Analisa Sistem Pengereman
COMBI BRAKE SYSTEM (CBS)
Pada Motor Honda Beat 110 eSP
CBS ISS Dengan Kondisi
jalan menurun dan belok
Dosen Pembimbing :
Prof. Ir. I Nyoman Sutantra, M.Sc., Ph.D. Penyusun :
Rumusan Masalah
– Bagaimana perbandingan distribusi gaya rem depan dan belakang secara teoritis
dan aktual saat jalan datar dan menurun pada sistem rem CBS ?
– Bagaimana perbandingan jarak pengereman secara teoritis dan aktual
kendaraan saat jalan datar dan menurun dengan sistem rem CBS ?
– Bagaimana stabilitas arah kendaraan jika diberi gaya rem saat jalan datar dan
menurun dibelokan dengan sistem rem CBS ?
Batasan Masalah
– Kendaraan yang dianalisa adalah sepeda motor Honda Beat 110 eSP CBS ISS dengan penumpang; mp1 = 65,8 ; mp2 = 110.
– Analisa jarak pengereman pada jalan datar dan menurun dilakukan pada variasi kecepatan 10, 20, 30, dan 40 km/jam.
– Analisis distribusi gaya pengereman kendaraan dilakukan pada jalanan menurun dengan sudut 9˚ serta pada jalanan menurun di belokan dengan radius belok 30,20 m.
– Defleksi pada ban diabaikan.
– Efek gaya samping dan gaya angkat akibat angin diabaikan.
– Kecepatan relatif angin terhadap kendaraan dianggap sama dengan kecepatan kendaraan.
– Stabilitas arah kendaraan yang dianalisa adalah understeer, oversteer dan skid.
– Stabilitas arah kendaraan dilakukan pada jalan aspal kering.
– Sudut camber yang muncul dalam kondisi belok diabaikan (kendaraan dianggap tidak miring saat belok).
Tujuan Penelitian
– Untuk mengetahui perbandingan distribusi gaya rem depan dan belakang
secara teoritis dan aktual saat jalan datar dan menurun pada sistem rem
CBS.
– Untuk mengetahui perbandingan jarak pengereman secara teoritis dan
aktual kendaraan saat jalan datar dan menurun dengan sistem rem CBS.
– Untuk mengetahui stabilitas arah kendaraan jika diberi gaya rem saat jalan
datar dan menurun dibelokan dengan sistem rem CBS.
Manfaat Penelitian
– Memberikan informasi berupa data pengereman pada sistem rem CBS saat jalan
datar dan menurun dengan kondisi lurus dan berbelok yang dapat dijadikan referensi
dunia otomotif untuk membuat desain rem sepeda motor yang lebih baik.
– Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai sistem pengereman CBS saat jalan
datar dan menurun sehingga menjadikan hal ini salah satu pegetahuan dalam
keamanan dan kenyamanan saat berkendara.
CBS (Combined Brake System)
Posisi CG
𝐿𝑓 =𝑊𝑟.𝐿
𝑊 𝐿𝑟 =
𝑊𝑓.L 𝑊
𝑊 .sin𝜃 .h = 𝑊.cos𝜃.𝐿𝑓− 𝑊𝑟.cos𝜃.𝐿 h = (𝑊.𝑐𝑜𝑠𝜃 .𝐿𝑓)−(𝑊𝑟 .𝑐𝑜𝑠𝜃 .𝐿)
W .sinθ
Dasar Teori
dimana :
Lf = jarak CG sampai tumpuan roda depan (m) Lr = jarak CG sampai tumpuan roda belakang (m) L = jarak dari poros roda depan dan belakang (m) Wf = Berat kendaraan bagian depan + penumpang (kg) Wr = Berat kendaraan bagian belakang + penumpang (kg) W = Berat total kendaraan + penumpang (kg)
Jarak Pengereman
𝑆 = 𝑊. 𝛾𝑚
2𝑔. 𝐶𝑎𝑒 ln[ 1 +
𝐶𝑎𝑒. 𝑉12
𝜇. 𝑊. cos 𝜃 + 𝑓𝑟. 𝑊. cos 𝜃 − 𝑊. sin 𝜃 ]
Stot = S + Sa 𝑆𝑎 = 𝑡𝑑 .𝑉1 Dimana :
S = jarak pengereman (m)
γm = faktor equivalen massa (γm = 1,04;untuk kendaraan konvensional)
Fbmax = gaya pengereman maksimum kendaraan dengan 2 penumpang (N)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Akibat keterlambatan respon :
dimana : Sa = pendekatan jarak tambahan pengereman akibat keterlambatan respon sistem
td = waktu respon dari sistem rem ≈ 0,3 s
V1 = kecepatan awal kendaraan (m/s)
Maka :
Dasar Teori
𝑜𝑟 𝑆 = 𝑊.𝛾𝑚 2𝑔.𝐶𝑎𝑒ln[ 1 + 𝐶𝑎𝑒.𝑉2 𝜇𝑠.𝑊+𝑓𝑟 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛.𝑊 ]Distribusi Pengereman Rem Cakram
Dasar Teori
𝐹𝑝 = 𝑃𝑒 .0,25 .𝜋 .(𝑑𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛)2
dimana : Fp = gaya piston yang menekan pada rem (N)
Pe = tekanan hidrolik cakram (N/m2)
Dpiston = diameter piston caliper (m)
Gaya gesek :
Gaya piston :
𝐹𝑏𝑓 = 2 . 𝜇𝑐𝑎𝑘𝑟𝑎𝑚.𝐹𝑝
dimana : Fbf = gaya gesek pengereman rem cakram (N)
𝜇𝑐𝑎𝑘ram = koefisien gesek pada piringan cakram
No Bahan Gesek Koefisien Gesek (μ)
1. Besi Cor 0,08 – 0,12 2. Perunggu 0,10 – 0,20 3. Kayu 0,10 – 0,35 4. Tenunan 0,35 – 0,60 5. Cetakan / Pasta 0,30 – 0,60 6. Paduan Sinter 0,20 – 0,50 𝑇𝑏𝑓 = Fbf.(Rrotor−r𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛) Torsi :
dimana : Tbf = torsi pengereman rem cakram (Nm)
Fbf = gaya gesek pengereman rem cakram (N)
Rrotor = jari-jari efektif rotor / piringan cakram (m) rpiston = jari-jari piston (m)
Profil tuas rem kiri :
Gaya Drum tromol : L1 = panjang tuas rem kiri
L2 = jarak antara pivot tuas rem ke lubang tempat dipasangnya kabel rem
L3 = panjang tuas penyambung antara kabel rem dengan cam
L4 = panjang cam
Fcam = Ftangan . 𝑙1
𝑙2 . 𝑙3 𝑙4
dimana : 𝐹𝑐𝑎𝑚 = Gaya yang diterima cam tromol (N)
𝐹𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = Gaya tarik tuas tangan pengemudi (N)
𝑙1
𝑙2 = Perbesaran gaya akibat adanya panjang dan lebar tuas rem
𝑙3
𝑙4 = Perbesaran gaya akibat adanya tuas drum tromol dan cam tromol
𝐹𝑚𝑎𝑥 = 2 .𝐹𝑐𝑎𝑚
𝐹𝑏𝑟 (kiri) = 2 .𝐹𝑐𝑎𝑚 .𝜇𝑡𝑟𝑜𝑚𝑜𝑙 𝐹𝑏𝑟 = 𝐹𝑏𝑟 (kiri) + 𝐹𝑏𝑟 (kanan) 𝑇𝑏𝑟 = 𝑟𝑑𝑟𝑢𝑚 .𝐹𝑏𝑟
𝐹𝑏𝑟 = 𝐹𝑚𝑎𝑥 .𝜇𝑡𝑟𝑜𝑚𝑜𝑙
Distribusi Pengereman Rem Tromol
Distribusi Pengereman
Dasar Teori
𝐾𝑏𝑓 = 𝑊𝑓 𝑊 Dimana : 𝑊𝑓 = 𝑊 𝐿 𝐿𝑟 + ℎ cos 𝜃 sin 𝜃 + μ𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 + 𝑓𝑟𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛Proporsi gaya rem depan (teoritis)
Proporsi gaya rem belakang (teoritis) 𝐾𝑏𝑟 = 𝑊𝑟 𝑊 Dimana : 𝑊𝑓 = 𝑊 𝐿 𝐿𝑟 + ℎ cos 𝜃 sin 𝜃 + μ𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 + 𝑓𝑟𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
Proporsi gaya rem depan (aktual)
K𝑏𝑓 = 𝑇𝑏𝑓
𝑇𝑏𝑓 + 𝑇𝑏𝑟
Proporsi gaya rem belakang (aktual)
K𝑏𝑟 = 𝑇𝑏𝑟
𝑇𝑏𝑟 + 𝑇𝑏𝑓
Dan dari keduanya harus memenuhi persamaan : 𝐾𝑏𝑓+ 𝐾𝑏𝑟 = 1
dimana :
Kbf = proporsi gaya rem depan
Kbr = proporsi gaya rem belakang
Tbf = torsi pengereman rem depan (cakram)
Stabilitas Arah Saat Pengereman
Dasar Teori
𝐹𝑔𝑓 = 𝑊𝑓.μlateral 𝐹𝑔𝑟 = 𝑊𝑟.μlateral 𝐹𝑐𝑓 = 𝐿𝑟 𝐿 𝑥 𝑚. 𝑉2 𝑅 . cos 𝛿𝑓 𝐹𝑐𝑟 = 𝐿𝑓 𝐿 𝑥 𝑚. 𝑉2 𝑅 . cos 𝛿𝑓Fcf > Fgf kendaraan akan mengalami skid depan
Dimana :
Fcr > Fgr kendaraan akan mengalami skid belakang
Metodologi
Flowchart Penelitian
MulaiLatar belaka ng
(permasalahan dan tujuan)
Studi liter atur
Menca ri s pesif ikasi
motor Honda Beat 110 sSP CBS I SS
Melakukan perc obaan pengereman pada jalan datar dan menurun saat belok dan lurus
Mengana lis a dan membandingkan a ntara hasil perc obaan dan hasil perhitungan teoritis
Menca tat hasil percobaan
Menghitung se cara teoritis distribusi penger eman, ser ta stabilitas ar ah kendaraan
Kesimpulan
Metodologi
Metodologi
Flowchart Percobaan jalan menurun
C B
A
Mulai
1. Skuter matik Honda Beat 110 eSP CBS ISS 2. Jalanan menurun dengan sudut 9º 3. Pengendara 2 orang dengan massa total 175,8
Kg
4. Kecepatan Kendaraan V = 10 km/jam
Jalan diberi tanda dengan isolasi
Motor dikendarai
V = 10 km/jam
Pengereman dilakukan menggunakan tuas rem kanan
Waktu pengereman dihitung menggunakan stopwatch dari tuas pertama ditekan sampai motor
berhenti Tuas rem kanan
diganti tuas rem kiri
V = V+10 km/jam
B C
A
Tuas rem kiri
V = 50 km/jam
Jarak dan waktu pengereman aktual
Selesai
Tidak Tidak
Ya Ya
Jarak Pengereman diukur dari awal pengereman sampai kendaraan berhenti
Metodologi
Flowchart Percobaan Pada Jalan Datar
C B
A
Mulai
1. Skuter matik Honda Beat 110 eSP CBS ISS 2. Jalan datar lurus
3. Pengendara 2 orang dengan massa total 175,8 Kg
4. Kecepatan Kendaraan V = 10 km/jam Jalan diberi tanda dengan isolasi
Motor dikendarai V = 10 km/jam
Pengereman dilakukan menggunakan tuas rem kanan Waktu pengereman dihitung menggunakan stopwatch dari tuas pertama ditekan sampai motor
berhenti Tuas rem kanan
diganti tuas rem kiri
V = V+10 km/jam
B C
A
Jarak Pengereman diukur dari awal pengereman sampai kendaraan berhenti
Tuas rem kiri
V = 50 km/jam
Jarak dan waktu pengereman aktual
Selesai
Tidak Tidak
Ya Ya
Flowchart Percobaan Pada Jalan Menurun Di Belok
Metodologi
C B
A
Mulai
1. Skuter matik Honda Beat 110 eSP CBS ISS 2. Jalan menurun dibelokkan dengan radius belok
30,20 m
3. Pengendara 2 orang dengan massa total 175,80 Kg
4. Kecepatan Kendaraan V = 10 km/jam
Jalan diberi tanda dengan isolasi
Motor dikendarai
V = 10 km/jam
Pengereman dilakukan menggunakan tuas rem kanan
Waktu pengereman dihitung menggunakan stopwatch dari tuas pertama ditekan sampai motor
berhenti Tuas rem kanan
diganti tuas rem kiri
V = V+10 km/jam
B C
A
Jarak Pengereman diukur dari awal pengereman sampai kendaraan berhenti
Tuas rem kiri
V = 50 km/jam
Jarak dan waktu pengereman aktual
Selesai
Tidak Tidak
Ya Ya
Flowchart Percobaan Pada Jalan Menurun Di Belok
Metodologi
B C
A
Jarak Pengereman diukur dari awal pengereman sampai kendaraan berhenti
Tuas rem kiri
V = 50 km/jam
Jarak dan waktu pengereman aktual
Selesai Tidak Tidak Ya Ya C B A Mulai
1. Skuter matik Honda Beat 110 eSP CBS ISS 2. Jalan datar dibelokkan dengan radius belok
30,20 m
3. Pengendara 2 orang dengan massa total 175,80 Kg
4. Kecepatan Kendaraan V = 10 km/jam Jalan diberi tanda dengan isolasi
Motor dikendarai V = 10 km/jam
Pengereman dilakukan menggunakan tuas rem kanan Waktu pengereman dihitung menggunakan stopwatch dari tuas pertama ditekan sampai motor
berhenti Tuas rem kanan
diganti tuas rem kiri
Flowchart
Perhitungan
Teoritis
Mulai
1. Berat kendaraan (w) 2. Jarak sumbu roda (L)
3. Jarak CG kesumbu roda depan (Lf) 4. Jarak CG kesumbu roda belakang (Lr)
5. Tinggi pusat CG dari tanah (h) 6. μ aspal 7. koefisien rolling (fr) 8. θ = 9º 9. V = 10 – 50 km/ja m 10. δf = 1º A Mendapatkan analisa kestabilan arah dan proporsi gaya yang diberikan sistem (teoritis)
yaitu Kbf dan Kbr
Selesai A
Analisa kestabilan arah kendaraan saat belok dimana
Fcf > Fgf adalah skid ban depan Fcr > Fgr adalah skid ban belakang
Metodologi
Flowchart
Perhitungan
Actual
1. diameter piston (Dpiston) 2. μ cakram
3. jari- jari piringan cakram (Rrotor)
4. jari – jari piston ( Rpiston) 5. l1 / l2
6. l3 / (0.5 x l4) 7. μtromol
8. Rdrum mulai
Menghitung nilai tekanan hidrolik cakram (Pe) dengan menggunakan pressure gauge
modifikasi
Menghitung gaya piston yang menekan pada rem [Fp = Pe x 0,25 x π (dpiston)²] Menghitung gaya gesek pengereman rem
cakram [ Fbf = 2 x πcakram ]
Menghitung torsi pengreman rem cakram [ Tbf = Fbf x ( Rrotor – Rpiston) ]
A
Menghitung gaya gesek antara kampas dengan drum tromol [ fbr = fmax x μ tromol ]
[ Fbr = 2 x Fcam x μ tromol]
Menghitung gaya yang terpusat dengan drum tromol [ Fmax = 2 x Fcam ]
A
Menghitung nilai gaya yang diterima cam tromol [ Fcam = Ftangan x (l1 / l2) x ( l3 / (0.5 x l4)) ]
Menghitung torsi pengereman rem tromol [ Tbr = rdrum x Fbr ]
Mendapatkan proporsi gaya yang diberikan sistem (aktual)
Kbf dan Kbr
Menghitung nilai distribusi pengereman rem depan dan belakang [ Kbf = Tbf / (Tbf + Tbr) ]
[ Kbr = Tbr / (Tbr + Tbf) ]
Percobaan
Percobaan
diketahui : Skala = 20 m
Panjang skala pada gambar = 5 mm
Radius lingkaran pada gambar = 7,5514 mm
maka : Panjang per mm = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 =
20 𝑚
127 𝑚𝑚= 4 m
Radius belok sebenarnya = radius lingkaran gambar 𝑥 panjang per mm
= 7,5514 mm 𝑥 4 m
= 30,20 m
Percobaan
Data mengenai pengukuran CG (center of gravity) :
Berat kosong kendaraan (W) = 931,631 N
Berat penumpang 1 (W1) = 1078,731N
Berat penumpang 2 (W2) = 645,277N
Panjang kendaraan (L) = 1,256 m
Data hasil pengukuran berat kendaraan + 2 penumpang : • Penimbangan bidang datar
Berat bagian depan (Wf) = 90.90 kg = 891.42 N
Berat bagian belakang (Wr) = 172 kg = 1686.74 N
• Penimbangan bidang miring (9˚)
Berat bagian depan (Wf) = 113.5 kg = 1113 N
Berat bagian belakang (Wr) = 149.4 kg = 1465.11 N
Perhitungan CG
𝐿𝑟 = 𝑊𝑓.L 𝑊 𝐿𝑟 = 98,8 x 125,6 270,80 𝐿𝑟 = 45,82 cm h = (𝑊.𝑐𝑜𝑠𝜃 .𝐿𝑓)−(𝑊𝑟 .𝑐𝑜𝑠𝜃 .𝐿) W .sinθ h = (270,80 𝑥 cos 9 𝑥 79,78 )−(172 𝑥 cos 9 𝑥 125,6) 270,8 x sin 9 h = 0,66 m 𝐿f = 𝑊𝑟.L 𝑊 𝐿f = 172 x 125,6 270,80 𝐿f = 79,78 cm 0 . 7 9 7 7 0.7978 m 0.7978 m 0.66 mPerhitungan
Percobaan
Pengukuran Dimensi Rem
rem cakram :
Tekanan hidrolik cakram (Pe) = 60 kgf/cm2 = 5884083.55 N/m2
Diameter piston rem (dpiston) = 0,033903 m
koef. gesek cakram (μcakram) = 0,3
Jari-jari calliper (Rrotor) = 0,095 m
Jari-jari piston rem (rpiston) = 0,016952 m
Rem tromol :
Gaya tarik tangan (Ftangan) = 49.03 N
koef. gesek tromol (μtromol) = 0,4
Jari-jari drum tromol (r drum) = 0,07 m
Panjang tuas rem kiri (l1) = 15.42 cm
Jarak antara pivot tuas rem dan lubang tempat dipasangnya kabel rem (l2) = 2.019 cm
Panjang tuas penyambung antara kabel rem dengan cam (l3) = 6.569 cm
Percobaan
Pengukuran Jarak Pengereman
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 0 10 20 30 40 50 60 TUAS KIRI (CBS) TUAS KANAN (CAKRAM)
Jarak Pengereman Aktual vs Kecepatan Kendaraan Pada Jalan datar
Kecepatan kendaraan (km/jam)
Ja ra k pe ng ere man (m) 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 0 10 20 30 40 50 60 TUAS KIRI (CBS) TUAS KANAN (CAKRAM)
Jarak Pengereman Aktual vs Kecepatan Kendaraan Pada Jalan menurun
Kecepatan kendaraan (km/jam)
Ja ra k pe ng ere man (m)
Percobaan
Pengambilan Data Ketabilan Arah
Kecepatan Roda Tuas Rem Kanan (cakram)
Tuas Rem kiri (CBS)
10 km/jam Depan Tidak Tidak
Belakang Tidak Tidak
20 km/jam Depan Tidak Tidak
Belakang Tidak Tidak
30 km/jam Depan Tidak Tidak
Belakang Tidak Tidak
40 km/jam Depan Tidak Tidak
Belakang Tidak Ya
50 km/jam Depan Tidak Tidak
Belakang Tidak Ya
Jalan Datar
Kecepatan Roda Tuas Rem Kanan (cakram)
Tuas Rem kiri (CBS)
10 km/jam Depan Tidak Tidak
Belakang Tidak Tidak
20 km/jam Depan Tidak Tidak
Belakang Tidak Tidak
30 km/jam Depan Tidak Tidak
Belakang Tidak Ya
40 km/jam Depan Tidak Tidak
Belakang Tidak Ya
50 km/jam Depan Ya Tidak
Belakang Tidak Ya
Distribusi Pengereman Actual
• Rem Cakram : 𝐹𝑝 = 𝑃𝑒 .0,25 .𝜋 .(𝑑𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛)2 𝐹𝑝 = 5884083.55 x 0,25 x 𝜋 x (0,033903)2 𝐹𝑝 = 5311,84 N 𝐹𝑏𝑓 = 2 .𝜇𝑐𝑎𝑘𝑟𝑎𝑚.𝐹𝑝 𝐹𝑏𝑓 = 2 x 0,3 x 5311,84 𝐹𝑏𝑓 = 3187,104 N 𝑇𝑏𝑓= Fbf.(Rrotor−r𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛) 𝑇𝑏𝑓= 3187,104 x (0,095 − 0,016952) 𝑇𝑏𝑓= 248,74 N • Rem Tromol : Fcam = Ftangan . 𝑙1 𝑙2 . 𝑙3 𝑙4 Fcam = 49.03 x 0,02019 .0,15423 0,065690,01824 Fcam = 1348,87 N 𝐹𝑚𝑎𝑥 = 2 . 𝐹𝑐𝑎𝑚 𝐹𝑚𝑎𝑥 = 2 x 1348,87 𝐹𝑚𝑎𝑥 = 2697,73 N 𝐹𝑏𝑟 = 2 x 𝐹𝑚𝑎𝑥 x 𝜇𝑡𝑟𝑜𝑚𝑜𝑙 𝐹𝑏𝑟 = 2 x 2697,73 x 0,3 𝐹𝑏𝑟 = 1618,64 N 𝑇𝑏𝑟 = 𝑟𝑑𝑟𝑢𝑚 x 𝐹𝑏𝑟 𝑇𝑏𝑟 = 0,07 x 1618,64 𝑇𝑏𝑟 = 113,30 NmPerhitungan
• Rem Depan : K𝑏𝑓 = 𝑇𝑏𝑓 𝑇𝑏𝑓 + 𝑇𝑏𝑟 K𝑏𝑓 = 248,79 248,79 + 113 K𝑏𝑓 = 0,68694 • Rem Belakang : K𝑏𝑟 = 𝑇𝑏𝑟 𝑇𝑏𝑟 + 𝑇𝑏𝑓 K𝑏𝑟 = 113 113 + 248,79 K𝑏𝑟 = 0,31306
Data mengenai perhitungan jarak
Pengereman teoritis pada jalan turun lurus
Sudut turunan (θ) = 9˚
Gaya gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Faktor ekivalen massa (ϒm) = 1,04
Koef. hambat aerodinamis (Cd) = 1,8
Luas permukaan frontal (Af) = 0,33 m2
Koef. gesek jalan (μaspal) = 0,75
fr kendaraan penumpang (frkendaraan) = 0,08
Waktu respon sistem rem (td) = 0,3 s
cos (9˚) = 0,99
Distribusi Pengereman Teoritis
V (km/jam) Frkecepatan Wf (N) Wr (N) Kbf Kbr 10 20 30 40 50 0,017500 0,0176 0,0178 0,018 0,0182 970,82 970,82 970,82 970,82 970,82 377,88 377,70 377,45 377,17 377,87 0,71982 0,72014 0,72053 0,72069 0,72084 0,28018 0,28017 0,28014 0,27999 0,27984 V (km/jam) Frkecepatan Wf (N) Wr (N) Kbf Kbr 10 20 30 40 50 0,017500 0,0176 0,0178 0,018 0,0182 2025.15 2025.23 2025.58 2025.87 2025.16 631.40 631.22 630.96 630.67 630.39 0.76232 0.76251 0.76275 0.76286 0.76297 0.23768 0.23764 0.23759 0.23749 0.23738 𝐾𝑏𝑓 = 𝑊𝑓 𝑊 Dimana : 𝑊𝑓 = 𝑊 𝐿 𝐿𝑟 + ℎ cos 𝜃 sin 𝜃 + 𝜋𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 + 𝑓𝑟𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝐾𝑏𝑟 = 𝑊𝑟 𝑊 Dimana : 𝑊𝑓 = 𝑊 𝐿 𝐿𝑟 + ℎ cos 𝜃 sin 𝜃 + 𝜋𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 + 𝑓𝑟𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛Perbandingan Distribusi Pengereman
V (km/jam) Distribusi pengereman yang dibutuhkan system Distribusi pengereman yang diberikan tuaskiri
Distribusi pengereman yang diberikan tuas
kanan Kbf Kbr Kbf Kbr Kbf Kbr 10 20 30 40 50 0.71982 0.72014 0.72053 0.72069 0.72084 0.28018 0.28017 0.28014 0.27999 0.27984 0.68694 0.31306 1.0000 0.0000
Distribusi pengereman yang diberikan tuas kanan + kiri
Ftangan kanan (N) Kbf Ftangan kiri (N) Kbr
70.6 77 70.6 70.6 77 0.71914 0.72000 0.72000 0.72085 0.72036 41.5 45.08 41.32 41.15 45 0.28086 0.28000 0.28000 0.27915 0.27964
Perhitungan
V (km/jam) Distribusi pengereman yang dibutuhkan system Distribusi pengereman yang diberikan tuas
kiri
Distribusi pengereman yang diberikan tuas
kanan Kbf Kbr Kbf Kbr Kbf Kbr 10 20 30 40 50 0.76232 0.76251 0.76275 0.76286 0.76297 0.23768 0.23764 0.23759 0.23749 0.23738 0.68694 0.31306 1.0000 0.0000
Perbandingan Distribusi Pengereman
Distribusi pengereman yang diberikan tuas kiri + kanan
Ftangan (N) Kbf Ftangan (N) Kbr 73.48 68.96 69.05 77.29 77.55 0.76232 0.76251 0.76275 0.76286 0.76266 32 30 30 33.56 33.71 0.23768 0.23765 0.23725 0.23714 0.23734
• Jalan menurun :
𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊. 𝛾𝑚
2𝑔. 𝐶𝑎𝑒 ln[ 1 +
𝐶𝑎𝑒. 𝑉2
𝜇. 𝑊. cos 𝜃 + 𝑓𝑟. 𝑊. cos 𝜃 − 𝑊. sin 𝜃 ]+𝑡𝑑 .𝑉0 𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 931,631 𝑥 1,04
2 𝑥 9,81 𝑥 0,37 ln[ 1 +
0,37.𝑉2
𝜇.931,631.cos 𝜃+𝑓𝑟.931,631.cos 𝜃−931,631.sin 𝜃 ]+ (0,3 x 0)
Perhitungan Jarak Pengereman teoritis
W 270.80 kg 2,656.55 N g 9.81 m/s2 cos (9) 0.99 sin (9) 0.16 ϒm 1.04 Cae 0.37 μaspal 0.75 frkendaraan 0.08 td 0.30 V1 10 km/jam 2.78 m/s V2 20 km/jam 5.56 m/s V3 30 km/jam 8.33 m/s V4 40 km/jam 11.11 m/s V5 50 km/jam 13.89 m/s S1 1.61 m S2 4.21 m S3 14.29 m S4 15.18 m S5 16.70 m
Perhitungan
• Jalan Datar : 𝑆 = 𝑊. 𝛾𝑚 2𝑔. 𝐶𝑎𝑒 ln[ 1 + 𝐶𝑎𝑒. 𝑉2 𝜇𝑠. 𝑊 + 𝑓𝑟 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛. 𝑊 ] 𝑆 = 931,631 𝑥 1,04 2 𝑥 9,81 𝑥 0,37 ln[ 1 + 𝐶𝑎𝑒.𝑉2 𝜇𝑠.931,631+𝑓𝑟 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛.931,631 ]
Perhitungan
W 270.80 kg 2,656.55 N g 9.81 m/s2 cos (9) 0.99 sin (9) 0.16 ϒm 1.04 Cae 0.37 μaspal 0.75 frkendaraan 0.08 td 0.30 V1 10 km/jam 2.78 m/s V2 20 km/jam 5.56 m/s V3 30 km/jam 8.33 m/s V4 40 km/jam 11.11 m/s V5 50 km/jam 13.89 m/s S1 0.33 m S2 1.31 m S3 2.94 m S4 5.22 m S5 8.12 m1.61 4.21 14.29 15.18 16.70 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 0 10 20 30 40 50 60 TEORITIS
Jarak Pengereman Teoritis vs Kecepatan kendaraan pada Jalan menurun 9˚ Jara k p eng ere m an (m )
Kecepatan kendaraan (km/jam)
0.33 1.31 2.94 5.22 8.12 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 0 10 20 30 40 50 60 TEORITIS
Jarak Pengereman Teoritis vs Kecepatan kendaraan pada Jalan datar Ja ra k pe ng ere man (m)
Kecepatan kendaraan (km/jam)
Perhitungan Jarak Pengereman teoritis
V (km/jam) Fcf (N) Fcr (N) Fgf (N) Fgr (N) 10 20 30 40 50 12,80 51,22 115,24 204,87 320,12 22,29 89,17 200,62 356,66 557,29 281,54 281,54 281,54 281,54 281,54 109,58 109,53 109,46 109,38 109,30 V (km/jam) Fcf (N) Fcr (N) Fgf (N) Fgr (N) 10 20 30 40 50 23,90 95,61 215,12 382,43 597,55 45,23 180,91 407,04 723,63 1130,68 587,29 587,35 587,42 587,50 587,59 183,10 183,05 182,98 182,90 182,81 𝐹𝑔𝑓 = 𝑊𝑓.μlateral 𝐹𝑔𝑟 = 𝑊𝑟.μlateral 𝐹𝑐𝑓 = 𝐿𝑟 𝐿 𝑥 𝑚. 𝑉2 𝑅 . cos 𝛿𝑓 𝐹𝑐𝑟 = 𝐿𝑓 𝐿 𝑥 𝑚. 𝑉2 𝑅 . cos 𝛿𝑓 V (km/jam) Fcf > Fgf Fcr > Fgr 10 20 30 40 50 Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya
Analisa Kestabilan Arah Kendaraan
Perhitungan
Perbandingan
Analisa Kestabilan Arah Kendaraan
V (km/jam)
Distribusi pengereman yang dibutuhkan system
Distribusi pengereman yang diberikan system
Jalan menurun Jalan Datar Fcf > Fgf (skid depan) Fcr > Fcr (skid kelakang) Tuas kanan (cakram) Tuas kiri (CBS) Tuas kanan (cakram) Tuas kiri (CBS) 10 20 30 40 50 Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya
Kesimpulan
• Distribusi pengereman yang dibutuhkan dan diberikan sistem memiliki perbedaan dengan Kbf dibutuhkan lebih besar dari Kbf diberikan , sedangkan Kbr dibutuhkan lebih kecil dari Kbr diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa kendaraan akan cenderung mengalami oversteer ( skid belakang) saat dilakukan pengereman.
• Jarak pengereman aktual lebih besar dari jarak pengereman teoritis baik menggunakan tuas rem kiri maupun tuas rem kanan.
• Jarak pengereman pada jalan menurun dengan tuas rem kiri (CBS) lebih kecil dari jarak pengereman dengan tuas rem kanan (cakram). Hal ini menunjukkan bahwa pengereman dengan sistem CBS akan lebih efisien dibandingkan dengan sistem rem biasa (cakram) dengan kondisi jalan yang menurun maupun jalan datar.
• Perilaku kestabilan arah kendaraan teoritis maupun aktual saat pengereman pada jalan menurun dan jalan datar dibelokan dengan radius belok 30,20 m menghasilkan bahwa kendaraan mengalami skid belakang pada kecepatan ≥ 30 km/jam apabila pengereman dilakukan dengan menggunakan tuas kiri (CBS).
Saran
• Cara pengereman yang baik dengan kondisi seperti pada percobaan maka sebaiknya pengereman dilakukan dengan menggunakan tuas rem kiri untuk jalan lurus agar jarak pengereman yang terjadi lebih pendek. Kondisi berbelok sebaiknya menggunakan tuas rem kanan agar tidak mengalami skid. Agar distribusi pengereman untuk berat tertentu sebaiknya peletakan CG atau duduknya penumpang serta peletakan massa yang benar dapat menjadikan distribusi pengereman secara teoritis dan aktual memiliki selisih yang tidak besar.
• Pada kondisi jalan datar dan jalan menurun memiliki distribusi pengereman yang diberikan dengan hasil lebih kecil dari distribusi pengereman yang dibutuhkan oleh sistem, untuk mencapai distribusi pengereman yang dibutuhkan oleh sistem sebaiknya dilakukan pengereman menggunakan tuas kiri terlebih dahulu baru menambahkan dengan tuas rem kanan agar mendapatkan hasil yang sesuai kebutuhan sistem.
• Jika beban masa semakin berat maka pada jalanan menurun hendaknya pengendara sudah mengurangi kecepatan jauh sebelum jalanan menurun. Sehingga distribusi pengereman menjadi stabil dan tidak menimbulkan skid.
– [1] Adhiwibowo, Riyanto. 2013. Cara Kerja Rem Sepeda Motor,
<URL:http://trampilan.blogspot.com/2013/07/cara-kerja-rem-sepeda-motor.html>. – [2] Pranata, Jery. 2013.Sistem Rem Tromol Sepeda Motor,
<URL:http://jerycazsanovaright.blogspot.co.id/2013/07/sistem-rem-tromol-sepeda-motor.html >
– [3] Famolah, Bayu Rona. 2011. Prinsip Rem Cakram,
<URL:http://famolahx.blogspot.com/2011/06/prinsip-rem-cakram.html>.
– [4] Wikipedia. 2015. Hydrolic Brake, <URL:https://en.wikipedia.org/wiki/Hydraulic_brake> – [5] Honda. 2013. Membahas Kelebihan Rem Cakram dibanding Rem Tromol.
<www.membahas-kelebihanrem-cakram-dibandingkan-rem-tromol.com > – [6] Honda. ___.Mechanical Combi Brake for small scooters,
<URL:http://world.honda.com/motorcycle-technology/brake/p4.html>.
– [7] Anonim. 2009. Kupas Tuntas Combined Brake System (CBS) Dan Parking Brake Lock(Fitur Unggulan Vario CBS Techno),
<URL: http://endemania4ever.blogdetik.com/2009/10/08/kupas-tuntas-combined-brake-system-cbs-dan-parking-brake-lock-fitur-unggulan-vario-cbs-techno/>.
– [8] Sutantra, I Nyoman. 2010. Teknologi Otomotif Edisi Kedua. Surabaya: Teknik Mesin ITS.
– [9] Anonim. 2014<URL:http://nexgenbikes.com/site/2014/08/12/frequent-brake-disc-pads-changes-time-to-check-your-disc-plate/> – [10] Abhang, Swapril R., & Bhaskar, D.P. 2014. Design and Analysis of Disc Brake. International Journal of Engineering Trends and
Technology (IJETT) Volume 8 Number 4, February 2014 ISSN: 2231-5381, 165-167 – [11] Anonim. 2000. Modul Pelatihan Otomotif-Sistem Rem. Malang: PPP GT VEDC.
– [12] Subramanyam, Anirudh L., & Banik, Sandeep. 2014. Maximum Brake Force Calculations for Drum Brake. Mysuru dan Hyberabad : National Institute of Engineering dan Vidya Vikas Institute of Technology
– [14] Subagio, Enggar Rofiq. 2014. Analisa Sistem Pengereman CBS (Combined Brake System) Pada Skuter Matik Vario 125 PGM-Fi. Surabaya: Tugas Akhir Teknik Mesin ITS.
– [15] Aulia, Dewi Putri. 2015. Analisa Sistem Pengereman Cbs (Combined Brake System) Pada Honda Vario Techno 125 Idling Stop System
Pgm-Fi Dengan Kondisi Jalan Menurun. Surabaya: Tugas Akhir Teknik Mesin ITS.
– [17] Arintika, Viola Agus. 2015. Analisa Sistem Pengereman Combi Brake System(Cbs) Pada Honda Vario Techno 125 Idling Stop System(Iss)
Pgm-Fi Dengan Pengaruh Penambahan Variasi Massa. Surabaya: Tugas Akhir Teknik Mesin ITS.