• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA WARNET ZOE NET DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FASILITAS DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA WARNET ZOE NET DI SURABAYA."

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FASILITAS DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA WARNET ZOE NET DI SURABAYA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN “ Veteran” Jawa Timur

Oleh :

NPM. 0642010053 RIZKY AGUNG PUTRA P

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

NPM : 0642010053

JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Telah disetujui untuk mengikuti Seminar Proposal Menyetujui,

Pembimbing utama

Dra. SONJA ANDARINI, M. Si NIP : 030 223 612

Mengetahui, Ketua Jurusan

(3)

Nama Mahasiswa : Rizky Agung Putra P

NPM : 0642010053

Jurusan : ADMINISTRASI BISNIS

Fakultas : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Menyetujui, Dosen Pembimbing Utama

Dra. Sonja Andarini, M. Si NIP : 030 223 612

Tim Penguji 1.

Dra. Siti Ning Farida. M.si NIP: 030 223 612

2.

Dra. Lia Nirawati M.Si NPT: 030 223 072

3.

Drs. Sadjudi, S.E., M.Si NIP. 030 134 635 Mengetahui,

Ketua Jurusan

(4)

NPM. 0642010053 RIZKY AGUNG PUTRA P

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui

Mengetahui DEKAN

Drs. Hj.Ec.Suparwati,M.Si NIP. 030 175 349 Pembimbing utama

(5)

NPM. 0642010053

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 11 November 2010

Pembimbing Utama Tim Penguji :

1. Ketua

NIP. 196503261993092001 Dra. SONJA ANDARINI, M.Si

NIP. 195202071973101001 Drs. SADJUDI, SE. M.Si

2. Sekretaris

NIP. 196902011994031001 Drs. NURHADI, M.Si

3. Anggota

NIP. 196503261993092001 Dra. SONJA ANDARINI, M.Si

Mengetahui,

Dekan Ketua Jurusan

Drs. Hj.Ec.SUPARWATI, M.Si

NIP. 195507181983022001 NIP. 195202071973101001

(6)

ii

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan

judul “Pengaruh Fasilitas Dan Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen

Pada Warnet Zoe Net Di Surabaya”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan

ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Sonja Andarini, M.Si selaku dosen

pembimbing yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan

dan petunjuk kepada penulis dan tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si., selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Drs. Sadjudi, S.E., M.Si., selaku ketua Progam studi Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Nurhadi, M.Si., selaku sekretaris program studi Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(7)

iii

maupun materiil sehingga dapat terselesaikannya laporan skripsi ini.

7. Saudara dan teman – teman yang sudah memberi semangat dan dukungannya

dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

Penulis menyadari segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuan,

sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan

ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Surabaya, November 2010

(8)

iv

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1.Pemasaran ... 9

2.1.1.1.Pengertian Pemasaran ... 9

2.1.1.2.Pemasaran Jasa ………. ... 10

2.1.1.3.Pengertian Manajemen Pemasaran ... 11

2.1.1.4.Konsep Pemasaran ... 12

2.1.2.Jasa ... 13

(9)

v

2.1.2.3.Macam-Macam Jasa ………. ... 16

2.1.2.4.Sifat-sifat Khusus Pemasaran Jasa ... 18

2.1.3.Kualitas Layanan Jasa ... 20

2.1.3.1.Definisi Kualitas Layanan Jasa ... 20

2.1.3.2.Faktor-faktor Kualitas Layanan Jasa ………. ... 21

2.1.3.3.Mengelola Kualitas Layanan Jasa ... 22

2.1.4 Perilaku Konsumen ... 24

2.1.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 24

2.1.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ... 24

2.1.4.3. Model Perilaku Konsumen... 29

2.1.5. Kepuasan Konsumen ... 30

2.1.5.1.Pengertian Kepuasan Konsumen ... 30

2.1.5.2.Strategi Kepuasan Konsumen……… . 33

2.1.5.3.Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen... ... 34

2.1.5.4.Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsumen ……….. ... 35

2.1.5.5.Kualitas Layanan Berhubungan Dengan Kepuasan Konsumen ………. ... 37

2.2.Kerangka Berpikir ……… ... 38

(10)

vi

3.1.Definisi Operational dan Pengukuran Variabel ... 40

3.1.1.Definisi operasional... ... 40

3.2.Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... ... 43

3.2.1.Populasi... ... 43

3.2.2.Sampel ... 43

3.2.3.Teknik Pengambilan Sampel ... 44

3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.3.1.Jenis Data ... 45

3.3.2.Sumber Data ... 46

3.3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.4.Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 47

3.4.1.Uji Validitas... 47

3.4.2.Uji Reliabilitas ... 47

3.4.3.Uji Asumsi Klasik ... 47

3.5.Teknik Analisis ... 50

3.5.1.Analisis Regresi Linier Berganda ... 50

3.6.Uji Hipotesis ... 52

3.6.1.Uji Simultan (Uji F) ... 52

(11)

vii

4.1. Sejarah Perusahaan ... 56

4.1.1. Lokasi Perusahaan ... 57

4.1.2. Gambaran Umum Penelitian ... 57

4.2. Deskripsi Hasil Kuisioner ... 58

4.2.1. Diskripsi Identitas Responden ... 58

4.2.2. Analisis Deskripsi Jawaban Responden ... 61

4.3. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 68

4.3.1. Uji Validitas... 68

4.3.2. Uji Reliabilitas ... 69

4.4. Hasil uji asumsi klasik ... 69

4.4.1. Uji Normalitas ... 69

4.4.2. Multikolinieritas ... 71

4.4.3 Heterokedastisitas ... 72

4.4.4 Uji Autokorelasi ... 72

4.5. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 73

4.5.1. Analisis Koefisien Korelasi Koefisien Determinasi ... 74

4.5.2. Pengujian Hipotesis ... 75

4.5.2.1. Uji F (Uji Simultan) ... 75

4.5.2.2. Uji t (Uji Parsial) ... 77

4.5.3. Koefisien Korelasi Parsial ... 80

(12)

viii

5.1. Kesimpulan ... 86

5.2. Saran ... 87

(13)

ix

Tabel 1.1 Data Jumlah Warnet Zoe Net per Januari 2009 sampai

Februari 2010 ... 5

Tabel 4.1. Deskripsi Jenis Kelamin Responden ... 58

Tabel 4.2. Deskripsi Umur Responden ... 59

Tabel 4.3. Deskripsi Pendidikan Terakhir... 59

Tabel 4.4. Rata-Rata Frekuensi ke Warnet ... 60

Tabel 4.5. Hasil Penilaian Rata-rata Variabel Fasilitas (X1) ... 61

Tabel 4.6. Hasil Penilaian Rata-rata Variabel Pelayanan (X2) ... 64

Tabel 4.7. Hasil Penilaian Rata-rata Variabel Kepuasan Konsumen (Y) ... 66

Tabel 4.8. Uji Validitas ... 68

Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas ... 69

Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Model ... 70

Tabel 4.11. Nilai Variance Inflation Variabel Bebas ... 71

Tabel 4.12. Nilai Durbin Watson ... 73

Tabel 4.13. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 73

Tabel 4.14. Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi ... 74

Tabel 4.15. Hasil Perhitungan Uji F ... 76

Tabel 4.16. Hasil Perhitungan Uji t ... 78

(14)

x

Gambar 2.1. Model Kualitas Jasa ... 22

Gambar 2.2. Model Perilaku Konsumen ... 29

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ... 39

Gambar 3.1. Daerah Penerimaan dan Penolakan Untuk Uji F ... 54

Gambar 3.2 Daerah Penerimaan Dan Penolakan ... 55

Gambar 4.1. Uji Heterokedastisitas ... 72

Gambar 4.2. Daerah Penerimaan H1 dan Penolakan H0 Uji F ... 77

Gambar 4.3. Kriteria Daerah Penerimaan Atau Penolakan Variabel X1 ... 78

(15)

xi Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Jawaban Responden

Lampiran 3 Distribusi Frekwensi

Lampiran 4 Uji Validitas

Lampiran 5 Uji Realibilitas

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik

Lampiran 7 Regresi

(16)

RIZKY AGUNG PUTRA P

Pada abad modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju. Hal ini mendorong perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan persaingan pasar semakin ketat. Pemasaran merupakan salah satu sarana bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Agar tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang atau jasa yang diinginkan konsumen dengan memberikan pelayanan yang menyenangkan dan fasilitas – fasilitas yang menunjang. Warnet yang merupakan salah satu perusahaan kecil yang bergerak dalam bidang layanan jasa informasi internet merupakan salah satu komponen bagi perkembangan sektor informasi.

Berdasarkan latar belakang rumusan masalah yang diambil dalam penelitian adalah apakah fasilitas dan pelayanan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen pada warnet Zoe Net di Surabaya, apakah fasilitas dan pelayanan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen pada warnet Zoe Net di Surabaya.

Penelitian ini bertujuan untuk 1.) Mengetahui pengaruh secara simultan fasilitas dan pelayanan terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa internet pada warnet Zoe Net di Surabaya 2.) Mengetahui pengaruh secara parsial fasilitas dan pelayanan terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa internet pada warnet Zoe Net di Surabaya.

Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan yang menggunakan Jasa warnet Zoe Net. Sampel dalam penelitian ditentukan sebanyak 100 responden dengan frekuensi minimal 1 minggu sekali. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purpossive sampling yang termasuk ke dalam non probability sampling. Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan kuesioner.

Berdasarkan hasil analisa data disimpulkan bahwa 1.) Secara simultan variabel fasilitas dan pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. 2.) secara parsial variabel fasilitas dan pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Dengan demikian hipotesis dua yang berbunyi “Apakah variabel Fasilitas, dan Pelayanan berpengaruh secara Parsial terhadap kepuasan konsumen adalah diterima. Dengan demikian dapat diketahui bahwa variabel Fasilitas (X1), Pelayanan (X2)

mempunyai nilai signifikan lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar α=0,05 atau lebih besar dari ttabel sebesar 1.9847 maka H0 ditolak; yang berarti bahwa ada pengaruh secara

parsial dari variabel Fasilitas, Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen.

(17)

1 1.1 Latar Belakang

Pada abad modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

semakin maju. Hal ini mendorong perkembangan dunia usaha yang semakin

pesat dan persaingan pasar semakin ketat, sehingga menuntut adanya sistem

pemasaran yang semakin baik pada setiap perusahaan yang bergerak dalam

bidang industri maupun jasa.

Pemasaran merupakan salah satu sarana bagi perusahaan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Agar tujuan tersebut

tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan

menyampaikan barang atau jasa yang diinginkan konsumen dengan

memberikan pelayanan yang menyenangkan dan fasilitas – fasilitas yang

menunjang.

Memberikan pelayanan yang unggul merupakan sebuah strategi yang

sangat penting karena dapat menghasilkan lebih banyak pelanggan baru..

Pelayanan merupakan komponen nilai yang pokok yang menggerakan setiap

perusahaan untuk sukses.

Perusahaan yang ingin berkembang dan mendapatkan keunggulan

yang kompetitif harus dapat memberikan produk berupa barang atau jasa

yang berkualitas dengan harga murah, dan pelayanan yang baik kepada

pelanggan dari para pesaing. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan pada

(18)

Kualitas pelayanan sangat penting pada industri jasa, kualitas

pelayananan terbaik merupakan suatu profit strategi untuk meningkatkan

lebih banyak pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang ada,

menghindari kaburnya pelanggan, dan menciptakan keunggulan khusus yang

tidak hanya bersaing dari segi harga. Apabila pelayanan yang diterima atau

dirasa sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan, maka kualitas

pelayanan dapat dipersepsikan baik dan memuaskan.

Citra kualitas yang baik tidak berdasarkan atas persepsi penyedia

layanan, melainkan berdasarkan atas persepsi pelanggan. Kualitas pelayanan

dapat digambarkan sebagai suatu pernyataan tentang sikap, hubungan yang

dihasilkan dan perbandingan antara ekspeksitas (harapan) dengan kinerja.

Dengan semakin meningkatnya tingkat gaya hidup masyarakat, maka

kebutuhan masyarakat terhadap barang atau jasa juga semakin meningkat.

Salah satu jasa dari teknologi informasi yang banyak dimanfaatkan dan

digunakan masyarakat adalah dengan menggunakan sarana internet melalui

perusahaan kecil jasa layanan informasi. Dengan mengakses pada salah satu

internet seseorang akan dengan mudah memperoleh informasi yang

diinginkan.

Warnet yang merupakan salah satu perusahaan kecil yang bergerak

dalam bidang layanan jasa informasi internet merupakan salah satu

komponen bagi perkembangan sektor informasi. Sektor informasi ini

mempunyai perkembangan yang cukup pesat sekali, yang dapat dilihat

semakin maraknya jumlah yang beraneka ragam. Berarti usaha ini sangatlah

(19)

warnet yang menandakan bahwa pesaing antar warnet semakin kompetitif

sehingga haru lebih berhati – hati dalam menjaga keberadaaan warnet.

Penggusaha di bidang warnet juga tidak dapat menghindari

persaingan dalam menjaga minat konsumen untuk tetap menggunakan

jasanya. Menghadapi situasi tersebut, maka seorang pengusaha warnet harus

dapat mengelola kegiatan pemasaran dengan lebih baik secara terus –

menerus dan berusaha meningkatkan keuntungan yang optimal. Untuk dapat

mencapai hal tersebut bukan hal yang mudah bagi suatu perusahaan, sebab

dibutuhkan perhatian khusus dan juga pengetahuan untuk menggetahui faktor

– faktor yang mendukung dan berpengaruh dalam kegiatan pemasaran.

Sebagai perusahaan jasa, untuk dapat menciptakan nilai lebih pada

konsumen maka perlu diperhatikan faktor – faktor kualitas layanan jasa yang

diberikan kepada konsumen seperti kualitas layanan yang berkaitan pada

segala sesuatu yang tampak nyata (peralatan dan teknologi, kebersihan dan

kenyamanan ruangan, sarana parkir yang memadai, perlengkapan yang yang

digunakan mudah di operasikan), kualitas layanan yang berkaitan dengan

kemampuan karyawan dalam memberikan layanan segera dan memuaskan

konsumen (kecepatan dalam pelayanan, kecepatan dalam mengakses aplikasi

komputer), kualitas layanan yang berkaiatan dengan memberikan pelayanan

sebaik mungkin (kesediaan karyawan dalam membantu konsumen,

ketangapan karyawan), layanan yang berkaitan dengan pengetahuan dan

kesopan santuan karyawan serta kemampuan mereka untuk menumbuhkan

rasa kepercayaan dan keyakinan (perasaan aman, pengetahuan produk,

(20)

berkaitan dengan kepedulian, komunikasi yang baik dan memahami

kebutuhan kepada para konsumen (pelayanan yang adil, hubungan antar

konsumen dengan karyawan, memberikan keburuhan konsumen). Pada saat

ini, konsumen dalam mengambil keputusan untuk mengkonsumsi jasa

mempunyai banyak pertimbangan – pertimbangan seperti fasilitas dan

pelayanan yang ada pada warnet tersebut. Hal ini penting sekali untuk

dilakukan mengingat bahwa konsumen akan melakukan pembelian ulang

apabila kinerja dari jasa tersebut mampu memberikan sesuai dengan harapan

mereka. Apabila kinerja yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan, maka

konsumen akan merasa tidak puas sehingga mereka tidak akan melakukan

pembelian secara berulang atau akan merekomendasikan kepada calon

konsumen lain hal – hal yang buruk terhadap warnet tersebut sehingga

dampaknya akan sangat merugikan warnet tersebut.

Warnet Zoe Net berlokasi di Jl. Medoka Ayu 1A/18 Surabaya. Lokasi

warnet Zoe Net sangat strategis dekat dengan Universitas Pembangunan

Nasioanal (UPN). Jam kerja warnet Zoe Net 24 jam non stop. Sedangkan

konsumen pada warnet Zoe Net sendiri adalah Mahasiswa Universitas

Pembangunan Nasional (UPN), siswa / siswi Sekolah – Sekolah Menengah di

sekitar lokasi warnet Zoe Net tersebut, yang melakukan pembelian ulang jasa

internet pada warnet Zoe Net selama periode penelitian.

Warnet Zoe Net mengalami kenaikan dan penurunan jumlah

konsumen setiap bulannya. Berikut ini adalah data jumlah konsumen pada

warnet Zoe Net setiap bulannya, mulai Januari 2009 sampai dengan Februari

(21)

Tabel 1.1

Data Jumlah Konsumen Warnet Zoe Net per Januari 2009 sampai Februai 2010

Januari 2009 368

Februari 2009 405

Maret 2009 288

April 2009 397

Mei 2009 355

Juni 2009 384

Juli 2009 417

Agustus 2009 208

September 2009 293

Oktober 2009 268

November 2009 365

Desember 2009 329

Januari 2010 197

Februari 2010 106

Sumber, warnet Zoe Net 2010

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah konsumen

pada warnet Zoe Net setiap bulanya fluktuatif, dan memiliki kecenderungan

turun. Fenomena ini perlu diwaspadai oleh warnet Zoe Net karena dengan

jumlah konsumen yang fluktuatif akan memberikan pengaruh yang

merugikan bagi perusahaan warnet Zoe Net. Oleh karena itu untuk mengatasi

fenomena tersebut maka pihak warnet Zoe Net sebaiknya, memperhatikan

(22)

Keadaan (relibility), Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to

spesification), Daya tahan (durability), Serviceability, Estetika, Kualitas yang

dipersepsikan (perceived quality) antara lain dengan memberikan pelayanan

dan fasilitas yang obtimal, supaya konsumen yang menikmati jasa warnet Zoe

Net akan kembali melakukan atau memakai kembali jasa yang telah di

berikan.

Kepuasan konsumen juga merupakan hal terpenting untuk diteliti,

karena hal ini merupakan salah satu alasan konsumen untuk melakukan

pembelian ulang jasa internet pada warnet Zoe Net.

Apabila kinerja yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan maka

konsumen akan merasa tidak puas sehingga mereka tidak akan melakukan

pembelian secara berulang atau bahkan tidak merekomendasikan pada

konsumen lain, hal – hal yang buruk sehingga dampaknya akan sangat

merugikan perusahaan itu sendiri. Dari hal tersebut dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan

beberapa manfaat, diantaranya adalah hubungan antara perusahaan dan

pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi

pembelian secara berulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan

membentuk suatu rekomendasi.

Berawal dari masalah ini maka peneliti berkeinginan untuk

mengadakan penelitian tentang pengaruh fasilitas dan kualitas layanan jasa

(23)

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah fasilitas dan pelayanan secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan konsumen pada warnet Zoe Net di Surabaya ?

2. Apakah fasilitas dan pelayanan secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan konsumen pada warnet Zoe Net di Surabaya ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan fasilitas dan pelayanan

terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa internet pada

warnet Zoe Net di Surabaya

2. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial fasilitas dan pelayanan

terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa internet pada

warnet Zoe Net di Surabaya

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis pada

pengembangan teori pemasaran dan perilaku konsemen. Khususnya

digunakan sebagai solusi alternative dalam pengambilan keputusan untuk

memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan faktor – faktor

yang mempengaruhi fasilitas dan pelayanan pada warnet Zoe Net

(24)

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi

manajemen perusahaan khususnya dibidang pemasaran, selain itu hasil

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi

(25)

9

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pemasaran

2.1.1.1Pengertian Pemasaran

Semua jenis bentuk usaha yang ada di dunia pada saat ini, perusahaan

– perusahaan selalu menggunakan kegiatan pemasaran di dalam menghadapi

persaingan global. Berikut ini adalah pengertian – pengertian pemasaran dari

beberapa pakar :

Menurut Charles F. Philips dan Delbert J. Ducan dalam bukunya

“Marketing Princiles and Methods”, pemasaran yang oleh para pedagang diartikan sama dengan distribusi dimaksudkan segala kegiatan untuk

menyampaikan barang-barang ke tangan konsumen (rumah tangga) dan ke

konsumen industri. Selanjutnya ditambahkan bahwa dalam kegiatan

pemasaran itu tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk barang yang kita

jumpai di dalam industri.

Sedangkan menurut Maynard and Beckman, dalam bukunya

“Priciples of Marketing”, mengatakan bahwa pemasaran berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor

konsumsi.

Menurut William J. Shultz, dalam bukunya “outlines of Marketing”,

berpendapat bahwa pemasaran atau distribusi adalah usaha atau kegiatan

(26)

sama dengan kesimpulan yang telah diambil oleh The Commite of The

American Association.

Adapun menurut Philip Kotler, dalam bukunya “Marketing Management”, edisi terbaru The Millenium edition 2000, pemasaran dapat dilihat dai dua sudut pandang, yaitu :

a. Sudut pandang socetial (Masyarakat), pemasaran adalah dimana

seseorang atau kelompok dapat memenuhi need dan want melalui

penciptaan, penawaran dan pertukaran barang dan jasa.

b. Sudut pandang managerial, pemasaran adalah proses merencanakan

konsepsi, harga, promosi, dan distribusi ide, menciptakan peluang

yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organisasi.

Jadi kesimpulannya pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi

kebutuhannya melalui proses pertukaran, dimana kegiatan pertukaran tersebut

antara penjual dengan pembeli. Kedua pihak sama – sama ingin memuaskan

keinginannya, dalam hal ini pembeli ingin memenuhi kebutuhannya,

sedangkan penjual menginginkan laba. Kedua macam kepentingan semacam

ini dapat dipertemukan dangan cara mengadakan pertukaran yang saling

menguntungkan. Jadi kebutuhan seseorang dapat dipenuhi, dengan mencari

orang lain yang bersedia melayaninya.

2.1.1.2Pemasaran Jasa

Manajemen pemasaran jasa merupakan proses analisis perencanaan,

(27)

unsur – unsur orang – orang yang terlibat didalam penawaran jasa, serta

fasilitas fisik sebagai penunjang proses jasa.

Pemasaran jasa merupakan pemasaran yang bersifat intangible atau

tidak dapat dirasakan secara fisik dalam artian tidak dapat disentuh secara

produk nyata / immaterial. Jasa juga cenderung lebih dapat dilakukan secara

bersamaan dengan konsumen berhadapan dengan penjual jasa / petugas jasa.

Menurut Nirwana (2004 : 5), mutu jasa atau kualitas jasa dapat

dilakukan secara langsung ketika jasa tersebut disampaikan. Maka dapat

disimpulkan pemasaran jasa merupakan upaya pemenuhan kebutuhan

kepuasan pelanggan / konsumen.

2.1.1.3Pengertian Manajemen Pemasaran

Penanganan proses pertukaran memerlukan banyak waktu dan

keahlian. Manajemen pemasaran terjadi apabila sekurang – kurangnya suatu

pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan

tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang dikehendakinya.

Menurut Kotler, seperti yang telah dikutip oleh Laksana (2008:4),

manajeman pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan

jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran

individu dan organisasi.

Sedangkan menurut Angipora (2002:13), proses manajemen

(28)

1. Menganalisa kesempatan pasar

2. Memilih pasar sasaran

3. Mengembangkan bauran pemasaran

4. Mengelola usaha pemasaran

Dari dua pendapat para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen pemasarn adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan

yang tergantung pada pertukaran, dan dengan tujuan menghasilkan keputusan

bagi pihak – pihak yang terlibat.

2.1.1.4Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menurut Laksana (2008:6), yang mengutip

pernyataan Kotler (2000:20), konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci

untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut

harus menjadi efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan,

mnyerahkan, dan mengkomunikasikan kepada pasar sasaran yang terpilih.

Sedangkan menurut Assauri (2007:61) konsep pemasaran adalah

suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada

kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan

pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen

sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Jadi, konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan

yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan

(29)

keinginan tersebut sehingga mencapai tingkat kepuasan langganan yang

melebihi yang diberikan oleh para pesaing.

2.1.2 Jasa

2.1.2.1Pengertian Jasa

Tjiptono (2005:16), mengemukakan bahwa jasa adalah setiap

tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak

lain yang pada bersifat intangible (tidak terwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Kemudian menurut Stantoh, seperti telah dikutip oleh Alam

(2000:204), menyatakan bahwa jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi

secara terpisah tidak terwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa

dapat dihasilkan dengan menggunakan benda – benda berwujud atau tidak.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2000:16), pengertian jasa

adalah sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari

program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara

pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai

tujuan perusahaan.

Kemudian menurut Lovelock dan Wright (2005:5), jasa dapat

diidentifikasikan dari dua pendekatan, yaitu :

1. Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada

pihak lainnya. Walupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik,

(30)

2. Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan

manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil

dari tindakan mewujudkan perubahan yang dinginkan dalam diri atau atas

nama penerima jasa tersebut.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan

kegiatan yang tidak berwujud, yang dilaksanakan oleh individu atau

organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.2.2Karkteristik Jasa

Jasa mempunyai empat karakteristik yang sering dijumpai, yaitu :

1. Intangibility (tidak berwujud).

Meburut Payne (2000:9), jasa tidak bersifat abstrak dan tidak berwujud.

Sedangkan meurut Tjiptono (2005:18), jasa tidak dapat dilihat, dirasa,

dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi, hal ini

mempunyai implikasi, bagi para pelanggan imlikasinya yaitu

ketidakpastian dalam pembelian jasa relative tinggi, karena terbatasnya

search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi.

Intangibility juga menimbulkan implikasi bagi penyedia jasa, yaitu kurangnya karakteristik fisik menyebabkan penyedia jasa sulit memejang

dan mendiferensiasikan penawarannya.

2. Inseperability (tidak dapat dipisahkan).

Menurut Tjiptono (2005:20), barang biasanya diproduksi, kemudian

(31)

dahulu, baru kemudian diprosuksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat

yang sama.

Karakteristik semacam ini mempunyai beberapa implikasi, yaitu :

a. Pertama : khususnya dalam jasa yang tingkat kontaknya tinggi, karena

penyedia jasa dan pelanggan sama – sama hadir, maka interaksi

diantara mereka merupakan faktor penting yang menenukan kepuasan

pelanggan terhadap jasa tersebut.

b. Kedua : konsumen lain biasanya juga hadir. Perilaku mereka bisa

mempengaruhi konsumen terhadap jasa yang disampaikan.

c. Ketiga : perkembangan atau pertumbuhan jasa sulit diwujudkan.

Penyedia jasa dan klien harus bertemu, ini berarti organisasi jasa

harus membangun banyak ‘pabrik’ kecil didekat lokasi klien.

Sedangkan menurut Payne (2000:9), jasa umumnya tidak dapat

dipisahkan, jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang

bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut.

3. Variability / heterogeneity / inconsistency.

Tjiptono (2005:21), berpendapat bahwa jasa bersifat sangat variable,

karena merupakan not-standardized output, artinya banyak bentuk,

kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa

tersebut diproduksi.

Sedangkan menurut Payne (2000:9), jasa merupakan variabel non standar

(32)

4. Perishability (tidak tahan lama).

Menurut Tjiptono (2005:21), berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat

disimpan.

Sedangkan menurut Payne (2000:9), berpendapat bahwa jasa tidak

mungkin disimpan dalam persediaan.

5. Lack of Ownership.

Tjiptono (2005:22), berpendapat bahwa karakteristik ini merupakan

perbadaan dasar antar jasa dan barang.

2.1.2.3Macam-Macam Jasa

Menurut Alma (2001:233) jasa dikelompokkan menjadi :

a. Personalized service, jasa ini sangat bersifat personal, yang tidak dapat dipisahkan dari orang yang menghasilkan jasa tersebut. Pelayanan pada

jasa ini langsung ditangani sendiri oleh produsennya. Pemakaian

perantara dalam hal ini tidak praktis. Saluran distribusinya adalah sangat

pendek karena sistem penjualan langsung adalah paling tepat.

Personalized service dibagi lagi menjadi tiga golongan :

1. Personal Service adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan perlengkapannya.

2. Marketing Profesional Service adalah merupakan pelayanan jasa yang dalam pemasarannya menunggu konsumen yang pernah datang, maka

konsumen tesebut akan datang kembali lain waktu. Jadi yang penting

(33)

kenalan dan memasuki berbagai organisasi di Masyarakat. Misal : jasa

dokter spesialis.

3. Marketing Bussines Service adalah jenis jasa yang sistem pemasarannya tidak langsung dalam arti perusahaan jasa tersebut

lebih senang diundang oleh konsumen baru untuk memberikan

jasa-jasanya. Undangan ini diharapkan akan membuat suatu hubungan

baru dimana diadakan pembicaraan – pembicaraan mengenai usaha –

usaha atau perdagangannya, mereka biasanya membatasi periklanan

dan lebih praktis membuat kartu nama. Misalnya : jasa akutansi,

biro-biro konsultan.

b. Financial Service

Financial service, terdiri dari : 1. Banking service ( jasa bank ) 2. Insurance Servicei ( jasa asuransi )

3. Invesment Securities ( lembaga penanaman modal ) c. Public Utility dan Transportation Service

Pada perusahaan public utility mempunyai monopoli secara ilmiah.

Misalnya : perubahan listrik, air minum yang para pemakainya terdiri dari

konsumen lokal, perkantoran dan perdagangan industri dan pemerintah

daerah.

Sedangkan transportation service meliputi : jasa angkutan bis, kereta api,

pesawat dan sebagainya. Pelayanan disini di฀ujukan untuk an฀kutan

(34)

d. Entertainment

Merupakan bisnis jasa yang mempunyai masyarakat melalui periklanan,

dimana perusahaan yang mempunyai usaha ini memperoleh pendapatan

yang besar.

e. Hotel Service

Merupakan salah satu sarana dalam bidang kepariwisataan. Jasa yang

ditawarkan pada bidang perhotelan ini meliputi fasilitas penyediaan atau

penyewaan kamar,fasilitas rekrešsi, hiburan. Dimana pelayanan dan jasa

yang diberikan merupakan daya tarik dan faktor – faktor yang dapat

mempengaruhi kepuasan para pengunjung.

2.1.2.4 Sifat-sifat Khusus Pemasaran Jasa

Menurut Alma (2000 : 215), pemasaran jasa mempunyai beberapa

sifat uang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Menyesuaikan dengan selera konsumen (komunikasi).

Merupakan gejala buyr’s market dimana pembeli (konsumen) berkuasa

memperlihatkan suasana pasaran jasa pada saat ini, maka dalam industri

jasa pengusaha harus memperlihatkan hal – hal yang bersifat internal.,

bukan eksternal, yaitu dengan cara memelihara tenaga kerja dan

dipekerjakan tenaga kerja yang terbaik dan mereka harus bekerja sebaik

mungkin.

b. Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan

(35)

Yang dimaksud adalah semakin tinggi penghasilan seseorang, maka

makin banyak presentase yang dibelanjakan untuk keperluan rekreasi

dalam arti permintaan jasa akan meningkat.

c. Pada pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi penyimpanan.

Jasa produksi bersamaan dengan waktu konsumsi, jadi tidak ada jasa yang

dapat simpan.

Misalnya : jika tempat duduk dalam bis yang berangkat dari Bandung ke

Jakarta tidak terisi, maka berarti suatu kerugian bagi pengusaha bis,

karena tidak memenuhi target penjualan.

d. Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud (perlengkapannya).

Yang dimaksud adalah bahwa jasa sifatnya tidak berwujud. Karena itu

konsumen memperlihatkan benda berwujud yang memberi layanan,

sebagai patokan terhadap kualitas jasa yang ditawarkan. Tugas utama

pengusaha ialah mengelola benda berwujud tersebut agar memberikan

jasa yang memuaskan, sehingga konsumen diberikan bukti yang

meyakinkan bahwa jasa yang ditawarkan adalah jasa nomor satu.

Misalnya : jasa angkut bis, dinilai oleh konsumen dari keadaan bis, merk

bis, kebersihan dan sebagainya.

e. Saluran distribusi dalam marketing jasa tidak begitu penting, yang

dimaksud adalah karena pada umumnya dalam marketing jasa tidak

digunakan. Tetapi ada tipe jasa tertentu dimana agen – agen, perantara –

perantara dapat digunakan.

Misalnya : dalam perdagangan saham obligasi, angkutan dan sebagainya

(36)

f. Beberapa problema pemasaran dan harga jasa.

1) Perusahaan asuransi mengalami kesulitan dalam pemasarannya karena

banyak anggota masyarakat enggan menjadi nasabah perusahaan

asuransi. Ini mungkin disebabkan oleh banyak hal, seperti penghasilan

masih merasa belum membutuhkan asuransi.

2) Masalah harga dari jasa sangat banyak ditentukan oleh orang lembaga

yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya : seperti dokter spesialis,

walaupun tarifnya sudah diatur oleh pemerintah, namun dokter

terkenal banyak dikunjungi oleh pasien yang punya uang dan tarifnya

cukup tinggi bagi masyarakat umum.

Adapula harga jasa ditetapkan oleh pemerintah, berdasarkan

pertimbangan - pertimbangan tertentu, seperti penetapan tarif bis kota atau bis

antar kota, tarif kereta api, tarif air ledeng, dan sebagainya.

2.1.3 Kualitas Layanan Jasa

2.1.3.1Definisi Kualitas Layanan Jasa

Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginan pelanggan serat ketetapan penyampaian untuk mengimbangi

harapan pelanggan. Menurut pendapat Kotler, Kualitas-kualitas adalah

keseluruhan ciri serta sifat produk atau layanan yang berpengaruh pada

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang

tersirat.

Sedangkan Menurut Wyckof, 2007:45 (dalam Fandy Tjiptono, 1997),

(37)

atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kualitas jasa

dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal

ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan hal yang berdasarkan sudut

pandang atau persepsi pihak yang menyediakan jasa, melainkan berdasarkan

persepsi atau sudut pandang pelanggan. Pelangganlah yang mengkonsumsi

dan menikmati jasa perusahaan sehingga mereka yang menentukan kualitas

jasa. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan panilaian

menyeluruh atas keunggulan suatu jasa. (Muhtosim Arief, 2006:117).

2.1.3.2Faktor-faktor Kualitas Layanan Jasa

Menurut Gregorius Chandra (2002:8), terdapat lima dimensi atau

faktor – faktor pokok meliputi :

a. Reliabilitas (keandalan), yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

b. Responsivitas (daya tanggap), yaitu keinginan dan kesediaan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan

dengan tanggap.

c. Assurance (Jaminan), yaitu mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para karyawan, bebas

dari bahaya fisik, resiko atau keragu – raguan.

d. Empaty (Empati), yaitu kemudahan dalam menjalin hubungan, komunikasi yang efektif, perhatian personal, dan pemahaman atas

(38)

e. Tangibles (Bukti fisik), yaitu fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan

sarana komunikasi.

2.1.3.3Mengelola Kualitas Layanan Jasa

Suatu cara perusahaan untuk dapat tetap unggul dalam bersaing

adalah perusahaan harus dapat mengidentifikasi jasa yang dikehendaki oleh

konsumen atau pelanggan yang dimilikinya, jika terjadi kesenjangan antara

harapan dengan kenyataan maka konsumen akan dapat menilai keberadaan

dari jasa tersebut. Semakin tinggi kesenjangan antara kenyataan yang

diterima dengan harapan yang diinginkan oleh konsumen, berarti

ketidakpuasan dari pengkonsumsian jasa tersebut akan semakin besar.

Sebaiknya, jika kesenjangan antara harapan dengan kenyataan jasa yang

diterima semakin sempit, maka tingkat kepuasan dari pemakaian jasa tersebut

oleh konsumen akan semakin baik.

Agar dapat menyajikan kualitas jasa dapat sesuai dengan yang

diinginkan atau melebihi harapan konsumen, perusahaan jasa dapat

mengidentifikasi beberapa kesenjangan yang menyebabkan penyajian jasa

tidak berhasil dan berusaha menutup kesenjangan tersebut. Terdapat 5 (lima)

kesenjangan yang menyebabkan penyajian jasa tidak berhasil kelima

kesenjangan yang dimaksud oleh Kotler yang dikutip oleh (Nirwara,

2004:27) yaitu :

1. Kesenjangan pengharapan konsumen dengan persepsi manajemen.

2. Kesenjangan persepsi manajemen dengan spesifikasi mutu jasa.

(39)

4. Kesenjangan penyerahan jasa dengan komunikasi eksternal.

5. Kesenjangan jasa yang dinikmati dengan yang diharapkan konsumen.

Gambar 2.1: Model Kualitas Jasa

Nirwana, (2004:28)

(40)

2.1.4 Perilaku Konsumen

2.1.4.1Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Setiadi (2003:3) perilaku konsumen adalah tindakan yang

langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan

produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli

tindakan.

Sedangkan perilaku konsumen menurut The American Marketing

Association yang dikutip oleh Setiadi (2003:3) perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya

dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.

Perilaku konsumen menurut Engel, Blackwell dan Miniard yang

dikutip oleh Tatik (2008:5), perilaku konsumen mencakup pemahaman

terhadap tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam

mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk

proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada perilaku

konsumen terdapat dua elemen yang penting, yaitu proses pengambilan

keputusan (decision maker), dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan

barang-barang dan jasa – jasa ekonomis.

2.1.4.2Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut

(41)

1. Budaya

Faktor memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap

perilaku konsumen didalam pembelian. Peran budaya, sub-budaya, dan

kelas sosial konsumen sangatlah penting.

a. Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.

b. Sub-budaya, setiap budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil

yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi

anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari : bangsa, agama,

kelompok ras, dan daerah geografis.

c. Kelas sosial, kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan,

tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat

tinggal. Kelas sosial memiliki beberapa ciri antara lain :

1) Orang-orang dalam kelas sosial yang sama cenderung bertingkah

laku lebih seragam dari pada orang-orang dua kelas sosial yang

berbeda.

2) Orang-orang merasa menempati posisi yang inferior atau superior

sehubungan dengan kelas sosial mereka.

3) Kelas sosial seseorang ditandai oleh sekumpulan variabel, seperti :

pekerjaan, kesejahteraan, pendidikan, dan pandangan terhadap

nilai dari pada satu variabel.

4) Individu dapat pindah dari satu kelas sosial lain sepanjang hidup

(42)

2. Sosial

Sebagai tambahan atas faktor – faktor budaya, perilaku konsumen

dipengaruhi oleh faktor sosial kelompok acuan, keluarga, serta peran dan

status.

a. Kelompok acuan, seseorang terdiri dari semua kelompok yang

memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung

terhadap sikap atau perilaku seseorang. Yang dinamakan “kelompok

keanggotaan”, kelompok keanggotaan dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan

kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara continue dan

informal.

2) Kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional,

dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan

membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

b. Keluarga adalah pembelian konsumen yang paling penting dalam

masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang ekstensif.

Anggota keluarga adalah kelompok acuan primer yang paling

berpengaruh.

c. Peran dan status, posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat

didefinisikan dalam peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang

diharapkan akan dilakukan oleh seorang dan setiap peran memiliki

(43)

3. Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik tersebut terdiri dari :

a. Usia dan tahap siklus hidup, konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup

keluarga, serta keuangan dan minat produk yang berbeda-beda dalam

masing-masing kelompok.

b. Pekerjaan, pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola

konsumsinya.

c. Keadaan ekonomi, terdiri dari penghasilan yang dapat dibelanjakan

(tingkat, kestabilan, pola waktu); tabungan dan aktiva (persentase

yang lancar/liquid), hutang kemampuan untuk meminjam, dan sikap

atas belanja atau menabung. Jika indikator ekonomi menandakan

resesi, pemasar dapat melakukan mengambil langkah-langkah untuk

merancang ulang, melakukan penempatan kembali harga produk

mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan nilai pada

pelanggan.

d. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang didunia yang

diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup

menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi

dengan lingkungannya. Klasifikasi values and lifestyles (VALS)

membagi konsumen ke dalam :

1) Pembeli berorientasi prinsip, yaitu membeli berdasarkan pada

(44)

2) Pembeli berorientasi status, yaitu yang membeli berdasarkan pada

tingakan dan opini orang lain.

3) Pembeli berorientasi tindakan, yaitu tindakan yang dikendalikan

oleh keinginan mereka akan aktivitas, variasi dan pengambilan

resiko.

e. Kepribadian dan konsep diri pembeli. Kepribadian adalah

karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang

menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama

terhadap lingkungannya. Yang berkaitan dengan kepribadian adalah

konsep diri sendiri (citra pribadi) seseorang. Pemasaran harus bisa

mengembangkan citra merek yang sesuai dengan citra pribadi pasar

sasarannya.

4. Psikologis

Pembelian seseorang dipengaruhi seseorang dipengaruhi oleh empat

faktor psikologis utama yaitu :

a. Motivasi, seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.

Beberapa kebutuhan bersifat :

1) Biogenis, muncul dari tekanan biologis seperti : lapar, haus, tidak

nyaman.

2) Psikogenis, mereka muncul dari tekanan psikologus seperti

kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki.

b. Persepsi adalah proses bagaimana seorang individu memilih,

mengorganisasikan, dan menginterpretasikan masukan – masukan

(45)

Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga

pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan

keadaan individu yang bersangkutan.

c. Pembelajaran / pengetahuan, meliputi perubahan perilaku yang timbul

dari pengalaman.

d. Keyakinan dan sikap, keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriptif

yang dianut oleh seseorang tentang suatu hal. Sedangkan sikap

(attitude), adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan

tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan

bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa objek atau gagasan.

2.1.4.3Model Perilaku Konsumen

Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen adalah sesuatu yang

sangat kompleks, karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan

mempunyai kecenderungan masing – masing untuk berinteraksi.

Model perilaku konsumen menurut Assael yang dikutip oleh Sutisna

(2003:6), menunjukkan adanya interaksi antara pemasaran dengan

konsumennya. Komponen pusat dari model ini adalah pembuatan keputusan

konsumen yang terdiri atas proses merasakan dan mengevaluasi informasi

merek produk, mempertimbangkan bagaimana alternatif merek dapat

memenuhi kebutuhan dan pada akhirnya memutuskan merek apa yang akan

(46)

Gambar 2.2 : Model Perilaku Konsumen

Sutisna, (2003:6)

2.1.5 Kepuasan Konsumen

2.1.5.1Pengertian Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan faktor yang paling penting karena

untuk memangkan persaingan, terutama dalam era globalisai. Ada beberapa

definisi dari kepuasan pelanggan menurut para ahli yang dikutip oleh

Muhtosim Arif (2000:167).

Umpan balik bagi konsumen

(evaluasi pasca pembelian)

Konsumen individu

Pengaruh-pengaruh lingkungan

Penerapan dari perilaku konsumen

pada strategi pemasaran

Pembuatan keputusan konsumen

Tanggapan konsumen

(47)

Schiffman dan Kanuk (2004:14) menyatakan, “Customer satisfaction

is the individual’s perception of the performanceof the product or service in relation to his or her expectations.” Maksudnya, kepuasan pelanggan adalah persepsi individu atas kinerja produk atau layanan dibandingkan dengan

harapan yang dimiliki. Sejalan dengan pendapat tersebut, Kotler (1997:40)

memberikan definisi, “Customer satisfaction is a person’s feeling of pleasure

or disappointment resulting from comparing a product’s perceived performance (or outcome) in relation to his or her expectations.” Maksudnya, kepuasan adalah perasaan senang atau ketidakpuasan (kecewa)

seseorang setelah membandingkan antara kinerja (performance) produk yang

dirasakan dengan yang diharapkan (expectation).

Menurut Lovelock dan Wright (2002:272), “One common way of

identifying satisfaction is to ask customers first to identify what factors are important in satisfying tem and then to evaluate the performance of a service provider and its competitors on these factors.” Maksudnya, satu cara yang umum dan sering digunakan untuk mengidentifikasikan kepuasan pelanggan

adalah bertanya pada pelanggan, yaitu mengidentifikasi kepuasan pelanggan

adalah bertanya pada pelanggan, yaitu mengidentifikasi faktor-faktor apa

yang penting, yang memuaskan, kemudian mengevaluasi kinerja perusahaan

dan para pesaing pada faktor-faktor tersebut. Dengan bertanya kepada

pelanggan, maka perusahaan atau pemasar akan dapat mengetahui tingkat

kepuasan pelanggan yang sesungguhnya dan faktor-faktor yang

mempengaruhi. Dengan bertanya kepada pelanggan, maka kinerja pesaing

(48)

Pada realitasnya, banyak perusahaan menghabiskan banyak uang dan

waktu untuk mengidentifikasi kepuasan pelanggan dengan berbagai macam

metode (complex tools). But they’re measuring the wrong thing (Reichheld, 2003:1). Untuk mengidentifikasi kepuasan pelanggan cukup dengan satu

pertanyaan : “Would you recommend this company to a friend?” Reichheld

(2003:1). Allen (2004:14) menambahkan, untuk mengidentifikasi kepuasan

pelanggan dapat dilakukan dengan tiga pertanyaan, yaitu repurchase,

recommend, dan overall satisfaction.

1. How likely are you to purchase this product/service again in the next three moths?

2. How likely are you to recommend this product/service to a friend or colleague?

3. Overall, how satisfied are you with this product/service? (Allen, 2004:14). Recommend merupakan bentuk promosi word-of-mouth akan semakin penting dewasa ini (Kartajaya, Jawa Pos, 15 Maret 2004). Hal ini dikarenakan,

konsumen sudah semakin jenuh dan bingung melihat dan mendengar banyak

informasi yang beredar melaui berbagai media. Walaupun dalam iklan sebuah

produk/layanan dikatakan bagus, tetapi apabila seorang teman yang dimintai

pendapat mengatakan sebaliknya, maka seseorang konsumen akan lebih

percaya kepada temannya.

Repurchase merupakan bentuk nyata dari seorang konsumen yang sangat puas. Pelanggan yang sangat puas akan cenderung menjadi loyal

(49)

mengadakan pembelian ulang (Kotler,1997:41). Sebaliknya pelanggan yang

hanya merasa puas atau kurang puas akan mudah berganti kepada

produk/layanan pesaing dan tidak setia apabila mendapatkan tawaran intensif

(potongan harga) lebih besar.

Overall satisfaction atau kepuasan menyeluruh adalah suatu ringkasan evaluasi dari pengalaman seluruh produk/layanan yang dipakai terhadap

pengalaman tunggal yang dimiliki (Spreng dkk., 1996:22). Kepuasan

menyeluruh ditandai dengan cara mengidentifikasi kepuasan yang tinggi

(sangat puas) atau rendah (sangat tidak puas) suatu reaksi atau respon

pelanggan

2.1.5.2Strategi Kepuasan Konsumen

Syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar dapat sukses dalam

persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan atau konsumen. Agar tujuan tersebut tercapai

maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan

barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas.

Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku

konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan

tersebut sebagai lembaga yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan

para konsumen, perusahaan tergantung pada perilaku konsumennya.

Perilaku konsumen sendiri merupakan tindakan-tindakan individu

(50)

menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang

mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut. Dengan mengetahui

serta memahami perilaku konsumen, maka perusahaan dapat memberikan

kepuasan dengan cara lebih baik kepada konsumennya. Dan perusahaan ingin

mengetahui sampai dimana produk yang dihasilkan dapat memuaskan

pelanggannya dengan 2 hal, antara lain menurut Kotler (2000) dalam Arief

(2005:67) :

a. Mengetahui harapan dan kebutuhan pelanggan

b. Menentukan sampai dimana sebuah perusahaan dapat memuaskan

harapan dan kebutuhan dari pelanggannya.

2.1.5.3Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen

Menurut Alma (2000:2004) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

konsumen adalah sebagai berikut :

1. Disain fisik yaitu merupakan tampilan produk jasa yang dibeli dan akan

menjadi daya tarik dan sangat berperan mempengaruhi minat konsumen.

2. Harga jasa, yanitu merupakan penentu kritis yang membedakan produk

yang ditawarkan oleh pengusaha yang satu dnegan pengusaha lainnya.

3. Kualitas layanan jasa, yaitu kemampuan perusahaan daam memberikan

suatu pada konsumennya. Dimana apabila kualitas layanan yang diterima

konsumen lebih baik maka konsumen cenderung akan mencobanya

(51)

a. Keandalan yaitu kemampuan untuk memberikan sesuai yang

dijanjikan atau kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai

dengan janji yang di tawarkan.

b. Daya tanggap yaitu kemampuan dari karyawan dan pengusaha untuk

membantu pelanggan atau respon kesigapan karyawan dalam

melayani kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan

pengamanan keluhan pelanggan.

c. Kepastian yaitu berupa kemampuan karyawan untuk menimbulkan

keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan

oleh konsumen meliputi : kemampuan karyawan atas pengetahuan

terhadap produk secara tepat, keramah tamahan, kesopanan.

d. Empati yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan

kepada pelanggan seperti kemudahan prosedur.

4. Fasilitas berwujud yaitu perupa penampilan fasilitas fisik seperti :

gerdung dan ruangan front office, tersedia tempat parkir, kebersihan,

kerapiha ruangan, kelengkapan peralatan komunikais dan penampilan

karyawan.

2.1.5.4Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Menurut Tjiptono, 2008 (dalam Loverlock, 1994, Peppard dan

Rowland, 1995) dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk, jasa atau

perusahaan tertentu, konsumen pada umumnya mengacu pada faktor atau

dimensi. Faktor yang sering di gunakan dalam mengevaluasi kepuasan

(52)

a. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk

inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi

bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut,

kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi.

b. Ciri-ciri atau keistimewan tambahan (features), yaitu

karakteristik sekunder tau pelengkap, misalnya kelengkapan,

interior, dan eksterior, seperti dash board, AC, sound system,

door lock system, power steering.

c. Keadaan (relibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan atau gagal di pakai, misalnya mobil tidak sering

ngadat, macet, rewel, rusak.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification),

yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi

standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya

standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda

untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.

e. Daya tahan (durability), berkaitan berapa lama produk

tersebutdapat terus digunakan.

f. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan.

g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera,

misalnya bentuk fisik, mobil yang menarik, model/desain yang

(53)

h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan

reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2.1.5.5Kualitas Layanan Berhubungan Dengan Kepuasan Konsumen

Pelayanan merupakan layanan yang diberikan oleh perusahaan

terhadap konsumen. Pelayanan disini dapat bersifat langsung dimana

perusahaan dapat menyediakan media layanan untuk membantu dan

mempermudah konsumen konsumen untuk melakukan transaksi. Pelayanan

sifatnya memberikan bantuan bagi konsumen yang membutuhkan informasi

mengenai suatu produk yang diberi. Apabila pelayanan yang diberikan baik

maka konsumen akan merasa puas menggunakan produk yang dibeinya

karena konsumen merasa terpenuhi kebutuhan dan keinginannya sesuai

harapan konsumen.

Menurut kotler dikutip oleh Arif (2006:213) terdapat hubungan yang

erat antara kualitas produk dan pelayanan, yakni kepuasan pelanggan dan

profitabilitas. Semakin tinggi kualitas menyebabkan semakin tinggi pula

kepuasan pelanggan, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi serta

seringkali biaya lebih rendah.

Menurut Gregorius Chandra (2002:8), ada lima penentu kualitas jasa

untuk mencapai kepuasan konsumen.

(54)

b. Responsivitas (data tanggap) : Keinginan dan kesediaan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan

tanggap.

c. Jaminan / kepastian (assurance) : mencakup pengetahuan, kopetensi,

kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para karyawan, bebas

dari bahaya fisik, resiko atau keragu – raguan.

d. Empati : kemudahan dalam menjalin hubungan, komunikasi yang efektif,

perhatian personal, dan pemahaman atas kebutuhan individual para

pelanggan.

e. Bukti fisik / berwujud (tangibles) : fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan,

dan sarana komunikasi.

2.2 Kerangka Berpikir

Pada gambar 2.3 menunjukkan pengaruh antara variabel fasilitas terhadap

keputusan pembelian dan pelayanan terhadap keputusan konsumen, kedua variabel

bebas ini memiliki arah positif dengan kata lain semakin tinggi fasilitas maka

keputusan konsumen pun akan semakin tinggi demikian halnya dengan pelayanan

semakin baik maka keputusan konsumen pun semakin baik.

Menurut Wyckof, 2007:45 (dalam Fandy Tjiptono, 1997), kualitas jasa

adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan

tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kualitas jasa dimulai dari kebutuhan

pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan.

Schiffman dan Kanuk (2004:14) menyatakan, “Customer satisfaction is the

(55)

or her expectations.” Maksudnya, kepuasan pelanggan adalah persepsi individu atas kinerja produk atau layanan dibandingkan dengan harapan yang dimiliki.

Gambar 2.3

Kerangka Berpikir

2.3 Hipotesis

Berdasarkan pada pokok masalah yang telah dirumuskan, maka

hipotesis yang diajukan adalah:

a. Variabel Fasilitas, dan Pelayanan secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan konsumen.

b. Variabel Fasilitas, dan Pelayanan berpengaruh secara Parsial signifikan

terhadap kepuasan konsumen.

FASILITAS

( X1 )

PELAYANAN

( X2 )

KEPUASAN KONSUMEN

(56)

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operational dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi operasional

Definisi operasional adalah menjelaskan bagaimana variabel penelitian

dapat diukur, sedangkan variabel penelitian diukur dari pernyataan responden

yang diperoleh dari kuesioner yang diedarkan, yang dapat diterangkan sebagai

berikut :

1. Fasilitas (X1

Fasilitas (X )

1

1) Gedung dan ruangan front office

) adalah berupa penampilan fasilitas fisik pada warnet Zoe

Net di Surabaya, merupakan tangible dalam kualitas layanan. Adapun

Indikatornya adalah :

2) Tersedia tempat parkir

3) Kebersihan

4) Kerapihan ruangan

5) Kelengkapan peralatan komunikasi

Pengukuran skor menggunakan skala Likert dengan penilaian sebagai

berikut :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

(57)

Tidak Setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

2. Pelayanan (X2

Pelayanan (X )

2

1) Reliabilitas (keandalan) : Keinginan memberikan layanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan sesuatu

pada konsumennya. Dimana apabila kualitas layanan yang diterima

konsumen lebih baik maka konsumen cenderung akan mencobanya

kembali. Adapun indikatornya adalah :

2) Responsivitas (data tanggap) : Keinginan dan kesediaan para

karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan

layanan dengan tanggap.

3) Jaminan / kepastian (assurance) : mencakup pengetahuan,

kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki

para karyawan, bebas dari bahaya fisik, resiko atau keragu –

raguan.

4) Empati : kemudahan dalam menjalin hubungan, komunikasi yang

efektif, perhatian personal, dan pemahaman atas kebutuhan

individual para pelanggan.

Pengukuran skor menggunakan skala Likert dengan penilaian sebagai

berikut :

Sangat setuju = 5

(58)

Netral = 3

Tidak Setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

3. Kepuasan Konsumen (Y)

Kepuasan Konsumen (Y) adalah perasaan senang atau ketidakpuasan

(kecewa) seseorang setelah membandingkan antara kinerja (performance)

produk yang dirasakan dengan yang diharapkan (expectation) yang

diungkapkan melalui angket dalam bentuk skor dari indikator-indikator

yang meliputi :

1)Recommend/Rekomendasi

2)Repurchase/Pemakaian Jasa Ulang

3)Overall Statisfaction/Kepuasan Menyeluruh

Pengukuran skor menggunakan skala Likert dengan penilaian sebagai

berikut :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Netral = 3

Tidak Setuju = 2

(59)

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1.Populasi

Populasi menurut Djarwanto dan Subagyo (2000:107), adalah jumlah dari

keseluruhan obyek yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi adalah

keseluruhan fakta dari hal yang diteliti yang terdiri dari obyek atau subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian dan ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang menggunakan jasa

internet pada warnet Zoe Net di Surabaya. Dan populasi ini adalah pelanggan

yang menggunakan Jasa warnet Zoe Net.

3.2.2.Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2003). Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini pengunjung yang menggunakan jasa internet

dengan frekuensi minimal 1 minggu sekali pada warnet Zoe Net di Surabaya.

Dan untuk mendapatkan hasil yang representatif, maka digunakan rumus

“tidak diketahui jumlah populasinya” sebagai berikut :

n =

(60)

dimana :

berarti (dalam tabel ditemukan 1.96)

σ = standar deviasi (0.25)

e = standar error atau kesalahan yang dapat ditoleransi (5% = 0.05)

n =

Jadi, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 97

responden. Untuk hasil yang reporesentatif maka penelitian mengambil sampel

100 responden.

3.2.3.Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini diambil dengan cara menyebarkan kuesioner kepada

responden, dengan menggunakan teknik purpossive sampling yang termasuk ke

dalam non probability sampling.

purpossive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian). Elemen

(61)

populasinya adalah pengunjung warnet Zoe Net frekuensi minimal 1 minggu

sekali menggunakan jasa warnet Zoe Net yang dapat memberikan informasi

berdasarkan pertimbangan tersebut.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Adapun perolehan data – data

tersebut sebagai berikut :

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah.

1. Data primer Sumber data yang digunakan adalah Data primer yang

diperoleh dengan mengedarkan kuesioner pada responden yang

diambil dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel

yang dilakukan dengan sengaja oleh peneliti atas dasar

pertimbangan-pertimbangan. dalam hal ini penulis sengaja memilih responden

dengan mempertimbangkan kepuasan konsumen yang menggunakan

jasa internet pada warnet Zoe Net di Surabaya.

2. Data sekunder, data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, dengan

jalan mencari, membaca, mempelajari literature maupun karya ilmiah

(62)

3.3.2. Sumber Data

Bersumber dari pengunjung pengguna jasa internet pada warnet Zoe Net di

Surabaya, berdasarkan jawaban yang diberikan responden atas daftar pernyataan

yang ada pada kuesioner.

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat data-data dari

dokumen perusahaan yang dijadikan sampel penelitian berupa data

mengenai sejarah perusahaan, jumlah pegawai, tugas-tugas dari

masing-masing pegawai tersebut.

b. Kuesioner (Angket)

Yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan angket atau

daftar pertanyaan yang telah disusun secara sistematis berkenaan

dengan permasalahan dalam penyusunan skripsi. Kuesioner disusun

untuk mendapatkan data dan informasi mengenai fasilitas dan

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1: Model Kualitas Jasa
Gambar 2.2 : Model Perilaku Konsumen
Gambar 3.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari system, dimana data disimpan, proses apa

Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan bahan ajar berbasis game edukasi yang telah dikembangakan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa serta sudah dianggap

Pengkaji seni khususnya musik dalam kebudayaan, yang bisa berprofesi sebagai ilmuwan seni budaya, peneliti (muda) lapangan budaya masyarakat, konsultan seni musik

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media pop up terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi volume kubus dan balok kelas

1) Keterbatasan kemampuan infrastruktur pendukung teknologi informasi seperti: kapasitas penyimpanan data, permasalahan akses jaringan yang tidak stabil. 2) Perbedaan

Sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi jika Nilai Akhir kumulatif untuk seluruh komponen akreditasi sekurang-kurangnya 56, dengan ketentuan tidak lebih dari 2

PenelitianRamlugun (2016) menjelaskan adanya hubungan antara pendidikan terhadap penerapan akuntansi rumah tangga, hal ini dikarenakan dengan tingkat pendidikan yang

Sistem Informasi Penjualan dapat membantu perusahaan dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggannya, sehingga loyalitas pelanggan akan meningkat dan