• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI KASUS DI KAP DKI JAKARTA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI KASUS DI KAP DKI JAKARTA)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INDEPENDENSI,

KOMPETENSI DAN PENGALAMAN KERJA

TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI

KASUS DI KAP DKI JAKARTA)

Agitha Pramesti

Universitas Bina Nusantara

Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 (021) 53696969, 53696999/ (021) 5300244, githaaa@yahoo.com

Dosen Pembimbing :

Armanto Witjaksono, S.E., Ak., M.M., CA

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the effect of independence, competence and working experience on audit quality. Data collection method used the technique of questionnaires with respondents auditor who works in accounting firm in Jakarta. The population in this study was 437 auditors, while respondents in this research were 208 auditors. The data analysis technique used the data quality test, classic assumption test and hypotheses test. Test the quality of the data are validity and reliability. Classical assumption test used in this study is the normality test, multicorrelation test and heteroscedasticity test. Hypothesis test used is multiple linear analysis test, test the coefficient of determination (R2), simultaneous significance test (F test) and parameters individually significant test (t-test). Results from this study is the independence, competence and experience significant effect on audit quality. This means that the higher the independence, competence and work experience, the higher the quality of the resulting audit. (AP).

Keywords: Independence, Competence, Working Experience, Audit Quality

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh independensi, kompetensi dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit pada KAP di DKI Jakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik kuesioner dengan responden auditor yang berkerja pada KAP di DKI Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah 437 auditor sedangkan responden dalam penelitian ini berjumlah 208 auditor. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Uji kualitas data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas. Uji Asumsi Klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikorelasi dan uji heteroskedastisitas. Uji hipótesis yang digunakan adalah uji análisis linear berganda, uji koefisien determinasi (R2), uji signifikan simultan (uji F) dan uji signifikan parameter individual (uji t). Hasil dari penelitian ini adalah independensi, kompetensi dan pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Artinya semakin tinggi independensi, kompetensi dan pengalaman kerja maka semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan. (AP)

(2)

Kata kunci: Independensi, Kompetensi, Pengalaman Kerja, Kualitas Audit

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi ini, kemajuan usaha berkembang dengan sangat pesat. Hal ini menyebabkan pelaku bisnis berusaha meningkatkan kinerja perusahaannya dalam persaingan usaha yang terjadi. Selain itu, perusahaan juga perlu membuat laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai informasi bagi pengguna laporan baik internal perusahaan maupun untuk eksternal perusahaan seperti investor. Laporan keuangan umumnya disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan para penggunanya. Para pengguna laporan keuangan umumnya membutuhkan informasi tambahan untuk dapat mengambil keputusan.

Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards Board (FASB), ada dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan yakni relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut memang relevan dan dapat diandalkan serta dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Singgih dan Bawono, 2010).

Profesi akuntan publik memiliki peranan yang penting dalam melakukan audit atas laporan keuangan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang tidak memihak dalam mempertanggungjawabkan laporan keuangan pada suatu perusahaan. Profesi akuntan publik bertanggungjawab pula dalam meningkatkan kehandalan laporan keuangan perusahaan sehingga mampu memberikan jaminan yang handal bagi perusahaan dalam mengambil keputusan. Laporan keuangan yang sudah diperiksa oleh akuntan publik umumnya lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan laporan keuangan yang belum atau bahkan tidak diperiksa oleh akuntan publik yang dapat dipercaya.

Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka dalam melaksanakan tugas auditnya, auditor harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (Tjun dkk, 2012).

Dalam menjalankan profesinya, akuntan publik diharuskan menghasilkan audit yang berkualitas. Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menentukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan (Rapina dkk, 2013) dalam Kovinna dan Betri (2014).

Namun tidak hanya berpedoman pada standar audit, auditor juga diharuskan mematuhi kode etik profesinya dalam menjalankan pekerjaannya. Kode etik profesi tersebut mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya. Kode etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi, kerahasiaan, perilaku professional dan standar teknis bagi auditor dalam menjalankan pekerjaannya.

Banyak pihak yang bergantung pada hasil audit untuk dapat mengambil keputusan dan sebagainya. Maka dari itu akuntan publik atau auditor dituntut untuk mematuhi standar audit dan etika profesi yang sudah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan agar hasil audit yang dihasilkan nantinya dapat berkualitas tinggi dan hasil auditnya dapat dinyatakan layak serta dapat dipercaya dan digunakan oleh masyarakat sehingga tidak merugikan banyak pihak.

Kecakapan profesionalitas dari akuntan publik atau auditor dalam melakukan audit sangat dibutuhkan karena hal itu dapat mempengaruhi kualitas hasil auditnya. Beberapa sikap harus dipertahankan oleh seorang auditor agar dapat tetap memiliki sikap profesionalismenya dan dapat menghasilkan hasil audit yang berkualitas seperti independensi, objektivitas serta integritas. Seperti yang tercantum pada standar umum ketiga dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) tahun 2001 yakni: “Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama”.

Salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang akuntan publik atau auditor adalah independensi. Hal ini dijelaskan dalam standar umum kedua dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) tahun 2001 yaitu: “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independesi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Maka dari itu sebagai seorang akuntan publik, auditor dituntut agar memiliki sikap independesi atau kemampuan untuk memiliki sikap yang tidak memihak kepada pihak manapun.

(3)

Tidak semua auditor dapat mempertahankan sikap profesionalnya. Sehingga menyebabkan banyaknya skandal terjadi di luar negeri maupun di dalam negeri. Contoh kasus yang terjadi di luar negeri yang cukup menghebohkan dunia adalah kasus Enrorn. Dalam kasus Enrorn terjadi manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak auditor yaitu Arthur Anderson. Dalam kasus tersebut dijelaskan bahwa pihak auditor yaitu Arthur Anderson telah melanggar kode etik audit dengan melakukan manipulasi laporan keuangan dan memberikan dua jasa sekaligus yaitu sebagai auditor dan sebagai konsultan bisnis.

Selain harus mempertahakankan kemahiran profesional, seorang auditor juga dituntut untuk memiliki keahlian dan pelatihan yang cukup untuk mampu bersaing di dunia usaha serta mampu menghasilkan hasil audit yang berkualitas.. Seperti yang dijelaskan dalam standar umum pertama dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) tahun 2001 yaitu: “Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan yang cukup sebagai auditor”. Hal ini menuntut auditor untuk mampu bertindak sebagai ahli dalam bidang akuntansi dan auditing.

Seorang auditor harus mempunyai pengalaman dalam kegiatan auditnya, pendidikan formal dan pengalaman kerja dalam profesi akuntan merupakan dua hal penting dan saling melengkapi. Pemerintah mensyaratkan pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit bagi akuntan yang ingin memperoleh izin praktik dalam profesi akuntan publik (Mulyadi, 2002) dalam Nugraha (2012).

Sikap profesional seperti independensi serta keahlian atau kompetensi yang dimiliki seorang auditor dan pengalaman kerja yang cukup dapat menghasilkan suatu hasil audit yang berkualitas. Hasil audit yang berkualitas dapat menghasilkan suatu laporan audit yang mampu membantu para penggunanya baik dari pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan seperti investor dalam menentukan pilihannya. Hal tersebut yang menjadi dasar penulis memilih judul skripsi: ”PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI KASUS DI KAP DKI JAKARTA).” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: mengetahui dan menganalisa pengaruh independensi terhadap kualitas audit, mengetahui dan menganalisa pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit, mengetahui dan menganalisa pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit.

METODE PENELITIAN

Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Kualitas Data: a. Uji Validitas b. Uji Reliabilitas 2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas b. Uji Multikorelasi c. Uji Heteroskedastisitas 3. Uji Hipotesis

a. Uji Analisis Linear Berganda b. Uji Koefisien Determinasi (R2) c. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

d. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)

HASIL DAN BAHASAN

Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis pengaruh independensi, kompetensi dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit (studi kasus di KAP di DKI Jakarta).

1. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit

Hasil uji hipotesis yang sebelumnya telah dilakukan menunjukkan bahwa independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Para auditor yang menjadi responden dalam penelitian ini setuju bahwa independensi diperlukan untuk menghasilkan kualitas audit yang dapat dipercaya. Sikap independensi yang dimiliki oleh auditor dapat menghasilkan hasil audit yang dapat dapat diyakini keandalannya dan kebenarannya karena auditor memiliki sikap untuk tidak memihak atau netral.

(4)

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Samsi, Riduwan, Suryono (2013) yang menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Independensi merupakan sikap dimana dalam menjalankan tugasnya seorang auditor harus terbebas dari pengaruh pihak lain agar hasil audit dapat sesuai dengan fakta sehingga hasil auditnya dapat diyakini kebenarannya. Jika hasil audit yang dihasilkannya dapat diyakini kebenarannya maka audit yang dihasilkan dapat dinyatakan berkualitas.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Slamet (2012) dan Kovinna dan Betri (2014) yang menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Independensi merupakan sikap mental yang harus dimiliki seorang auditor dalam melaksanakan audit. Jika auditor tidak memiliki sikap independen dalam melaksanakan audit maka kemungkinan besar hasil auditnya tidak dapat dipercaya dan tidak berkualitas. Menurut Slamet (2012) ketidaksignifikanan disebabkan karena pada saat penyusunan program pemeriksaan masih ada intervensi pimpinan untuk menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang akan diperiksa serta intervensi atas prosedur-prosedur yang dipilih oleh auditor. Kemudian pada saat pelaksanaan pemeriksaan masih belum bebas dari usaha-usaha manajerial (obyek pemeriksaan) untuk menentukan atau menunjuk kegiatan yang diperiksa, sehingga masih ada auditor yang merasa tidak perlu bekerjasama dengan manajerial. Terakhir, pada saat penyusunan laporan masih sering menggunakan bahasa atau istilah yang menimbulkan multi tafsir.

2. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Dalam Standar Umum pertama dalam Standar Audit seksi 210 dalam SPAP (2001) menyebutkan bahwa: “Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”. Kompetensi yang dimaksud disini mencangkup pengetahuan umum, pendidikan formal dan keahlian khusus.

Responden dalam penelitian ini setuju bahwa kualitas audit yang baik dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki oleh auditor. Dengan dasar pendidikan formal dan ditambah dengan pengetahuan umum serta keahlian khusus yang dimiliki oleh auditor maka hasil auditnya akan lebih baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Slamet (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Sikap kompetensi dapat menjadikan seorang auditor menjadi lebih peka dan lebih terbiasa dengan situasi yang ada sehingga kualitas hasil auditnya akan menjadi lebih baik. Artinya semakin tinggi sikap kompetensi yang dimiliki auditor dapat membantu auditor melaksanakan audit dan menghasilkan hasil kualitas audit yang baik.

Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kovinna dan Betri (2014) dan Samsi, Riduwan dan Suryono (2013) yang menyatakan bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Samsi, Riduwan dan Suryono (2013) mengungkapkan bahwa ada beberapa kemungkinan penyebab kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit diantaranya hubungan yang pernah terjalin diantara auditor dan auditi, pengaruh kondisi lingkungan tertentu dan prilaku pada lingkungan auditor, dan posisi dilematis auditor ketika dituntut memenuhi keinginan auditi, disisi lain auditor melanggar standar profesinya.

3. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengalaman kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Auditor yang menjadi responden dalam penelitian ini setuju bahwa pengalaman kerja yang dimilki auditor akan membantu auditor untuk menghasilkan kualitas audit yang baik. Semakin banyaknya pengalaman kerja yang dimiliki auditor akan membantu auditor untuk mampu menentukan hal-hal yang biasanya sering terjadi penyimpangan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Slamet (2012) dan Samsi, Riduwan dan Suryono (2013) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Semakin banyaknya pengalaman kerja dan banyaknya tugas audit akan memudahkan auditor untuk mengetahui dan menentukan hal-hal yang sering terjadi penyimpangan. Hal itu dapat membuat auditor lebih mudah melakukan audit dan menghasilkan audit yang berkualitas. Budi dkk. (2004) dalam Samsi, Riduwan dan Suryono (2013) menemukan bahwa manajer dengan pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan pengambilan keputusan etis.

(5)

Tetapi hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kovinna dan Betri (2014) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Pengalaman kerja merupakan suatu hal yang dapat membantu seseorang untuk terbiasa dengan situasi. Semakin banyaknya pengalaman auditor dalam melaksanakan audit akan membantu auditor terbiasa dengan situasinya. Tidak berpengaruhya pengalaman terhadap kualitas audit mungkin disebabkan karena sebagian besar responden dalam penelitian mereka adalah auditor yang menjabat sebagai junior dan masa kerjanya tidak lebih dari 3 tahun sehingga respon para responden untuk menjawab pertanyaan berkaitan dengan variabel pengalaman cenderung menghasilkan jawaban tidak bernilai positif (Singgih dan Bawono (2010).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh independensi, kompetensi dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui apakah variabel independen memberikan pengaruh positif pada variabel dependen. Penelitian ini menggunakan simple random sampling untuk memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi.

Peneliti menyebarkan 215 kuisioner, dengan rincian 30 kuisioner tidak kembali dan 185 kuisioner kembali tetapi 16 kuisioner tidak diisi lengkap. Maka dari itu kuisioner yang dapat digunakan berjumlah 169 kuisioner.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independesi, kompetensi dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil uji menggunakan SPSS dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.Independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Dengan adanya sikap independensi auditor mampu menghasilkan kualitas audit yang dapat dipercaya kebenarannya karena auditor terbebas dari pengaruh pihak lain.

2.Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Auditor yang memiliki kompetensi atau kemampuan yang baik dapat menghasilkan kualitas audit yang baik pula.

3.Pengalaman kerja berpengaruh signifkan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti semakin banyaknya tugas yang dilakukan akan dapat membantu auditor untuk menjalankan tugasnya serta membantu auditor menentukan masalah-masalah atau hal-hal yang sering terjadi penyimpangan yang dapat menyebabkan kerugian untuk perusahaan.

Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Sebaiknya peneliti selanjutnya menggunakan jumlah responden yang lebih banyak, dengan hasil penelitian lebih banyak mungkin dapat menghasilkan hasil penelitian yang lebih akurat. 2. Menambahkan variabel-variabel lain untuk dapat melengkapi seperti objektivitas, integritas,

due professional care, time budget pressure dan lain-lain.

3. Peneliti selanjutnya sebaiknya membatasi ruang lingkup responden, misalnya dengan memilih auditor senior dengan lama berkerja diatas 2 tahun.

REFERENSI

Agoes, Sukrisno. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik. Jilid 1. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Ardiyos. (2007). Kamus Standar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.

Arens, A.A., Elder, R.J., Beasley, M.S. (2012). Auditing and Assurance Service An Integrated Approach, (14th Global Edition). Pearson Education.

Bawono dan Singgih. (2010). Faktor-Faktor dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit: Studi Pada KAP Big four di Indonesia. Skripsi. Jurusan Akuntansi. UNSOED. Purwokerto.

Boynton, William C, Raymond N Johnson and Water G Kell. (2003). Modern Auditing. (Edisi Ketujuh). Terjemahan: Paul A. Rajoe, Gina Gania, Ichsan Setyo Budi. (Jilid I). Jakarta: Erlangga.

(6)

Boynton, William C, Raymond N Johnson and Water G Kell. (2003). Modern Auditing. (Edisi Ketujuh) Terjemahan: Paul A. Rajoe, Gina Gania, Ichsan Setyo Budi. (Jilid II). Jakarta: Erlangga.

Elfarini, Eunike Christina. (2007). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program. (Edisi Ketujuh). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul. (2008). Auditing (dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM.

Haryono, Al Jusup. (2001). Dasar-Dasar Akuntansi. (Jilid 2). Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu YKPN.

Ikatan Akuntan Indonesia, (2001). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Indriantoro dan Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.

(Edisi Pertama). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Kasidi. (2007) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEPENDENSI AUDITOR Persepsi Manajer Keuangan Perusahaan Manufaktur Di Jawa Tengah. Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Kovinna, Fransiska dan Betri. (2014), Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi.

Kusharyanti. (2003). Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan topik penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember).

Tjun, Lauw Tjun, Elyzabet I. Marpaung dan Setiawan, Santy. (2012), Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Vol.4 No.1 Mei 2012: 33-56. Mulyadi. (2009), Akuntansi Biaya. Edisi ke-5 cetakan kesembilan, Yogyakarta: Penerbit UPP-STIM

YKPN.

Nugraha Agung, Eka Putra. (2012). Pengaruh Kompetensi, Tekanan Waktu, Pengalaman Kerja, Etika dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi : Pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi S1, Universitas Negeri Yogyakarta.

Puspitasari, Devi. (2009). Pengaruh Akuntabilitas, Pengalaman Kerja dan Pengetahuan Audit Terhadap Persepsi Kualitas Kerja Auditor (Studi Kasus Kantor Akuntan Publik Jakarta Barat. Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara.

Rahmawati, J.D.W. (2013). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit. Jurnal. Samsi, Nur,. Riduwan, Ahmad,. Suryono, Bambang. (2013), Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit : Etika Auditor sebagai Variabel Pemoderasi, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 1 (2).

Simanjuntak, Piter. (2008). Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan Terhadap Perumusan Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di DKI Jakarta). Masters thesis, Program Sarjana Universitas Diponegoro.

Slamet, Immanuel Setiawan. (2012). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit oleh Akuntan Publik di Surabaya. Jurnal Akuntansi. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukriah, Ika,. Biana, Akram,. Inapty, Adha. (2009). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Jurnal Suraida, Ida. (2005), Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit Terhadap

Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik, Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3, November, h.186 - 202.

Tobing, Riduan dan Nirwana. (2004). Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: Atalya Rileni Sucedo. Uma Sekaran, Roger Bougie. (2010). Research Methods for Business: A Skill Building Approach, 5th

Edition. Wiley.

Umar, Husein. (2007). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Whittington, O.Ray dan K.Pany. (2012). Principles of Auditing, and Other Assurance Services, 18th Edition. McGraw-Hill.

RIWAYAT PENULIS

Agitha Pramesti lahir di Jakarta pada 12 Agustus 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi pada tahun 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi pengolahan data pasien rawat inap ini dapat memberikan kemudahan kepada bagian administrasi rumah sakit karena dengan adanya program ini, pengelolahan data pasien

Tujuan utama dalam penulisan ini adalah (1) Mengkonstruksi model penyebaran penyakit chikungunya model SEIRS-LSEI, (2) Melakukan analisis kestabilan model penyebaran

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011/YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011. (Dalam

Sel kanker tumbuh terus tanpa batas (immortal), liar, terlepas dari kendali pertumbuhan normal sehingga terbentuk suatu tumor yang terpisah dari bagian tubuh yang normal. Tumor

Berdasarkan uji t (Tabel 5 dan Lampiran 6), didapatkan hasil bahwa perubahan konsentrasi TSS selama proses budidaya dari SC sampai tambak tidak berbeda nyata pada selang

20 The 1 st International Seminar on Animal Industry 2009 | Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University Broiler Chicken Welfare: What Do They Want and What Do We

the scope of lhc legislative fra111cwork of thcfr rcspcclivc countries. \V.IIEREAS, The comrnun i ョャ」ョセウエ@ or both coun I rics m the cvolulio11 of the

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa pemahaman konsep kelas eksperimen yang belajar dengan Model pembelajaran Inkuiri Terbimbingberada pada kategori