis akan lebih baik lagi pada tahun-tahun mendatang.

Tabel 4.24

Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Kota Samarinda Tahun 2000-2007 (Juta Rupiah)

NO TAHUN PDRB ADH BERLAKU PDRB ADH KONSTAN 2000 LAJU PERTUMBUHAN PDRB (%) 1 2000 6.077.497 6.077.497 - 2 2001 6.993.663 6.530.617 7,46 3 2002 8.414.777 7.204.787 10,32 4 2003 9.852.073 7.890.753 9,52 5 2004 11.588.177 8.601.033 9,00 6 2005 13.125.820 9.293.066 8,05

(40)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 40 7 2006r) 14.500.247 9.803.725 5,50 8 2007*) 15.868.881 10.089.859 2.92 9 2000-2007 - - 7,51

Sumber: Bappeko Koda Samarinda

Pertumbuhan di atas 7%, tidak terlepas dari kontribusi beberapa sub sektor yang mencatat angka pertumbuhan rata-rata dua digit, antara lain Bangunan dan sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor yang memiliki kontribusi di atas rata-rata pertumbuhan umum adalah sektor Perdagangan Besar serta Angkutan dan Komunikasi. Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam persentase menunjukkan besarnya peranan masing-masing sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah. Hal ini menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan produksi masing-masing sektor ekonomi. Struktur ekonomi yang disajikan dari waktu ke waktu memperlihatkan perubahan dan pergeseran sebagai indikator adanya proses pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang tercipta merupakan salah satu dampak positif pembangunan daerah, melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam pembangunan. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi ini juga tidak terlepas dari peran swasta dalam melakukan aktivitas ekonominya di Kota Samarinda. Sinergi serta kerjasama dari kedua pihak dalam menjamin kelangsungan pertumbuhan ekonomi di Kota Samarinda masih diperlukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta kesejahteraan masyarakat.

Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku di Kota Samarinda selalu menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Hal ini sebagai indikasi bahwa ekonomi regional Kota Samarinda telah mencapai kondisi pemulihan ekonomi sejak tahun 1999. Pembentukan nilai tambah bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tanpa migas pada tahun 2000 baru mencapai dari 6,07 trilyun rupiah, selama enam tahun meningkat menjadi 15,87 trilyun rupiah (tahun 2007). Dari pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku ini masih mengandung inflasi atau menurunnya nilai tukar uang terhadap barang dan jasa di wilayah Kota

(41)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 41 Samarinda. Sedangkan pembentukan PDRB riil atau PDRB atas dasar harga konstan tanpa migas setelah enam tahun dibanding tahun 2000 meningkat menjadi 10,09 trilyun rupiah.

Secara umum, pembentukan perekonomian Kota Samarinda (angka PDRB) secara perlahan dan pasti menuju Kota Pelayanan (Service) meliputi sektor perdagangan, hotel & restoran, Angkutan & Komunikasi, Keuangan, persewaan & jasa perusahaan dan Jasa-jasa mencatat kontribusi (peranan) sebesar 54,62% (2001) meningkat menjadi 63,96% (2007). Perubahan perekonomian Kota Samarinda tersebut sangat dipengaruhi oleh naik turunnya sektor-sektor tersebut. Terlihat dengan adanya pergeseran kontribusi ekonomi Kota Samarinda dari tahun ke tahun, tampak seperti peranan sektor Pembuatan (manufacture) dan Pertanian (agriculture) terus mengalami penurunan. Dilihat dari tiga sektor besar, maka tampak adanya pergeseran yang signifikan antara Pertanian (agriculture), Pembuatan (manufacture) dan Pelayanan (service).

Tabel 4.25

Perkembangan Struktur Ekonomi Kota Samarinda Tahun 2000-2007 (dalam %) JENIS SEKTOR 2000 2006R) 2007*) NO JUMLAH PERSENTASE (%) (MILYAR RUPIAH) 100,00 ( 6.077 ) 100,00 (13.125 ) 100,00 (15.868) 1 Pertanian/Agriculture 2,38 2,20 2,27 2 Pembuatan/Manufacture 43,00 34,73 33,76 3 Pelayanan/Service 54,62 63,07 63,97

Sumber: Bappeko Koda Samarinda

Selanjutnya, PDRB per kapita merupakan gambaran nilai tambah bruto yang bisa dihasilkan oleh masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas komersiil ekonomi. Nilainya bisa diperoleh dari PDRB dibagi dengan jumlah penduduk tengah tahun. Sedang pendapatan per kapita merupakan gambaran

(42)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 42 rata-rata pendapatan yang diterima oleh masing-masing penduduk mempunyai andil dalam proses produksi, angka ini diperoleh dengan cara membagi pendapatan regional setelah dikurangi dengan penyusutan dan pajak tak langsung. Kedua indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah dalam periode tahun tertentu.

Nilai PDRB per kapita Kota Samarinda selama tahun 2004 – 2007 mengalami peningkatan secara nominal rupiah. Pada tahun 2005, PDRB per kapita atas`dasar harga konstan menunjukkan nilai 16,13 juta rupiah (1.753 US$) per orang dan meningkat menjadi 18,41 juta rupiah (2.000 US$) per orang. Secara nominal PDRB per kapita atas dasar harga berlaku terus meningkat dari 22,78 juta rupiah per orang (2.476 US$) hingga diperkirakan mencapai 26,72juta rupiah per orang (3.025 US$) pada tahun 2007.

Tabel 4.26

PDRB Per Kapita Kota Samarinda,

Atas Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2004 - 2007

NO RINCIAN 2004 2005R) 2006 2007T) 1 Pertanian/Agriculture 15.115.945 16.132.479 16.669.174 16.911.244 2 Pembuatan/Manufacture 20.312.998 22.786.023 24.654.623 26.723.071 3 Pelayanan/Service 7,96 6,72 3,33 1,93

Sumber: Bappeko Koda Samarinda

4.1.4. Pelabuhan Makassar

Uraian mengenai Pelabuhan Makassar, meliputi gambaran umum pelabuhan, kondisi geografis, fasilitas dan peralatan pelabuhan, fasilitas dan peralatan bongkar muat, data kunjungan kapal, data kinerja pelabuhan, data arus ekspor impor dan bongkar muat barang, data utilisasi pelabuhan, dan potret perekonomian kota Makassar.

(43)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 43 a. Gambaran Umum

Pelabuhan Makassar termasuk di wilayah PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia IV yang berada di Sulawesi Selatan. Pelabuhan Makassar terletak di bagian barat Kota Makassar tepat berada di bibir pantai jalur Selat Makassar, sejak dahulu dikenal oleh para pedagang dan pelaut. Sejak abad ke-17 pada masa pemerintahan Gowa, Pelabuhan Makassar telah ditetapkan sebagai pusat perdagangan rempah-rempah. Setelah dikuasai oleh VOC pada tahun 1667 melalui perjanjian Bongaya atau lebih dikenal dengan Bonggay Tractate, maka Pelabuhan Makassar semakin ramai dikunjungi pada pedagang dan pelaut dari mancanegara serta antar pulau.

Pada tahun 1921, Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun dermaga dengan menggunakan konstruksi beton bertulang pondasi sistem caisson, yang kemudian dikenal dengan nama Dermaga Soekarno. Pada tahun 1957, setelah melihat arus bongkar muat barang dan kunjungan kapal-kapal yang mengalami kenaikan dari waktu ke waktu, pemerintah Republik Indonesia memperluas Pelabuhan Makassar dengan konstruksi beton bertulang, pondasi tiang pancang dan dermaga tersebut diberi nama Dermaga Hatta.

Dipandang dari sudut geografis, posisi Makassar memang sangat strategis untuk transportasi. Karena posisinya yang berada di tengah-tengah, Makassar menjadi jembatan laut maupun udara yang menghubungkan Pulau Jawa, khususnya Jawa bagian barat dengan daerah-daerah di timur Nusantara. Dari Barat (Jakarta dan Surabaya), Makassar menjadi pusat distribusi penumpang maupun angkutan barang. Begitu pula sebaliknya, penumpang dan barang datang dari berbagai daerah, menyatu di Makassar untuk diangkut ke barat.

Untuk mendukung kegiatan perindustrian dan perekonomian di kota Makassar, pemerintah kota Makassar membangun beberapa kawasan khusus sebagai daerah pendukung kegiatan pelabuhan, yaitu Kawasan Industri Makassar, Zona Kawasan Berikat Makassar, Pusat Pengolahan Kayu dan Cargo Terminal dan Pergudangan Kota. Kawasan Industri

(44)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 44 Makassar terletak di sebelah timur kota Makassar kurang lebih 12 Km dari Pelabuhan Makassar sebagai pusat pengolahan limbah, pusat pelayanan kesehatan dan keamanan. Di dalam kawasan ini dikembangkan Zona Kawasan berikat Makassar.

Gambar 4.14: Pelabuhan Makassar

Pusat pengolahan kayu terletak di kawasan Sungai Tallo yang berfungsi sebagai pusat pengolahan dan penampungan kayu serta hasil-hasil pengolahan kayu. Di samping itu tempat ini juga berfungsi sebagai pusat pelayanan bahan baku bagi industri kayu di dalam dan luar kawasan Sungai Tallo. Cargo Terminal dan Pergudangan Kota terletak kurang lebih 5 Km dari Pelabuhan Makassar dengan fungsi sebagai tempat penyimpanan dan distribusi barang, pusat akomodasi dan distribusi barang, tempat pengepakan barang, pemrosesan, sortasi, making, dan handling barang, gudang lini II untuk menunjang Pelabuhan Makassar dan tempat handling container, serta kelengkapan integral dan penopang kawasan ekonomi terpadu.

(45)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 45 b. Kondisi Geografis

Pelabuhan Makassar secara geografi terletak di sebelah selatan pulau Sulawesi, tepatnya pada posisi titik koordinat 05°08’08” LS dan 119°24’02 BT. Kondisi pantai sekitar pelabuhan pada umumnya landai, dasar laut terdiri dari lumpur dan pasir. Alur pelayaran sepanjang 25 Mil (bouy terluar) dengan lebar ±1 Mil, kedalaman rata-rata -10 sampai dengan -14 Meter. Arus pasang mengarah ke selatan dengan pasang tertinggi 140 dm dan pasang terendah 5 dm. Tinggi gelombang di kolam bandar antara 0 – 1 Meter dan antara 0 – 2 Meter di daerah labuh jangkar. Arah arus dominan di dalam kolam memanjang dermaga atau dari utara ke selatan dengan kecepatan antara 0 – 2 Knots, arah arus dipengaruhi oleh aliran Sungai Tallo yang bermuara di DLKR. Kecepatan angin rata-rata 5 – 25 Km/Jam dengan kecepatan maksimum 60 – 70 Km/Jam yang terjadi pada bulan Desember – Januari.

c. Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan

Fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Makassar terdiri atas dermaga, alur pelayaran, kolam pelabuhan, gudang, dan lain-lain.

(46)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 46 1) Dermaga:

Tabel 4.27

Fungsi dan Ukuran Dermaga Di Pelabuhan Makassar

P A N G K A L A N DERMAGA FUNGSI DERMAGA UKURAN P a n ja n g (m ') L e b a r (m ') K e d a la m a n (M L W S ) S o e k a rn o 100 Umum 100,00 11 12 101 Umum 330,00 11 12 102 Umum 230,00 11 12 103 Umum 290,00 11 12 104 Umum 180,00 11 12 105 Umum 180,00 11 12 H a tt a Container Umum 850,00 30 12 Pangkalan Hasanuddin Umum 210,00 15 12 K a w a s a n P a o te re

Paotere I Umum (Kapal Rakyat) 100,00 10 12 Paotere II Umum (Kapal Rakyat) 52,36 10 12 Paotere III Umum (Kapal Rakyat) 52,00 10 12 Paotere IV Umum (Kapal Rakyat) 52,00 10 12 Paotere V Umum (Kapal Rakyat) 33,50 10 12 Paotere VI Umum (Kapal Rakyat) 33,50 10 12 Paotere VII Umum (Kapal Rakyat) 33,33 10 12 Paotere VIII Umum (Kapal Rakyat) 33,33 10 12 Paotere IX Umum (Kapal Rakyat) 52,36 10 12 Paotere X Umum (Kapal Rakyat) 33,50 10 12 Paotere XI Umum (Kapal Rakyat) 50,00 10 12 Sumber: PT. Pelindo IV

(47)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 47 Tabel 4.28

Klasifikasi Dermaga Di Pelabuhan Makassar

P A N G K A L A N DERMAGA KLASIFIKASI Konstruksi K a p a s it a s (t /m ²) T a h u n P e m b u a ta n P T . P e li n d o (P e m il ik ) S o e k a rn o

100 Caison dan lantai beton 1.100 1917 IV 101 Caison dan lantai beton 3.630 1917 IV 102 Caison dan lantai beton 2.530 1917 IV 103 Caison dan lantai beton 3.190 1917 IV 104 Caison dan lantai beton 1.980 1917 IV 105 Caison dan lantai beton 1.980 1917 IV

H

a

tt

a Container Caison dan lantai beton 25.500 1997 IV Pangkalan Hasanuddin PC Block 3.150 1997 IV K a w a s a n P a o te re

Paotere I Tiang Pancang, beton dan lantai beton 1.000 1980 IV Paotere II Tiang Pancang, beton dan lantai beton 523,60 1981 IV Paotere III Tiang Pancang, beton dan lantai beton 520 1986 IV Paotere IV Tiang Pancang, beton dan lantai beton 520 1989 IV Paotere V Tiang Pancang, beton dan lantai beton 335 1989 IV Paotere VI Tiang Pancang, beton dan lantai beton 335 1989 IV Paotere VII Tiang Pancang, beton dan lantai beton 333,33 1989 IV Paotere VIII Tiang Pancang, beton dan lantai beton 333,33 1989 IV Paotere IX Tiang Pancang, beton dan lantai beton 523,60 1991 IV Paotere X Tiang Pancang, beton dan lantai beton 335 1991 IV Paotere XI Tiang Pancang, beton dan lantai beton 500 1995 IV Sumber: PT. Pelindo IV

2) Alur Pelayaran:

• Panjang (Mil) : 2,5;

(48)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 48

• Kedalaman (M LWS) : 10,0;

• Pasang tertinggi (M LWS) : 1,8; • Pasang terendah (MLWS) : 0,9. 3) Kolam Pelabuhan dan Pinggiran:

• Ukuran kolam: Luas (Ha) : 315,20; Kedalaman (M LWS) : 9,70; Pasang tertinggi (M LWS) : 1,80; Pasang terendah (M LWS) : 0,90. • Ukuran pinggiran: Panjang (M) : 1.581; Tahun Pembuatan : 1921. 4) Gudang: Tabel 4.29

Gudang Di Pelabuhan Makassar

NAMA GUDANG UKURAN KETERANGAN NO Luas (m²) K a p a s it a s (t /m ²) T a h u n Pe m b u a ta n Pe m il ik Konstruksi K o n d is i (% ) 1 101 (Soekarno)

3.800 2.280 1990 Pelindo Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja dan Atap Aluminium

75

2 102 (Soekarno)

3.800 2.280 1989 Pelindo Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja dan Atap Aluminium

75

3 103 (Soekarno)

4.000 2.400 1985 Pelindo Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja dan Atap Aluminium

70

4 104 (Soekarno)

3.800 2.280 1991 Pelindo Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja dan Atap Aluminium

75

5 105 (Soekarno)

3.800 2.280 1992 Pelindo Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja dan Atap Aluminium

75 6 CFS

(Soekarno)

4.000 2.400 1994 Pelindo Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja dan Atap Aluminium

(49)

PT. SCALARINDO UTAMA CONSULT IV - 49 NAMA GUDANG UKURAN KETERANGAN NO Luas (m²) K a p a s it a s (t /m ²) T a h u n Pe m b u a ta n Pe m il ik Konstruksi K o n d is i (% ) 7 Api (Soekarno)

600 360 1980 Pelindo Lantai Beton, ddg Tembok, rangka baja dan Atap Aluminium

60 Sumber: PT. Pelindo IV

5) Lapangan Penumpukan:

Tabel 4.30

Lapangan Penumpukan di Pelabuhan Makassar NO

LOKASI NAMA LUAS (m2) KAPASITAS (t/m2) TAHUN PEMBUATAN 1 Soekarno Ex Gudang 100 1.254 752 N/A 2 101 1.213 728 1990 3 102 1.158 1991 4 103 3.374 2.024 1984 5 104 1.017 610 1992 6 105 1.216 730 1992 7 106 925 555 1992

8 Ex Container Yard 21.937 13.162 1985 & 1992

9 Ex Empty

Container 3.347 2.008 1991

10 Ex Kaporlap 8.001 4.801 1995

11 Ex Pusri 8.417 5.050 N/A

12 EX Gudang IMCO 2.800 1.680 N/A

13 Hatta Petikemas 75.000 45.000 1997 14 Multi Purpose I 17.000 10.200 1997 15 Multi Purpose II 22.446 13.468 1997 16 Paotere I 1.801 1.081 1986 17 II 1.974 1.184 1991 18 III 4.187 2.512 1990 Sumber: PT. Pelindo IV

Gambar

Gambar 4.1: Pelabuhan Belawan
Gambar 4.3: Alur Pelayaran Di Pelabuhan Belawan
Gambar 4.4: Salah Satu Sudut Kota Medan
Gambar 4.6:  Situasi (Layout) Rencana Pengembangan Pelabuhan  Tanjung Perak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya dibahas mengenai hasil dari interview, observasi dan dokumenter yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, meliputi letak dan kondisi geografis, demografis

Pada tanggal 1 Maret 1991, Perusahaan telah menandatangani surat perjanjian dengan Perusahaan Umum Pelabuhan III, Cabang Tanjung Perak Surabaya atas penggunaan tanah

“Selain dari pada strategi pemilihan media yang sudah dijelaskan diatas dengan mempertimbangkan baik dari fasilitas dan peralatan, waktu, serta biaya yang lain,

Penilaian responden terhadap tingkat kepentingan daerah yang aksesibilitas dan karakteristik daerahnya dikarenakan letak geografis sulit untuk dijangkau, daerah

b) Perancangan Pelabuhan Peti Kemas di Panarukan sebagai pelabuhan regional dengan fungsi pelabuhan pengumpan dari pelabuhan internasional tanjung perak Surabaya. Dengan

Dalam perencanaan dermaga peti kemas dengan metode precast di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin ini, data yang dikumpulkan dan dianalisis, meliputi data angin, data pasang surut,

Sistem yang sudah berjalan menggunakan worksheet yang terbagi dalam beberapa sheet yang dikelompokkan berdasarkan nomor sales order atau batch.. Sebagai gambaran umum sheet

Saat ini Implementasi kebijakan pengamanan fasilitas pelabuhan penumpang Tanjung Perak Surabaya masih belum sesuai dengan penerapan ISPS Code yaitu masih ditemukan beberapa Verifikator