L E M B A G A I L M U P E N G E T A H U A N I N D O N E S I A
08
Fall
PETA JALAN (
ROAD MAP
)
REFORMASI BIROKRASI
ii
PETA JALAN
REFORMASI BIROKRASI
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
iii
S E K R E T A R I A T U T A M A - L I P I
Peta Jalan Reformasi Birokrasi
Lembaga Ilmu Pengetahuan
iv
KATA PENGANTAR
Peta Jalan Reformasi Birokrasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) 2015—2019 ini disusun untuk memberikan pedoman dalam
implementasi program reformasi birokrasi di lingkungan LIPI. Peta
jalan ini dikembangkan dari Agenda penyempurnaan dan peningkatan
kualitas Reformasi Birokrasi Nasional (RBN) sesuai dengan amanat
RPJMN 2015-2019 dan hasil evaluasi Tim Unit Pengelola Reformasi
Birokrasi Nasional (UPRBN) terhadap pelaksanaan RB LIPI diperiode
sebelumnya.
Penyusunan peta jalan merupakan kewajiban bagi setiap
kementerian/lembaga, termasuk LIPI dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Fungsi Peta Jalan ini sebagai panduan dalam melaksanakan
penyusunan dan evaluasi pelaksanaan program, kebijakan dan
kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan LIPI Tahun 2015-2019.
Panduan inipun memungkinkan untuk dilakukan perubahan dan
penyesuaian sesuai dengan dinamika pelaksanaan tugas dan fungsi
LIPI.
Diharapkan dengan adanya Peta Jalan ini dapat meningkatkan
kualitas dari reformasi birokrasi baik di tingkat satuan kerja,
Kedeputian/Settama, maupun LIPI.
Jakarta, Desember 2015
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……….
iv
DAFTAR ISI ………
v
BAB I
PENDAHULUAN ………
1
A. Aspek Pola Pikir dan Budaya Kerja Aparatur
(Manajemen Perubahan) ………
2
B. Aspek Pengawasan ………..
3
C. Aspek Akuntabilitas Kinerja ...……….
3
D. Aspek Organisasi/Kelembagaan ……….
3
E. Aspek Tata Laksana ………
4
F. Aspek Manajemen SDM Aparatur ………..
4
G. Aspek Peraturan Perundang-undangan ……..……
5
H. Aspek Pelayanan Publik ………
6
BAB II
KONSOLIDASI RENCANA AKSI PROGRAM DAN
KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI
7
A. Capaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi LIPI….
7
B. Rencana Aksi Reformasi Birokrasi LIPI ………
10
C. Agenda Prioritas dan Optimalisasi Anggaran …….
102
1
BAB I
PENDAHULUAN
Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025 mengamanatkan bahwa
pendayagunaan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi
dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara
dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, baik di pusat
maupun di daerah agar mampu mendukung keberhasilan
pembangunan di bidang lainnya. Pentingnya reformasi birokrasi
kembali ditegaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)
2015-2019, dengan ditempatkannya reformasi birokrasi sebagai agenda
pembangunan nasional, terutama dalam membangun tata kelola
pemerintahan yang Bersih, Efektif, Demokratis dan Terpercaya.
Agenda penyempurnaan dan peningkatan kualitas Reformasi Birokrasi
Nasional (RBN) sesuai dengan amanat RPJMN 2015-2019 diarahkan
dalam empat strategi, yaitu 1) Restrukturisasi kelembagaan birokrasi
pemerintah agar efektif, efisien, dan sinergis; 2) Penguatan kapasitas
pengelolaan reformasi birokrasi nasional; 3) Penerapan manajemen
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang transparan, kompetitif, dan berbasis
merit; dan 4) Peningkatan kualitas pelayanan publik.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai salah satu instansi
pemerintah yang telah melaksanakan RB pada gelombang pertama
(2010-2014) berkewajiban untuk menyempurnakan dan meningkatkan
kualitas RB di periode kedua (2015-2019). Penyempurnaan dan
peningkatan kualitas RB LIPI di periode kedua didasarkan pada
sejumlah catatan dan perubahan lingkungan strategis yang ada, yaitu:
1. Secara eksplisit dokumen RPJMN 2015-2019 telah mencantumkan
bahwa Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahap 3
(2015-2019) ditujukan untuk memantapkan pembangunan secara
menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan
kompetitif perekonomian yang berbasis Sumber Daya Alam (SDA)
yang tersedia, Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas serta
2
Kemampuan Iptek. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
terdapat tiga elemen penting yang perlu menjadi perhatian (SDA,
SDM dan kemampuan Iptek) untuk mencapai tujuan, yakni
keunggulan
kompetitif
perekonomian.
Pertimbangan
aspek
eksternal ini menjadi acuan dalam penataan dan penyempurnaan
cara kerja dalam implementasi reformasi birokrasi di periode
2015-2019.
2. Hasil evaluasi terhadap Renstra 2010-2014 LIPI terlihat bahwa
realisasi kinerja LIPI dapat mencapai target yang telah ditetapkan
bahkan ada beberapa sasaran yang melebihi target Renstra
2010-2014. Jumlah publikasi ilmiah sebanyak 8698 publikasi yang
melebih target 6000 publikasi. Jumlah publikasi internasional
cenderung meningkat dari 236 di tahun 2010 menjadi 715 di tahun
2014, sedangkan realisasi HKI mencapai 188 dari target 180
pendaftaran paten. Temuan jenis baru flora, fauna dan mikroba
telah tercapai 233 jenis. Rendahnya sumbangan iptek di sektor
produksi, belum efektifnya mekanisme intermediasi, lemahnya
sinergi kebijakan, belum berkembangnya budaya iptek di
masyarakat, dan terbatasnya sumber daya iptek menjadi tantangan
masa depan. Kondisi ini terkait erat dengan akuntabilitas dan
pelayanan publik dalam agenda perubahan reformasi birokrasi.
3. LIPI sebagai instansi pemerintah yang diamanatkan sebagai
pembina jabatan fungsional peneliti seluruh Indonesia, wajib
menjadi contoh bagi semua lembaga/instansi pemerintah
pusat/daerah
yang
menjalankan
fungsi
penelitian
dan
pengembangan untuk menjadi lembaga pemerintah yang terbaik
dalam melaksanakan reformasi birokrasi.
Sementara itu LIPI menghadapi sejumlah kondisi yang secara objektif
terlihat dari area perubahan Reformasi Birokrasi LIPI, sebagai berikut:
A. Aspek Pola Pikir dan Budaya Kerja Aparatur (Manajemen
Perubahan)
Pada aspek pola pikir dan budaya kerja aparatur, sejumlah kondisi
yang dialami LIPI antara lain:
3
LIPI telah memiliki nilai-nilai utama, tetapi implimentasi dan
internalisasi nilai-nilai tersebut masih belum optimal;
Belum adanya sistem keteladanan
(role model)
yang dibangun;
dan
Belum adanya strategi untuk mengelola perubahan pola pikir
dan budaya kerja aparatur yang terdokumentasi dengan baik,
lengkap dengan peta risiko kegagalan.
B. Aspek Pengawasan
Pada aspek pengawasan, sejumlah kondisi yang dialami LIPI antara
lain:
Belum terbangunnya Zona Integrasi melalui penetapan unit
kerja yang akan dikembangkan melalui Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM);
Belum optimalnya menciptakan kualitas dan kuantitas SDM
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam rangka
menciptakan pengendalian internal yang memadai; dan
Belum dilaksanakan survei eksternal tentang persepsi korupsi
sebagai bahan masukan dalam rangka menciptakan birokrasi
yang bersih dan bebas KKN.
C. Aspek Akuntabilitas Kinerja
Pada aspek akuntabilitas kinerja, sejumlah kondisi yang dialami
LIPI antara lain:
Belum optimalnya perencanaan kinerja;
Belum optimalnya pengukuran kinerja, diantaranya ditunjukkan
dengan belum adanya review kesesuaian antara IKU dengan
tugas fungsi untuk eselon II dan eselon III dan belum
diturunkannya IKU kepada ukuran kinerja individu; dan
Belum tepat waktu penyampaian pelaporan kinerja.
D. Aspek Organisasi/Kelembagaan
Pada aspek organisasi, sejumlah kondisi yang dialami LIPI antara
lain:
LIPI telah melaksanakan penataan organisasi dan telah disetujui
oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
4
Reformasi Birokrasi melalui Surat Persetujuan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
B/752/M.PANRB/2/2014 tanggal 5 Februari 2014, dan telah
ditetapkan melalui Peraturan Kepala LIPI Nomor 1 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI. Namun penataan dan
penguatan organisasi tersebut baru sebatas organisasi organik
saja, sedangkan organisasi mekanistik (UPT) belum mengalami
penataan organisasi.
E.
Aspek Tatalaksana
Pada aspek tatalaksana, sejumlah kondisi yang dialami LIPI antara
lain:
Belum optimalnya implementasi
Standard Operating Procedures
(SOP), sehingga masih dianggap formalitas. Selain itu, SOP yang
disusun masih cenderung parsial dan belum adanya
harmonisasi antar-SOP yang ada;
Belum dilakukannya evaluasi SOP yang baik secara periodik,
disebabkan belum adanya pedoman evaluasi SOP; dan
Belum sepenuhnya penerapan
e-Government
di lingkungan LIPI
dapat diimplimentasikan sebagai akibat masih adanya pegawai
yang belum siap dan sistem informasi yang terbangun masih
dalam tahap penyempurnaan.
F. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur
Pada aspek sumber daya manusia aparatur, sejumlah kondisi yang
dialami LIPI antara lain:
Sebagai akibat perubahan organisasi, sejumlah jabatan belum
memiliki uraian tugas. Sementara itu, sejumlah uraian jabatan
yang telah ada memerlukan penyempurnaan sesuai dengan
tugas dan fungsi organisasi yang sudah direncanakan;
Sebagai akibat perubahan dan penataan organisasi, pengalihan
jabatan struktural kepada jabatan fungsional belum sepenuhnya
dapat dilakukan.
LIPI belum menyempurnakan perencanaan kebutuhan pegawai
sesuai dengan hasil analisa jabatan dan analisa beban kerja;
5
Penempatan pegawai dalam jabatan belum sepenuhnya sesuai
dengan standard kompetensi jabatan. Hal ini antara lain
disebabkan oleh belum adanya gap analisis kompetensi dari
seluruh jabatan di lingkungan LIPI;
LIPI telah memiliki pedoman dan sistem aplikasi pelaksanaan
penilaian prestasi kerja pegawai berbasis elektronik (e-SKP)
namun belum disempurnakan dengan perubahan organisasi
yang telah terjadi.
Dalam bidang pendidikan dan pelatihan pegawai, belum
dilakukan perencanaan pendidikan dan pelatihan yang berbasis
kompetensi jabatan atau kebutuhan organisasi;
Dalam hal pola karier, hingga saat ini LIPI belum memiliki
pedoman pola karier, terutama untuk eselon III ke bawah.
Terkait dengan itu, pola rotasi pegawai (non peneliti) yang ada
juga belum mengarah pada peningkatan kompetensi pegawai;
Sebagai kementerian/lembaga yang menerima tunjangan kinerja
atas reformasi birokrasi, pemberian tunjangan kinerja di LIPI
belum sepenuhnya sesuai dengan Peraturan yang ada. Selain
itu, pemberian tunjangan kinerja yang dilakukan juga hanya
berdasarkan pada presensi dan belum sepenuhnya didasarkan
pada kinerja.
G. Aspek Peraturan Perundang-undangan
Pada aspek peraturan perundang-undangan, sejumlah kondisi yang
dialami LIPI antara lain:
Belum sepenuhnya melakukan identifikasi terhadap peraturan
perundang-undangan yang tumpang tindih dengan instansi
terkait dan perlu dilakukan analisis dan revisi atas peraturan
perundang-undangan tersebut;
Belum melakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan
tumpang tindih fungsi dengan instansi lain dalam rangka
membentuk lembaga/kementerian yang mampu mewujudkan
birokrasi yang efisien dan efektif;
Indeks peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan belum
dimutakhirkan, baik versi cetak maupun digital di website; dan
6
Belum sepenuhnya mendokumentasikan peraturan hasil forum
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) secara
tertib.
H. Aspek Pelayanan Publik
Pada aspek pelayanan publik, sejumlah kondisi yang dialami LIPI
antara lain:
LIPI belum memiliki standar pelayanan minimum, demikian juga
dengan sosialisasi, review, dan
juga evaluasi untuk
penyempurnaan;
Belum melakukan sosialiasi/pelatihan dalam upaya penerapan
Budaya Pelayanan Prima yang meliputi kode etik dan estetika
pelayanan prima;
Belum merumuskan kebijakan tentang sistem
punishment
(sanksi) /
reward
bagi pelaksana layanan serta pemberian
kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai
standar.
LIPI telah menyusun indikator kepuasan stakeholders yang
bersifat spesifik. Namun belum secara rutin melaksanaan survei
berbasis indikator tersebut. Survei umumnya dilaksanakan
dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor 16 Tahun
2014.
7
BAB II
KONSOLIDASI RENCANA AKSI PROGRAM DAN KEGIATAN
REFORMASI BIROKRASI
Reformasi birokrasi LIPI tidak semata-mata dilakukan sebagai
pelaksanaan amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku
pada
saat
ini,
tetapi
lebih
dari
itu
merupakan
proses
berkesinambungan yang telah berlangsung bertahun-tahun. Pada
bagian ini dipaparkan capaian dari reformasi birokrasi yang telah
dilakukan LIPI hingga saat ini. Capaian ini merupakan hasil evaluasi
dari Tim Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) tahun
2014 dan 2015. Selain itu, dipaparkan pula rencana aksi reformasi
birokrasi pada setiap program dan kegiatan sebagaimana diarahkan
dalam peraturan yang kini berlaku, yaitu Peraturan Presiden Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan
Agenda penyempurnaan dan peningkatan kualitas Reformasi Birokrasi
Nasional (RBN) sesuai dengan amanat RPJMN 2015-2019.
A. Capaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi LIPI
Capaian dari pelaksanaan reformasi birokrasi yang secara objektif telah
dievaluasi oleh Tim Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional
(UPRBN), yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Indeks Reformasi Birokrasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
adalah
66,75
dengan rincian:
No
Komponen Penilaian
Nilai
2014
Nilai
2015
A
PENGUNGKIT (60%)
1
Manajemen Perubahan (5)
3.32
3.78
2
Penataan Peraturan Perundang-undangan (5)
2.71
3.75
3
Penataan dan Penguatan Organisasi (6)
3.51
3.84
4
Penataan Tata Laksana (5)
3.47
3.60
5
Penataan Sistem Manajemen SDM (15)
7.92
12.31
8
7
Penguatan Pengawasan (12)
3.74
6.27
8
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (6)
3.66
3.98
Sub Total Komponen Pengungkit
31.73
41.66
B
HASIL (40%)
1
Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja
Organisasi (20)
13.99
14.69
2
Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN
(10)
3.00
3.00
3
Kualtias Pelayanan Publik (10)
7.40
7.40
Sub Total Komponen Hasil
24.39
25.08
Indeks Reformasi Birokrasi
56.12
66.75
2. Berbagai upaya telah dilakukan demi kemajuan pelaksanaan
reformasi birokrasi di lingkungan LIPI, dan sesuai dengan penilaian
dari Tim Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) maka
perlu diperhatikan dalam mencapai sasaran Reformasi Birokrasi,
antara lain:
a.
Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi
Upaya yang perlu dilakukan oleh LIPI dalam meningkatkan
kapasitas dan akuntabilitas organisasi antara lain:
1)
Melakukan evaluasi atas kesesuaian struktur organisasi dan
telah ditindak lanjuti dengan mengajukan perubahan
organisasi;
2)
Menyusun perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan
hasil analisa jabatan dan analisa beban kerja; menetapkan
sistem informasi kepegawaian yang dapat diakses oleh
seluruh pegawai; serta melakukan proses penerimaan pegawai
secara transparan, obyektif, dan akuntabel dan bebas KKN
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3)
Melakukan pengembangan
e-government
di lingkungan
internal berupa database SDM dalam rangka mendukung
proses birokrasi dan aplikasi pelayanan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam tingkat
transaksional;
4)
Melakukan evaluasi peta proses bisnis dan prosedur
operasional standar (SOP) yang telah disesuaikan dengan
perkembangan tuntutan efisiensi, dan efektivitas birokrasi
9
dan hasilnya ditindaklanjuti dengan melakukan perubahan
peta proses bisnis dan SOP;
5)
Menetapkan penetapan kinerja individu yang terkait dengan
kinerja organisasi dan memiliki kesesuaian dengan indikator
kinerja individu level di atasnya secara elektronik. Adapun hal
penting yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan
kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi
(area for
improvement)
LIPI adalah:
-
Membentuk
Role
model/agent
of
change
untuk
menggerakkan organisasi dalam melakukan perubahan;
-
Melakukan identifikasi terhadap peraturan
perundang-undangan yang tumpang tindih dengan instansi terkait
dan perlu dilakukan analisis dan revisi atas peraturan
perundang-undangan tersebut;
-
Melakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan
tumpang tindih fungsi dengan instansi lain dalam rangka
membentuk
lembaga/kementerian
yang
mampu
mewujudkan birokrasi yang efisien dan efektif;
-
Mengintegrasikan sistem pengukuran kinerja yang telah
dirancang berbasis elektronik agar dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pelayanan kepada masyarakat.
b.
Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN
Upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam rangka menciptakan
Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, maka
area for
improvement
yang dilakukan sebagai berikut:
1)
Menetapkan dan menerapkan kebijakan tentang
Whistle
blowing system
(WBS) dan penanganan gratifikasi;
2)
Mengevaluasi penanganan pengaduan masyarakat dan
hasilnya ditindaklanjuti;
3)
Menetapkan kebijakan penanganan benturan kepentingan
dalam setiap jabatan, pekerjaan, dan fungsi diantara pegawai
LIPI;
4)
Membangun Zona Integrasi melalui penetapan unit kerja yang
akan dikembangkan melalui Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK) / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM);
10
5)
Menciptakan kualitas dan kuantitas SDM Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) dalam rangka menciptakan
pengendalian internal yang memadai;
6)
Melakukan survei eksternal tentang persepsi korupsi sebagai
bahan masukan dalam rangka menciptakan birokrasi yang
bersih dan bebas KKN.
c.
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Ada sejumlah
area for improvement
yang dilakukan sebagai
berikut:
1)
Melakukan sosialiasi/pelatihan dalam upaya penerapan
Budaya Pelayanan Prima yang meliputi kode etik dan estetika
pelayanan prima;
2)
Merumuskan kebijakan tentang sistem
punishment
(sanksi)
/
reward
bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi
kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar.
B. Rencana Aksi Reformasi Birokrasi LIPI
Bergulirnya gelombang kedua reformasi birokrasi dengan fokus
penyempurnaan dan peningkatan kualitas reformasi birokrasi nasional,
maka LIPI dalam melakukan reformasi birokrasi gelombang kedua
diarahkan kepada 8 (delapan) area perubahan dengan melakukan 9
(sembilan) program mikro reformasi birokrasi, dengan diselaraskan
terhadap sasaran, arah kebijakan dan strategi dari amanat RPJMN
2015-2019.
Sasaran yang ingin diwujudkan dari penyempurnaan dan peningkatan
kualitas reformasi birokrasi adalah meningkatnya kualitas birokrasi
dan tata kelola pemerintahan yang baik dalam mendukung
peningkatan daya saing dan kinerja pembangunan nasional di berbagai
bidang, yang ditandai dengan: terwujudnya kelembagaan birokrasi
yang efektif dan efisien; meningkatkan kapasitas pengelolaan reformasi
birokrasi; diimplementasikannya UU Aparatur Sipil Negara secara
konsisten pada seluruh instansi pemerintah; dan meningkatnya
kualitas pelayanan publik.
11
Guna memberikan image positif kepada para pemangku kepentingan
terhadap perubahan yang dilakukan oleh LIPI, maka ditetapkan "one
stop service" sebagai quick wins baru di LIPI. Penetapan quick wins ini
dipandang sebagai langkah untuk menghadirkan LIPI ditengah-tengah
masyarakat melalui pelayanan publiknya, sekaligus sebagai pendorong
bagi pelaksanaan reformasi birokrasi di LIPI.
"One Stop Service
"
merupakan sebuah kanal yang berisi direktori pelayanan publik dari
seluruh satuan kerja di LIPI. Kanal ini sudah mulai diperkenalkan
kepada publik melalui http://pelayanan.lipi.go.id.
Sejalan dengan hal ini, LIPI pun menyesuaikan manajemen Tim
Reformasi Birokrasi LIPI dengan area-area perubahan yang telah
diamanatkan oleh sejumlah peraturan yang ada.
Setiap aktivitas dari program Reformasi Birokrasi di LIPI dijalankan
dengan pola P-D-C-A (
Plan - Do - Check – Act
), Aktivitas
Perencanaan
(P)
dilakukan dengan melihat terlebih dahulu pemahaman apa yang
hendak dilakukan, diperoleh dan dicapai/dituju dengan melibatkan
pemangku kepentingan dari aktivitas tersebut, pengumpulan
data/informasi/referensi yang diperlukan, pembuatan obyektif dan
target yang ingin dicapai, dan pembuatan langkah-langkah, rencana
aksi dan prioritas yang akan dikerjakan.
Aktivitas
Pelaksanaan (D)
, merupakan setiap aktivitas
(langkah-langkah) dan rencana aksi berdasarkan prioritas, pencapaian
hasil/output/
deliverable
yang
diharapkan,
dan
pengumpulan
data/informasi untuk perbaikan/menutup kesenjangan.
Aktivitas
Pemantauan
(C),
dilakukan
dengan
pengkajian/penganalisaan atas progress/kemajuan rencana aksi atas
hasil yang telah dicapai guna perbaikan, dan penyiapan tindakan atau
langkah-langkah untuk
“corrective actions”
agar obyektif dan target
yang ingin dicapai dapat diwujudkan (bilamana progress tidak sesuai
dengan harapan)
Aktivitas tindak lanjut
(A)
merupakan pelaksanaan
“corrective actions”
pada aspek/area/lini manajemen yang diperlukan perbaikan
berdasarkan hasil kajian, dan pemonitoran untuk ‘refinement’ atau
12
perbaikan kecil atas
„Plan‟
untuk tahapan siklus PDCA selanjutnya
(bilamana tidak diperlukan
“corrective action”).
Tim yang dibentuk melalui Keputusan Kepala LIPI memilki tugas,
target capaian, dan jadwal sebagai berikut.
1. Tim Kerja Program Manajemen Perubahan (Mental Aparatur)
Tugas/kegiatan yang dilakukan oleh Tim Kerja Program Manajemen
Perubahan (Mental Aparatur) di LIPI mencakup 2 (dua) program, yaitu
manajemen perubahan dan
quick wins
, yang dituangkan kedalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a)
Pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas;
b)
Pembentukan agen perubahan yang dapat mendorong terjadinya
perubahan pola pikir;
c)
Percepatan pelayanan melalui
quick wins,
dengan berkoordinasi
dengan Tim terkait;
Hasil-hasil yang diharapkan dari Area Perubahan Mental Aparatur
secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
a)
Meningkatnya penerapan/internalisasi asas, prinsip, nilai dasar,
kode etik, dan kode perilaku, termasuk penguatan budaya kinerja
dan budaya pelayanan;
b)
Meningkatnya penerapan budaya kerja positif di setiap instansi
pemerintah;
c)
Meningkatnya integritas aparatur;
d)
Meningkatnya profesionalisme aparatur;
e)
Meningkatnya citra positif aparatur sebagai pelayan masyarakat;
f)
Meningkatnya kepuasan masyarakat.
Target pelaksanaan program Manajemen Perubahan (Mental Aparatur)
per tahun untuk periode 2015-2019 ditampilkan pada gambar berikut.
13
Road Map Program Manajemen Perubahan
2015
2016
2017
2018
2019
TUJUAN :
Terwujudnya ASN LIPI yg ber-integritas, kompeten dan profesional
Pemantapan strategi manajemen perubahan (melalui pembangunan “Agen Perubahan” dan “penetapan nilai-nilai inti organisasi”) Meningkatnya Pola kerja dan budaya kerja seluruh struktural dan minimal 50 % sivitas menjadi agen perubahan baru Peningkatan integritas, budaya kerja produktif dan melayani. Perwujudan etos kerja profesional (Pemantapan dan kesinambungan integritas, budaya kerja produktif dan pelayanan prima) Terwujudnya profesionalism e ASN LIPI
14
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Program Manajemen Perubahan
1 Pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas
(Tahapan kegiatan berdasarkan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Manajemen Perubahan)
(Rp 100.000.000,-)
Terwujudnya
penerapan
nilai-nilai
corporate
LIPI
Perubahan
mindset;
Peningkatan
kinerja LIPI
Tim RB,
Pimpinan
LIPI,
Kepala
Satker
a. Perencanaan (P)
- Membentuk tim kerja manajemen perubahan-
Ditetapkannya tim kerja melalui SK Kepala LIPI - Mengidentifikasi nilai-nilai organisasi-
Tersedianya daftar nilai yang disarankan (draft)dan contoh perilaku pendukungnya - Mengidentifikasi
area sensitif (yang memungkinkan timbulnya konflik)
-
Ketersesuaian draftnilai dan perilaku dengan upaya pencapaian visi LIPI - Menetapkan
perilaku utama
-
Tersedianya nilai-nilai yang disepakati-
Tersusunnya rumusan kode etik Pegawai LIPI - Merumuskan instrumen pengukuran perilaku utama-
Tersusunnya scorecard kinerjab. Pelaksanaan (D)
15
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
-
Mendeklarasikan nilai-nilai dan komitmen penerapan budaya kerja-
Terdeklarasikannya komitmen pimpinan LIPI untuk menerapkan nilai-nilai corporate-
Sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai-
Tersosialisasikannya nilai-nilai corporate kepada seluruh pegawai LIPI-
Penerapan nilai-nilai-
Terlaksananya nilai-nilai corporate dalam kegiatan sehari-hari pegawai LIPIc. Pemantauan (C)
- Melakukan monitoring dan evaluasi pengembangan nilai-nilai corporate-
Terlaksananya monitoring dan evaluasi secara berkalad. Tindak lanjut (A)
-
Usulan perbaikan nilai-nilai atau cara sosialisasi dan internalisasi-
Tersedianya usulan perbaikan16
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2 Pembentukan agen perubahan yang dapat mendorong terjadinya perubahan pola
pikir
(Tahapan kegiatan berdasarkan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Agen Perubahan di Instansi Pemerintah)
(Rp 75.000.000,-)
Terwujudnya
agen-agen perubahan di
LIPI
Perubahan
mindset;
Peningkatan
citra positif
aparatur
Tim RB,
Kepala
Satker
a. Perencanaan (P)
- Menyusun rencana dan agenda pembentukan agen perubahan-
Tersusunnya dokumen rencana dan agenda pembentukan agen perubahan - Menetapkan kriteria agen perubahan-
Tersedianya ketetapan mengenai kriteria agen perubahanb. Pelaksanaan (D)
-
Penjaringan tahap awal (seleksi internal per satker)-
Terseleksinya individu-individu kandidat agen perubahan (per satker)-
Pelaksanaan assessment oleh Tim RB Instansi terhadap kandidat individu terpilih-
Terselenggaranya assessment untuk kandidat agen perubahan LIPI-
Penetapan secara-
Ditetapkannya SK Kepala LIPI17
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
formal individu Agen Perubahan terpilih
mengenai daftar agen perubahan LIPI (termasuk peran, tugas, fungsi dan jangka waktu)
-
Penyusunan rencana tindak agen perubahan-
Tersusunnya formulir rencana tindak agen perubahanc. Pemantauan (C)
-
Melakukan monitoring dan evaluasi atas pembentukan agen perubahan-
Tersedianya laporan monevd. Tindak lanjut (A)
-
Menyusun rencana Pembinaan dan pengembangan Agen Perubahan LIPI-
Tersusunnya rencana pembinaan dan pengembangan agen perubahan LIPIProgram
Quick Wins
1
Percepatan pelayanan melalui quick wins, dengan berkoordinasi dengan Tim terkait.(Tahapan kegiatan berdasarkan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins)
(Rp 150.000.000,-)
Terlaksananya
program quick wins
(QW) LIPI
-
perbaikan sistem dan mekanisme kerja atau produk utama Tim RB, Kepala Satker Terkait18
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
yang sesuai dengan peran, tupoksi dan karakteristik LIPI
-
peningkatan dampak/manf aat LIPI bagi masyarakat penggunaa. Perencanaan (P)
- Menetapkan rumusan kriteria quick wins-
Seleksi dan penetapan quick winsDokumen Panduan Pemilihan quick wins
b. Pelaksanaan (D)
-
Pembentukan tim kerja /struktur organisasi-
penyusunan rencana & jadwal kerja, target dan anggaran-
Penyelesaian QW-
Penetapan QW dengan SK Kepala LIPI-
Dokumen pelaksanaan QWc. Pemantauan (C)
- Review Dokumen
19
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
- Monitoring dan Evaluasi penyusunan laporan kemajuan penyelesaian qw secara berkala Pelaksanaan Quick Wins
d. Tindak lanjut (A)
-
Rencana tindak lanjut20
2. Tim Kerja Program Penguatan Pengawasan
Sebagai bagian dari pelaksanaan RB LIPI, Tim Kerja Program
Penguatan Pengawasan memiliki tugas yang menjadi Agenda
Prioritas pelaksanaan Road Map RB LIPI 2015-2019. Tugas yang
dilakukan oleh Tim Kerja Program Penguatan Pengawasan adalah :
peningkatan kapabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP);
a)
membangun Zona Integritas melalui penetapan unit kerja yang
akan dikembangkan melalui Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM);
b)
menyusun dan mengevaluasi kebijakan tentang pelaksanaan
pengendalian Gratifikasi;
c)
melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan
Whistle Blowing
System
;
d)
pelaksanaan pemantauan Benturan Kepentingan;
e)
pembangunan dan penerapan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) di masing-masing satuan kerja;
f)
penanganan pengaduan masyarakat secara terpadu;
g)
mengevaluasi tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas
seluruh satuan kerja;
h)
melaksanakan survei eksternal tentang persepsi korupsi.
Secara umum, kegiatan-kegiatan dan tahapan yang akan dilakukan
Tim Kerja Program Penguatan Pengawasan selengkapnya diuraikan
pada tabel berikut:
21
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Program Penguatan Pengawasan
1. Peningkatan kapabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) – (Rp 400.000.000,00)
Tingkat Kapabilitas APIP
Meningkatnya
Kapasitas APIP Insp
a. Perencanaan (P)
Penyusunan Man Power Planning Development APIP (Perencanaan Pengembangan SDM APIP) Benchmarking perencanaan pengembangan SDM APIP b. Pelaksanaan (D)
Penilaian mandiri (self assesment) kapabilitas APIP
Peningkatan kapabilitas APIP melalui pengembangan kompetensi SDM APIP (diklat, workshop, e-learning dsb)
Studi banding dengan instansi APIP lain
Pelaksanaan peer review
(telaah sejawat)
c. Pemantauan (C)
Monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pengembangan kompetensi SDM APIP
d. Tindak lanjut (A)
Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi pengembangan kompetensi SDM APIP
22
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2. Membangun Zona Integritas Melalui Penetapan Unit Kerja yang akan Dikembangkan Melalui Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) – (Rp 750.000.000,00)
Meningkatnya penerapan penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan
bebas KKN
Insp
a. Perencanaan (P)
Penyusunan pedoman penilaian Zona Integritas tingkat satuan kerja
Pedoman Penilaian ZI
Penyusunan lembar kerja evaluasi penilaian Zona Integritas tingkat satuan kerja
Lembar Kerja Evaluasi Penilaian
ZI
Penetapan tim penilai instansi pembangunan Zona Integritas
b. Pelaksanaan (D)
Penilaian Zona Integritas tingkat satuan kerja
Satuan Kerja Berpredikat WBK/WBBM
Asistensi pembangunan Zona Integritas tingkat satuan kerja
Pengusulan satuan kerja untuk diberikan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) 3 satker (2015); 11 satker (2016); 21 satker (2017); 31 satker (2018); 41 satker (2015)
Pengusulan satuan kerja untuk diberikan predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
3 satker (2016); 7 satker (2017); 12 satker (2018);
23
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
c. Pemantauan (C)
Monitoring dan evaluasi pembangunan Zona Integritas tingkat satuan kerja
d. Tindak lanjut (A)
Tindak lanjut atas hasil monitoring dan evaluasi pembangunan Zona Integritas tingkat satuan kerja
3. Menyusun dan Mengevaluasi Kebijakan Tentang Pelaksanaan Pengendalian Gratifikasi – (Rp 200.000.000,00) Tingkat Penyimpangan oleh Aparatur Menurunnya Tingkat Penyimpangan oleh Aparatur Insp a. Perencanaan (P) Penyusunan kebijakan/peraturan LIPI terkait pengendalian gratifikasi
Penyiapan sarana dan prasarana pendukung
MoU/kerjasama dengan aparat penegak hukum
Pembentukan tim pengendalian Gratifikasi
Studi banding pelaksanaan pengendalian gratifikasi dengan instansi lain
b. Pelaksanaan (D)
Menerima laporan gratifikasi
24
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
laporan gratifikasi Melakukan proses penanganan laporan gratifikasi Penyusunan laporan penerimaan gratifikasi oleh pejabat/aparatur
Melakukan koordinasi,
konsultasi dan korespondensi dengan KPK c. Pemantauan (C) Monitoring pelaporan gratifikasi oleh pejabat/aparatur Evaluasi mekanisme pelaporan gratifikasi di lingkungan LIPI
Meminta data dan informasi kepada satuan kerja terkait penerapan program
pengendalian gratifikasi di LIPI
d. Tindak lanjut (A)
Pelaksanaan tindak lanjut atas monitoring pelaporan gratifikasi
25
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
4. Melaksanakan dan Mengevaluasi Pelaksanaan Whistle Blowing System – (Rp200.000.000,00)
Tingkat Penyimpangan oleh Aparatur Menurunnya Tingkat Penyimpangan oleh Aparatur Insp a. Perencanaan (P) Penyusunan kebijakan/peraturan LIPI terkait pelaksanaan whistle blowing system
Penyiapan sarana dan prasarana pendukung
Pembentukan tim pengelola pengaduan melalui whistle blowing system
Studi banding pelaksanaan
whistle blowing system dengan instansi lain
b. Pelaksanaan (D)
Sosialisasi whistle blowing system di lingkungan LIPI
Pengelolaan pengaduan
whistle blowing system LIPI meliputi: mengadministrasi pengaduan, menganalisis pengaduan, melakukan pemeriksaan/audit, membuat laporan pengelolaan pengaduan
26
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
c. Pemantauan (C)
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan whistle blowing system LIPI
Evaluasi aplikasi whistle blowing system LIPI
d. Tindak lanjut (A)
Tindak lanjut atas hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan whistle blowing system LIPI
5. Pelaksanaan Pemantauan Benturan Kepentingan – (Rp200.000.000,00)
Tingkat Penyimpangan oleh Aparatur Menurunnya Tingkat Penyimpangan oleh Aparatur Insp a. Perencanaan (P) Penyusunan kebijakan/peraturan LIPI terkait konflik yang terjadi karena adanya benturan kepentingan
Penyiapan sarana dan prasarana pendukung
Studi banding penanganan benturan kepentingan dengan instansi lain
b. Pelaksanaan (D)
Identifikasi benturan
kepentingan dalam kegiatan
27
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
organisasi
Penanganan benturan kepentingan yang telah didentifikasi
c. Pemantauan (C)
Monitoring dan evaluasi atas implementasi penanganan benturan kepentingan
d. Tindak lanjut (A)
Pelaksanaan tindak lanjut monitoring dan evaluasi atas implementasi penanganan benturan kepentingan
6. Pembangunan dan Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Masing-Masing Satuan Kerja – (Rp 500.000.000,00) Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Meningkatnya Penerapan Sistem Pengawasan yang Independen, Profesional, dan Sinergis Insp a. Perencanaan (P) Penyusunan kebijakan/peraturan LIPI terkait pelaksanaan SPIP
Penyusunan pedoman pelaksanaan SPIP LIPI
Pembentukan Satuan Tugas Penyelenggara SPIP LIPI
Koordinasi dan persiapan penilaian risiko dengan instansi terkait
28
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pembentukan satuan tugas pelaksana SPIP tingkat satuan kerja
Pelaksanaan bimbingan teknis penilaian risiko tingkat satuan kerja
Pelaksanaan penilaian risiko pada kegiatan di satuan kerja
Penyusunan rencana tindak pengendalian (RTP)
c. Pemantauan (C)
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana tindak pengendalian atas risiko pada satuan kerja
d. Tindak lanjut (A)
Tindak lanjut atas hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana tindak pengendalian atas risiko pada satuan kerja
7. Penanganan Pengaduan Masyarakat Secara Terpadu – (Rp200.000.000,00)
Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan Meningkatnya efisiensi penyelenggaraan Insp a. Perencanaan (P) Penyusunan kebijakan/peraturan LIPI terkait penanganan pengaduan masyarakat
29
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Penyiapan sarana dan prasarana pendukung birokrasi Pembentukan tim penanganan pengaduan masyarakat b. Pelaksanaan (D)
Pelaksanaan pengelolaan dan penanganan pengaduan masyarakat LIPI secara terpadu yang dilakukan melalui aktivitas: pencatatan pengaduan, penelaahan pengaduan, penyaluran pengaduan, melaksanakan tindak lanjut atas pengaduan, pelaporan pengelolaan
pengaduan secara berkala, dan pendokumentasian/ pengarsipan pengaduan
Koordinasi dengan satuan kerja terkait
c. Pemantauan (C)
Pemantauan tindak lanjut atas pengaduan
Monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat LIPI secara terpadu
30
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Evaluasi sistem penanganan pengaduan masyarakat LIPI
d. Tindak lanjut (A)
Tindak lanjut atas hasil monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat
8. Mengevaluasi Tingkat Efisiensi, Efektivitas, dan Produktivitas Seluruh Satuan Kerja – (Rp 15.000.000.000,00)
Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Internal/Eksternal Meningkatnya Jumlah Instansi Pemerintah yang Memperoleh Opini WTP – BPK Insp a. Perencanaan (P)
Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)/kegiatan assurance
Penyusunan dan pengusulan Standar Biaya Keluaran (SBK) untuk kegiatan pengawasan APIP
Perbaikan/Penyempurnaan SOP Pengawasan APIP
b. Pelaksanaan (D)
Pelaksanaan audit (audit operasional, audit tujuan tertentu)
Pelaksanaan reviu (reviu RKA-K/L, reviu laporan
31
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
keuangan)
Pelaksanaan monitoring kegiatan
Pelaksanaan evaluasi
(evaluasi RB, evaluasi SAKIP)
Penyelenggaraan kegiatan
consulting (sosialisasi, asistensi, bimbingan teknis, dan workshop)
c. Pemantauan (C)
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan PKPT/assurance
(audit, reviu, evaluasi dan monitoring)
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
consulting
d. Tindak lanjut (A)
Tindak lanjut atas hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan PKPT/ assurance
dan kegiatan consulting
9. Melaksanakan Survei Eksternal tentang Persepsi Korupsi – (Rp 600.000.000,00)
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Teridentifikasinya Strategi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi a. Perencanaan (P) Penyusunan perencanaan dan kerangka acuan kerja pelaksanaan survei persepsi
32
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
korupsi Insp
Studi banding dengan lembaga survei
Koordinasi dan kerjasama dengan KPK, Kementerian PAN dan RB, dan BPS
b. Pelaksanaan (D)
Pelaksanaan survei persepsi korupsi bagi pengguna layanan/stakeholder LIPI
c. Pemantauan (C)
Monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan survei persepsi korupsi sebelumnya
d. Tindak lanjut (A)
Tindak lanjut atas
monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan survei persepsi korupsi
33
3. Tim Kerja Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Tugas yang dilakukan oleh Tim Kerja Program Penguatan
Akuntabilitas Kinerja adalah :
a)
meningkatkan kualitas informasi kinerja ke publik;
b)
mengembangkan sistem manajemen kinerja dan pelaporan;
termasuk didalamnya melakukan review kesesuaian antara IKU
dengan tugas fungsi untuk eselon II dan eselon III hingga
kepada ukuran kinerja individu;
c)
mengembangkan sistem informasi kinerja hingga level individu.
Secara umum, kegiatan-kegiatan yang dilakukan Tim Kerja
Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja dapat dilihat pada
ilustrasi berikut.
34
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja
1. Meningkatkan kualitas informasi kinerja ke publik
Dokumen LKJ LIPI dapat diakses oleh publik BU, BPK, Tim PME kedeputian a. Perencanaan (P) Membuat rencana perbaikan tampilan informasi kinerja di Web LIPI Dokumen perencanaan perbaikan tampilan informasi kinerja. b. Pelaksanaan (D) Memperbaiki tampilan informasi kinerja di Web LIPI Perbaikan tampilan informasi kinerja di Web LIPI Memasukkan dokumen perencanaan dan pelaporan kinerja LIPI ke web LIPI Dokumen Perencanaan dan Pelaporan LIPI di Web LIPI
35
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
c. Pemantauan (C) Melakukan monitoring dan evaluasi atas perubahan tampilan serta konten Dokumen Monev
d. Tindak Lanjut (A) Melakukan tindak lanjut hasil monitoring evaluasi Dokumen/ laporan tindak lanjut hasil monev
36
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2. Mengembangkan Sistem Manajemen Kinerja dan Pelaporan
Peningkatan nilai LKJ LIPI BPK, Inspektorat, Tim PME Kedeputian a. Perencanaan (P) Membuat Panduan LKJ Panduan LKj terbaru Membuat Panduan Monitoring dan Evaluasi serta Panduan Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Panduan Monev dan Panduan penyusunan dokumen rencana kerja sesuai peraturan yang berlaku b. Pelaksanaan (D) Sosialisasi Panduan LKJ, Panduan Monev dan Panduan Penyusunan Renja Satker menyusun LKj / dokumen/ laporan lain sesuai dengan peraturan / panduan yang berlaku
37
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Mereview kesesuaian IKU dan tugas fungsi Satker serta ukuran kinerja individu Laporan review kesesuaian c. Pemantauan (C) Melakukan monitoring evaluasi berkala Tk. Kedeputian dan Satker Dokumen Monev berkala Tk kedeputian dan satker
d. Tindak Lanjut (A) Melakukan review LKJ sebagai acuan perbaikan LKJ Laporan review LKj
38
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
3 Mengembangkan sistem informasi kinerja hingga ke level individu
Akuntabilitas Kinerja terlihat hingga level individu BPK, BOSDM, BU a. Perencanaan (P) Merencanakan sistem informasi kinerja organisasi dan individu terintegrasi Dokumen perencanaan sistem informasi kinerja organisasi dan individu terintegrasi b. Pelaksanaan (D) Membangun sistem informasi kinerja organisasi dan individu yang terintegrasi Sistem informasi kinerja organisasi dan individu yang terintegrasi c. Pemantauan (C) Melakukan monitoring evaluasi atas sistem informasi kinerja organisasi dan individu yang terintegrasi Laporan monev sistem informasi kinerja
39
Tahapan Kerja 2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
d. Tindak Lanjut (A) Melakukan tindak lanjut monev sistem informasi kinerja organisasi dan individu yang terintegrasi Laporan tindak lanjut
40
4. Tim Kerja Program Penataan dan Penguatan Organisasi
Tugas yang dilakukan oleh Tim kerja program penataan dan
penguatan organisasi adalah :
a)
melakukan asesmen dan pelaksanaan penataan dan penguatan
organisasi mekanistik (UPT) di LIPI;
b)
melakukan evaluasi terhadap perubahan struktur organisasi
terkait bidang penelitian menjadi Kelompok Penelitian (Keltian)
dan perombakan organisasi satker dan biro di lingkungan LIPI;
c)
melakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan tumpang
tindih fungsi dengan instansi lain dalam rangka membentuk
lembaga/kementerian yang mampu mewujudkan birokrasi yang
efisien dan efektif;
d)
mengkaji bentuk kelembagaan/organisasi penelitian dan
pengembangan paling ideal bagi LIPI sebagai respon terhadap
perubahan lingkungan eksternal dan internal;
e)
menyusun indeks kelembagaan di lingkungan LIPI.
Untuk melakukan evaluasi organisasi dilakukan dengan :
1)
menilai ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi;
2)
mengukur jenjang organisasi kepada seluruh unit;
3)
menganalisis kemungkinan duplikasi fungsi kepada seluruh
unit kerja;
4)
menganalisis satuan organisasi yang berbeda tujuan namun
ditempatkan dalam satu kelompok kepada seluruh unit
kerja;
5)
menganalisis kemungkinan adanya pejabat yang melapor
kepada lebih dari seorang atasan kepada sebagian unit
kerja;
6)
menganalisis kesesuaian struktur organisasi dengan kinerja
yang akan dihasilkan kepada seluruh unit kerja;
7)
kesesuaian struktur organisasi dengan mandat; dan
8)
menganalisis kemungkinan tumpang tindih fungsi dengan
instansi lain.
41
Dalam mengkaji bentuk kelembagaan/organisasi penelitian dan
pengembangan paling ideal bagi LIPI sebagai respon terhadap
perubahan lingkungan eksternal dan internal, dilakukan dengan
menganalisis kemampuan struktur organisasi untuk adaptif
terhadap perubahan lingkungan strategis.
Secara umum, kegiatan-kegiatan yang dilakukan Tim kerja program
penataan dan penguatan organisasi dapat dilihat pada ilustrasi
berikut.
42
Tahapan Kerja2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Program Penataan dan Penguatan Organisasi
1 Melakukan asesmen dan pelaksanaan penataan dan penguatan organisasi mekanistik (UPT) di LIPI (Rp 150.000.000) 1. Organisasi yang tepat ukuran sesuai lingkungan strategisnya 2. UPT menjadi LIPI korporat BOSDM dan Tim Assesme nt (Kepala Satker UPT) a. Perencanaan (P) Tersusunnya desain pengkajian UPT Mendapatkan Status UPT saat ini dari BOSDM (dokumen restrukturisasi UPT ke BOSDM) Mendapatkan hasil evaluasi UPT terakhir dari BOSDM dan Sekretariat RB Memetakan kondisi terkini usulan perubahan UPT yang telah diajukan ke BOSDM Menelaah mengenai rasionalitas terhadap eksistensi UPT Pembuatan desain pengkajian UPT dan tim restrukturisasi
43
Tahapan Kerja2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV UPT b. Pelaksanaan (D) Tersusunnya dokumen penataan UPT di LIPI Menelaah kembali bentuk ideal UPT sesuai PermenPAN No. PER/18/M.PAN/1 1/2008 (Fungsi Pelayanan) Melakukan kajian tentang UPT ideal
Melakukan kajian perbandingan UPT di kementrian yang lain Melakukan modifikasi UPT ideal sesuai dengan lembaga riset (Fungsi Stasiun Riset) Menyusun kriteria dan mekanisme evaluasi UPT melalui FGD dengan satker dan Pimpinan LIPI Menyusun laporan assessment penataan UPT c. Pemantauan (C)
44
Tahapan Kerja2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Monitoring pelaksanaan dan hasil assement UPT Laporan evaluasi assessment UPT
d. Tindak lanjut (A) Terlaksanan
ya
Restrukturis asi UPT
Melakukan Restrukturisasi UPT sesuai hasil assesment Pembentukan atau Modifikasi Fungsi UPT
2 Melakukan evaluasi terhadap perubahan struktur organisasi terkait bidang penelitian menjadi
Kelompok Penelitian (Keltian) dan perombakan organisasi satker dan biro di lingkungan LIPI (Rp 150.000.000) 1.Efektivitas Kelompok Penelitian di Pusat Pusat Penelitian di LIPI 2.Efektivitas dan optimalisa si struktur organisasi baru LIPI BOSDM dan Tim Evaluasi a. Perencanaan (P) Tersusunnya panduan evaluasi perubahan struktur organisasi di LIPI Mengumpulkan bahan dan dokumen perubahan organisasi di Satker LIPI dan SK Kepala LIPI Menyusun panduan evaluasi terhadap evaluasi kelompok penelitian,Bidang PDHP, dan Penghapusan Eselon IV di Biro
45
Tahapan Kerja2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
b. Pelaksanaan (D) Tersusunnya dokumen evaluasi pelaksanaan perubahan struktur organisasi di LIPI Melakukan evaluasi pelaksanaan reorganisasi LIPI terkait pembentukan keltian melalui FGD dengan satker di LIPI Melakukan evaluasi terhadap perubahan organisasi di LIPI terkait struktur organisasi di satker LIPI Menyusun laporan evaluasi terhadap pembentukan keltian dan perubahan struktur organisasi di LIPI c. Pemantauan (C) Tersusunnya laporan pelaksanaan monitoring Monitoring pelaksanaan evaluasi perubahan organsisasi
d. Tindak lanjut (A) Terlaksana
nya optimalisasi struktur organisasi Melaksanakan hasil evaluasi perubahan organisasi
46
Tahapan Kerja2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV baru
3 Melakukan evaluasi dan menganalisis kemungkinan tumpang tindih fungsi dengan instansi lain (hingga ke pusat-pusat penelitian) (Rp 150.000.000) 1. Efisiensi organisasi sesuai tupoksinya 2. Organisasi yang tepat ukuran dan tepat fungsi BOSDM dan Tim Evaluasi a. Perencanaan (P) Tersusunnya pedoman evaluasi tumpang tindih Menghimpun bahan dan data kajian tumpang tindih organisasi di LIPI yang sudah ada
Menghimpun data dan literature mengenai organisasi dan tusi di kementrian/non kementrian dan lembaga riset nasional saat ini
Menyusun pedoman evaluasi tumpang tindih organisasi di LIPI b. Pelaksanaan (D) Tersusunnya laporan hasil evaluasi tumpang tindih tugas dan fungsi LIPI dengan lembaga litbang lain Menganalisis bahan yang sudah ada
Melakukan FGD dengan Satker dan Wawancara tentang tusi organisasi Melakukan evaluasi tumpang tindih
47
Tahapan Kerja2015 2016 2017 2018 2019 Kriteria
Keberhasilan
Outcomes PJ
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV fungsi LIPI dengan
instansi litbang lain
Menyusun laporan evaluasi terkait analisis tumpang tindih tusi di lingkungan organisasi LIPI c. Pemantauan (C) Tersusunnya laporan monitoring pelaksanaan evaluasi Monitoring pelaksanaan evaluasi tumpang tindih tugas dan fungsi LIPI dengan lembaga litbang lain
d. Tindak lanjut (A) Terlaksanan
ya optimalisasi organisasi LIPI Melaksanakan hasil evaluasi tentang tumpang tindih organisasi
4 Mengkaji bentuk kelembagaan/organisasi penelitian dan pengembangan paling ideal bagi LIPI sebagai
respon terhadap perubahan lingkungan eksternal dan internal dikeluarkan LIPI (Rp 250.000.000) Organisasi LIPI ideal sesuai lingkungan strategisnya BOSDM dan Pappip tek a. Perencanaan (P) Tersusunnya Kerangka kerja dan proposal kajian Pengumpulan bahan terhadap terkait kajian terhadap lembaga-lembaga riset kelas dunia yang telah dilakukan