• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Singkat Perkusi dan Sekilas konsep Multiple Percussion. oleh Wasis Tanata. Sejarah kemajuan dan perkembangan alat musik sangat berhubungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sejarah Singkat Perkusi dan Sekilas konsep Multiple Percussion. oleh Wasis Tanata. Sejarah kemajuan dan perkembangan alat musik sangat berhubungan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Singkat Perkusi dan Sekilas konsep Multiple Percussion

oleh Wasis Tanata

A. Sejarah Singkat Instrumen Perkusi

Sejarah kemajuan dan perkembangan alat musik sangat berhubungan dengan sejarah umat manusia dan dapat diakui sebagai suatu pengaruh dari latihan yang luar biasa dari manusia purba.1 Para pemain timpani dengan percaya diri dalam kelompok menyetel genderang-genderang dari tembaga yang dikilapkan, mengingatkan kita terhadap banyak instrumen sederhana namun penting dalam hidup mereka dalam masa kanak-kanaknya. Forsyth mengatakan bahwa jenis paling awal dan pertama dari musik adalah ritmis.2 Meskipun terdapat banyak perbedaan pendapat tentang asal mula lahirnya ritmis, tetapi peristiwa di dalam sejarah musik dari masa prasejarah hingga kini tidak lagi menawarkan suatu studi yang menarik dibandingkan dengan kemajuan dan pengembangan dari instrumen perkusi sekarang. Banyak bukti mendasar dari evolusi kini ditinggalkan dan sejarah sudah menggantikan dongeng.

Pengetahuan modern tentang instrumen-instrumen primitif atau prasejarah dapat ditelusuri 300 abad silam dan didasarkan pada tiga sumber mendasar, yaitu: pertama bukti arkeologis (penggalian, es, rawa pasir dan tanah yang

1

Tentang sejarah singkat Instrumen Perkusi dapat dibaca secara detail dalam James Blades, Percussion Instruments and Their History, (London: Faber & Faber Oxford, 1984), Rev.ed., p.33-42

2

(2)

menyimpan bahan bakar, dll). Kedua penyajian bergambar; dan ketiga literatur yang berkaitan dengan kesusasteraan termasuk studi-studi dari banyak jenis instrumen yang dilestarikan oleh orang-orang primitif.

Dasar dari instrumen pertama diletakan tanpa disadari oleh manusia awal ketika mereka memukul-mukul tanah atau juga membuat bunyi dalam kerongkongannya, menepuk-nepuk tangannya atau dipukulkan pada tubuhnya. Kegiatan awal memukul-mukul tubuh dapat ditemukan di dalam buku ketiga dari sejarah Amerika yang berhubungan dengan upacara ritual masa lampau Tupinamba—suatu tarian api dalam upacara agama orang-orang Brazil yang disertai dengan hochets maracas dan hentak-hentakan kaki. Seperti dalam Perjanjian Lama orang-orang Yahudi berusaha menikmati irama seperti demikian “....oleh karena engkau bertepuk tangan dan menghentakan kakimu ke tanah, dan bergembira dalam hatimu....”(Yehezkiel 25:6).

Perkusi atau tindakan menghentakan atau membenturkan (tubuh) atau benda yang satu dengan benda yang lainnya adalah suatu seni orang primitif yang sungguh terampil. Ia (orang primitif) mempertahankan setiap rasa (irama) melalui ketrampilan memukulnya sehingga kita dapat berasumsi bahwa instrumen pertama bertepuk tangan bisa jadi merupakan peralatan atau senjata untuk bertahan hidup sebagaimana ia bergantung pada makanan. Memukul atau membenturkan benda-benda atau kayu perisai, busur pemburuan atau pemakaian tongkat-tongkat sebagai kentongan dan seterusnya, mau menyatakan bahwa sesungguhnya instrumen-instrumen yang pertama digunakan dengan cara dipukulkan atau dibenturkan. Banyak ahli

(3)

menjelaskan hal di atas dengan menyebutkan contoh latihan prajurit perang yang membenturkan perisainya atau setia menyanyikan irama mars (lagu) pertempurannya. Percival Kirby menyatakan bahwa “sesungguhnya perisai itu awalnya adalah salah satu drum utama dari suku Zulu”.

Namun dibalik itu fungsi dasar yang penting dari alat musik yang dipukul atau ditabuh dalam banyak tarian upacara agama primitif adalah untuk membantu memeriahkan tarian itu dan terutama untuk melayani sihir dalam upacara agama primitif. Secara simbolis alat-alat musik yang dipukul atau ditabuh itu memberi kuasa (tenaga) dari sihir bagi dan lebih memberi makna suci bagi upacara ritual tersebut. Meskipun ada kemajuan secara teknis konstruksi ataupun adanya manipulasi awal dari instrumen-instrumen ini, tidak dapat dilepaskan dari tujuan awal untuk mendapatkan kuasa atau kekuatan hal-hal yang gaib. Ini merupakan dasar atau prinsip yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia primitif.

1. Jenis instrumen perkusi awal

Idiofon merupakan instrumen perkusi yang ditemukan awal. Idiofon-idiofon ini adalah instrumen yang dibuat dari bahan-bahan alami yang bunyinya nyaring dan merdu, yang mana dapat dihasilkan tanpa penambahan suatu kulit yang ditegangkan, dawai atau tabung udara yang bergetar. Instrumen atau idiofon ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis:

(4)

 Shaken idiophone, yaitu bagian bunyi yang secara bersama dihasilkan dari insrumen-instrumen yang cara memainkannya dengan dikocok.  Stamped and stamping idiophone, yaitu bunyi yang dihasilkan dari

tabung-tabung berongga.

 Scraped idiophones, yaitu idiophone yang dihasilkan dari benturan atau ketokan dan menghasilkan satu rangkaian irama.

 Concussion idiophone, yaitu idiofon dari sepasang instrumen yang sama atau similar, seperti bumerang-bumerang.

 Struck idiophone, yaitu idiofon yang dihasilkan dari satu atau lebih potongan-potongan material yang dipukul dengan suatu tongkat atau stick.

2. Bentuk, organologi dan fungsi instrumen perkusi a. Clapers

Jika hentakan kaki, menepuk-nepuk badan dan tepukan tangan diterima sebagai bentuk instrumen musik awal, secara sederhana perkembangan alaminya dapat dilihat dari clapper sebagai instrumen musik. Hal ini membuat John Frederick Rowbotham tertarik untuk menceramati masalah ini 70 tahun lalu.

Di Australia kita dapat menemukan banyak persamaan atau kemiripan instrumen musik digunakan oleh orang-orang yang hidup dalam jaman primitif. Benua itu tidak hanya mempunyai binatang dan tumbuhan memfosil tetapi juga cara hidup awal manusia telah menjadi

(5)

fosil. Melalui cara hidup orang Aborigin kita dapat melihat banyak hal baik yang ada di masa lalu. Banyak dari instrumen musik mereka semuanya tanpa direncanakan sebelumnya, karena digunakan secara mendadak. Seringkali mereka memukul dua batang ranting hijau secara bersamaan.

Penemuan arkeologis dan bukti-bukti bergambar secara prinsipil mendukung penggunaan yang luas dari clapper semacam ini, bukan hanya di Australia tetapi juga terutama di Mesir dan Asia Timur. Hal ini merupakan suatu ketertarikan yang kuat terhadap bunyi-bunyian dari musik sederhana yang alami.

b. Scrapers

Instrumen ini ditemukan sejak awal jaman batu. Ketika itu hampir bisa dipastikan bahwa instrumen ini mempunyai makna gaib yang masih dipertahankan oleh orang-orang primitif. Dalam wujud sederhananya instrumen scraper terdiri dari suatu batu, tulang, kulit kerang dibentuk dan dikikis dengan suatu tongkat atau benda kaku (keras) lain. Di dalam upacara agama atau ritual erotis di masa dahulu, orang-orang menggesek-gesekan tulang, merasa mendapatkan kekuatan (tenaga) untuk melakukan percintaan. Scraper banyak ditemukan di antara suku-suku asli Amerika Tengah (Mexico) dan Utara, dan juga di antara suku-suku di Amerika Latin dan juga tersebar luas di Africa. Suatu bentuk yang sederhana dari scraper adalah yang

(6)

ditemukan di Portugal, di mana dua pucuk pohon cemara digosok berlawanan satu terhadap yang lain untuk persiapan menari. Cerita rakyat dan pengetahuan tentang scraper ada dalam setiap benua dan tetap bertahan (hidup) dalam dunia modern.

Gambar 1. Secara berurutan adalah Bamboo Scraper, reso-reso, Mexico; dan

Horn scraper, Mexico. (Sumber: James Blades, Percussion Instruments and Their History)

c. Rattles

Rattles bisa ditemukan dalam bunyi yang dihasilkan oleh bunyi giring-giring permainan bayi atau juga dari suara atau bunyi yang ditimbulkan oleh ular derik. Secara sederhana rattles sebagai suatu instrumen dengan manufaktur sederhana, adalah sejumlah benda keras dan kecil seperti gigi, kuku binatang, kulit kerang yang disusun bersama. Rattles digunakan sebagai instrumen dalam tarian yang

(7)

mengeluarkan bunyi saat digoncangkan, serta sering dipakai pada kaki, lengan atau leher dari penari.

Bunyi rattles ini juga yang ditemukan dalam suku Bushmen di Afrika Selatan, biasanya menggunakan bel-bel yang dipasangkan di kaki, bahu, lengan atas dan telinga-telinga mereka. Bel-bel kecil dari kelompok Bushman ini terdiri atas bola berongga berisi atau dipakai untuk menyimpan sejumlah kerikil-kerikil kecil. Bel-bel ini akan mengeluarkan bunyi saat digoncangkan dengan satu hentakan.

Gambar 2. Secara berurutan adalah Gourd Rattles; dan Cowrie shell Gourd Rattle, Afrika. (Sumber: James Blades, Percussion

Instruments and Their History)

Demikian juga dengan labu bermanik-manik disebut Cabaca, yaitu suatu instrumen digunakan dalam orkes tarian Amerika Latin masih dipakai hingga sekarang. Sementara di Afrika terdapat semacam instrumen (alat musik) redulcimer, terbuat dari sejumlah tangkai

(8)

jagung dan diikat dengan rumput yang dijalin. Dulcimer akan menghasilkan bunyi halus dan berderik ketika dawai-dawainya dipetik.

Gambar 3. Secara berurutan adalah Cabaca, Amerika Latin Orchestra; Wood

Rattles, Africa; dan Reed Dulcimer, Afrika Tengah. (Sumber: James

Blades, Percussion Instruments and Their History)

B. Multiple Percussion

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 peran perkusi dalam orkes dibatasi. Pemakaian perkusi sebagian besar terfokus pada semacam drum atau

(9)

tambur. Ketika komposer mengeksplorasi elemen-elemen bahasa musik seperti warna nada (timbre) dan irama (ritme) mempergunakan gaya suara (tonal), musik mulai lebih sedikit terfokus pada fungsi tonalitas. Sebagaimana permainan perkusi lebih banyak keunggulannya, para komposer dari jaman Romantik seperti Berlioz, menentukan aturan khusus untuk bagaimana memukul instrumen bagi peralatan yang lazim digunakan. Jenis perkusi yang mudah pecah bebas dari batasan-batasan yang tidak ditentukan dalan aturan tradisional seperti mendukung atau tidak, daya tahan, dan waktu bertahan peralatan tersebut.

Igor Stravinsky adalah yang pertama memperkenalkan penggunaan multiple percussion, dituliskannya dalam L'Histoire du Soldat tahun 1918. Sebagai suatu kemajuan dalam abad 21 para komposer tertarik pada kemungkinan timbral (warna bunyi) dalam perkusi, terutama pada fakta bahwa banyak warna bunyi dapat dihasilkan oleh satu pemain dalam suatu setting multiple percussion. Steven Schick (Profesor Perkusi di Universitas California, San Diego) menggambarkan kemajuan tersebut seperti demikian, para komposer sangat terpesona dengan timbral efisiensi dari perkusi. Di dalam 1930-an hingga 1940-an konsep setting multi-perkusi mengalami banyak peningkatan dan dukungan dengan bantuan dari John Cage dan Lou Harrison, menganggap multi-perkusi sebagai suatu standart yang tidak lazim. 3 Selama periode ini jarang terdapat suatu repertoar solo multiple percussion,

3

(10)

seperti yang dijelaskan Thomas Siwe dalam anthologinya, Percussion Solo Literature.4

1. Konsep dalam Multiple Percussion

Reginald Smith Brindle mengemukakan bahwa konsep setting multiple percussion lebih baik dimainkan dengan hanya seorang pemain.5 Pertimbangan yang mendasar dari konsep ini menurutnya, sebagai berikut: a. Ekonomi

Suatu (potongan) lagu lebih mungkin dimainkan jika lagu itu bersifat ekonomis, dalam arti: hal yang lainnya berada dalam keadaan yang sama atau seimbang. Jika hanya seorang pemain saja adalah lebih mungkin memberi permainan yang terbaik.

b. Ketepatan (precision)

Seorang pemain lebih dapat memainkan dengan sukses sejumlah instrumen dengan not (nada) cepat dalam ketepatan atau presisi tinggi bila dibandingkan ketika instrumen-instrumen itu dimainkan oleh dua atau lebih pemain.

4

Ibid., p.5

5

Reginald Smith Brindle, Contemporary Percussion, (New York: Oxford University Press, 1991), p.20-21.

(11)

c. Gaya (style)

Seorang pemain akan sungguh-sungguh bermain dengan konsisten dengan gaya yang sama, sementara sejumlah pemain mungkin tidak dapat melakukannya.

Lebih lanjut Brindle mengemukakan bahwa kadang partitur dituliskan untuk pemain dalam format kecil. Ketika suatu orkestra besar mempunyai lebih banyak pemain lebih dari yang dibutuhkan, para pemain tambahan seringkali mengambil alih instrumen-instrumen tertentu, khususnya instrumen-instrumen besar yang membutuhkan kekuatan dalam memainkannya. Jadi konsep multiple percussion mungkin ditulis untuk sejumlah kecil pemain dengan melihat pertimbangan ekonomis, sebab dalam orkestra-orkestra yang besar akan lebih mungkin menggunakan lebih banyak pemain.

(12)

Tentang Penulis:

Wasis Tanata seorang perkusionis yang tinggal di Yogyakarta. Aktif sebagai pemain perkusi, improvisator, dan sebagai drummer di Jasmine Band.

Gambar

Gambar 2.  Secara  berurutan  adalah  Gourd  Rattles;  dan  Cowrie  shell  Gourd  Rattle,  Afrika

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis Model Grover (G- Score) pada Industri Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013 menunjukkan bahwa seluruh perusahaan

Pengawasan masyarakat ( social control ) yang dilakukan masyarakat di desa penelitian, ditujukan kepada pemerintah desa (Kepala Desa dan perangkatnya) sebagai

njukkan bahwa dukungan guru BK secara umum berkontr jurusan yang ditempati sebesar 7.8%. Berkaitan dengan pe ena guru BK berkewajiban untuk membantu siswa meng ada

Penyajian hasil dari penelitian ini adalah buku saku panduan mendaki gunung, peta jalur pendakian gunung rinjani serta aplikasi android peta jalur pendakian

Ketika seseorang bertanya kepada orang lain tentang bagaimana dirinya maka, sseorang tersebut akan menjawab “ Saya seseorang yang pendiam” , “ saya seorang yang

Dan keunggulan dari produk ini dari produk sebelumnya adalah dalam segi waktu pembersihan dan hal kenyamanan dan keamanan yang menjelaskan bahwa produk

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada tanggal 2 Desember 2017 terhadap santriwati Madarasah Aliah di Pondok Pesantren Al-Falah Puteri Banjarbaru,

a) Dapat diperoleh sistem akhir tereduksi dari sistem tidak stabil model aliran sungai saint venant dengan pendiskritan = 5 menggunakan metode pemotongan