• Tidak ada hasil yang ditemukan

KULIT NASKAH. Oleh: K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KULIT NASKAH. Oleh: K"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FO

ORMULAS

KULIT

KO

UNIV

SI TABLE

T MANGG

OMBINASI

VERSITA

ET EFERV

GIS (Garc

I ASAM S

NASKAH

TANTIN

K 1

FAKULT

AS MUHA

SUR

VESEN A

cinia mang

SITRAT-A

H PUBLIK

Oleh:

HAYU SU

100110053

TAS FARM

AMMADIY

RAKARTA

2015

ANTIOKSI

gostana L.

ASAM TA

KASI

URYA

MASI

YAH SUR

A

IDAN EK

) DENGA

ARTRAT

RAKARTA

KSTRAK

AN

A

(2)
(3)

FORMULASI TABLET EFERVESEN ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DENGAN KOMBINASI ASAM SITRAT-ASAM

TARTRAT

FORMULATION OF ANTIOXIDANT EFFERVESCENT TABLET OF MANGOSTEEN PEEL EXTRACT (Garcinia mangostana L.) COMBINED WITH CITRIC

ACID-TARTARIC ACID

Tantin Hayu Surya*, T.N. Saifullah Sulaiman** dan Rima Munawaroh* *Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta 57102 **Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

Sekip Utara Yogyakarta 55281 Email : tantinhayu@gmail.com 

ABSTRAK

Garcinia mangostana L adalah nama tanaman asal dari buah manggis dimana kulitnya mengandung alfa mangostin yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai penghambatan reaksi akibat radikal bebas. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi asam sitrat dan asam tartrat terhadap sifat alir granul, sifat fisik tablet, respon rasa tablet, dan aktivitas antioksidan tablet efervesen kulit buah manggis. Tablet efervesen dibuat 5 formula dengan perbandingan asam sitrat dan asam tartart yaitu formula 1 dengan perbandingan asam sitrat dan natrium bikarbonat 4,5:4,5 sedangkan formula 2-4 dengan perbandingan asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat sebesar 3:1,5:4,5; 2,25:2,25:4,5; 1,5:3:4,5; serta formula 5 menggunakan asam tartrat dan natrium bikarbonat 4,5:4,5. Metode granulasi menggunakan granulasi basah. Granul di uji sifat alir, kemudian dikempa dan di uji sifat fisik dan uji respon rasa tablet. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dengan menghitung nilai aktivitas antioksidan. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap waktu alir granul, namun memberi pengaruh pada sifat fisik tablet, dimana semakin tinggi kadar asam tartrat, tablet yang dibuat semakin rapuh dan melarut lebih cepat. Sedangkan semakin tinggi asam sitrat, tablet yang dibuat mempunyai rasa yang lebih enak, tidak terasa pahit dan menyegarkan. Uji aktivitas antioksidan yang dilakukan, semua formula masih memiliki aktivitas antioksidan lebih dari 50% dan formula 1 memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi.

Kata kunci: Tablet efervesen, kulit manggis (Garcinia mangostana L), asam sitrat, asam tartrat, dan antioksidan.

ABSTRACT

Garcinia mangostana L. is a source plant from mangosteen fruit which contains α-mangosteen in its peel that has amtioxidant activity. An antioxidant agent has benefit to destruct free radical reactions. This study aimed to determine the combination effect of citric acid and tartaric acid to flow properties of the granules, physical characteristic of tablet, taste respond of tablet, and antioxidant activity of effervescent tablet of mangosteen peel extract. 5 formulas of effervescent tablet were made by the different comparison of citric acid and tartaric acid. In formula I used citric acid and sodium bicarbonate 4,5:4,5. Then, formula II until IVwere made by ratio of citric acid, tartaric acid, and sodium bicarbonate as followed 3:1,5:4,5; 2,25:2,25:4,5; 1,5:3:4,5; and also formula V was made by ratio of tartaric acid and sodium bicarbonate 4,5:4,5. The used method was wet granulation. The flow properties of the granules were tested and compressed. Then, the physical characteristic and taste responds of the compressed granules were also tested. DPPH method was used as antioxidant activity test. The combination of citric acid and tartaric acid did not show significant effect to flow time of granules, but showed the physical characteristic effect of tablet. The higher tartaric acid concentration was used, the more friable the table was and also the dissolving time of tablet was faster. Meanwhile, the higher citric acid concentration was used, the more tasteful the tablet was. The antioxidant activity test results obtained that all of effervescent tablet formulas of mangosteen peel extract still had the activity more than 50% and the formula I was the highest.

Keywords: Effervescent tablet, mangosteen peel (Garcinia mangostana L), citric acid, tartaric acid, and antioxidant.

(4)

PENDAHULUAN

Antioksidan merupakan senyawa yang mampu memperlambat atau dapat mencegah terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh senyawa radikal bebas yang reaktif dan memiliki elektron bebas yang tidak berpasangan dengan memutus rantai reaksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas atau dengan cara meredam aktivitas radikal bebas (Miryanti et al., 2011). Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) telah terbukti mengandung senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan yang besar pada kulitnya dengan nilai IC50 yang didapatkan adalah 1,64 µg/mL dengan konsentrasi 44,49 mg/L

untuk ekstrak metanol, dan 2,49 dengan konsentrasi 346,73 mg/L untuk ekstrak air.

Tablet efervesen mulai banyak diformulasi karena lebih menarik dibandingkan tablet konvensional. Tablet efervesen dalam penggunaanya akan menimbulkan gelembung gas CO2 dari reaksi antara asam basa yang bercampur dengan air. Banyak keuntungan yang

dimiliki tablet efervesen, selain cara penggunaanya yang menarik, tablet tersebut dapat memberi cita rasa menyenangkan dari reaksi karbonasi (Siregar, 2010). Tablet efervesen dibuat dengan bahan asam dan basa, sumber asam yang digunakan antara lain asam sitrat dan asam tartrat yang sering digunakan. Asam sitrat biasa digunakan sebagai sumber asam dalam sediaan farmasi dan pada industri makanan. Asam sitrat lebih dipilih sebagai sumber asam dalam tablet efervesen selain karena mudah didapatkan, lebih murah, mudah dalam penyimpanan, dan asam sitrat mememiliki efek sinergis terhadap aktivitas antioksidan. Sedangkan asam tartrat selain mudah didapatkan dan mudah dalam penyimpanan, asam tartrat lebih dipilih karena asam tartrat dapat meningkatkan kelarutan dalam air (Blank, 2007), serta memiliki rasa asam yang sangat enak (Vaughan, 2006).

Sediaan tablet efervesen antioksidan ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) pada penelitian ini menggunakan variasi asam sitrat dan asam tartrat. Dari kedua kombinasi asam tersebut diharapkan dapat memberikan sifat fisik tablet yang baik, respon rasa tablet yang dapat diterima serta dapat meningkatkan aktivitas antioksidan setelah diformulasi menjadi tablet efervesen.

METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain fluidity tester (uji sifat alir), hardness tester (uji kekerasan), mesin pentablet, neraca analitik (Ohaus®), spektrofotometri-visible SHIMADZU (UV mini 1240) timbangan listrik, ayakan, stopwatch, alamari pengering, kompor listrik dan alat-alat gelas (pyrex).

(5)

B. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan antara lain adalah ekstrak kulit buah manggis (PT Pytocemindo) asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat, aspartam, manitol, asam stearat, PVP, dan laktosa.

C. Jalannya Penelitian

Uji pendahuluan dilakukan pengujian aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis dengan melarutkan 300 mg ekstrak dengan etanol p.a sampai tanda dalam labu takar 10 ml kemudian disonikator selama 24 menit. Setelah larut sempurna diambil 2 ml, ditambahkan larutan DPPH 1 ml ad etanol dalam labu takar 5 ml dan ditunggu 27 menit sebelum membaca pada spektrofotometri dengan blangko etanol p.a.

Dibuat 5 formula tablet efervesen ekstrak kulit buah manggis sebagai berikut: Tabel 1. Formula tablet efervesen ekstrak kulit buah manggis

Bahan (mg) Formula F I ( mg) ( mg) F II ( mg) F III ( mg) F IV ( mg) F V Ekstrak 300 300 300 300 300 Asam sitrat 800 533,34 400 266,67 - Asam tartrat - 266,67 400 533,34 800 Na.bikarbonat 800 800 800 800 800 Asam stearat 45 45 45 45 45 PVP 60 60 60 60 60 Aspartam 150 150 150 150 150 Manitol 500 500 500 500 500 Laktosa 345 345 345 345 345 Berat total 3000 3000 3000 3000 3000 Keterangan formula :

Formula I : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat 4,5: 0 : 4,5 Formula II : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat 3 : 1,5 : 4,5 Formula III : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat 2,25 : 2,25 : 4,5 Formula IV : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat 1,5 : 3 : 4,5 Formula V : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat 0 : 4,5 : 4,5

Lima formula pada tabel 1 dibuat dengan metode granulasi basah, yaitu dengan cara mencampurkan ekstrak kulit manggis, natrium bikarbonat, aspartam, dan manitol sampai homogen, campuran tersebut diberi sedikit demi sedikit larutan PVP 2% sampai homogen sampai terbentuk massa granul. Massa granul yang terbentuk di ayak dengan ayakan nomor mesh 14 dan kemudian dikeringkan di lemari pengering dengan suhu 400C

selama 24 jam. Setelah granul kering diangkat dari almari pengering dan kemudian diayak dengan ayakan nomor mesh 16 kemudian dicampur dengan asam sitrat, asam tartrat, dan asam stearat sampai homogen. Granul yang sudah dibuat di masukan ke dalam mesin pentablet single punch dan dilakukan pengempaan dengan tekanan konstan dan kemudian langsung dibungkus dengan alumunium foil dilengkapi dengan silica. Setelah itu dilakukan pemerikaan fisik tablet meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu larut,

(6)

serta uji respon rasa. Seluruh kerja tersebut dilakukan pada ruangan dengan kelembaban 50%.

D. Evaluasi fisik tablet efervesen

Evaluasi fisik tablet meliputi uji waktu alir granul, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut, tanggapan rasa, dan aktivitas antioksidan. Uji waktu alir dilakukan dengan memasukkan granul ke dalam corong yang ujung tangkainya tertutup, waktu alir diukur dengan stopwatch dari saat penutup dibuka sampai seluruh granul keluar dari corong.

Pengujian kekerasan dilakukan dengan meletakkan tablet secara horizontal pada bagian ujung dan bagian penekannya. Uji kerapuhan dilakukan menggunakan friabilator. Pengujian dilakukan selama 4 menit sebanyak 100 putaran. Uji tanggapan rasa dan waktu melarut dilakukan terhadap 20 responden untuk mengamati dan merasakan tablet efervesen yang telah dilarutkan dalam air, kemudian memberikan penilaian dengan kategori tanggapan rasa meliputi sangat manis, manis, kurang manis, dan hambar.

E. Uji aktivitas antioksidan tablet efervesen

Tablet efervesen yang telah dibuat diuji aktivitas sntioksidan kembali dengan metode DPPH yaitu dimulai dengan melarutkan satu tablet efervesen dalam 10 ml aquadest, disaring agar menjadi jernih dan diambil sebanyak 2 ml. Larutan yang diambil ditambahkan 1 ml DPPH dan ditambahkan aquadest sampai tanda dalam labu takar 5 ml. Ditunggu selama 27 menit sebagai operating time dan kemudian dibaca absorbansinya dalam panjang gelombang 514 nm dengan menggunakan blanko aquadest.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil uji massa alir granul, uji sifat fisik tablet, uji respon rasa, dan persen aktivitas antioksidan menggunakan uji anova satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%, apabila terdapat perbedaan yang bermakna dilanjutkan uji t-LSD.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil uji ektrak kulit buah manggis

Hasil yang diperoleh dari uji ekstrak sebesar 75,60±0,58%, yang mana ekstrak kulit buah manggis yang diuji dengan metode DPPH memiliki aktivitas antioksidan lebih dari 50% yang dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan tablet efervesen. 2. Hasil uji waktu alir granul dan sifat fisik tablet efervesen

Hasil yang diperoleh dengan menggunakan uji anova dengan taraf kepercayaan 95% dengan data tertera pada tabel 2.

(7)

Tabel 2. Hasil pengukuran waktu alir dan sifat fisik tablet efervesen

Parameter Uji F I F II F III F IV F V P- value Waktu alir (detik) 7,12±0,01 7,12±0,01 7,06±0,06 7,07±0,06 7,10±0,01 0.384 Keseragaman Bobo(%) 2,08 2,08 1,99 1,98 1,65 0.122 Kekerasan (kg) 5,1±0,04 5,4±0,08 7,1±0,08 5,4±0,07 4,1±0,07 0.000 Kerapuhan (%) 3,61±0,06 7,56±0,42 8,02±0,49 9,54±0,60 10,41±0,01 0.000 Waktu larut (menit) 10 0C 2,43±0,01 2,40±0,01 2,38±0,01 2,28±0,01 2,13±0,01 0.000 270C 1,27±0,03 1,14±0,03 0,83±0,01 0,80±0,01 0,66±0,01 0.000 600C 0,94±0,02 0,93±0,01 0,51±0,01 0,50±0,01 0,38±0,03 0.000 a. Waktu alir granul

Pada tabel 2 menunjukan bahwa tablet yang dibuat memiliki rata-rata yang tidak berbeda signifikan dan kurang dari 10 detik. Hasil ini menunjukan bahwa asam sitrat dan asam tartrat dalam formula tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap waktu alir granul. Hal ini terjadi karena konsentrasi asam sitrat dan asam tartrat yang dicampurkan sama dibandingkan natrium bikarbonat yang memberikan waktu alir granul yang baik, serta adanya bahan tambahan lain yang konsentrasinya lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasi asam sitrat dan asam tartrat dalam formula.

b. Keseragaman bobot tablet

Tablet efervesen yang dibuat harus memiliki keseragaman bobot yang baik dan tidak menyimpang dari persyaratan yaitu tidak ada satu pun tablet yang menyimpang lebih dari 5% dan tidak ada tablet yang menyimpang sebesar 10% dari bobot rata-ratanya. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat yang digunakan dalam tablet efervesen tidak memberi pengaruh secara signifikan. Hal ini terjadi karena asam sitrat dan asam tartrat dalam formula memiliki konsentrasi yang sama dengan natrium bikarbonat dan memiliki konsentrasi yang lebih kecil dibandingkan konsentrasi campuran bahan tambahan lain. c. Kekerasan tablet efervesen

Pada tabel 2 hasil uji kekerasan menunjukan bahwa kombinasi asam sitrat dan asam tartrat memberikan pengaruh yang signifikan. Pada formula II dan IV kekerasan tidak berbeda signifikan karena kombinasi asam yang digunakan hanya berkebalikan, serta formula IV yang menghasilkan kekerasan hampir sama, namun pada formula III dimana kombinasi asam sitrat dan asam tartrat yang sama memberikan pengaruh kekerasan yang paling tinggi dibandingkan dengan kombinasi asam sitrat yang lebih tinggi dari asam tartrat dalam formula. Hal ini terjadi karena adanya asam tartrat dalam formula yang sebanding dengan asam sitrat memberikan ikatan yang kuat diantara keduanya, maka tablet yang dihasilkan semakin keras dibandingkan kombinasi asam dengan konsentrasi yang berbeda dalam formula. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2007), yaitu asam sitrat memberikan pengaruh lebih dominan

(8)

dibandingkan asam tartrat dalam memberikan pengaruh kekerasan pada tablet efervesen yang dibuat, namun dengan peningkatan konsentrasi asam sitrat yang diikuti peningkatan konsentrasi asam tartrat akan meningkatkan kekerasan pada tablet dibandingkan dengan peningkatan konsentrasi asam sitrat dan diikuti penurunan konsentrasi asam tartart dalam formula.

d. Kerapuhan tablet efervesen

Uji kerapuhan sangat penting dilakukan untuk tablet efervesen untuk menjaga stabilitas fisik dari tablet. Dari hasil uji kerapuhan dalam tabel 2, tidak ada satupun yang memenuhi persyaratan yaitu semua nilai kerapuhan >1. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dalam formula ternyata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kerapuhan tablet efervesen yang dibuat. Semakin tinggi konsentrasi asam tartrat, tablet yang dibuat memiliki kerapuhan yang semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena asam tartrat lebih dominan dalam meningkatkan respon kerapuhan tablet dibandingkan dengan asam sitrat. Asam sitrat yang digunakan adalah asam sitrat monohidrat, sedangkan asam tartrat yang digunakan adalah asam tartrat anhidrat maka adanya satu molekul air yang ada dalam asam sitrat memberikan ikatan yang dimiliki lebih kuat dibandingkan dengan asam sitrat. Penyebab lain juga dapat mempengaruhi kerapuhan tablet diantaranya yaitu konsentrasi bahan pengikat yang digunakan kurang tinggi, sehingga ikatan menjadi kurang kuat dan menjadikan tablet saat diuji semakin mudah rapuh, serta dapat juga dipengaruhi suhu dan kelembaban ruangan saat pengempaan dan pengujian karena tablet efervesen mudah terurai dalam suhu ruangan dan kelembaban yang tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2007) kombinasi asam sitrat dan asam tartrat yang digunakan dalam formula memberikan pengaruh yang sama yaitu konsentrasi asam tartrat yang semakin tinggi juga memberikan kerapuhan yang semakin tinggi, namun peningkatan konsentrasi asam tartrat yang semakin tinggi diikuti dengan pengingkatan asam sitrat memberikan pengaruh paling besar terhadap respon kerapuhan tablet efervesen.

e. Waktu larut tablet efervesen

Uji waktu larut tablet efervesen merupakan pengujian yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah tablet dapat larut dan seberapa lama tablet dapat melarut. Uji waktu larut dilakukan dengan tiga suhu air yang berbeda yaitu pada suhu 100C, 270C,dan 600C.

Hasil yang diperoleh bahwa kombinasi asam sitrat dan asam tartrat memberikan pengaruh yang signifikan dalam waktu melarut dari tablet efervesen yang dibuat. Dalam suhu air 270C semakin tinggi asam tartrat dalam tablet, kelaruan yang dimiliki semakin tinggi. Hal ini terjadi karena asam sitrat memiliki kelarutan yang lebih rendah dibandingkan dengan asam tartrat, serta asam tartrat dapat bereaksi dengan natrium

(9)

bikarbonat yang dapat memepercepat waktu larut tablet efervesen (Luner dan Murphy, 2009). Serta asam sitrat dan natrium bikarbonat dalam air dapat membentuk gelembung gas CO2 lebih banyak dibandingkan dengan asam sitrat (Anwar, 2010). Hal yang sama juga

terjadi dalam suhu 100C dan suhu 600C, namun pada suhu 100C tablet membutuhkan waktu

yang lebih lama untuk dapat melarut sempurna, karena pada temperatur yang rendah mempengaruhi bahan utama maupun bahan tambahan dalam tablet lebih sukar melarut dengan cepat dibandingkan dalam suhu 600C yang melarut sangat cepat karena bahan dalam tablet lebih cepat melarut dalam suhu yang lebih tinggi.

3. Hasil Evaluasi Respon Rasa Tablet Efervesen

Evaluasi respon rasa dilakukan untuk menguji rasa tablet efervesen ekstrak kulit manggis dapat diterima oleh konsumen atau tidak, serta dilakukan uji keberterimaan atau uji kesukaan untuk mengetahui respon senang tidaknya terhadap tablet yang diuji. Uji respon rasa dan kesukaan ini dilakukan dengan melarutkan tablet sampel kedalam air dan memberikan kesempatan 20 responden untuk merasakan kelima formula tablet efervesen yang telah dibuat.

Gambar 1. Hasil uji respon rasa tablet efervesen semakin tinggi asam sitrat rasa yang di hasilkan semakin manis

Dari hasil uji respon rasa diketahui bahwa responden paling banyak memilih formula I dengan karena manis, tidak terasa pahit atau sepat. Sedangkan untuk formula II dan III perbedaanya tidak begitu signifikan karena rasa yang dihasilkan kurang manis tapi tidak terasa pahit hal ini karena pada perbandingan kedua asam dalam formula juga tidak begitu berbeda signifikan. Responden tidak begitu menyukai rasa pada formula IV dan V karena rasa pada sampel tersebut tidak manis dan cenderung ke rasa yang hambar dan ada sedikit rasa sepat. Hal ini terjadi karena asam tartrat yang digunakan cenderung memberi

5% 30% 10% 50% 55% 95% 70 % 65% 45% 35% 5% 25% 5% 5% 0 20 40 60 80 100 120

F I F II F III F IV F V

Sangat Manis Manis Kurang Manis Hambar

(10)

pengaruh rasa yang tidak menonjol dan kurang menutupi rasa pahit dari ekstrak dibandingkan asam sitrat saja ataupun dengan kombinasi asam sitrat dan asam tartrat.

Uji keberterimaan bentuk tablet efervesen sebelum dilarutkan, responden lebih memilih formula V karena bentuk tablet halus, warnanya merata dan terang dibandingkan dengan formula I.

Gambar 2. Lima sediaan tablet efervesen semakin tinggi konsentrasi asam sitrat permukaan tablet yang dihasilkan semakin halus dan rata

4. Uji aktivitas antioksidan tablet efervesen

Uji aktivitas antioksidan dalam tablet dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak sesudah diformulasi. Aktivitas antioksidan sediaan tablet efervesen diukur berdasarkan nilai aktivitas antioksidan karena pada sediaan tablet tidak memugkinkan untuk dibuat seri konsentrasi.

Tabel 3. Data nilai persentase penghambatan sediaan efervesen

Uji Formula Ekstrak kulit

manggis I II III IV V Daya antioksidan (%) 77,47±0,73 66,49±0,48 64,69±0,60 57,88±0,28 52,70±0,58 75,60±0,58 Kontrol basis 48.64±0,28 38.74±0,56 36.70±0.19 29.69±0.05 13.62±0.03 -

Hasil uji aktivitas antioksidan tablet efervesen dalam tabel 3 menunjukan kelima formula masih mempunyai aktivitas antioksidan setelah diformulasi. Dengan nilai ekstrak sebagai pembanding nilai aktivitas antioksidan tablet efervesen, aktivitas antioksidan menurun dibawah nilai aktivitas antioksidan ekstrak pada formula II sampai formula IV. Namun pada formula I aktivitas antioksidan lebih lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak sebelum diformulasi. Hal ini membuktikan bahwa senyawa xanthone dalam ekstrak masih mempunyai aktivitas antioksidan walaupun setelah diformulasi menjadi tablet efervesen, serta bahan tambahan yang digunakan dalam formula memberikan pengaruh terhadap aktivitas antioksidan. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat ternyata juga memberikan pengaruh terhadap aktivitas antioksidan tablet efervesen secara signifikan. Semakin tinggi asam sitrat dalam tablet, aktivitas antioksidan yang diperoleh

(11)

semakin tinggi. Dari penelitian yang sudah dilakukan, asam sitrat yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi tablet memberikan efek antioksidan yang cukup banyak. Asam sitrat yang digunakan memiliki aktivitas yang hampir sebanding dengan aktivitas aktioksidan pada asam askorbat (Wahyudi, 2006) Serta asam sitrat yang digunakan dalam formula dapat memberi reaksi senergis terhadap aktivitas antioksidan (Amidon, 2009). KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dalam tablet efervesen memberikan pengaruh yang signifikan yaitu semakin tinggi asam tartrat, tablet yang dibuat memiliki kerapuhan yang semakin tinggi serta kelarutan yang cepat. Semakin tinggi asam sitrat, tablet yang dihasilkan memberi rasa yang enak dan dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dalam tablet efervesen.

2. Kelima formula tablet efervesen yang dibuat masih memberikan aktivitas antioksidan lebih dari 50%.

Saran

1. Perlu dilakukan optimasi untuk mengetahui formula yang terbaik dari kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dalam tablet efervesen.

2. Perlu dilakukan uji pH sediaan tablet efervesen. DAFTAR ACUAN

Amidon., GE, 2009, Citric Acid Monohydrate, in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E (Eds), Sixth Edition, Handbook of Pharmaceutical Excipients,;96: 1053–1068 Anwar, K., 2010, Formulasi Sediaan Tablet Effervescent Dari Ekstrak Kunyit (Curcuma

domstica Val.) Dengan Variasi Jumlah Asam Sitrat-Asam Tartrat Sebagai Sumber Asam, Jurnal Program Studi Farmasi FMIPA unlam, 4(2), 169-177.

Black SN et al., 2007, Structure, Solubility, Screening, and Synthesis of

Molecular Salts. in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E (Eds), Sixth Edition, Handbook of Pharmaceutical Excipients,;96: 1053–1068

Miryanti,Arry., Lanny, S., Kurniawan,B. & Stephen,I., 2011, Ekstraksi Antioksidan Dari Kulit Buah Manggis(Garcinia manostana L.), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, 1-43.

Siregar, C. J. P., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis, 505, 518, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC:267-288.

(12)

Vaughan, K.D., 2006, Tartaric Acid, in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Owen, S.C (Eds), Handbook of Pharmaceutical Excipients, Fifth edition, 770-771, Pharmacheutical Press London, Chicago.

Wahyudi, A., 2006, Pengaruh Penambahan Kurkumin Dari Rimpang Temu Giring Pada Aktifitas Antioksidan Asam Askorbat Dengan Metode FTC, Akta Kimindo,2(1) :37 – 40.

Yanti, Duma., 2007, Optimasi Komposisi Asam Sitrat Dan Asam Tartrat Dalam Tablet Effervescent Vitamin C Aplikasi Metode Desain Factorial, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Darma Yogyakarta.

Gambar

Tabel 2. Hasil pengukuran waktu alir dan sifat fisik tablet  efervesen
Gambar 1. Hasil uji respon rasa tablet  efervesen  semakin tinggi asam sitrat rasa yang di hasilkan  semakin manis
Gambar 2. Lima sediaan tablet efervesen semakin tinggi konsentrasi asam sitrat permukaan tablet  yang dihasilkan semakin halus dan rata

Referensi

Dokumen terkait

Membuat sistem informasi berbasis client server yang akan dipergunakan oleh tiap-tiap divisi, sehingga semua data tagihan dapat terintegrasi dengan

[r]

Data diperoleh dari instrumen tes, yaitu seperangkat soal berbentuk uraian untuk mengukur kemampuan penalaran induktif matematis siswa dan instrumen non tes, yaitu

D adalah gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan SC, intoleransi aktivitas berhubungan dengan keterbatasan gerak sekunder nyeri post operasi

[r]

Responden lebih banyak mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku seksual remaja dari media (cetak dan elektronik), responden mayoritas

Trianggulasi ( triangulation ) merupakan verifikasi dari penemuan dengan menggunakan sumber informasi dan berbagai metode pengumpulan data. Trianggulasi dimanfaatkan

kewajibanya, kepala desa bertanggung jawab kepada rakyat melalui BPD dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati. Dengan adanya UU No. 22 Tahun 1999 telah