• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGRIEKONOMIKA JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN ISSN e ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AGRIEKONOMIKA JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN ISSN e ISSN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

VOLUME 4 NOMOR 2 OKTOBER 2015

AGRIEKONOMIKA, terbit dua kali dalam setahun yaitu pada April dan Oktober yang memuat naskah hasil pemikiran dan hasil penelitian bidang sosial, ekonomi dan kebijakan pertanian dalam arti umum.

Editor in Chief

Ihsannudin, MP

Editor Board

Dr. Elys Fauziyah UTM Hadi Paramu, Ph.D Unej Dr. Andri K. Sunyigono UTM Dr. Joni Murti Mulyo Aji Unej Slamet Widodo, M.Si UTM Dr. Amzul Rifin IPB Dr. Teti Sugiarti UTM Dr. Mohammad Arief UTM

Suadi, Ph.D UGM Subejo, Ph.D UGM

Lay Out

Taufik R.D.A Nugroho Umar Khasan

Pelaksana Tata Usaha

Umar Khasan Miellyza Kusuma Putri

Mitra Bestari

Agnes Quartina Pudjiastuti Universitas Tribuana Tunggadewi Malang

Gema W. Mukti Unpad Apri Kuntariningsih Pemerhati Sosiologis

Pembangunan Pedesaan

Harisuddin UNS Watermin Univ. Muhammadiyah

Purwokerto

Jauhari Lolit Sapi Grati Ernoiz Antriandarti UNS S. Rusdiana Balitnak I Ketut Arnawa Univ. Mahasaraswati

Denpasar

Dedi Irwandi BPTP KALTENG

Alamat Redaksi

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang 02 Kamal Bangkalan Telp. (031) 3013234 Fax. (031) 3011506 Surat elektronik: agriekonomika@gmail.com Laman: http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika

AGRIEKONOMIKA diterbitkan sejak April 2012 oleh Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.

Redaksi mengundang segenap penulis untuk mengirim naskah yang belum pernah diterbitkan oleh media maupun lembaga lain. Pedoman penulisan dapat dilihat pada bagian belakang jurnal. Naskah yang masuk akan dievaluasi oleh editor board dan blind reviewer.

(2)

VOLUME 4 NOMOR 2 OKTOBER 2015

DAFTAR ISI

SOCIAL QUALITY MASYARAKAT LAHAN PASIR PANTAI PADA ASPEK SOCIAL EMPOWERMENT DI KECAMATAN PANJATAN

KABUPATEN KULONPROGO ……….1-9

Kusumaningrum, Juliman Foor Z, Dalvi Mustafa

PREFERENSI KONSUMEN BERAS BERLABEL ………10-21

Syahrir, Sitti Aida Adha Taridala, Bahari

PERKEMBANGAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI

KABUPATEN JEMBER ………22-36

Aryo Fajar Sunartomo

CPUE DAN TINGKAT PEMANFAATAN PERIKANAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI SEKITAR TELUK PALABUHANRATU,

KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ………...37-49

Dian Budiasih dan Dian A.N. Nurmala Dewi

PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI PENGUATAN MODAL

KELEMBAGAAN PETANI DI KAWASAN AGROPOLITAN

KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ………...50-58

Watemin, Sulistyani Budiningsih

KAJIAN PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK PADA USAHATANI

PADI SAWAH DI SERANG BANTEN ………...59-65

Resmayeti Purba

KAJIAN IDENTIFIKASI PANGAN POKOK BERBASIS KEARIFAN

LOKAL PADA RUMAH TANGGA PRA SEJAHTERA

DI JAWA TENGAH ………66-79

Erlyna Wida R, Heru Irianto dan Choirul Anam

PENINGKATAN USAHA TERNAK DOMBA MELALUI

DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN: EKONOMI PENDAPATAN

PETANI ………...80-95

S. Rusdiana dan L. Praharani

STRATEGI PENINGKATAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA

PASANG SURUT DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN

PRODUKSI BERAS DI KALIMANTAN TENGAH ………...96-105

(3)

PETERNAK SAPI BINAAN PROGRAM CSR (Corporate Social

Responsibilty) PETROCHINA JABUNG Ltd ………124-133

Ardi Novra

KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS PADI PADA BKP5K

KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT ………..134-155

Elih Juhdi Muslihat, Azhar, Kusmiyati, Woro Indriatmi

GAMBARAN UMUM SEKTOR UNGGULAN DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR (OLAH DATA

TABEL INPUT-OUTPUT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010)………156-169

Azizatun Nurhayati1, Any Suryantini2

KERAGAAN USAHATANI DAN PEMASARAN BUAH NAGA

ORGANIK ………...170-186

Kustiawati Ningsih1, Herman Felani1, Halimatus Sakdiyah2

PENGEMBANGAN PASAR LELANG FORWARDKOMODITAS BAHAN OLAH KARET (BOKAR) DI PROVINSI SUMATERA

SELATAN ………187-199

Heri Rahman

SISTEM DINAMIS RANTAI PASOK INDUSTRIALISASI GULA

BERKELANJUTAN DI PULAU MADURA ……….200-211

Akhmad Mahbubi

SEKTOR PERTANIAN MERUPAKAN SEKTOR UNGGULAN

TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI PROVINSI MALUKU ……...212-222

Esther Kembauw1, Aphrodite Milana Sahusilawane1, Lexy Janzen Sinay2

KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KOPI ARABIKA DAN

PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI KETINGGIAN SEDANG ………...223-236

Ati Kusmiati dan Devi Yulistia Nursamsiya

TARIF BEA MASUK OPTIMAL BAGI PRODUK PERTANIAN

INDONESIA ………237-246

Dian Dwi Laksani1, Rizky Eka Putri2

PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH VARIETAS

LEMBAH PALU ……….247-259

(4)

PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH VARIETAS

LEMBAH PALU

Rustam Abd. Rauf1, Saiful Darman1, dan Atik Andriana2

1

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

2Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

rustam.abdrauf@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian dilakukan di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah, dengan menggunakan metoda survey lapang pada tahun 2014, terhadap 31 petani bawang merah varietas lembah palu. Tujuan penelitan adalah untuk mengetahui pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu dan strategi analisis SWOT. Hasil penelitian menujukkan bahwa, rata-rata pendapatan bersih pada petani bawang merah varietas lembah palu dengan penguasaan lahan sekitar 0,34 ha sebesar Rp.21.746.480,24/satu musim tanam, dan rata-rata pendapatan bersih pada petani bawang merah varietas lembah palu dengan penguasaan lahan sekitar 1,00 ha sebesar Rp. 64.634.792,65/ satu musim tanam. Analisis kelayakan usahatani bawang merah varietas lembah palu pada penguasaan lahan sekitar 0,34 ha sebesar 2,66, dan penguasaan lahan sekitar 1,00 ha sebesar 2,66, dengan nilai R/C >1, artinya usahatani bawang merah varietas lembah palu dapat dipertahankan dan dilanjutkan secara ekonomi sangat menguntungkan petani. Hasil analisis SWOT, menunjukkan bahwa strategi pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu pada posisi kuadran III, mendukung strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) dan analisis QSPM diperoleh strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) terbaik dari ke 4 (empat). Program. Program ke 4 (empat), meningkatkan sumberdaya manusia (SDM), melalui pelatihan dan penyuluhan tentang teknologi pertanian organik dan penggunaan benih unggul untuk meningkatkan produksi dan pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu.

Kata Kunci: Pendapatan, SWOT, Bawang Merah

RED ONION FARMING OF LEMBAH PALU VARIETY DEVELOPMENT

ABSTRACT

The research was conducted in Bulupountu Jaya Village Sigi Biromaru Subdistrict Sigi District of Central Sulawesi Province using field survey method on 31 farmers who cultivated Lembah Palu shallot variety in 2014. The aim of the research was to identify the development of Lembah Palu shallot variety farming system using SWOT analysis strategy. The research results showed that the average of the farmers’ net income was IDR 21,746,480.24/planting season and IDR 64,634,792.65/planting season for land tenure of 0.34 ha and 1.00 ha, respectively. The feasibility analysis of the Lembah Palu shallot variety farming system either for lend tenure of 0.34 ha and 1.00 ha was 2.66 with R/C value >1. This suggested that the farming system is maintainable and sustainable as it is economically beneficial for the farmers. The SWOT analysis results showed that the strategy for the development of the Lembah Palu shallot variety farming

(5)

system was at quadrant III supporting W-O (weaknesses-Opportunities) strategy, similarly QSPM analysis indicating W-O (weaknesses-Opportunities) as the best strategy of the fourth program. The fourth program is to improve human resources capacity through training and extension on organic agricultural technology and to use quality seeds for increasing production and development of Lembah Palu shallot variety farming system.

Keywords: Income, Shallot, SWOT.

PENDAHULUAN

Pembangunan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura perlu mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai pihak, mengingat masyarakat di Indonesia sebagai besar sebagai petani. Produk pertanian yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi sudah menjadi keharusan, jika kita menginginkan bisa bertahan di tengah persaingan pasar global. Salah satu yang bisa menjawab tantangan itu adalah pengembangan agribisnis komoditas dengan menerapkan cara budidaya yang baik (Good Agriculture Practices), demikian juga dengan komoditas sayuran yang banyak dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk di dunia.

Saat ini sebagian besar usaha budidaya hortikultura dilakukan oleh petani skala kecil dengan cara budidaya yang tradisional dan belum memperhatikan aspek penting sebagaimana yang diinginkan oleh konsumen, sehingga produk yang dihasilkan petani belum dapat bersaing di pasar global (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2008). Salah satu tanaman hortikultura yang memiliki prospek pengembangan di Indonesia adalah Bawang Merah (Allium ascalonicum L). Selama periode 1869-2003 rata-rata pertumbuhan produksi bawang merah di Indonesia sebesar 3.9%/tahun dengan kecenderungan pertumbuhan yang konstan.

Sulawesi Tengah sebagai salah satu provinsi di Indonesia, memiliki potensi untuk pengembangan produksi bawang merah. Tahun 2004 produktivitas nasional mencapai 8,54 ton/ha dari total produksi 757,399 ton dengan luas panen 88.707 ha. Produksi dan produktivitas bawang merah secara nasional pada tahun 2004, dengan rata-rata konsumsi sebesar 4,56 kg/kapita/tahun, (Dirjen Bina Produksi Hortikultura, 2005). Tanaman bawang merah merupakan komoditas sayuran penting di Lembah Palu. Tanaman ini merupakan komoditas strategis dan ekonomis karena dapat meningkatkan pendapatan petani dan juga dapat dijadikan andalan baru bagi pertumbuhan ekonomi dimasa datang (Pasandaran dan Hadi 1994). Salah satu tanaman hortikultura yang memiliki prospek pengembangan di Indonesia adalah Bawang Merah (Allium ascalonicum L).

Jenis bawang merah yang diunggulkan di Sulawesi Tengah adalah bawang merah lokal atau biasa disebut bawang batu yang sudah dikenal keunggulannya dari segi tekstur dan aromanya yang khas, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian analisis pendapatan dan strategi pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu, berdasarkan uraian diatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan usahatani bawang merah varietas lembah palu dan strategi analisis SWOT.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah, dengan menggunakan metoda

(6)

survey lapang pada tahun 2014, terhadap 31 petani bawang merah varietas Lembah Palu.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekuder, data primer diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner dengan responden, data skunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Ppeternakan setempat. Selanjutnya data dikumpulkan, kemudian ditabulasi dan dianalisis secara ekonomi. Menurut Moehar (2005) dan Nasir (1999), kuesioner, daftar pertanyaan berisi pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, setiap pertanyaan merupakan jawaban yang mempunyai makna dalam pengujian hipotesis, kuisioner yang dibuat dan merupakan alat bantu dalam pengumpulan data.

Metode Analisis Data

Pendapatan bersih atau keuntungan yang diperoleh sangat tergantung dari total penerimaan dan biaya yang dikeluarkan selama usaha berlangsung. Pendapatan mempunyai hubungan erat dengan tingkat produksi yang dicapai, jika produksi meningkat pendapatan juga akan meningkat. Jika nilai R/C ratio lebih dari >1, maka, usahatani menguntungkan secara ekonomis layak diusahakan, jika usahatani R/C ratio <1, maka usahatani tidak layak diusahakan dan dipertimbangkan untuk dilanjutkan, dan jika nilai R/C ratio mendapatkan nilai 1, maka usahatani tidak rugi dan tidak untung. Sesuai dengan pendapat Soekartawi (2003) bahwa, pendapatan petani bawang merah varietas lembah palu dapat diketahui dengan melakukan analisis pendapatan, dengan menggunakan rumus:

π = TR – TC (1)

TR = Py . Y (2)

TC = FC + VC (3)

Dimana π adalah pendapatan Usahatani bawang merah varietas lembah palu, TR adalah total revenue (total penerimaan usahatani bawang merah varietas lembah palu), TC merupakan total biaya usahatani bawang merah varietas lembah palu (Rp), Py adalah harga produksi usahatani bawang merah varietas lembah palu (Rp), Y merupakan produksi usahatani bawang merah varietas lembah palu (kg), FC adalah biaya tetap usahatani bawang merah varietas lembah palu (Rp), dan VC adalah biaya tidak tetap usahatani bawang merah varietas lembah palu (biaya variabel).

Analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk melihat antara faktor internal dan eksternal dengan asumsi bahwa, strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman (Rangkuti, 2003). Analisis SWOT juga merupakan salah satu alat yang dapat dipakai untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari objek yang akan diteliti dan timbul secara langsung atau tidak langsung karena adanya persaingan (Nur R. Khoiriyah et al. 2012). Analisis SWOT dipengaruhi oleh lingkungan yang bersifat strategis yaitu kondisi wilayah, situasi, keadaan dan pengaruh yang mengelilingi dan dapat mempengaruhi perkembangan dari waktu ke waktu dan . Secara struktur lingkungan strategis yaitu faktor kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weakneses) berupa lingkungan eksternal yang terdiri atas 2 (dua) faktor strategis yaitu peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats).

(7)

AnalisisQuantitative Strategic Planning Matrix(QSPM)

Teknik ini menunjukkan strategi alternatif mana yang paling baik untuk dipilih. Menurut Umar (1999), QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Strategi alternatif terbaik yang dilihat dari nilai total TAS yang tertinggi, sehingga dapat ditentukan apakah strategi I, strategi II, strategi III, dan strategi IV yang terbaik, sebagai upaya mengembangkan usahatani bawang merah varietas lembah palu.

Penentuan strategi pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu dilakukan secara bertahap, dimana yang pertama dilakukan analisis dengan cara mengkombinasikan kekuatan dan kelemahan pada kajian lingkungan internal (IFAS) untuk memanfaatkan peluang, serta untuk mengantisipasi ancaman yang dihadapi pada faktor eksternal (EFAS) sehingga didapatkan asumsi strategi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Populasi Dan Produksi Ternak Kambing di Indonesia

Kecamatan Sigi Biromaru merupakan wilayah pengembangan bawang merah varietas lembah palu, selanjutnya rincian luas panen, produksi dan produktivitas bawang merah varietas lembah palu di Kecamatan Sigi Biromaru, terlihat pada Tabel. 1.

Tabel 1

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Varietas Lembah Palu menurut Desa di Kecamatan Sigi Biromaru Tahun 2013

No Desa Luas Panen

(ha) Produksi (ton)

Produktivitas (ton/ha) 1. Ngatabaru 2,00 10,70 5,35 2. JonoOge 11,00 64,00 5,82 3. Sidera 32,00 218,30 6,82 4. Soulowe 63,00 376,43 5,98 5. Bulupontu Jaya 121,00 840,95 6,95 6. Oloboju 116,00 652,85 5,63 7. Watunonju 8,00 43,60 5,45 8. Bora 4,00 22,40 5,60 9. Lolu Jumlah 10,00 367,00 60,00 18.170,00 6,00 -Rata-Rata 40,78 2,018,8 5,95

Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sigi, 2014 Tabel. 1. Menunjukkan bahwa luas panen bawang merah varietas Lembah Palu di Kecamatan Sigi Biromaru sekitar 367 ha dengan produksi sekitar 18.170,00 ton dengan produktivitas sekitar 5,95 ton/ha, luas panen tertinggi yaitu pada Desa Bulupountu Jaya sekitar 121 ha dengan produksi sekitar 840,95 ton dan produktivitas sekitar 6,95 ton/ha.

Guna meningkatkan produktivitas bawang merah varietas lembah Palu di Kecamatan Sigi Biromaru di Desa Bulupountu Jaya, maka berbagai aspek

(8)

perlu diperhatikan, melalui ilmu pengetahuan para petani bawang merah, penyediaan bibit unggul dan seragam dengan daya tumbuh yang tinggi, pengolahan tanah, pemupukan, pengendalian hama penyakit, kemudian ketersediaan air atau pengairan yang lancar, serta penanganan pasca panen.

Jenis bawang merah ini sering disebut sebagai bawang merah varietas Lembah Palu karena merupakan bawang merah lokal yang berasal dari wilayah lembah Palu. Tanaman ini merupakan komoditas strategis dan ekonomis, karena dapat meningkatkan pendapatan petani, seperti terlihat pada Tabel. 2.

Tabel 2

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Varietas Lembah Palu menurut Kecamatan di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah

Tahun 2013

No. Kecamatan LuasPanen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha) 1. Sigi Biromaru 367,00 2.183,65 5,95 2. Palolo 63,00 240,66 3,82 3. Nokilalaki 2,00 5,66 2,83 4. Marawola 142,00 394,76 2,78 5. Dolo 197,00 996,82 5,06 6. Dolo Barat 108,00 419,04 3,88 7. Kulawi 14,00 34,72 2,48 Jumlah 893,00 20.302,00 -Rata - -Rata 127,57 610,76 3,83

Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sigi, 2014

Tabel. 2. Menunjukkan bahwa beberapa wilayah Kecamatan yang memiliki potensi pengembangan bawang merah varietas lembah palu, adalah Kecamatan Sigi Biromaru memiliki luas panen sekitar 357 ha dengan produksi sekitar 2.183,65 ton dam prodduktivitas sekitar 5.95 ton/ha lebih tinggi dibandingkan dengan Kecamatan lainnya. Menurut Maskar dan Rahardjo (2008) bahwa, hasil rata-rata bawang merah di tingkat petani dengan budidaya yang masih sederhana baru mencapai sekitar 3-5 ton/ha, sedangkan dengan menggunakan teknologi budidaya yang sesuai, rata-rata produksi sekitar 10-11 ton/ha.

Guna meningkatkan produktivitas bawang merah lokal Palu di Sulawesi Tengah khususnya di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, tentunya berbagai aspek harus diperhatikan, mulai dari pengetahuan para petani, penyediaan bibit unggul dan daya tumbuh yang tinggi, pengolahan tanah, pemupukan, pengendalian hama penyakit, kemudian ketersediaan air atau pengairan. serta penanganan pasca panen. Bahan organik sangat berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah, sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba dalam penyediaan hara tanah untuk pertumbuhan tanaman.

Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Merah Varietas Lembah Palu

Rata-rata pendapatan dari usahatani bawang merah varietas lemah palu di Desa Bulupountu Jaya sekitar Rp.21.746.480,24/ha/MT. Rata-rata jumah

(9)

biaya tetap dengan penguasaan lahan sekitar 0,34 ha sebesar Rp.903.264,70/0,34/satu musim tanam, dan rata-rata jumlah biaya tetap dengan penguasaan lahan sekitar 1,00 ha sebesar Rp.2.684.679,34/satu musim tanam.

Rata-rata jumlah biaya variabel dengan pengusaahan sekitar 0,34 ha sekitar Rp.12.181.709,68/ha/satu musim tanam dan rata-rata jumlah biaya variabel dengan pengusahaan sekitar 1,00 ha sebesar Rp.36.206.423,78/ha/ satu musim tanam. Rata-rata jumlah biaya produksi (total cost) untuk usahatani bawang merah varietas lembah palu dengan penguasaan lahan sekitar 0,34 ha sebesar Rp.13.084.974,37/satu musim tanam dan rata-rata biaya usahatani bawang merah varietas lembah palu dengan penguasaan lahan sekitar 1,00 ha sebesar Rp.38.891.103,12/satu musim tanam.

Tabel 3

Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Merah Varietas Lembah Palu di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Tahun

2014

No. Uraian Nilai untuk 0,34 ha (Rp) Nilai untuk 1,00 ha (Rp) I. Penerimaan (Revenue)

Produksi Bawang (kg) 1.741,57 5.176,29

Harga Rp.20.000,-/kg 34.831.454,61 103.525.895,77

Total Penerimaan 34.831.454,61 103.525.895,77

II. Biaya (Cost)

1. Biaya Tetap (Fixed cost)

a. Sewa/pajak lahan 692.924,19 2.059.506,23 b. Penyusutan Alat 210.340,50 625.173,11 Jumlah (1) 903.264,70 2.684.679,34 2. Biaya Variabel a. Bibit 7.534.709,68 22.394.630,87 b. Pupuk 1.842.419,35 5.476.030,68 c. Pestisida 131.677,42 391.371,05 d. Tenaga Kerja 2.672.903,23 7.944.391,18 Jumlah (2) 12.181.709,68 36.206.423,78 Total Biaya (1) + (2) 13.084.974,37 38.891.103,12 III. Pendapatan (π) π = TR – TC 21.746.480,24 64.634.792,65 IV. Kelayakan ( π = TR / TC) 2,66 2,66

(10)

Analisis kelayakan usahatani bawang merah varietas lembah palu pada penguasaan lahan sekitar 0,34 ha sebesar 2,66, dan penguasaan lahan sekitar 1,00 ha sebesar 2,66, artinya kelayakan usahatani bawang merah varietas lembah palu sama, dengan nilai R/C >1, usahatani bawang merah varietas lembah palu yang diusahakan oleh petani dapat dipertahankan dan dilanjutkan secara ekonomi sangat menguntungkan.

Analisis SWOT

Berdasarkan hasil evaluasi faktor strategi internal dan eksternal dapat dilihat skor yang dicapai masing-masing faktor adalah sebagai berikut :

Faktor Kekuatan (Strengths) : 1,38 Faktor Kelemahan (Weaknesses) : 1,59 Faktor Peluang (Oppotunities) : 1,89

Faktor Ancaman (Threats) : 1,03

Berdasarkan nilai skor yang diperoleh pada faktor IFAS dan EFAS dibuat matriks gabungan IFAS dan EFAS sebagai dasar perumusan asumsi strategi matriks analisis SWOT. Matriks IFAS dan EFAS dapat dilihat pada Tabel. 4.

Tabel 4.

Matriks IFAS dan EFAS dalam Pengembangan UsahataniBawang Merah Varietas Lembah Palu di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan

Sigi Biromaru Kabupaten Sigi

IFAS Kekuatan (S) Kelemahan (W)

EFAS

Peluang (O)

Strategi (SO) Strategi (WO)

1,38 + 1,89 = 3,28 1,59+ 1,89 = 3,48

Ancaman (T)

Strategi (ST) Strategi (WT)

1,38 + 1,03 = 2,41 1,59 + 1,03 = 2,92 Sumber: Data primer Diolah, 2014

Berdasarkan data pada Tabel. 4. Menunjukan perolehan nilai skor pada Strategi SO (Strength-Opportunities) sebesar 3,28; Strategi WO

(Weaknessess-Opportunities) sebesar 3,48; Strategi WT (Weaknessess-Threats) sebesar 2,92

dan Strategi ST (Strength-Threats) sebesar 2,41. Nilai yang diperoleh dari hasil analisis IFAS dan EFAS selanjutnya diuraikan dalam suatu diagram analisis SWOT dapat dilihat pada gambar 1.

(11)

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Gambar 1

Diagram analisis SWOT strategi pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu di Desa Bulupountu Jaya

Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi

Berdasarkan diagram analisis SWOT pada gambar 1, diperoleh skor penghitungan tertinggi pada wilayah kuadran III sebesar 3,48 dengan strategi W-O (Weaknessess-Opportunities). Strategi yang dapat dilakukan pada wilayah kuadran ini adalah bagaimana meminimalkan kendala/kelemahan yang dimiliki petani dalam pengembangan usahatani bawang merah varietas Lembah Palu dengan menggunakan pupuk organik cair, namun tetap terus memanfaatkan peluang yang ada.

Diagram analisis SWOT strategi pengembangan usahatani bawang merah varietas Lembah Palu yang disajikan pada gambar 1 dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Kuadran I :

Merupakan lingkungan strategis yang menguntungkan karena memiliki kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan. Strategi yang harus diterapkan adalah ketersediaan bahan baku pembuatan pupuk organik cair dan biopestisida untuk mendukung pengembangan usahatani bawang merah varietas Lembah Palu yang ditunjang dengan pengalaman berusahatani dan budaya gotong royong yang masih kuat dalam pembuatan pupuk organik cair dan biopestisida. Faktor ini merupakan kekuatan tersendiri dalam mendukung pengembangan usahatani bawang merah varietas Lembah Palu pada petani. b. Kuadran II :

Kondisi ini menggambarkan bahwa meskipun pengembangan bawang merah varietas Lembah Palu, petani mempunyai kekuatan untuk berusaha tani bawang merah, akan tetapi para petani selalu menghadapi berbagai ancaman. Strategi yang dapat dilakukannya yaitu bergotong royong dalam

Ancaman - T (-) Kekuatan –S (+) Peluang – O (+) I. MendukungStrategi Agresif 2,92 3,28

II. Mendukung Strategi Diversifikasi

III. Mendukung Strategi Turn Around Kelemahan–W (-) IV. Mendukung Strategi Devensif 2,41 3,48

(12)

mengupayakan pengairan, untuk, memaksimalkan penggunaan pupuk organik cair dan biopestisida dalam pengembangan bawang merah varietas Lembah Palu. Sedangkan serangan hama dan penyakit, dapat ditekan dengan penggunakan biopestisida sehingga, pengembangan usahatani bawang merah varietas Lembah Palu dapat dikembangkan dengan baik. c. Kuadran III :

Merupakan kondisi lingkungan yang dapat mengembangkan usahatani bawang merah, dimana petani selain mememiliki peluang yang cukup besar, juga memiliki kelemahan. Strategi W-O, dapat menjalin kerjasama dengan pemerintah, perusahaan-perusahan, dan dengan pihak akademisi/lembaga lainnya, yang dapat peningkatan sumber daya petani, , melalui pelatihan dan penyuluhan, tujuannya adalah untuk pengembangan teknologi pertanian organik terutama pada usahatani bawang merah varietas Lembah Palu, agar dapat menguasai pasar bawang merah varietas Lembah Palu lebih luas. d. Kuadran IV

Kuadran ini sangat tidak menguntungkan, karena petani bawang merah varietas lemah palu menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang dapat diterapkan pada kondisi petani dalam melakukan usaha bawang merah adalah dengan mengupayakan bantuan pembiayaan dari pemerintah dalam menekan harga benih bermutu, memanfaatkan segmen pasar yang ada secara optimal dan meningkatkan peran serta petani dalam penyuluhan dan pelatihan dalam mengatasi masalah teknis budidaya bawang merah varietas Lembah Palu dan pertanian organik.

Perumusan Asumsi Strategi

Berdasarkan matriks IFAS dan EFAS dan diagram analsis SWOT maka dapat dirumuskan asumsi strategi Lampiran 1.

Pemilihan Strategi

Berdasarkan jumlah nilai skor yang diperoleh dan hasil evaluasi faktor internal dan eksternal diketahui bahwa skor tertinggi berada pada kuadran III mendukung strategi turn around dengan nilai skor 3,48. Model strategi W-O berada pada kuadran ke tiga dalam diagram analisis SWOT, yaitu pertemuan antara peluang dari faktor luar (eksternal) dengan kelemahan dari faktor dalam (internal) yang merupakan pilihan strategi utama dalam pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu. Mengacu dari hasil analisis SWOT maka, strategi dapat diimplementasikan sebanyak 4 (empat) alternatif strategi:

1. Mengupayakan sumber pembiayaan usahatani bawang merah varietas lembah palu melalui pemerintah, kegiatan yang dilaksanakan yaitu memfasilitasi petani dalam pendanaan usahataninya atau kerjasama dengan bank/pengusaha untuk meningkatkan dan pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu yang menggunakan pupuk organik cair.

2. Memanfaatkan bantuan benih unggul dari pemerintah melalui program pemerintah yaitu menyalurkan benih unggul kepada petani agar produksi bawang merah varietas lembah palu bermutu dan berkualitas.

3. Melakukan kerjasama dengan pemerintah dan dinas terkait untuk memperoleh pasar bawang merah varietas lembah palu, melalui :

a. Pihak pemerintah diharapkan dapat membantu pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu yang menggunakan pupuk organik cair dengan cara menjembatani antara masyarakat petani bawang merah varietas

(13)

lembah palu yang menggunakan pupuk organik cair dengan pihak swasta/pengusaha sehingga dapat menjalin kerjasama dalam menangkap peluang pasar, selain itu pemerintah juga diharapkan dapat mengikut sertakan dalam kegiatan pameran-pameran dagang baik di daerah maupun diluar daerah dan mempromosikan produk bawang merah varietas lembah palu yang diproduksi dalam pengembangannya sudah mengarah ke organik. b. Pihak perbankan diharapkan dapat memberikan bantuan dan dukungan

berupa modal usaha dengan bunga rendah dan tanpa anggunan serta mempermudah dalam proses peminjaman yang dapat dijangkau oleh petani bawang merah varietas lembah palu dalam mengembangkan usahanya. 4. Meningkatkan SDM melalui pelatihan dan penyuluhan tentang teknologi pertanian

organik dan penggunaan benih unggul, kegiatan yang dilaksanakan meliputi : a. Workshop atau pelatihan teknis tentang teknologi pertanian organik dan

penggunaan benih unggul.

b. Magang atau studi banding ke daerah sentra pengembangan bawang merah

yang telah menggunakan teknologi pertanian organik.

AnalisisQuantitive Strategic Planning Matrix (QSPM)

Quantitive Strategic Planning Matrix (QSPM) adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dibangun pada tahap pencocokan (Richard et al. 2012).

Berdasarkan hasil analisis QSPM bahwa prioritas program terpilih dari strategi W-O dengan Total Attractiveness Score (TAS) sebesar 5.558 terdiri dari beberapa program. Program pertama adalah mengupayakan bantuan pembiayaan usahatani bawang merah varietas lembah palu melalui pemerintah dengan total nilai TAS sebesar 5.146. Program kedua adalah memanfaatkan bantuan benih unggul dari pemerintah dengan total nilai TAS sebesar 5.399.

Program ketiga yaitu melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk memperoleh pasar bawang merah varietas lembah palu dengan total nilai TAS sebesar 5.502, dan program keempat adalah meningkatkan SDM melalui pelatihan dan penyuluhan tentang teknologi pertanian organik dan penggunaan benih unggul dengan nilai total TAS 5.558. Hal ini menunjukkan bahwa program terbaik untuk pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu di Desa Bulupountu Jaya adalah program ke-4 yaitu “Program Meningkatkan SDM

melalui pelatihan dan penyuluhan tentang teknologi pertanian organik dan penggunaan benih unggul untuk meningkatkan produksi dan pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu” dengan total nilai daya tarik

(TAS) sebesar 5.558.

Peluang program tersebut sangat besar karena proses pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu, mendapat dukungan pemerintah melalui bantuan biaya dan melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk memperoleh pasar serta peningkatan SDM melalui pelatihan dan penyuluhan.

PENUTUP

Pendapatan usahatani bawang merah varietas lembah palu di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Rata-rata pendapatan bersih dengan penguasaan lahan sekitar 0,34 ha sebesar Rp.21.746.480,24/satu musim tanam dan rata-rata pendapatan bersih dengan penguasaan lahan sekitar 1,00 ha sebesar Rp. 64.634.792,65/satu musim

(14)

tanam. Analisis kelayakan usahatani bawang merah varietas lembah palu pada penguasaan lahan sekitar 0,34 ha sebesar 2,66, dan penguasaan lahan sekitar 1,00 ha sebesar 2,66, nilai R/C >1, artinya usahatani bawang merah varietas lembah palu yang diusahakan oleh petani dapat dipertahankan dan dilanjutkan secara ekonomi sangat menguntungkan.

Hasil analisis SWOT strategi yang tepat dalam upaya pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu strategi W-O

(Weaknesses-Opportunities), dengan nilai skorse sebesar 3,48 berada pada kuadran III

mendukung strategi (turn around), karena petani dapat mengatasi kelemahan yang dimikili dan berpelunag untuk mendapatkan keuntungan dengan program (i) mengupayakan sumber pembiayaan melalui pemerintah. (ii) memanfaatkan bantuan benih unggul (iii) melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk memperoleh pasar bawang merah varietas lembah palu, dan (iv) meningkatkan SDM melalui pelatihan dan penyuluhan tentang teknologi pertanian organik.

Hasil analisis QSPM diperoleh strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) yang terbaik yaitu meningkatkan SDM melalui pelatihan dan penyuluhan tentang teknologi pertanian organik dan penggunaan benih unggul untuk meningkatkan produksi dan pengembangan usahatani dengan total nilai daya tarik (TAS) sebesar 5.558. Rekomendasi yang disarankan dan di harapkan pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan agar lebih tepat mengenai sasaran dan meningkatkan SDM (petani) melalui pelatihan, sekolah lapang atau workshop tentang pembuatan biopestisida dan herbisida organik dalam pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sigi, 2014. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Varietas Lembah Palu di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013. Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan, Kabupaten Sigi.

Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2005. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah menurut Provinsi Tahun 2000-2004. Departemen Pertanian, Jakarta.

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2008. Buku Panduan Penerapan GAP Sayuran dan SPO Budidaya Bawang Merah. Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian.

Maskar dan Rahardjo, Y.P. 2008. Budidaya bawang merah lokal palu. petunjuk teknis teknologi pendukung pengembangan agribisnis di desa P4MI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah, Palu.

Moehar, D, 2005. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta. Nasir, M., 1999. Metode Penelitian. Graha Indonesia, Jakarta.

Nur R. Khoiriyah, Aminah H.M. Ariyani, dan Elys Fauziyah. 2012. Strategi Pengembangan Agroindustri Kerupuk Terasi (Studi Kasus Di Desa Plosobuden, Deket, Lamongan). Agriekonomika 1(2): 135-148

(15)

Pasandaran, E dan P.U. Hadi., 1994. Prospek komoditas hortikultura di indonesia dalam kerangka pembangunan ekonomi. Prosiding Rapat Kerja Penyusunan Prioritas dan Desain Penelitian Hortikultura. Puslitbanghor.

Badan Litbang Pertanian, Jakarta: Hal 65-79

Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Richard. A.de FRETES, Purnomo.B. Santoso, Rudy Soenoko, Murty Astuti. 2012. Strategi Perencanaan dan Pengembangan Industri Pariwisata dengan Menggunakan Metode Swot dan QSPM (Studi Kasus Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon). Jurnal Rekayasa Mesin 4(2): 109-118 Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi (Dengan Pokok Bahasan Analisis

Fungsi Cobb‒Douglas). PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Umar. H. 1999. Riset Strategi Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(16)

Lampiran 1. Matriks hasil analisis SWOT dalam rangka perumusan asumsi-asumsi strategis pada usahatani bawang merah varietas lembah palu di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi

Kekuatan (S)

1. Telah melaksanakan usahatani bawang merah varietas lembah palu dengan menggunakan pupuk organik cair.

2. Pengalaman berusahatani tinggi. gotong royong kuat.

3. Kemampuan petani membuat biopestisida.

4. Ketersediaan bahan baku untuk pembuatan pupuk organik cair dan biopestisida

Kelemahan (W)

1. Keterbatasan akses modal usahatani.

2. Tingkat pendidikan petani umumnya masih tergolong rendah.

3. Petani tidak menggunakan benih unggul.

4. Sulit mengakses informasi pasar. 5. Posisi tawar petani sangat

rendah

Peluang (O)

1. Iklim dan Lahan yang Mendukung 2. Adanya Dukungan dari Pemerintah 3. Permintaan Pasar Cukup Tinggi 4. Tersedia Benih Bermutu 5. Adanya Pelatihan dan Penyuluhan pada Petani Strategi SO

1. Memanfaatkan iklim dan lahan dalam pengembangan usahatani bawang merah varietas Lembah Palu dengan menggunakan pupuk organik cair (S1,O1)

2. Memanfaatkan bahan baku yang tersedia untuk pembuatan pupuk organik cair dan biopestisida melalui pelatihan dan penyuluhan pada petani (S4, O5)

3. Meningkatkan produksi usahatani bawang merah varietas Lembah Palu dengan memanfaatkan pasar yang cukup tinggi (S1, O3)

Strategi WO

1. Mengupayakan sumber pembiayaan usahatani bawang merah varietas lembah palu melalui pemerintah (W1,O2) 2. Memanfaatkan bantuan benih

unggul dari pemerintah (W3, O2) 3. Melakukan kerjasama dengan

pemerintah dan dinas terkait untuk memperoleh pasar bawang merah varietas lembah palu (W4, O3)

4. Meningkatkan SDM melalui pelatihan dan penyuluhan tentang teknologi pertanian organik dan penggunaan benih unggul (W2, O5, W3) Ancaman (T) 1. Pengairan Terbatas 2. SeranganHama Penyakit 3. Herbisida Organik belum tersedia 4. Harga Benih Bermutu Mahal 5. Kemitraan dengan Swasta Belum Terbangun Strategi ST

1. Mengupayakan pengairan yang baik dan aman dengan kegotong-royongan petani untuk meningkatkan produksi bawang merah varietas lembah palu (S3, T1, S1)

2. Mengoptimalkan penggunaan pupuk organik cair dan biopestisida untuk mengendalikan serangan hama penyakit (S1, T2)

3. Menjalin Kerjasama antara swasta

dan petani bawang merah untuk meningkatkan produksi bawang merah varietas lembah palu (S1, T5)

Strategi WT

1. Mengupayakan bantuan pembiayaan usahatani dari pemerintah untuk menekan harga benih bermutu yang mahal (W1, T4)

2. Memanfaatkan segmen pasar yang ada secara optimal (W4, T5)

3. Meningkatkan peran serta petani

dalam penyuluhan dan pelatihan yang menyangkut masalah teknis budidaya bawang merah varietas lembah palu dan pertanian organik (W3, T4)

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

IFAS E F A S F F

(17)

PEDOMAN PENULISAN

AGRIEKONOMIKA

JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

ISSN 2301-9948

e ISSN 2407-6260

KETENTUAN UMUM:

1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan format yang ditentukan.

2. Penulis mengirim naskah ke alamat email agriekonomika@gmail.com.

3. Artikel yang dikirim harus dilampiri: a) surat pernyataan yang menyatakan bahwa artikel tersebut belum pernah diterbitkan atau tidak sedang diterbitkan di jurnal lain, yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh penulis. b) biodata tentang jenjang pendidikan, alamat, nomor telepon, atau e-mail penulis dengan jelas.

4. Keputusan pemuatan ataupun penolakan akan diberitahukan secara tertulis melalui email.

FORMAT PENULISAN:

1.

Artikel ditulis pada kertas A4, atas 4 cm bawah 3 cm samping kiri 4 cm samping kanan 3 cm, spasi tunggal, Arial ukuran 11 Kecuali Judul Arial Ukuran 12 dengan panjang halaman 10-15 halaman.

2.

Sistematika penulisan:

 SISTEMATIKA ARTIKEL HASIL PENELITIAN:

JUDUL BAHASA INDONESIA:

Ditulis dengan Bahasa Indonesia secara ringkas dan lugas huruf capital bold arial font 12, maksimal 12 kata, hindari menggunakan kata “analisis”, “pengaruh”, “studi”.

NAMA PENULIS:

ditulis tanpa gelar dan diberi nomor jika penulis lebih dari satu dan berbeda institusi

NAMA INSTITUSI:

ditulis lengkap

ALAMAT SURAT ELEKTRONIK:

ditulis lengkap

ABSTRAK:

Ditulis dalam bahasa Indonesia satu paragraph dengan bahasa inggris 125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya temuan. Format 1 spasi arial 11 italic

JUDUL BAHASA INGGRIS:

(18)

ABSTRACT:

Ditulis dalam bahasa inggris dalam satu paragraph dengan bahasa inggris 125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya temuan. Format 1 spasi arial 11 italic

PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka dan tujuan penelitian yang dimasukkan dalam paragraph-paragraf bukan dalam bentuk sub bab.

METODE PENELITIAN

Sub bab

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sub bab

PENUTUP

Berisi simpulan dan saran (jika diperlukan) yang dibentuk dalam paragraph.

UCAPAN TERIMA KASIH

Jika diperlukan ditujukan pada peyandang dana dan pihak lain yang membantu terselesaikannya penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk yang sedapat mungkin diterbitkan 10 tahun terakhir dan diutamakan jurnal ilmiah (30-40 persen)  SISTEMATIKA ARTIKEL HASIL PEMIKIRAN/ REVIEW:

JUDUL BAHASA INDONESIA:

Ditulis dengan Bahasa Indonesia secara ringkas dan lugas huruf capital bold arial font 12, maksimal 12 kata, hindari menggunakan kata “analisis”, “pengaruh”, “studi”.

NAMA PENULIS:

ditulis tanpa gelar da diberi nomor jika penulis lebih dari satu berbeda institusi

NAMA INSTITUSI:

ditulis lengkap

ALAMAT SURAT ELEKTRONIK:

ditulis lengkap

ABSTRAK:

Ditulis dalam bahasa Indonesia satu paragraph dengan bahasa inggris 125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya temuan. Format 1 spasi arial 11 italic

(19)

JUDUL BAHASA INGGRIS:

Judul dalam bahasa Inggris, huruf capital arial font 11 non bold.

ABSTRACT:

Ditulis dalam dalam satu paragraph dengan bahasa inggris 125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya temuan.

PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka dan tujuan penelitian yang dimasukkan dalam paragraph-paragraf bukan dalam bentuk sub bab.

METODE PENELITIAN

Sub bab

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sub bab

PENUTUP

Berisi simpulan dan saran (jika diperlukan) yang dibentuk dalam paragraph.

UCAPAN TERIMA KASIH

Jika diperlukan ditujukan pada peyandang dana dan pihak lain yang membantu terselesaikannya penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk yang sedapat mungkin diterbitkan 10 tahun terakhir dan diutamakan jurnal ilmiah (30-40 persen)

3.

Penulisan penomoran yang berupa kalimat pendek diintegrasikan dengan paragraf, contoh: Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui tingkat risiko usaha garam, (2) mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi risiko.

4.

Tabel dan gambar dapat dimasukkan dalam naskah atau pada lampiran sesudah naskah harus diberi nomor urut.

a. Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar.

b. Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau gambar.

c. Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis bagian paling bawah tabel sedangkan untuk garis-garis vertikal pemisah kolom tidak dimunculkan.

d. Tabel atau gambar bisa diedit dan dalam warna hitam putih yang representatif.

(20)

Contoh penyajian tabel:

Tabel 2

Deskripsi Penguasaan Lahan Pegaraman

Kategori Luas Lahan (Ha) Jumlah Persentase (%)

< 2 35 70

2,1 - 3 11 22

> 3,1 4 8

Jumlah 50 100

Rata-rata Luas lahan petani garam 2,04 Ha

Standar deviasi 0,95 Ha

Sumber: Data Primer Diolah, 2011 Contoh penyajian gambar:

Sumber: Debertin, 1986

Gambar 1

Perilaku Menerima Risiko

5.

Cara penulisan rumus, Persamaan-persamaan yang digunakan disusun pada baris terpisah dan diberi nomor secara berurutan dalam parentheses (justify) dan diletakkan pada margin kanan sejajar dengan baris tersebut. Contoh:

wt = f (yt , kt , wt-1) (1)

6.

Keterangan Rumus ditulis dalam satu paragraf tanpa menggunakan simbol sama dengan (=), masing-masing keterangan notasi rumus dipisahkan dengan koma.

Contoh:

dimana w adalah upah nominal, yt adalah produktivitas pekerja, kt adalah intensitas modal, wt-1 adalah tingkat upah periode sebelumnya.

7.

Penulisan rumus menggunakan menu “Equation”

8.

Perujukan sumber acuan di dalam teks (body text) dengan menggunakan nama akhir dan tahun. Kemudian bila merujuk pada halaman tertentu, penyebutan halaman setelah penyebutan tahun dengan dipisah titik dua. Untuk karya terjemahan dilakukan dengan cara menyebutkan nama pengarang aslinya.

Contoh:

• Hair (2007) berpendapat bahwa…

• Ellys dan Widodo (2008) menunjukkan adanya …. • Ihsannudin dkk (2007) berkesimpulan bahwa….

I3 I2 I1 U3 U2 U1 Utilitas Pendapatan

(21)

9.

Penulisan Daftar Pustaka: a. Pustaka Primer (Jurnal)

Nama belakang, nama depan, inisial (kalau ada), tahun penerbitan, judul artikel, nama dan nomor jurnal (cetak miring), halaman jurnal, contoh: Happy, S. dan Munawar. 2005. The Role of Farmer in Indonesia. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Indonesia 2(1): 159-173.

b. Buku Teks

Nama belakang, nama depan, inisial (kalau ada), tahun penerbitan, judul buku (cetak miring), edisi buku, kota penerbit, dan nama penerbit. Contoh: Wiley, J. 2006. Corporate Finance.. Mc. GrowHill Los Angeles.

c. Prosiding

Nama belakang, nama depan, tahun penerbitan, judul artikel, nama prosiding (cetak miring), penerbit (cetak miring), halaman, contoh:

Rizal, Taufik. 2012. Pengaruh Bank Syariah Terhadap Produksi Jagung di Madura. Prosiding Seminar Nasional Kedaulatan Pangan Bangkalan Surabaya: 119-159.

d. Skripsi/Tesis/Disertasi

Nama belakang, nama depan, tahun, judul Skripsi/Thesis/Disertasi, sumber (cetak miring), nama penerbit, kota penerbit. Contoh:

Subari, Slamet. 2008. Analisis Alokasi lahan mangrove Kabupaten Sidoarjo. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

e. Internet

Nama belakang, nama depan, tahun, judul, alamat e-mail (cetak miring), tanggal akses. Contoh:

Zuhriyah, Amanatuz. 2011. Produktivitas Susu Peternak Rakyat.

http://agribisnis.trunojoyo.ac.id. Diakses tanggal 27 Januari 2012.

METODE REVIEW

Artikel yang dinyatakan lolos dari screening awal akan dikirim kepada Mitra Bestari (blind review) untuk ditelaah kelayakan terbit. Adapun hasil dari blind

review adalah:

1. Artikel dapat dipublikasi tanpa revisi.

2. Artikel dapat dipublikasi dengan perbaikan format dan bahasa yang dilakukan oleh penyunting. Perbaikan cukup dilakukan pada proses penyuntingan.

3. Artikel dapat dipublikasi, tetapi penulis harus memperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan saran penyunting.

Gambar

Diagram analisis SWOT strategi pengembangan usahatani bawang merah varietas lembah palu di Desa Bulupountu Jaya

Referensi

Dokumen terkait

Paling ideal atau sebaiknya, tunggu price retrace sampai betul2 pada garis 1st Retest (touch 1st Retest) atau sedekat mungkin, baru kita Enter Post. Setkan SL beberapa pips di

Realisasi dari proses modernisasi, secara institusional, dalam sejarah perkembangan pendidikan Islam terjadinya perubahan pada lembaga pendidikan Islam tradisional (sepert

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Variabel pendapatan asli daerah berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

Pada tanggal 1 Januari 2009 sampai dengan tanggal 23 Januari 2009, Perusahaan melakukan pembelian kembali saham (buy back) atas saham-saham yang dimiliki oleh masyarakat

Memperhatikan Peraturan OJK tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, maka akan diusulkan pelimpahan wewenang oleh Rapat kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan

Penambahan konsentrasi tepung sagu dalam yoghurt memberikan perbedaan terhadap hasil rata-rata total padatan es krim yoghurt karena tepung sagu merupakan karbohidrat yang

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta tahun 2011, beberapa permasalahan kesehatan khususnya gizi yang terjadi di Kota Yogyakarta yaitu balita BGM yang

Rekomendasi umum terhadap penetapan peraturan dan standar cemaran mikroba di Indonesia adalah (1) menetapkan tujuan standar cemaran mikrobiologi, (2) mengelompokkan