• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Prastyono NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Prastyono NIM"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

i

PURWOREJO

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Prastyono NIM. 122170047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2016

(2)

ii

MUHAMMADIYAH PURWOREJO

Oleh Prastyono NIM. 122170047

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan Di depan Tim Penguji Skripsi

Menyetujui, Pembimbing I, Arif Susanto, M. Pd NIDN. 0606088301 Pembimbing II, Widiyatmoko, M. Pd NIDN. 0601127902 Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

Arif Susanto, M. Pd NIDN. 0606088301

(3)

iii

PURWOREJO

Oleh Prastyono NIM. 122170047

Skripsi ini telah telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Purworejo Pada tanggal: 26 Mei 2016

TIM PENGUJI Suyitno, M.Pd ... (Penguji Utama) Arif Susanto,M.Pd ... (Penguji I/ Pembimbing I) Widiyatmoko, M.Pd ... (Penguji II/ Pembimbing II)

Purworejo,... Mengetahui

Dekan FKIP,

Yuli Widiyono, M. Pd NIDN. 0616078301

(4)

iv

NIM : 122170047

Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif

menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti / dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, 31 Mei 2016 Yang membuat pernyataan

(5)

v

kamu berharap “.(Q. S. Al-Insyirah: 6-8)

“Bersyukurlah atas apa yang telah kita miliki, berusahalah menjadi yang terbaik, dan percayalah Allah akan memberikan sesuatu yang indah di

waktu yang tepat ”

“Kita terlahir dari sebuah keberhasilan, maka memalukan jika putus asa dan menyerah ketika mengalami masalah atau kegagalan dalam hidup”

“Cinta dapat menyembuhkan seperti obat tetapi juga dapat mematikan seperti racun”

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karya sederhana ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua saya tercinta sebagai bakti, cinta, hormat dan pemenuhan janji saya untuk bapak dan ibu yang selama ini telah membesarkan dengan kasih sayang, mendo’akan saya siang dan malam serta mendukung saya dengan segenap keikhlasan.

2. Kakak saya tersayang yang selalu memberikan motivasi dan dukungannya. 3. Seseorang yang spesial yang telah banyak

sekali membantu dan penyemangat dalam penyelesaikan skripsi ini.

4. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2012 yang saling memotivasi dan mendukung.

(6)

vi

Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT karena limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “ Pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan Prestasi Belajar terhadap Minat Menjadi Guru pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo” ini dapat diselesaikan.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Drs. H. Supriyono, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menuntut ilmu di lembaga pendidikan tinggi ini.

2. Yuli Widiyono, M. Pd., Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin penelitian.

3. Arif Susanto, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam penelitian dan sekaligus selaku Pembimbing I serta Widiyatmoko, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak membimbing, mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran dan tidak mengenal lelah, serta mengoreksi skirpsi ini dengan penuh ketelitian sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Kedua orang tua yang telah memberikan kasih sayang, motivasi serta do’anya. 5. Berbagai pihak yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penysusun dalam menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif ini.

Penyusun hanya dapat berdoa semoga Allah Swt. Memberikan balasan yang berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan para pembaca umumnya.

Purworejo, 31 Mei 2016 Penyusun,

(7)

vii

FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012, (2) pengaruh prestasi belajar terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012, (3) pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan prestasi belajar terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012.

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012 yang berjumlah 52 orang. Sampel penelitian karena jumlah populasi yang kecil maka seluruh populasi dijadikan sampel yaitu 52 orang atau termasuk penelitian populasi. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan metode angket yang telah diuji cobakan dan memenuhi syarat validitas dan reabilitas serta metode dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan pengujian prasyarat analisis dan pengujian hipotesis menggunakan korelasi parsial dan korelasi ganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh yang signifikan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012 yang ditunjukkan dengan nilai thitung>ttabel yaitu:

2,1030>2,0096 dengan sumbangan sebesar 14,7%, (2) terdapat pengaruh yang signifikan prestasi belajar terhadap terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012 yang ditunjukkan dengan nilai thitung>ttabel yaitu: 3,1560>2,0096

dengan sumbangan sebesar 24,6%, dan (3) terdapat pengaruh yang signifikan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan prestasi belajar terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012 yang ditunjukkan dengan nilai Fhitung>Ftabel yaitu:

15,847>3,190 pada taraf signifikansi 5% dengan sumbangan kedua variabel ini secara bersama-sama mempengaruhi minat menjadi guru sebesar 39,3%.

(8)

viii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR SIMBOL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1 B.Indentifikasi Masalah ... 8 C.Batasan Masalah ... 9 D.Rumusan Masalah ... 10 E.Tujuan Penelitian... 11 F. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A.Kajian Teori ... 13

B.Tinjauan Pustaka ... 36

C.Kerangka Pikir ... 38

D.Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

B.Desain Penelitian ... 41

C.Variabel Penelitian ... 42

D.Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

E.Pengumpulan Data ... 44

F. Instrumen Penelitian ... 45

G.Uji Instrumen ... 48

H.Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

1. Praktik Pengalaman Lapangan ... 59

2. Prestasi Belajar ... 60

3. Minat menjadi Guru ... 62

B.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 64

1. Analisis Data ... 64

(9)

ix

d. Koefisien Korelasi Ganda (R) dan Uji Secara

Serempak (Uji F) ... 69

e. Sumbangan Efektif (SE) dan Sumbangan Relatif (SR) ... 69

2. Pengujian Hipotesis ... 70 C.Pembahasan... 72 BAB V PENUTUP A.Simpulan ... 75 B.Saran-saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN ... 80

(10)

x

Tabel 1 Kisi-kisi instrumen variabel PPL... 46

Tabel 2 Kisi-kisi instrumen variabel minat menjadi guru ... 47

Tabel 3 Ringkasan Data Hasil Uji Coba Validitas Instrumen ... 50

Tabel 4 Hasil Uji Reabilitas ... 51

Tabel 5 Tabel Analisis Deskriptif Penelitian ... 58

Tabel 6 Distribusi Praktik Pengalaman Lapangan Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Tahun Angkatan 2012... 60

Tabel 7 Distribusi Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Tahun Angkatan 2012 ... 61

Tabel 8 Distribusi Minat Menjadi Guru Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Tahun Angkatan 2012 ... 63

Tabel 9 Ringkasan Uji Normalitas ... 65

Tabel 10 Linearitas Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat ... 66

Tabel 11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 66

Tabel 12 Analisis Regresi X1 dan X2 terhadap Y ... 67

Tabel 13 Hasil Uji t ... 68

Tabel 14 Hasil Uji F ... 69

(11)

xi

Gambar 2 Grafik Distribusi Frekuensi Praktik Pengalaman Lapangan

Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Tahun Angkatan 2012 . 60 Gambar 3 Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Mahasiswa

Pendidikan Teknik Otomotif Tahun Angkatan 2012... 62 Gambar 4 Grafik Distribusi Frekuensi Minat Menjadi Guru Mahasiswa

(12)

xii Simbol 3 X = Skor dari tiap-tiap item Simbol 4 Y = Jumlah dari skor item

Simbol5 r11 = Koefisien reliabilitas yang dicari Simbol 6 k = Banyaknya butir pertanyaan Simbol 7 = Jumlah varian butir

Simbol 8 = Varian total Simbol 9 x2 = Chi Kuadrat

Simbol 10 fo = Frekuensi yang diperoleh dari sampel Simbol 11 fh = Frekuensi yang diharapkan

Simbol 12 Y = Kriterium Simbol 13 a = Konstanta Simbol 14 b = Koefisien regresi Simbol 15 X1 = Prediktor 1 Simbol 16 X2 = Prediktor 2

Simbol 17 Ry(1,2) = Koefisien korelasi antara Y dengan 1 dan 2

Simbol 18 b1 = Koefisien prediktor 1 Simbol 19 b2 = Koefisien prediktor 2

Simbol 20 Σ x1y = Jumlah produk antara 1dengan Y

Simbol 21 Σ x2y = Jumlah produk antara 2 dengan Y

Simbol 22 Σ y2 = Jumlah kuadrat kriterium Y Simbol 23 Freg = Harga F garis regresi

Simbol 24 M = Banyak prediktor Simbol 25 t = Nilai thitung

(13)

xiii

Lampiran 1 Angket Uji Coba Instrumen ... 81

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 91

Lampiran 3 Rekapitulasi Data Penelitian ... 100

Lampiran 4 Uji Prasarat Analisis ... 112

Lampiran 5 Uji Hipotesis, Sumbangan Efektif Dan Sumbangan Relatif ... 120

(14)

1

A. Latar Belakang

Upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Maka dari itu lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: 1) learning to Know, 2) learning to do 3) learning to be, dan 4) learning to live together. Di mana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ, EQ dan SQ.

Berangkat dari pentingnya mutu pendidikan, maka pemerintah dalam Undang-undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menghendaki pendidikan diarahkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan peka terhadap tantangan jaman.

Hal ini berarti, sekolah sebagai organisasi pendidikan formal berfungsi sebagai wadah untuk membentuk manusia yang bermutu melalui serangkaian proses yang telah diatur berdasarkan delapan standar pelaksanaan pendidikan. Dengan berstandar pada Standar Nasional Pendidikan, upaya peningkatan kualitas pendidikan diawali dengan peningkatan kreativitas proses belajar mengajar, karena proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang utama disuatu sekolah.

(15)

Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik apabila semua komponen sekolah saling bekerjasama, dan yang paling utama guru sebagai tenaga pendidik. Di mana pendidikan di sekolah menempatkan guru sebagai ujung tombak, karena guru merupakan kunci dalam sistem pendidikan agar suatu pembelajaran dapat berjalan. Oleh karena itu, Guru harus memiliki kompetensi yang memadai agar dapat meningkatkan mutu pendidikan yang baik sehingga menghasilkan generasi muda yang unggul.

Oleh karena itu, Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) mempunyai tujuan utama yaitu mampu menciptakan lulusan yang berkualitas, berilmu, kreatif, produktif, cakap, dan berakhlak baik serta mampu bersaing di dunia kerja. Untuk itu, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) terutama jurusan Pendidikan Otomotif tentunya mempersiapkan agar mahasiswa memiliki kecakapan menjadi calon guru. Untuk itu, selain mempersiapkan dari segi teori melalui mata kuliah kependidikan maupun mata kuliah produktif juga ditunjang dengan praktek industri dan praktek mengajar melalui micro teaching dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang wajib ditempuh mahasiswa.

Micro teaching (pengajaran mikro) merupakan suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan semua komponen yang ada. Seperti jumlah murid (5-12 orang) yang hanya lingkungan teman-temannya sendiri, waktu mengajar hanya 30-45 menit, bahan pelajaran cukup satu atau dua unit kecil yang hanya difokuskan pada keterampilan mengajar tertentu dibawah bimbingan dosen pembimbing. Permasalahan utama yang sering muncul pada micro teaching ini yaitu seperti kurangnya keterampilan bicara di ruang kelas sehingga menjadikan

(16)

kendala dalam penyampaian materi pembelajaran, kurangnya percaya diri, kurang tahu bagaimana mengelola kelas dengan baik, kurang kreativitas dalam menggunakan media sehingga terkesan monoton, kurang dapat memotivasi dan memberi penguatan kepada siswa dan sebagainya. Akan tetapi dengan memperkecil jumlah murid, menyingkat waktu dan mempersempit sasaran pembelajaran dalam micro teaching, maka perhatian dapat sepenuhnya dilakukan oleh dosen pembimbing untuk pembinaan dan penyempurnaan keterampilan mengajar. Sehingga untuk perbaikan dan kesempurnaannya, maka penampilan dapat diulang sehingga dapat berhasil dengan sebaik-baiknya.

Setelah berhasil dalam micro teaching, kemudian dilanjutkan dengan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan). PPL merupakan sarana dalam mempraktikkan teori yang telah diterima mahasiswa guna menyiapkan para calon guru supaya menguasai kemampuan guru yang terintegrasi dan utuh. Dalam kegiatan PPL mahasiswa praktikan belajar untuk mengajar dan menerapkan materi yang sudah dipelajari untuk disampaikan kepada anak didik. Dalam memberikan materi mahasiswa praktikan harus benar-benar menguasai materi ditunjang dengan literatur-literatur yang dapat menambah pengetahuan anak didik. Jadi dalam praktiknya, PPL dilaksanakan di sekolah latihan dalam kondisi yang sesungguhnya.

Dalam setiap kegiatan pasti mengalami kendala-kendala tersendiri. Pada saat mengikuti kegiatan PPL di sekolah-sekolah, masih ada beberapa mahasiswa yang mengikuti kegiatan di kampus sehingga mengurangi konsentrasinya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajar dan non mengajar di sekolah. Hal tersebut dapat terjadi salah satunya disebabkan oleh perbedaan tugas yang diberikan pada

(17)

masing-masing sekolah. Di beberapa sekolah, mahasiswa praktikan diharuskan melaksanakan tugas piket guru, pembinaan ekstrakurikuler, bimbingan belajar/konseling dan tugas non mengajar lainnya, sedangkan di sekolah lain tidak diharuskan. Hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan antara mahasiswa praktikan yang berbeda tempat prakteknya.

Di satu sisi mahasiswa yang mendapat banyak tugas akan merasa terbebani dengan tugas tersebut karena mengetahui bahwa tidak semua rekannya melaksanakan tugas yang sama, namun sebenarnya mereka lebih memiliki pengalaman dari pada rekannya yang tidak mendapatkan tugas non mengajar. Di sisi lain mahasiswa yang tidak diharuskan melaksanakan tugas non mengajar merasa beruntung karena tidak repot dengan berbagai tugas, padahal mereka sebenarnya mengalami kerugian karena belum mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan tugas non mengajarnya.

Dalam pelaksanaan PPL, selain kendala yang timbul dari individu mahasiswa itu sendiri juga ada dari pihak-pihak lain. Misalnya saja kurangnya bimbingan dan pengawasan dari guru pamong terhadap mahasiswa praktikannya. Beberapa guru pamong sejak awal sudah menilai bahwa mahasiswa praktikannya mampu melaksanakan tugas-tugas mengajar mandiri sehingga guru pamong kurang memonitoring perkembangan kemampuan mahasiswanya. Padahal pada kenyataannya mahasiswa praktikan dalam melaksanakan PPL masih perlu banyak bimbingan dan pengawasan dari guru pamong. Selain hal tersebut, kadang ada juga guru pamong yang terlalu banyak memberikan tugas-tugas pada mahasiswa PPL sehingga terkesan memanfaatkan keberadaan mereka. Hal-hal tersebut tidak

(18)

menutup kemungkinan masih ada guru pamong yang melaksanakan tugas bimbingan dan pengawasannya dengan baik.

Pada akhir pelaksanaan PPL akan dilakukan penilaian oleh guru pamong. Penilaian ini sesuai dengan ketentuan yang ada pada buku pedoman PPL, yakni mencakup beberapa komponen yang masing-masing memiliki bobot yang berbeda-beda dengan patokan empat kompetensi guru yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan, kompetensi sosial. Setiap komponen juga terdiri dari beberapa aspek yang dinilai dari penampilan mahasiswa praktikan. Dari penilaian ini kita dapat melihat seberapa besar kemampuan mahasiswa calon guru dalam melaksanakan tugas kependidikannya dan memahami komponen-komponen dalam proses pendidikan. Dan dari penilaian ini pula dapat dilihat prestasi masing-masing mahasiswa calon guru. Pengalaman yang didapat mahasiswa setelah masuk kedalam sebuah sekolah tentunya akan berpengaruh pada minat menjadi guru yang dimiliki mahasiswa sebelumnya.

Dalam pendidikan formal penguasaan ilmu pengetahuan tercermin dalam prestasi belajar. Prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Dengan prestasi mahasiswa yang tinggi secara teoritis akan lebih memiliki pengetahuan tentang apa dan bagaimana profesi guru dalam kenyataan sebenarnya.. Dalam kenyataanya memang belum sepenuhnya benar jika IPK menjadi pedoman utama dalam menunjukan kemampuan mahasiswa, karena dalam prakteknya terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Selain itu, masih ada mahasiswa yang memiliki IPK di bawah standar. Standar IPK yang lazim digunakan saat ini adalah 2,75 untuk PTN dan 3,00 untuk PTS dalam memasuki

(19)

dunia kerja. IPK yang dimiliki mahasiswa tentunya juga berpengaruh terhadap minatnya menjadi guru menyangkut sebagai mahasiswa dalam Fakultas Keguruan yang notabene menyiapkan calon-calon guru. Dalam prakteknya terkadang mahasiswa hanya sekedar berburu nilai bagus dengan jalan pintas agar cepat lulus tanpa memahami ilmu yang seharusnya diperolehnya. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa yang memiliki prestasi belajar tinggi belum tentu memiliki minat menjadi guru yang besar dikarenakan oleh faktor lain seperti hanya melihat mata kuliah yang diambil sebagai syarat untuk cepat lulus saja dan mendapatkan IPK yang memuaskan.

Minat merupakan salah satu faktor psikologis manusia yang sangat penting untuk kemajuan manusia dan keberhasilan pada diri seseorang. Seseorang yang berminat pada pekerjaan tertentu akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada yang kurang atau tidak berminat pada pekerjaan tersebut. Minat merupakan pendorong bagi seseorang untuk terlibat secara aktif dan mengarahkan perhatian pada objek yang ia sukai. Demikian pula dengan minat menjadi guru merupakan keadaan Di mana seseorang memberikan perhatian yang besar terhadap pekerjaan yang menyangkut tentang pendidikan. Sehingga mahasiswa tersebut akan berusaha mempelajari segala sesuatu tentang profesi guru dan akan berusaha untuk menyesuaikan dengan karakter guru.

Minat dan tujuan tersebut di atas agar dapat terlaksana dengan baik dipengaruhi banyak faktor pendukung. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari diri sendiri maupun dari luar diri mahasiswa. Beberapa faktor dari dalam yang ikut mempengaruhi misalnya seperti faktor emosional, motivasi, bakat, intelegensi,

(20)

penguasaan ilmu pengetahuan berupa prestasi belajar dan pengalaman praktek lapangan. Faktor dari luar diri mahasiswa diantaranya adalah adanya pengaruh dari lingkungan keluarga, pendidikan formal, informasi dunia kerja, sarana dan prasarana belajar dan lingkungan sosial.

Faktor dari dalam seperti halnya emosional, persepsi, dan motivasi mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Unsur kognisi berarti bahwa minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju. Unsur emosi terjadi karena ikut dalam partisipasi atau pengalaman tertentu (biasanya rasa senang), sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur emosi. Ketiga unsur tersebut juga diwujudkan dalam bentuk kemampuan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan. Hal-hal tersebut di atas berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru yang akan timbul dengan didahului pengenalan kemudian merasakan dan diakhiri kehendak atau hasrat untuk melakukan kegiatan tersebut.

Faktor dari luar diri mahasiswa seperti adanya pengaruh dari lingkungan keluarga. Di mana lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat. Seperti yang diketahui bahwa mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif berasal dari berbagai daerah yang mempunyai perbedaan latar belakang keluarga dan kebudayaan. Selain itu faktor pendidikan formal juga berpengaruh karena mahasiswa yang masuk ke dalam Fakultas Keguruan belum tentu memiliki niat awal berminat menjadi guru, tetapi dengan berjalannya waktu selain dipengaruhi faktor lain seperti informasi pekerjaan maupun lingkungan sosial menjadikan mahasiswa tersebut berminat bekerja menjadi seorang guru.

(21)

Seiring dengan perkembangan waktu mahasiswa sebagai pribadi akan mengalami masa-masa transisi, baik dari segi intelegensi, cita-cita maupun motivasi. Transisi atau perubahan-perubahan tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi disegala aspek kehidupannya termasuk dalam hal ini minat untuk menjadi guru. Berdasarkan pengalaman pribadi keseharian dan di kehidupan akademis, pengaruh faktor dari dalam dan dari luar yang berimplikasikan pada perubahan tingkat prestasi belajar seseorang selalu tidak berbanding lurus dengan perubahan cara pandang, minat dan atau didukung pengalaman mengajar yang memadai kurang berminat menjadi guru, begitu pula sebaliknya ada mahasiswa yang prestasi belajar cukup, serta didukung pengalaman mengajar yang memadai minat menjadi guru.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik ingin mengetahui sejauh mana Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dan Prestasi Belajar berpengaruh terhadap minat untuk menjadi guru pada mahasiswa FKIP Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012. Sehingga peneliti mengambil judul “Pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan Prestasi Belajar Terhadap Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa

FKIP Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo

Tahun Angkatan 2012”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat banyak faktor baik dari dalam maupun luar mahasiswa yang dapat mempengaruhi minat menjadi guru.

(22)

Dengan adanya faktor tersebut, maka dapat diidentifikasi permasalahanya yaitu sebagai berikut:

1. Guru sebagai ujung tombak pembelajaran dituntut memiliki kompetensi yang memadai agar dapat meningkatkan mutu pendidikan yang baik.

2. Kegiatan micro teaching masih sangat terbatas dalam memberikan pengalaman mengajar kepada mahasiswa.

3. Mahasiswa masih sering mengalami permasalahan saat micro teaching. 4. Adanya kesenjangan pada mahasiswa melakukan PPL ditempat berbeda. 5. Mahasiswa memiliki banyak kendala dalam melakukan PPL .

6. Prestasi belajar yang tinggi belum tentu menunjukkan mahasiswa Fakultas Keguruan berminat menjadi guru.

7. Kegiatan PPL belum tentu menumbuhkan minat menjadi guru.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu dibatasi pada pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan Prestasi Belajar terhadap Minat menjadi Guru pada Mahasiswa FKIP Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo Tahun Angkatan 2012. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasahan yang ingin diteliti, serta agar lebih terfokus dan mendalam mengingat begitu banyak sekali faktor yang mempengaruhi, maka permasalahan yang dipilih yaitu :

1. Responden dalam penelitian ini Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Tahun Angkatan 2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo kelas reguler.

(23)

2. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dalam masalah ini adalah program praktik pengalaman lapangan yang ditempuh mahasiswa FKIP Pendidikan Teknik Otomotif pada semester VII tahun ajaran 2015/2016.

3. Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar mahasiswa. Sehingga dalam penelitian ini peneliti melihat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) semester VII dari mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif yang menunjukan nilai mata kuliah produktif dan kependidikan.

4. Minat menjadi guru adalah ketertarikan seseorang terhadap profesi guru yang ditunjukkan dengan adanya pemusatan pikiran, perasaan senang dan perhatian yang lebih serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012 ?

2. Adakah pengaruh Prestasi Belajar terhadap minat menjadi guru mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012 ?

3. Adakah pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan Prestasi Belajar terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012?

(24)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Prestasi Belajar terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012.

3. Untuk mengatahui apakah ada pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan Prestasi Belajar terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik ditinjau secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat secara Teoritis

a.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan terutama menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan PPL dan minat menjadi guru.

b.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

(25)

2. Manfaat secara Praktis

a.Bagi Prodi Pendidikan Teknik Otomotif

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berkontribusi positif sebagai input dan bahan pertimbangan bagi Prodi Pendidikan Teknik Otomotif untuk lebih memaksimalkan potensi mahasiswa sehingga menghasilkan output yang kompeten dan berkualitas serta aklahqul karimah.

b.Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi mahasiswa untuk meningkatkan minat menjadi guru agar kelak setelah lulus dari perguruan tinggi dapat menjadi guru yang profesional.

(26)

13

A. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

1. Pengertian PPL

Menurut Asril (2013: 91) bahwa “Program pengalaman lapangan merupakan muara dan aplikasi dari seluruh materi yang diterima peserta didik selama mengikuti pembelajaran di bangku kuliah”. Menurut Tim Penyusun Buku Panduan PPL UMP (2015: 4) menyebutkan, bahwa :

PPL adalah kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa Program Pendidik dan Kependidikan sebagai latihan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh dalam semester sebelumnya, sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu agar mereka memperoleh pengalaman dan ketrampilan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran di sekolah maupun diluar sekolah. PPL meliputi Praktik Pembelajaran, Praktik Administrasi di sekolah, Praktik bimbingan dan konseling, serta kegiatan pendidikan lainnya, bersifat kokurikuler dan atau ekstrakurikuler yang berlaku di sekolah/masyarat.

Guru adalah pendidik profesional yang dalam menjalankan tugasnya memerlukan seperangkat kompetensi keguruan. Kompetensi yang harus dimiliki guru sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, antara lain kompetensi pedagogik, kepribadian, profesioanal, dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Ini merupakan dasar pelaksanaan PPL agar mahasiswa sebagai calon guru memperoleh proses pembentukan kompetensi tersebut.

(27)

Mata kuliah PPL mempunyai sasaran masyarakat sekolah, baik dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung pembelajaran. PPL diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa, terutama dalam pengalaman mengajar, memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan kompetisi yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan keterampilan, kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Sesuai dengan pendapat Hamalik dalam Rahmad (2015: 51) “pengalaman lapangan berorientasi pada kompetisi, terarah pada pembentukan kemampuan-kemampuan profesional, dan dilaksanakan serta dikelola dan ditata secara terbimbing dan terpadu”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi mahasiswa LPTK, yang meliputi baik latihan mengajar di dalam kelas (yang bersifat akademik) maupun latihan mengajar di luar kelas (yang bersifat non akademik). Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan membina kompetensi-kompetensi profesional yang dilaksanakan oleh pekerja guru atau tenaga kependidikan yang lain. PPL dapat memberikan pengalaman bagi mereka baik dalam bidang pembelajaran dan manajerial di sekolah maupun lembaga dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi menjadi guru salah satunya dibentuk melalui program PPL.

(28)

2. Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

Di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa calon guru. Menurut Asril (2013: 42), “pembelajaran (teaching skills training) bagi calon guru pada umumnya dilakukan melalui dua tahap, yaitu peer teaching (di hadapan teman sendiri) dan tahap praktik mengajar (dihadapan siswa sesungguhnya)”.

a. PPL 1

Menurut Asril (2013: 42) bahwa Praktek Pengalaman Lapangan 1 (PPL 1) atau Peer Teaching (Pembelajaran di hadapan teman sendiri) biasa disebut Micro Teaching (pembelajaran mikro). Micro teaching berasal dari dua kata yaitu micro yang berarti kecil, terbatas, sempit, dan teaching yang berarti mengajar. Selanjutnya, Asril (2013: 43) mendefinisikan “pembelajaran micro dapat diartikan sebagai cara latihan keterampilan keguruan atau prakktik mengajar dalam lingkup kecil/terbatas”. Sedangkan menurut Mc. Lughlin & Moulton dalam Asril (2013: 43), “micro teaching is as performance training method designed to isolate the component part of teaching process so that the trainee can master each componet one by one in a simplified teaching situation”. Dapat diartikan bahwa pembelajaran mikro adalah sebagai metode pelatihan yang dirancang dengan memisahkan setiap komponen pengajaran sehingga peserta pelatihan dapat menguasai setiap komponen satu per satu dalam situasi penbelajaran yang disederhanakan. Sedangkan menurut Mc. Knight

(29)

dalam Asril (2013: 43), “micro teaching has been described as scaled down teaching encounter designed to develop new skills and refine old ones”. Artinya, pembelajaran mikro dapat digambarkan sebagai proses pembelajaran yang pertemuannya diperkecil yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan baru dan memperbaiki kemampuan lama.

Dari penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa micro teaching adalah proses pembelajaran untuk mengasah kemampuan mengajar calon guru agar mampu menguasai setiap komponen pembelajaran dengan lingkup yang terbatas. Hal ini menunjukan bahwa pengajaran mikro merupakan pelatihan tahap awal dalam pembentukan kompetensi mengajar melalui pengaktualisasian kompetensi dasar mengajar. Pada dasarnya pengajaran mikro merupakan suatu metode pembelajaran atas dasar performa yang tekniknya dilakukan dengan cara melatih komponen-komponen kompetensi dasar mengajar dalam proses pembelajaran sehingga calon guru benar-benar mampu menguasai setiap komponen satu-persatu atau beberapa komponen secara terpadu dalam situasi pembelajaran yang disederhanakan.

Tujuan diselenggarakan pembelajaran mikro menurut T.Gilarso dalam Asril (2013: 46), dibagi menjadi dua, “tujuan umum melatih kemampuan dan keterampilan dasar keguruan. Tujuan khusus, untuk melatih calon guru untuk terampil dalam membuat desain

(30)

pembelajaran, mendapatkan profesi keguruan, menumbuhkan rasa percaya diri”. Selanjutnya, menurut Asril (2013 : 46-47) menyatakan bahwa :

Sasaran akhir yang akan dicapai dalam pembelajaran micro adalah terbinanya calon guru memiliki pengetahuan tentang proses pembelajaran, dan terampil dalam proses pembelajaran, serta memiliki sikap dan perilaku yang baik sebagai seorang guru Sedangkan fungsi pembalajaran micro adalah selain sebagai sarana latihan dalam memparaktikan keterampilan mengajar, dan juga salah satu syarat bagi mahasiswa yang akan mengikuti Praktik Mengajar di lapangan (PPL II).

Praktik pembelajaran mikro berusaha mengkondisikan mahasiswa calon guru memiliki profil dan penampilan yang mencerminkan empat kompetensi, yaitu pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Banyaknya latihan/praktik bagi setiap mahasiswa enam sampai sepuluh kali dengan memperhatikan tingkat pencapaian kompetensi yang dikuasai mahasiswa. Menurut Asril (2013: 43) bahwa pembelajaran mikro “Jumlah pesertanya berkisar antara 5 sampai 10 orang, ruang kelasnya terbatas, waktu pelaksanaannya berkisar antara 10 dan 15 menit, terfokus kepada keterampilan mengajar tertentu, dan pokok bahasannya disederhanakan”. Diharapkan dengan adanya praktik micro teaching ini mahasiswa tidak canggung dan malu dalam menghadapi siswa di kelas dan mahasiswa praktikan dapat mempersiapkan dirinya baik mulai dari rencana pembelajaran, materi, metode, media serta alat evaluasi yang akan digunakan dalam mengajar.

(31)

b. PPL II

Menurut Asril (2013: 91), Praktik Pengalaman Lapangan II (PPL II) adalah PPL yang dilakukan setelah pembelajaran mikro atau PPL I dengan kata lain adalah PPL yang sesungguhnya. Selanjutnya, Asril (2013: 91) mendefinisikan “Program Pengalaman Lapangan adalah kegiatan pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, keterampilan dalam proses pembelajaran secara utuh dan terintegrasi, sehingga setelah mereka menyelesaikan pembelajaran mikro atau PPL I” . PPL merupakan salah satu mata kuliah wajib tempuh bagi mahasiswa kependidikan di UMP, sebagai kelanjutan dari pengajaran micro teaching. Kegiatan ini dilaksanakan setelah mahasiswa telah lulus menempuh Pengajaran Mikro (micro teaching). PPL dilaksanakan di sekolah-sekolah yang telah ditunjuk oleh pihak Universitas sebagai tempat untuk praktik mengajar. Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan membina kompetensi-kompetensi profesional yang diisyaratkan oleh profesi guru atau tenaga kependidikan. Selain itu ditunjukan untuk melatih mahasiswa untuk menerapkan teori proses belajar mengajar sebagai simulasi dari proses mengajar sesungguhnya.

Kegiatan PPL dilakukan untuk dapat memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa terutama dalam hal pengalaman mengajar, memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan keterampilan, kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam memecahkan

(32)

masalah. Kegiatan ini mempunyai sasaran masyarakat sekolah, baik dalam kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran. Menurut Asril (2013: 93-102) Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki :

1) Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

Adapun tujuan praktik pengalaman lapangan (PPL), yaitu : a) Membimbing para calon guru ke arah terbentuknya pribadi

yang memiliki nilai, sikap pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan bagi profesi guru administrator pendidikan serta mampu menangkap makna dari situasi keguruan yang dihadapinya.

b) Membimbing para calon guru agar kepribadiannya dalam pendidikan atau sebagian guru yang baik dan setia pada profesinya, menguasai dan mampu mengembangkan ilmu-ilmu sesuai dengan bidang pendidikan dan perkembangan zaman serta cakap menyelenggrakan pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah.

c) Membimbing para calon guru agar menghayati secara apresiatif dan menterampilkan diri dalam semua kegiatan keguruan. sehingga dengan demikian terbentuknya sikap mental calon sesuai dengan profesi guru agar seorang calon guru memiliki keterampilan dalam memberikan pelajaran peserta didik.

(33)

2)Langkah–langkah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

Langkah-langkah dalam melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL) adalah : a) Orientasi Pembekalan b) Observasi c) Uji Coba d) Partisipasi e) Evaluasi

3)Teknis Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

Adapun teknik dalam melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL), yaitu :

a) Sistem Ujian

Bentuk latihan mengajar, dimana calon guru setelah selesai menjalankkan PPL diadakan ujian dihadapan penguji.

b) Sistem magang

Calon guru dititipkan pembinaannya kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran sejenis dimana calon guru berperan layaknya guru yang telah memiliki sertifikasi dan semua tugas dilaksanakan sepenuhnya oleh calon guru.

4)Manfaat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

Manfaat dari pelaksanaan praktik pengalaman lapangan (PPL) secara langsung sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dalam

(34)

mengajar, sehingga mereka siap dari segi fisik dan mental menghadapi permasalahan yang muncul di lapangan.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa PPL adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi siswa LPTK, yang meliputi baik latihan mengajar maupun latihan di luar mengajar. PPL adalah aktivitas latihan mengajar mahasiswa calon guru. Dalam pelaksanaan PPL ini, mahasiswa dapat melaksanakan praktik mengajar seluas-luasnya baik di kampus maupun di sekolah, sehingga mahasiswa akan semakin luwes dan terampil dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa. Sehingga diharapkan mahasiswa calon guru akan lebih siap untuk menjadi guru, karena mereka telah memiliki keterampilan/pengetahuan yang memadai serta adanya perubahan sikap dan perilaku yang mencerminkan sebagai seorang guru yang profesional. Selain itu mahasiswa juga dapat mengenal, mempelajari, dan menghayati permasalahan sekolah atau lembaga baik yang terkait dengan proses pembelajaran maupun kegiatan manajerial dalam kelembagaan tersebut. Pengalaman yang didapat pada saat PPL yaitu penyusunan perangkat persiapan pembelajaran, praktik mengajar terbimbing dan mandiri, menyusun dan mengembangkan alat evaluasi, menerapkan inovasi pembelajaran, mempelajari administrasi guru, serta kegiatan lain yang menunjang kompetensi mengajar.

(35)

Dengan demikian, PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) bertujuan agar lulusan mahasiswa calon guru dapat mencapai suatu tingkat keahlian tertentu yang diperoleh dari kegiatan praktik lapangan tersebut. Kegiatan PPL dilapangan memberikan pelajaran kepada mahasiswa untuk menghadapi langsung pada permasalahan yang ada dalam sebuah lembaga pendidikan baik dalam lingkungan kampus dalam PPL I atau lingkungan sekolah dalam PPL II . Diharapkan dengan pengalaman yang diperoleh mahasiswa akan menambah kesiapan dalam menghadapi persaingan dan masalah yang dihadapi serta menambah minat untuk bekerja di dunia kependidikan.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut. Hal ini dilakukan agar lebih mendalami tentang prestasi belajar itu sendiri.

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895), “pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah diakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”. Sedangkan menurut Bahri Djamarah (2012: 19), “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, baik secara

(36)

individual maupun kelompok”. Menurut Mas’ud Khasan Abdul Qohar dalam Bahri Djamarah (2012: 20) mengartikan “prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja”. Sedangkan Nasrun Harahap dalam Bahri Djamarah (2012: 21), berpendapat bahwa “prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa”. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan usaha atau bekerja.

Selanjutnya untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 17), belajar adalah “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”, sedangkan menurut Wahyu Utomo (2012: 13), “Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan orgaanisme-orgnisme manusia mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya”. Menurut Ahmadi (2013:128) mendefiniskan “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Sedangkan, menurut Bahri Djamarah (2012: 21), “belajar adalah suatu

(37)

aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut Bahri Djamarah (2012: 23), “prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan–kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar”. Sedangkan menurut Ahmadi dan Supriyono (1990: 138), “prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar(faktor eksternal) individu”.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diambil sebuah pehamanan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas belajar yang dipengaruhi oleh faktor diri dana faktor dari luar diri seseorang. Sedangkan yang dimaksud prestasi belajar dalam penelitian ini adalah penelitian hasil belajar semua mata kuliah yang dapat dilihat nyata dalam bentuk nilai atau angka. Prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang berupa huruf A, B, C, D, E yang berbobot 4, 3, 2, 1, dan 0.

(38)

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Ahmadi dan Supriyono (2013:138), yaitu :

a. Faktor internal

1) Faktor jasmaniah, Faktor jasmaniah, baik bawaan maupun yang diperoleh.Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2) Faktor psikologi, baik bawaan maupun yang diperoleh yang

terdiri atas :

a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1)Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

(2)Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

3)Faktor kematangan fisik maupun psikis b. Faktor Eksternal

1) Faktor sosial, yang terdiri atas : a) Lingkungan kerja

b) Lingkungan sosial c) Lingkungan masyarakat d) Lingkungan kelompok

2) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Selanjutnya Slameto (2010 :54) mengklasifikasikan faktor-faktor yang memepengaruhi belajar sebagai berikut:

a. Faktor intern

Dalam faktor ini dibahas dua faktor yaitu: 1) Faktor jasmaniah mencakup:

a) Faktor kesehatan b) Cacat tubuh

2) Faktor psikologis mencakup: a) Intelegensi

b) Perhatian c) Minat d) Bakat

(39)

e) Motivasi f) Kematangan g) Kesiapan 3) Faktor kelelahan b. Faktor ekstern

Faktor ini dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: 1) Faktor keluarga mencakup:

a) cara orang tua mendidik b) relasi antar anggota keluarga c) suasana rumah

d) keadaan ekonomi keluarga e) pengertian orang tua f) latar belakang kebudayaan

2) Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat meliputi kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman bermain, bentuk kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berkaitan dengan prestasi belajar, yaitu:

a. Faktor intern

Faktor ini berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaan dan faktor pribadi lainnya.

b. Faktor ekstern

Faktor ini berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri individu berupa sarapa dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, metode pembelajaran, kondisi social, ekonomi, dan lain sebagaianya.

Sesuai dengan pendapat Bahri Djamarah (2012:24) bahwa “prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah

(40)

melakukan aktivitas belajar”. Dengan prestasi belajar yang dimiliki tersebut akan mendorong mahasiswa FKIP yang banyak mendapatkan ilmu kependidikan untuk menunjukkan penguasaan dalam hal pendidikan sebagai indikator berkeinginan menjadi guru.

C. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 744) minat adalah “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah ; keinginan”. Menurut Slameto (2010: 180), “minat adalah suatau rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri”. Selain itu, Bahri Djamarah (2012: 48), mendefiniskan “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas”.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu perasaan suka atau tertarik terhadap suatu objek di luar diri individu yang diikuti dengan munculnya perhatian terhadap objek tersebut yang mengakibatkan seseorang mempunyai keinginan untuk terlibat atau berkecimpung dalam suatu objek tersebut, karena dirasakan bermakna pada dirinya sehingga ada harapan dari objek yang dituju. Dalam hal ini, minat yang merupakan salah satu faktor psikologis manusia berarti sangat penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang berminat terhadap pekerjaan tertentu secara teoritis akan memperoleh hasil

(41)

yang lebih baik daripada yang kurang atau tidak berminat terhadap pekerjaan itu.

2. Jenis Minat

Menurut Surya, Hendra (2009: 2) membagi minat menjadi dua sisi, yaitu :

a. Minat sebagai sebab, yaitu tenaga pendorong yang merangsang anda memperhatikan objek tertentu lebih dari objek-objek lainnya.

b. Minat sebagai akibat, yaitu berupa pengalaman perasaan yang menyenangkan yang timbul sebagai akibat dari kehadiran seseorang, atau objek tertentu, atau hasil daripada partisipasi anda dialam suatu bentuk kegiatan.

Hal ini berarti, minat dapat timbul karena melihat suatu objek yang membuat tertarik untuk lebih memperhatikan objek tersebut dan ada minat yang timbul karena individu terlibat atau berpartisipasi sehingga memperoleh pengalaman yang .menyenangkan. Apabila mahasiswa berminat menjadi guru dapat dikarenakan minat sebagai sebab karena memperhatikan seorang profesi guru bahkan juga minat sebagai akibat karena ikut terlibat dalam dunia pendidikan bahkan menjadi guru praktikan dalam kegiatan PPL.

3. Cara Membangkitkan Minat

Menurut Bahri Djamarah (2012: 49), dalam membangkitkan minat ada beberapa cara yaitu: ” a). membangkitkan adanya suatu kepribadian; b). menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau; c). memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik; d). menggunakan berbagai macam bentuk mengajar”.

(42)

Karena pada dasarnya minat bukan merupakan bawaan lahir yang dapat berubah sesuai pengalaman yang diterima oleh seseorang maka dari itu perlu dibangkitkan akan minat terhadap sesuatu tersebut semakin kuat. 4. Faktor yang Mempengaruhi Minat

Menurut Sunarto dan Agung Hartono dalam Intan Prawisda (2013:29), faktor yang mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu objek tertentu, yaitu:

a. Faktor sosial, ekonomi orang tua dan masyarakat.

b. Faktor lingkungan baik lingkungan kehidupan masyarakat, lingkungan kehidupan rumah tangga atau teman sebaya. c. Faktor pandangan hidup merupakan bagian yang berbentuk

dari lingkungan meliputi pendirian seseorang dan cita-cita. Dari faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa minat timbul karena sesorang memperoleh pengalaman dari lingkungan sosialnya sehingga sesorang tersebut merasa tertarik atau senang terhadap suatu objek tertentu. Apabila mahasiswa berminat menjadi guru dapat disebabkan karena lingkungannya yang mendukung sehingga tergerak ingin menjadi guru misalnya karena dari keluarga guru, jumlah guru di lingkungannya yang masih kurang atau bahkan karena mahasiswa tersebut pernah terlibat menjadi seorang pengajar melalui praktik pengalaman lapangan dalam sebuah sekolah.

D. Guru

1. Pengertian Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 377), guru adalah “orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”.

(43)

Menurut Bahri Djamarah (2012: 66), “guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik”. Sedangkan menurut Laurence & Jonathan dalam Suprahatiningrum (2014: 24), mendefinisikan “guru adalah seorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola sekolah”. Sementara menurut Jean & Morris dalam Suprahatiningrum (2014: 24), “guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seorang individu sehingga dapat terjadi pendidikan”. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang mampu menata dan mengelola sekolah yang bertugas memberikan ilmu dan keterampilan kepada anak didik sehingga terjadi suatu pendidikan.

2. Tugas Guru

Menurut Suprahatiningrum (2014: 28), menyebutkan bahwa “inti tugas guru adalah menyelamatkan masyarakat dari kebodohan, sifat, serta perilaku buruk yang menghancurkan masa depan mereka”. Kemudian menurut Slameto (2010: 97), menyebutkan secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada:

a. Mendidik dan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.

c. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas guru adalah sebagai penyampai ilmu pengetahuan serta bertanggung jawab akan

(44)

keseluruhan perkembangan kepribadian siswa untuk memperbaiki diri untuk pencapaian tujuan masa depan yang lebih baik.

3. Kewajiban dan Hak Guru

Guru harus dapat menunjukan bahwa hak-hak yang akan diperoleh haruslah setara dengan kewajiban yang diberikan dalam pelaksanaan tugasnya, dengan demikian tuntutan hak harus diikuti dengan semangat untuk melaksanakan kewajiban dengan baik. Dinyatakan lebih lanjut dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 40, kewajiban dan hak guru sebagai berikut :

a. Pendidik dan tenaga pendidikan berkewajiban:

1)Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.

2)Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

3)Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

b. Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:

1)Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai.

2)Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

3)Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual.

4)Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Pada pasal 43 UU Sisdiknas juga disebutkan hak lain yang akan diperoleh guru adalah promosi dan sertifikasi, yaitu:

a. Promosi dan pengahargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan.

(45)

b. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidkan yang terakreditasi.

c. Ketentuan mengenai promosi, penghargaan, dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pelaksanaan hak dan kewajiban guru dalam proses pendidikan harus selaras dan seimbang dengan pelaksanaan hak dan kewajiban peserta didik. Kejelasan antara hak dan kewajiban ini sangat diperlukan untuk dapat memberikan jaminan tentang penghargaan dan perlindungan terhadap guru sebagai tenaga profesi tersebut di dalamnya perlindungan dalam segi hukum.

4. Status Guru

Menurut Suprihatiningrum (2014: 26) dalam melaksanakan tugas, status guru, sebagai berikut :

a. Guru sebagai PNS atau pegawai swasta yang memiliki Surat Keputusan Mengajar.

b. Guru sebagai profesi (ibu profesi) karena melahirkan banyak profesi.

c. Guru sebagai social leadership, guru dianggap serbatahu, teladan dan sumber pengetahuan.

Berdasarkan uraian tersebut menunjukan bahwa menjadi guru harus memiliki keahlian khusus mengingat profesi tersebut akan melahirkan banyak profesi lain dan mengingat status guru dianggap orang yang ahli dalam segala hal.

5. Kompetensi Guru

Seorang guru harus memiliki kompetensi yang kompeten dalam pelaksanan pembelajaran. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk

(46)

penguasan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Menurut Suprahatiningrum (2014: 99), “Kompetensi guru adalah hasil dari penggabungan dari kemampuan – kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesioanalannya”.

Menurut UUGD No.14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP No. 19/2005 Pasal 28 ayat 3, guru wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Menurut Suprihatiningrum (2014: 33-34) menjabarkan kompetensi tersebut, yaitu :

a. Kompetensi Pedagogik,yang meliputi :

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan 2) Pehahaman terhadap siswa

3) Pengembangan kurikulum atau silabus 4) Perancangan pembelajaran

5) Pelaksanaan pembelajaran

6) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 7) Pemanfaatan teknologi belajar

8) Evaluasi hasil belajar

9) Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya

b. Kompetensi Kepribadian, yang meliputi : 1) Beriman dan bertaqwa

2) Berakhlak mulia 3) Arif dan bijaksana

4) Demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, dan sportif

5) Menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat 6) Secara objektif mengevaluasi diri sendiri

7) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan c. Kompetensi Sosial

1) Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun 2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional

3) Bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orangtua atau wali siswa

4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkn norma serta sistem nilai yang berlaku.

(47)

5) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan

d. Kompetensi Profesional

1) Mampu menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

2) Mampu menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konsepsual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Berdasarkan uraian tersebut menunjukan bahwa guru yang profesional harus memiliki keempat kompetensi tersebut. Hal tersebut menunjukan kebulatan pengetuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki sesorang untuk memangku jabatan guru profesi. 6. Kode Etik Guru

Menurut Yamin dalam Suprihatiningrum (2014: 84-85) memiliki kode etik yaitu :

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berpancasila.

b. Guru mempunyai kejujuran profesional fslsm mrnrtspksn kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

c. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan orangtua murid sebaik-baiknya demi kepentingan anak didik.

e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

f. Guru secara sendiri-sendiri dan/ bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan profesinya.

(48)

g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara guru, bak berdasarkan hubungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.

h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sarana pengabdiannya.

i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Sebagai tenaga kependidikan guru juga memiliki kode etik sebagai ketentuan dasar yang harus dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugasnya. Keikutsertaan guru dalam organisasi profesi tersebut diharapkan dapat meningkatkan mutu profesionalisme guru. Organisasi profesi guru di Indonesia yaitu PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia).

E. Minat Menjadi Guru

Menurut rumusan Hilgard dalam Slameto (2010: 57) bahwa “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”. Sejalan dengan pendapat Slameto (2010: 57) bahwa “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Hal ini dapat dijabarkan bahwa timbulnya minat seseorang individu terhadap suatu objek ditandai dengan timbulnya keinginan untuk terlibat secara langsung serta merasa senang atau tertarik terhadap suatu objek secara terus-menerus.

Jadi, minat menjadi guru merupakan pemusatan pikiran, perasaan senang, kemauan atau perhatian seseorang secara berkelanjutan terhadap profesi guru, minat terhadap guru dapat diukur melalui komponen-komponen antara lain adanya pengetahuan dan informasi yang memadai, adanya

(49)

perasaan senang dan ketertarikan, adanya perhatian yang lebih besar serta adanya kemauan dan hasrat untuk menjadi guru. Mengingat, menurut N.A Ametembun dalam Bahri Djamarah (2012: 33) bahwa “guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah ...”.

Hal ini menunjukan bahwa menjadi seorang guru adalah suatu pekerjaan yang mempunyai tanggung jawab berat karena tugas guru tidak hanya bertanggung jawab dalam dalam pembelajaran di kelas saja tetapi juga di luar kelas. Menurut Steers dalam Hamid (2013: 87) prestasi kerja dipengaruhi salah satunya adalah minat kerja. Hal ini berarti jika seorang mahasiswa berminat yang cukup besar bekerja atau berprofesi menjadi guru akan mempunyai prestasi kerja yang tinggi apabila berprofesi sebagai guru, begitu juga sebaliknya. Selain itu, dengan adanya minat yang besar seseorang akan merasa tidak terlalu terbebani dengan tanggung jawab besar yang dipikul sebagai guru dan tetap menjalankan profesinya dengan senang hati.

F. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ninik Sri Sukasni (2012) Ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar dengan minat menjadi guru mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS Surakarta Tahun Akademik 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan pada n = 48 dan taraf signifikansi 5% diperoleh rx1y > rtabel atau

(50)

Ninik Sri Sukasni adalah salah satu variabel bebasnya yaitu motivasi belajar sedangkan dalam penelitian ini adalah praktik pengalaman lapangan.

2. Penelitian yang dilakukan Tri Wahyu Indarti (2014) bahwa program pengalaman lapangan berpengaruh signifikan terhadap minat menjadi guru profesional. Hal ini terbukti dari analisis regresi yang memperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 5,905 > 1,979 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan Tri Wahyu Indarti adalah salah satu variabel bebasnya yaitu mata kuliah kependidikan sedangkan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.

3. Penelitian yang dilakukan Arlian Ayu Cahyani (2014) ada pengaruh yang signifikan antara PPL terhadap tingkat kematangan calon guru. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh thitung > ttabel yaitu 4,286 > 1,982

(α = 5%) dan nilai signifikansi <0,05 yaitu 0,000. Perbedaan penelitian yang dilakukan Arlian Ayu Cahyani dengan penelitian ini adalah salah satu variabel bebasnya yaitu mata kuliah micro teaching sedangkan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar, kemudian variabel terikatnya yaitu tingkat kematangan calon guru sedangkan dalam penelitian ini minat menjadi guru.

4. Penelitian yang dilakukan Arif Rahman (2013) ada pengaruh positif antara prestasi belajar terhadap kesiapan menjadi guru dilihat dari nilai thitung

variabel prestasi belajar adalah 2,333 sedangkan besarnya nilai ttabel

(51)

(menerima Ha). Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan Arif

Rahman adalah variabel bebas yaitu presepsi mahasiswa tentang profesi guru sedangkan dalam penelitian ini adalah praktik pengalaman lapangan.

G. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh kegiatan PPL terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012.

Kegiatan praktik pembelajaran (pengajaran mikro dan PPL) mahasiswa akan memperoleh keterampilan dan pengalaman nyata tentang dunia kerja sesungguhnya, sehingga mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan mengajar dengan lebih baik. Selain itu mahasiswa akan terlatih untuk menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang baru baginya. Dengan dimilikinya pengalaman nyata serta keterampilan yang memadai, maka memungkinkan mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012 untuk lebih berminat menjadi guru.

2. Pengaruh prestasi belajar terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun angkatan 2012.

Kebiasaan belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang telah dicapai mahasiswa. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit rata -rata yang merupakan satuan nilai akhir, menggambarkan kadar daya serap suatu hasil belajar. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menunjukan penguasaan

Gambar

Gambar 1   Koreasional Variabel  Keterangan :
Tabel 4  Hasil Uji Reabilitas  No.  Variabel  Nilai Alpha
Tabel 13  Hasil Uji t
Tabel 14  Hasil Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai suatu syarat kelulusan yang harus ditempuh dalam pendidikan Diploma III Program Studi Usaha Perjalanan Wisata Jurusan Administrasi

Siswa yang memiliki minat belajar Fiqih akan terus terdorong melakukan ibadah shalat dalam keadaan bagaimanapun, sebab pengamalan ibadah shalat merupakan salah satu bukti

Mengacu pada fokus masalah, maka hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut (1) terdapat kontribusi yang signifikan dari perilaku kepemimpinan kepala sekolah

adanya proses penguapan kadar air saat proses penjemuran sebelum proses pirolisis sedangkan adanya perbedaan rendemen tersebut karena kandungan air yang terdapat

Penciptaan lembaga keuangan yang adil bagi pertumbuhan akses keluarga miskin pedesaan dipandang penting dan strategis untuk disikapi oleh pengambil kebijakan di

Seperti yang telah dijelaskan, pemenuhan kebutuhan dapat ditemukan dalam film ‘You’ve Got Mail’ yang menceritakan tokoh utamanya yang memenuhi kebutuhanya dimulai

menyiapkan media MHA yang sudah padat, menyiapkan suspense bakteri Staphylococcus aureus, memipet 1 mikrometer suspense bakteri ke dalam media, Meratakan suspense

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner dari pengetahuan, sikap, dan upaya