• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sinar Ultraviolet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Sinar Ultraviolet"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

i. Latar Belakang

Kemajuan Industri di Indonesia sekarang ini berkembang sangat pesat, hal ini dibuktikan dengan adanya perusahaan-perusahaan yang berdiri di Indonesia. Perkembangan tersebut memberikan banyak dampak baik itu dampak positif atau

dampak negatif. Dampak tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor, salah satunya adalah faktor fisik misalnya kebisingan, getaran, iklim kerja, penerangan dengan adanya sinar ultraviolet. Sinar matahari mempunyai peran yang besar terhadap kelangsungan hidup semua makhluk. Tanpa sinar matahari, tak akan ada kehidupan di bumi. Proses fotosintesis pada tumbuhan hijau merupakan satu bukti betapa sinar matahari tak dapat dipisahkan dari kehidupan. Begitu pun proses sintesis vitamin D pada tubuh manusia, makin memperkokoh peran itu. Matahari menghasilkan sinar yang dibedakan warnanya dalam spektrum sinar tampak dan sinar tidak tampak. Salah satu sinar tidak tampak adalah sinar ultraviolet yang berada pada spektrum warna violet.

Sinar ultraviolet adalah salah satu faktor fisika yang dapat membahayakan dan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang 180-400 nanometer. Sumber dari sinar UV ini berasal dari lampu pijar, sinar matahari, pengelasan, dan pekerjaan laser. Sinar tak tampak lainnya adalah Sinar-X, Sinar Gamma dan Sinar Kosmik, yang memiliki panjang gelombang lebih pendek dari pada Sinar Ultraviolet dan bila tidak dikontrol sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Sinar Infra merah (infra red ray - IR) juga merupakan sinar tidak tampak yang berada pada spektrum warna merah, mendekati spectrum sinar tampak. Dapat dikatakan bahwa 80% cahaya

(2)

matahari adalah sinar inframerah karena lebarnya jangkauan gelombang sinar ini (4-1000 micron).

Sinar ultraviolet dihasilkan oleh pengelasan suhu tinggi, benda-benda pijar suhu tinggi, lampu-lampu pijar, dan lain-lain. Sinar matahari mengandung pula sinar-sinar ultraviolet. Pada mata, sinar-sinar tersebut dapat mengakibatkan konjuntivitis fotoelektrika, seperti misalnya terjadi pada bintang film yang disinari lampu-lampu dengan pancaran sinar-sinar ultraviolet, atau pada ahli-ahli laboran yang berada di tempat sterilisasi dengan sinar demikian. Pencegahan didasarkan atas menghindari kemungkinan mata dikenai oleh sinar ultraviolet atau kaca mata yang tidak tembus sinar. Sinar UV yang dipancarkan matahari terdiri dari berbagai jenis dengan beragam panjang gelombang. Ultraviolet vakum merupakan sinar UV dengan panjang gelombang terpendek, yakni kurang dari 200 nm. Sedangkan sinar UV dengan panjang gelombang terpanjang adalah sinar kasat mata yang mencapai panjang gelombang 400-700 nm.

Untuk itu harus ada penanganan khusus untuk menanganinya supaya sinar ultraviolet ini aman bila digunakan untuk bekerja sehingga para pekerja yang bekerja menggunakan sinar ultraviolet ini tidak merasakan dampak negatif dari adanya radiasi sinar ultraviolet dan terbebas dari penyakit akaibat kerja yang disebabkan adanya radiasi dari sinar ultraviolet.

ii. Perundang-undangan 2. UU No I Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Pasal 3 ayat 1 (g) yaitu mencegah dan mengendalikan timbul oleh menyebarluasnya suhu kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.

3. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pasal 86 ayat 1-3

a. Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

(3)

b. Untuk melindungi keselamatan pekerja guna mewujudkan produktivitas kerja yanng optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

c. Perlindungan sebagai mana dimaksud pada ayat 1 dan 2 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Kepmenaker No Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Tempat Kerja.

i. Tujuan

5. Untuk mengetahui kadar sinar ultraviolet di ruang asisten luar.

6. Untuk mengetahui lingkungan tersebut terpapar sinar ultraviolet atau tidak. 7. Untuk mengetahui alat yang digunakan untuk mengukur sinat ultraviolet. 8. Untuk mengetahui bagian-bagian dari alat UV Light Meter.

9. Untuk mengetahui manfaat dilakukannya pengukuran sinar ultraviolet. 10.Untuk mengetahui cara mengukur intensitas sinar ultraviolet.

11. Untuk mengetahui cara penghitungan intensitas penerangan sinar ultraviolet..

i. Manfaat 12. Bagi Praktikan

a. Dapat mengetahui kadar sinar ultraviolet di luar dan di dalam ruangan. b. Dapat mengunakan alat UV Light Meter dengan benar.

c. Dapat mengetahui manfaat dari pengukuran sinar ultraviolet.

d. Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan tentang sinar ultraviolet. e. Dapat mengetahui cara pengukuran intensitas sinar ultraviolet

f. Mengetahui tingkat paparan sinar UV

13. Bagi DIII Hiperkes dan Keselamatan Kerja a. Dapat menambah referensi buku tentang sinar ultraviolet.

b. Dapat membantu mempermudah pemahaman materi karena kita langsung mempraktekannya ini untuk praktikan D III Hiperkes dan Keselamatan Kerja .

(4)

c. Sebagai tindakan koreksi tentang adanya penyebaran sinar ultraviolet.

BAB II HASIL

A. Gambar Alat, Cara Kerja dan Cara Pengukuran Alat : UV Light Meter

Merk : UVC-254

Keterangan :

j. Sensor Input Socket k. RS-232-Output l. Baterry Compartment

(5)

a. Layar

b. Tombol Power ON/OFF c. Tombol Data Hold d. Memory Record Button e. Memory Recall Button f. Zero Button g. Range Switch h. UV Sensor 4 i. Sensor Plug 1. Cara Kerja a. Menekan tombol “Power Off/On”.

b. Memilih maksimum range menggunakan “Range Switch”

Jika layar menunjukkan “_ _ _”, ini menandakan nilai pengukuran melebihi range yang telah dipilih, maka memilih range yang lebih tinggi.

c. Prosedur Zero Adjust

Menempatkan “Range Switch” pada “199,9µW/cm2”.

1. Tutup UV sensor dengan telapak tangan, sampai tidak ada lagi sinar UV yang ditangkap.

2. Menekan tombol Nol (Zerro Button), maka layar akan menunjukkan nilai Nol. d. Meletakkan UV sensor langsung dibawah sumber cahaya, maka layar akan

menunjukkan nilai pengukuran. e. DATA HOLD

1. Waktu mengukur menekan tombol “Data Hold’, maka layar akan menunjukkan nilai pengukuran. Dan layar akan menampilkan “D.H” simbol.

2. Untuk menghentkan fungsi data hold, menekan tombol Data Hold sekali lagi. f. DATA RECORD (Pembacaan nilai maksimum dan minimum).

(6)

1. Fungsi DATA RECORD akan menunjukkan nilai maksimum dan minimum sinar UV yang pernah terukur. Untuk memulainya menekan tombol “RECORD” sekali. Simbol “REC” akan muncul pada display LCD.

2. Dengan adanya simbol “REC” pada layar :

i. Menekan “Recall Button” sekali, maka simbol “Max” dengan nilai maksimum yang pernah terukur akan muncul dilayar LCD.

ii. Menekan simbol “Recall Button” sekali lagi, maka simbol “Min” dengan nilai minimum yang pernah terukur akan muncul dilayar LCD.

iii. Untuk mmenghentikan data record, menekan “Data Record Button” sekali lagi.

2. Cara Pengukuran

a. Menentukan 3 titik pengukuran didalam ruang kelas tingkat III D III Hiperkes dan Keselamatan Kerja dengan jarak titik yang sama.

b. Menghidupkan UV lightmeter dan mulai mengukur nilai Data Hold, nilai Maksimum, dan nilai Minimum pada masing-masing titik yang telah ditentukan c. Baca hasil dan lakukan pada semua titik-titik yang telah ditentukan sebanyak 3

kali

d. Mencatat nilai nol, Data Hold, nilai Maksimum, nilai Minimum yang tertera pada UV lightmeter sebagai hasil pengukuran.

B. Hasil Pengukuran a. Range Switch : 199,9 (μW/cm2)

b. Waktu : Jum’at, 23 November 2007 07. 00-08.00 WIB c. NAB yang digunakan : NAB dengan pemajanan 4 jam/hari.

d. Pengukuran : N O NAMA TEMPAT TITIK UKUR DH (μW/cm 2) MAX (μW/cm 2) MIN (μW/cm 2) NILAI NOL

1 Dwi Susanti Ruang 1 - 4,1 - 4,1 - 4,2 - 4,5

(7)

Kelas 3 - 4,5 - 4,1 - 4,1 - 4,6 2 Farida Yuliastuti Ruang Asisten 2 4 - 8,1 - 8,2 - 8,2 - 8,3 5 - 8,6 - 8,5 - 8,5 - 8,9 6 - 8,8 - 8,7 - 8,7 - 9,1 3 M. Fajar Fauzi Luar Kelas 1 55,1 40,9 35,0 - 4,8 2 83,3 81,7 78,2 - 5,8 3 13,1 14,5 11,2 - 5,8 4 Yunisiwi Ciptaningsih Ruang Asisten dalam 1 - 3,2 - 3,9 - 3,9 - 3,3 2 - 4,1 - 4,0 - 4,0 - 4,0 3 - 4,0 - 4,0 - 4,2 - 4,1 5 Ika Prasetyaning sih Ruang Asisten luar 1 - 2,3 - 2,3 - 2,3 - 2,7 2 - 2,4 - 2,4 - 2,4 - 2,5 3 - 2,4 - 2,4 - 2,5 - 2,6 6 Tri Puji Astuti Luar Ruangan Asisten 1 5,4 6,5 6,2 - 3,0 2 12,8 10 8,8 - 3,3 3 7,3 6,7 6,5 - 3,7 7 Pipid Ari Wibowo Luar Ruangan Asisten 4 140,0 161,5 161,5 - 2,6 5 50,4 30,0 29,5 - 2,5 6 101,6 138,5 31,5 - 1,4 e. Peta Pengukuran

a. Di dalam ruang kuliah

b. Di luar ruang kuliah

1 2 3

☼ c. Di ruang asisten dalam

(8)

d. Di luar ruang asisten 1 2 3 4 5 6 ☼ Keterangan :

= Pintu ☼ = Matahari О = Lampu BAB III

PEMBAHASAN

A. Perhitungan a. Di dalam ruang kuliah (Dwi Susanti)

(9)

Pengukura n DH (μW/cm2) MAX (μW/cm2) MIN (μW/cm2) DH pengu kuran Nilai (0") DH MAX pengu kuran Nilai (0") MAX MIN pengu kuran Nilai (0") MIN 1 - 4,1 - 4,5 0,4 - 4,1 - 4,5 0,4 - 4,2 - 4,5 0,3 2 - 3,8 - 4,5 0,7 - 3,6 - 4,5 0,9 - 3,7 - 4,5 0,8 3 - 4,5 - 4,6 0,1 - 4,1 - 4,6 0,5 - 4,1 - 4,6 0,5 ∑ 1,2 ∑ 1,8 ∑ 1,6

Rata-rata 0,4 Rata-rata 0,6 Rata-rata 0,53

b. Di ruang asisten 2 (Farida Yuliastuti) Pengukura n DH (μW/cm2) MAX (μW/cm2) MIN (μW/cm2) DH pengu kuran Nilai (0") DH MAX pengu kuran Nilai (0") MAX MIN pengu kuran Nilai (0") MIN 4 - 8,1 - 8,3 0,2 - 8,2 - 8,3 0,1 - 8,2 - 8,3 0,1 5 - 8,6 - 8,9 0,3 - 8,5 - 8,9 0,4 - 8,5 - 8,9 0,4 6 - 8,8 - 9,1 0,3 - 8,7 - 9,1 0,4 - 8,7 - 9,1 0,4 ∑ 0,8 ∑ 0,9 ∑ 0,9

Rata-rata 0,26 Rata-rata 0,3 Rata-rata 0,3

8

c. Di luar ruang kuliah (M. Fajar Fauzi) Pengukura n DH (μW/cm2) MAX (μW/cm2) MIN (μW/cm2) DH pengu kuran Nilai (0") DH MAX pengu kuran Nilai (0") MAX MIN pengu kuran Nilai (0") MIN 1 55,1 - 4,8 59,9 40,9 - 4,8 45,7 35,0 - 4,8 39,8 2 83,3 - 5,8 89,1 81,7 - 5,8 87,5 78,2 - 5,8 84,0 3 13,1 - 5,8 18,9 14,5 - 5,8 20,3 11,2 - 5,8 17,0 ∑ 167,9 ∑ 153,5 ∑ 140,8

(10)

Rata-rata 55,96 Rata-rata 51,16 Rata-rata 46,93

d. Di ruang asisten dalam (Yunisiwi Ciptaningsih) Pengukura n DH (μW/cm2) MAX (μW/cm2) MIN (μW/cm2) DH pengu kuran Nilai (0") DH MAX pengu kuran Nilai (0") MAX MIN pengu kuran Nilai (0") MIN 1 - 3,2 - 3,3 0,1 - 3,9 - 3,3 - 0,6 - 3,9 - 3,3 - 0,6 2 - 4,1 - 4,0 - 0,1 - 4,0 - 4,0 0 - 4,0 - 4,0 0 3 - 4,0 - 4,1 0,1 - 4,0 - 4,1 0,1 - 4,2 - 4,1 - 0,1 ∑ 0,1 ∑ - 0,5 ∑ - 0,7

Rata-rata 0,03 Rata-rata - 0,17 Rata-rata - 0,23

e. Di ruang asisten luar (Ika Prasetyaningsih) Pengukura n DH (μW/cm2) MAX (μW/cm2) MIN (μW/cm2) DH pengu kuran N (-) DH MAX pengu kuran N (-) MAX MIN pengu kuran N (-) MIN 1 - 2,3 - 2,7 0,4 - 2,3 - 2,7 0,4 - 2,3 - 2,7 0,4 2 - 2,4 - 2,5 0,1 - 2,4 - 2,5 0,1 - 2,4 - 2,5 0,1 3 - 2,4 - 2,6 0,2 - 2,4 - 2,6 0,2 - 2,5 - 2,6 0,1 ∑ 0,7 ∑ 0,7 ∑ 0,6

Rata-rata 0,23 Rata-rata 0,23 Rata-rata 0,2

f. Di luar ruang asisten (Tri Puji Astuti) Pengukura n DH (μW/cm2) MAX (μW/cm2) MIN (μW/cm2) DH pengu kuran Nilai (0") DH MAX pengu kuran Nilai (0") MAX MIN pengu kuran Nilai (0") MIN 1 5,4 - 3,0 8,4 6,5 - 3,0 9,5 6,2 - 3,0 9,2 2 12,8 - 3,3 16,1 10 - 3,3 13,3 8,8 - 3,3 12,1 3 7,3 - 3,7 11,0 6,7 - 3,7 10,4 6,5 - 3,7 10,2 ∑ 35,5 ∑ 33,2 ∑ 31,5

(11)

g. Di luar ruang asisten (Pipid Ari Wibowo) Pengukura n DH (μW/cm2) MAX (μW/cm2) MIN (μW/cm2) DH pengu kuran Nilai (0") DH MAX pengu kuran Nilai (0") MAX MIN pengu kuran Nilai (0") MIN 1 140,0 - 2,6 142,6 161,5 - 2,5 164,0 161,5 - 1,4 162,9 2 50,4 - 2,6 53,6 30,0 - 2,5 32,5 29,5 - 1,4 30,9 3 101,6 - 2,6 104,2 138,5 - 2,5 141,0 31,5 - 1,4 32,9 ∑ 300,4 ∑ 337,5 ∑ 226,7

Rata-rata 100,13 Rata-rata 112,5 Rata-rata 75,56 B. Analisa Hasil

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Data Hold rata-rata sebesar 0,4µ W/cm2, bila dibandingkan dengan NAB Iradiasi Effektif (Eeff) dengan masa pemajanan 2 jam per hari yaitu 0,4 µW/cm2, maka nilai Data Hold rata-rata pada pengukuran radiasi sinar UV di ruang kelas tingkat III D III Hiperkes dan Keselamatan Kerja masih dibawah NAB, sehingga sinar UV yang ada diruang kelas tingkat III tersebut tidak berbahaya. Hasil perhitungan diperoleh nilai Maksimum rata-rata sebesar 0,6µW/cm2 , dan nilai Minimum sebesar 0,5µW/cm2 bila dibandingkan dengan NAB Iradiasi Effektif (Eeff) dengan masa pemajanan 2 jam per hari yaitu 0,4

µW/cm2, maka nilai Maksimum rata-rata pada pengukuran radiasi sinar UV di ruang kelas tingkat III D III Hiperkes dan Keselamatan Kerja masih diatas NAB, mungkin hal ini dipengaruhi sinar matahari yang masuk melalui pintu.

Untuk di ruang asisten nilai DH rata-rata diperoleh sebesar 0,26 µW/cm2, hasil tersebut melebihi NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4 jam yaitu 0,2 µW/cm2 yang ditetapkan dalam Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja. Untuk nilai Maksimum rata-rata radiasi sinar ultraviolet diperoleh sebesar 03 µW/cm2, dan nilai Minimum rata-rata radiasi sinar ultraviolet diperoleh sebesar 0,3 µW/cm2, hasil tersebut melebihi NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4 jam yaitu 0,2 µW/cm2

(12)

(Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja).

Untuk di ruang asisten bagian dalam nilai DH rata-rata diperoleh sebesar 0,03 µW/cm2, hasil tersebut tidak melebihi NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4 jam yaitu 0,2 µW/cm2 yang ditetapkan dalam Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja. Jadi, ruangan tersebut aman dari sinar ultraviolet dan dapat digunakan untuk bekerja. Untuk nilai Maksimum rata-rata radiasi sinar ultraviolet di dalam ruang asisten bagian dalam diperoleh sebesar -0,17 µW/cm2, dan Minimum rata-rata radiasi sinar ultraviolet diruang asisten bagian dalam diperoleh sebesar -0,23 µW/cm2, hasil tersebut tidak melebihi NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4 jam yaitu 0,2 µW/cm2 Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja. Jadi, ruangan tersebut aman dari sinar ultraviolet dan dapat digunakan untuk bekerja.

Untuk di ruang asisten bagian luar nilai DH rata-rata diperoleh sebesar 0,23 µW/cm2, nilai Maksimum rata-rata radiasi sinar ultraviolet di dalam ruang asisten bagian luar diperoleh sebesar -0,17 µW/cm2, dan nilai Minimum rata-rata radiasi sinar ultraviolet diruang asisten bagian luar diperoleh sebesar -0,2 µW/cm2, hasil tersebut sama dengan NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4 jam yaitu 0,2 µW/cm2 yang ditetapkan dalam Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja. Jadi, ruangan tersebut aman dari sinar ultraviolet dan dapat digunakan untuk bekerja.

Untuk di luar ruangan asisten nilai DH rata-rata diperoleh sebesar 11,83 dan 100,13 µW/cm2, hasil tersebut melebihi NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4 jam yaitu 0,2 µW/cm2 yang ditetapkan dalam Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja. Untuk nilai Maksimum rata-rata radiasi sinar ultraviolet diperoleh sebesar 11,06 dan 112,5 µW/cm2, hasil tersebut melebihi NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4 jam yaitu 0,2 µW/cm2 (Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja). Untuk nilai Minimum rata-rata radiasi sinar ultraviolet diperoleh sebesar 10,5 dan 75,56 µW/cm2, hasil tersebut melebihi

(13)

NAB radiasi sinra ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4 jam yaitu sebesar 0,2 µW/cm2 yang ditetapkan dalam Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengukuran dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Di dalam ruang kuliah, paparan sinar radiasi ultraviolet tinggi dengan hasil rata-rata diatas Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di Tempat Kerja dengan pemaparan 4 jam/hari yaitu 0,2 µW/cm2 yang ditetapkan Kepmenaker No.Kep - 51/MEN/1999.

2. Di luar ruangan kuliah, pemaparan radiasi sinar ultraviolet juga tinggi nilainya dengan hasil rata-rata melebihi Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di Tempat Kerja dengan pemaparan 4 jam/hari yaitu 0,2 µW/cm2 yang ditetapkan Kepmenaker No.Kep - 51/MEN/1999.

3. Di ruang asisten bagian dalam, paparan radiasi sinar ultraviolet dengan hasil rata-rata tidak melebihi Nilai Ambang Batas yang ditetapkan Menteri Tenaga Kerja yaitu Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 yaitu sebesar 0,2 µW/cm2. Jadi, tempat tersebut aman digunakan untuk bekerja.

(14)

4. Di ruang asisten bagian luar, paparan radiasi sinar ultraviolet dengan hasil rata-rata tidak melebihi Nilai Ambang Batas yang ditetapkan Menteri Tenaga Kerja yaitu Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 yaitu sebesar 0,2 µW/cm2. Jadi, tempat tersebut aman digunakan untuk bekerja.

5. Di luar ruang asisten, paparan sinar radiasi ultraviolet tinggi dengan hasil rata-rata diatas Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di Tempat Kerja dengan pemaparan 4 jam/hari yaitu 0,2 µW/cm2 yang ditetapkan Kepmenaker No.Kep - 51/MEN/1999.

14

B. Saran

1. Praktikan diharapkan dapat mengatur posisi pada saat melakukan pengukuran. 2. Praktikan diharapkan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh asisten.

3. Alat pengukur sebaiknya dikalibrasi terlebih dahulu sebelum dilakukan pengukuran.

4. Sebaiknya alat yang digunakan untuk praktikum dirawat dengan baik agar tidak rusak dan bila digunakan untuk praktikum dapat menghasilkan data yang valid. 5. Apabila alat untuk praktikum ada gangguan atau rusak maka sebaiknya diganti

dengan yang baru sehingga alatnya benar-benar valid untuk digunakan.

6. Praktikan harus teliti dalam melakukan praktikum sehingga hasil yang didapat benar dan valid.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Permana, Budi, Pebruari 2007. “Inspeksi Kecelakaan Kerja”. Majalah Hiperkes XII/2007. Hal 15-20. Surakarta: CV. Maju Mundur

Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung.

Team Penyusun, 2007. buku Pedoman Praktikum semester IV. Surakarta : D III Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas sebelas Maret.

(16)

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMAPARAN RADIASI SINAR ULTRAVIOLET DI LUAR DAN

DI DALAM RUANGAN DI KAMPUS DIII HIPERKES DAN

(17)

Oleh :

Kelompok VI

1. Pipid Ari Wibowo NIM. R0005110

2. Farida Yuliastuti NIM. R0005014

3. Tri Puji Astuti NIM. R0005045

4. Dwi Susanti NIM. R0005076

5. Ika Prasetyaningsih NIM. R0005088

6. M. Fajar Fauzi. D NIM. R0005099

7. Yunisiwi Ciptaningsih NIM. R0005134

PROGRAM DIII HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2007

PENGESAHAN

Laporan praktikum dengan judul :

Pemaparan Radiasi Sinar Ultraviolet Di Luar Dan Di Dalam Ruangan Di Kampus Diii Hiperkes Dan Keselamatan Kerja

dengan praktikan : Kelompok IV

(18)

Asisten, Ketua Kelompok,

Live Setyaningsih, A.Md Pipid Ari Wibowo

NIM. R0005110

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Perundang-undangan... 2 C. Tujuan... 3 D. Manfaat... 3 BAB II HASIL... 4

A. Gambar Alat, Cara Kerja, dan Cara Pengukuran………. 8

(19)

BAB III PEMBAHASAN... 8 BAB IV PENUTUP... 14 A. Kesimpulan... 14 B. Saran... 15 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan histologis menunjukkan pemberian ekstrak daun kiurat satu jam sebelum paparan radiasi ultraviolet mempengaruhi rata-rata persentase sel degenerasi dan/atau

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lamanya waktu penyinaran sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan mutagenesis pada ikan cupang, mengetahui fenotipe ikan

Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan variable yang dikehendaki, karena data diperoleh dari penelitian pengaruh lama paparan sinar ultraviolet-c terhadap

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.4, penyinaran dengan menggunakan sinar Ultraviolet terhadap kualitas mikrobiologi air minum isi ulang mempunyai pengaruh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memvisualisasikan supercontinuum pada spektrum keluaran sinar ultraviolet berdasarkan variasi panjang gelombang yang digunakan..

Penelitian ini akan menggabungkan metode depolimerisasi dengan cara kimia dan fisik menggunakan asam klorida dan lama penyinaran sinar ultraviolet dengan tujuan menentukan

Koreksi radiometrik sebagai pengukuran nilai radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu dari sinar ultraviolet, sinar tampak, inframerah hingga

Proses di Balik Luka Bakar Ketebalan Parsial Superfisial:  Sinar Radiasi, terutama sinar ultraviolet UV dari sinar matahari, mencapai lapisan epidermis kulit luar..  Keratinosit sel