• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kasus Smoker Melanosis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kasus Smoker Melanosis"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS OORAL MEDIRAL MEDI CINE CINE  MANIFESTAS

MANIFESTASI ORAL I ORAL PADA PEROKOKPADA PEROKOK (( SMOKER SMOKER’S MELA’S MELANOSIS NOSIS  ) )

A.

A. IDENTITAS PASIENIDENTITAS PASIEN  Nama pasien

 Nama pasien : Jaka Permana: Jaka Permana Tempat/tanggal

Tempat/tanggal lahir lahir : : Jerambah Jerambah Rengas, Rengas, 18 18 April April 19911991 Suku

Suku : : MelayuMelayu Jenis

Jenis kelamin kelamin : : Laki-lakiLaki-laki Status

Status perkawinan perkawinan : : belum belum kawinkawin Agama

Agama : : IslamIslam Alamat

Alamat : : Dsn. Dsn. III III RT RT 009 009 RW RW 003 003 Desa Desa Jerambah Jerambah RengasRengas Kec. Tl delapan 30655

Kec. Tl delapan 30655 Pendidikan

Pendidikan terakhir terakhir : : SLTASLTA Pekerjaan

Pekerjaan : : MahasiswaMahasiswa  No. Rek.Med

 No. Rek.Med : 0000.93.22.1: 0000.93.22.100

B.

B. STATUS UMUM PASIENSTATUS UMUM PASIEN Keadaan

Keadaan Umum Umum : : Compos Compos MentisMentis Berat

Berat Badan Badan : : 60 60 kgkg Tinggi

Tinggi Badan Badan : 170 : 170 cmcm Tekanan

Tekanan Darah Darah : : 120/80 120/80 mmHGmmHG  Nadi

 Nadi : 78 kali/menit: 78 kali/menit Pernapasan

Pernapasan : : 19 19 kali/menitkali/menit Pupil

Pupil Mata Mata : : Refleks Refleks NommalNommal

C.

C. ANAMNESAANAMNESA Keluhan Utama Keluhan Utama

Pasien datang mengeluhkan gusi bagian depan rahang atasnya Pasien datang mengeluhkan gusi bagian depan rahang atasnya  berwarna

 berwarna coklat coklat kehitaman kehitaman + + 1 1 tahun tahun yang yang lalu. lalu. Pasien Pasien tidak tidak merasakanmerasakan sakit pada gusi tersebut. Pasien hanya merasa kurang percaya diri saat sakit pada gusi tersebut. Pasien hanya merasa kurang percaya diri saat tersenyum. Keadaan ini mendorong pasien ingin dirawat gusinya.

(2)

Keluhan Tambahan Tidak ada

Riwayat Perawatan Gigi

Pasien pernah melakukan perawatan membersihkan karang gigi 3 bulan yang lalu.

Kebiasaan Buruk

 Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak berusia 17 tahun.  Jenis rokok yang dikonsumsi pasien adalah malboro.

 Jumlah rokok yang dikonsumsi ± 16 batang sehari.

Riwayat Sosial

Pasien adalah seorang mahasiswa yang belum memiliki penghasilan sendiri dan tinggal bersama orang tua.

Riwayat Penyakit Sistemik

Pasien tidak mempunyai penyakit sistemik

D. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL

Wajah : Simetris

Bibir :Terdapat lesi berupa makula berwarna coklat kehitaman tersebar tidak merata di sepanjang permukaaan bibir atas dan  bawah, permukaan rata, berbatas tidak jelas

dan tidak sakit saat palpasi. Kelenjar Getah Bening submandibula :

Kanan : tidak teraba, tidak sakit

(3)

E. PEMERIKSAAN INTRA ORAL

Debris : a, c, d, f

Plak : a, c, d, f

Kalkulus : a, c

Perdarahan Papila Interdental : a, c

Gingiva : -gingiva berwarna kemerahan pada

margin gingiva regio a,c

-Terdapat lesi pigmentasi berupa makula berwarna coklat kehitaman,  permukaan rata, berbatas tidak jelas, tersebar merata sepanjang gingiva cekat bagian labial dari gigi 14-24 dan 34-44, ukuran bervariasi dan tidak sakit saat palpasi.

Saliva : Sehat

Mukosa : sehat

Palatum : Sehat

Lidah : Sehat

Dasar mulut : Sehat

Hubungan rahang : Ortognati

Kelainan gigi geligi : Tidak ada kelainan

OHI-S : 1,0 (baik)

Pemeriksaan Gigi Geligi : -Lesi D3 : Gigi 27,37

F. DIAGNOSA SEMENTARA

Diagnosa sementara :Smoker’s Melanosis

Diagnosa banding : Physiologic Pigmentation, pigmentasi karena obat-obatan.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

(4)

H. TINJAUAN PUSTAKA

Smoker’s melanosis adalah pigmentasi pada mukosa mulut karena

merokok. Smoker melanosis terjadi 25% hingga 30% pada pengguna tembakau. Pada Smoker melanosit, terjadi peningkatan produksi melanin oleh melanosit dan deposisi lapisan sel basal dan lamina propria.1  Hal ini disebabkan karena stimulasi tembakau pada asap rokok untuk menghasilkan melanin berlebihan sehingga terjadi pigmentasi coklat pada area tersebut.2

Etiologi smoker melanosis karena efek nikotin pada tembakau merangsang melanosit untuk meningkatkan produksi melanin. Melanin adalah pigmen yang memberikan warna pada kulit, mata dan rambut. Melanin merupakan  produksi eksklusif dari melanosome yang disintesis oleh sel melanosit.3

Melanin akan melindungi mukosa dengan mengikat agen beracun dari asap tembakau, yang mana mudah menembus ke dalam jaringan.1  Pigmentasi terjadi karena sintesa melanin dan perpindahan melanin dari melanosome ke keratinocytes.4

Gambaran klinis yang terlihat pada kasus smoker’s melanosis menunjukan

 bercak coklat diffuse, berbentuk datar dan tidak teratur yang ukurannya  beberapa sentimeter. Biasanya dijumpai pada gingiva anterior labial, mukosa  pipi, mukosa bibir, palatum dan lidah.1,2 Derajat pigmentasi berkisar dari coklat muda sampai tua. Pigmentasi pada mukosa oral berhubungan dengan lama merokok dan jumlah rokok yang dihisap. Lesi ini tidak mempunyai gejala dan perubahan yang terjadi tidak menunjukan keganasan.3,5

Rokok merupakan gabungan dari bahan-bahan kimia yang terdiri dari komponen gas dan komponen partikel. Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidroksianat, nitrogen oksida dan formaldehyde sedangkan komponen partikel terdiri dari tar, indol, nikotin, karbarzol dan kresol. Zat-zat ini beracun dan mengiritasi sehingga dapat menimbulkan kanker.5,6

Berdasarkan jumlah rokok yang dihisap, perokok dapat dikelompokkan menjadi perokok ringan, merokok kurang dari 10 batang per hari, perokok

(5)

sedang, merokok 10 – 20 batang per hari, dan perokok berat, merokok lebih dari 20 batang per hari.5

Tidak ada perawatan khusus untuk kasus  smoker’s melanosi s  selain

mendorong pasien untuk berhenti merokok karena alasan kesehatan. Pigmentasi biasanya sembuh dalam beberapa waktu jika kebiasaan merokok dihilangkan.8 Perawatan hiperpigmentasi gusi terdiri dari beberapa cara yaitu  gingivectomy, gingivectomy dengan free gingival autografting , electrosurgery, cryosurgery, bahan kimia seperti fenol 90%, teknik abrasi dengan bur diamond dan CO2 laser.9,10

Perawatan dengan teknik abrasi gingiva dengan menggunakan bur diamond adalah prosedur yang mudah, aman dan peralatan yang digunakan sederhana. Selain itu, apabila diperlukan prosedur perawatan yang berulang dapat dilakukan dengan mudah dan aman.9,10

I. DIAGNOSA

Berdasarkan anamesa dan pemeriksaan klinis diagnosa dari pasien adalah

(6)

J. RENCANA PERAWATAN K.

FASE I (ETIOTROPIK)

 Scalling dan kontrol plak

 DHE ( edukasi, motivasi, instruksi menjaga kebersihan dan

kesehatan rongga mulut serta menghentikan kebiasaan merokok)

FASE II (BEDAH)

Depigmentasi dengan teknik gingivo abrasi menggunakan bur diamond

FASE III (RESTORASI) Pro Konservasi: - Tumpatan GIC gigi 27,37

FASE IV(MAINTENANCE) 1. Kontrol depigmentasi gingiva.

2. Kontrol hiperpigmentasi mukosa bibir atas dan bawah untuk melihat apakah ada potensi terjadinya keganasan pada lesi tersebut. 3. DHE (edukasi, motivasi, instruksi menjaga kebersihan serta kesehatan rongga mulut, kesehatan secara umum serta menghentikan kebiasaan merokok.

(7)

J. PEMBAHASAN

Pada kasus ini smoker’s melanosis diakibatkan kebiasaan merokok selama

7 tahun dengan jumlah rokok lebih kurang 16 batang per hari. Perawatan yang dilakukan pada pasien ini adalah metode depigmentasi dengan teknik gingivo abrasi menggunakan bur diamond diameter 2 mm. Pasien diinstruksikan untuk menjaga dan mempertahankan kebersihan mulutnya serta edukasi untuk menghentikan kebiasaan merokok. Setelah tahapan  pembedahan, pasien diberikan medikasi berupa antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi paska pembedahan dan analgesik jika daerah  pembedahan terasa sakit. Pasien diminta datang kembali untuk kontrol.

Antibiotik yang diberikan pada pasien ini, yaitu 15 tablet amoksisilin 500 gram dengan anjuran pemakaian 3 kali 1 hari. Analgesik yang diberikan pada pasien ini adalah 15 tablet asam mefenamat 500 mg dengan anjuran pemakaian yaitu 3 kali sehari 1 tablet setelah makan diminum bila terasa sakit. Kemudian pasien diminta kembali kemudian untuk melakukan kontrol.

Pada kontrol pertama, pemeriksaan subjektif tidak ada keluhan rasa sakit dan nyeri tapi merasa kurang nyaman dengan  periodontal pack  yang hampir lepas. Pada pemeriksaan objektif, bekas operasi masih terlihat merah, tidak ada tanda-tanda infeksi atau perdarahan, dan tidak sakit saat dipalpasi. Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulutnya dan edukasi untuk menghentikan kebiasaan merokok. Pada kontrol kedua, hasil dari pemeriksaan subjektif tidak ada keluhan rasa sakit dan nyeri. Pada pemeriksaan objektif warna gingiva sudah sama dengan gingiva sekitarnya, tidak sakit saat palpasi dan pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulut serta edukasi menghentikan kebiasaan merokok.

(8)

Foto awal

Kontrol 1 Kontrol 2

K. KESIMPULAN

Smoker’s melanosis adalah pigmentasi pada mukosa mulut karena merokok. Etiologi smoker melanosis karena efek nikotin pada tembakau merangsang melanosit untuk meningkatkan produksi melanin.

Perawatan yang dilakukan untuk kasus smoker’s melanosis adalah menyuruh pasien untuk berhenti merokok, tetapi pada kasus ini keluhan gusi  berwarna coklat kehitaman atau coklat mengganggu penampilan sehingga

dilakukan perawatan hiperpigmentasi gusi dengan teknik gingivo abrasi menggunakan diamond bur. Kemudian instruksikan pasien untuk kontrol dan menjaga kebersihan mulutnya, serta edukasi untuk menghentikan kebiasaan merokok.

(9)

L. DAFTAR PUSTAKA

1. Ghom, Anil Govindrao. Texbook of Oral Medicine, 2th  edition. India: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd; 2010:513

2. Glick, Michael. Burket’s Oral Medicine, 12th  edition. USA: People’s Medical Publishing House; 2015:134

3. Langlais, Robert P., dkk.  Atlas Berwarna: Lesi Mulut yang Sering  Ditemukan Edisi 4. Jakarta: EGC; 2014:148.

4. Yerger VB, Malone RE.  Melanin and Nicotine: A Review of The  Literature. Nicotine and Tobacco Research. 2006: 8(4): 487-98.

5. Laskaris, George.  Pocket Atlas of Oral disease, 2nd   Edition. New York: Thieme; 2006: 86

6. Fawzani N, Triratnawati A. Terapi Berhenti Merokok (Studi Kasus 3  Perokok Berat). Makara Kesehatan; 2005: 9(1): 15-22.

7.  Nurcahyani FH, Nurfitri B., Rachmania D.  Hubungan Antara Kebiasaan  Merokok dan Kejadian Hipertensi di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma

Ciputat. Bina Widya. 2011; 22(4): 185-90.

8. Lewis Michael A.O, Richard C. K Jordan.  A Colour Handbook of Oral  Medicine, 2th edition. London: Manson Publishing; 2012: 164

9. Alqahtani, Saad M.  Management of Gingival Hyperpigmentation by The Surgical Abrasion: A Case Report. International Journal of Medical and Dental Case Reports; 2015: 1-3.

10. Prasad SSV, Agrawal N, Reddy NR. Gingival Depigmentation: A Case  Report . People’s Journal of Scientific Research; 2010: 3(1): 27-9.

(10)
(11)

Gambar

Foto awal

Referensi

Dokumen terkait

adalah Singapura merupakan negara yang memiliki pemasukan besar dari sektor pariwisata, sehingga lebih efektif dalam melakukan pemasaran pariwisata daripada pemasaran yang

Perlakuan proporsi ubi jalar ungu dan tepung bekatul memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar lemak, daya kembang, warna,

Kekerasan fisik terhadap Istri secara umum diatur dalam KUHP delik kesusilaan pada BAB XIV yaitu pada pasal 356 tentang penganiayaan terhadap anggota keluarga dimana

Pada saat dilakukan uji konsolidasi pada tanah tersebut, suatu pemampatan yang kecil (perubahan angka pori yang kecil) akan terjadi bila beban total yang diberikan pada saat

BaLP values in this investigation show that there is active bone formation, which in general reflects as increased bone turnover, during late pregnancy and early lactation in

sifat-sifat perioik u!sur a$am ta"e$ perioik serta me!%aari keteratura!!%a, me$a$ui pemahama.. me!%aari keteratura!!%a,

Dengan masuknya cairan ke dalam rongga interstisial/ alveoli akan berakibat timbulnya gangguan difusi dan ventilasi oleh karena terjadi perubahan sifat membran alveoli

Hal itu semata-mata dilakukan juga untuk mengurangi respon negatif yang dapat berimbas diskriminatif oleh suku Jawa, yang sebelumnya memandang orang bersuku Batak