• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1.1 Kabar Bandung akan dijadikan kota musik Sumber: diakses pada 19 September 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 1.1 Kabar Bandung akan dijadikan kota musik Sumber: diakses pada 19 September 2015"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia sudah cukup banyak dikenal sebagai kota kuliner dan belanja tetapi disisi lain ternyata kota Bandung juga disebut kota wisata seni dan budaya. Terutama di bidang musik, beberapa jurnal mengatakan mayoritas musisi di Indonesia di produksi di Bandung. Deklarasi Bandung sebagai kota musik merupakan salah satu keinginan Walikota Bandung, Ridwal Kamil yang menugaskan Disbudpar kota Bandung untuk merealisasikan hal tersebut. Atas dasar itulah dipaparkan Rendra jika deklarasi bisa segera diwujudkan akhir tahun ini.

Gambar 1.1 Kabar Bandung akan dijadikan kota musik Sumber: www.jabar.tribunnews.com diakses pada 19 September 2015

Sayangnya sejauh ini banyak orang menganggap bahwa industri musik banyak sebatas dunia rekaman yang produknya dijual dalam bentuk CD ataupun media lain. Namun, dalam kenyataanya indutri musik lebih luar lagi cakupannya. Dunia musik bisa meliputi atas solo, band, musisi, televisi, radio, media cetak maupun online, event oraganizer (EO), sponsor, pengusaha sound

(2)

2 system, studio rekaman dan studio latihan, hingga kursus atau sekolah musik, termasuk pula para instrukturnya.

Secara garis besar, industri musik menghasilkan komposisi (lagu), rekaman, pertunjukan musik serta pendidikan musik. Dengan demikian, industri ini jelas dapat melibatkan banyak orang dan organisasi, seperti musisi, label, EO, media, produsen instrumen musik dan lain sebagainya.

Sebuah musisi pasti membutuhkan peran label dalam mendistribusikan dan mempromosikan sebuah band agar dapat meningkatkan ketenaran dari musisi itu sendiri. Sejak tahun 2000, penjualan musik rekaman secara bertahap mengalami penurunan, sedangkan musik langsung (live music) semakin populer. Tiga label perusahaan besar mendominasi musik rekaman, yaitu Universal Music Group, Sony Music Entertainment, dan Warner Musik Group. Masing-masing dari mereka terdiri atas perusahaan dan label kecil yang melayani wilayah dan pasar tertentu. Industri musik langsung didominasi oleh Live Nation, promotor, dan pemilik panggung musik terbesar di dunia.

Terdapat dua jenis label yang ada di indonesia yaitu major label dan indie label. Major label adalah perusahaan yang mengelola rekaman dan pejualannya, termasuk promosi dan perlindungan hak cipta. Mereka biasanya memiliki kontrak dengan artis-artis musik dan manajer mereka. Saat ini ada 4 perusahaan rekaman besar yang biasa disebut The Big Four Major Lables yang menguasai sekitar 70% pasar musik dunia, yaitu Warner Music Group, EMI, Sony BMG, dan Universal Music Group. Band-band yang di naungi oleh major label biasanya adalah bergenre pop atau mainstream. (www.musisiindependenindonesia.com diakses pada tanggal 19 September 2015)

Berbeda dengan indie label, musik indie bukanlah suatu jenis musik atau genre, istilah indie diangkat dari kata indiependent yang berarti merdeka, bebas, mandiri dan tidak bergantung. Musik indie lebih kepada gerakan musik berbasis DIY (Do It Yourself). Label indie lebih bersifat bebas untuk berkarya. Band indie bebas menciptakan lagu sesuai dengan yang mereka sukai. Maka tak heran bila karya musik band indie berbeda dengan band mainstream atau lagu pop.

(3)

3 Bukan berarti band berlable indie tidak baik dalam berkaya menciptakan musik karna keterbatasan mereka dalam pendistribusiannya, terkadang musik indie malah lebih baik karna kebebasan yang mereka miliki dalam menciptakan lagu dan mengrepresentasikan fenomena. Seperti band legendari yang kita kenal SLANK sampai sekarang masih berada di jalur indie karena kebebasan mereka dapat berkarya sampai sekarang.

Awalnya, indie label tumbuh secara natural di Indonesia dan tidak ada yang bisa memungkiri kalau musik rock n’roll di Amerika sendiri pun tumbuh secara natural walaupun pada awalnya ditentang orang yang lebih tua dan pemuka agama. Kalau di Indonesia sendiri adalah imbas karena banyak idola dari luar Indonesia dan mengikuti jalan karir sukses seorang musisi indie dari luar negeri.

Sebuah label indie di Bandung bernama Monsterstress Records membuat sebuah acara micro gigs bernama An_Intimacy yang berlatar belakang untuk memancing lagi naiknya musisi-musisi Bandung untuk tetap berkarya dan dapat lebih dikenal. Menurut Amon direktur dari label Monsterstress record yang peneliti wawancarai dalam pra-Penelitian tanggal 18 September 2015 mengenai awal mula An_Intimacy adalah:

“Jadi awalnya membuat An_Intimacy sangat simpel yaitu ingin membuat silahturahmi dengan Marin salah satu founder Fast Forward Record, karena dulu pada awal tahun 2002, 2004, dan 2005 saya sering membuat event dengan Marin (Founder FFWD Records) pada tahun 2014. Saya ingin reuni dengan membuat event An_Intimacy dan awalnya semua band Monstrestress yang tampil dan satu band baru kebetulan ini di Bulan puasa sehingga menjadi acara buka bersama yang datang pun temen-temen lama. Bulan berikutnya saya berfikir untuk mengadakan kembali acara An_Intimacy vol.2 bekerja sama dengan loubelle untuk tempat acara.”

(4)

4 Dipicu karena adanya kesadaran dari Amon sulitnya sekarang mencari band indie untuk di ajak bergabung dengan Monsterstress Record. Sehingga, timbul ide untuk membuat An_Intimacy sebagai wadah untuk mencari dan miningkatkan indutri musik Bandung. Rasa rindu akan adanya gigs-gigs kecil di Bandung yang sekarang sudah sedikit menjadi salah satu penyebab dibuatnya An_Intimacy.

An_Intimacy berkembang semakin besar sampai sekarang dan semakin banyak yang mendukung acara An_Intimacy. An_Intimacy telah terselenggara sebanyak sebelas kali, terakhir di bulan Oktober 2015 dan telah banyak band yang diperkenalkan kepada khalayaknya dalam acara tersebut.

Gambar 1.2 E-Poster An_Intimacy vol.10 Sumber Twitter @An_Intimacy

Label musik juga merupakan sebuah perusahan yang memiliki brand sehinggap harus melakukan kegiatan pemasaran dan promosi agar brand dari label tersebut dapat dikenal dan bertahan dalam masyarakat. Brand label musik yang baik itu berpengaruh pada band yang di naunginya dan bagaimana cara mereka mempromosikan band yang dimilikinya. Secara otomatis dibenak segmentasinya label tersebut akan bisa dikenang dan dikenal oleh banyak orang seiring dari terkenalnya band yang dinaungi. Strategi pemasaran dari sebuah

(5)

5 label terbilang cukup unik karena mereka harus melihat dulu band seperti apa yang akan dipilih dan disesuaikan dengan segemtasinya dan bandnya tidak bisa di atur oleh label itu sendiri tidak seperti sebuah produk yang dibuat sesuai dengan keinginan perusahaan yang membuatnya tapi label indie ini harus memilih band yang konotasinya adalah sebuah produk. Label indie pun tidak bisa sembarang memilih media yang umum digunakan oleh sebuah perusahaan. Terkadang antar label harus memiliki strategi pemasaran dan media yang unik untuk dapat diingat oleh pasarnya karena pasaranya sendiri yang masih terbilang minim di Bandung

Gambar 1.3 Fast Forward Records Logo Sumber: www.ffwdrecords.com

Begitu pula bagi Fast Forward Records adalah sebuah label indie yang merupakan perusahaan dan brand yang bergerak pada bidang industri musik, bukan berarti sebuah label tidak membutuhkan sebuah kegiatan pemasaran dan tetap harus miliki strategi untuk dapat memasarkan brand-nya dan akan sebanding dengan dampak positif yang ditimbulkan. Label indie juga harus memiliki kegiatan pemasaran seperti branding agar namanya dapat dikenal dan dipandang oleh penikmat musik.

Fast Forward Records (FFWD) atau maju cepat, berarti "situasi atau rangkaian acara yang berubah dengan cepat", untuk FFWD bahwa catatan

(6)

6 mencoba untuk membuat perubahan dengan banyak alternatif baru musik. Didirikan dari tahun 1999 di Bandung Indonesia, FFWD Record menjadi pelopor Indie Label di Indonesia. FFWD Record memiliki tujuan membawa Indie Pop ke Indonesia. Dengan album rilis pertama mereka, diambil dari British Band The Cherry Orchad World salah satu album dari Groovy Place. Saat ini FFWD Records telah merilis banyak album dari Band dari Bandung, dan telah merilis lebih dari 5 album dari artis internasional seperti The Cherry Orchad, Ivy, Edson, Klub 8 dan Jens Lekman. Dari seniman lokal, MOCCA dan SIGIT adalah beberapa contoh artis lokal dari Bandung yang bisa Go Internasional. Korea, Jepang, Singapura, dan Malaysia (Di akses dari www.ffwdrecords.com 19 September 2015).

Gambar 1.4 Instagram FFWD Records Sumber Instagram FFWD Records

Pada volume ke tiga dari acara An_Intimacy Fast Forward Records (FFWD). Memutuskan untuk mensponsori acara An_Intimacy karna melihat segmen dan pasar yang dapat mempengaruhi ketenaran dari FFWD itu sendiri, ini dijadikan sebuah strategi pemasaran brand dari FFWD melalui sebuah event karna bisa dijadikan sebuah media untuk mempromosikan bandnya dan mencari

(7)

7 band-band indie yang potensial untuk di bergabung dengan FFWD. Seperti misalnya Lizzie sebuah band indie yang dikenal oleh pihak FFWD dari acara An_Intimacy dan tertarik untuk menaungi Lizzie sebagai band dari FFWD, di sisi lain acara An_Intimacy menjadi sebuah acara yang sangat efektif untuk mempromosikan band yang dinaungi oleh FFWD karena kesamaan segmen. Maka jika dilihat ini merupakan salah satu bentuk strategi komunikasi yang dilakukan FFWD dalam kegiatan promosi merknya. Peneliti melihat adanya sebuah strategi pemasaran dan khususnya adalah promosi yang dilakukan oleh FFWD Records dalam acara An_Intimacy.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti strategi pemasaran label indie FFWD melalui acara An_Intimacy. Peneliti tertarik untuk meneliti cara dari FFWD untuk mempromosikan brand mereka dalam event An_Intimacy.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah yaitu bagaimana strategi promosi periklanan FFWD Records dalam event An_Intimacy ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah:

1. Untuk mengetahui strategi promosi periklannan yang dilakukan oleh FFWD Records dalam event An_Intimacy.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Aspek Praktis

Manfaat praktis dari penelitian adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu FFWD Records dalam meningkatkan kegiatan promosinya.

(8)

8 2. Menjadi sebuah sarana bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori yang telah dipelajari sebelumnya selama kegiatan belajar-mengajar di kampus Universitas Telkom.

1.4.2 Aspek Teoritis

Penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan ilmu dibidang komunikasi, khususnya komunikasi pemasran yang dilakukan sebuah label musik selaku distributor, promotion, dan produksi sebuah brand label indie.

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau referensi untuk penelitian/studi lanjut di masa yang akan datang.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan ditempat yang sudah disepakati oleh peneliti dan informan.

1.5.2 Waktu

Kegiatan penelitian akan dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai dengan Februari 2015. Waktu pelaksanaan ini dimulai dari persiapan penelitian, penelitian lapangan, penyusunan dan tahap akhir penelitian sampai sidang dilaksanakan.

1.6 Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, konsentrasi Marketing Communication, Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom. Mahasiswa yang melakukan kegiatan penelitian, yaitu:

Nama : Aldi Wirawan NIM : 1204110148 Prodi : Ilmu Komunikasi NO.HP : 087889860740

(9)

9 1.7 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bandung dan Jakarta dengan cara wawancara dengan Direktur FFWD Records dan narasumber yang bersangkutan. Periode pelaksanaan penelitian ini yaitu pada bulan September - Februari 2015

Tabel 1.1

Tahapan Kegiatan Penelitian

Sumber: Penulis

No Tahapan Kegiatan Tahun 2015

September Oktober November Desember Januari Februari 1. Mencari topik penelitian,

pengamatan terhadap objek penelitian yang akan diambil, mencari referensi dan

menentukan kasus penelitian. 2. Penyusunan proposal skripsi

(bab 1-3)

3. Pencarian data awal penelitian, observasi awal dengan objek penelitian, serta penyusunan tinjauan pustaka 4. Pengumpulan data melalui

Wawancara dengan narasumber

5. Proses analisis dan pengumpulan data

6. Penyusunan hasil penelitian berupa kesimpulan dan saran

(10)

Gambar

Gambar 1.1 Kabar Bandung akan dijadikan kota musik  Sumber: www.jabar.tribunnews.com diakses pada 19 September 2015
Gambar 1.2 E-Poster An_Intimacy vol.10  Sumber Twitter @An_Intimacy
Gambar 1.3 Fast Forward Records Logo  Sumber: www.ffwdrecords.com
Gambar 1.4 Instagram FFWD Records  Sumber Instagram FFWD Records

Referensi

Dokumen terkait

Berupa garis putus-putus, dengan ketebalan garis ½ tebal garis biasa. Garis ini digunakan untuk membuat batas benda yang tidak tampak. langsung oleh mata.

adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian

Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara locus of control eksternal dengan burnout pada karyawan produksi PT.. Semacom Integrated Bogor

'eluruh Balita dan  balita BM Bidan Koordinator ATK Transport Dokumentasi 'nack Bidan uni ; Desember !"1# $ p. Melaksanakan re)resing kader  posyandu Agar pengetahuan kader

Adapun data pokok yang akan digali dalam penelitian ini yaitu data mengenai kemampuan awal matematika siswa, data mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa pada

Pada penguasaan alat dapat pula kita lihat ada perkembangan yang meningkat dimana pada siklus I yang semula penguasaan alat masih ada sebagian kelompok ensambel

(tafakkur) yang mana sesuai dengan penjelasan yang ada dalam surat ali- Imran ayat 190-195 yang sudah dijelaskan pada bab di atas. Sedangkan dalam aspek afektif adalah

pembelajaran yang merangsang mahasiswa untuk aktif dalam menemukan jawaban sendiri atas masalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa, e-Book