• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI

BAGI GURU MTs NU SALATIGA

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh :

SITI ROHATU

NIM 11110153

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)
(3)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

رلا لله مسب

ميح رلا نمح

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 16 Apri 2015

Penulis.

(4)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : SITI ROHATUN

NIM : 111 10153

Jurusan : TARBIYAH

Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

Salatiga, 16 April 2015

Yang menyatakan.

SITI ROHATUN

(5)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id MASLIKHAH, S.Ag., M.Si.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka bersama ini,

kami kirimkan naskah tugas akhir saudari:

Nama : Siti Rohatun

NIM : 11110153

Jurusan/progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul :FUNGSI MANJAEMEN PADA KOMPETENSI

(6)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PAI,

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat

guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. H. Miftahuddin, M. Ag ………

Sekretaris Penguji : Maslikhah,S.Ag., M.Si. ………

Penguji I : Drs. H. Nasafi, M. Pdi ………

Penguji II : Dra. Djami’atul Islamiyah, M. Ag ………

Salatiga, 25 September 2015 Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M. Pd.

(7)

MOTTO

Pendidikan adalah alat yang paling ampuh yang dapat digunakan untuk

(8)

PERSEMBAHAN

“Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dengan alenia, kubingkai dalam bab

sejumlah lima, jadilah maha karya, gelar sarjana kuterima, orangtua pun bahagia”.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap

mempunyai peran penting dalam hidupnya

Ku persembahkan sekripsi ini untuk:

1. Bapak Jumeri dan Ibu Halimah dengan segala

perjuangan, do’a, keringat pengorbanan, kesabaran dan cinta kasih yang membentuk kemampuan untuk menghirup nafas pahit mansi hidupku.

2. Adik-adikku Muhamad Faizin, Fitriyah, dan

Afif Umar yang tiada henti memberiku semangat, dorongan, tenaga, do’a,

dan akan arti sebuah persaudaraan.

3. Mas Reza Kusuma yang tiada henti mengucurkan kesabaran, kesetiaan,

dan ketulusan nya untuk menantiku, menemaniku dalam suka dan duka

(9)

KATA PENGANTAR

ميح رلا نمح رلا لله مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya

kejalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. adapun judul skripsi ini

adalah “FUNSGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI

GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015”.

Skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan

dukungan moril maupun materill. Dengan penuh kerendahan hati, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr.H Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Maslikhah, S.Ag., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak

membantu dan mengarahkan dengan penuh ketelitian.

3. Bapak Drs, Muh Syamsul, M.PdI selaku kepala sekolah MTs NU salatiga

yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian

pada siswa di MTs NU Salatiga.

4. Segenap dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan

sehingga dapat mengantarkan peneliti menyalesaikan skripsi ini.

5. Seluruh guru Madrsah Tsanawiyah Nahdlhatul Ulama Salatiga yang telah

mau bekerjasama dalam penelitian ini.

6. Team perpustakaan IAIN Salatiga.

7. Teman-temanku yang sudi kiranya membantu dan menyemangati

menyelesaikan skripsi ini.

(10)

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapat balasan yang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan penulis skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya maupun pembaca pada

umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan.

Amien Yarobbal ‘Alamien.

Salatiga, 15 April 2015 Peneliti,

SITI ROHATUN

(11)

ABSTRAK

ROHATUN, SITI. 111 10 153. Fungsi Manajemen Kompetensi Pedagogi Guru Bagi Guru MTs NU Salatiga Tahun 2015. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI IAIN Salatiga. Pembimbing: Ibu Maslikhah, S.Ag., M.Si.

Kata kunci : Fungsi Manajemen dan kompetensi pedagogi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi manajemen kompetensi pedagogi guru bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. wawancara dilakukan secara santai, penuh keakraban sehingga akan mampu memperoleh informasi sebanyak mungkin dan tidak terkesan kaku secara jujur dan detail. Observasi dilakukan pada tanggal senin 23 februari 2015. Pada observasi ini peneliti dapat memperoleh informasi, mengetahui dan mengamati secara langsung tentang aktivitas guru yang berkaitan dengan fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru. Metode dokumentasi ini mendapatkan data pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP berupa buku acuan dan foto-foto pembelajaran dan pada waktu wawancara

Subyek penelitian sebanyak 6 responden, menggunakan teknik snow boll dan dilakukan secara acak (random sampling). Data penelitian yang terkumpul di analisis dengan menggunakan teknik pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian. Sesuai dengan pokok permasalahan, Penelitian deskriptif kualitatif menggunakan desain yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan. Dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga tanggal tanggal 10 Februari Sampai 10 Maret 2015. Metode pengumpulan data dengan metode observasi, interview, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan deskriptif kualitatif.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN BERLOGO ………... i

HALAMAN DEKLARASI ……….... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………. iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ………... E. Penegasan Istilah ... 6

(13)

1. Pend

ekatan dan Jenis Penelitian ………...

2. Keha

diran Peneltian ………...

3. Loka

si Penelitian ………...

4. Sumb

er Data ……….

5. Prose

dur Pengumpulan Data ...

6. Anali

sis Data ...

7. Peng

ecekan Keansahan Data ...

8. Taha

p-tahap Penelitian ...

G. Sistematika Penulisan ………...

BAB II LANDASAN TEORI

A. Manajemnen

1. Pengertian manajemnen ...

2. Fungsi manajemnen ...

3. Proses manajemnen...

(14)

1. Pengertian guru ...

2. Tugas Guru ... ...

C. Kompetensi pedagogi guru

1. Pengertian kompetensi pedagogi guru...

2. Standar kompetensi ...

3. Fungsi manajemen kompetensi pedagogi guru ...

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gamabaran Umum Objek Penelitian

1. Letag geografis ...

2. Sejarah MTs NU Salatiga ... ...

3. Identitas MTs NU Salatiga ...

4. Visi Misi MTs NU Salatiga ...

5. Keadaan, Guru Karyawan dan Siswa Madrasah ...

B. TEMUAN PENILITIAN

1. Perencanaa kompetensi pedagogi guru ...

2. Pengorganisasian kompetensi pedagogi guru ...

3. Penggerakan kompetensi pedagogi guru ...

4. Pengontrolan kompetensi pedagogi guru ...

5. Kompetensi pedagogi guru ...

BAB IV PEMBAHASAN

A. Perencanaa kompetensi pedagogi guru ...

B. Pengorganisasian kompetensi pedagogi guru ...

(15)

D. Pengontrolan kompetensi pedagogi guru ...

E. Kompetensi pedagogi guru ...

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN...

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Wawancara dengan Ibu ...

Gambar 2 Wawancara dengan Bapak ...

Gambar 3.1 Gamabar suasana KBM 1...

Gambar 3.2 Gamabar suasana KBM 2 ...

Gambar 4.1 Gamabar suasana gedung luar kelas 1 ...

Gambar 4.2 Gamabar suasana gedung luar kelas 2 ...

Gambar 4.3 Gamabar suasana gedung luar kelas 3 ...

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Nota Pembimbing

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian dari MTs NU Salatiga

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai salah satu lembaga untuk mencerdaskan bangsa,

sudah selayaknya secara terus-menerus mengalami pembaharuan yang baik.

Mulai dari manajemen pendidikan, kurikulum, strategi, metode, ataupun

evaluasi perlu untuk ditingkatkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai

dengan kebutuhan siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda

antara satu siswa dengan siswa lainnya.

Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun

2003 bab 1 pasal 1 di jelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sistem pendidikan Nasional,

2007:03).

Tujuan pendidikan merupakan salah satu sentral dalam pendidikan.

Sebab tanpa rumusan yang jelas mengenai tujuan pendidikan, perbuatan

mendidik menjadi tanpa arah, dan bisa sesaat salah langkah. Oleh karena itu

(18)

seluruh pemikiran (Kartono, 1992:214). Untuk mencapai tujuan pendidikan

yang diinginkan tersebut, maka dalam lembaga pendidikan formal yaitu

sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru, sarana

prasarana, dan dengan kegiatan siswa. Salah satu usaha untuk

mengoktimalkan pembelajaran adalah dengan memperbaiki pengajaran yang

dipengaruhi oleh guru, karena pengajaran adalah suatu sistem, maka harus

mencakup keseluruhan komponen dalam sistem pengajaran tersebut.

Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun

2003 bab 2 tentang dasar, fungsi, dan tujuan dalam pasal 3 di jelaskan bahwa

yang dimaksud dengan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembngnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

(19)

Guru adalah salah satu orang yang bertugas mendidik dalam dunia

pendidikan. Dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al- Kahfi ayat 66 Allah SWT

berfirman:

Artinya: “Musa berkata kepada Khidr, “bolehkah aku mengikutimu supaya

kamu mengajarkan kepadaku seperti ilmu yang benar diantra

ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (Q.S al-Kahfi: 66).

Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan

anak didik, sosial guru adalah orang yang identik dengan pihak yang

memiliki tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa,

ditangan gurulah tunas bangsa ini terbentuk sikap moralitasnya sehingga

mampu memberikan yang terbaik untuk anak Negeri ini.

Tugas dan peran Guru dari hari ke hari semakin berat, seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen

utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan

melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang

dalam masyarakat. Mengingat sangat penting peran guru dalam pendidikan

seperti yang telah dijelaskan diatas, sangatlah pantas jika pengakuan dan

penghargaan terhadap profesi guru semakin jelas terasa. Hal ini ditandai

dengan adanya Undang-undang tentang Guru dan Dosen, Secara legal, guru

(20)

Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Pasal 10 Tahun 2005 dan

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang guru dinyatakan dengan

jelas bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, profesional,

keperibadian, dan sosial (PP, 2005-2008:3).

Kompetensi (competence) secara harfiah berarti kecakapan,

kemampuan, kebiasaan, dan keterampilan. Kompetensi dalam kamus umum

bahasa indonesia adalah kekuasaan, menentukan, memusatkan suatu hal

(Kamus umum bahasa indonesia, 1976:518). Kompetensi seseorang dapat

dilihat pada diri seseorang saat beraktivitas, melaksanakan tugas,

menyelesaikan pekerjaan, memecahkan masalah. Artinya, kompetensi dapat

terlihat dalam perilaku atau performasi. Performasi itu tentu saja didasari oleh

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikuasai orang tersebut. Dengan

demikian, kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk kecakapan

yang didasari pengetahuan.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pengajaran

yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi keperibadian

dan kompetensi sosial (Hamalik, 1991:38). Peraturan Pemerintah (PP) No. 74

Tahun 2008 tentang kompetensi dan sertivikasi guru bab 2. Guru wajib

memiliki Kualifikasi Akademik, kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional

(21)

Kompetensi pedagogi guru adalah kemampuan, kecakapan dan

keterampilan yang dimiliki seorang guru yang meliputi pemahaman anak

didik, merancang pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengemabangan

anak didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

(Mulyasa, 2008:75). Kompetensi pedagogi seorang guru yaitu menguasai

bahan yang akan disampaikan, karena kalau terjadi ketidakmampuan seorang

guru dalam memahami bahan yang akan diajarkan, maka akan berakibat

hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses persiapan mengajar, maka untuk

menghindari hal yang tidak diinginkan tersebut, maka harus dipersiapkan dan

harus benar-benar menguasai bahan yang diajarkan.

Manajemen dijelaskan dalam kesimpulan menurut Howard M.

Carlisle dan The Liang Gie dalam Daryanto (2013:40) menyatakan bahwa,

manajemen adalah Management is the process by with the element of a group

are integrated, and efficiently achieve objective. Manajemen adalah proses

seni perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan

pengontrolan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses

pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugas-tugas khusus yang harus

dilaksanakan. Tugas-tugas khusus itulah yang bisa disebut fungsi-fungsi

manajemen. Sebagai suatu fungsi, fungsi manajemen berdasarkan pendapat

George R. Terry dalam Daryanto (2013:47). adalah proses fungsi

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

Berdasarkan observasi peneliti, di MTs NU Salatiga sudah ada

(22)

kenyataan belum 100% guru mengikuti prosedur yang diterapkan tersebut,

melainkan hanya 60% persen saja yang sudah melaksanakan penerapan

manajemen tersebut. Untuk mendorong kesemangatan guru dalam

melaksanakan manajemen yang sudah diterapkan tersebut yaitu dengan cara

memberi hadiah bagi guru yang sudah melaksanakan manajemen tersebut.

Hadiah yang diberikan guru tentunya tidak fokus dalam bentuk materi

melainkan dalam bentuk ucapan selamat dan lainnya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis

tertarik mengadakan penelitian ilmiah dengan judul “FUNGSI

MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU

(23)

B. Fokus Penelitian

Mengacu pada latar belakang masalah secara definitif masalah yang

penulis teliti dapat dirumuskan, sebagai berikut:

1. Bagaimana guru MTs NU Salatiga merencanakan kompetensi pedagogi

tahun 2015?

2. Bagaimana guru MTs NU Salatiga mengorganisir kompetensi pedagogi

guru tahun 2015?

3. Bagaimana guru MTs NU Salatiga menggerakkan kompetensi pedagogi

guru tahun 2015?

4. Bagaimana guru MTs NU Salatiga mengkontrol kompetensi pedagogi

guru tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai melalui

kegiatan penelitian. Sesuai dengan pokok permasalahan tersebut, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui perencanaan kompetensi pedagogi bagi guru MTs

NU Salatiga tahun 2015.

2. Untuk mengetahui mengorganisir kompetensi pedagogi bagi guru MTs

NU Salatiga tahun 2015.

3. Untuk mengetahui menggerakkan kompetensi pedagogi bagi guru MTs

NU Salatiga tahun 2015.

4. Untuk mengetahui mengendalikan kompetensi pedagogi bagi guru MTs

(24)

D. Manfaat Penulisan Skripsi

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang

jelas. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara

praktik maupun secara teoritik, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi Siswa

Siswa diharapkan dapat memotivasi belajar siswa serta menjadi

dorongan untuk meningkatkan prestasi belajar dalam kegiatan belajar

mengajar.

b. Bagi Guru

Guru diharapkan untuk meningkatkan kompetensi pedagogi sebagai

kompetensi yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Bagi Lembaga

Lembaga MTs NU Salatiga dapat memperoleh pemahaman tentang

arti pentingnya fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru

dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan dan meningkatan kualitas pengajaran pada umumnya

yang diperoleh dari penelitian.

b. Adanya pemahama guru di MTs NU Salatiga tentang pentinnya

fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru dalam kegiatan

(25)

E. Penegasan Istilah

Menghindari kemungkinan terjadi penafsiran yang berbeda dengan

maksud utama penulis dalam penggunaan kata dalam judul penelitian ini,

perlu penjelasan dalam istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel

penelitian. Istilah yang perlu penjelasan sebagai berikut:

1. Fungsi Manajemen

Fungsi adalah jabatan (yang dilakukan); pekerjaan yang

dilakukan (Kamus umum bahasa indonesia, 1982:283). Sedangkan

manajemen merupakan proses penggunaan sumber daya secara efektif

untuk mencapai tujuan (Kamus besar Bahasa Indonesia, 1990:553).

2. Kompetensi Pedagogi

Kompetensi merupakan kewenangan, kekuasaan untuk

memutuskan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:453).

Sedangkan pedagogi merupakan ilmu pendidikan, ilmu pengajaran,

menguasai pengetahuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:657).

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan dan Jenis penelitian

deskriptif kualitatif (Moleong, 2001:7). Penelitian kualitatif menggunakan

desain yang secara terus–menerus disesuaikan dengan kenyataan

lapangan. Desain ini tidak tersusun secara ketat dan kaku, sehingga dapat

diubah dan disesuaikan dengan pengetahuan baru yang ditemukan.

(26)

tentang suatu hal secara sistematis, factual dan akurat. Data yang telah

terkumpul disusun, dianalisis, dan disimpulkan sehingga memberikan

suatu gambaran tentang hasil penelitian yang sistematis dan nyata.

Menurut Lexy Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis,

gambar dan bukan angka, yang mana data diperoleh dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Dengan penelitian kualitatif ini diharapkan

peneliti dapat memperoleh data secara mendetail tentang hal-hal yang

diteliti karena adanya hubungan langsug dengan responden atau obyek

penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian yang

bersifat kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Permasalahan

utama yang dibahas dalam skripsi ini yaitu fungsi manajemen kompetensi

pedagogi guru bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015.

Tujuan dari penelitian diskriptif ini adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran, faktual dan akurat, mengenal fakta-fakta, sifat-sifat

serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ciri penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan mengenai

situasi atau kejadian. Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif

survai yang merupakan penyelidikan yang ada dan mencari

(27)

2. Kehadiran Penelitian

Sesuai pendekatan kualitatif, maka semua fakta berupa kata-kata

maupun tulisan dari sumber yang telah diamati dan dokumen yang terkait

disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya ditela’ah guna

menemukan makna. Oleh karena itu, kehadiran peneliti sangat penting

yaitu peneliti bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai

pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam

penelitian

3. Lokasi Penelitian

Peneliti memilih lokasi di Madrsah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama

Salatiga tahun pelajaran 2015.

4. Sumber Data

Data yang dikutip oleh Moleong (2000:157) Sumber utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data dalam penelitian ini adalah

semua data atau informasi yang diperoleh dari informasi yang dianggap

penting, selain itu data juga dihasilkan dari dokumentasi yang menunjang.

Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kata-kata atau tindakan (Moleong, 2002:112).

Data yang berbentuk kata-kata diambil dari informan atau

responden pada waktu wawancara. Data-data tersebut berupa

keterangan dari para informan dari beberapa pihak diantaranya:

(28)

b. Data tertulis (Dokumentasi)

Data yang berbentuk tulisan diperoleh dari warga sekolah dan

dokumen-dokumen lain yang tentunya masih berkaitan dengan

subjek penelitian.

c. Foto (Moleong, 2002:114).

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh

beberapa foto tentang “ Fungsi Manajemen Kompetensi Pedagogi

Guru Bagi Guru Madrsah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga

tahun 2014/2015.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a. Wawancara (interview)

Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang

diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai

suatu hal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

1990:1009). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan dua pihak, yaitu pewancara (interviewer)

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011:186).

Teknik wawancara dilakukan secara formal dan intensif

sehingga akan mampu memperoleh informasi sebanyak mungkin

(29)

menggali data dari guru tentang fungsi manajemen kompetensi

pedagogi guru.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan, peninjauan secara cermat

(Kamus besar Bahasa Indonesia, 1990:623). Metode ini digunakan

untuk mengetahui dan mengamati secara langsung tentang aktivitas

guru yang berkaitan dengan fungsi manajemen kompetensi pedagogi

guru, aktivitas penyusunan RPP dan pengembangan silabus, serta

ketersediaan sarana dan media pembelajaran.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan dan

penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1990:211). Metode dokumentasi digunakan untuk

mendapatkan data dokumentasi perencanaan pembelajaran yang

meliputi silabus dan RPP berupa buku acuan dan foto-foto

pembelajaran, serta dokumentasi sarana dan media pembelajaran

mata pelajaran.

6. Analisis Data

Metode yang di gunakan peneliti untuk menganalisis data terdiri

dari 3 kegiatan: pertama, pengumpulan data dan melakukan reduksi data,

yaitu menggolongkan, menyederhanakan, mengorganisasikan (display

data, memilah, membuang data yang tidak diperlukan, serta triangulasi

(30)

narasi. Ketiga, penarikan simpulan dari data yang telah disajikan.

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan metode

pendekatan deskriptif. Sehingga data yag disajikan berupa kata-kata

tertulis dari hasil penelitian serta tidak menggunakan alat ukur.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menentukan keabsahan data yang diperoleh benar-benar

obyektif, maka peneliti melakukan pemeriksaan data dengan metode

triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding. Teknik triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini

adalah triangulasi sumber (Moleong, 2002:173). Triangulasi sumber dapat

ditempuh dengan jalan sebagai berikut: a. Membandingkan data pengamatan

dengan hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang

didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c. Membandingkan

keadaan dan pandangan seseorang dengan berbagai pendapat orang lain. d.

Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (

Moleong, 2002:178). Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi

yaitu membandingkan data pengamatan dengan hasil wawacara dan

membandingkan hasil wawacara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

dengan fungsi manajemen pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015.

Contoh dari Membandingkan data pengamatan dengan hasil wawancara pada

kompetensi pedagogi guru MTs NU Salatiga adalah guru terlihat siap dalam

(31)

merecanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan membandingkan

pedagogi guru dalam memanajemenkan pengajaran. Contoh dari

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

yaitu berdasarkan observasi peneliti, di MTs NU Salatiga sudah ada

manajemen kompetensi pedagogi guru dan sudah diterapkan. Tetapi,

kenyataan belum 100% guru mengikuti prosedur yang diterapkan tersebut,

melainkan hanya 60% persen saja yang sudah melaksanakan penerapan

manajemen tersebut. Untuk mendorong kesemangatan guru dalam

melaksanakan manajemen yang sudah diterapkan tersebut yaitu dengan cara

memberi hadiah bagi guru yang sudah melaksanakan manajemen tersebut.

8. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

a. Tahap pra lapangan

1) Mengajukan judul penelitian

2) Menysun proposal penelitian

3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing

b. Tahap pekerjaan lapangan

1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus

penelitian

3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan

c. Tahap analisis data meliputi kegiatan

(32)

2) Pengecekan keabsahan data

3) Tahap penulisan laporan penelitian

d. Tahap penulisan laporan

1) Penulisan hasil penelitian

2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing

3) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian

4). Ujian munakosah skripsi

(33)

Sistematika penulisan untuk mempermudah pembahasan dalam

memahami isi skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN memuat berisi tentang latar belakang masalah,

fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

penegasan istilah, metode penelitian, serta sistematika penulisan

skripsi.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA berisi tentang menjelaskan landasan teori,

fungsi manjemen, kompetensi pedagogi, dan macam-macam

kompetensi pedagogi.

BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN bagian ini

menjelaskan bagian paparan data dan temuan temuan penelitian,

menjelaskan tentang gambaran umum MTs NU Salatiga. (Letak

geografis, sejarah, identitas, visi misi, data guru, siswa, keadaan

sekolah, struktur organisasi, dan menjelaskan tentang gambaran

umum MTs NU Salatig). Serta hasil wawancara.

BAB IV : PEMBAHASAN berisi tentang pemahaman yang merupakan

bagian yang menjelaskan temuan penelitian tentang fungsi

manajemen pada kompetensi pedagogi guru bagi guru MTs NU

Salatiga tahun 2015.

BAB V : PENUTUP menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian dan

(34)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen dapat di identivikasi kepemimpinan. Manajemen

adalah sebuah proses yang khas terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan serta evaluasi yang

dilakukan pihak pengelola organisasi untuk mencapai tujuan bersama

dengan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya

(Daryanto, 2013:41).

Secara umum, manajemen di definisikan sebagai kemampuan

atau keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai

tujuan tertentu melalui atau dengan cara menggerakkan orang lain

(Sopianti, 2010:25). Manajemen sering di kaitkan sebagai ilmu, kiat, dan

profesi. Dikatakan sebagai ilmu, menurut Luther Gulick, karena

(35)

sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja

sama. Dikatakan sebagai kiat, menurut follet, karena manajemen

mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain

menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi, karena manajemen

dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer,

dan para profesional dituntut oleh suatu kode etik (Asmani, 2009:70).

Manajemen menurut Terry, manajemen adalah proses, yakni

aktivitas yang terdiri dari empat sub aktivitas yang masing-masing

merupakan fungsi fundamental. Keempat sub aktivitas itu yang dalam

dunia manajemen sebagai P.O.A.C. adalah planning (perencanaan),

organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), controlling

(pengawasan).

2. Fungsi Manajemen

Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan

segala sesuatu secara mantap untuk melahirkan keyakinan yang

berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan dan memiliki

manfaat. Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai

tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas-tugas itulah yang biasa

disebut fungsi-fungsi manajemen.

Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan

segala sesuatu secara mantap untuk melahirkan keyakinan yang

berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan dan memiliki

(36)

tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas-tugas itulah yang biasa

disebut fungsi-fungsi manajemen. Untuk mencapai suatu tujuan

diperlukan usaha-usaha sistematis yang dilaksanakan dengan

sungguh-sungguh serta secara efektif dan efesien. Usaha sistematis dalam sebuah

manajemen tersebut dapat disebut dengan fungsi manajenen.

Fungsi-fungsi manajemen akan dipaparkan dari beberapa

pendapat para ahli manajemen yaitu:

a. Fungsi manajemen menurut Koont O’ Donnel and Niclender antara

lain: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing

(penyusunan pegawai), directing (pemberian bimbingan), dan

controlling (pengendalian).

b. Fungsi manajemen menurut Newman antara lain: planning

(perencanaan), organizing (pengorganisasian), assebling (perwakilan),

resources (penggalian sumber), directing (pemberian bimbingan), dan

controlling (pengendalian).

c. Fungsi manajemen menurut Herbert G. Hicks antara lain: creating

(kreasi), planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),

motivating (motivasi), communicating (komunikasi), dan controlling

(pengawasan).

d. Fungsi manajemen menurut Sondang P. Siagian antara lain: planning

(perencanaan), organizing (pengorganisasian), controlling

(37)

3. Proses Manajemen

Proses manajemen Menurut George Terry, dalam Daryanto

(2013:43) meliputi empat komponen yang disingkat dengan POAC,

yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling.

a. Perencanaan

Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistematik

dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang

akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha usha

mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Perencanaan merupakan

kegiatan pertama yang harus dilakukan dalam rangka proses

administrasi. Perencanaan merupakan persiapan yang harus dilakukan

sebelum suatu usaha apapun (Mulyono, 2008:25). Perencanaan

merupakan titik tolak bagi pelaksanaan dan sekaligus merupakan

penuntun ke arah mana kegiatan harus dilakukan (Fadjar, 1993:51).

Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistematik

dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang

(38)

tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan ini mengandung arti:

Pertama, manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran

(tujuan) dan tindakan berdasarkan pada beberapa metode, rencana,

atau logika dan bukan berdasarkan perasaan. Kedua, rencana

mengarahkan tujuan organisasi dalam menetapkan prosedur terbaik

untuk mencapai tujuan. Ketiga, di samping itu, rencana merupakan

pedoman untuk: (a) organisasi memperoleh dan menggunakan sumber

data yang diperlukan untuk mencapai tujuan, (b) anggota organisasi

melakukan aktivitas yang konsisten dengan tujuan dan prosedur yng

sudah ditetapkan, dan (c) memonitor dan mengukur kemajuan untuk

mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila

kemajuan tidak memuaskan.

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian merupakan kelanjutan dari perencanaan.

Setelah direncanakan apa yang telah dicapai, bagaimana mencapainya,

dan bagaimana kita perlu mengadakan penglompokan

kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Maksud dari pengorganisasian ini

adalah agar semua pekerjaan dapat berjalan pada waktunya (Fadjar,

1993:51).

Pengorganisasian adalah menyusun hubungan perilaku yang

efektif antar personalia, sehingga mereka dapat bekerja sama secara

(39)

tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai tujuan

dan sasaran tertentu George R. Terry dalam Daryanto (2013:283).

c. Penggerak (Actuating)

Setelah kegiatan perencanaan/pengorganisasian pemimpin

perlu dapat menggerakkan kelompok secara efektif dan efisien kearah

pencapai tujuan, dalam penggerakan ini pemimpin membutuhkan

berbagai sarana yang meliputi komunikasi, kepemimpinan,

perundingan-perundingan (musyawarah), pemberian instruksi dan

lain-lain. Dengan pergerakan ini, pemimpin menggerakkan anggota

secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila

tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan

kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia

yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program

kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja

yang telah disusun, kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu

dilakukan penyesuaian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan

tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing

SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang

telah ditetapkan.

(40)

Pengendalian sangat diperlukan agar pekerjaan berjalan sesuai

dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan

pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi

hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang

berbeda, tetapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat

diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam

tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga

dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan

penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan

perkembangan zaman.

Pengawasan dalam manajemen suatu lembaga merupakan

suatu bentuk evaluasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang akan

terlaksana, sehingga hasil dan rencana pelaksanaan sesuai dengan

yang telah disusun dan ditetapkan. Melalui empat tahap itulah

manajemen dapat bergerak, namun hal ini sangat bergantung dengan

tingkat kepemimpinan seorang manajer. Artinya adalah proses

manajerial sebuah organisasi akan bergerak apabila manajernya

mengerti dan faham secara benar akan apa yang dilakukan (prinsip

P.O.A.C.) yang prosesnya saling berkaitan dan saling menentukan

satu sama lain antar komponen organisasi.

B. Kompetensi Pedagogi Guru

(41)

Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam

mengukir masa depannya (Asmani, 2009:17). Pengertian Guru

sebagaimana yang tercantum dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

adalah orang yang pekerjaan, mata pencaharian atau profesinya mengajar

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976:288).

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, guru adalah

seserang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk

kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya

dengan anak didik, sehingga menjunjung tiggi, mengembangkan dan

menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan, keilmuan.

Berikut ini pengertian guru dijelaskan dalam kesimpulan yang

dikemukakan beberapa pendapat para ahli yaitu: Guru dapat diartikan

sebagai orang yang tugas atau profesinya mengajar, mendidik,

membimbing, dengan upaya mencerdaskan kehiduan bangsa dalam

semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal,

maupun aspek lainnya Suparlan, (2005:12); Mujtahid, (2009:33); dan

Fakhruddin (2009:73).

2. Tugas Guru

Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab 1

pasal 1, dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

(42)

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

(Kementerian Pendidikan Nasional, 2005:3).

Tugas guru dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Guru Sebagai Pendidik

Tugas guru menurut Asmani (2009:39). Sebagai pendidik

tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan

materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang Guru,

ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti

informasi, dan responsif, terhadap masalah kekinian sangat

menunjang peningkatan kualitas ilmu guru.

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Pendidikan

dan Tenaga Kependidikan bab 11 pasal 39 ayat 2, dijelaskan bahwa

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian

dan pengabdian kepada masyaraka (UU RI tentang Pendidikan dan

Tenaga Kependidikan, 2007:31).

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan

identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena

itu, guru harus harus memiliki standar kualitas peribadi tertentu,

yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin

(Mulyasa, 2011:37).

(43)

Guru sebagai pemimpin menurut Asmani (2009:39). Guru

juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa menguasai,

mengendalikan, dan mengarahkan, kelas menuju tercapainya tujuan

pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin guru juga

harus pandai membaca potensi anak didiknya yang beragam, dan

mampu menggunakan multi pendekatan dalam menyesuaikan

potensi dan spesifikasi yang beragam dari murid-muridnya. Harus

memberikan sanksi kepada anak didiknya yang melanggar aturan

dengan tegas, adil, dan bijaksana.

c. Guru Sebagai Fasilitator

Guru sebagai fasilitator menurut Mulyasa (2008:53). Tugas

guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik,

tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan

kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta

didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan,

gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan

pendapat secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik

untuk tumbuh dan berkembang untuk menjadi manusia yang siap

beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era

globalisasi yang penuh berbagai tantangan.

Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk

menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Anak harus

(44)

yang dimiliki sebagai jalur hidupnya dimasa depan. Guru sebagai

fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap seperti diidentifikasi

Rogers (dalam knowles,1984), sebagai berikut:

1) Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinan atau

kurang terbuka.

2) Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang

aspirasi dan perasaannya.

3) Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inofatif, dan

kreatif, bahkan yang sulit sekalipun.

4) Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan

peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran.

5) Dapat menerima komentar balik (feedback), baik yang bersifat

positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan

yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya.

6) Toleran terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama

proses pembelajaran.

7) Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka

sudah tau prestasi yang sudah dicapainya.

d. Guru Sebagai Motivator

Guru proses pembelajaran menurut Mujtahid (2009:119).

Motivasi merupakan penentu keberhasilan. Seorang guru

seyogyanya memerankan diri sebagai motivator murid-muridnya,

(45)

motif, yang artinya daya penggerak yang ada dalam diri seseorang

untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu

tujuan.

Sebagai seoarang motivator, guru adalah psikolog yang

diharapkan mampu menyelami psikologi anak didiknya, sehingga

mengetahui kondisi lahir batinnya. Dari pengetahuan ini, seorang

guru akan mencari motivasi model apa yang cocok bagi anak

didiknya. Motivasi yang diberikan seorang guru, apalagi karena sang

guru telah berhasil memerankan diri sebagai orang tua kedua bagi

anak didik, akan sangat berkesan. Dengan motivasi tersebut, anak

didik akan memiliki semangat baru dalam menyiapkan semua hal

yang bergelayut dalam kehidupan ini, tentunya terutama yang

diajarkan disekolah (Fakhruddin, 2010:85). Sebagai motivator, guru

harus mampu mengembangkan motivasi belajar, dengan

meperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut (Mulyasa, 2008:59).

1) Peserta didik akan bekerja keras apabila memiliki minat

terhadap pekerjaannya.

2) Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti

3) Memberikan penghargaan terhadap peserta didik atas hasil kerja

kerasnya.

4) Menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat.

5) Memberikan penilaian dengan adil dan transparan.

(46)

Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat

dalam dirinya, dari muali melamar menjadi guru, kemudian diterima

dengan bukti surat keputusan yayasan, sutrat instruksi kepala

sekolah, dan lain-lain.

f. Guru sebagai Pemacu (Mulyasa, 2008:63).

Guru sebagai pemacu menurut Mulyasa (2008:63). Guru

harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan

belajar bagi peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya

secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan

menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut:

1) Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.

2) Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para

peserta didik.

3) Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan

melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.

Sebagai pemberi inspirasi belajar, guru harus mampu

memerankan diri dan memberikan inspirasi bagi peserta didik,

sehingga kegiatan belajar dan pembelajran dapat membangkitkan

berbagi pemikiran, gagasan, dan ide-ide baru. Belajar yang kondusif

harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangakan:

seperti sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan

sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan

(47)

organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan

kemampuan dan perkembangan peserta didik. Belajar yang

menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan

aktifitas serta kreatifitas peserta didik

C. Kompetensi Pedagogi

1. Pengertian Kompetensi Pedagogi

a. Pengertian Kompetensi

Kompetensi menurut UU No. 13 tahun 2003 pasal 1 ayat 10

tentang ketenagakerjaan menyatakan: kompetensi adalah kemampuan

kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,

keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan. Berdasarkan hal diatas, pengertian kompetensi dapat

diartikan sebagai kemampuan, kecakapan, pengalaman, dan

keterampilan seseorang dengan tugas, jabatan dan profesinya. Dalam

konteks kependidikan, kompetensi merupakan pengetahuan,

sikap-perilaku, dan keterampilan yang tercermin dalam kebiasaan berfikir

dan bertindak (Harsanto, 2007:130).

b. Pengertian Pedagogi

Pedagogi dalam etimologi berasal kata “pedagogi” yang

(48)

anak, dan ‘agi artinya membimbing. Secara literal adalah

membimbing anak. Dalam kamus besar bahasa indonesia pedagogi

adalah ilmu pendidian atau pengajaran yang merupakan syarat

penting bagi guru (pusat pengembangan dan pembinaan

bahasa,1990:657).

Pedagogi adalah praktek cara seorang mengajar ilmu

pengetahuan dan prinsip-prinsip cara mengajar. Kata yang

berhubungan dengan pedagogi yaitu pendidikan. Sekarang digunakan

untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan

berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut.

2. Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau

dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku

perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan

fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang

pendidikan (Suparlan, 2005:93).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007

tentang guru, dinyatakan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki

oleh guru meliputi kompetensi pedaogik, kompetensi keperibadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui

pendidikan profesi. Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan

merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan

(49)

Undang-Undang Republik IndonesiaI Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

(UUGD), mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

dan sertifikasi pendidik. Kualifikasi akademik guru pada semua jenis dan

jenjang pendidikan diperoleh melalui pendidikan tinggi melalui program

sarjana atau diploma empat (S1/D-IV). Kompetensi guru sebagaimana

dimaksud dalam UUGD Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,

keperibadian, sosial, dan profesional.

Kompetensi keguruan meliputi kompetensi keperibadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (Samana,1994:53).

a. Kompetensi Pedagogi

Kompetensi pedagogi adalah pemahaman guru terhadap

peserta didik, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar, dan pengembangan anak didik untuk megaktualisasikan

sebagai potensi yang dimilikinya (Wibowo dan Hamrin, 2012:110).

Menurut pasal 3 ayat 4 PP No 74 tahun 2008 tentang guru,

Konpetensi pedagogi adalah kemampuan menglola pembelajaran

peserta didik yang mliputi pemahan terhadap peserta didik,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar

dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

(50)

Kompetensi pedagogi, meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, sebagai

berikut: (Mulyasa, 2008:75).

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

Secara pedagogis, kompetensi guru dalam mengelola

pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Secara

operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut

tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendalian.

Guru diharapkan membimbing dan mengarahkan

pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif, serta

melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Dalam proses

pengembangan program, guru hendaknya tidak membatsi diri

padapembelajaran dalam arti sempit, tetapi harus

menghubungkan program-program pembelajaran dengan

seluruh kehidupan peserta didik.

2) Pemahaman terhadap peserta didik

Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah

satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya

terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari pesrta

(51)

perkembangan kognitif. Sebagai tenaga pendidik harus

memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang

pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem

yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan

yang tepat. Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah

satu kompetensi pedagogi yang harus dimiliki guru.

Guru untuk memahami pemahaman terhadap peserta

didik sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru

dari peserta didiknya, antara lain:

a) Tingkat Kecerdasan

Guru untuk mengetahui tingkat kecerdasan terhadap peserta

didik antara lain:

(1) Mengetahui IQ tingkat terendah adalah mereka yang

memiliki IQ antara 0-50, mereka tergolong tidak dapat

dididik atau dilatih.

(2) Mengetahui IQ tingkat menengah adalah merek yang

memiliki IQ antara 50-70 dan dikenal dengan golongan

moron, yaitu keterbartasan dan keterlambatan mental

(3) Mengetahui IQ tingkt atas adalah mereka yang memiliki

IQ antara 0-110, mereka bisa belajar secara normal,

cepat mengerti, dan superior

(52)

Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi

kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan

pengawasan yang tidak terlalu ketat. Secara umum guru

diharapkan menciptakan kondisi yang baik, yang

memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan

kreativitasnya, antara lain dengan tekhnik kerja kelompok

kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan proyek.

Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi

kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan

pengawasan diri tidak terlalu ketat. Orang-orang yang

kreatif telah muncul di tiap masa. Jika pendidikan berhasil

dengan baik, maka sejumlah orang kreatif akan lahir karena

tugas utama pendidikan adalah menciptakan orang-orang

yang mampu melakukan sesuatu yang baru, tidak hanya

mengulang apa yang telah dikerjakan oleh generasi lain.

c) Kondisi Fisik

Kondisi fisik antara lain berkaitan dengan

peglihatan, pendengaran, kemampuan berbicara, pincang,

dan lumpuh karena kerusakan otak. Terhadap peserta didik

yang memiliki kelainan fisik diperlukan sikap dan layanan

yang berbeda dalam rangka membantu perkembangan

pribadi mereka.

(53)

Kurikulum adalah keseluruhah hasil belajar yang

direncanakan dan dibawah tanggung jawab sekolah (Poham dan

Baker, 1992:43). Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran di

sekolah atau di akademik yang harus ditempuh siswa untuk

menempuh suatu tingkat atau ijazah (Nurdin dan Basyirudin,

2003:34). Kurikulum merupakan sarana terwjudnya proses

kegiatan pendidikan, dan sarana tercapainya pendidikan.

Hubungan antara pendidkan dan kurikulum adalah hubungan

antara tujuan dan isi pendidikan. Suatu tujuan akan tercapai bila

isi pendidikan tepat dan relevan dengan tujuan tersebut.

Kurikulum merupakan pedoman untuk melaksanakan

program pengajaran. Pengajaran itu sendiri terdiri dari

komponen-komponen alat pendidikan, anak didik, guru, dan

situasi pendidikan. Oleh karena itu Kurikulum merupakan isi

dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan (Nurgiyantoro,

29:1988). Analisis tentang kurikulum sekolah dengan begitu

perlu mengeksplorasi empat elemen kunci kurikulum antara

lain: Satu, tujuan dan sasaran pendidikan. Dua, isi. Tiga, metode

mengajar, Empat, hasil dan praktik penilaian (Kyriacou,

2009:316).

Pendidikan guru sebagaimana halnya pada

profesi-profesi lainnya, yang menjadi pusat keputusan kurikulum adalah

(54)

suatu program. Tujuan bukan saja merupakan standar dalam

rangka pengembangan kurikulum secara menyeluruh, melainkan

juga mendasari pemilihan komponen-komponen kurikulum

(Hamalik, 2002:65). Struktur kurikulum merupakan pola dan

susunan mata pelajaran yang hrus ditempuh oleh peserta didik

dalam kegiatan pembelajran. Muatan kurikulum pada setiap

mata pelajaran, dan pada setiap satuan pendidikan dituangkan

dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai

dengan beban belajar yang tercantum dalam kurikulum (Yamin,

2008:159).

Guru memeliki kemampuan mengembangkan

kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi

spesifik lingkungan sekolah. Kegiatan pengembangan

kurikulum ditingkat satuan pendidikan memerlukan suatu model

yang dijadikan model landasan teoritis untuk melaksanakan

kegitan tersebut (Hidayat, 2013:79).

Ada empat tahap dalam pengembangan kurikulum

(Arifin, 2012:41-46) keempat tahap tersebut adalah:

a) Pengembangan kurikulum pada tingkat makro.

b) Pengembangan kurikulum pada tingkat institusi (sekolah).

c) Pengembangan kurikulum pada tingkat pelajaran (bidang

(55)

d) Pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran di

kelas.

4) Perancangan pembelajaran

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu

kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan

bermuara pada pelaksanaan pembelaaran. Perencanaan

pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu

identifikasi, kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan

penyusunan program pembelajaran.

5) Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis

Pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan

respon terhadap praktek pendidikan anti realitas, yang menurut

Freire (2003) harus diarahkan pada proses menghadap masalah.

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya

perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik

(Mulyasa, 2008:102).

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama

adalah mengkondisikan lingkungan agara menunjang terjadinya

perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.

Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pre tes

(tes awal), proses, dan post tes (tes akhir).

(56)

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan

pembelajaran (elearning) dimaksudkan untuk memudahkan atau

mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru

dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan

mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem sistem

jaringan komputer yang dapat diakses oleg peserta didik.

7) Evaluasi hasil belajar

a) Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan

perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang

dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan

dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, serta

penilaian program. Guru harus bertanggung jawab atas

penyempurnaan pengajaran, maka guru harus mengevaluasi

pengajarannya itu agar guru mengetahui perubahan apa yang

seharusnya diadakan (Baker dan Popham, 1992:112).

Evaluasi hasil belajar dapat diambil melalui penilaian kelas,

Tes kemampuan dasar, dan Penilaian akhir satuan pendidikan

dan sertifikasi.

a) Penilaian kelas

Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan

umum, dan ujian akhir.

(57)

Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui

kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang

diperlukan dalam rangka memperbaiki program

pembelajaran.

c) Penilaian akhir satuan pendidikan dn sertifikasi

Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran

diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan

gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan

belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.

8) Pengembangan peserta didik

Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari

kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, untuk

mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimiliki oles

setiap peserta didik. Pengembangan peserta didikdapat

dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui

kegiatan ekstra kurikuler(ekskual), pengayaan dan remidial,

serta bimbingan dan konseling (BK).

b. Kompetensi keperibadian

Kompetensi keperibadian dalam Standar Nasional Pendidikan,

penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang

dimkasud dengan kompetensi keperibadian adalah kemampuan

keperibadian yang mantap, stabil. Dewasa, arif, dan berwibawa,

(58)

keperibadian merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan

tugasnya secara profesional. Kompetensi keperibadian ini, berupa

keperibadian yang mntap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan

akhlak mulia, sehingga menjadi teladan (Hamarin dan Wibowo,

2012:113).

c. Kompetensi Profesional

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat

3 butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi

profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta

didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar

Nasional Pendidikan.

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan

materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan

yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan

metodologi keilmuannya. Dalam bagian ini, akan diulas tentang

kompetensi profesional antara lain: Guru dituntut menguasai bahan

ajar, guru mampu menglola bahan ajar, guru mampu mengelola kelas,

(59)

menguasai landasan-landasan kependidikan, guru mampu mengikuti

penyelenggaraan administrasi sekolah (Samana, 1994:61).

d. Kompetensi Sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat

3 butir d di kemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi

soial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orng tua peserta didik, dan

masyarakat sekitar.

3. Fungsi Manajemen dalam Kompetensi Pedagogi Guru

Profesi guru, seperti juga profesi-profesi lainnya, bukanlah

profesi yang sudah jadi. Artinya, menjadi guru berarti terus menerus

merubah diri karena pengalaman mendidik adalah bukan penglaman

rutin. Seperti yang telah ditunjukkan di dalam pedagogik transformasi,

guru adalah salah satu pelaku dalam tindakan pedagogis (Tilaar,

2012:377). Manajemen tenaga kependidikan (Guru dan personalia)

mencakup (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3) pembinaan,(4) promosi

dan mutasi, (5) pemberhentian, (6) kompetensi dan (7) penilaian

(evaluasi) (Mulyasa, 2002:42). Semua itu perlu dilakukan dengan baik

dan benar agar apa yang diharapkan akan tercapai, yakni terjadinya

tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan

yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3 Daftar Guru MTs NU Salatiga
Tabel 3.4 Daftar Karyawan MTs Nu Salatiga
Tabel 3.6 Kondisi MTs NU Salatiga
+5

Referensi

Dokumen terkait

Satu pencarian ide (ilham); dua pemilihan tema; tiga penentuan jenis puisi; empat pemilihan diksi (kata yang padat dan khas); lima pemilihan permainan bunyi; enam

[r]

Bapak Diyurman Gea, S.Kom., MM selaku dosen pembimbing dari jurusan Sistem Informasi yang telah banyak meluangkan waktu, perhatian dan pemikiran yang luar biasa dalam membimbing

Penulis menerapkan metode analisa dan metode perancangan, meliputi survei sistem yang berjalan, survei kebutuhan user dengan wawancara terhadap pihak yang bersangkutan,

berkat dan rahmat Nya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ ANALISIS YURIDIS LEGALITAS PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK ECERAN OLEH PERTAMINI “ Sholawat serta salam

Melalui uji moderated regression analysis (MRA) dihasilkan customer satisfaction mampu memoderasi trust, commitment, communication dan conflict handling terhadap

Laporan Akhir ini Penulis beri judul Analisis Pengaruh DER, TATO, dan CR Terhadap ROE pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 254/12/L2/POKJA- BLPBJ.MKS/X/2017 tanggal 27 Oktober 2017, Pokja VIII Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat