• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Lembaga Keuangan. untuk membiayai investasi perusahaan namun tidak berarti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Lembaga Keuangan. untuk membiayai investasi perusahaan namun tidak berarti"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan perhimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan namun tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan. Dalam kenyataannya, kegiatan usaha lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan distribusi barang dan jasa. (SK Menkeu RI No.792 Tahun 1990)

Menurut Dahlan Siamat, lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan dibandingkan dengan aset nonfinansial atau aset riil. Lembaga keuangan memberikan pembiayaan/kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat-surat berharga. Di samping itu, lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan antara lain menawarkan berbagai jenis tabungan, proteksi, asuransi, program pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana. (Suyatno, Thomas. Dkk : 2003)

(2)

Kasmir mendefinisikan lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya, artinya kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, apakah kegiatannya hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau bahkan kedua-duanya yakni menghimpun dan menyalurkan dana. (Kasmir : 2003)

Lembaga keuangan, baik bank maupun keuangan non bank mempunyai peran penting bagi aktivitas perekonomian. Peran strategis bank dan lembaga keuangan bukan bank tersebut menjadi wahana yang mampu menghimpun dan meyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien kea rah peningkatan taraf hidup rakyat. Bank dan lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan sebagai prasarana pendukung amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian. (Susilo : 2000)

Dari berbagai pendapat di atas dapat dipahami bahwa lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan bidang keuangan. Kegiatan usaha lembaga keuangan dapat berupa menghimpun dana dengan berbagai skema atau melakukan kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana sekaligus, dimana kegiatan usaha lembaga keuangan diperuntukkan investasi perusahaan, kegiatan konsumsi dan kegiatan distribusi barang dan jasa. Sesuai dengan sistem keuangan yang ada maka

(3)

dalam operasionalnya lembaga keuangan dapat berbentuk lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah

(Wikipedia:2012). Dalam praktiknya lembaga keuangan dapat dibagi

menjadi : 1. Bank

2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 3. Lembaga keuangan mikro

2.1.2. Bank

Defenisi Bank

Menurut UU No.14/1967 Pasal 1 tentang pokok-pokok perbankan adalah Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. (Thomas Suyatno : 2003 : 1)

Menurut UU No.10/1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Kasmir :2003:12 )

Prof G.M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik mengatakan “Bank adalah suatu badan yang bertujuan utnuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperolehkan dengan orang lain,

(4)

maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral”.

Abdurrahman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan

Perdagangan menjelaskan bahwa “Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberi pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai empat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan, dan lain-lain. (Thomas : 1)

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. (Wikipedia:2012)

Dapat disimpulkan dari berbagai definisi yang dikemukakan, bahwa bank mempunyai aktifitas pokok, yaitu sebagai Finansial

Intermediary, yang menjalankan fungsinya pada :

1. Bank dilihat sebagai perantara Kredit. Dalam hal ini bank menghimpun dana-dana dari masyarakat luas dalam bentuk Tabungan, Deposito berjangka, dan Tabungan dalam rekening Koran atau Giro.

2. Bank dilihat sebagai pemberi kredit berarti bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara aktif

(5)

3. Bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyarakat, melalui sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan atau tabungan masyarakat maupun melalui penciptaan uang bank.

Macam-macam Bank

Secara umum bank dapat dibagi menjadi:

a. Bank Sentral adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai Stugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem devisa serta mengatur dan mengawasi bank.

b. Bank Umum, merupakan bank yang bertugas melayani segenap lapisan masyarakat.

c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan.

d. Bank Syariah merupakan bank yang melayani masyarakat dengan tidak menggunakan sistem perbankan pada umumnya, namun dengan menggunakan sistem syariah (khususnya menurut syariah agama Islam).

Sumber Dana Bank

Dalam garis besarnya, sumber dana bagi sebuah bank ada tiga yaitu :

a. Dana yang bersumber dari bank sendiri yakni modal yang disetor, cadangan-cadangan, dan laba yang ditahan

(6)

b. Dana yang berasal dari masyarakat luas terdiri dari Giro (Demand Deposits), Deposito (Time Deposits) dan Tabungan (Saving)

c. Dana yang berasal dari Lembaga Keuangan, baik bank maupun nonbank. Terdiri dari Pinjaman dari Bank-bank lain, Pinjaman dari Bank atau Lembaga Keuangan lain di luar negeri, Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Pinjaman dari Bank Sentral

Usaha Pokok Bank

Menurut Thomas Suyatno et. al (2003:33) yang dimaksud dengan bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Dengan demikian jelas bahwa usaha pokok bank adalah:

a. Memberi kredit

Memberi kredit merupakan salah satu kegiatan dalam penanaman dana. Sebelumnya bank berusaha untuk menghimpun dana dan menggali sumber dari masyarakat, sedang dana yang terhimpun tersebut selanjutnya diputar kembali untuk ditanam dan dipergunakan oleh masyarakat atau oleh bank itu sendiri. Penanaman dana ini dapat terjadi dalam bentuk pinjaman atau kredit yaitu penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan

(7)

persetujuan pinjam meminjam antara bank dan lain pihak dalam hal, pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah waktu tertentu (Ibid : 50 ) dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan, jika hal itu terjadi dalam bank konvesional, akan tetapi perbankan syari’ah tidak memberlakukan kewajiban bunga tersebut karena prinsip yang digunakan adalah bagi hasil. Sedangkan hasil yang diperoleh adalah karena dana tersebut diputar untuk suatu usaha tertentu dalam jangka tertentu.

b. Memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran peredaran uang. Adapun jasa dalam lalu lintas pembayaran terdiri dari pembayaran dalam negeri dan pembayaran luar negeri :

• Pengiriman uang (transfer)

Yang dimaksud dengan pengiriman uang adalah salah satu pelayanan bank kepada masyarakat dengan bersedia melaksanakan amanat nasabah untuk mengirimkan sejumlah uang, baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing yang ditujukan kepada pihak lain (perusahaan, lembaga atau perorangan), di tempat lain (dalam negeri maupun luar negeri). (Ibid : 53)

• Inkaso (collection)

Inkaso adalah pemberian kuasa pada bank oleh perusahaan atau perorangan untuk menagihkan, atau menyerahkan

(8)

begitu saja kepada pihak yang bersangkutan (tertarik) di tempat lain (dalam/ luar negeri) atas surat-surat berharga, dalam rupiah atau valuta asing seperti wesel (draft), cek, kuitansi, surat aksep (promissory ntes), dan lain-lain. (Ibid : 55)

• Pembukaan Letter of Credit

Letter of Credit dalam negeri merupakan salah satu bentuk

jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar arus pengadaan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya terutama yang bersifat antarpulau di dalam negeri. Dan ini juga menjadi satu cara pembayaran yang dipergunakan didalam perdagangan luar negeri yaitu dengan cara “kredit dokumenter” dengan mempergunakan warkat berharga yang disebut Letter of Credit tersebut.( Ibid : 59)

(9)

2.1.3. Lembaga Keuangan Bukan Bank

Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung mengimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannya ke dalam masyarakat, terutama guna pembiayaan investasi perusahaan-perusahaan ( Ibid : 13 ). Adapun jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di Indonesia saat ini antara lain :

a. Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari dana dengan para penanam modal, dengan instrumen utama saham dan obligasi.

b. Pasar uang yaitu pasar tempat memperoleh dana dan investasi c. Koperasi simpan pinjam yaitu menghimpun dana dari

anggotanya kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggota koperasi dan masyarakat

d. Perusahaan pegadaian merupakan lembaga keuangan yang menyediakan fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu.

e. Perusahaan sewa guna usaha lebih di tekankan kepada pembiayaan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah.Perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pertanggungan.

(10)

f. Perusaahaan anjak piutang merupakan yang usahanya adalah mengambil alih pembayaran kredit suatu perusahaan dengan cara mengambil kredit bermasalah.

g. Perusahaan modal ventura merupakan pembiayaan oleh perusahaan-perusahaan yang usahanya mengandung resiko tinggi.

h. Modal ventura merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana pensiun suatu perusahaan pemberi kerja.

2.1.4. Lembaga Keuangan Mikro

Menurut Mandala Manurung dan Prathama Rahardja (2004:124) menyatakan bahwa Lembaga Keuangan Mikro adalah lembaga keuangan yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin serta para pengusaha kecil.

Menurut Soetanto Hadinoto (2005: 72) lembaga Keuangan Mikro didefinisikan sebagai penyedia jasa keuangan bagi pengusaha kecil dan mikro serta berfungsi sebagai alat pembangunan bagi masyarakat pedesaan.

Menurut Direktorat Pembiayaan (Deptan, 2004) dalam Ashari (2006:148) dinyatakan bahwa “Lembaga Keuangan Mikro dikembangkan berdasarkan semangat untuk membantu dan memfasilitasi masyarakat miskin baik untuk kegiatan konsumtif maupun produktif keluarga miskin tersebut”.

(11)

Walaupun terdapat banyak definisi Lembaga Keuangan Mikro, terdapat tiga elemen penting dari berbagai definisi tersebut, yaitu: a. Menyediakan beragam jenis pelayanan keuangan

Keuangan mikro dalam pengalaman masyarakat tradisional Indonesia seperti lumbung desa, lumbung pitih nagari dan sebagainya menyediakan pelayanan keuangan yang beragam seperti tabungan, pinjaman, pembayaran, deposito maupun asuransi.

b. Melayani rakyat miskin

Keuangan mikro hidup dan berkembang pada awalnya memang untuk melayani rakyat yang terpinggirkan oleh sistem keuangan formal yang ada sehingga memiliki karakteristik konstituen yang khas.

c. Menggunakan prosedur dan mekanisme yang kontekstual dan fleksibel

Hal ini merupakan konsekuensi dari kelompok masyarakat yang dilayani, sehingga prosedur dan mekanisme yang dikembangkan untuk keuangan mikro akan selalu kontekstual dan fleksibel. 2.1.5. Kredit

Menurut Kasmir (2004) kredit diartikan memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan dikemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Secara umum kredit yang disalurkan oleh Bank dilihat dari berbagai segi diantaranya:

(12)

a. Dilihat dari segi Kegunaan • Kredit Investasi

Kredit yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha aau membangun proyek atau pabrik baru. Masa pemakaiannya untuk satu periode yang relatif lebih lama.

• Kredit Modal Kerja

Kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasinya.

b. Dilihat dari segi Tujuan Kredit • Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.

• Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk konsumsi atau dipakai secara pribadi. Tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan.

• Kredit Perdagangan

• Kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

(13)

c. Dilihat dari Segi Jangka Waktu • Kredit Jangka Pendek

Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1tahun dan biasanya digunakan untuk kebutuhan modal kerja.

• Kredit Jangka Menengah

Kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.

• Kredit Jangka Panjang

Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau di atas 5 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang.

Tujuan, Fungsi dan Kebijakan Kredit

Menurut Siswandi (2008 : 58) salah satu bentuk penggunaan dana bank adalah pemberian pinjaman atau kredit pada masyarakat. Dana ini dana yang paling produktif (Earning Asset) dibanding

dengan alokasi yang lain, walaupun resiko yang terjadi sangat tinggi. Ada beberapa konsep atau pendapat tentang pengertian kredit antara lain:

a. Secara etimologi, kredit berasal dari bahasa yunani credere artinya kepercayaan.

(14)

b. Pendapat Raymond menyatakan kredit adalah hak untuk menerima pembayaran pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-barang.

c. Pendapat Rolling G. Thomas yaitu kepercayaan atas kemampuan si peminjam untuk membayar sejumlah uang pada masa yang akan datang.

d. Dalam arti ekonomi, kredit yaitu penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang dalam bentuk barang atau jasa. e. Dalam undang-undang Perbankan kredit yaitu penyediaan uang

atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan, berdasarkan persetujuan antara bank dengan pihak lain atau peminjam, dimana peminjam berkewajiban melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan Pemberian kredit

Menurut Siswandi (2008:59) tujuan pemberian kredit oleh pihak kreditur adalah:

a. Untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dari bunga pinjaman.

b. Untuk menambah modal kerja sehingga bisa meningkatkan produktivitas.

c. Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pinjaman modal atau sesuai peranan bank sebagai Agent of Development.

(15)

Fungsi Pemberian Kredit

Adapun fungsi pemberian kredit bagi masyarakat secara umum adalah: (Siswandi : 2008 : 59-60)

a. Meningkatkan daya guna barang (Utility of Goods)

Dengan adanya aliran dana atau kredit, maka perputaran barang dan jasa makin cepat dan lancar, karena tersedianya dana untuk ditukar dengan barang.

b. Meningkatkan daya guna uang (Utility of Money)

Adanya perputaran uang dan perpindahan dana dari pihak yang kelebihan kepihak yang membutuhkan, maka dana akan menjadi efektif serta fungsi alat pembayaran lebih tinggi.

c. Meningkatkan pemerataan pendapatan

Bantuan kredit mendorong pengusaha, petani, industri serta bentuk usaha lain meningkatkan produksi dengan mengaktifkan potensi ekonomi yang dimiliki secara maksimal.

d. Meningkatkan motivasi kerja

e. Untuk meningkatkan agar kita lebih bergairah dan semangat dalam menjalankan aktivitas salah satunya dengan mengajukan kredit.

f. Sebagai pengendalian harga

Naik turunnya harga barang dan jasa salah satunya dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Jika jumlah uang

(16)

yang beredar terlalu banyak, maka pengendaliannya dengan pembatasan pada kredit.

g. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

Untuk menutup defisit Anggaran Belanja Negara serta menjaga stabilitas ekonomi yang mantap yaitu dengan hutang luar negeri. Kebijakan-kebijakan dalam Pemberian Kredit

Apabila pihak bank atau kreditur akan memberikan pinjaman pada debitur, maka ada beberapa peraturan dan kebijakan-kebijakan yang harus diperhatikan terdiri dari : (siswandi : 2008 : 60)

a. Kebijakan pemberian kredit harus sesuai dengan kebijakan moneter. Setiap pihak kreditur yang akan memberikan kredit harus sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter.

b. Pemberian kredit harus selektif dan sesuai skala prioritas. Calon debitur yang akan menerima kredit harus dianalisa kelayakannya sesuai dengan konsep analisa kredit.

c. Setiap pemberian kredit harus sesuai dengan akad kredit. Untuk mengadakan persetujuan antara debitur dan kreditur maka harus ada ikatan yang kuat yaitu dengan akad kredit.

(17)

Adapun prosedur pengajuan proposal kredit adalah untuk memperoleh pinjaman atau kredit calon debitur perlu mengajukan proposal permohonan kredit, kemudian pihak bank akan menganalisa dan memutuskan menolak atau menerima proposal kredit. Yang akan dijelaskan melalui bagan di bawah ini. (siswandi : 2008 : 61)

Sumber : Siswandi

Gambar 2.1

Prosedur Pengajuan Proposal Kredit Pengajuan kredit Penyidikan Analisa Keputusan Permohonan Kredit Penolakan Persetujuan Penerimaan persetujuan Pencairan fasilitas Pelunasan kredit

(18)

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini adalah antara lain yang dilakukan oleh:

1. As’syifa Gema Utami Putri

Dalam penelitiannya yang berjudul Analisis proses keputusan konsumen dalam Pemilihan Produk Kredit KUR Bank Pembangunan Jawa Barat Banten (BJB)

.

Berdasarkan permasalahan dan pembahasan mengenai proses keputusan konsumen dan faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan produk KUR Bank Bjb, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses keputusan konsumen terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Terdapat proses yang paling berhubungan pada tiap tahapannya, yaitu pada tahap pengenalan kebutuhan yang paling berhubungan adalah kebutuhan untuk investasi, pada tahap pencarian informasi yang paling berhubungan adalah informasi yang diperoleh dari media elektronik, yang paling berhubungan pada tahap evaluasi alternatif adalah evaluasi plafond, pada tahap keputusan pembelian yang paling berhubungan adalah pengaruh media iklan, serta pada tahap evaluasi pasca pembelian yang paling berhubungan adalah kemauan konsumen untuk menyarankan KUR kepada orang lain. Nilai korelasi antara

(19)

faktor-keputusan konsumen yang didapatkan rata-rata menunjukkan nilai kurang dari 0,5. Hal ini berarti hubungan antara gugus peubah proses keputusan konsumen (X) dengan gugus peubah factor yang mempengaruhi keputusan konsumen (Y) secara umum adalah lemah. 2. Ihwan Susila

Dalam penelitiannya berjudul Analisis Efisiensi Lembaga Keuangan Mikro. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 169 BKD di KabupatenSukoharjo yang tersebar diperoleh 73 Unit BKD (43,20%) sudah efisiensi, sedangkan 96 BKD lainnya (56,80%) belum efisien. Sedangkan berdasarkan kinerja keuangan BKD, diperoleh 21 BKD (12,43%) yang sudah efisien, sedangkan 148 lainnya (87,57%) tidak efisien.

3. Neng Kamarni, SE, M.Si

Dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat dalam Berhubungan dengan Bank Syariah di Kota Padang. Analisis diskriminan dapat disimpulkan bahwa variable yang dapat membedakan, mengelompokan dan mengidentifikasi suatu objek, kemudian menganalisa perbedaan kelompok tersebut tersebut adalah agama, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pengeluaran, pengetahuan tentang keberadaan Bank Syariah, preferensi terhadap Bank Syariah, pengetahuan produk dan mekanisme Bank Syariah.Validitas pertanyaan dalam penelitian ini terlihat dari kesembilan pertanyaan dimana tingkat pendidikan,

(20)

pengetahuan tentang keberadaan Bank Syariah, pengetahuan produk dan mekanisme Bank Syariah valid. Sehingga hasil data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya. Variabel agama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat. Kemungkinan masyarakat yang beragama nonmuslim mempunyai peluang 0,175 kali bila dibandingkan dengan masyarakat yang mempunyai agama muslim. Variabel Pekerjaan berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat. Kemungkinan masyarakat yang mempunyai tingkat pekerjaan yang rendah mempunyai peluang 0,010 kali bila dibandingkan dengan masyarakat yang mempunyai tingkat pekerjaan yang tinggi. Variabel Tingkat pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat. Kemungkinan masyarakat yang mempunyai tingkat pendapatan rendah mempunyai peluang 0,084 kali bila dibandingkan dengan masyarakat yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi.

4. Dr. Harif Amali Rivai, SE., M.Si

Dalam penelitiannya yang berjudul Identifikasi Faktor-faktor Penentu Keputusan Konsumen dalam Memilih Jasa Perbankan. Penelitian ini memberikan informasi tentang pertimbangan responden di dalam memilih jasa bank konvensional. Hasil jawaban responden di atas memberikan gambaran bahwa pertimbangan paling dominan dalam pemilihan bank konvensional adalah faktor prosedur (cepat dan mudah), berhubungan dengan bank, serta kedekatan lokasi (rumah dan/atau tempat

(21)

dibandingkan dengan faktor reputasi dan image bank, jumlah kantor bank/cabang yang tersedia. Lebih lanjut, penelitian ini berhasil mengungkapkan informasi tentang persepsi responden yang belum pernah berhubungan dengan bank konvensional maupun syariah (non-nasabah). Sejumlah 31 responden (42%) memberikan jawaban bahwa bunga bank bertentangan dengan agama dan dalam jumlah yang sama (42%) menyatakan bahwa bunga bank tidak bertentangan dengan agama. Sisanya (16%) menjawab tidak tahu untuk jawaban atas pertanyaan yang sama. 2.3. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan maka hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat digambar dalam kerangka konseptual penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.2

Bagan Kerangka Konseptual Faktor yang

mempengaruhi

Keputusan Konsumen

Bank Umum Tujuan

Pendanaan  Kemudahan Administrasi  Kredibilitas  Tingkat Bunga  Agunan / Jaminan  BRI  BANK SUMUT

(22)

Tingkat I Fokus Tingkat II Kriteria Tingkat III Alternatif Gambar 2.3 Bentuk Model Hierarki

Pemilihan Bank Sebagai Sumber Pendanaan Kemudahan Administrasi kredibilitas Tingkat bunga Jaminan/ agunan

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena iru, penelitian ini tergolong penelitian lanjutan unruk mendeskripsikan kosakata dasar Swadesh yang terdapat di Kabupaten Belu, Ngada, Sumba Barat,

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan keuangan daerah dan juga perbandingan tingkat pada Provinsi Sulawesi Utara yaitu pada Kota Bitung dan Tomohon

Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya

Selanjutnya, dapat melakukan deteksi wilayah pada obyek daun mangga yang terpapar cahaya dalam intensitas tinggi, selanjutnya wilayah tersebut dipisahkan dari citra agar

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh corporate social responsibility dan citra perusahaan terhadap ekuitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada bank konvensional memiliki nilai Struktur Modal ( Debt Equity Ratio ) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

“Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atas usul DPR, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa

Hal ini juga didukung oleh pendapat (Sudaryanto, 1993: 137--139) yang menyatakan metode cakap dibantu dengan teknik dasar teknik pancing, sedangkan teknik