KEANEKARAGAMAN ANGGREK DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI KABUPATEN TANAH DATARSUMATERA BARAT
Oleh
Mira Febriani¹, Nursyahra1, Des2
Program Studi PendidikanBiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 1. Dosen Program StudiPendidikanBiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2. Dosen FMIPA JurusanBiologi UNP
ABSTRACT
Orchids live an cool and humid habitat in tropical forest so that its biodiversity is quite high in that area. Lembah Anai Nature Reservation is one of Nature Reservation which is located in West Sumatera. There is still few information or documentation reports and images that reveal the biodiversity of Orchids in Lembah Anai Nature Reservation. The aims of this research is know and describe the biodiversity of Orchids in Lembah Anai Nature Reservation, Tanah Datar regency of West Sumatera. The research is conducted from March to July 2013 by using direct survey. The research is done in the north side of Lembah Anai Nature Reservation along forest patrol path. Then, the specimen isidentified in the Botany laboratory of Padang State University and Herbarium Andalas (ANDA), Padang.From this research, it is found that there are 21 species of orchids from 16 genus, which consist of epiphytic Orchids such as Agrostophyllum glumaceum Hook.f.,
Agrostophyllum sp., Appendicula sp., Bulbophyllum membranaceum Teijsm & Binn., B. uniflorum
(Bl.) Hassk., Bulbophyllum sp., Coelogyne rochusseni de Vriese, Dendrochilum cf.simile Bl.,
Dendrobium crumenatum Sw., Dendrobium sp., Eria sp., Bulbophyllum condylobulbon Rchb.f., Pholidota imbricata (Roxb.) Lindl., P. ventricosa (Bl.) Rchb.f., Pomatocalpa latifolia (Lindl.) J.J.
Sm., Thrixspermum sp., and 5 species of teresterial Orchids such as Apostasia nuda R.Br., Calanthe sp., Macodes petola (Bl.) Lindl., Plocoglottis plicata (Roxb.) Ormerod., Tainia sp.. Based on this finding, it is suggested that there will be a further research of inventory of the biodiversity Orchids on the south side of Lembah Anai Nature Reservation.
Key Words: Biodiversity, Orchidaceae, Lembah Anai Nature Reservation, Identification
PENDAHULUAN
Indonesia terletak di daerah tropis yang daerahnya dipenuhi oleh hutan hutan tropis. Meskipun pada dasarnya Indonesia beriklim tropis yang dipengaruhi oleh 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau, tetapi kalau ditinjau lebih mendalam, kondisi lingkungan setempat sangatlah berbeda-beda. Dengan kondisi seperti ini menjadikan Indonesia salah satu negara asal dari beribu-ribu anggrek yang sangat terkenal di dunia (Suryowinoto, 1988).
Tumbuhan anggrek dalam penggolongan
taksonomi termasuk suku Orchidaceae
(keluarga anggrek-anggrekan). Saat ini beragam pendapat yang memperkirakan tentang jumlah jenis anggrek. Menurut Henderson (1954) menyatakan bahwa terdapat 800 jenis anggrek dalam 100 marga di Malaya. Kemudian, Lawrence (1964) memperkirakan terdapat sekitar 15.000 jenis anggrek dalam 450 marga yang tersebar diseluruh dunia. Selanjutnya, Jones dan Luschsinger (1987) menemukan 20.000 jenis anggrek dalam 1.000 marga. Data terbaru dari World Orchids Checklist (2011) mencatat telah ditemukan sekitar 26.567 jenis anggrek di seluruh dunia.
Indonesia sendiri mempunyai lebih kurang 6.000 jenis tumbuhan anggrek yang diantaranya berada di hutan-hutan Indonesia (Sandra, 2001). Comber (2001) melaporkan terdapat 1.118 jenis anggrek dalam 139 marga dan 458 jenis diantaranya merupakan tumbuhan anggrek endemik di Sumatera.
Anggrek merupakan salah satu keluarga terbesar diantara tanaman berbunga yang terdistribusi di seluruh dunia, tetapi paling melimpah di daerah tropis dan jarang di daerah kutub (Jones dan Luschsinger, 1987). Anggrek menyukai habitat yang sejuk dan lembab di hutan tropis sehingga keanekaragamannya paling tinggi di jumpai kawasan tersebut (Syamsuardi, dkk., 2007).
Pada umumnya tumbuhan yang termasuk dalam suku Orchidaceae merupakan tanaman budidaya yang memiliki nilai keindahan dan nilai ekonomi yang tinggi (Cronquist, 1981). Diantara anggrek yang bernilai ekonomi tinggi di daerah tropis dan subtropis adalah
Cypripedium, Habenaria, Odontoglossum, Dendrobium, Coelogyne, dan Epidendrumyang
dipergunakan sebagai anggrek potong.
Sedangkan buah dari Vanilla dapat
menghasilkan vanile yang digunakan sebagai bumbu kue. Anggrek-anggrek yang bernilai ekonomi tersebut sangat membantu dalam industri flora dan hortikultura (Lawrence, 1964). Sumatera Barat merupakan bagian dari daerah tropis, yang sebagian besar wilayahnya ditutupi oleh hutan dataran tinggi maupun hutan dataran rendah sehingga diperkirakan memiliki
keanekaragaman yang cukup besar (Mairawita, dkk., 2008). Sumatera Barat yang terletak di pulau Sumatera diketahui memiliki diversitas dan persentase endemisme anggrek alam yang tinggi (Syamsuardi, dkk., 2007). Cagar Alam Lembah Anai merupakan salah satu kawasan konservasi alam yang terdapat di Sumatera Barat (Herry, 2006).
Berdasarkan kondisi ekologisnya
diperkirakan anggrek ini banyak terdapat di Cagar Alam Lembah Anai yang memiliki ketinggian 400-850 m dpl. Hal ini dilihat dari kondisi lingkungan yang dapat menunjang kehidupan anggrek untuk dapat berkembang di daerah tersebut. Curah hujan di Cagar Alam Lembah Anai cukup tinggi dan merata sepanjang tahun tanpa musim kering yang berarti yaitu 4.609,48 mm (tahunan). Temperatur rata-rata minimum 19o C dan maksimum 28o C dengan kelembaban 60%-100% (BKSDA Sumbar, 2012 dan Munawaroh, 2012). Hasil survey lapangan dan di dukung dengan data fisik habitat seperti iklim, tipe ekosistem dan jenis tanah menunjukkan bahwa
kawasan ini mempunyai keanekaragaman
anggrek yang cukup tinggi.
Sejauh ini masih sedikit informasi atau
laporan dokumentasi dan gambar yang
mengungkapkan keanekaragaman anggrek di
kawasan Cagar Alam Lembah Anai.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub Divisi Lembah Anai bahwa setiap lahan konservasi diharapkan untuk diinventarisasikan dan didata kekayaan alam yang ada didalamnya.
Untuk menggali dan kemudian memanfaatkan keanekaragaman anggrek yang ada, usaha eksplorasi dan inventarisasi masih sangat diperlukan dan harus diintensifkan, sehingga apabila nantinya kawasan tersebut mengalami perubahan ekosistem, sudah tersedia data keragaman floranya.
Oleh karena itu keberadaan anggrek di kawasan Cagar Alam Lembah Anai Sumatera Barat perlu diteliti. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti telah melakukan penelitian tentang keanekaragaman anggrek di kawasan Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman anggrek di kawasan Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar
Sumatera Barat dan mendeskripsikan
keanekaragaman anggrek di kawasan Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2013 dengan menggunakan metode survey langsung dilapangan untuk memperoleh data dan pengambilan specimen. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat dan identifikasi specimen dilakukan di di Laboratorium Botani Universitas Negeri Padang dan Herbarium Andalas (ANDA), Padang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap keanekaragaman anggrek di kawasan Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat, ditemukan 21 jenis anggrek yang terbagi ke dalam 16 marga.
Dari 16 marga anggrek yang ditemukan, paling banyak ditemukan adalah marga
Bulbophyllum sebanyak 3 jenis, sedangkan
marga Agrostopyllum, Dendrobium,
Pholidotamasing-masing sebanyak 2 jenis. Dua
belas marga lain yang ditemukan masing-masing hanya satu jenis yaitu marga Apostasia,
Appendicula, Calanthe, Coelogyne, Dendrochilum, Eria, Liparis, Macodes, Plocoglottis, Pomatocalpa, Tainia dan
Thrixspermum (tabel 1).
Pada tabel 1 dapat dilihat, bahwa jumlah anggrek yang ditemukan di lokasi Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat didapatkan 21 jenis anggrek yang terbagi ke dalam 16 marga.
Sebagian besar anggrek yang ditemukan adalah anggrek epifit sebanyak 16 jenis yaitu
Agrostophyllum glumaceum Hook.f.,
Agrostophyllum sp., Appendicula sp.,
Bulbophyllum membranaceum Teijsm & Binn., B. uniflorum (Bl.) Hassk., Bulbophyllum sp., Coelogyne rochusseni de Vriese, Dendrochilum cf. simile Bl., Dendrobium crumenatum Sw., Dendrobium sp., Eria sp., Liparis condylobulbon Rchb.f., Pholidota imbricata
(Roxb.) Lindl., Pholidota ventricosa (Bl.) Rchb.f., Pomatocalpa latifolia (Lindl.) J.J Sm.,
Thrixspermum sp., dan anggrek teresterial
sebanyak 5 jenis yaitu Apostasia nuda R. Br.,
Calanthe sp., Macodes petola (Bl.) Lindl., Plocoglottis plicata (Roxb.) Ormerod.,
Tainia sp..
Tabel 1. Keanekaragaman Anggrek yang
ditemukan di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera
Barat
N o
Marga Jenis Hab
itat E T 1 Apostasia Apostasia nuda R. Br. √ 2 Agrostophylum Agrostophyllum glumaceum
Hook.f.
√ Agrostophyllum sp. √ 3 Appendicula Appendicula sp. √ 4 Bulbophyllum Bulbophyllum
membranaceum Teijsm & Binn. √ Bulbophyllum uniflorum (Bl.) Hassk. √ Bulbophyllum sp. √ 5 Calanthe Calanthe sp. √ 6 Coelogyne Coelogyne rochusseni
deVriese
√ 7 Dendrochilum Dendrochilum cf. simile Bl. √ 8 Dendrobium Dendrobium crumenatum Sw. √
9 Eria Eria sp. √
10 Liparis Liparis condylobulbon Rchb.f √ 11 Macodes Macodes petola (Bl.) Lindl. √ 12 Pholidota Pholidota imbricata (Roxb.)
Lindl.
√ Pholidota ventricosa (Bl.)
Rchb.f.
√ 13 Plocoglottis Plocoglottis plicata (Roxb.)
Ormerod.
√ 14 Pomatocalpa Pomatocalpa latifolia (Lindl.)
J.J Sm.
√
15 Tainia Tainia sp. √
16 Thrixspermum Thrixspermum sp. √ Ket. : E = Epifit, T = Teresterial
Kunci Determinasi Dari Keanekaragaman Anggrek Yang Ditemukan
Dari keseluruhan anggrek yang
didapatkan pada Kawasan Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat, maka dapat dibuatkan kunci determinasi
keanekaragaman anggrek yang ditemukan sebagai berikut:
1. Kunci Determinasi untuk marga anggrek
1. a. Habitat epifit... 2
b. Habitat teresterial... 12
2. a. Mempunyai umbi semu... 3
b. Tidak mempunyai umbi semu... 7
3. a. Batang dengan umbi semu mendukung 1 helai daun... Bulbophyllum b. Batang dengan umbi semu mendukung dua/ banyak daun... 4
4. a. Pertulangan daun melengkung (curvinervis)... Coelogyne b. Pertulangan daun sejajar (rectinervis)... 5
5. a. Pinggir daun rata ... 6
b. Pinggir daun bergelombang... Pholidota 6. a. Daun tipis... Liparis b. Daun tebal seperti kulit... Dendrobium 7. a. Ujung daun meruncing... 8
b. Ujung daun terbelah dua, atautumpul... 10
8. a. Daun keluar di ujung umbisemu ... Dendrochilum b. Daun keluar disepanjang batang, rimpang... 9
9. a. Akar tumbuh disepanjang rimpang... . Eria b. Akar tumbuh mengelompok di pangkal batang... Agrostophyllum 10. a. Perbungaan diujung batang... Appendicula b. Perbungaan diketiak daun... 11
11. a. Daun lebih panjang, 26-30 cm... Pomatocalpa b. Daun lebih pendek, 12,5-13 cm... Thrixspermum 12. a. Percabangan batang monopodial... 13
b. Percabanganbatangsimpodial... 15 13.a.Daunmemelukbatang...Calanthe b. Dauntersebarpadabatang... 14 14.a.Daunlansetsempit...Apostasia b. Daunbulatlonjong (elips)...Macodes 15.a. Rimpangbercabang...Plocoglottis b.Rimpangtidakbercabang... Tainia
2. Kunci Determinasi untuk jenis anggrek Agrostophyllum
1. a. Daunlebihkecil, panjang 11,3 x 13
cm...Agrostophyllum sp. b. Daun lebih panjang lebih kurang 40 x 3 cm, bunga bongkol... Agrostophyllum glumaceum Bulbophyllum
1. a. Umbi semu terlihat jelas... 1 b. Umbi semu hampir tak terlihat
jelas... Bulbophyllum sp. 2. a. Umbi semu kecil, bulat telur seperti kerucut
... Bulbophyllum membranaceum b. Umbi semu bulat,
kadang-kadang...Bulbophyllum uniflorum Pholidota
1. a. Batang dengan umbi semu, mendukung 1 helaidaun…...
Pholidotaimbricata
2. b. Batang dengan umbi semu, mendukung 2 helai daun... Pholidota ventricosa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat, ditemukan 21 jenis anggrek yang termasuk kedalam 16 marga dengan ketinggian tempat 400-850 m dpl. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rikardo (2006) di Gunung Singgalang pada ketinggian 1.190-2.890 m dpl, ditemukan 40 jenis anggrek termasuk kedalam 19 marga dan dilanjutkan penelitian ini oleh Mairawita, dkk (2008) ditemukan 50 jenis anggrek. Jadi perbedaan jumlah yang ditemukan disebabkan karena ketinggian tempat, jalur yang ditempuh, serta luas area yang di jelajahi selama melakukan koleksi. Dari penelitian ini banyak organ generatif yang tidak ditemukan ini
dikarenakan tidak semua anggrek berbunga sepanjang tahun, namun berbunga pada waktu periodik tertentu.
Dari penelitian yang telah penulis lakukan bahwa jika dilihat dari kondisi lingkungan yang dapat menunjang kehidupan anggrek untuk dapat berkembang di daerah tersebut, yang memiliki keanekaragaman anggrek yang cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsuardi, dkk (2007) menyatakan bahwa anggrek menyukai habitat yang sejuk dan
lembab di hutan tropis sehingga
keanekaragamannya sangat tinggi dijumpai dikawasan tersebut.
Dari hasil penelitian tersebut dapat terlihat
bahwa keanekaragaman anggrek yang
ditemukan di kawasan Cagar Alam Lembah Anai cukup tinggi, jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang telah ada, terjadi perbedaan jumlah anggrek yang ditemukan ini diduga dipengaruhi perbedaan ketinggian tempat, jalur yang ditempuh, serta luas area yang di jelajahi selama melakukan koleksi.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan 21 jenis anggrek termasuk ke dalam 16 marga, dimana termasuk 16 jenis anggrek epifit dan 5 jenis anggrek teresterial di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Nursyahra, M.Si dan Ibu Dra. Des M.S, telah memberikan bimbingan selama
penulisan. Teristimewa buat Ayahanda danIbunda sertakeluargatercinta yang telah
mendukung, memberikan dorongan dan
membantu penulis.
DAFTAR PUSTAKA
BKSDA. 2012. Buku Informasi kawasan Konservasi Provinsi Sumatera Barat. BKSDA Sumatera Barat. Departemen Kehutanan, Republik Indonesia.
Comber, J.B. 2001. Orchids of Sumatera. The Royal Botanic Gardens Kew, England. Cronquist, A. 1981. An integrated System of
Classification of Flowering Plants. Columbia University Press, New York. Henderson. 1954. Malayan Wild Flowers. The
Malayan Nature Society, Kuala
Lumpur.
Herry, F. 2006. Kawasan Konservasi Lembah Anai. (Online), http://pioda.multiply. com, diakses 14 Juni 2012.
Jones, S. B. J dan A. E. Luschsinger. 1987. Plant Systematict. Mc Graw Hill Book Company, Inc. New York.
Lawrence, G.H.M. 1964. Taxonomy of
Vascular Plants. The MacMillan Company, New York.
Mairawita, dkk. 2008. Anggrek Spesies Gunung
Singgalang. Dinas Pertanian
TanamanPangan dan Hortikultura
Provinsi Sumatera Barat, Padang. Munawaroh, E. 2012. Kekayaan Flora Cagar
Alam Lembah Anai dan Suaka Alam
G.Singgalang-Tandikat. Balai
Pengembangan Kebun Raya- LIPI
Bogor. (Online),
http.//elib.pdii.lipi.go.id, diakses 16 Juni 2012.
Rikardo, R. 2006. Jenis-Jenis Anggrek yang ditemukan di Gunung Singgalang. Skripsi Sarjana Biologi Universitas Andalas, Padang.
Sandra, E. 2001. Membuat Anggrek Rajin Berbunga. AgroMedia Pustaka, Jakarta Suryowinoto, M. 1988. Mengenal Anggrek
Alam Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Syamsuardi, dkk. 2007. Anggrek Species Sumatera Barat Volume 1. Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Sumatera Barat, Padang.
World Orchids Checklist. 2011. World
Checklist of Monocotyledoneae.
(Online),
http://www.rbgkw.org.uk/monocotChe cklist/index.html, diakses 11 November 2012.
Yunaidi dan Nurainas. 2004. Jenis-Jenis Anggrek Di Taman Nasional Siberut. Balai Taman Nasional Siberut & Herbarium Unisversitas Andalas, Padang.