• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP HIPERTENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASKEP HIPERTENSI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ASKEP HIPERTENSI ASKEP HIPERTENSI

1

1.. PPeennggeerrttiiaann

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).

tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari

darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140

mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997) mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)

1

1.. EEttiioollooggii

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.

respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.  Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:  Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

1. 1.

1. 1.

o

o Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransportGenetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport

 Na.  Na.

o

o Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekananObesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan

darah meningkat. darah meningkat.

o

o Stress Lingkungan.Stress Lingkungan. o

o Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tuaHilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua

sertapelabaran pembuluh darah. sertapelabaran pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu: Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu: 5. Hipertensi Esensial (Primer)

5. Hipertensi Esensial (Primer)

Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.

eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.

6. Hipertensi SekunderDapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. 6. Hipertensi SekunderDapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll. 3.

3. PatofisiologiPatofisiologi

Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke seljugularis. Dari sel Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke seljugularis. Dari sel  jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan  jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan

mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan

mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanyadengan Angiotensinogen. Dengan adanya  perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada

 perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluhterjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.

(2)

1.

1. ManifestasManifestasi i KlinisKlinis

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah : Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah : 1.

1.

1. 1.

o

o Peningkatan tekanan darah > Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg140/90 mmHg o

o Sakit kepalaSakit kepala o

o EpistaksisEpistaksis o

o Pusing / migrainPusing / migrain o

o Rasa berat ditengkuk Rasa berat ditengkuk  o

o Sukar tidur Sukar tidur  o

o Mata berkunang kunangMata berkunang kunang o

o Lemah dan lelahLemah dan lelah o

o Muka pucatMuka pucat o

o Suhu tubuh rendahSuhu tubuh rendah

1.

1. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang

o

o Pemeriksaan LaboratPemeriksaan Laborat

 Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volumeterhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.

hipokoagulabilitas, anemia. 

 BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal. 

 Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. 

 Urinalisa : darah, Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjalprotein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.

danada DM.

o

o CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopatiCT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati o

o EKG : Dapat menunjukan pola EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombangregangan, dimana luas, peninggian gelombang

P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

o

o IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikanIUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan

ginjal. ginjal.

o

o Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaranarea katup,pembesaran

 jantung.  jantung. 1.

1. PePenanatatalalaksksananaaaann

o

o Penatalaksanaan Non FarmakologisPenatalaksanaan Non Farmakologis

1. DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB

1. DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkandapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar  tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar  adosteron dalam plasma.

adosteron dalam plasma. 2. Aktivitas

2. Aktivitas

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.

dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang. 1.

1.

1. 1.

(3)

o Penatalaksanaan Farmakologis

Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam  pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

0. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

1. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal. 2. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

3. Tidak menimbulakn intoleransi.

4. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien. 5. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi

1. Pengkajian

o Aktivitas/ Istirahat

 Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.  Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,

takipnea.

o Sirkulasi

 Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.  Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis,

 jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena  jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)  pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.

o Integritas Ego

 Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.  Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue

 perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela,  peningkatan pola bicara.

o Eliminasi

 Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).

o Makanan/cairan

 Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir  ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic

 Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

(4)

 Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit

kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia,  penglihatan kabur,epistakis).

 Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi  bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.

o  Nyeri/ ketidaknyaman

 Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan  jantung),sakitkepala.

o Pernafasan

 Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja

takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.

 Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan  bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.

o Keamanan

 Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural. 1. Diagnosa Keperawatan yang Muncul

o Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

 peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.

o Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

o Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan

 peningkatan tekanan vaskuler serebral.

o Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan

dengan gangguan sirkulasi.

1. Intervensi

Diagnosa Keperawatan 1. :

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.

Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.

Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah /  bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima,

memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien. Intervensi :

o Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat. o Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

o Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.

o Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler. o Catat edema umum.

o Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.

o Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi o Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan

o Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher  o Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan o Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah

(5)

o Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi o Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.

Diagnosa Keperawatan 2. :

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.

Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur. Intervensi :

1.

1.

o Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter 

:frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).

o Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan /

kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan  perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan

tingkat aktivitas individual).

o Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen

miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja  jantung).

o Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,

menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).

o Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti

 jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).

Diagnosa Keperawatan 3. :

Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.

Kriteria Hasil asien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman. Intervensi :

1.

1.

o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.

o Batasi aktivitas.

o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin. o Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.

(6)

o Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi

nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi. Diagnosa keperawatan 4. :

Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.

Kriteria Hasil asien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.

Intervensi : 1.

1.

o Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.

o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan

 pemantau tekanan arteri jika tersedia.

o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan. o Amati adanya hipotensi mendadak.

o Ukur masukan dan pengeluaran.

o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan. o Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000 Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001 Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit Hipokrates, 1999

Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003 Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995

Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan, 1996

Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002 Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995

Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995

Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998

Entri ini dituliskan pada Mei 12, 2009 pada 4:15 am dan disimpan dalam Askep. Bertanda: Askep Kardiovaskuler . Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0  pengumpan. Anda bisa tinggalkan tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.

Like

(7)

12 Tanggapan - tanggapan ke “Askep Hipertensi”

1.

Yep berkata

Juni 2, 2009 pada 7:50 am

Waduh…bingung aku bacanya, ngak bakat jadi dokter kayaknya nih aku Balas

2.

vheean berkata

Desember 6, 2009 pada 4:11 am

gmana cara buat askep jika klien dengan Hipertensi grade II/III komplikasinya dengan DM Type II ?

 jd bingung nie aku….

 blh nggk bantuin aku Kak,,,…. sblmnya Trmksh y Kak…. Balas

3.

 Lis Diawati berkata

Januari 7, 2010 pada 3:20 am

Pohon masalahnya gmn?? aku bingung.. Balas

4.

http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/ berkata

Januari 13, 2010 pada 8:20 am

Artikel yang bagus. Trims atas sharingnya. Balas

(8)

5.

6. BAB I

7. PENDAHULUAN

8.

A. LATAR BELAKANG

9.

10. Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak  dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis ( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk    penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya factor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya. Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi orang dewasa. Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas (riset kesehatan dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen   penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan

(9)

gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi. Data survey dari Tim Kesehatan Pada tanggal 24 Januari 2005 jumlah pasien 5 rumah sakit di Kota Banda Aceh Menunjukkan Tingkat Penderita Hipertensi Mencapai 3%. Sisanya ISPA 30%, Gatal-gatal 25%, Nyeri lambung 12%, Kejiwaan 10%, Luka-luka 9%, Malaria 5%, Diare 3%, Radang paru- paru 1%, Sakit kepala 1%, Penyakit lain 1 %.

11. Diharapkan dengan di buatnya Asuhan Keperawatan keluarga resiko tinggi hipertensi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena hipertensi dalam masyarakat khususnya dalam keluarga.

12.

BAB II

13.TINJAUAN TEORI

14.

A. PENGERTIAN

15. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 )

16. Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih  besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 

95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).

17. Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi   berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan  peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik 

( Smith Tom, 1995 ).

18. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144)

19. Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini dapat dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453)

(10)

20. Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer arterior  (Mansjoer, 2000 : 144)

21.I

. ETIOLOGI /PENYEBAB

22. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar  yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )

23. 1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui  penyebabnya,

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

24. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.

25. Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.

26. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

27.o Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.

28. o Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.

29. o Stress Lingkungan.

30. o Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran  pembuluh darah.

31. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –   perubahan pada :

a. Elastisitas dinding aorta menurun

 b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun

1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer 

(11)

33. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data   penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya

hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

34.

a. Faktor keturunan

35.Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar 

untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

36.

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

37.• Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

38.• Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

39. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ) 40.c. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

41.• Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

42.• Kegemukan atau makan berlebihan

43.• Stress

44.• Merokok 

45.• Minum alkohol

46. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin ) 47.Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

a. Ginjal

48.• Glomerulonefritis

49.• Pielonefritis

50.•  Nekrosis tubular akut

51.• Tumor  52. 53. b. Vascular 54. Aterosklerosis 55.• Hiperplasia 56.• Trombosis 57.• Aneurisma 58. Emboli kolestrol

(12)

59. Vaskulitis 60. c. Kelainan endokrin 61.• DM 62.• Hipertiroidisme 63.• Hipotiroidisme 64. d. Saraf  65. Stroke 66.• Ensepalitis 67.• SGB 68. e. Obat – obatan 69.• Kontrasepsi oral 70.• Kortikosteroid

71.II. MASALAH/ PROBLEM

72.Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita

hipertensi yaitu :

a. Mengeluh sakit kepala, pusing  b. Lemas, kelelahan c. Sesak nafas d. Gelisah e. Mual f. Muntah g. Epistaksis h. Kesadaran menurun

73.III. PATOFISIOLOGI

74. Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf  simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor  dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf  simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon

(13)

 pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang  pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,

mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan   pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer    bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.

Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan   penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang  jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

75.

IV. TANDA DAN GEJALA

76. Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut : Edward K Chung, 1995 )

77. 1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini   berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak 

terukur.

78. 2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

(14)

80. Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

1. Optimal <120 <80 2. Normal 120 – 129 80 – 84 3. High Normal 130 – 139 85 – 89 4. Hipertensi Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99 Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109 Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119 Grade 4 (sangat berat) >210 >120 81.

82.VI. PENATALAKSANAAN

83.

84. Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas

akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan  pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.(5) Prinsip pengelolaan penyakit

hipertensi meliputi : (2,8)

85.Penatalaksanaan Medis

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis  penatalaksanaan:

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis. 1. Diet

Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.

2. Aktivitas.

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan  batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,  bersepeda atau berenang.

 b. Penatalaksanaan Farmakologis.

Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam  pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal. 3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

(15)

4. Tidak menimbulakn intoleransi.

5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien. 6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,

golongan penghambat konversi rennin angitensin. 86.

87.VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

88. 1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh 89. 2. Pemeriksaan retina

90. 3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan  jantung

91. 4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri

92. 5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa

93. 6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.

94. 7. Foto dada dan CT scan.

95.VIII. KOMPLIKASI

96. Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung. gejala-gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial.

97. Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:   pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak 

nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.

98. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah: Gangguan penglihatan, Gangguan saraf, Gagagl jantung,Gangguan fungsi ginjal, Gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan  jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol,

(16)

merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik  untuk kesehatan penderita hipertensi.

99. Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan  berbagai macam komplikasi antara lain :

100. a. Stroke

101. b. Gagal jantung 102. c. Ginjal

103. d. Mata

104. Hubungan stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan singkat, bahwa tahanan dari pembuluh darah memiliki batasan dalam menahan tekanan darah yang datang. Apalagi dalam otak pembuluh darah yang ada termasuk pembuluh darah kecil yang otomatis memiliki tahanan yang juga kecil. Kemudian bila tekanan darah melebihi kemampuan pembuluh darah, maka pembuluh darah ini akan pecah dan selanjutnya akan terjadi stroke hemoragik yang memiliki prognosis yang tidak baik. 105. Dengan demikian kontrol dalam penyakit hipertensi ini dapat dikatakan

sebagai pengobatan seumur hidup bila ingin dihindari terjadinya komplikasi yang tidak baik.

106. Dengan adanya faktor-faktor yang dapat dihindarkan tersebut, tentunya hipertensi dapat dicegah dan bagi penderita hipertensi agar terhindar dari komplikasi yang fatal. Usaha-usaha pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan yaitu sbb.: 107. * Mengurangi konsumsi garam dalam diet sehari-hari, maksimal 2 gram

garam dapur. Batasi pula makanan yang mengandung garam natrium seperti corned  beef, ikan kalengan, lauk atau sayuran instan, saus botolan, mi instan, dan kue kering.

Pembatasan konsumsi garam mengakibatkan pengurangan natrium yang menyebabkan peningkatan asupan kalium. Ini akan menurunkan natrium intrasel yang akan mengurangi efek hipertensi.

108. * Menghindari kegemukan (obesitas). Batasan kegemukan adalah jika berat  badan lebih 10% dari berat badan normal. Pada penderita muda dengan hipertensi terdapat kecenderungan menjadi gemuk dan sebaliknya pada penderita muda dengan obesitas akan cenderung hipertensi. Pada orang gemuk akan terjadi peningkatan tonus simpatis yang diduga dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat.

109. * Membatasi konsumsi lemak. Ini dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak  terlalu tinggi karena kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan endapan

(17)

kolesterol. Hal ini akan menyumbat pembuluh darah dan mengganggu peredaran darah sehingga memperberat kerja jantung dan memperparah hipertensi. Kadar  kolesterol normal dalam darah yaitu 200-250 mg per 100cc serum darah.

110. * Berolahraga teratur dapat menyerap dan menghilangkan endapan kolesterol  pada pembuluh nadi. Olah raga yang dimaksud adalah gerak jalan, berenang, naik 

sepeda dan tidak dianjurkan melakukan olah raga yang menegangkan seperti tinju, gulat atau angkat besi karena latihan yang berat dapat menimbulkan hipertensi.

111. * Makan buah-buahan dan sayuran segar amat bermanfaat karena banyak  mengandung vitamin dan mineral kalium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah.

112. * Tidak merokok dan tidak minum alkohol karena diketahui rokok dan alkohol dapat meningkatkan tekanan darah. Menghindari rokok dan alkohol berarti menghindari kemungkinan hipertensi.

113. * Latihan relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stres atau ketegangan jiwa. Kendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai dan menyenangkan, mendengarkan musik dan bernyanyi sehingga mengurangi respons susunan saraf pusat melalui penurunan aktivitas simpatetik sehingga tekanan darah dapat diturunkan.

114. * Merangkai hidup yang positif. Hal ini dimaksudkan agar seseorang mengurangi tekanan atau beban stres dengan cara mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah yang mengganjal dalam hati. Komunikasi dengan orang dapat membuat hati menjadi lega dan dari sini dapat timbul ide untuk menyelesaikan masalah.

115. * Memberi kesempatan tubuh untuk istirahat dan bersantai dari pekerjaan sehari-hari yang menjadi beban jika tidak terselesaikan. Jika hal ini terjadi pada Anda, lebih baik melakukan kegiatan santai dulu. Setelah pikiran segar kembali akan ditemukan cara untuk mengatasi kesulitan itu.

116. * Membagi tugas yang kita tidak bisa selesaikan dengan sendiri dapat mengurangi beban kita. Orang yang berpendapat dirinya mampu melakukan segala hal dengan sempurna biasa disebut perfeksionis, orang ini akan selalu stres dan menanggung beban kerja dan pikiran berlebihan. Kita harus sadar bahwa kemampuan setiap orang terbatas untuk mampu mengerjakan segala-galanya. Dengan memberi kesempatan pada orang lain untuk membantu menyelesaikan tugas kita, beban kita

(18)

dapat berkurang dan kita juga banyak teman, yang tentunya akan menimbulkan rasa  bahagia.

117. * Menghilangkan perasaan iri atau dengki juga mengurangi ketegangan jiwa sehingga hati kita menjadi tentram. Menolong orang lain dengan tulus dan memupuk  sikap perdamaian juga akan memberikan kepuasan yang tersendiri pada kita. Dengan memupuk sikap-sikap seperti itu, tentu kita akan mengurangi ketegangan, beban, stres yang timbul sehingga hipertensi dapat dihindari.

118. Orang yang sudah pernah memeriksakan dirinya dan diketahui menderita hipertensi, dapat diberikan obat-obat golongan diuretika, alfa bloker, beta bloker, vasodilator, antagonis kalsium dan penghambat ACE. Tentu saja, penggunaan obat-obat ini atas petunjuk dokter.

119.

BAB IV

120.

ASUHAN KEPERAWATAN

121.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi

122.

1. PENGKAJIAN

123. A. Aktivitas/ Istirahat

124. Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

125. Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

126. B. Sirkulasi

127. Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup

dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.

128. Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis,

tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.

129. C. Integritas Ego

130. Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress

multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.

131. Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue

  perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan  pola bicara.

132. D. Eliminasi

133. Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit

(19)

134. 135.

136. F. Makanan/cairan

137. Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak 

serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic

138. Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

139. G. Neurosensori

140. Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital

(terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).

141. Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek,

 proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan. 142. H. Nyeri/ ketidaknyaman

143. Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.

144. I. Pernafasan

145. Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja

takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.

146. Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas

tambahan (krakties/mengi), sianosis. 147. J. Keamanan

148. Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

149.

150.

2.

DIAGNOSA

151. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :

152. 1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

 peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular 

Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard

Intervensi keperawatan :

a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat  b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer 

(20)

c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas

d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler  e. Catat edema umum

f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.

g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan

i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher   j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan

k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.

153. Hasil yang diharapkan :

Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD, mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima, memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat

Intervensi keperawatan :

a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan  b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan

c. Batasi aktivitas

d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan

f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi

Hasil yang diharapkan :

Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman

3. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi

Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu Intervensi :

(21)

a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur 

 b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia

c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan d. Amati adanya hipotensi mendadak 

e. Ukur masukan dan pengeluaran

f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan g. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan

Hasil yang diharapkan :

Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan

dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.

Haluaran urin 30 ml/ menit ada tanda-tanda vital stabil.

4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses  penyakit dan perawatan diri

Tujuan ;Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi 154. Intervensi keperawatan :

a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur 

 b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress

c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek  samping atau efek toksik 

d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter  e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.

f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil

g. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan

i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta alcohol  j. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan

(22)

Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan perawatan dini Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan.

155.

3.Intervensi

156.

Diagnosa Keperawatan 1. :

157. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan  peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.

158. Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.

159. Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.

160. Intervensi :

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

 Mandiri 

Pantau TD. Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran manset yang tepat dan teknik yang akurat.

Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskular. Hipertensi berat diklasifikasikan pada orang dewasa sebagai peningkatan tekanan diastolik sampai 130; hasil pengukuran diastolik di atas 130 dipertimbangkan sebagai peningkatan   pertama, kemudian maligma. Hipertensi

sistolik juga merupakan faktor resiko yang ditentukan untuk penyakit serebrovaskular dan penyakit iskemi  jantung bila tekanas diastolik 90-115.

Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

Denyutan karotis, jugularis, radialis,dan femoralis mungkin teramati/terpalpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek pada vasokontriksi (peningkatan SVR) dan kongesti vena. Auskultasi tonus jantung dan bunyi S4 umum terdengar pada pasien

(23)

napas. hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium (peningkatan volume/tekanan atrium). Perkembangan S3 menunjukkan hipertrofi vertikel dan kerusakan fungsi. Adanya krakles, dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung kronik. Amati warna kulit, kelembaban, suhu,

dan masa pengisian kapiler.

Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkit   berkaitan dengan vasokonstriksi atau

mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung.

Catat edema umum/tertentu. Dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskular.

Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas/ keributan lingkungan. Batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.

Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis; meningkatkan relaksasi.

Pertahankan pembatasan aktivitas, seperti istirahat ditempat tidur/kursi;  jadwal periode istirahat tanpa gangguan;   bantu pasian melakukan aktivitas  perawatan diri sesuai kebutuhan.

Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekana darah dan  perjalanan penyakit hipertensi.

Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur.

Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang simpatis.

Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.

Dapat menimbulkan rangsangan yang menimbulkan stres, membuat efek  tenang, sehingga akan menurunkan tekanan darah.

161.

162. Diagnosa Keperawatan 2. :

163. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

164. Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.

165. Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

166.

(24)

168. o Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter 

:frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator  derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).

169. o Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan /

kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan  perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat

aktivitas individual).

170. o Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen

miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).

171. o Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,

menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).

172. o Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti

  jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).

173. Diagnosa Keperawatan 3

174. o Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan

 peningkatan tekanan vaskuler serebral.

175. Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.

176. Kriteria Hasil asien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak  nyaman.

177. Intervensi :

178. oPertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan 179. oMinimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.

180. oBatasi aktivitas.

181. oHindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin. 182. oBeri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.

183. o Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi

nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi. 184. Diagnosa keperawatan 4. :

(25)

185. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

186. Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu. Kriteria Hasil asien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.

187. Intervensi :

188. oPertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.

189. o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan

 pemantau tekanan arteri jika tersedia.

190. oPertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan. 191. oAmati adanya hipotensi mendadak.

192. oUkur masukan dan pengeluaran.

193. oPantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan. 194. oAmbulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan. 195.

4. Iplementasi/ Pelaksanaan

196. Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan

 pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

197. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi : 198. 1. Terapi tanpa Obat

199. Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi

200. a. Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr   b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

c). Penurunan berat badan d). Penurunan asupan etanol e). Menghentikan merokok  f). Diet tinggi kalium

(26)

201. b. Latihan Fisik 

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :

a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,  berenang dan lain-lain

 b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220–umur 

c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

202. c. Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi : a). Tehnik Biofeedback 

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi

gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

 b). Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar  membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

203. d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang  penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan

hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut. 204. 2. Terapi dengan Obat

205. Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan dara h saja

tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur  hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli

Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan  bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat

(27)

digunakan sebagai

obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita(2).

Pengobatannya meliputi :

a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor   b. Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan

1) Dosis obat pertama dinaikan

2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator 

c. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh 1) Obat ke-2 diganti

2) Ditambah obat ke-3 jenis lain

d. Step 4 : alternatif pemberian obatnya 1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4

2) Re-evaluasi dan konsultasi

3. Follow Up untuk mempertahankan terapi

Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara

 pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi  pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya

 b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya

c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas

d. Meyakinkan penderita/clien. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter 

e. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu f. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita g. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi

(28)

h. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah

i. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari

 j. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi

k. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal

- Usahakan biaya terapi seminimal mungkin

m. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering n. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.

206.

5. Evaluasi

207. Langkah-langkah untuk mengevaluasi pelayanan keperawatan :

208. 1) Menentukan garis besar masalah kesehatan yang di hadapi ,

209. 2) Menentukan bagaimana rumasan tujuan perawatan yang akan dicapai, 210. 3) Manantukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat

 berhubungan dengan sumber-sumber proses atau hasil, tergantung kepada dimensi evaluasi yang diinginkan,

211. 4) Menentukan metode atau tehnik evaluasi yang sesuai serta sumber-sumber 

data yang diperlukan,

212. 5) Membandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria

dan standar untuk evaluasi,

213. 6) Identivikasi penyebab atau alasan yang tidak optimal atau pelaksanaan

yang kurang memuaskan,

214. 7) Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan

alasan : mungkin tujuan tidak realistik, mungkin tindakan tidak tepat, atau mungkin ada faktor lingkungan yang tidak diatasi.

215. Macam-macam evaluasi yaitu :

(29)

217. Evaluasi ini dilaksanakan dalam kuantitas atau jumlah pelayanan atau kegiatan yang telah dikerjakan. Contoh : jumlah pasien hipertensi yang telah dibina selama dalam perawatan perawat.

218. 2) Evaluasi kualitatif 

219. Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah satu dari tiga diimensi yang saling terkait yaitu :

220. a) Struktur atau sumber 

221. Evaluasi ini terkait dengan tenaga manusia, atau bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam upaya keperawatan hal ini menyangkut antara lain:

222. Kualifikasi perawat 223. Minat atau dorongan

224. Waktu atau tenaga yang dipakai

225. Macam dan banyak peralatan yang dipakai 226. Dana yang tersedia

227.  b) Proses

228. Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk 

mencapai tujuan. Misalnya : mutu penyuluhan yang diperlukan kepada klien dengan gejala-gejala yang ditimbulkan.

229. c) Hasil

230. Evaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya klien dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.

231. Hasil dari keperawatan pasien dapat diukur melalui 3 bidang :

232. 1. Keadaan fisik 

233. Pada keadaan fisik dapat diobservasi melalui suhu tubuh turun, berat badan naik , perubahan tanda klinik.

234. 2. Psikologik-sikap

235. Seperti perasaan cemas berkurang, keluarga bersikap positif terhadap patugas kesehatan.

236. 3. Pengetahuan-perilaku

237. Misalnya keluarga dapat menjalankan petunjuk yang diberikankeluarga dapat menjelaskan manfaat dari tindakan keperawatan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan paparan di atas maka proses inovasi pada tahapan perencanaan dapat kita lihat bahwa ada proses yang dilakukan dalam inovasi perencanaan Di MTsN Model

96 Tahun 2018 ini, dapat dipahami bahwa bagi anak diluar kawin, yang beragama non Islam seperti Kristen, Hindu, Budha, yang orang tuanya kawin secara adat

41/2014 dinyatakan dalam preambulnya bahwa, dalam penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan, upaya pengamanan maksimal (Maximum Security) terhadap pemasukan dan

Karyawandiharapkan tidak hanya bekerja sesuai dengan imbalan yang diperolehnya, tetapi juga mampu untuk bekerja melebihi apa yang seharusnya dia lakukan (

Setelah itu pengurus simpan pinjam akan membuat rekap peminjaman yang disetujui maupun yang ditolak untuk diserahkan kepada administrasi agar memanggil

Untuk merancang suatu system yang dapat mengurangi kadar asap rokok.

yang tinggi maka diduga ia akan yakin bahwa dirinya mampu menjalani terapi secara efektif, memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat menyelesaikan terapi dan pulih

nngpta Tbtap : Anggota Tbtap : Anggota Tbtap 3 Anggota lbtap : Angpta Tbtap 3 AngEota Tletap. Anggota-Anggota ridak Tbtap pada lGlcrryok penbalnran Bidang