• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Genetik terhadap Karakteristik Semen pada Kambing Perah Anglo Nubian, Peranakan Etawah dan Persilangannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Genetik terhadap Karakteristik Semen pada Kambing Perah Anglo Nubian, Peranakan Etawah dan Persilangannya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Genetik terhadap Karakteristik Semen pada Kambing

Perah Anglo Nubian, Peranakan Etawah dan Persilangannya

(Genetic Effect on Semen Characteristics in Dairy Goat of Anglo Nubian,

Etawah Grade and its Crosbreds)

Lisa Praharani, Sianturi RG

Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 [email protected]

ABSTRACT

The formation of synthetic breed in dairy goat was to improve goat milk production through crossbreeding between Etawah grade (PE) and the exotic breed of Anglo Nubian (AN). Buck reproductive efficiency is shown by the level of fertility and fresh semen quality. A study was conducted to evaluate the genetic effect of semen characteristics in AN, PE and its crossbreds (AN >< PE). A total of nine bucks aged two years consisting of three bucks AN >< PE, AN and PE were used in the study with three replications of ejaculation. Parameters measured were semen volume, mass motility, individual motility, semen concentration, total semen per ejaculation, percentage of live sperm, and abnormalities. Data were analyzed by SAS program to evaluate the breed effect, individual effect and heterosis on semen quality. Breed affected volume, total sperm and live sperm significantly (P<0.05). The individual variability affected the mass motility (P<0.05). Heterosis effect of semen volume -0.71%, mass movement -2.5%, motility 0.52%, sperm concentration 1.90%, total sperm 1.53%, sperm life 1.08%, and abnormalities 18.96%. This research is useful for the formation of synthetic dairy goats in an effort to increase the production of goat's milk.

Key Words: Semen, Heterosis, Anglo Nubian, Goats

ABSTRAK

Pembentukan bangsa kambing perah sintetis bertujuan untuk meningkatkan produksi susu kambing lokal melalui persilangan antara kambing lokal Peranakan Etawah (PE) dan bangsa kambing eksotik Anglo Nubian (AN). Efisiensi reproduksi pejantan ditunjukan melalui tingkat fertilitas dan kualitas semen segar. Suatu penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh genetik terhadap karakteristik semen pada kambing AN, PE dan persilangannya (AN >< PE). Sebanyak sembilan ekor pejantan berumur dua tahun yang terdiri atas masing-masing tiga ekor AN >< PE, AN dan PE digunakan dalam penelitian dengan tiga ulangan ejakulasi setiap pejantan. Peubah yang diamati adalah volume semen, gerakan massa, motilitas, konsentrasi semen, total semen per ejakulasi, persentase sperma hidup dan abnormalitas. Data dianalisa menggunakan program SAS untuk mengetahui pengaruh bangsa, individu dan heterosis terhadap kualitas semen. Pengaruh bangsa terhadap volume, total sperma, dan persentase sperma hidup adalah sangat nyata (P<0,05). Adanya keragaman individu pada gerakan massa (P<0,05). Pengaruh heterosis volume semen -0,71%; gerakan massa -2,5%; motilitas 0,52%; konsentrasi sperma 1,90%; total sperma 1,53%; sperma hidup 1,08%; abnormalitas 18,96%. Penelitian ini bermanfaat bagi pembentukan kambing perah sintetis AN >< PE dalam upaya peningkatan produksi susu kambing.

Kata Kunci: Semen, Heterosis, Anglo Nubian, Kambing

PENDAHULUAN

Perkawinan silang antara kambing perah lokal dengan bangsa eksotik dilakukan dengan tujuan meningkatkan produksi susu kambing seperti yang telah berhasil dilakukan di banyak negara baik di negara berkembang maupun tropis (Elhammali et al. 2013). Dalam

pembentukan kambing perah sintetis untuk menghasilkan bangsa kambing perah diperlukan ternak jantan dan betina hasil persilangan dengan performans reproduksi yang baik sebagai produk antara dalam pembentukan bangsa baru (Shrestha & Fahmy 2007).

(2)

Pembentukan bangsa kambing perah sintetis telah mulai dilakukan oleh Balai Penelitian Ternak (Balitnak) sejak tahun 2011 melalui persilangan kambing perah Peranakan Etawah (PE) dengan kambing Anglo Nubian (AN) untuk meningkatkan produksi susu kambing PE. Introduksi darah kambing perah eksotik Anglo Nubian yang dikenal sebagai kambing perah memiliki keunggulan antara lain tahan terhadap iklim tropis dan memiliki keunggulan kuantitas produksi susu dan kandungan lemak (García-Peniche et al. 2012). Kambing AN telah digunakan di berbagai negara tropis untuk meningkatkan produksi susu kambing lokal (Souza et al. 2011; Momani et al. 2012).

Kinerja reproduksi pejantan khususnya berkaitan dengan kualitas semen terutama dalam program inseminasi buatan (IB) guna meningkatkan efektifitas penggunaan pejantan. Kualitas semen pejantan meliputi volume semen, konsentrasi sperma dan total jumlah sperma per ejakulasi motilitas, persentase sperma hidup, normalitas sperma hidup (Sultana et al. 2013). Karakteristik semen dipengaruhi oleh variasi genetik antara bangsa ternak dan individu di dalam bangsa (Furstoss et al. 2009) dengan heritabilitas antara 0,04-0,23 (Al-Sobayil et al. 2010; Mohammed et al. 2013) dan pengaruh heterosis karakteristik semen berkisar 5,4%-16,3% (Garcia-Tomas et al. 2006; Al-Sobayil et al. 2010). Perbedaan karakteristik semen antara bangsa yang berbeda dilaporkan oleh Barkawi et al. (2006). Sementara itu, faktor non genetik yang berpengaruh terhadap karakteristik semen meliputi umur, musim, nutrisi dan sistem pemeliharaan (Mahal et al. 2013).

Ternak persilangan merupakan produk antara dalam pembentukan bangsa kambing persilangan (Shresta & Fahmy 2007) dimana evaluasi ternak persilangan diperlukan sebagai rekomendasi kelanjutan program pemuliaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh genetik karakteristik semen pada kambing AN, PE dan persilangannya (AN >< PE). Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mendapatkan keturunan hasil persilangan AN >< PE bagi pembentukan kambing perah sintetis Indonesia yang adaptif tropis.

MATERI DAN METODE

Penelitian dilakukan di kandang percobaan kambing perah Balitnak. Semua ternak dipelihara dalam kandang individu secara intensif. Pemberian pakan hijauan berupa rumput raja sebanyak 4-5 kg/ekor/hari dan konsentrat dengan kandungan protein kasar 16% dan energi metabolisme 72% sebanyak 0,5 kg/ekor/hari. Air minum disediakan dalam kandang secara ad libitum.

Sebanyak sembilan ekor kambing pejantan umur dua tahun dari tiga bangsa masing-masing tiga ekor kambing Anglo Nubian, Peranakan Etawah dan F1 dari AN >< PE digunakan dalam penelitian ini. Rata-rata berat badan kambing pejantan AN (50,1-63,2 kg), AN >< PE (48,9-63,5 kg) dan PE (47,2-60,0 kg) dengan rata-rata 55,1 kg. Semua ternak dalam kondisi tubuh yang baik dan sehat.

Koleksi semen dilakukan setiap minggu selama tiga minggu berturut-turut dengan menggunakan vagina buatan. Setelah penampungan segera dilakukan evaluasi secara makroskopis dan mikroskopis.

Peubah yang diamati adalah volume semen (ml), gerakan massa (1-4), konsentrasi sperma (109/ml), total produksi sperma (109) (hasil kali

volume dan konsentrasi sperma), jumlah sperma hidup (%), motilitas (%) dan abnormalitas (%). Pengaruh heterosis dihitung dalam persen dimana merupakan besaran antara nilai rataan tetua dan persilangan dibandingkan dengan ternak persilangan.

Semua data ditabulasi berdasarkan bangsa ternak. Data dianalisa melalui prosedur model linear umum (GLM) menggunakan program SAS (2001). Test P-DIFF digunakan untuk pengujian signifikansi pengaruh bangsa dan individu terhadap semua karakteristik semen.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik semen segar

Rataan, maksimum, minimum, standar deviasi dan koefisien variasi karakteristik semen segar dari ke-3 bangsa AN, AN >< PE dan PE yang berasal dari sembilan individu ternak masing-masing tiga ejakulasi seperti

(3)

terdapat dalam Tabel 1. Secara umum kisaran volume semen, gerakan massa, motilitas, konsentrasi sperma, total jumlah sperma, jumlah sperma hidup dan abnormalitas dalam penelitian ini seperti yang dilaporkan oleh beberapa literatur pada beberapa bangsa yang berbeda (Kostaman & Sutama 2006; Apu et al. 2008; Suyadi 2012; Elhammali et al. 2013).

Koefisien variasi karakteristik semen berkisar antara 4,13-32,09%. Tingginya variasi pada total sperma dan abnormalitas disebabkan oleh variasi berat badan dan keragaman individu seperti yang dilaporkan oleh Elhammali et al. (2013) dan Mia et al. (2013).

Karakteristik semen segar secara umum harus memenuhi kriteria minimal motilitas 65-70%, gerakan massa 3,5, abnormalitas <20%, sperma hidup >75%, konsentrasi >1.000 juta (A x 2000). Hasil penelitian ini telah memenuhi kriteria seperti yang dianjurkan.

Pengaruh keragaman individu

Rataan galat terkecil volume semen, gerakan massa, motilitas sperma, konsentrasi sperma, total jumlah sperma, abnormalitas sperma berdasarkan bangsa pejantan kambing seperti terdapat dalam Tabel 2. Nyata tidaknya pengaruh bangsa dan keragaman individu terhadap karakteristik semen segar disajikan pada nilai P-value.

Secara umum Tabel 2 menunjukkan karakteristik semen tidak dipengaruhi oleh keragaman individu ternak di dalam bangsa, kecuali gerakan massa dipengaruhi secara nyata (P<0,05). Penelitian ini berbeda dengan umumnya literatur yang melaporkan adanya

perbedaan karakteristik semen antara individu (Apu et al. 2008). Demikian pula Barbas et al. (2006) yang melakukan penelitian karakteristik semen pada kambing Serrana (Perancis) mengatakan adanya perbedaan yang nyata diantara individu ternak. Namun Garcia- Tomas et al. (2006) melaporkan bahwa karakteristik semen tidak berbeda antara individu.

Pengaruh bangsa

Dalam Tabel 2 pengaruh bangsa sangat nyata terhadap volume semen (P<0,05), total sperma/ejakulasi (P<0,05) dan jumlah sperma hidup (P<0,05). Namun demikian Kostaman dan Sutama (2004) menyatakan tidak ada perbedaan bangsa terhadap karakteristik semen dalam evaluasinya pada kambing PE dan Boer. Sementara itu, Husin et al. (2007) melaporkan

Tabel 2. Nilai P-value karakteristik semen pengaruh bangsa dan individu ternak

Karakteristik semen P-value Bangsa Individu Volume semen (ml) 0,0054 0,2154 Gerakan massa (1-4) 0,8086 0,0083 Motilitas (%) 0,7796 0,2100 Konsentrasi (109)/ml 0,6736 0,8147 Total sperma (109) 0,009 0,3436 Sperma hidup (%) 0,0123 0,2362 Abnormalitas (%) 0,5635 0,2450 Nilai P ≥ 0,05 menunjukkan tidak ada pengaruh

Tabel 1. Rataan, maksimum, minimum, standar deviasi dan koefisien variasi dari karakteristik semen segar

Parameter Minimum Maksimum Rata-rata Std. deviasi Koefisien variasi (%) Volume semen (ml) 0,47 1,12 0,80 0,25 6,44 Gerakan massa (1-4) 2,00 4,00 3,11 0,69 16,98 Motilitas (%) 69,17 84,17 75,90 3,13 4,13 Konsentrasi (109)/ml 1,70 2,90 2,51 0,29 11,73 Total sperma (109) 0,80 3,17 2,01 0,63 31,64 Sperma hidup (%) 76,00 92,50 86,0 3,76 4,37 Abnormalitas (%) 2,00 12,00 8,03 2,57 32,09

(4)

bahwa tidak ada perbedaan pada beberapa karakteristik semen antara kambing AN, PE dan Boer.Tabel 3 menyajikan rata-rata kuadrat terkecil (least square means) dan standard error karakteristik semen berdasarkan bangsa ternak dan pengaruh heterosis individu. Volume semen kambing PE (0,61 ml) dalam penelitian lebih rendah dibandingkan dengan Kostaman & Sutama (2004; 2006) yaitu 0,8-0,9 ml, Husin et al. (2007) melaporkan 1,33 ml. Demikian pula rata-rata semen AN (0,96 ml) dan A dengan Husin et al. (2007) yaitu 1,50 dan 1,33 ml yang melakukan penelitian di Bengkulu. Namun, Souza et al. (2011) melaporkan volume semen AN di Brasil 0,38-0,96 ml. Hal ini disebabkan umur ternak jantan dalam penelitian ini lebih muda, dan perbedaan manajemen pemeliharaan terutama pemberian pakan.

Gerakan massa tidak dipengaruhi oleh bangsa pejantan (P = 0,8086), dengan kisaran (3,00-3,22) atau (+++) dengan kondisi baik. Secara umum, hasil penelitian ini seperti yang dilaporkan oleh Kostaman & Sutama (2004; 2006) pada kambing PE dan Husin et al. (2007) pada kambing AN dan AN >< PE dengan rata-rata gerakan massa (++) sampai (+++).

Hasil pengamatan motilitas individu sperma menujukan bahwa tidak adanya perbedaan antara AN, PE dan AN >< PE yaitu berkisar antara 75,37-76,31%. Sementara itu, Husin et al. (2007) melaporkan motilitas individu sperma kambing AN 80,54% dan AN >< PE 76,65% dan Kamal et al. (2005) melaporkan AN sebesar 82,5%, sedangkan Souza et al. (2011) antara 48-82%. Pada

kambing PE motilitas individu sperma dilaporkan 71,67-73,33% (Kostaman & Sutama 2004; 2006).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi sperma antara kambing AN, PE dan AN >< PE tidak berbeda. Namun demikian konsentrasi sperma kambing PE (2,54x109/ml)

lebih rendah dibandingkan dengan Kostaman & Sutama (2004; 2006) yaitu 2,7-2,9x109/ml.

Sementara itu, konsentrasi kambing AN (2,44 x 109/ml) dan AN >< PE (2,55x109/ml) lebih

rendah dibandingkan penelitian Husin et al. (2007) yaitu 2,54 x 109 dan 3,18 x 109/ml yang

disebabkan oleh perbedaan waktu, manajemen dan umur ternak.

Total jumlah sperma per ejakulasi berkaitan dengan volume semen dan konsentrasi sperma. Pengaruh bangsa terhadap total jumlah sperma per ejakulasi sangat nyata (P<0,05) dimana kambing AN tidak berbeda dengan AN >< PE dan PE terendah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase sperma hidup dipengaruhi bangsa (P<0,05), dimana kambing PE terendah (83,44%), sedangkan AN (87,97%) sama dengan AN >< PE (86,70%). Kostaman & Sutama (2004; 2006) melaporkan sperma hidup kambing PE antara 76,71-79,76%. Sementara itu, Husin et al. (2007) menunjukkan sperma hidup AN 80,54% dan AN >< PE 76,65%. Persentase sperma hidup dalam penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan literatur tersebut.

Abnormalitas sperma dalam Tabel 2 tidak menunjukan adanya perbedaan antar bangsa (P>0,05) dengan kisaran rata-rata 7,33-8,67%. Hasil penelitian ini seperti yang dilaporkan

Table 3. Rata-rata kuadrat terkecil (LSM) dan standard error karakteristik semen berdasarkan bangsa

kambing pejantan

Peubah Bangsa kambing Individu

heterosis (%) P value AN AN >< PE PE Volume semen (ml) 0,96a±0,07 0,84a±0,07 0,61b±0,07 -0,71 0,0054** Gerakan massa (1-4) 3,22±0,24 3,11±0,24 3,00±0,24 -2,5 0,8086 Motilitas (%) 75,37±1,07 76,31±1,07 76,28±1,07 0,52 0,7796 Konsentrasi (109)/ml 2,44±0,10 2,55±0,11 2,54±0,11 1,90 0,6736 Total sperma (109) 2,34a±0,18 2,14a±0,18 1,55b±0,18 1,53 0,009** Sperma hidup (%) 87,97a±1,12 86,70a±1,12 83,44b±1,12 1,08 0,0123** Abnormalitas (%) 8,67±0,87 7,63±1,4 8,11±1,6 -18,96 0,5835

(5)

oleh Kostaman & Sutama (2004; 2006) dimana abnormalitas sperma kambing PE antara 7,5- 8,62%, namun lebih rendah dibandingkan dengan Husin et al. (2007) pada kambing AN (12,83%) dan AN >< PE (12,34%).

Secara umum perbedaan karakteristik semen dalam penelitian ini dengan literatur disebabkan oleh adanya variasi nilai disebabkan oleh perbedaan bangsa, waktu,

musim, tempat/lokasi, manajemen

pemeliharaan dan metodologi pengumpulan data (Mia et al. 2013; Mahal et al. 2013). Namun nilai rata-rata masih dalam kisaran yang normal.

Pengaruh heterosis individu

Pengaruh heterosis karakteristik semen dalam penelitian ini berkisar -18,96-1,90%. Gerakan massa 2,5%) dan volume semen (-0,71) memiliki nilai heterosis negatif yang menunjukan bahwa gerakan massa dan volume semen ternak AN >< PE lebih rendah dari rataan tetuanya. Abnormalitas sperma memiliki nilai heterosis negatif yang besar (-18,96%) yang menunjukan bahwa ternak AN >< PE lebih sedikit sperma abnormal dibandingkan dengan rata-rata tetuanya. Persilangan memberikan pengaruh peningkatan sperma hidup, total sperma hidup, konsentrasi sperma dan menurunnya abnormalitas sperma. Karakteristik semen kambing AN >< PE secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan kambing PE, meskipun beberapa sifat karakteristik semen memiliki pengaruh heterosis yang masih rendah (<5%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Sobayil et al. (2010) dimana pengaruh heterosis dijumpai pada hampir semua sifat karakter semen segar yaitu antara 5,4-16,3%. Pengaruh heterosis positif dalam penelitian Al-Sobayil (2010) diantaranya volume semen (16,3%), motilitas sperma (12,5%), konsentrasi sperma (5,4%), sementara abnormalitas sperma menurun (-3,3%). Penelitian yang dilakukan oleh Mohammed et al. (2012) dengan kambing Saudi Aradi dan Damascus melaporkan pengaruh heterosis karakteristik semen berkisar 1,4-7% dengan volume semen 4,9%, konsentrasi sperma 7%; motilitas 6,9%; sperma hidup 5,3%; abnormalitas 6,4%; dan total

sperma 6,2%. Pengaruh heterosis individu sangat bervariasi khususnya pada kareakteristik semen dengan kisaran 2-17% seperti yang dilaporkan oleh Garcia-Tomas et al. (2006).

Penelitian ini menunjukan adanya peningkatan kualitas semen kambing PE disebabkan persilangan dengan kambing AN yang ditandai oleh adanya pengaruh heterosis dengan nilai positif pada ternak AN >< PE. Persilangan meningkatkan reproduksi pejantan kambing lokal seperti yang dilaporkan oleh literature (Garcia-Tomas et al. 2007; Al-Sobayil et al. 2010; Mohammed et al. 2013).

KESIMPULAN

Karakteristik volume semen, total sperma dan sperma hidup dipengaruhi oleh bangsa pejantan. Variasi individu berpengaruh terhadap gerakan massa. Ternak silangan memiliki pengaruh heterosis terhadap konsentrasi sperma, total sperma hidup, motilitas dan abnormalitas sperma. Persilangan dapat meningkatkan kinerja reproduksi pejantan kambing perah lokal.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Sobayil KA, El-Zarei MF, Al-Saef AM, Zeitoun MM, Khalil MH. 2010. Crossbreeding components for some semen parameters of bucks obtained from crossing Saudi Aradi goats with Damascus. Eg J Sh G Sci. 5:113-124.

Apu AS, X Husain MY, MA, Khandoker MY. 2008. Investigation on seminal attributes and fertility of black bengal goat. Bang J Anim Sci. 37:17-24.

Barkawi AH, Elsayed EH, Ashour G, Shehata E. 2006. Seasonal changes in semen characteristics, hormonal profiles and testicular activity in Zaraibi goats. Small Rum Res. 66:209-213.

Barbas JP, Marques CC, Baptista MC, Vasques MI, Pereira RM, Cavaco-Gonçalves S. 2006. Reproduction in the goat Serrana breed: seasonal and individual factors affecting fresh and frozen semen performance, in vivo and in vitro fertility. In: Animal products from the Mediterranean area; EAAP publication No. 119. In: Ribeiro JMCR, Horta AEM, Mosconi C, Rosati A, editors. Netherland: Wageningen Academic Publishers. p. 337-342.

(6)

Elhammali NSA, Alqurashi AM, Ibrahim MT, Elsheikh AS. 2013. Puberty of crossbred male goat kids. J American Sci. 9:95-99.

Furstoss V, David I, Leboeuf B, Guillouet P, Bou´e P, Bodin L. 2009. Genetic and non-genetic parameters of several characteristics of production and semen quality in young bucks. Anim Reprod Sci. 110:25-36.

Garcia-Tomas M, Sanchez J, Rafel O, Ramon J, Piles M, 2006. Heterosis, direct and maternal genetic effects on semen quality traits of rabbits. Livest Sci. 100:111-120.

García-Peniche TB, Montaldo HH, Valencia-Posadas M, Wiggans GR. 2012. Breed differences over time and heritability estimates for production and reproduction traits of dairy goats in the United States. J Dairy Sci. 95:2707-2717.

Husin N, Suteky T, Kususiyah. 2007. Uji kualitas semen kambing Nubian dan peranakannya (Kambing Nubian >< PE) serta kambing Boer berdasarkan lama penyimpanan. J Sains Peternakan Indonesia. 2:57-65.

Kamal A, Gubartallah A, Ahmed A, Amel. 2005. Comparative studies on reproductive performance of Nubian and Saanen bucks under the climatic conditions of Khartoum. J Anim Vet Advan. 4:942-944.

Kostaman T, Sutama iI-K 2004. Karakteristik semen kambing Peranakan Etawah (PE) dan Boer. Dalam: Thalib A, Sendow W, Purwadaria T, Tarmudji, Darmono, Triwulanningsih E, Beriajaya, Natalia L, Nurhayati, Ketaren PP, Priyanto D, Iskandar S, Sani Y, penyunting. IPTEK sebagai motor penggerak pembangunan sistem dan usaha agribisnis peternakan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4-5 Agustus 2004. Bogor (Indonesia): Puslitbangnak. hlm. 381-384.

Kostaman T, Sutama I-K. 2006. Study motilitas dan daya hidup spermatozoa kambing boer pada

pengencer tris sitrat fruktosa. J Sains Vet. 24:58-64.

Mahal ZMA. Khandoker MY, Haque MNJ. 2013. Effect of non genetic factors on productive traits of Black Bengal goats Bangladesh. Agril Univ. 11:79-86.

Mia MM, Khandoker MAMY, Husain SS, Faruque MO. 2013. Genetic and phenotypic parameters for semen characteristics and their relationship with scrotal circumference in Black Bengal bucks. Iranian J Appl Anim Sci. 3:709-717. Mohammed KM, MH Khalil MH, Al-Saef AM.

2013. Genetic analysis for semen traits in a crossing program of Saudi Aradi with Damascus goats. Small Rum. 7-14

Momani MS, Sanogo S, Coulibaly D. 2012. Growth performance and milk yield in Sahelian >< Anglo-Nubian goats following crossbreeding. In: The Semi-Arid Zone Of Mali. Agric Trop. Et Subtrop, 45/3. p. 117-125.

SAS 2001. SAS/STAT User's guide: version 6. Cary, NC (US). SAS Institute Inc.

Shrestha JNB, Fahmy MH. 2007. Breeding goats for meat production 2. Crossbreeding and formation of composite population. Small Rum Res. 67:93-112.

Souza LEB, da Cruz JF, Neto MRT. 2011. Puberty and sexual maturity in Anglo-Nubian male goats raised in semiintensive System. R Bras Zootec. 40:1533-1539.

Sultana F, Husain SS, Khatun A, Apu AS. 2013. Study on buck evaluation based on semen quality and fertility. Bang J Anim Sci. 2013. 42:101-108.

Suyadi S. 2012. Sexual behaviour and Semen haracteristics of young male boer goats in tropical condition: A case in Indonesia. International J Agric Biosystems Sci Engineering. 6: 47-50.

Gambar

Tabel 1. Rataan, maksimum, minimum, standar deviasi dan koefisien variasi dari karakteristik semen segar
Table 3.  Rata-rata  kuadrat  terkecil  (LSM)  dan  standard  error  karakteristik  semen  berdasarkan  bangsa  kambing pejantan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data kuisioner diketahui bahwa layanan pustaka yang dilakukan oleh Digital Library UNY menurut persepsi

Hasil penelitian penokohan dalam novel Perawan Remaja Dalam Cengkraman Militer karya Pramoedya Ananta Toer dapat dirancang sebagai pembelajaran sastra di SMA sesuai KD

PANDANGAN TOKOH MASYARAKAT TERHADAP TRADISI PERKAWINAN “DANDANG REBUTAN PENCLOK’AN” (Studi Kasus di Desa Tanjunggunung Kec.

Metode dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, berjenis causal research.Causal research merupakan suatu penelitian

Pada tabel diskripsi dari variabel Y dapat disimpulkan bahwa nasabah Bank Muamalat Kediri setuju dengan loyalitas nasabah sebanyak 195 suara atau 59% responden. Setelah

Selain itu taman kota juga mempunyai fungsi lain yaitu dapat menambah keindahan visual perkotaan dan diharapkan mampu berperan sebagai wadah atupun tempat berkumpul yang

a) Pelajar Aktif iaitu pelajar yang gemar belajar dan mencuba semua perkara dan suka bekerja dengan orang lain, atau Pelajar Reflektif iaitu pelajar yang gemar belajar dengan

Secara khusus objektif kajian ini adalah untuk mendalami proses akulturasi nilai-nilai persaudaraan Islam yang dilakukan oleh dayah kepada pelajar, usaha-usaha