EVALUASI TEKNOLOGI PETANI DALAM MENGANTISIPASI
IKLIM EKSTRIM DI INDRAMAYU
MERRY SASMITA
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
EVALUASI TEKNOLOGI PETANI DALAM MENGANTISIPASI
IKLIM EKSTRIM DI INDRAMAYU
MERRY SASMITA
Skripsi
salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Jurusan Geofisika dan Meteorologi
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
RINGKASAN
Merry Sasmita. Evaluasi Teknologi Petani Dalam Mengantisipasi Iklim Ekstrim Di Indramayu. Dibimbing oleh Dr.Ir.RIZALDI BOER, MSc.
Kabupaten Indramayu merupakan penghasil beras terbesar di Jawa Barat dan termasuk daerah yang sangat rentan terhadap iklim ekstrim. Topografi wilayah Kabupaten Indramayu sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanah rata-rata 0-2 %. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap drainase dan biasanya kalau curah hujan tinggi, maka akan terjadi genangan air di daerah-daerah tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana informasi iklim sangat diperlukan oleh petani dan cara adaptasi petani menghadapi iklim ekstrim ini serta bantuan-bantuan yang dapat membantu petani. Penelitian di lakukan dengan cara survey dan wawancara kepada beberapa responden di Kabupaten Indramayu.
Sebagian penduduk Indramayu merupakan petani dan sebagian besar wilayahnya merupakan lahan sawah (± 118.513 Ha) dan sisanya seluas 85.498 Ha berupa lahan kering. Kegagalan dan keberhasilan panen dan produksi padi sangat bergantung pada kondisi iklim. Kebutuhan air untuk lahan sawah di Indramayu diperoleh dari Curah Hujan wilayah dan pasokan air irigasi, namun jika tidak ada hujan maka air untuk irigasi juga tidak akan tersedia.
Bantuan-bantuan yang telah diterima petani dari pemerintah, selama ini belum mencukupi kebutuhan petani. Beberapa batuan yang sangat di inginkan petani adalah berupa dana, pupuk dan perbaikan saluran atau bendungan, perbaikan saluran atau bendungan sangat di butuhkan oleh petani karena pada saat musim hujan dan musim kemarau pengelolaan air sangat di butuhkan.
Hasil skenario yang telah dilakukan, di peroleh bahwa jika petani memanfaatkan informasi iklim maka petani akan mendapatkan keuntungan, meskipun tidak seperti tahun-tahun normal. Pola tanam yang sangat menguntungkan petani pada saat El-Nino adalah pola tanam Padi+Kacang Panjang dan Padi+Cabe.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Suliki, Payakumbuh, Sumatera Barat pada tanggal 20 Oktober 1982 dari ayah Muhammad Ali Abdul Rahman dan Ibu Sulmiati Amar. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dan dibesarkan di Duri, Riau.
Penulis menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri No 001 Duri, SLTP Negeri 2 Mandau, Duri dan pada tahun 2001 penulis lulus dari SMU Negeri 2 Luhak Payakumbuh, Sumatera Barat. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Meteorologi, Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama masa kuliah, penulis aktif dalam Himpunan Keprofesian Mahasiswa Geofisika dan Meteorologi (HIMAGRETO) sebagai sekretaris pada periode 2003 dan sebagai anggota Departemen Kewirausahaan periode 2004. Selain itu penulis juga ikut aktif sebagai panitia dalam Kejuaraan Nasional Kempo Antar Kota III 2003 di Bogor.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Evaluasi Teknologi Petani Dalam Mengantisipasi Iklim Ekstrim
Di Indramayu
Nama : Merry Sasmita
NRP : G 24101013
Menyetujui,
Dr. Ir. Rizaldi Boer, M.Sc
NIP. 131 842 416
Drs. H. Kusnomo Tamkani, MM
NIP. 080 022 250
Mengetahui,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS.
NIP. 131 473 999
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan hidayah-Nya, penulis di beri kemudahan dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Sains di Jurusan Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil survey pada wilayah yang terkait dan wawancara kepada para responden di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena adanya bantuan dari berbagai pihak., oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Rizaldi Boer selaku pembimbing dari Jurusan Geofisika dan Meteorologi yang telah banyak
memberikan saran dan pendapat dalam penyelesaian Skripsi ini.
2. Bapak Daniel Murdiyarso, selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dalam menjalankan perkuliahan selama ini.
3. Bapak Kusnomo Tamkani selaku Kepala Dinas Pertanian dan Perternakan Kabupaten Indramayu yang telah memberikan saran-saran dan bantuan yang cukup bermanfaat bagi penulis, serta semua staff di Dinas Pertanian dan Perternakan, terima kasih atas bantuannya selama di lapangan.
4. Ama, Apa dan Ciwit. Terimakasih atas doa, dorongan semangatnya dan kasih sayangnya. Terutama buat mama makasih atas perjuangannya selama ini.
5. Keluarga besar Bapak Sikin di Cantigi, Bapak Karnadi di Lelea, Bapak H Ardyah di Trisi, Bapak Wasram di Kroya dan Bapak Waryono Di Kandanghaur serta Bapak-bapak dan Ibu KCD masing-masing Kecamatan.
6. Semua staf Jurusan Geofisika dan Meteorologi yang telah membekali dengan berbagai ilmu pengetahuan.
7. Keluarga besar Laboratorium Klimatologi, Bu Rini, Pak Bambang, Pak Tikno, Kak Eko 36, Kak Ansari, Papi, Mala, Dini, Bang Rico, terima kasih atas kasih sayang dan perhatiannya.
8. Keluarga besar Putri Arum (Bu Amin, Bu Eta, Bu Eni, Niken, Alay, Ami dan Bu Yeti) atas doa dan semangatnya.
9. Keluarga besar Wisma Vigent (m’Di, m’Firna, Yanie, Bety, Trias, Nisa, Fremy, Ida, Lita dan my
roommate Novi) makasih ya guys
10. Teman seperjuangan, teman sekamar dan sahabatku Dian, sahabatku Lintang dan Mala makasih
guys.
11. Teman-teman GFM 38 dan GFM 39 makasih buat pertemanan dan doanya.
12. uda, makasih buat dukungan, doa-doa dan perhatian yang sangat di butuhkan penulis, thank you so
much.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu dalam pelaksanaan dan penulisan Skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bermanfaat dari pembaca sangat diharapkan.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Iklim Ekstrim di Indonesia ... 1 2.2 Pemanfaatan Informasi Iklim... 2 BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 2 3.2 Kondisi Umum Kabupaten Indramayu... 2 3.3 Metode Penelitian ... 3 Bogor, 7 Mei 2007
3.3.1 Data ... 3
3.3.2 Analisis Data ... 3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Bentuk Kejadian Iklim Ekstrim di Indramayu ... 5
4.2 Analisis Jawaban Responden... 5
4.2.1Responden... 5
4.2.2 Bentuk Usahatani Utama dan Kegiatan di Luar Usahatani yang di Lakukan Responden... 5
4.2.3 Analisis Pemanfaatan Informasi Iklim dari Jawaban Kuisioner ... 6
4.3 Memahami Bentuk-Bentuk Teknologi Usaha Tani di Indramayu... 7
4.4 Analisis Ekonomi Sistem Usaha Tani ... 8
4.5 Bantuan dan Kesesuaian Bantuan yangdiberikan Pemerintah Kepada Petani ... 11
4.6 Menyusun Rekomendasi Skenario Antisipasi Terhadap Kejadian Iklim Ekstrim ... 12
4.6.1 Memahami Proses Pengambilan Keputusan dalam Pemilihan Jenis Teknologi Budidaya Antisipasi Iklim Ekstrim di Tingkat Petani.. 12
4.6.2 Rekomendasi Skenario Antisipasi Terhadap Kejadian Iklim Ekstrim.... 12
4.7 Mengevaluasi Nilai Ekonomi Prakiraan Informasi Iklim ... 13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 14 Saran ... 14 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL 1. Penggunaan Lahan ... 3
2. Jumlah Petani berdasarkan masing-masing Kategori ... 3
3. Luas Bencana Alam selama 15 tahun (1989-2003) di Indramayu... 5
4. Analisis Biaya Pada saat Musim Rendengan ( 1 ha )... 9
5. Analisis Biaya Pada saat Musim Gadu ( 1 ha ) ... 10
DAFTAR GAMBAR
1 Ilustrasi Fenomena El-nino ... 2
2. Ilustrasi Fenomena La-nina... 2
3. Persentase Karakteristik Responden ... 5
4. Persentase Kepemilikan Lahan di Indramayu ... 5
5. Persentase Petani Melakukan Usaha Lain dan Tidak Melakukan Usaha Lain ... 6
6. Persentase Responden yang Mendapat Informasi Iklim ... 6
7. Persentase Kesesuaian Informasi Iklim yang diterima oleh Petani ... 6
9. Persentase jika diramalkan akan Terjadi Banjir ... 7
10. Persentase Responden yang Melakukan Penanaman Pada Bulan Oktober, November dan Desember ... 8
11. Rata-rata Curah Hujan Periode Tahun 1994 - 2003 di Kabupaten Indramayu... 8
12. Persentase Responden yang Menerima Bantuan dari Pemda ... 11
13. Bantuan yang diinginkan oleh Petani ... 11
14. Persentase Cara Pemberian Bantuan dari PEMDA ... 11
15. Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Bantuan yang di Peroleh ... 11
16. Bantuan yang diinginkan oleh Petani ... 12
17. Perbedaan Keuntungan dengan Pola Tanam Padi+Padi ... 13
18. Perbedaan Keuntungan dengan Petani yang Menggunakan Pola tanam Padi-Padi ... 13
19. Kumulatif Pendapatan Kelompok Petani yang Responsif dan yang Tidak Responsif... 14
20. Perbedaan Keuntungan dengan Petani yang Menggunakan Pola tanam Padi-Padi ... 14
DAFTAR LAMPIRAN 1. Daerah Prakiraan Musim ... 16
2. Keadaan umum lokasi penelitian pada enam Kecamatan di Indramayu ... 17
3. Kuisioner untuk Petani... 18
9
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan suatu kegiatan pertanian dipengaruhi beberapa faktor yaitu fisik dan non fisik. Iklim merupakan salah satu faktor fisik yang sangat berpengaruh dalam kegiatan pertanian. Pada saat iklim normal, produksi pertanian relatif stabil sehingga dapat memberikan keuntungan kepada petani. Apabila terjadi iklim ekstrim atau iklim menyimpang dari normal, hasil tanaman akan mengalami penurunan atau bahkan bisa gagal panen yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat pandapatan dan kesejahteraan petani.
Dalam pembangunan pertanian di Indonesia, data dan informasi iklim, seperti prakiraan jangka panjang, ketersediaan air di suatu wilayah mempunyai peranan yang cukup besar. Informasi ini sangat diperlukan untuk penetapan waktu tanam yang optimum, pengolahan lahan pertanian, penanggulangan hama dan penyakit tanaman, penyediaan dan penyaluran sarana produksi sampai pasca panen (Karyoto, 1995).
Indramayu merupakan salah satu daerah di Propinsi Jawa Barat yang sangat rentan terhadap kejadian iklim ekstrim. Pengamatan dari 1991-1997 menunjukkan kekeringan di Indramayu umumnya berkaitan dengan kejadian El-Nino. Dampak terhadap pendapatan masyarakat petani di Indramayu sangat besar. Jumlah keluarga petani yang berada dibawah garis kemiskinan meningkat secara nyata pada tahun El-Nino (Boer et al, 2004).
Pada saat El Niño tinggi hujan biasanya menurun tajam sehingga lahan-lahan pertanian mengalami kekeringan, sebaliknya pada tahun
La-Nina hujan biasanya meningkat dari normal
(Sullivan, 1994). Karena Indramyu merupakan daerah yang sangat dipengaruhi oleh fenomena ENSO, kekeringan atau kebanjiran seringkali terjadi pada saat fenomena tersebut berlangsung.
Karena sebagian besar masyarakat Indramayu adalah petani, terjadinya iklim ekstrim sangat merugikan petani. Hasil survey yang dilakukan oleh Zubaida (2004) menunjukkan bahwa keragaman hujan merupakan masalah utama petani padi di Indramayu dan kemudian diikuti oleh fluktuasi harga, sarana irigasi, ketersediaan saprodi, hama dan penyakit dan terkahir modal. Oleh karenanya perlu dilakukan kajian tentang pemanfaatan informasi prakiraan iklim, khususnya hujan dalam membantu petani untuk
mengatasi kejadian iklim ekstrim melalui upaya pemilihan teknologi budidaya yang sesuai dengan informasi prakiraan.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengevaluasi bentuk teknologi pola tanam yang dilaksanakan oleh petani Indramayu
2. Menyusun rekomendasi bentuk pola tanam yang dapat digunakan untuk mengantisipasi kejadian iklim ekstrim 3. Menghitung besar nilai ekonomi
pemanfaatan informasi prakiraan iklim dalam penentuan teknologi pola tanam sesuai musim.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Iklim Ekstrim di Indonesia
Kegagalan dan keberhasilan panen serta
produksi pertanian seringkali dikaitkan dengan kondisi cuaca dan iklim. Indonesia merupakan Negara yang dilewati oleh garis katulistiwa dan diapit oleh dua benua dan dua samudra. Posisi unik ini menjadikan Indonesia sebagai daerah pertemuan
sirkulasi meridional (Utara – Selatan)
dikenal sebagai Sirkulasi Hadley dan
sirkulasi zonal (Timur – Barat) dikenal
sebagai Sirkulasi Walker, dua sirkulasi ini sangat mempengaruhi iklim di Indonesia.
Penyimpangan-penyimpangan iklim dapat terjadi karena terganggunya sirkulasi yang ada. Seperti ENSO (El-Nino Southern
Oscillation) yang merupakan salah satu
penyebab terjadinya gangguan pada
Sirkulasi Walker. Indikator yang umum
digunakan untuk menunjukkan akan terjadi gejala alam El-Nino ialah terjadinya peningkatan suhu muka laut di kawasan Pasifik atau menurunnya perbedaan tekanan antara Tahiti dan Darwin di bawah normal (disebut nilai SOI Indeks Osilasi Selatan). Gejala El-Nino dimulai dengan menurunnya tekanan udara di Tahiti di bawah tekanan udara di Darwin (Indeks Osilasi Selatan bernilai negatif) sehingga angin barat bertiup lebih kuat memperlemah angin pasat sehingga massa air panas di kawasan Pasifik bagian Barat mengalir ke arah Timur dengan bantuan arus ekuatorial. Akibatnya terjadi akumulasi massa air panas di kawasan Pasifik bagian Timur dan permukaan air lautnya naik lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan Barat. Kondisi ini mengakibatkan konveksi terjadi di Pasifik
10
bagian Timur dan subsidensi di atas kontinen maritim Indonesia. Subsidensi ini akan menghambat pertumbuhan awan konveksi sehingga pada beberapa wilayah di Indonesia terjadi penurunan jumlah hujan yang jauh dari normal (Effendi, 2001)
La-Nina merupakan kebalikan dari El-Nino
yang dicirikan dengan mendinginnya permukaan lautan Pasifik Timur, sehingga pusat-pusat konvergensi udara Pasifik tropis akan berada di wilayah Indonesia, yang merupakan kolom-kolom udara panas yang cenderung membentuk awan dan hujan, sehingga jumlah hujan yang jatuh di Indonesia jauh di atas normal (Koesmaryono et al, 1999).
2.2 Pemanfaatan Informasi Prakiraan Iklim
Informasi prakiraan iklim yang dikeluarkan oleh BMG mengandung dua informasi utama. Pertama informasi prakiraaan awal musim dan kedua informasi sifat hujan pada musim hujan dan musim kemarau. Informasi prakiraan diberikan untuk setiap daerah prakiraan musim. Indramayu dibagi menjadi 6 daerah prakiraan musim (lampiran 1).
Berdasarkan data luas kekeringan dari tahun 1989-2001, rata-rata luas terkena
kekeringan pada tahun El-nino mencapai 50.000-180.000 ha, sementara pada tahun normal antara 500-15.000 ha (Boer and Team, 2003). Kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian kekeringan sangat ditentukan oleh waktu terjadinya kekeringan. Penelitian Zubaida (2004) menunjukkan bahwa kerugian akibat kekeringan petani Indramayu berkisar antara 1.9 sampai 3.6 juta rupiah, tergantung pada tingkat umur tanaman terkena kekeringan.
Hasil kajian yang dilakukan oleh Boer dan Setyadipratikto (2003), apabila petani Indramayu secara konsisten mengikuti ramalan musim, maka total kerugian kumulatif dari kegagalan panen akibat kejadian El-Nino antara tahun 1990-2001 dapat ditekan sampai 284 milyar rupiah apabila banyak petani yang respon terhadap informasi prakiraan hanya 25%, dan mencapai 400 dan 600 milyar rupiah apabila petani yang respon 50% dan 75%.
Hasil penelitian Ratri (2005) menunjukkan bahwa peran kelembagaan baik pada tingkat petani maupun pada tingkat kabupaten sangat penting dalam meningkatkan kemampuan petani mengatasi risiko iklim. Pada tingkat petani, penguatan kelembagaan dan kerjasama kelompok tani untuk mengantisipasi kejadian iklim ekstrim perlu dikembangkan. Salah satunya ialah pelaksanaan sekolah lapangan iklim atau SLI (Boer et al, 2004 ). Kegiatan SLI merupakan salah satu upaya pemberdayaan petani untuk mengatasi kejadian iklim ekstrim melalui pemilihan teknologi.
BAB III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di enam Kecamatan di Kabupaten Indramayu yaitu, Kecamatan Cantigi, Lelea, Terisi, Kroya, Gabuswetan dan Kandanghaur pada bulan Maret sampai Juni 2005. Penentuan lokasi penelitian di Kabupaten Indramayu ini berdasarkan karekteristik Indramayu yang sangat rentan terhadap kejadian Iklim ekstrim, diantaranya kekeringan dan kebanjiran. Keadaan umum lokasi penelitian pada enam Kecamatan pada lampiran 2.
3.2 Kondisi Umum Kabupaten Indramayu
Secara geografis, Kabupaten Indramayu terletak pada 107°52’ – 108°36’ BT dan 61°5’ – 64°0’ LS. Secara administrasi,
Sumber : http://www.jason.oceanobs.com/html/applications/ enso/nino_explication_uk.html
Gambar 1 : Ilustrasi Fenomena El-nino
Sumber : http://www.jason.oceanobs.com/html/applications/ enso/nino explication uk.html