• Tidak ada hasil yang ditemukan

VITAMIN. Eat Fresh, Locally Grown. Certified Nutritionist Since 1989

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VITAMIN. Eat Fresh, Locally Grown. Certified Nutritionist Since 1989"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Siti Mujdalipah, S.TP, M.Si Kimia Pangan 24 Maret 2011

Eat Fresh,

Locally Grown.

VITAMIN

(2)

DEFINISI

 Vitamin

adalah

kelompok

senyawa

organik yang tidak termasuk ke dalam

golongan protein, karbohidrat, maupun

lemak dan terdapat dalam jumlah yang

kecil dalam bahan makanan namun

memiliki peranan yang sangat penting

bagi beberapa fungsi tubuh dalam

menjaga kelangsungan kehidupan serta

pertumbuhan (Winarno, 1997).

 Tubuh manusia tidak dapat membuat

vitamin dalam jumlah yang cukup,

untuk itu diperlukan asupan vitamin dari

luar. Salah satunya adalah melalui

konsumsi bahan pangan yang memiliki

kandungan vitamin yang cukup.

(3)

PENGGOLONGAN VITAMIN

1. Vitamin larut lemak:

a. Vitamin A

b. Vitamin D

c. Vitamin E

d. Vitamin K

2. Vitamin larut air

a. Vitamin B

b. Vitamin C

(4)

VITAMIN ‘A’

 Vitamin A merupakan jenis vitamin yang aktif dan terdapat dalam beberapa bentuk, yaitu:

1) vitamin A alkohol (retinol) 2) vitamin A aldehida (retinal)

3) vitamin A asam (asam retinoat), dan 4) vitamin A ester (ester retinil).

 Pada umumnya vitamin A bersifat stabil terhadap panas, asam, dan alkali, namun sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan mengalami kerusakan apabila dipanaskan pada suhu tinggi bersama udara, sinar, dan lemak yang sudah tengik.

 Sumber :

1. bahan-bahan nabati : sayuran dan buah-buahan yang berwarna hijau atau kuning

2. Hewani kaya akan lemak: susu, keju, kuning telur, hati dan berbagai ikan yang mengandung lemak tinggi.

(5)

 Vitamin A dalam bahan nabati sebagian besar berada dalam bentuk karoten: α-, β-, dan γ-karoten (mungkin juga dalam bentuk

kriptoxantin). β-karoten merupakan provitamin A .

 Sayuran berdaun hijau (wortel, ubi jalar, waluh) memiliki kadar

karoten tinggi dibandingkan sayuran berwarna pucat (selada dan kol). Semakin hijau daun tersebut maka semakin tinggi kadar karotennya.  Karoten di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A khususnya di

dalam mukosa dinding usus kecil, namun tidak semua karoten yang terserap tubuh akan diubah menjadi vitamin A akan tetapi hanya separuh dari karoten yang terserap oleh tubuh yang akan diubah menjadi vitamin A.

 aktivitas vitamin A bahan makanan dinyatakan sebagai ekuivalen retinol mengikuti persamaan berikut:

(6)

1 RE = 1 µg retinol (3,33 IU) 1 RE = 6 µg β – karoten (10 IU) 1 RE = 12 µg karotenoid (10 IU)

VITAMIN ‘A’ (Lanjutan..)

aktivitas retinol = µg retinol + µg β – karoten

(ekuivalen retinol/RE) 6

Persamaan untuk menentukan kadar vitamin A dalam bahan pangan

(7)

 Kelebihan vitamin A dalam tubuh dapat disimpan di dalam hati,

khususnya dalam sel-sel parenkim, yaitu dalam bentuk butir-butir lemak yang berisi campuran rantai-rantai ester retinil (retinil palmitat (50%), retinil stearat, dan retinil oleat).

 Sebelum dilepas sebagai vitamin A, ester-ester tersebut mengalami hidrolisis menjadi retinol. Di dalam hati, vitamin A terdapat dalam

bentuk retinol tetapi di dalam darah retinol terikat pada protein yang spesifik yang disebut dengan Retinol Binding Protein (RBP) dan diangkut ke jaringan-jaringan tepi seperti mata, usus, serta kelenjar ludah.

 Jumlah kebutuhan vitamin A yang dianjurkan (Winarno, 1997): a. Bayi dan anak<10 tahun : 1.200-2.400 IU

b. Orang dewasa : 3.500-4.000 IU

 Hipervitaminosis adalah keadaan keracunan yang disebabkan oleh terlalu banyaknya konsumsi vitamin A. Konsumsi vitamin A berlebih yaitu bila mengkonsumsi 75.000 – 500.000 SI (45-300 µg β – karoten) setiap hari untuk jangka waktu beberapa bulan dapat menyebabkan gejala ini.

(8)

 Peran vitamin A dalam tubuh:

1. Meningkatkan daya penglihatan 2. Menjaga kornea mata tetap sehat 3. Berperan dalam pertumbuhan tulang  Penyakit akibat kekurangan vitamin A:

1. Keratinisasi  keadaan dimana sel-sel epitel mata mengeluarkan keratin sehingga menyebabkan sel-sel membran mengering dan mengeras.

2. Xeroftalmia  keratinisasi lanjut yang kemudian menyebabkan

berkurangnya fungsi kornea sehingga akan menyebabkan kebutaan.  Gejala kekurangan vitamin A

1. Rabun senja (buta ayam/kotokeun): mata tidak mampu melihat secara normal dalam ruang remang-remang atau setengah gelap 2. Xerosis: kekeringan pada konjungtiva (selaput kelopak mata),

berkerut, timbul pigmen, atau kotor sehingga kehilangan atau menurun sifat transparannya

3. Noda bitot: noda bercak berwarna kelabu yang timbul pada kornea (biasanya dengan permukaan yang berbuih).

(9)

VITAMIN ‘D’

 Vitamin D dapat disintesis dalam tubuh dan hewan dengan laju sintesis vitamin D dalam kulit tergantung jumlah sinar matahari yang diterima serta konsentrasi pigmen dalam kulit

 Dua bentuk vitamin D:

1. Vitamin D2 (ego kalsiferol): vitamin yang dapat disintesis dalam tubuh dan banyak terdapat dalam bahan nabati

2. Vitamin D3 (7-dehidrokolesterol kolikolaferol): Vitamin D yang banyak terdapat dalam hati ikan.

(10)

VITAMIN ‘D’ DALAM TUBUH

 Vitamin D berasal dari makanan yang masuk ke dalam tubuh akan diserap bersama-sama lemak dan masuk ke dalam saluran darah melalui dinding usus kecil jejunum dan ileum dan diangkut ke dalam chylomicron melalui sirkulasi limpa

 Kelebihan vitamin D dalam tubuh disimpan dalam hati

 Peran vitamin D bagi tubuh: membantu metabolisme kalsium dan fosfor dalam tubuh

 Keaktifan vitamin D diukur menggunakan line test dengan menggunakan tikus sebagai binatang percobaan. Satuan untuk mengukur jumlah vitamin D adalah IU dimana 1 IU vitamin D = 0,025 mcg kristal murni vitamin D

 Jumlah konsumsi vitamin D yang disarankan adalah 400 IU atau 10 mg per hari untuk bayi dan anak-anak.

(11)

VITAMIN ‘D’ DALAM TUBUH (Lanjutan..)

 Akibat kekurangan vitamin D, yaitu mengakibatkan gangguan

penyerapan kalsium dan fosfor pada saluran pencernaan dan gangguan mineralisasi struktur tulang dan gigi.

 Ada 3 jenis keadaan yang dapat dialami oleh penderita kekurangan vitamin D, yaitu:

1) Ricketsia 2) Tetani

(12)

VITAMIN ‘E’ (TOKOFEROL)

 Bentuk vitamin E yang umum ditemukan: α-,β-, dan γ- tokoferol  α-tokoferol menunjukan keaktifan vitamin E yang paling tinggi

 Sifat vitamin E:

1. Tahan terhadap suhu tinggi dan asam

2. Berperan sebagai antioksidan  akibatnya vitamin E mudah

teroksidasi terutama jika ada lemak tengik, timah, dan garam besi 3. Mudah rusak oleh sinar ultraviolet

 Ukuran vitamin E dinyatakan dalam Satuan Internasional atau mg α-tokoferol.

1 satuan SI vitamin E = 1 mg dl- α-tokoferol asetat sintetik (buatan) d- α-tokoferol alami = 1,49 SI per mgr

(13)

VITAMIN ‘E’ DALAM TUBUH

 Peran vitamin E dalam tubuh:

1. Zat antioksidan  mencegah oksidasi vitamin A di dalam saluran pencernaan

2. Membantu dalam proses pemasangan pirimidina ke dalam asam nukleat

3. Berperan dalam proses pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang belakang

4. Berperan dalam sintesis koenzim A yang berperan penting dalam proses pernafasan

 Jumlah kebutuhan vitamin E/hari (masyarakat USA)

• 4-5 SI  bayi di bawah 1 tahun • 12 SI  wanita

• 15 SI  pria dewasa

 Akibat kekurangan vitamin E: 1) kegagalan menghasilkan anak, 2) macrocytic anemia, 3) liver necrosis, dan 4) dystrophy otot-otot.

(14)

VITAMIN ‘K’

 Bentuk vitamin K (vitamin koagulasi):

1. K1 (2-metil-3-fitil-1,4-naftokuinon)  diisolasi dari rumput alfafa 2. K2 (2-metil-3-difarmesil-1,4-naftokuinon)  diisolasi dari tepung

ikan busuk dan dapat juga disintesis dalam saluran pencernaan oleh bakteri

 Sifat vitamin K, yaitu: 1. Larut dalam lemak 2. Tahan panas

(15)

VITAMIN ‘K’ DALAM TUBUH

 Peran vitamin K dalam tubuh, yaitu berperan dalam pembentukan protrombin yang berperan penting dalam penggumpalan darah

 Sumber vitamin K: hati dan sayuran (bayam, kubis, dan bunga kol)  Kelebihan vitamin K dalam tubuh sebagian besar terbuang bersama

(16)

VITAMIN ‘C’

 Bentuk vitamin C:

1. Asam L-askorbat

2. Asam L-dehidroaskorbat, sifat:

a. Mudah teroksidasi secara reversible menjadi asam L-dehidroaskorbat

b. Labil dan dapat mengalami perubahan menjadi asam

L-diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan sebagai vitamin C  Sifat vitamin C, yaitu:

Mudah teroksidasi. Proses ini dipercepat oleh adanya panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, dan katalis tembaga dan besi. Proses

oksidasi vitamin C dapat dihambat jika vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau pada suhu rendah.

Kedua bentuk ini memiliki keaktifan sebagai vitamin C

(17)

VITAMIN ‘C’ DALAM TUBUH

 Sebagain besar kelebihan vitamin C dalam tubuh terbuang melalui air kemih dan sedikit sekali yang disimpan dalam tubuh. Kelenjar

adrenalin merupakan bagian yang mengandung vitamin C sangat tinggi.

 Konsentrasi vitamin C dalam plasma darah yang baik adalah sekitar 0,4-1,0 mg per 100 ml

(18)

VITAMIN ‘B’

 Bentuk vitamin B:

Kelompok vitamin B termasuk ke dalam kelompok vitamin B kompleks: 1. Tiamin (vitamin B1)

2. Riboflavin (vitamin B2)

3. Niasin (asam nikotinat, niasinamida) 4. Piridoksin (vitamin B6)

5. Asam pantotenat 6. Bionin

7. Folasin (asam folat dan turunan aktifnya) 8. Sianokobalamin (vitamin B12).

(19)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Tiamin (vitamin B1)

 Bentuk murni tiamian yaitu tiamin hidroklorida.

 Bentuk tiamin dalam makanan:

a. Bebas

b. Kompleks dengan protein atau kompleks protein-fosfat  bentuk terikat ini akan segera terpisah setelah terserap di duodenum atau jejunum.

 Tiamin dalam tubuh:

• Tidak dapat disimpan banyak oleh tubuh, tetapi dalam jumlah terbatas dapat disimpan di hati ginjal, jantung, otak, dan otot

• Kelebihan tiamin dalam tubuh akan dibuang melalui air kemih • Tiamin aktif dalam bentuk kokarboksilase (tiamin

pirofosfatase/TPP)

• Tiamin berperan sebagai koenzim dalam reaksi-reaksi yang menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan energi membentuk senyawa kaya energi yang disebut ATP (Adenosin Trifosfat).

(20)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Tiamin (vitamin B1)

 Akibat kekurangan tiamian, yaitu:

Kekurangan tiamin dapat menyebabkan polyneuritis dan beri-beri yang ditandai dengan kondisi lelah, hilang nafsu makan, berat badan menurun, dan gangguan pencernaan.

Beri-beri  gangguan kerja syaraf  gangguan jantung orang dewasa  penumpukan cairan dalam jaringan (oedem) pada kaki

bawah/telapak kaki serta persendian kaki  oedem pada rongga dada atau beri-beri basah

 Penanngulan penyakit beri-beri  pemberian vitamin B kompleks dan makanan kaya protein dan kalori

(21)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Tiamin (vitamin B1)

 Gejala beri-beri pada bayi : oedem pada muka, pucat, mudah

terangsang, muntah-muntah, sakit perut, hilang suara, kejang, dan beberapa jam kemudian dapat menyebabkan kematian.

 Bayi penderita beri-beri dapat diobati melalui terapi tiamin.

 Kebutuhan tiamin dalam tubuh (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1978 (Winarno, 1997)):

• 0,4-0,7 mg  anak usia di bawah 10 tahun • 0,7-1,0 mg  usia dewasa

• 0,2-0,3 mg  ibu hamil dan menyusui

 Sumber tiamin:

1. Nabati : biji-bijian (seperti beras pecah kulit (beras PK) atau bekatulnya) dan sayur-sayuran (berkadar tiamin rendah)

(22)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Riboflavin (vitamin B2)

 Riboflavin atau vitamin B2 atau vitamin G merupakan vitamin yang tahan terhadap panas, oksidator, dan asam. Namun demikian,

vitamin B2 mudah rusak akibat cahaya, sinar ultraviolet, dan sensitif terhadap basa.

 Sumber vitamin B2: susu  Peran riboflavin bagi tubuh:

1. Termasuk komponen suatu sistem enzim yang disebut

flavoprotein dan terlibat dalam reaksi-reaksi metabolisme intermediet

2. Riboflavin merupakan bagian dari dua koenzim yang bersifat dehidrogenase (penerima hidrogen), yaitu riboflavin fosfat (flavin mono nukleotida/FMN) dan flavin adenine dinukleotida (FAD)

3. Riboflavin merupakan komponen enzim asam L- dan D-amino oksidase, yaitu enzim pengoksidasi asam amino dan asam

(23)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Riboflavin (vitamin B2)

 Peran riboflavin bagi tubuh:

4. Riboflavin merupakan bagian enzim xantin oksidase, yaitu enzim pengkatalisis oksidasi dari berbagai senyawa Purina.

 Akibat kekurangan riboflavin dalam tubuh menyebabkan cheilosis : • Yang diawali adanya kelainan pada mata, yaitu mata menjadi

sensitive terhadap cahaya dan cepat lelah dan kemudian

menyebabkan gejala retak-retak pada kulit di sudut-sudut mulut atau bibir, kerak-kerak pada kulit, bibir, dan lidah yang ditandai dengan mulut yang semakin sakit.

 Konsumsi riboflavin yang diperbolehkan per orang per hari (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1978 (Winarno, 1997)):

• 0,4-0,6 mg  bayi

• 0,8-1,2 mg  anak usia hingga 10 tahun • 1,2-1,6 mg  usia dewasa

• 1,5 dan 1,7 mg  ibu hamil dan menyusui.

(24)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Niasin

 Peran niasin bagi tubuh:

Berperan dalam reaksi enzimatik atau metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein

 Kekurangan niasin menyebabkan pellagra yang ditandai dengan gejala awal kulit berwarna merah, bengkak, lunak, dan menyerupai sunburn. Jika keadaan berlanjut akan menyebabkan kulit bersisik dan kadang terjadi luka. Gejala lanjut pellagra, yaitu :

1. Sakit tenggorokan, lidah, dan mulut

2. Dermatitis pada bagian tubuh yang tidak tertutupi seperti tangan, lengan, siku, kaki, kulit, dan leher.

(25)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Vitamin B6

 Vitamin B6 merupakan kelompok piridina  3 bentuk vitamin B6: 1. Piridoksin, 2. Piridoksal 3. Piridoksamina.  Sifat vitamin B6: 1. Larut air

2. Relatif stabil terhadap panas dan asam (piridoksin merupakan

merupakan bentuk vitamin B6 yang paling tahan terhadap pengaruh pengolahan dan penyimpanan).

 Peran vitamin B6 bagi tubuh, yaitu:

1. Pembentuk koenzim piridoksal fosfat yang berfungsi sebagai koenzim bagi banyak reaksi enzim termasuk diantaranya adalah metabolisme asam amino, yaitu dekarboksilasi, transaminasi, dan perubahan triptofan menjadi niasin.

(26)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Vitamin B6

 Peran vitamin B6 bagi tubuh, yaitu:

2. Sebagian besar kelebihan vitamin B6 dalam tubuh akan dibuang melalui urin dominan sebagai piridoksal dan hanya sedikit sekali kelebihan vitamin B6 yang dapat disimpan oleh tubuh dan kira-kira separuhnya dalam bentuk glikogen fosforilase.

 Jumlah konsumsi vitamin B6 per orang per hari yaitu 2,0 mg per orang per hari.

 Sumber vitamin B6:

1. Hewani : daging, unggas, susu, dan ikan

(27)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Vitamin B6

 Akibat kekurangan vitamin B6 pada orang dewasa: 1. Kulit rusak

2. Terganggunya syaraf motorik 3. kelainan pada darah

 Akibat kekurangan vitamin B6 pada bayi yang diakibatkan

mengkonsumsi susu kering yang telah kehilangan kandungan vitamin B6:

1. Menderita rangsangan syaraf 2. Kejang

3. Lemah badan 4. Sakit perut.

(28)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Asam Pantotenat

 Asam pantotenat ditemukan hampir disemua bahan biologis dan merupakan bagian dari koenzim A.

 Secara komersial, asam pentotenat banyak ditemukan dalam bentuk garam kalsium, larut air, sedikit manis, dan stabil dalam pemasakan yang normal.

 Peran asam pentotenat di dalam tubuh, yaitu:

Terlibat dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dalam menghasilkan energi serta terlibat dalam metabolisme asam lemak dan lipida lainnya.

 Akibat kekurangan asam pentotenat pada manusia: ditandai gejala muntah-muntah.

 Sumber asam pentotenat: berbagai bahan biologis terutama pada royal jelly.

(29)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Biotin

 Peran biotin dalam tubuh:

1. Koenzim dari berbagai enzim yang ikut berpartisipasi dalam proses karboksilasi dan reaksi deaminisasi

2. Berperan dalam sintesis asam lemak

3. Berperan dalam reaksi fiksasi CO2 pada proses perubahan perurat menjadi oksaloasetat

4. Berperan dalam perubahan asam suksinat menjadi fumarat dan oksalosuksinat menjadi ketoglutarat dalam siklus Krebs atau TCA cycle.

 Akibat kekurangan biotin: 1. Pelepasan kulit

2. Hyperesthesis

3. Pucat pada kulit dan mukosa 4. Hemoglobin menurun

5. Meningkatnya kadar kolesterol

(30)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Biotin

 Jumlah konsumsi biotin: 150-300 mcg per hari.  Sumber biotin:

1. Sumber utama dari saluran pencernaan karena mikroflora dalam pencernaan

(31)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Vitamin B12

 Vitamin B12 merupakan vitamin B12 yang mengandung atom kobalt yang terikat mirip dengan atom besi yang terikat dalam haemoglobin atau magnesium dalam klorofil.

 Bentuk vitamin B12 disebut kobalamin:

Sianokobalamina: bentuk vitamin B12 yang paling aktif, larut dalam air, tahan terhadap panas, inaktif terhadap cahaya, asam keras atau alkali. Untuk itu, vitamin B12 cenderung tahan terhadap proses

pemasakan normal.

 Vitamin B12 di dalam tubuh:

• Vitamin B12 terikat dalam faktor intrinsik yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar diproduksi pencernaan dalam fundus dan cardia lambung dan kemudian terdorong ke dalam usus kecil sampai ke bagian ileum.

(32)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Vitamin B12

 Vitamin B12 di dalam tubuh:

• Dalam sirkulasi, vitamin B12 bergabung dengan serum protein. • Jumlah vitamin B12 yang diserap oleh tubuh diatur oleh faktor

intrinsik pada jumlah sekitar 2,5-3 mcg per hari.

• Kelebihan vitamin B12 dalam tubuh akan disimpan dalam hati. Hati dapat menampung sekitar 2000-5000 mcg dan cukup untuk

kebutuhan 3 hingga 5 tahun.  Peran vitamin B12 bagi tubuh:

1. Menjaga sel-sel berfungsi normal khususnya sel-sel pencernaan, system urat syaraf, dan sumsum tulang belakang

2. Sebagai koenzim vitamin B12 dalam sumsum tulang belakang yang diperlukan untuk sintesis DNA

3. Diperlukan oleh enzim yang berfungsi untuk mensintesis dan memindahkan satu unit karbon seperti gugus metal

4. Diperlukan oleh enzim yang mensintesis metionin dan kolin dengan dibantu faktor lipotrofik.

(33)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Vitamin B12

 Akibat kekurangan vitamin B12 bagi tubuh:

1. Menyebabkan pernicious anemia, yaitu penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak diproduksi faktor intrinsik oleh tubuh

sehingga menyebabkan vitamin B12 tidak diserap oleh tubuh 2. Sumsum tulang belakang tidak memproduksi sel eritrosit yang

normal

3. Diproduksinya sel makrosit yang kemudian dimasukan ke dalam saluran darah sehingga daya angkut haemoglobin menjadi sangat terbatas

4. Anemia, pucat, gangguan perut, kurang berat, dan glositis.  Faktor penyebab kekurangan vitamin B12:

1. Kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin B12 2. Anemia megaloblastik: akibat operasi bagian lambung yang

menghasilkan faktor intrinsik atau operasi ileum yang menyebabkan lokasi penyerapan ikut terambil sehingga terjadi kekurangan

(34)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Vitamin B12

 Penanggulangan kekurangan vitamin B12 : pemberian 15-30 mcg vitamin B12.

 Konsumsi vitamin B12 per hari yang diperbolehkan: 1. 0,6-1,2 mcg  orang dewasa

2. 3 mcg  anak di atas 11 tahun 3. 4 mcg  ibu hamil dan menyusui 4. 0,3 mcg  bayi

5. 10-2,0 mcg  anak usia di bawah 10 tahun.  Sumber vitamin B12:

1. Hewani : hati (sumber utama)

2. Nabati : sayuran daun komprey, oncom bungkil kacang tanah, dan produk fermentasi seperti tempe, tauco, dan kecap.

(35)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Folasin

 Folasin merupakan nama yang digunakan bagi asam folat dan senyawa kimia lain yang memiliki keaktifan asam folat.

 Asam folat terdiri dari tiga komponen: gugus pteridina, asam para amino benzoat, dan asam glutamat.

 Dalam molekul asam folat sering terdapat satu, tiga, atau tujuh gugus glutamat. Untuk itu, dapat juga dinamakan mono-, tri-, atau

heptapteriglutamat.

 Karakteristik asam folat: 1) larut air, 2) mudah teroksidasi dalam

larutan asam, 3) peka terhadap cahaya matahari, dan 4) mudah hilang dalam pemasakan normal dan jika disimpan dalam suhu kamar.

(36)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Folasin

 Peran asam folat dalam tubuh:

• Senyawa yang efektif untuk pengobatan anemia megaloblas pada wanita yang sedang mengandung. Megaloblas atau yang disebut

juga dengan macrocytic dapat disembuhkan dengan pemberian 0-1 mg asam folat per hari yang umumnya sudah terdapat dalam bentuk multiple vitamin.

 Asam folat dalam tubuh:

• Disintesis di dalam saluran pencernaan.

• Kelebihan asam folat disimpan dalam hati namun sebagian besar kelebihan asam folat dalam tubuh dibuang melalui feses dan urin. • Bentuk aktif asam folat adalah asam folinat (folasin).

• Asam folinat dibentuk dalam hati dan dalam pembentukannya diperlukan asam askorbat.

(37)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Folasin

 Peranan asam folinat di dalam tubuh:

1. Koenzim untuk beberapa sistem enzim terutama dalam biosintesis dan pemindahan satu satuan karbon, seperti gugus metil yang penting dalam sintesis metionin, kolina, dan penambahan gugus metil pada pirimida sehingga terbentuk timina yang merupakan komponen penting dalam molekul DNA.

2. Berperan dalam proses oksidasi fenilalanin menjadi tirosin dan dalam sintesis asam nukleo protein yang merupakan kunci

pembentukan dan produksi butir-butir darah merah normal dalam sumsum tulang.

3. Dalam melakukan kerjanya, asam folinat banyak berhubungan dengan kerja vitamin B12.

 Kekurangan asam folat dalam tubuh:

Anemia, yaitu jumlah sel butir darah merah berkurang yang

diakibatkan konsumsi yang rendah atau adanya penyakit pada saluran pencernaan.

(38)

VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)

Folasin

 Konsumsi asam folat yang dianjurkan: • 400 mcg untuk orang usia dewasa • 800 mcg untuk wanita hamil

• 600 mcg untuk ibu menyusui

• 50 mcg untuk bayi di bawah usia 1 tahun

 Sumber asam folat terutama terdapat dalam hati, ginjal, khamir, dan sayuran hijau gelap.

(39)

SUMBER VITAMIN LAIN

Faktor lain yang menyerupai vitamin antara lain sebagai berikut:

 Asam lipoat. Asam lipoat merupakan asam lemak yang mengandung belerang yang berperan penting sebagai koenzim yang terlibat

oksidasi biologis dan reduksi dalam metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Asam lipoat terutama berperan dalam pertumbuhan

mikroba, namun peranan senyawa ini bagi manusia belum belum diketahui secara jelas.

 Kolina. Kolina disebut juga factor lipotropik yang berperan penting dalam metabolisme lemak dan mampu mencegah akumulasi lemak dalam hati. Kolina banyak ditemukan pada lesitin, kuning telur, ikan, biji-bijian, dan leguminosa.

 Inositol. Inositol merupakan senyawa yang diperlukan dalam

pertumbuhan sel dalam kultur jaringan. Sintesis inositol dapat berasal dari glukosa. Inositol banyak terdapat dalam otak, hati, dan otot

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini seorang wirausaha harus terus berusaha untuk menciptakan inovasi produk baik dalam memperbaiki atau menciptakan keunikan yang baru terhadap produk tersebut

Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disebut SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar

Hasil observasi menunjukkan bahwa kesalahan yang paling sering dilakukan oleh operator adalah membawa beban di atas bahu dengan satu tangan, membungkuk

Saran untuk memberikan kontribusi peningkatan Kualitas Pelayanan Publik pada Kantor Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor ditinjau dari Komunkasi Organisasi, yaitu: (1)

Maksud peribahasa itu yaitu berbicara tentang apa yang disampaikan memang baik, tetapi diam akan lebih baik karena dengan diam kita dapat terhindar dari kemalangan.. Dari kata

Dibutuhkan suatu cara dimana masalah seperti permasalahan di atas dapat ditangani dengan baik agar keluarga keturunan yang lainnya menjadi lebih dekat satu sama lainnya, yaitu

Bukan sahaja ebook ini ditujukan kepada ibu-ibu muda,malah kepada sesiapa sahaja yang menjadi ibu bapa tetapi tidak tahu cara mengajar anak membaca dengan kaedah yang betul, juga

Misalnya pada saat seorang ibu dihadapkan pada situasi yang tidak menyenangkan yang terkait dengan menurunnya prestasi anak di sekolah maka seorang ibu peran