• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SUTRADARA HANUM SALSABIELA RAIS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA SUTRADARA HANUM SALSABIELA RAIS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA"

Copied!
213
0
0

Teks penuh

(1)

i

DI KELAS XI SMA

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Endah Ayu Puspita Arum NIM 132110052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Endah Ayu Puspita Arum; NIM : 132110052;

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;

menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, 25 Agustus 2017 Yang membuat pernyataan,

(5)

v

“Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran dan mereka tidak dianiaya (QS. Al- Mu’minun 62)”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta, beliau adalah Bapak Deddy Yulihantoro dan Ibu Heni Andriyani. Mereka adalah kedua orang tua yang selalu memberikan nasihat dan doa restunya.

Hadiah untuk adik-adikku: Bagus Bayu Pamukas dan Ajeng Dian Gayatri, sahabat-sahabatku: Zulaekhah, Khikmah, Iin, dan Aftika, dan teman-teman seperjuangan kelas 8 B angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa dalam keadaan apapun.

(6)

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Tindak Tutur Direktif pada Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penulis menyadari tanpa bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo Drs. H. Supriyono, M.Pd. yang telah memberikan kesempatan belajar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Purworejo;

2. Ketua Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yuli Widiyono, M.Pd. yang telah memberikan segala bantuan demi kelancaran perkuliahan dan penelitian;

3. Drs. H. Bagiya, M.Hum. Ketua Program Studi Pendidikan dan Bahasa Sastra Indonesia juga selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dan meluangakan wakunya untuk membimbing tanpa kenal lelah;

(7)

vii

5. Dosen PBSI yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat baik bagi penulis dan dunia pendidikan;

6. Berbagai pihak yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Mudah-mudahan segala amal baik dari berbagai pihak memperoleh balasan yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun, pembaca, dan bagi pendidik di Sekolah Menengah Atas.

Purworejo, 25 Agustus 2017

Penulis

(8)

viii

ABSTRAK

Arum, Endah Ayu Puspita. 2017. “Analisis Tindak Tutur Direktif pada Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1)bentuk tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais; (2)fungsi tindak tutur direktif yang digunakan pada tokoh film Bulan Terbelah Di Langit Amerika; dan (3) skenario pembelajaran menyimak pada siswa kelas XI di SMA.

Objek penelitian ini adalah tuturan pada tokoh film Bulan Terbelah Di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais, dengan fokus penelitian tindak tutur direktif dalam film Bulan Terbelah Di Langit Amerika yang terdiri dari jenis dan fungsi tindak tutur direktif dan skenario pembelajarannya di kelas XI SMA. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak. Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode padan. Teknik penyajian data yang digunakan adalah teknik analisis informal.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan (1) jenis tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais sutradara Hanum Salsabiela Rais terdiri dari: (a) jenis permintaan, (b) jenis pertanyaan, (c) jenis perintah, (d) jenis larangan, (e) jenis pemberian izin, dan (f) jenis nasihat; (2) fungsi tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais terdiri dari: (a) fungsi tindak tutur direktif permintaan meliputi fungsi meminta, fungsi memohon, fungsi berdoa, fungsi menekan, dan fungsi mengajak, (b) fungsi tindak tutur pertanyaan meliputi fungsi betanya dan menginterogasi,(c) fungsi tindak tutur perintah dengan fungsi menyuruh, (d) jenis tindak tutur direktif larangan dengan antara lain fungsi melarang dan fungsi membatasi, (e) jenis tindak tutur direktif pemberian izin dengan fungsi memaafkan, dan (f) tindak tutur direktif nasihat meliputi fungsi nasihat dan fungsi memperingatkan (3) skenario pembelajaran keterampilan menyimak dengan media film Bulan Terbelah Di Langit Amerika di kelas XI SMA menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Langkah-langkah pembelajarannya:(a) pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (b) pendidik menyediakan film Bulan Terbelah Di Langit Amerika, (c) pendidik membimbing mengumpulkan informasi yang relevan, (d) peserta didik mempresentasikan hasil temuannya, (e) pendidik membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap penemuan peserta didik.

(9)

ix

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah ... 7 C. Identifikasi Masalah ... 7 D. Pembatasan Masalah ... 7 E. Rumusan Masalah ... 8 F. Tujuan Penelitian ... 8 G. Manfaat Penelitian ... 9 H. Sistematika Skripsi ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS ... 12

A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Kajian Buku ... 12

2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 13

B. Kajian Teoretis ... 17

1. Pragmatik ... 17

2. Tindak Tutur ... 18

3. Jenis-jenis Tindak Tutur ... 19

4. Tindak Tutur Direktif ... 21

5. Skenario Pembelajaran ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Desain Penelitian ... 38

B. Sumber data ... 38

C. Objek Penelitian ... 39

D. Fokus Penelitian ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 40

G. Teknik Analisis Data ... 41

(10)

x

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA ... 43

A. Penyajian Data ... 43 B. Pembahasan Data ... 75 BAB V PENUTUP ... 116 A. Simpulan ... 116 B. Saran ... 117 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

xi Lampiran 2 Silabus

Lampiran 3 RPP

Lampiran 4 Skenario Film

Lampiran 5 Surat Keputusan Dosen Pembimbing Skripsi Lampiran 6 Pengajuan Judul dan Pembimbing Skripsi Lampiran 7 Kartu Bimbingan Skripsi

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I ini berisi pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari beberapa subbab di antaranya latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan sebuah kunci utama dalam hal berkomunikasi yang dimiliki dan digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan sesama di sekitar lingkungan hidupnya. Bahasa diciptakan sebagai alat komunikasi universal yang diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia untuk melakukan suatu interaksi sosial dengan manusia lainnya. Bahasa yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya adalah melalui sebuah tuturan.

Komunikasi bukan hanya sekadar penyampaian bahasa melalui kata-kata melainkan selalu disertai dengan perilaku atau tindakan. Tindakan manusia ketika mengucapkan tuturan atau ujaran ini disebut dengan tindak tutur. Tindak tutur merupakan perwujudan dari fungsi bahasa. Di balik suatu tuturan terdapat fungsi bahasa yang tercermin dalam maksud dari tuturan tersebut.

(13)

Pragmatik merupakan ilmu yang yang mempelajari bahasa untuk mengungkapkan suatu maksud dari sebuah tuturan. Analisis pragmatik berupaya menemukan maksud penutur, baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Analisis ini mempertimbangkan konteks tuturan yang harus dipahami oleh penutur dan mitra tutur. Situasi tutur adalah situasi atau keadaan yang melahirkan sebuah tuturan.

Tindak tutur adalah hal penting di dalam kajian pragmatik (Rustono, 1999: 31). Konteks merupakan sesuatu yang menjadi sarana pemerjelas suatu maksud. Seseorang akan dapat memahami tujuan tuturan yang sedang berlangsung, dengan memahami konteks. Apabila seseorang memberikan penafsiran ataupun terjemahan terhadap kalimat atau ujaran tanpa melihat konteksnya maka seseorang itu diragukan untuk dapat menangkap informasi yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh penutur.

Tindak tutur memusatkan perhatian pada cara penggunaan bahasa dalam mengomunikasikan maksud dan tujuan penutur. Makna yang dikomunikasikan tidak hanya dapat dipahami berdasarkan bahasa dalam bertutur, tetapi juga ditentukan oleh aspek komprehensif, termasuk aspek situasional komunikasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur sebagai suatu tindakan yang ditampilkan melalui ujaran dalam suatu proses komunikasi yang dipengaruhi oleh situasi atau konteks dalam berbicara.

Menurut Searle, tindak tutur dikategorikan menjadi lima jenis yaitu tindak tutur representatif, direktif, ekspresif, komisif dan deklarasi. Dari kelima kategori tindak tutur tersebut, penulis ingin menganalisis salah satu

(14)

3

jenis tindak tutur yaitu tindak tutur direktif. Menurut Searle kategori tindak tutur direktif yaitu memesan, memerintah, memohon, meminta, menyarankan, menganjurkan, menasihatkan (Tarigan, 2015: 43). Tindak tutur direktif merupakan bentuk tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan tindakan. Penutur dalam menyampaikan tuturannya memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Film suatu bentuk situasi artifisial yang kemunculannya diinspirasi dari kehidupan sosial yang berkembang pada masanya. Film banyak memberi gambaran tentang refleksi dunia nyata. Sebuah film terdapat adegan yang memuat dialog, karakter, tokoh, dan konteks yang memuat unsur pragmatik seperti tindak tutur, prinsip kesopanan, prinsip kerjasama, implikatur, dan efek perlokusi.

Pengertian film dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah lakon (cerita) gambar hidup, artinya film dimainkan dengan adegan-adegan, setting tempat, dan topik pembicaran tertentu. Dengan adanya adegan-adengan, setting tempat, dan topik pembicaran tertentu yang merupakan bagian dari konteks tuturan dapat berperan penting dalam membantu memahami maksud sebuah tuturan.

Film bukan lagi sebuah hasil pencipataan karya seni kaum bangsawan atau hiburan bernilai mahal yang hanya mampu dinikmati kalangan atas, melainkan film merupakan hasil karya untuk masyarakat karena adanya berwujud seni (Rahma, 2014: 13). Film merupakan alat komunikasi massa yang paling dinamis dewasa ini. Apa yang terpandang oleh mata dan

(15)

terdengar oleh telinga, masih lebih cepat dan mudah ditangkap akal daripada apa yang hanya dapat dibaca yang memerlukan lagi pengkhayalan untuk menangkapnya. Film yang baik tidak memberikan hiburan semata tetapi mampu memberikan nilai moral, sarana informasi, pendidikan, dan pengekspresian seni. Film juga mampu menjadi jembatan pesan maupun solusi atas tema-tema yang berkembang di masyarakat baik sejarah, ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

Hal inilah yang menjadikan film dapat dijadikan sebagai media penyampaian pesan yang efekif dan layak untuk dikaji lebih jauh pada kajian tindak tutur. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tuturan yang terjadi pada komunikasi di dalam film karena di dalamnya banyak terdapat tuturan direktif yang menarik untuk diteliti lebih dalam. Dengan adanya beragam tuturan direktif yang ada pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais ini, menjadikan peluang bagi peneliti untuk menganalisisnya.

Keistimewaan film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais diterbitkan oleh Maxima Picture menyampaikan pesan religius yang dikemas secara rapi pada ceritanya. Film ini memberikan banyak inspirasi kepada penonton terutama penonton muslim. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika dikemas ke dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sehingga penonton dari luar negeri juga dapat memahami film tersebut. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika sudah dikunjungi 58.000 kali tayang. Film ini memberikan pemahaman mengenai Islam di negara minoritas.

(16)

5

Pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat banyak sekali tuturan pragmatik terdapat banyak tuturan secara pragmatik yang menjadikan film tersebut layak sebagai objek penelitian. Penonton harus mengerti konteks yang sedang terjadi agar penonton tahu tujuan pembicaraan tokoh yang menjadi lawan tutur. Berikut disajikan salah satu kutipan tindak tutur direktif dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”, saat Azima menyuruh Abe untuk memberikan hadiah kepada Sarah putrinya.

“Abe, katanya kamu punya sesuatu untuk Sarah?” (Bulan Terbelah di Langit Amerika: 00:01:18)

Konteks:

Dialog di atas dituturkan Azima kepada Abe, untuk memberikan hadiah kepada Sarah. Abe adalah ayah Sarah. Abe tentu saja sudah menyiapakan hadiah untuk diberikan kepada Sarah.

Alasan penulis memilih film Bulan Terbelah di Langit Amerika sebagai bahan ajar pada pembelajaran menyimak di kelas XI SMA yaitu: 1. film Bulan Terbelah di Langit Amerika merupakan film yang bertemakan

religius dan memiliki pesan moral baik untuk remaja dan orang dewasa. 2. belum ada penelitian tentang film Bulan Terbelah di Langit Amerilka yang

diteliti oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo sebagai materi pembelajaran menyimak.

3. pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat banyak tuturan yang memiliki nilai pragmatis yang patut untuk dikaji.

(17)

Terkait dengan pembelajaran teks film, tindak tutur mempunyai peluang banyak terdapat dalam film, khususnya tuturan direktif yang terdapat pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais. Oleh sebab itu, film memiliki relevansi untuk dijadikan bahan pembelajaran pemahaman isi teks film atau drama khususnya kelas XI SMA. Diharapkan hasil kajian dari tindak tutur direktif yang terdapat film Bulan Terbelah di Langit Amerika ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pertimbangan untuk bahan pembelajaran di SMA. Pemilihan bahan pembelajaran yang tepat dapat memengaruhi kualitas keberhasilan belajar peserta didik karena peserta didik cenderung jenuh dalam mengikuti pembelajaran jika hanya sekadar menyimak informasi yang disampaikan oleh pendidik dengan tuturan langsung di depan kelas atau dengan rekaman kemudian peserta didik menyimpulkan maksud isi informasi tersebut dan mengomentarinya secara langsung.

Media film Bulan Terbelah di Langit Amerika merupakan media berbasis audio visual yang diharapkan mampu memotivasi serta minat peserta didik untuk belajar lebih giat lagi Sastra Indonesia. Media film diharapkan dapat menimbulkan gairah peserta didik dalam mamahami makna atau maksud isi film karena peserta didik cenderung lebih suka dengan media baru yang menarik perhatian. Selain itu, media film juga diharapkan mampu melatih peserta didik dalam berimajinasi mengenai isi dari film yang kemudian diekspresikan kembali oleh peserta didik dalam analisis tindak tutur direktif kaitannya dengan pembelajaran menyimak.

(18)

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan hal-hal yang relevansi dengan penelitian ini, yakni:

1. pragmatik mengkaji makna yang berhubungan dengan situasi-situasi ujar yang di dalamnya terdapat suatu peristiwa tutur. Tindak tutur direktif merupakan tindak yang dilakukan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan pada tuturan tersebut.

2. keberhasilan pembelajaran bahasa dipengaruhi oleh faktor penggunaan media atau bahan pembelajaran. Penggunaan media film diharapkan dapat menarik minat peserta didik terhadap pembelajaran bahasa;

3. film yang dipilih sebagai bahan pembelajaran bahasa tersebut adalah film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais karena film ini banyak terdapat tindak tutur direktif yang sangat tepat digunakan sebagai bahan pembelajaran menyimak.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pembatasan yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tindak tutur direktif yang digunakan tokoh-tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika yang bernama Hanum, Rangga, Stefan, Azima, dan Jasmine. Tokoh-tokoh lainnya tidak dianalisis.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dan identifikasi masalah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut.

(19)

1. Apa saja bentuk tindak tutur direktif yang digunakan tokoh film Bulan Terbelah di Langit Amerika?

2. Bagaimana fungsi tindak tutur direktif yang digunakan tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika?

3. Bagaimanakah skenario pembelajaran film Bulan Terbelah di Langit Amerika dengan pembelajaran keterampilan menyimak di kelas XI SMA? E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif yang digunakan dalam tokoh film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais; 2. mendeskripsikan fungsi tindak tutur direktif yang digunakan tokoh dalam

film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais; 3. mendeskripsikan skenario pembelajaran film Bulan Terbelah di Langit

Amerika pada siswa kelas XI SMA. F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembang-kan ilmu bahasa khususnya pragmatik bahasa Indonesia. Selain itu dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan kepada pembaca mengenai

(20)

9

tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais.

2. Secara Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini memiliki maanfaat sebagai berikut:

a. bagi calon pendidik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan memperoleh metode yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran film sesuai dengan kurikulum. b. bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam

memahami pembelajaran menyimak.

c. untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang ilmu pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. G. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, perlu ditegaskan kembali istilah-istilah yang digunakan dalam judul tersebut. Berikut ini dipaparkan pengertian istilah-istilah yang ada di dalam judul.

1. Tindak Tutur Direktif

Tindak tutur direktif merupakan bentuk tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan tindakan. Penutur dalam menyampaikan tuturannya mempunyai tuturannya mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Jadi, dapat

(21)

disimpulkan bahwa tindak tutur direktif adalah tindak tutur melakukan yang diucapkan penutur.

2. Skenario Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kejadian, peristiwa, kondisi dsb yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi peserta didik agar proses belajarnya berlangsung dengan mudah (Mulyono, 2011: 7). Skenario adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urutan-urutan kejadian yang disusun dalam konteks dramatik. Skenario pembelajaran adalah skenari yang dibuat sengaja oleh seorang guru dalam proses komunikasi-interaktif dengan siswa menggunakan sumber belajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Jadi, maksud judul skripsi “Analisis Tindak Tutur Direktif pada Film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais dan Skenario Pembelajaran di Kelas XI SMA adalah penelitian terhadap tindak tutur direktif yang digunakan pada tokoh dan penerapannya dalam pembelajaran di kelas XI SMA.

H. Sistematika Skripsi

Sistematika penulisan skripsi sangat penting dalam menyusun penulisan laporan penelitian sekaligus pembahasan yang dibahas penelitian dalam. Penulis menyusun skripsi yang terdiri dari lima bab.

(22)

11

Pada bagian awal berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, prakata, moto dan persembahan, dan abstrak.

Bab I berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab II berisi tentang tinjauan pustaka dan kajian teoritis. Tinjauan pustaka menguraikan beberapa kajian buku yang digunakan dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang menyoroti tindak tutur direktif yang dilakukan oleh Fetri (2014), Nur (2012), Kurniasari (2012) dan Ardianto (2013). Kajian teoretis menguraiakan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini.

Bab III berisi tentang metodologi penelitian. Metodologi penelitian memuat desain penelitian, sumber data, objek penelitian, fokus penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, teknik penyajian hasil analisis data.

Bab IV berisi penyajian data dan pembahasan data. Penyajian data dan pembahasan data meliputi penyajian dari analisis data yang difokuskan pada aspek tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais dan skenario pembelajarannya di SMA.

Bab V berisi penutup. Penutup berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan hasil pembahasan. Saran berisi usulan penulis terhadap pembaca, khususnya pihak yang diharapkan dapat memanfaatkan temuan penelitian ini. Untuk melengkapi ditambahkan daftar pustaka.

(23)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Dalam bab II ini menguraikan tinjauna pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka berisi kajian buku yang digunakan dan hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis sedangkan kajian teroretis yang terdiri dari pragmatik, tindak tutur, kategori tindak tutur ilokusi, tindak tutur direktif dan skenario pembelajaran di SMA.

A. Tinjauan Pustaka

1. Beberapa Kajian Buku

Beberapa kajian buku ada, diantaranya yaitu buku yang berjudul Pengajaran Pragmatik (Tarigan, 2015) membahas tentang (1) hakikat dan fungsi bahasa, (2) tata bahasa dan pragmatik, (3) pragmatik dan tindak ujar, (4) ungkapan kebijaksanaan, (5) retorika antarpribadi, (6) lokusi, ilokusi, perlokusi, (7) aneka tindak komunikatif.

Pokok-Pokok Pragmatik (Rustono, 1999) membahas tentang (1) definisi pragamatik, (2) konteks dan situasi tutur, (3) tindak tutur dan jenis-jenisnya, (4) prinsip percakapan, (5) implikatur percakapan.

Selain buku-buku yang membahas tentang pragmatik, ada juga buku Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Sudaryanto, 2015) yang membahas tentang (1) metode padan dan metode agih, (2) teknik-teknik metode padan, (3) teknik-teknik metode agih, (4) teknik lesap, (5) teknik

(24)

13

ganti, (6) teknik perluas, (7) teknik sisip, (8) teknik balik, (9) teknik ubah ujud I: yang Parafrasal, (10) teknik ubah ujud II: yang non parafrasal, (11) teknik ulang, (12) teknik analisis yang lain.

2. Beberapa Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang membahas tentang tindak tutur telah banyak dilakukan oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Beberapa hasil penelitian yang relevan berhubungan dengan tindak tutur adalah milik Nur (2016), Kurniasari (2012), Fetri (2014) dan Ardianto (2013).

Dalam skripsinya yang berjudul “Tindak Tutur Direktif pada Dialog Film Cinta Suci Zahrana Sutradara Chaerul Umam, Relevansinya sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Menyimak dan Berbicara, dan Skenario Pembelajarannya Pada Siswa XI SMA”. Dalam penelitiannya, Nur menemukan 6 jenis dan fungsi tindak tutur direktif pada film Cinta Suci Zahrana Sutradara Chaerul Umam terdiri dari: (1) jenis permintaan antara lain: fungsi mengajak, fungsi meminta, fungsi memohon, fungsi berdoa, fungsi menekan, dan fungsi mengajak, (2) jenis pertanyaan antara lain: fungsi bertanya dan fungsi menginterogasi (3) jenis perintah antara lain: fungsi menghendaki, dan fungsi mengarahkan, (4) jenis larangan antara lain: fungsi melarang, dan fungsi membatasi, (5) jenis pemberian izin antara lain: fungsi menyetujui, fungsi membolehkan, dan fungsi menganugerahi, dan (6) jenis nasihat antara lain: fungsi menasehati, fungsi

(25)

menyarankan, dan fungsi mengkonseling. Dalam penelitiannya Nur, mengaitkannya sebagai bahan ajar pembelajaran menyimak dan berbicara.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Nur, dengan peneliti adalah sama-sama menganalisis tindak tutur direktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh Nur dan peneliti sama-sama menggunakan teknik simak. Metode yang digunakan untuk menganalisis data sama-sama menggunakan metode padan. Tidak hanya sama-sama menganalisis tindak tutur direktif, tetapi perbedaan penelitian Nur dengan peneliti terletak pada objek penelitian yang digunakan untuk menganalisis. Objek penelitian yang digunakan oleh Nur berupa dialog dalam film Cinta Suci Zahrana, sedangkan peneliti objek penelitiannya berupa tuturan tokoh-tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais dan skenario pembelajarannya.

Selain penelitian Nur, Kurniasari juga menulis skripsi tentang tindak tutur. Kurniasari menulis skripsi yang berjudul “Tindak Tutur Ilokusi Tokoh Aisha pada Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dan Relevansinya dengan Pembelajaran Keterampilan Menyimak dan Berbicara di SMA”. Dalam skripsinya, dibahas penggunaan tuturan langsung dan tidak langsung serta tindak tutur ilokusi tokoh Aisha berdasarkan kategori menurut Searle meliputi: (1) asertif (menyatakan, mengemukakan pendapat, melaporkan, mengusulkan, dan mengeluh), (2) direktif (memerintah, memohon, menutut, memberi

(26)

15

nasihat, meminta dan mengajak), (3) komisif (menjanjikan), dan (4) ekspresif (mengucapkan terima kasih, memuji, dan mengkritik).

Tindak tutur ilokusi yang ada pada tokoh Aisha dalam penelitian Kurniasari dihubungkan dengan pembelajaran keterampilan membaca dan menulis. Kurniasari hanya membahas tindak tutur ilokusi tokoh Aisha berdasarkan kategori Searle dan relevansinya dengan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari adalah sama-sama menganalisis tentang tindak tutur. Perbedaan penelitian Kurniasari dan peneliti terletak pada objek yang diteliti. Objek yang diteliti oleh Kurniasari hanya tuturan yang dimiliki oleh tokoh utama saja. Objek penelitian yang digunakan oleh Kurniasari adalah novel. Peneliti menggunakan tuturan antar tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika. Perbedaan lainya penelitian Kurniasari meneliti tindak tutur ilokusi yang ada pada tokoh utama dalam novel sedangkan peneliti meneliti tindak tutur direktif yang dituturkan pada tokoh-tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika.

Tidak hanya penelitian Nur dan Kurniasari yang membahas tentang tindak tutur. Fetri (2014) juga menulis skripsi tentang tindak tutur. Fetri menulis skripsi yang berjudul “Tindak Tutur Direktif Dalam Dialog Film Ketika Cinta Bertasbih Karya Chaerul Umam”. Dalam skrispsinya itu, ditemukan bentuk tindak tutur direktif perintah, permintaan, ajakan, nasihat, kritikan dan larangan.

(27)

Persamaan penelitian Fetri dengan peneliti adalah sama-sama menganalisis tindak tutur direktif. Data yang diperoleh Fetri dan peneliti sama-sama menggunakan metode simak dan teknik simak libat cakap. Walaupun sama-sama menggunakan teknik simak libat bebas tetapi peneliti tidak menggunakan teknik rekam. Perbedaan penelitian yang dilakukan Fetri dengan peneliti terletak pada objek penelitian. Objek yang digunakan oleh Fetri adalah dialog tokoh film Ketika Cinta Bertasbih karya Chaerul Umam. Penelitian ini objek penelitiannya berupa tuturan-tuturan tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais. Penelitian milik Fetri tidak dihubungkan dengan skenario pembelajaran sedangkan peneliti menghubungkannya dengan skenario pembelajaran.

Penelitian milik Ardianto (2013) yang berjudul “Tindak Tutur Direktif Guru dalam Wacana Interaksi Kelas Anak Tunarungu”. Dalam skripsinya, peneliti membahas tentang tindak tutur direktif yang digunakan oleh guru kepada Anak Tunarungu. Peneliti menemukan bentuk tindak tutur direktif guru dengan modus deklaratif, tindak tutur direktif dengan modus interogratif, tindak tutur direktif guru dengan modus inperatif.

Selanjutnya, persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Ardianto dengan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah sama-sama berupa tindak tutur. Penelitian Ardianto dan peneliti juga sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian Ardianto dan penelitian ini adalah objek penelitiannya. Objek penelitian

(28)

17

Ardianto berupa tuturan yang diucapkan oleh guru kepada anak tunarungu, sedangkan penelitian ini objek penelitiannya berupa tuturan tokoh-tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais dan skenario pembelajaran di SMA. Perbedaan lainnya penelitian Ardianto data yang diperoleh melalui observasi nonpartisipan sedangkan penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik simak.

B. Kajian Teoretis

Kajian teori merupakan penjelasan kerangka teoretis yang memuat beberapa kumpulan materi terpilih dari beberapa sumber untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Di dalam kajian teori ini, penulis memaparkan definisi pragmatik, tindak tutur, jenis-jenis tindak tutur, tindak tutur direktif dan skenario pembelajaran.

1. Definisi Pragmatik

Istilah pragmatik pertama kali muncul berasal dari seorang filosof pada tahun 1938 yang bernama Charles Morris. Morris membagi ilmu tentang tanda menjadi tiga konsep dasar, yaitu sintaksis, semantik, dan pragmatik. Morris mengartikan bahwa pragmatik adalah telaah mengenai, “hubungan tanda-tanda dengan para penafsir” (Tarigan, 2015: 30). Oleh karena itu, tanda-tanda yang dimaksud dalam pengertian tersebut adalah bahasa yang berawal dari suatu pemikiran dan kemudian berkembang pragmatik sebagai salah satu cabang linguistik.

Pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna yang tidak tercangkup dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain

(29)

memperbincang-kan segala aspek makna ucapan yang tidak dapat dijelasmemperbincang-kan secara tuntas oleh referensi langsung kepada kondisi-kondisi kebenaran kalimat yang diucapkan (Tarigan, 2015: 31). Secara kasar dapat dirumuskan: Pragmatik=makna-kondisi-kondisi kebenaran. Menurut Levinson, pragmatik adalah telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks yang merupakan dasar bagi suatu catatan atau laporan pemahaman bahasa (Tarigan, 2015: 31). Yule menjelaskan pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh dan ditafsirkan oleh pendengar (Yule, 2006: 3).

Leech mengemukakan bahwa pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungan dengan situasi-situasi ujaran. Pada saat seseorang mengucapkan sesuatu, maksud penutur menggunakan tuturan tidak selalu disampaikan secara langsung (Rustono, 1999: 1). Banyak orang menyampaikan maksud tuturannya dengan cara tidak langsung. Dalam hal ini, diperlukan konteks agar maksud pembicaraan dapat diketahui. Konteks sangat penting dalam kajian pragmatik. Tanpa adanya konteks, seseorang akan mengalami kendala saat menafsirkan maksud dari penutur menggunakan tuturan tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa makna yang dikaji dalam pragmatik adalah makna yang terikat konteks atau dengan kata lain mengkaji maksud penutur.

2. Tindak Tutur

Tindak tutur merupakan hal penting dalam kajian prgamatik. Tindak tutur merupakan unsur prgamatik yang melibatkan penutur dan mitra tutur. Rustono (1999: 31) mendefinisikan tindak tutur sebagai

(30)

19

kegiatan melakukan tindakan mengujarkan tuturan dengan memanfaatkan kalimat-kalimat. Oleh karena sifatnya yang sentral itulah, tindak tutur bersifat pokok di dalam pragmatik. Mengujarkan sebuah tuturan tertentu bisa dipandang sebagai melakukan tindakan (mempengaruhi, menyuruh) di samping memang mengucapkan atau mengujarkan tuturan itu.

Dalam berkomunikasi setiap penutur akan melakukan kegiatan mengujarkan tuturan. Yule (2006: 82) mendefinisikan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat suatu tuturan. Setiap tindak tutur yang diucapkan oleh seorang penutur memiliki makna atau arti dalam tuturannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah unsur pragmatik yang melibatkan penutur dan mitra tutur.

Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah aktivitas atau tindakan dalam ujaran yang memiliki makna. Tindak tutur pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan efek berupa tindakan yang dilakukan oleh mitra tutur. Misalnya, tindakan larangan dapat dilakukan dengan tuturan “Jangan mencoba mencari alamat rumah ini lagi”. Maksud tuturan ini adalah tindakan melarang datang ke rumah itu lagi bukan mencari alamat rumah itu.

3. Jenis-Jenis Tindak Tutur

Searle mengklasifikasikan ada tiga jenis tindak tutur yang diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (ilocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act) (Wijana, 1996: 17).

(31)

a. Tindak Lokusi

Tindak tutur lokusi disebut sebagai The Act of Saying Something. Tarigan (2015: 34), Leech (1993: 316), Wijana (1996: 17) mendefinisikan tindak tutur lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak lokusi adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Dalam tindak tutur lokusi, informasi yang disampaikan adalah sebenarnya. Tindak tutur ini tidak mengandung makna tersembunyi dibalik tuturanya dan tidak menghendaki adanya suatu tindakan atau efek tertentu dari mitra tuturnya. Tindak tutur lokusi tidak mempermasalahkan maksud atau fungsi tuturan. Tindak tutur ini berkenaan dengan apakah makna tuturan yang diucapkan itu.

b. Tindak Ilokusi

Tindak ilokusi disebut sebagai The Act of Doing Something. Tarigan (2015: 35) mendefinisikan tindak tutur ilokusi adalah melakukan suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu. Tindak tutur ilokusi berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak ilokusi dapat dikatakan sebagai tindak yang terpenting karena tuturan yang dilakukan oleh seseorang tidak hanya digunakan untuk mengatakan sesuatu, tetapi juga digunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur ilokusi tidak mudah untuk diidentifikasikan karena tindak ilokusi

(32)

21

berkaitan dengan siapa bertutur, pada siapa, kapan dan dimana tindak tutur dilakukan.

c. Tindak Perlokusi

Tindak tutur perlokusi disebut juga dengan the act of affecting someone. Tindak perlokusi merupakan tuturan yang memberikan efek atau daya pengaruh kepada lawan tutur (Rustono, 1999: 36). Efek atau daya ujaran ini dapat ditimbulkan oleh penutur secara sengaja atau tidak sengaja. Tanggapan tersebut tidak hanya berbentuk kata-kata, tetapi juga berbentuk tindakan atau perbuatan. Verba yang menandai tindak tutur perlokusi yaitu membujuk, menipu, mendorong, membuat jengkel, menakut-nakuti, menyenangkan, melegakan, mempermalu-kan, dan menarik perhatian.

4. Tindak Tutur Direktif

Wijana (1996:18) menyatakan bahwa tindak ilokusi sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Searle menggolongkan tindak tutur ilousi ke dalam lima macam bentuk masing-masing memiliki fungsi komunikatif (Tarigan, 2015:42). Kelima jenis tindak tutur tersebut yaitu asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif.

Tindak tutur direktif sebagai jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu (Tarigan,

(33)

2015:43). Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Beberapa verba yang menandai tuturan direktif ini terdiri dari: memesan, memerintahkan, memohon, meminta menyarankan, menganjurkan dan menasehatkan.

Ibrahim (1993: 27) membagi tindak tutur direktif menjadi enam jenis tindak yaitu permintaan, pertanyaan, perintah, larangan, pemberian izin dan nasihat.

a. Permintaan

Permintaan adalah suatu bentuk tuturan yang bermaksud apa yang dinginkan oleh penutur dipenuhi oleh mitra tutur (Ibrahim 199: 28). Tujuan dari tindak tutur direktif permintaan adalah untuk memohon dan mengharapkan kepada mitra tutur supaya diberi sesuatu atau menjadi kenyataan sebagaimana yang diminta oleh penutur. Penutur mengekspresikan keinginannya agar mitar tutur melakukan tindakan atas keinginan penutur. Fungsi tuturan direktif permintaan meliputi; meminta, memohon, berdoa, mengajak dan menekan. Fungsi permintaan tersebut dijabarkan sebagai berikut.

1) Fungsi Meminta

Fungsi meminta digunakan penutur untuk mendapatkan sesuatu. Tindak tutur direktif meminta bertujuan untuk mengutarakan keinginan penutur. Penutur menyampaikan keinginannya dengan cara yang baik dan mempengaruhi agar mitra tutur mengabulkan keinginannya. Tindak tutur ini dilakukan oleh

(34)

23

penuturnya dengan berharap kepada mitra tutur mau melakukan tindakan yang dikatakan oleh penutur.

2) Fungsi Memohon

Fungsi memohon digunakan untuk permohonan suatu hal dengan lebih santun dan hormat. Tindak tutur direktif memohon memiliki fungsi untuk memohon dengan cara yang baik agar mitra tutur mengabulkan tindakan yang disampaikan penutur. Dalam tindak tutur ini penutur lebih sopan dan baik dalam menyampaikan maksud tuturannya.

3) Fungsi Berdoa

Fungsi berdoa digunakan untuk mengekspresikan harapan, dan pujian kepada Tuhan. Fungsi tindak tutur direktif berdoa diharapkan keinginan mitra tutur dapat memenuhi segala keinginan dari penutur. Fungsi ini biasanya dilakukan penutur dengan bersungguh-sungguh untuk mengharapkan sesuatu kepada Tuhan. 4) Fungsi menekan

Tindak tutur direktif menekan digunakan penutur untuk memberikan desakan atau tekanan dari penutur kepada mitra tutur tehadap suatu hal. Tindak tutur ini biasanya disertai tindakan apabila mitra tutur mengabaikan apa keinginan penutur. Tindak tutur menekan ini untuk menerbitkan atau memnuhi keinginan penutur.

(35)

5) Fungsi Mengajak

Tindak tutur direktif mengajak berfungsi untuk mengutarakan suatu ajakan. Fungsi ini biasanya mengacu pada hal positif dan menuju kebaikan. Dengan cara yang sopan dan baik, tindak tutur direktif ini akan lebih mempengaruhi mitra tutur. b. Pertanyaan

Ibrahim (1993: 28) tindak pertanyaan adalah tuturan yang mengandung pertanyaan untuk mendapatkan informasi. Penutur mengekspresikan keinginan dan maksud bahwa proposisi tersebut benar atau salah. Tindak tutur ini bertujuan untuk mendapatkan suatu informasi. Tuturan yang termasuk dalam fungsi pertanyaan adalah fungsi bertanya dan menginterogasi. Fungsi bertanya untuk mengungkapkan pertanyaan untuk meminta keterangan atau penjelasan sesuatu hal kepada mitra tutur. Fungsi bertanya digunakan untuk mendapatkan suatu informasi. Penutur berharap kepada mitra tutur menjawab pertanyaan yang dituturkan oleh penutu. Fungsi menginterogasi dilakukan untuk mengungkapkan pertanyaan yang memiliki sifat terstruktur, detail, dan cermat untuk mencari penjelasan atau keterangan. Penutur meminta kepada mitra tutur untuk menjawab tuturan dengan detail.

c. Perintah

Tindak perintah merupakan kehendak penutur kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Penutur mengekspresikan keinginannya

(36)

25

bahwa ujarannya dalam hubungan posisi di atas mitra tutur. Tuturan direktif pada jenis tindakan/perbuatan yang termasuk dalam perintah, meliputi tuturan; menghendaki, menyuruh, mengomando, menuntut, menginstrusikan, dan mensyaratkan.

1) Fungsi Menghendaki

Fungsi menghendaki berfungsi untuk mengungkapkan keinginan atau kehendak kepada mitra tutur agar melakukan sesuatu. Tuturan ini menghendaki mitra tutur untuk melakukan tindakan yang diujarkan. Fungsi ini tidak mengharuskan mitra tutur melakukan apa yang dikehendaki, apabila penutur tidak mengekspresikan paksaan.

2) Fungsi Menyuruh

Fungsi menyuruh merupakan bentuk tuturan yang bermaksud agar apa yang telah tuturkan penutur, mitra tutur mau melakukan sesuatu sebagaimana yang telah dituturkan oleh penutur. Fungsi ini mengekspresikan kepercayaan penutur kepada mitra tutur bahwa ujarannya mengandung alasan yang cukup bagi mitra tutur melakukan tindakan.

3) Fungsi Mengomando

Fungsi mengomando untuk pemberian perintah dari atasan kepada bawahannya. Tuturan ini diharapkan penutur kepada mitra tutur agar melakukan apa yang dikatakan oleh penutur.

(37)

4) Fungsi Menuntut

Fungsi menuntut berfungsi untuk mengekspresikan tututan seseorang agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan tersebut. Tindak tutur menuntut ini dapat lebih mudah dipenuhi apabila dilakukan dengan baik. Namun, apabila tuturan tersebut dengan paksaan yang tidak menyenangkan lawan tuturnya dapat menyebabkan perselisihan.

5) Fungsi Menginstrusikan

Fungsi ini digunakan penutur untuk memberikan perintah secara langsung kepada mitra tutur. Fungsi menginstrusikan untuk mengekspresikan perintah atau aturan mengerjakan sesuatu.

6) Fungsi Mensyaratkan

Fungsi mensyartkan digunakan untuk mengekspresikan ketentuan yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan tertentu. Tuturan ini mengungkapkan suatu tuturan untuk memberikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh tujuan penutur.

d. Larangan

Larangan merupakan suatu bentuk tuturan yang mempunyai maksud agar mitra tutur tidak mealukan tindakan oleh karena ujaran penutur. Tindak tutur ini merupakan tindak bahasa yang bertujuan supaya mitra tutur tidak boleh melakukan sesuatu. penutur mengekspresikan maksud mitra tutur tidak melakukan tindakan yang diucapakan. Tuturan jenis tindakan larangan meliputi; melarang dan

(38)

27

membatasi. Fungsi melarang pada dasarnya melarang mitra tutur untuk tidak melakukan sesuatu. Melarang berfungsi untuk mengekspresikan larangan agar mitra tutur tidak melakukan sesuatu yang diinginkan penutur. Membatasi berfungsi untuk mengekspresikan pemberian batas kepada mitra tutur.

e. Pemberian Izin

Pemberian izin mengekspresikan maksud penutur sehingga mitra tutur percaya bahwa ujaran penutur mengandung alasan yang cukup bagi mitra tutur bebas melakukan tindakan tertentu. Alasan yang jelas untuk menghasilkan pemberian izin adalah mengabulkan permintaan izin atau melonggarkan pembatasan yang sebelumnya dibuat terhadap tindakan tertentu. Fungsi pemberian izin meliputi: menyetujui, membolehkan dan memaafkan. Fungsi menyetujui digunakan untuk menyatakan kesepakatan antara mitra tutur dan penutur. Fungsi membolehkan digunakan untuk memberikan kesempatan kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Fungsi memaafkan digunakan untuk memberikan maaf kepada seseorang atas perbuatan yang telah dilakukan.

f. Nasihat

Tuturan ini bermaksud agar apa yang dituturkan oleh penutur, mitra tutur dapat percaya dan terpengaruh. Tuturan nasihat adalah suatu petunjuk yang berisi pelajaran terpetik dan baik dari penutur yang dapat dijadikan sebagai alasan bagi mitra tutur untuk melakukan sesuatu.

(39)

Nasihat merupakan suatu perintah kepada orang lain agar melakukan tindakan tetapi dengan cara memberikan petunjuk, cara-cara melakukan dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa nasihat adalah suatu bentuk tuturan yang mempunyai maksud agar apa yang dituturkan oleh penutur, mitra tutur dapat percaya dan terpengaruh atas apa yang telah dituturkan oleh penutur. Fungsi nasihat meliputi; menasehati, menganjurkan, menyarankan dan memperingatkan. Fungsi menasehati adalah suatu petunjuk yang berisi pelajaran terpetik dan baik dari penutur yang dapat dijadikan alasan bagi mitra tutur melakukan sesuatu. Fungsi menganjurkan adalah untuk mengekspresikan tuturan yang mengandung maksud memberi anjuran, petunjuk, saran, teguran dan ajaran dengan cara baik dan sopan kepada mitra tutur. Fungsi menyarankan adalah untuk mengekspresikan tuturan yang mengandung maksud memberikan saran atau anjuran kepada mitra tutur, agar mitra tutur memper-timbangkannya supaya menjadi lebih baik. Fungsi memperingatkan untuk mengekspresikan tuturan yang mengandung maksud dan memberi nasihat dengan sungguh-sungguh kepada mitra tutur.

5. Skenario Pembelajaran di SMA

Dalam skenario pembelajaran di SMA analisis terdiri dari pembelajaran menyimak, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, materi pokok, pendekatan, model dan metode, langkah-langkah pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar, evaluasi pembelajaran.

(40)

29

a. Pembelajaran keterampilan menyimak

Keterampilan menyimak menjadi dasar untuk keterampilan berbicara karena apa yang diucapkan oleh seseorang merupakan hasil simakan dari pembicaraan orang lain. Penguasaan kosa kata pada saat menyimak membantu kelancaran membaca dan menulis. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan mengubah bentuk pikiran atau perasaan menjadi bentuk bunyi bahasa yang bermakna. Pentingnya kegiatan menyimak dan berbicara dalam proses berbahasa, diperlukan suatu teknik efektif dalam pembelajaran menyimak dan berbicara agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.

Keterampilan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan, dengan penuh perhatian, pehamanan, apresiasi, serta menginterpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau melalui bahasa lisan (Sholeh, 2010: 2). Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk keterampilan bahasa yang lain (berbicara, membaca dan menulis). Keterampilan menyimak menjadi dasar untuk keterampilan berbicara karena apa yang diucapkan oleh seseorang merupakan wujud bunyi bahasa. Penggunaan kosa kata pada saat menyimak akan membantu kelancaran membaca dan menulis.

(41)

Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan adalah kegiatan menyimak atau mendengar apa yang dituturkan orang lain melalui sarana lisan. Secara alami bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan berbicara dan pemahaman terhadap pembicaraan yang dilakukan. Oleh karena itu, tes kemampuan berbahasa lisan (dalam hal ini menyimak) perlu mendapat perhatian.

Di dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar tidak lepas dari kegiatan menyimak karena dengan menyimak siswa dapat memahami makna yang disampaikan oleh guru. Media film dapat dipakai sebagai pengantar dan perangsang pemikiran ke arah pembaharuan di dalam pembelajaran bahasa khususnya di kelas XI SMA. Tuturan yang dipakai oleh tokoh dalam film dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran. Misalnya, film Bulan Terbelah di Langit Amerika dapta dijadikan sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran keterampilan menyimak. Guru memutarkan film Bulan Terbelah di Langit Amerika di depan kelas siswa sudah melakukan proses pembelajaran tersebut, secara tidak langsung terjadi interaksi antara siswa dan dialog yang dilakukan oleh para tokoh dalam film tersebut. Hanya saja siswa tidak ikut terlibat langsung dalam dialog, melainkan siswa hanya sebagai pendengar atau penyimak. Hal ini dapat dikatakan proses pembelajaran menyimak tuturan langsung dan tidak langsung karena siswa tidak siswa ikut langsung dalam dialog antar tokoh pada film yang mereka tonton. Dalam penelitian ini

(42)

31

kegiatan menyimak pada kelas XI SMA disesuaikan dengan silabus kurikulum 2013 dengan kompetensi dasar (KD) 3.1 Memamahami, struktur dan kaidah teks film/drama baik lisan maupun tulisan.

b. Kompetensi Inti

Kompetensi inti adalah gambaran mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik. Kompetensi inti bukan diajarkan tetapi dibentuk melalui berbagai tahapan proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang relevan. Setiap pelajaran mengacu pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok saling terkait yaitu: keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap diri dan sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

c. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang diperinci dari kompetensi inti. Kompetensi dasar yang harus dicantumkan dalam RPP Tematik Terpadu merupakan kemampuan spesifik yang dikembangkan dari kompetensi inti yang merupakan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait pelajaran melalui pembelajran. Kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik adalah 3.1 Memamahami, struktur dan kaidah teks film/drama baik lisan maupun tulisan.

(43)

d. Indikator

Indikator adalah kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu. Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kompetensi dasar. Selain mempertimbangkan tuntutan kompetensi, indikator juga mempertimbangkan karakteristik pelajaran, peserta didik, sekolah dan potensi peserta didik.

e. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran mengacu pada indikator dan kompetensi dasar. Dalam pembelajaran menyimak, dialog film Bulan Terbelah Di Langit Amerika sutaradara Hanum Salsabiela Rais, yaitu (1) mencatat dan mengidentifikasikan tuturan langsung dan tidak langsung pada tokoh film Bulan Terbelah Di Langit Amerika; (2) merumuskan pokok permasalahan yang menjadi isi tuturan yang terdapat pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika; (3) memberikan tanggapan terhadap tuturan yang digunakan oleh tokoh pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika.

f. Materi Pokok

Materi pembelajran yang digunakan yang digunakan di kelas XI SMA berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang sesuai dengan Kurikulum 2013 adalah;

(44)

33

1. Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais.

2. Teori tindak tutur direktif pada tuturan yang disampaikan tokoh pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika.

3. Buku yang berkaitan dengan pembelajaran film (Bahasa Indonesia Ekspresi Diri kelas XI, Pokok-Pokok Keterampilan Menyimak dan Pragmatik)

g. Pendekatan Metode Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar terdapat pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang diguanakan untuk meng-implementasikan strategi pembelajaran. Pendekatan yang digunakan pada pembelajaran keterampilan menyimak adalah saintifik. Pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mencoba/ mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/ mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning. Metode dalam pembelajaran keterampilan yang digunakan adalah ceramah dan diskusi.

(45)

h. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan menyimak menggunakan model pembelajaran problem based learning. Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasisis Masalah (PBM) adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan (Shoimin, 2014:130). PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran mengembangkan secara simultan strategi pemecahan permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.

Langkah-langkah pembelajaran problem based learning, yaitu 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang

dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll)

3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah)

(46)

35

4. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagai tugas dengan temannya.

5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyeledikan mereka proses-proses yang mereka gunakan.

Kelebihan model problem based learning antara lain:

1. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata.

2. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar.

3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi.

4. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.

5. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.

6. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka. 7. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja

(47)

Kekurang dari model pembelajaran based learning, yaitu 1. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada

bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.

2. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam tugas pembagian tugas.

i. Waktu

Waktu yang digunakan dalam pembelajaran dapat diatur sesuai dengan keleluasaan pada kedalaman materi. Seorang guru harus bisa mengatur yang tepat dengan keleluasaan materi dalam kedalaman materi. Kegiatan pembelajaran menyimak waktu yang digunakan adalah dua kali pertemuan memerlukan waktu 180 menit.

j. Sumber Belajar

Sumber belajar yang dipakai dalam pembelajaran bahasa adalah sumber belajar yang berkaitan dengan buku-buku pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan menyimak dan pragmatik.

k. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi) pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajran yang ditetapkan

(48)

37

(Hamalik, 2007:159). Sistem penilaian terdiri dari tiga hal: teknik penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Teknik yang digunakan mengevaluasi pembelajaran adalah dengan teknik test tertulis, dan bentuk soal uraian.

(49)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013: 3). Dalam metode penelitian ini, penulis memaparkan desain penelitian, sumber data, objek penelitian, fokus penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan teknik penyajian analisis data. Di bawah ini penulis paparkan uraian metode penelitian.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memamhami fenomena tentang apa yang dialamai oleh subjek penelitian (Rizqi, 2013: 3). Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian kualitatif karena data yang diteliti berupa bentuk-bentuk bahasa dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini tidak menggunakan perhitungan secara statistik. Bentuk bahasa yang diteliti adalah penggunaan bahasa yang digunakan oleh tokoh-tokoh pada film. Sementara itu, penelitian ini bersifat deskriptif karena digunakan mengungkapkan realitas penggunaan bahasa itu secara apa adanya. B. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data penelitian (Arikunto, 2010: 172). Sumber data dalam penelitian ini adalah film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais. Film tersebut diproduksi pada Maxima Pictures pada

(50)

39

17 Desember 2015. Data penelitian ini berupa tuturan tokoh dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika.

C. Objek Penelitian

Sugiyono (2013: 45) mengemukakan bahwa objek penelitian merupakan sesuatu yang ingin dipahami secara mendalam. Objek penelitian ini berupa tuturan direktif tokoh pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais. Alasan penulis memilih film tesebut karena tuturan-tuturan yang digunakan tokoh mengandung nilai pragmatis yang patut untuk dikaji dan banyak tuturan dalam film yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran menyimak yang terdapat di kelas XI SMA. D. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada tindak tutur direktif pada tokoh-tokoh film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais. Kategori tindak tutur direktif tersebut dihubungkan dengan pembelajaran keterampilan menyimak kelas XI semester 1 SMA. KI dan KD yang terdapat pembelajaran menyimak dan berbicara penulis paparkan sebagai berikut: KI 3 : Memamahami, menerapakan, menganalisis dan mengevaluasi,

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu penegtahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

(51)

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KD 3.1 : Memahami struktur dan kaidah teks film/drama baik lisan maupun tulisan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik simak. Teknik simak adalah teknik penelitian yang mengharuskan peneliti hanya hanya berperan sebagai pengamat bahasa penggunaan bahasa oleh para informan (Sudaryanto, 2015: 204). Penulis tidak terlibat langsung dalam dialog tetapi hanya sebagai pemerhati yang dengan penuh minat tekun mendengarkan apa yang dikatakan tokoh-tokoh dalam film. Teknik pemerolehan berikutnya mencatat dialog antar tokoh. Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1) menonton film Bulan Terbelah di Langit Amerika; 2) mengidentifikasi tindak tutur direktif;

3) mencatat data-data berupa percakapan tindak tutur direktif yang diperlukan pada kartu data;

4) mengklasifikasikan tindak tutur direktif; F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Instrumen yang digunakan dalam

(52)

41

penelitian ini adalah penulis sendiri yang dibantu dengan alat bantu berupa kartu data, alat tulis, buku-buku tentang teori tindak tutur dan pembelajaran menyimak dan berbicara yang mendukung penelitian ini. Kartu data ini berisi kata-kata yang merupakan kutipan-kutipan dari percakapan antar tokoh yang berkaitan dengan pembahasan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode padan. Metode padan adalah alat yang penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 2015: 15). Teknik analisis data penulis menggunakan teknik daya pilah pragmatis yang alat penentunya mitra tutur. Reaksinya bertindak menuruti penutur, diam tetapi menyimak dan berusaha mengerti apa yang dituturkan penutur, dan sebagainya. Langkah-langkah teknik analisis data yang dilakukan penulis adalah memperhatikan tuturan secara cermat dan menafsirkan secara pragmatis dengan memperhatikan konteks. Berikut ini dipaparkan contoh analisis data yang dilakukan penulis.

No. Data 1.1.1 Sumber Data: Bulan Terbelah di Langit Amerika, 00:03:36

Konteks:

Tuturan ini digunakan Azima ketika suaminya akan berangkat bekerja. Azima berpesan kepada suaminya Abe, agar hati-hati di jalan. Azima juga berpesan agar suaminya cepat pulang ke rumah dan tidak melupakan hari jadi pernikahannya.

Data:

Abe : “Sudah waktunya pergi, sayang.”

Azima : “Ok. Hati-hati, ya! Cepat pulang. Aku harap kamu tidak lupa sama hari pernikahan kita.

Wujud tuturan:

(53)

Tuturan tersebut tergolong tindak tutur direktif memesan. Tuturan yang diucapkan oleh Azima kepada Abe bertujuan untuk mengingatkan suaminya agar berhati-hati di jalan, cepat pulang dan tidak melupakan hari pernikahan mereka. Tuturan Azima berwujud tuturan langsung karena diucapkan secara langsung oleh Azima kepada Abe.

H. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik penyajian hasil analisis informal. Teknik informal merupakan penyajian data dengan menggunakan kata-kata biasa-biasa tanpa lambang-lambang (Sudaryanto, 2015: 241). Jadi, penyajian hasil analisis yang berupa tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika dan skenario pembelajarannya pada siswa kelas XI SMA dipaparkan secara deskriptif dengan kata-kata biasa tanpa lambang-lambang.

(54)

43

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN DATA

Di dalam bab ini, disajikan dua hal dalam paparan pokok, yakni penyajian data dan pembahasan data hasil penelitian bentuk dan fungsi tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais yang diterbitkan pada tahun 2015 dan skenario pembelajarannya pada siswa kelas XI SMA. Di bawah ini diuraikan pokok-pokok pembahasan tersebut.

A. Penyajian Data

Dalam film Bulan Terbelah Di Langit Amerika yang penulis teliti adalah (1) bentuk tindak tutur direktif pada tuturan tokoh pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais, (2) fungsi tindak tutur direktif pada film Bulan Terbelah Di Langit Amerika dan (3) skenario pembelajarannya di kelas XI SMA. Sebelum penulis membahas data, terlebih dahulu penulis menyajikan data. Data-data dalam penyajian ini merupakan gambaran mengenai masalah-masalah yang akan penulis bahas dalam pembahasa data.

1. Bentuk Tindak Tutur Direktif pada Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais.

Komunikasi merupakan sebuah cara untuk menyampaikan informasi antara pembicara dengan pendengar dengan pendengar. Informasi tersebut dapat berupa ide, gagasan dan perasaan. Dalam penyampaian ide, gagasan dan persaan manusia menggunakan bahasa sebagai media dalam proses penyampian informasi antara pembicara dan pendengar. Bahasa adalah unsur

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penulisan skripsi ini adalah menghasilkan produk instrumen aspek sikap sosial pada pembelajaran tematik siswa kelas 4 dengan tema 8 subtema 2

Esensi pertahanan dan keamanan adalah perlawanan rakyat semesta untuk menghadapi setiap bentuk ancaman terhadap keselamatan bangsa dan negara, yang penyelenggaraanya disusun

Dengan demikian informasi rencana pembelian kembali saham ( buyback ) diterima oleh pasar dan dipandang sebagai good news ditandai dengan adanya perubahan harga saham yang

Berdasarkan hasil analisis tentang perbandingan organoleptik dalam pengolahan kue dengan menggunakan bahan biasa dan bahan instant, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: Aroma dari

Dengan kegiatan membaca nyaring, siswa mampu mengidentifikasi kalimat yang di dalamnya terdapat kosakata berkaitan dengan peristiwa siang/malam hari

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dan motivasi belajar dengan arah pilihan karier peserta didik dapat disimpulkan sebagai berikut:

Batasan masalah dalam penelitian ini hanya difokuskan kepada upaya pencapaian target penerimaan pajak yakni melalui kepatuhan pajak yang akan diteliti dengan

akan dilakukan berjudul “ Implementasi Sebagian Self-Regulated Learning Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa SMK Berbantuan Multimedia.