FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI
BAGI GURU MTs NU SALATIGA
TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh :
SITI ROHATU
NIM 11110153
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id
DEKLARASI
رلا لله مسب
ميح رلا نمح
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 16 Apri 2015
Penulis.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : SITI ROHATUN
NIM : 111 10153
Jurusan : TARBIYAH
Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, 16 April 2015
Yang menyatakan.
SITI ROHATUN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id MASLIKHAH, S.Ag., M.Si.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah tugas akhir saudari:
Nama : Siti Rohatun
NIM : 11110153
Jurusan/progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul :FUNGSI MANJAEMEN PADA KOMPETENSI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PAI,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. H. Miftahuddin, M. Ag ………
Sekretaris Penguji : Maslikhah,S.Ag., M.Si. ………
Penguji I : Drs. H. Nasafi, M. Pdi ………
Penguji II : Dra. Djami’atul Islamiyah, M. Ag ………
Salatiga, 25 September 2015 Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M. Pd.
MOTTO
“Pendidikan adalah alat yang paling ampuh yang dapat digunakan untuk
PERSEMBAHAN
“Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dengan alenia, kubingkai dalam bab
sejumlah lima, jadilah maha karya, gelar sarjana kuterima, orangtua pun bahagia”.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap
mempunyai peran penting dalam hidupnya
Ku persembahkan sekripsi ini untuk:
1. Bapak Jumeri dan Ibu Halimah dengan segala
perjuangan, do’a, keringat pengorbanan, kesabaran dan cinta kasih yang membentuk kemampuan untuk menghirup nafas pahit mansi hidupku.
2. Adik-adikku Muhamad Faizin, Fitriyah, dan
Afif Umar yang tiada henti memberiku semangat, dorongan, tenaga, do’a,
dan akan arti sebuah persaudaraan.
3. Mas Reza Kusuma yang tiada henti mengucurkan kesabaran, kesetiaan,
dan ketulusan nya untuk menantiku, menemaniku dalam suka dan duka
KATA PENGANTAR
ميح رلا نمح رلا لله مسب
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya
kejalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. adapun judul skripsi ini
adalah “FUNSGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI
GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015”.
Skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
dukungan moril maupun materill. Dengan penuh kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.H Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Maslikhah, S.Ag., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu dan mengarahkan dengan penuh ketelitian.
3. Bapak Drs, Muh Syamsul, M.PdI selaku kepala sekolah MTs NU salatiga
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian
pada siswa di MTs NU Salatiga.
4. Segenap dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan
sehingga dapat mengantarkan peneliti menyalesaikan skripsi ini.
5. Seluruh guru Madrsah Tsanawiyah Nahdlhatul Ulama Salatiga yang telah
mau bekerjasama dalam penelitian ini.
6. Team perpustakaan IAIN Salatiga.
7. Teman-temanku yang sudi kiranya membantu dan menyemangati
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapat balasan yang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan penulis skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya maupun pembaca pada
umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan.
Amien Yarobbal ‘Alamien.
Salatiga, 15 April 2015 Peneliti,
SITI ROHATUN
ABSTRAK
ROHATUN, SITI. 111 10 153. Fungsi Manajemen Kompetensi Pedagogi Guru Bagi Guru MTs NU Salatiga Tahun 2015. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI IAIN Salatiga. Pembimbing: Ibu Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Kata kunci : Fungsi Manajemen dan kompetensi pedagogi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi manajemen kompetensi pedagogi guru bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. wawancara dilakukan secara santai, penuh keakraban sehingga akan mampu memperoleh informasi sebanyak mungkin dan tidak terkesan kaku secara jujur dan detail. Observasi dilakukan pada tanggal senin 23 februari 2015. Pada observasi ini peneliti dapat memperoleh informasi, mengetahui dan mengamati secara langsung tentang aktivitas guru yang berkaitan dengan fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru. Metode dokumentasi ini mendapatkan data pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP berupa buku acuan dan foto-foto pembelajaran dan pada waktu wawancara
Subyek penelitian sebanyak 6 responden, menggunakan teknik snow boll dan dilakukan secara acak (random sampling). Data penelitian yang terkumpul di analisis dengan menggunakan teknik pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian. Sesuai dengan pokok permasalahan, Penelitian deskriptif kualitatif menggunakan desain yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan. Dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga tanggal tanggal 10 Februari Sampai 10 Maret 2015. Metode pengumpulan data dengan metode observasi, interview, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan deskriptif kualitatif.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN BERLOGO ………... i
HALAMAN DEKLARASI ……….... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………. iii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Kegunaan Penelitian ………... E. Penegasan Istilah ... 6
1. Pend
ekatan dan Jenis Penelitian ………...
2. Keha
diran Peneltian ………...
3. Loka
si Penelitian ………...
4. Sumb
er Data ……….
5. Prose
dur Pengumpulan Data ...
6. Anali
sis Data ...
7. Peng
ecekan Keansahan Data ...
8. Taha
p-tahap Penelitian ...
G. Sistematika Penulisan ………...
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemnen
1. Pengertian manajemnen ...
2. Fungsi manajemnen ...
3. Proses manajemnen...
1. Pengertian guru ...
2. Tugas Guru ... ...
C. Kompetensi pedagogi guru
1. Pengertian kompetensi pedagogi guru...
2. Standar kompetensi ...
3. Fungsi manajemen kompetensi pedagogi guru ...
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gamabaran Umum Objek Penelitian
1. Letag geografis ...
2. Sejarah MTs NU Salatiga ... ...
3. Identitas MTs NU Salatiga ...
4. Visi Misi MTs NU Salatiga ...
5. Keadaan, Guru Karyawan dan Siswa Madrasah ...
B. TEMUAN PENILITIAN
1. Perencanaa kompetensi pedagogi guru ...
2. Pengorganisasian kompetensi pedagogi guru ...
3. Penggerakan kompetensi pedagogi guru ...
4. Pengontrolan kompetensi pedagogi guru ...
5. Kompetensi pedagogi guru ...
BAB IV PEMBAHASAN
A. Perencanaa kompetensi pedagogi guru ...
B. Pengorganisasian kompetensi pedagogi guru ...
D. Pengontrolan kompetensi pedagogi guru ...
E. Kompetensi pedagogi guru ...
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...
B. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN...
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Wawancara dengan Ibu ...
Gambar 2 Wawancara dengan Bapak ...
Gambar 3.1 Gamabar suasana KBM 1...
Gambar 3.2 Gamabar suasana KBM 2 ...
Gambar 4.1 Gamabar suasana gedung luar kelas 1 ...
Gambar 4.2 Gamabar suasana gedung luar kelas 2 ...
Gambar 4.3 Gamabar suasana gedung luar kelas 3 ...
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Nota Pembimbing
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian dari MTs NU Salatiga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai salah satu lembaga untuk mencerdaskan bangsa,
sudah selayaknya secara terus-menerus mengalami pembaharuan yang baik.
Mulai dari manajemen pendidikan, kurikulum, strategi, metode, ataupun
evaluasi perlu untuk ditingkatkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai
dengan kebutuhan siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda
antara satu siswa dengan siswa lainnya.
Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003 bab 1 pasal 1 di jelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sistem pendidikan Nasional,
2007:03).
Tujuan pendidikan merupakan salah satu sentral dalam pendidikan.
Sebab tanpa rumusan yang jelas mengenai tujuan pendidikan, perbuatan
mendidik menjadi tanpa arah, dan bisa sesaat salah langkah. Oleh karena itu
seluruh pemikiran (Kartono, 1992:214). Untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan tersebut, maka dalam lembaga pendidikan formal yaitu
sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru, sarana
prasarana, dan dengan kegiatan siswa. Salah satu usaha untuk
mengoktimalkan pembelajaran adalah dengan memperbaiki pengajaran yang
dipengaruhi oleh guru, karena pengajaran adalah suatu sistem, maka harus
mencakup keseluruhan komponen dalam sistem pengajaran tersebut.
Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003 bab 2 tentang dasar, fungsi, dan tujuan dalam pasal 3 di jelaskan bahwa
yang dimaksud dengan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembngnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
Guru adalah salah satu orang yang bertugas mendidik dalam dunia
pendidikan. Dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al- Kahfi ayat 66 Allah SWT
berfirman:
Artinya: “Musa berkata kepada Khidr, “bolehkah aku mengikutimu supaya
kamu mengajarkan kepadaku seperti ilmu yang benar diantra
ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (Q.S al-Kahfi: 66).
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan
anak didik, sosial guru adalah orang yang identik dengan pihak yang
memiliki tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa,
ditangan gurulah tunas bangsa ini terbentuk sikap moralitasnya sehingga
mampu memberikan yang terbaik untuk anak Negeri ini.
Tugas dan peran Guru dari hari ke hari semakin berat, seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen
utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan
melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
dalam masyarakat. Mengingat sangat penting peran guru dalam pendidikan
seperti yang telah dijelaskan diatas, sangatlah pantas jika pengakuan dan
penghargaan terhadap profesi guru semakin jelas terasa. Hal ini ditandai
dengan adanya Undang-undang tentang Guru dan Dosen, Secara legal, guru
Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Pasal 10 Tahun 2005 dan
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang guru dinyatakan dengan
jelas bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, profesional,
keperibadian, dan sosial (PP, 2005-2008:3).
Kompetensi (competence) secara harfiah berarti kecakapan,
kemampuan, kebiasaan, dan keterampilan. Kompetensi dalam kamus umum
bahasa indonesia adalah kekuasaan, menentukan, memusatkan suatu hal
(Kamus umum bahasa indonesia, 1976:518). Kompetensi seseorang dapat
dilihat pada diri seseorang saat beraktivitas, melaksanakan tugas,
menyelesaikan pekerjaan, memecahkan masalah. Artinya, kompetensi dapat
terlihat dalam perilaku atau performasi. Performasi itu tentu saja didasari oleh
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikuasai orang tersebut. Dengan
demikian, kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk kecakapan
yang didasari pengetahuan.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pengajaran
yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi keperibadian
dan kompetensi sosial (Hamalik, 1991:38). Peraturan Pemerintah (PP) No. 74
Tahun 2008 tentang kompetensi dan sertivikasi guru bab 2. Guru wajib
memiliki Kualifikasi Akademik, kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
Kompetensi pedagogi guru adalah kemampuan, kecakapan dan
keterampilan yang dimiliki seorang guru yang meliputi pemahaman anak
didik, merancang pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengemabangan
anak didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
(Mulyasa, 2008:75). Kompetensi pedagogi seorang guru yaitu menguasai
bahan yang akan disampaikan, karena kalau terjadi ketidakmampuan seorang
guru dalam memahami bahan yang akan diajarkan, maka akan berakibat
hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses persiapan mengajar, maka untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan tersebut, maka harus dipersiapkan dan
harus benar-benar menguasai bahan yang diajarkan.
Manajemen dijelaskan dalam kesimpulan menurut Howard M.
Carlisle dan The Liang Gie dalam Daryanto (2013:40) menyatakan bahwa,
manajemen adalah Management is the process by with the element of a group
are integrated, and efficiently achieve objective. Manajemen adalah proses
seni perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan
pengontrolan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses
pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugas-tugas khusus yang harus
dilaksanakan. Tugas-tugas khusus itulah yang bisa disebut fungsi-fungsi
manajemen. Sebagai suatu fungsi, fungsi manajemen berdasarkan pendapat
George R. Terry dalam Daryanto (2013:47). adalah proses fungsi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
Berdasarkan observasi peneliti, di MTs NU Salatiga sudah ada
kenyataan belum 100% guru mengikuti prosedur yang diterapkan tersebut,
melainkan hanya 60% persen saja yang sudah melaksanakan penerapan
manajemen tersebut. Untuk mendorong kesemangatan guru dalam
melaksanakan manajemen yang sudah diterapkan tersebut yaitu dengan cara
memberi hadiah bagi guru yang sudah melaksanakan manajemen tersebut.
Hadiah yang diberikan guru tentunya tidak fokus dalam bentuk materi
melainkan dalam bentuk ucapan selamat dan lainnya.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis
tertarik mengadakan penelitian ilmiah dengan judul “FUNGSI
MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU
B. Fokus Penelitian
Mengacu pada latar belakang masalah secara definitif masalah yang
penulis teliti dapat dirumuskan, sebagai berikut:
1. Bagaimana guru MTs NU Salatiga merencanakan kompetensi pedagogi
tahun 2015?
2. Bagaimana guru MTs NU Salatiga mengorganisir kompetensi pedagogi
guru tahun 2015?
3. Bagaimana guru MTs NU Salatiga menggerakkan kompetensi pedagogi
guru tahun 2015?
4. Bagaimana guru MTs NU Salatiga mengkontrol kompetensi pedagogi
guru tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai melalui
kegiatan penelitian. Sesuai dengan pokok permasalahan tersebut, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui perencanaan kompetensi pedagogi bagi guru MTs
NU Salatiga tahun 2015.
2. Untuk mengetahui mengorganisir kompetensi pedagogi bagi guru MTs
NU Salatiga tahun 2015.
3. Untuk mengetahui menggerakkan kompetensi pedagogi bagi guru MTs
NU Salatiga tahun 2015.
4. Untuk mengetahui mengendalikan kompetensi pedagogi bagi guru MTs
D. Manfaat Penulisan Skripsi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang
jelas. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktik maupun secara teoritik, yaitu:
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dapat memotivasi belajar siswa serta menjadi
dorongan untuk meningkatkan prestasi belajar dalam kegiatan belajar
mengajar.
b. Bagi Guru
Guru diharapkan untuk meningkatkan kompetensi pedagogi sebagai
kompetensi yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi Lembaga
Lembaga MTs NU Salatiga dapat memperoleh pemahaman tentang
arti pentingnya fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru
dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan dan meningkatan kualitas pengajaran pada umumnya
yang diperoleh dari penelitian.
b. Adanya pemahama guru di MTs NU Salatiga tentang pentinnya
fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru dalam kegiatan
E. Penegasan Istilah
Menghindari kemungkinan terjadi penafsiran yang berbeda dengan
maksud utama penulis dalam penggunaan kata dalam judul penelitian ini,
perlu penjelasan dalam istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel
penelitian. Istilah yang perlu penjelasan sebagai berikut:
1. Fungsi Manajemen
Fungsi adalah jabatan (yang dilakukan); pekerjaan yang
dilakukan (Kamus umum bahasa indonesia, 1982:283). Sedangkan
manajemen merupakan proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai tujuan (Kamus besar Bahasa Indonesia, 1990:553).
2. Kompetensi Pedagogi
Kompetensi merupakan kewenangan, kekuasaan untuk
memutuskan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:453).
Sedangkan pedagogi merupakan ilmu pendidikan, ilmu pengajaran,
menguasai pengetahuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:657).
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan dan Jenis penelitian
deskriptif kualitatif (Moleong, 2001:7). Penelitian kualitatif menggunakan
desain yang secara terus–menerus disesuaikan dengan kenyataan
lapangan. Desain ini tidak tersusun secara ketat dan kaku, sehingga dapat
diubah dan disesuaikan dengan pengetahuan baru yang ditemukan.
tentang suatu hal secara sistematis, factual dan akurat. Data yang telah
terkumpul disusun, dianalisis, dan disimpulkan sehingga memberikan
suatu gambaran tentang hasil penelitian yang sistematis dan nyata.
Menurut Lexy Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis,
gambar dan bukan angka, yang mana data diperoleh dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Dengan penelitian kualitatif ini diharapkan
peneliti dapat memperoleh data secara mendetail tentang hal-hal yang
diteliti karena adanya hubungan langsug dengan responden atau obyek
penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian yang
bersifat kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Permasalahan
utama yang dibahas dalam skripsi ini yaitu fungsi manajemen kompetensi
pedagogi guru bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015.
Tujuan dari penelitian diskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran, faktual dan akurat, mengenal fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ciri penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan mengenai
situasi atau kejadian. Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif
survai yang merupakan penyelidikan yang ada dan mencari
2. Kehadiran Penelitian
Sesuai pendekatan kualitatif, maka semua fakta berupa kata-kata
maupun tulisan dari sumber yang telah diamati dan dokumen yang terkait
disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya ditela’ah guna
menemukan makna. Oleh karena itu, kehadiran peneliti sangat penting
yaitu peneliti bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai
pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam
penelitian
3. Lokasi Penelitian
Peneliti memilih lokasi di Madrsah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama
Salatiga tahun pelajaran 2015.
4. Sumber Data
Data yang dikutip oleh Moleong (2000:157) Sumber utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data dalam penelitian ini adalah
semua data atau informasi yang diperoleh dari informasi yang dianggap
penting, selain itu data juga dihasilkan dari dokumentasi yang menunjang.
Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kata-kata atau tindakan (Moleong, 2002:112).
Data yang berbentuk kata-kata diambil dari informan atau
responden pada waktu wawancara. Data-data tersebut berupa
keterangan dari para informan dari beberapa pihak diantaranya:
b. Data tertulis (Dokumentasi)
Data yang berbentuk tulisan diperoleh dari warga sekolah dan
dokumen-dokumen lain yang tentunya masih berkaitan dengan
subjek penelitian.
c. Foto (Moleong, 2002:114).
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh
beberapa foto tentang “ Fungsi Manajemen Kompetensi Pedagogi
Guru Bagi Guru Madrsah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga
tahun 2014/2015.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
a. Wawancara (interview)
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang
diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai
suatu hal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
1990:1009). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan dua pihak, yaitu pewancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011:186).
Teknik wawancara dilakukan secara formal dan intensif
sehingga akan mampu memperoleh informasi sebanyak mungkin
menggali data dari guru tentang fungsi manajemen kompetensi
pedagogi guru.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan, peninjauan secara cermat
(Kamus besar Bahasa Indonesia, 1990:623). Metode ini digunakan
untuk mengetahui dan mengamati secara langsung tentang aktivitas
guru yang berkaitan dengan fungsi manajemen kompetensi pedagogi
guru, aktivitas penyusunan RPP dan pengembangan silabus, serta
ketersediaan sarana dan media pembelajaran.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan dan
penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1990:211). Metode dokumentasi digunakan untuk
mendapatkan data dokumentasi perencanaan pembelajaran yang
meliputi silabus dan RPP berupa buku acuan dan foto-foto
pembelajaran, serta dokumentasi sarana dan media pembelajaran
mata pelajaran.
6. Analisis Data
Metode yang di gunakan peneliti untuk menganalisis data terdiri
dari 3 kegiatan: pertama, pengumpulan data dan melakukan reduksi data,
yaitu menggolongkan, menyederhanakan, mengorganisasikan (display
data, memilah, membuang data yang tidak diperlukan, serta triangulasi
narasi. Ketiga, penarikan simpulan dari data yang telah disajikan.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
pendekatan deskriptif. Sehingga data yag disajikan berupa kata-kata
tertulis dari hasil penelitian serta tidak menggunakan alat ukur.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menentukan keabsahan data yang diperoleh benar-benar
obyektif, maka peneliti melakukan pemeriksaan data dengan metode
triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding. Teknik triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini
adalah triangulasi sumber (Moleong, 2002:173). Triangulasi sumber dapat
ditempuh dengan jalan sebagai berikut: a. Membandingkan data pengamatan
dengan hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang
didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c. Membandingkan
keadaan dan pandangan seseorang dengan berbagai pendapat orang lain. d.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (
Moleong, 2002:178). Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi
yaitu membandingkan data pengamatan dengan hasil wawacara dan
membandingkan hasil wawacara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
dengan fungsi manajemen pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015.
Contoh dari Membandingkan data pengamatan dengan hasil wawancara pada
kompetensi pedagogi guru MTs NU Salatiga adalah guru terlihat siap dalam
merecanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan membandingkan
pedagogi guru dalam memanajemenkan pengajaran. Contoh dari
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
yaitu berdasarkan observasi peneliti, di MTs NU Salatiga sudah ada
manajemen kompetensi pedagogi guru dan sudah diterapkan. Tetapi,
kenyataan belum 100% guru mengikuti prosedur yang diterapkan tersebut,
melainkan hanya 60% persen saja yang sudah melaksanakan penerapan
manajemen tersebut. Untuk mendorong kesemangatan guru dalam
melaksanakan manajemen yang sudah diterapkan tersebut yaitu dengan cara
memberi hadiah bagi guru yang sudah melaksanakan manajemen tersebut.
8. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
a. Tahap pra lapangan
1) Mengajukan judul penelitian
2) Menysun proposal penelitian
3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing
b. Tahap pekerjaan lapangan
1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian
2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus
penelitian
3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan
c. Tahap analisis data meliputi kegiatan
2) Pengecekan keabsahan data
3) Tahap penulisan laporan penelitian
d. Tahap penulisan laporan
1) Penulisan hasil penelitian
2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing
3) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian
4). Ujian munakosah skripsi
Sistematika penulisan untuk mempermudah pembahasan dalam
memahami isi skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN memuat berisi tentang latar belakang masalah,
fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian, serta sistematika penulisan
skripsi.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA berisi tentang menjelaskan landasan teori,
fungsi manjemen, kompetensi pedagogi, dan macam-macam
kompetensi pedagogi.
BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN bagian ini
menjelaskan bagian paparan data dan temuan temuan penelitian,
menjelaskan tentang gambaran umum MTs NU Salatiga. (Letak
geografis, sejarah, identitas, visi misi, data guru, siswa, keadaan
sekolah, struktur organisasi, dan menjelaskan tentang gambaran
umum MTs NU Salatig). Serta hasil wawancara.
BAB IV : PEMBAHASAN berisi tentang pemahaman yang merupakan
bagian yang menjelaskan temuan penelitian tentang fungsi
manajemen pada kompetensi pedagogi guru bagi guru MTs NU
Salatiga tahun 2015.
BAB V : PENUTUP menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen dapat di identivikasi kepemimpinan. Manajemen
adalah sebuah proses yang khas terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan serta evaluasi yang
dilakukan pihak pengelola organisasi untuk mencapai tujuan bersama
dengan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
(Daryanto, 2013:41).
Secara umum, manajemen di definisikan sebagai kemampuan
atau keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai
tujuan tertentu melalui atau dengan cara menggerakkan orang lain
(Sopianti, 2010:25). Manajemen sering di kaitkan sebagai ilmu, kiat, dan
profesi. Dikatakan sebagai ilmu, menurut Luther Gulick, karena
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja
sama. Dikatakan sebagai kiat, menurut follet, karena manajemen
mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain
menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi, karena manajemen
dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer,
dan para profesional dituntut oleh suatu kode etik (Asmani, 2009:70).
Manajemen menurut Terry, manajemen adalah proses, yakni
aktivitas yang terdiri dari empat sub aktivitas yang masing-masing
merupakan fungsi fundamental. Keempat sub aktivitas itu yang dalam
dunia manajemen sebagai P.O.A.C. adalah planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), controlling
(pengawasan).
2. Fungsi Manajemen
Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan
segala sesuatu secara mantap untuk melahirkan keyakinan yang
berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan dan memiliki
manfaat. Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai
tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas-tugas itulah yang biasa
disebut fungsi-fungsi manajemen.
Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan
segala sesuatu secara mantap untuk melahirkan keyakinan yang
berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan dan memiliki
tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas-tugas itulah yang biasa
disebut fungsi-fungsi manajemen. Untuk mencapai suatu tujuan
diperlukan usaha-usaha sistematis yang dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh serta secara efektif dan efesien. Usaha sistematis dalam sebuah
manajemen tersebut dapat disebut dengan fungsi manajenen.
Fungsi-fungsi manajemen akan dipaparkan dari beberapa
pendapat para ahli manajemen yaitu:
a. Fungsi manajemen menurut Koont O’ Donnel and Niclender antara
lain: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing
(penyusunan pegawai), directing (pemberian bimbingan), dan
controlling (pengendalian).
b. Fungsi manajemen menurut Newman antara lain: planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), assebling (perwakilan),
resources (penggalian sumber), directing (pemberian bimbingan), dan
controlling (pengendalian).
c. Fungsi manajemen menurut Herbert G. Hicks antara lain: creating
(kreasi), planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
motivating (motivasi), communicating (komunikasi), dan controlling
(pengawasan).
d. Fungsi manajemen menurut Sondang P. Siagian antara lain: planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), controlling
3. Proses Manajemen
Proses manajemen Menurut George Terry, dalam Daryanto
(2013:43) meliputi empat komponen yang disingkat dengan POAC,
yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling.
a. Perencanaan
Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistematik
dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang
akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha usha
mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Perencanaan merupakan
kegiatan pertama yang harus dilakukan dalam rangka proses
administrasi. Perencanaan merupakan persiapan yang harus dilakukan
sebelum suatu usaha apapun (Mulyono, 2008:25). Perencanaan
merupakan titik tolak bagi pelaksanaan dan sekaligus merupakan
penuntun ke arah mana kegiatan harus dilakukan (Fadjar, 1993:51).
Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistematik
dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang
tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan ini mengandung arti:
Pertama, manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran
(tujuan) dan tindakan berdasarkan pada beberapa metode, rencana,
atau logika dan bukan berdasarkan perasaan. Kedua, rencana
mengarahkan tujuan organisasi dalam menetapkan prosedur terbaik
untuk mencapai tujuan. Ketiga, di samping itu, rencana merupakan
pedoman untuk: (a) organisasi memperoleh dan menggunakan sumber
data yang diperlukan untuk mencapai tujuan, (b) anggota organisasi
melakukan aktivitas yang konsisten dengan tujuan dan prosedur yng
sudah ditetapkan, dan (c) memonitor dan mengukur kemajuan untuk
mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila
kemajuan tidak memuaskan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan kelanjutan dari perencanaan.
Setelah direncanakan apa yang telah dicapai, bagaimana mencapainya,
dan bagaimana kita perlu mengadakan penglompokan
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Maksud dari pengorganisasian ini
adalah agar semua pekerjaan dapat berjalan pada waktunya (Fadjar,
1993:51).
Pengorganisasian adalah menyusun hubungan perilaku yang
efektif antar personalia, sehingga mereka dapat bekerja sama secara
tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai tujuan
dan sasaran tertentu George R. Terry dalam Daryanto (2013:283).
c. Penggerak (Actuating)
Setelah kegiatan perencanaan/pengorganisasian pemimpin
perlu dapat menggerakkan kelompok secara efektif dan efisien kearah
pencapai tujuan, dalam penggerakan ini pemimpin membutuhkan
berbagai sarana yang meliputi komunikasi, kepemimpinan,
perundingan-perundingan (musyawarah), pemberian instruksi dan
lain-lain. Dengan pergerakan ini, pemimpin menggerakkan anggota
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila
tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan
kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia
yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja
yang telah disusun, kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu
dilakukan penyesuaian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan
tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing
SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang
telah ditetapkan.
Pengendalian sangat diperlukan agar pekerjaan berjalan sesuai
dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan
pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi
hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang
berbeda, tetapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat
diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam
tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga
dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan
perkembangan zaman.
Pengawasan dalam manajemen suatu lembaga merupakan
suatu bentuk evaluasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang akan
terlaksana, sehingga hasil dan rencana pelaksanaan sesuai dengan
yang telah disusun dan ditetapkan. Melalui empat tahap itulah
manajemen dapat bergerak, namun hal ini sangat bergantung dengan
tingkat kepemimpinan seorang manajer. Artinya adalah proses
manajerial sebuah organisasi akan bergerak apabila manajernya
mengerti dan faham secara benar akan apa yang dilakukan (prinsip
P.O.A.C.) yang prosesnya saling berkaitan dan saling menentukan
satu sama lain antar komponen organisasi.
B. Kompetensi Pedagogi Guru
Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam
mengukir masa depannya (Asmani, 2009:17). Pengertian Guru
sebagaimana yang tercantum dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
adalah orang yang pekerjaan, mata pencaharian atau profesinya mengajar
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976:288).
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, guru adalah
seserang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk
kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya
dengan anak didik, sehingga menjunjung tiggi, mengembangkan dan
menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan, keilmuan.
Berikut ini pengertian guru dijelaskan dalam kesimpulan yang
dikemukakan beberapa pendapat para ahli yaitu: Guru dapat diartikan
sebagai orang yang tugas atau profesinya mengajar, mendidik,
membimbing, dengan upaya mencerdaskan kehiduan bangsa dalam
semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal,
maupun aspek lainnya Suparlan, (2005:12); Mujtahid, (2009:33); dan
Fakhruddin (2009:73).
2. Tugas Guru
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab 1
pasal 1, dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
(Kementerian Pendidikan Nasional, 2005:3).
Tugas guru dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Guru Sebagai Pendidik
Tugas guru menurut Asmani (2009:39). Sebagai pendidik
tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan
materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang Guru,
ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti
informasi, dan responsif, terhadap masalah kekinian sangat
menunjang peningkatan kualitas ilmu guru.
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan bab 11 pasal 39 ayat 2, dijelaskan bahwa
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyaraka (UU RI tentang Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan, 2007:31).
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena
itu, guru harus harus memiliki standar kualitas peribadi tertentu,
yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin
(Mulyasa, 2011:37).
Guru sebagai pemimpin menurut Asmani (2009:39). Guru
juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa menguasai,
mengendalikan, dan mengarahkan, kelas menuju tercapainya tujuan
pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin guru juga
harus pandai membaca potensi anak didiknya yang beragam, dan
mampu menggunakan multi pendekatan dalam menyesuaikan
potensi dan spesifikasi yang beragam dari murid-muridnya. Harus
memberikan sanksi kepada anak didiknya yang melanggar aturan
dengan tegas, adil, dan bijaksana.
c. Guru Sebagai Fasilitator
Guru sebagai fasilitator menurut Mulyasa (2008:53). Tugas
guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik,
tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan
kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta
didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan,
gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan
pendapat secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik
untuk tumbuh dan berkembang untuk menjadi manusia yang siap
beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era
globalisasi yang penuh berbagai tantangan.
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk
menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Anak harus
yang dimiliki sebagai jalur hidupnya dimasa depan. Guru sebagai
fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap seperti diidentifikasi
Rogers (dalam knowles,1984), sebagai berikut:
1) Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinan atau
kurang terbuka.
2) Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang
aspirasi dan perasaannya.
3) Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inofatif, dan
kreatif, bahkan yang sulit sekalipun.
4) Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan
peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran.
5) Dapat menerima komentar balik (feedback), baik yang bersifat
positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan
yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya.
6) Toleran terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama
proses pembelajaran.
7) Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka
sudah tau prestasi yang sudah dicapainya.
d. Guru Sebagai Motivator
Guru proses pembelajaran menurut Mujtahid (2009:119).
Motivasi merupakan penentu keberhasilan. Seorang guru
seyogyanya memerankan diri sebagai motivator murid-muridnya,
motif, yang artinya daya penggerak yang ada dalam diri seseorang
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu
tujuan.
Sebagai seoarang motivator, guru adalah psikolog yang
diharapkan mampu menyelami psikologi anak didiknya, sehingga
mengetahui kondisi lahir batinnya. Dari pengetahuan ini, seorang
guru akan mencari motivasi model apa yang cocok bagi anak
didiknya. Motivasi yang diberikan seorang guru, apalagi karena sang
guru telah berhasil memerankan diri sebagai orang tua kedua bagi
anak didik, akan sangat berkesan. Dengan motivasi tersebut, anak
didik akan memiliki semangat baru dalam menyiapkan semua hal
yang bergelayut dalam kehidupan ini, tentunya terutama yang
diajarkan disekolah (Fakhruddin, 2010:85). Sebagai motivator, guru
harus mampu mengembangkan motivasi belajar, dengan
meperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut (Mulyasa, 2008:59).
1) Peserta didik akan bekerja keras apabila memiliki minat
terhadap pekerjaannya.
2) Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti
3) Memberikan penghargaan terhadap peserta didik atas hasil kerja
kerasnya.
4) Menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat.
5) Memberikan penilaian dengan adil dan transparan.
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat
dalam dirinya, dari muali melamar menjadi guru, kemudian diterima
dengan bukti surat keputusan yayasan, sutrat instruksi kepala
sekolah, dan lain-lain.
f. Guru sebagai Pemacu (Mulyasa, 2008:63).
Guru sebagai pemacu menurut Mulyasa (2008:63). Guru
harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan
belajar bagi peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya
secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan
menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut:
1) Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
2) Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para
peserta didik.
3) Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan
melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.
Sebagai pemberi inspirasi belajar, guru harus mampu
memerankan diri dan memberikan inspirasi bagi peserta didik,
sehingga kegiatan belajar dan pembelajran dapat membangkitkan
berbagi pemikiran, gagasan, dan ide-ide baru. Belajar yang kondusif
harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangakan:
seperti sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan
sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan
organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan
kemampuan dan perkembangan peserta didik. Belajar yang
menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan
aktifitas serta kreatifitas peserta didik
C. Kompetensi Pedagogi
1. Pengertian Kompetensi Pedagogi
a. Pengertian Kompetensi
Kompetensi menurut UU No. 13 tahun 2003 pasal 1 ayat 10
tentang ketenagakerjaan menyatakan: kompetensi adalah kemampuan
kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Berdasarkan hal diatas, pengertian kompetensi dapat
diartikan sebagai kemampuan, kecakapan, pengalaman, dan
keterampilan seseorang dengan tugas, jabatan dan profesinya. Dalam
konteks kependidikan, kompetensi merupakan pengetahuan,
sikap-perilaku, dan keterampilan yang tercermin dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak (Harsanto, 2007:130).
b. Pengertian Pedagogi
Pedagogi dalam etimologi berasal kata “pedagogi” yang
anak, dan ‘agi artinya membimbing. Secara literal adalah
membimbing anak. Dalam kamus besar bahasa indonesia pedagogi
adalah ilmu pendidian atau pengajaran yang merupakan syarat
penting bagi guru (pusat pengembangan dan pembinaan
bahasa,1990:657).
Pedagogi adalah praktek cara seorang mengajar ilmu
pengetahuan dan prinsip-prinsip cara mengajar. Kata yang
berhubungan dengan pedagogi yaitu pendidikan. Sekarang digunakan
untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan
berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut.
2. Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau
dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku
perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan
fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang
pendidikan (Suparlan, 2005:93).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007
tentang guru, dinyatakan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru meliputi kompetensi pedaogik, kompetensi keperibadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi. Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan
merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan
Undang-Undang Republik IndonesiaI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(UUGD), mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
dan sertifikasi pendidik. Kualifikasi akademik guru pada semua jenis dan
jenjang pendidikan diperoleh melalui pendidikan tinggi melalui program
sarjana atau diploma empat (S1/D-IV). Kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam UUGD Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
keperibadian, sosial, dan profesional.
Kompetensi keguruan meliputi kompetensi keperibadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (Samana,1994:53).
a. Kompetensi Pedagogi
Kompetensi pedagogi adalah pemahaman guru terhadap
peserta didik, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan anak didik untuk megaktualisasikan
sebagai potensi yang dimilikinya (Wibowo dan Hamrin, 2012:110).
Menurut pasal 3 ayat 4 PP No 74 tahun 2008 tentang guru,
Konpetensi pedagogi adalah kemampuan menglola pembelajaran
peserta didik yang mliputi pemahan terhadap peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
Kompetensi pedagogi, meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, sebagai
berikut: (Mulyasa, 2008:75).
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
Secara pedagogis, kompetensi guru dalam mengelola
pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Secara
operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut
tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian.
Guru diharapkan membimbing dan mengarahkan
pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif, serta
melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Dalam proses
pengembangan program, guru hendaknya tidak membatsi diri
padapembelajaran dalam arti sempit, tetapi harus
menghubungkan program-program pembelajaran dengan
seluruh kehidupan peserta didik.
2) Pemahaman terhadap peserta didik
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah
satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya
terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari pesrta
perkembangan kognitif. Sebagai tenaga pendidik harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang
pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem
yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan
yang tepat. Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah
satu kompetensi pedagogi yang harus dimiliki guru.
Guru untuk memahami pemahaman terhadap peserta
didik sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru
dari peserta didiknya, antara lain:
a) Tingkat Kecerdasan
Guru untuk mengetahui tingkat kecerdasan terhadap peserta
didik antara lain:
(1) Mengetahui IQ tingkat terendah adalah mereka yang
memiliki IQ antara 0-50, mereka tergolong tidak dapat
dididik atau dilatih.
(2) Mengetahui IQ tingkat menengah adalah merek yang
memiliki IQ antara 50-70 dan dikenal dengan golongan
moron, yaitu keterbartasan dan keterlambatan mental
(3) Mengetahui IQ tingkt atas adalah mereka yang memiliki
IQ antara 0-110, mereka bisa belajar secara normal,
cepat mengerti, dan superior
Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi
kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan
pengawasan yang tidak terlalu ketat. Secara umum guru
diharapkan menciptakan kondisi yang baik, yang
memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan
kreativitasnya, antara lain dengan tekhnik kerja kelompok
kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan proyek.
Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi
kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan
pengawasan diri tidak terlalu ketat. Orang-orang yang
kreatif telah muncul di tiap masa. Jika pendidikan berhasil
dengan baik, maka sejumlah orang kreatif akan lahir karena
tugas utama pendidikan adalah menciptakan orang-orang
yang mampu melakukan sesuatu yang baru, tidak hanya
mengulang apa yang telah dikerjakan oleh generasi lain.
c) Kondisi Fisik
Kondisi fisik antara lain berkaitan dengan
peglihatan, pendengaran, kemampuan berbicara, pincang,
dan lumpuh karena kerusakan otak. Terhadap peserta didik
yang memiliki kelainan fisik diperlukan sikap dan layanan
yang berbeda dalam rangka membantu perkembangan
pribadi mereka.
Kurikulum adalah keseluruhah hasil belajar yang
direncanakan dan dibawah tanggung jawab sekolah (Poham dan
Baker, 1992:43). Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran di
sekolah atau di akademik yang harus ditempuh siswa untuk
menempuh suatu tingkat atau ijazah (Nurdin dan Basyirudin,
2003:34). Kurikulum merupakan sarana terwjudnya proses
kegiatan pendidikan, dan sarana tercapainya pendidikan.
Hubungan antara pendidkan dan kurikulum adalah hubungan
antara tujuan dan isi pendidikan. Suatu tujuan akan tercapai bila
isi pendidikan tepat dan relevan dengan tujuan tersebut.
Kurikulum merupakan pedoman untuk melaksanakan
program pengajaran. Pengajaran itu sendiri terdiri dari
komponen-komponen alat pendidikan, anak didik, guru, dan
situasi pendidikan. Oleh karena itu Kurikulum merupakan isi
dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan (Nurgiyantoro,
29:1988). Analisis tentang kurikulum sekolah dengan begitu
perlu mengeksplorasi empat elemen kunci kurikulum antara
lain: Satu, tujuan dan sasaran pendidikan. Dua, isi. Tiga, metode
mengajar, Empat, hasil dan praktik penilaian (Kyriacou,
2009:316).
Pendidikan guru sebagaimana halnya pada
profesi-profesi lainnya, yang menjadi pusat keputusan kurikulum adalah
suatu program. Tujuan bukan saja merupakan standar dalam
rangka pengembangan kurikulum secara menyeluruh, melainkan
juga mendasari pemilihan komponen-komponen kurikulum
(Hamalik, 2002:65). Struktur kurikulum merupakan pola dan
susunan mata pelajaran yang hrus ditempuh oleh peserta didik
dalam kegiatan pembelajran. Muatan kurikulum pada setiap
mata pelajaran, dan pada setiap satuan pendidikan dituangkan
dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai
dengan beban belajar yang tercantum dalam kurikulum (Yamin,
2008:159).
Guru memeliki kemampuan mengembangkan
kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi
spesifik lingkungan sekolah. Kegiatan pengembangan
kurikulum ditingkat satuan pendidikan memerlukan suatu model
yang dijadikan model landasan teoritis untuk melaksanakan
kegitan tersebut (Hidayat, 2013:79).
Ada empat tahap dalam pengembangan kurikulum
(Arifin, 2012:41-46) keempat tahap tersebut adalah:
a) Pengembangan kurikulum pada tingkat makro.
b) Pengembangan kurikulum pada tingkat institusi (sekolah).
c) Pengembangan kurikulum pada tingkat pelajaran (bidang
d) Pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran di
kelas.
4) Perancangan pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu
kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan
bermuara pada pelaksanaan pembelaaran. Perencanaan
pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu
identifikasi, kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan
penyusunan program pembelajaran.
5) Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis
Pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan
respon terhadap praktek pendidikan anti realitas, yang menurut
Freire (2003) harus diarahkan pada proses menghadap masalah.
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik
(Mulyasa, 2008:102).
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama
adalah mengkondisikan lingkungan agara menunjang terjadinya
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pre tes
(tes awal), proses, dan post tes (tes akhir).
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan
pembelajaran (elearning) dimaksudkan untuk memudahkan atau
mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru
dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan
mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem sistem
jaringan komputer yang dapat diakses oleg peserta didik.
7) Evaluasi hasil belajar
a) Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan
perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang
dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan
dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, serta
penilaian program. Guru harus bertanggung jawab atas
penyempurnaan pengajaran, maka guru harus mengevaluasi
pengajarannya itu agar guru mengetahui perubahan apa yang
seharusnya diadakan (Baker dan Popham, 1992:112).
Evaluasi hasil belajar dapat diambil melalui penilaian kelas,
Tes kemampuan dasar, dan Penilaian akhir satuan pendidikan
dan sertifikasi.
a) Penilaian kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan
umum, dan ujian akhir.
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang
diperlukan dalam rangka memperbaiki program
pembelajaran.
c) Penilaian akhir satuan pendidikan dn sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran
diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan
gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan
belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.
8) Pengembangan peserta didik
Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, untuk
mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimiliki oles
setiap peserta didik. Pengembangan peserta didikdapat
dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui
kegiatan ekstra kurikuler(ekskual), pengayaan dan remidial,
serta bimbingan dan konseling (BK).
b. Kompetensi keperibadian
Kompetensi keperibadian dalam Standar Nasional Pendidikan,
penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang
dimkasud dengan kompetensi keperibadian adalah kemampuan
keperibadian yang mantap, stabil. Dewasa, arif, dan berwibawa,
keperibadian merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan
tugasnya secara profesional. Kompetensi keperibadian ini, berupa
keperibadian yang mntap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan
akhlak mulia, sehingga menjadi teladan (Hamarin dan Wibowo,
2012:113).
c. Kompetensi Profesional
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat
3 butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta
didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan.
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan
yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuannya. Dalam bagian ini, akan diulas tentang
kompetensi profesional antara lain: Guru dituntut menguasai bahan
ajar, guru mampu menglola bahan ajar, guru mampu mengelola kelas,
menguasai landasan-landasan kependidikan, guru mampu mengikuti
penyelenggaraan administrasi sekolah (Samana, 1994:61).
d. Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat
3 butir d di kemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
soial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orng tua peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
3. Fungsi Manajemen dalam Kompetensi Pedagogi Guru
Profesi guru, seperti juga profesi-profesi lainnya, bukanlah
profesi yang sudah jadi. Artinya, menjadi guru berarti terus menerus
merubah diri karena pengalaman mendidik adalah bukan penglaman
rutin. Seperti yang telah ditunjukkan di dalam pedagogik transformasi,
guru adalah salah satu pelaku dalam tindakan pedagogis (Tilaar,
2012:377). Manajemen tenaga kependidikan (Guru dan personalia)
mencakup (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3) pembinaan,(4) promosi
dan mutasi, (5) pemberhentian, (6) kompetensi dan (7) penilaian
(evaluasi) (Mulyasa, 2002:42). Semua itu perlu dilakukan dengan baik
dan benar agar apa yang diharapkan akan tercapai, yakni terjadinya
tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan
yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan