• Tidak ada hasil yang ditemukan

Imunologi Dan Imunopatologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Imunologi Dan Imunopatologi"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Imunologi

Imunologi

dan Imunopatologi

dan Imunopatologi

Heppi Purnomo ( G1F011024)

Heppi Purnomo ( G1F011024)

Rifka Husniati ( G1F011025)

Rifka Husniati ( G1F011025)

Irma Setyawati ( G1F011027)

Irma Setyawati ( G1F011027)

Erna Tugiarti B ( G1F011034)

Erna Tugiarti B ( G1F011034)

Gitanti Rohman ( G1F011040)

Gitanti Rohman ( G1F011040)

(2)

Istilah Penting

Istilah Penting

Imunitas

Imunitas reaksi tubuh terhadap masuknyareaksi tubuh terhadap masuknya

substansi asing

substansi asing

Respon imun

Respon imun kumpulan respon thd substansikumpulan respon thd substansi

asing yang terkoordinasi

asing yang terkoordinasi

Sistem Imun

Sistem Imun sistem pertahanan manusiasistem pertahanan manusia

sebagai perlindungan terhadap

sebagai perlindungan terhadap

infeksi dari makromolekul asing

infeksi dari makromolekul asing

atau serangan organisme,

atau serangan organisme,

termasuk virus, bakteri,

termasuk virus, bakteri,

protozoa dan parasit.

(3)

Fungsi System Imun

Fungsi System Imun

• Penangkal “ benda” asing

• Penangkal “ benda” asing yang masuk keyang masuk ke

dalam tubuh.

dalam tubuh.

• Untuk keseimbang

• Untuk keseimbangan funan fungsi tubuh gsi tubuh terutamaterutama

menjaga keseimbang

menjaga keseimbang

an komponen tubuh

an komponen tubuh

yang

yang

telah tua.

telah tua.

• Sebagai pendeteksi adanya sel

• Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal,

-sel abnormal,

termutasi, atau ganas, serta

termutasi, atau ganas, serta

menghancurkannya.

(4)

Sistem imun nonspesifik

Sistem imun nonspesifik

Respon langsung terhadap antigen

Respon langsung terhadap antigen

Tidak ditujukan

Tidak ditujukan

terhadap mikroorg

terhadap mikroorg

anisme

anisme

tertentu

tertentu

T

Terdiri erdiri daridari

Fisik /

Fisik / mekanikmekanik Biokimia &Biokimia & faktor terlarut

(5)

•KulitKulit

Kulit memberikan penghalang fisik bagi

Kulit memberikan penghalang fisik bagi

 jalan

 jalan masuknya masuknya pathogen pathogen ke ke dalam dalam tubuh.tubuh.

Lapisan luar sel-sel kulit mati yang keras

Lapisan luar sel-sel kulit mati yang keras

mengandung keratin dan sangat sedikit air,

mengandung keratin dan sangat sedikit air,

sehingga pertumbuhan pathogen menjadi

sehingga pertumbuhan pathogen menjadi

terhambat.

terhambat.

•selaput lendir selaput lendir  •

•SiliaSilia •

(6)

Biokimia & faktor terlarut

Biokimia & faktor terlarut •

• BiokimiaBiokimia

1. lisoz

1. lisozim im (kering(keringat, ludah, air at, ludah, air mata, ASI)mata, ASI)

Ditemukan enzim Lisozim

Ditemukan enzim Lisozim di anatar di anatar a a mereka. Lisozim mereka. Lisozim mengkatalismengkatalis

hidrolisis molek

hidrolisis molekul dinding sel baktul dinding sel bakteri. eri. Asam hidroklorik yAsam hidroklorik yang terdapaang terdapatt

pada cairan lambung membunuh sebagian

pada cairan lambung membunuh sebagian besar mikroorganismbesar mikroorganisme yange yang

masuk ke lambung.Kelenjar lakrimal mensekresi air

masuk ke lambung.Kelenjar lakrimal mensekresi air mata, yangmata, yang

melarutkan dan mencuci mikroorganisme dan bahan

melarutkan dan mencuci mikroorganisme dan bahan kimia penyebabkimia penyebab

iritasi ma

iritasi mata. Meta. Menghancurkan nghancurkan dinding sel dinding sel kuman kuman gram gram positif kpositif karenaarena

dapat menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding

dapat menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding bakteri.bakteri.

2.

2. LaktoferLaktoferin & in & asam neurasam neuraminik(ASI)aminik(ASI)

 anti bakterial E coli & anti bakterial E coli & staphylococus . Air susu ibu jugamengandungstaphylococus . Air susu ibu jugamengandung

laktooksidase dan

laktooksidase dan asam neuraminik yang asam neuraminik yang mempunymempunyai sifat antibakterialai sifat antibakterial

terhafap E.koli dan stafilokokus.

terhafap E.koli dan stafilokokus.

3. HCl, enzim

3. HCl, enzim proteolitiproteolitik, k, empeduempedu

 cegah cegah infekinfeksi bakteri. Asam si bakteri. Asam hidroklorida dalam hidroklorida dalam lambung, enzimlambung, enzim

proteolitik, antibodi dan empedu dalam usus halus

proteolitik, antibodi dan empedu dalam usus halus

membantumenciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi banyak

membantumenciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi banyak

mikroba.

(7)

• •

Komplemen : faktor protein yang terdapat

Komplemen : faktor protein yang terdapat

dalam serum, diproduksi oleh hepatosit dan

dalam serum, diproduksi oleh hepatosit dan

monosit.

monosit.

Fungsi

Fungsi

:

:

-

-

Meningkatk

Meningkatk

an

an

Fag

Fag

ositosis

ositosis

sebagai

sebagai

kemotaktik.

kemotaktik.

-

-

Mempermudah

Mempermudah

destruksi

destruksi

/

/

lisis,

lisis,

-

-

Diikat

Diikat

pada

pada

permukaan

permukaan

bakteri,

bakteri,

sehingga memudahkan makrofag

sehingga memudahkan makrofag

untuk

untuk

mengenal

mengenal

dan

dan

memakan

memakan

bakteri /parasit

bakteri /parasit

Humoral

(8)

C-Reaktif Protein (CRP)

C-Reaktif Protein (CRP)

Protein plasma,

Protein plasma,

dibentuk

dibentuk

tubuh

tubuh

karena

karena

kerusakan

kerusakan

jaringan,

jaringan,

Meningkat pada infeksi akut,yang dengan

Meningkat pada infeksi akut,yang dengan

bantuan

bantuan

Ca++

Ca++

dapat

dapat

:

:

1. Mengikat molekul fosforilkolin pd

1. Mengikat molekul fosforilkolin pd

permukaan b

permukaan b

akteri /

akteri /

jamur

jamur

.

.

2.

2.

Mengikat

Mengikat

k

k

omplemen

omplemen

,berupa

,berupa

opsoni

opsoni

n

n

yang

yang

memudahkan fagositosis.

memudahkan fagositosis.

3. Mengikat protein C dari pnemokokus

3. Mengikat protein C dari pnemokokus

CRP

CRP

merupakan opsonin yang memudahkan

merupakan opsonin yang memudahkan

fagositosis

(9)

Interferon (IFN)

Interferon (IFN) adalah suatu glikoproteinadalah suatu glikoprotein

yang dihasilkan oleh berbagai sel tubuh yang

yang dihasilkan oleh berbagai sel tubuh yang

mengandung nukleus dan dilepas sebagai respon

mengandung nukleus dan dilepas sebagai respon

terhadap infeksi virus.

terhadap infeksi virus.

• Interferon menginduksi sel-sel sekitar sel yangInterferon menginduksi sel-sel sekitar sel yang

terinfeksi

terinfeksi

• virus sehingga menjadi resisten terhadap virus.virus sehingga menjadi resisten terhadap virus.

• Fungsi :Fungsi :

1.

1. AnAnti Vti Virirus dus dan dan dapapat at memengngininduduksksi sei sel yl yanangg

terinfeksi virus sehingga resisten dan

terinfeksi virus sehingga resisten dan

menghambat replikasi virus.

menghambat replikasi virus.

2.

2. MenMengagaktktifkifkan san sel Nel NK tK terherhadaadap inp inffekeksi visi virus rus dandan

sel ganas.

(10)

SELULER

SELULER

1. Sel NK

1. Sel NK

sifat sitotoksik

sifat sitotoksik

virus, keganasan

virus, keganasan

aktivasi oleh interferon

aktivasi oleh interferon

2. Mononuklear (MN)

2. Mononuklear (MN)

monosit &

monosit &

makrof

makrof

ag

ag

3. Polimorfonuklear (PMN)

3. Polimorfonuklear (PMN)

neutrofil, eosinofil

neutrofil, eosinofil

- Siklus hidup pendek

- Siklus hidup pendek

--

G

G

r

r

a

a

n

n

u

u

l

l

enzim

enzim

hidrolitik, laktof

hidrolitik, laktof

erin

erin

(11)

SISTEM IMUN SPESIFIK / DIPEROLEH

SISTEM IMUN SPESIFIK / DIPEROLEH

• Kemampuan mengenal benda asing/antigenKemampuan mengenal benda asing/antigen  spesifik

spesifik menghancurkamenghancurkan n antigen antigen yg yg sdh sdh dikenaldikenal

sebelumnya

sebelumnya

•HumoralHumoral

.. Ketika pathogen masuk kedalam tubuh, masing-Ketika pathogen masuk kedalam tubuh,

masing-masing antigen akan mengaktifkan satu sel B.

masing antigen akan mengaktifkan satu sel B.

2.

2. Sel Sel B B tersebut tersebut akan akan membelah membelah menbentukmenbentuk

populasi sel yang besar.

populasi sel yang besar.

3.

3. Semua Semua klon klon sel sel tersebut tersebut kemudiankemudian

mensekresik

mensekresikan antibody an antibody yang spesifik terhadapyang spesifik terhadap

pathogen yang menyerang.

pathogen yang menyerang.

4.

4. Setelah Setelah infeksi infeksi berakhir, berakhir, sel sel B B yangyang

mensekresikan antibody akan mati. (mekanisme dari

mensekresikan antibody akan mati. (mekanisme dari

1

(12)

5.

5.

Sel

Sel

B

B

memori

memori

telah

telah

mengingat

mengingat

pathogen

pathogen

yang menginfek

yang menginfek

si dan

si dan

sel B ini akan bertahan

sel B ini akan bertahan

hidup beberapa tahun dalam tubuh. Jika

hidup beberapa tahun dalam tubuh. Jika

pathogen dengan antigen yang sama

pathogen dengan antigen yang sama

menginfek

menginfek

si kembali, maka sel B

si kembali, maka sel B

memori ini

memori ini

akan membelah dengan cepat membentuk

akan membelah dengan cepat membentuk

populasi sel B yang besar dan mensekresikan

populasi sel B yang besar dan mensekresikan

antibody spesifik. (mekanisme ini disebut

antibody spesifik. (mekanisme ini disebut

respon imun

(13)

Sistem seluler

Sistem seluler

• Ketika pathogen menginfeksi tubuh untuk pertamaKetika pathogen menginfeksi tubuh untuk pertama

kalinya, setiap antigen akan menstimuli satu sel

kalinya, setiap antigen akan menstimuli satu sel

limfosit t untuk membelah membentuk klon.

limfosit t untuk membelah membentuk klon.

• Beberapa klon akan membentuk sel-sel memori yangBeberapa klon akan membentuk sel-sel memori yang

spesifik terhadap satu jenis antigen.

spesifik terhadap satu jenis antigen.

Komplemen

Komplemen

Adalah protein plasma yang perlu

Adalah protein plasma yang perlu

diaktifkan

diaktifkan

untuk dapat berfungsi. Terdapat dalam plasma

untuk dapat berfungsi. Terdapat dalam plasma

darah

darah

Aktifasi k

Aktifasi k

omplemen berlang

omplemen berlang

sung

sung

secara

secara

berant

(14)

4

4. Sel Mast. Sel Mast

Sel mast berasal dari sumsum

Sel mast berasal dari sumsum tulang dan tersebartulang dan tersebar

secara luas dalam jaringan , sel

secara luas dalam jaringan , sel ditemukan menonjolditemukan menonjol

pada daerah

pada daerah di dekat di dekat pembulpembuluh uh darah darah dan saraf dan saraf sertaserta

di dala

di dalam subepitel. Sitoplasmanya mengandungm subepitel. Sitoplasmanya mengandung

granula dilapisi membran

granula dilapisi membran yang mempunyai berbagaiyang mempunyai berbagai

mediator yang aktif secara biologis. Seperti

mediator yang aktif secara biologis. Seperti yang terikayang terikatt

pada permukaan sel melalui

pada permukaan sel melalui reseptreseptor Fc yangor Fc yang

berafinit

berafinitas tinggi, as tinggi, sel mast dapat dipicu oleh sel mast dapat dipicu oleh rangsangrangsang

lain,

lain, seperti seperti kkomponen omponen kkomplemen omplemen C5a C5a dan dan C5a C5a ((

anafilaktoksin ) yang berikatan pada reseptor membran

anafilaktoksin ) yang berikatan pada reseptor membran

sel mast spesifik. Sel mast dapat pula diinduksi untuk

sel mast spesifik. Sel mast dapat pula diinduksi untuk

mengeluarkan granulanya oleh sitokin tertentu yang

mengeluarkan granulanya oleh sitokin tertentu yang

berasal dari makrofag ( misalnya, IL

berasal dari makrofag ( misalnya, IL -8), obat-obatan-8), obat-obatan

seperti kodein dan morfin, melitin

seperti kodein dan morfin, melitin ( terdapat dalam( terdapat dalam

bisa lebah)

bisa lebah) dan rdan rangsang fisik ( angsang fisik ( misalnya misalnya panas, dingin,panas, dingin,

dan sinar matahari).

(15)

5. Basofil

5. Basofil

Secara normal tidak terdapat dalam jari

Secara normal tidak terdapat dalam jari

ngan.

ngan.

Basofil

Basofil

justru

justru

masuk

masuk

sirkulasi

sirkulasi

darah

darah

menuju

menuju

tempat radang.

(16)

Reaksi Hipersensitivitas

Reaksi Hipersensitivitas

• Hipersensitivitas adalah peningkatan reaktivitasHipersensitivitas adalah peningkatan reaktivitas

atau sensitivitas terhadap antigen yang pernah

atau sensitivitas terhadap antigen yang pernah

dipaparkan atau dikenal sebelumnya.

dipaparkan atau dikenal sebelumnya.

• Reaksi hipersensitivitas terdiri atas berbagaiReaksi hipersensitivitas terdiri atas berbagai

kelainan yang heterogen yang dapat dibagi

kelainan yang heterogen yang dapat dibagi

menurut berbagai cara.

menurut berbagai cara.

• Secara umum dibagi dalam :Secara umum dibagi dalam :

 –

 – Hipersensitifitas tipe IHipersensitifitas tipe I

 –

 – Hipersensitifitas tipe IIHipersensitifitas tipe II

 –

 – HiperseHipersensitifitas tipe IInsitifitas tipe IIII

 –

(17)

Hipersensitifit

Hipersensitifit

as Tipe

as Tipe

I

I

• Merupakan suatu respon jaringan yang terjadi secaraMerupakan suatu respon jaringan yang terjadi secara

cepat ( dalam

cepat ( dalam hitungan menit ) hitungan menit ) setelah terjadi intersetelah terjadi interaksiaksi

antara alergen dengan antibodi IgE yang sebelumnya

antara alergen dengan antibodi IgE yang sebelumnya

berikat

berikatan pada permukaan sel mast an pada permukaan sel mast dan basofil padadan basofil pada

bagian yang tersensitisasi.

bagian yang tersensitisasi.

• AlergenAlergenprodukproduksi si IgEIgE berikatan spesifik denganberikatan spesifik dengan

reseptor di permukaan

reseptor di permukaan sel mastsel mast dandan basofilbasofil

tersensitisasi

tersensitisasi

• Kontak berikutnyaKontak berikutnya  sederetsederetan reaksi an reaksi biokimiabiokimia 

degranulasi dan pelepasan

degranulasi dan pelepasan mediator2 (histamin,mediator2 (histamin,

leuk

(18)

Alergen ter

Alergen ter

sebut merangsang

sebut merangsang

induksi sel

induksi sel

T

T

CD4+ tipe T

CD4+ tipe T

HH

2,sel tersebut mensekresi sitokin

2,sel tersebut mensekresi sitokin

( IL-4 dan IL-5 ) yang kemudian menginduksi

( IL-4 dan IL-5 ) yang kemudian menginduksi

produksi IgE oleh sel B.

produksi IgE oleh sel B.

Antibodi IgE

Antibodi IgE

akan berika

akan berika

tan dengan reseptor

tan dengan reseptor

Fc yang ter

Fc yang ter

dapat pada

dapat pada

sel mast dan b

sel mast dan b

asofil

asofil

maka timbulah reaksi hipersensitifitas tipe I.

maka timbulah reaksi hipersensitifitas tipe I.

Papar

Papar

an ulang

an ulang

terhadap antigen yang sama

terhadap antigen yang sama

akan mengakibatk

akan mengakibatk

an

an

IgE men

IgE men

gikat antigen

gikat antigen

dan memicu

dan memicu

suatu sinyal intr

suatu sinyal intr

asel sehingga

asel sehingga

terjadi pelepasan

terjadi pelepasan

beberapa mediator

beberapa mediator

k

(19)

• ManifesManifestasi klinis dapat tasi klinis dapat melibatkan kulit (urtikaria danmelibatkan kulit (urtikaria dan

eksema), mata (konjungtivitis), nasofaring (rinitis),

eksema), mata (konjungtivitis), nasofaring (rinitis), jaringanjaringan

bronk

(20)

Hipersensitifit

Hipersensitifit

as tipe

as tipe

II

II

• Diperantarai oleh antibodi yang diarahkan untukDiperantarai oleh antibodi yang diarahkan untuk

melawan antigen target pada permukaan sel atau

melawan antigen target pada permukaan sel atau

komponen jaringan lainnya.

komponen jaringan lainnya.

• Antigen tersebut dapat merupakan molekulAntigen tersebut dapat merupakan molekul

intrinsik normal pada membran sel atau matriks

intrinsik normal pada membran sel atau matriks

ekstra seluler atau dapat berupa antigen eksogen

ekstra seluler atau dapat berupa antigen eksogen

yang di adsorbsi misalnya metabolit obat.

yang di adsorbsi misalnya metabolit obat.

• Respons hipersensitifitas disebabkanRespons hipersensitifitas disebabkan

olehpengikatan antibodi yang diikuti salah satu

olehpengikatan antibodi yang diikuti salah satu

dari tiga mekanisme bergantung antibodi di

dari tiga mekanisme bergantung antibodi di

bawah ini :

(21)

a)

a) TTergantung Komplemergantung Komplemenen

Antigen + Antibodi

Antigen + Antibodi  kompkomplemen antigen lemen antigen antibodiantibodi pnyerang mmbranpnyerang mmbran  lisislisis

Antigen + Antibodi

(22)

b) AADC

b) AADC

Sel target yang terbungkus IgG dibunuh oleh sel

Sel target yang terbungkus IgG dibunuh oleh sel yang membawayang membawa

reseptor Fc untuk IgG (misalnya sel NK)

(23)

C) Antibodi antireseptor

C) Antibodi antireseptor

Antibodi ini

Antibodi ini mengganggu fungsi mengganggu fungsi normal reseptornormal reseptor, dalam , dalam contohcontoh

ini antibodi reseptor

ini antibodi reseptor asetilkasetilkolin mengganggu transmisiolin mengganggu transmisi

neuromuskular pada

(24)

Hipersensitifit

Hipersensitifit

as tipe

as tipe

III

III

• Hipersensitivitas tipe III diperantarai oleh pengendapanHipersensitivitas tipe III diperantarai oleh pengendapan

kompleks antigen antibodi c (imun), diikuti dengan aktivitas

kompleks antigen antibodi c (imun), diikuti dengan aktivitas

komplemen dan akumulasi leukosit polimorfonuklear.

komplemen dan akumulasi leukosit polimorfonuklear.

• Kompleks imun dapat melibatkan antigen eksogen sepertiKompleks imun dapat melibatkan antigen eksogen seperti

bakteri dan virus, atau antigen endogen seperti DNA.

bakteri dan virus, atau antigen endogen seperti DNA.

• Jejas akibat kompleks imun dapat bersifat sistemik jikaJejas akibat kompleks imun dapat bersifat sistemik jika

kompleks tersebut terbentuk dalam sirkulasi mengendap

kompleks tersebut terbentuk dalam sirkulasi mengendap

dalam berbagai organ , atau terlokalisasi pada organ

dalam berbagai organ , atau terlokalisasi pada organ

tertentu (misalnya, ginjal, sendi, atau kulit) jika kompleks

tertentu (misalnya, ginjal, sendi, atau kulit) jika kompleks

tersebut terbentuk dan mengendap pada tempat khusus

(25)

• TTerbentuerbentuk kok kompleksmpleks

antigen-antibodi (toksik

antigen-antibodi (toksik

terhadap jaringan di tempat

terhadap jaringan di tempat

mereka diendapkan seperti

mereka diendapkan seperti

ginjal / paru-paru)

ginjal / paru-paru)

aktivasi kaskade

aktivasi kaskade

komplemen

komplemen pelepasanpelepasan

bahan aktif secara biologis,

bahan aktif secara biologis,

termasuk faktor-faktor yang

termasuk faktor-faktor yang

menarik sel-sel fagosit

menarik sel-sel fagosit

yang akan menfagositosis

yang akan menfagositosis

kompleks tersebut

(26)

Hipersensitifitas fase IV

Hipersensitifitas fase IV

• Reaksi tipe IV disebut juga reaksi hipersensitivitas lambat,Reaksi tipe IV disebut juga reaksi hipersensitivitas lambat,

cell mediatif immunity (CMI), Delayed Type Hypersensitivity

cell mediatif immunity (CMI), Delayed Type Hypersensitivity

(DTH) atau reaksi tuberculin yang timbul lebih dari 24 jam

(DTH) atau reaksi tuberculin yang timbul lebih dari 24 jam

setelah tubuh terpajan dengan antigen.

setelah tubuh terpajan dengan antigen.

• Reaksi terjadi karena sel T yang sudah disensitasi tersebut,Reaksi terjadi karena sel T yang sudah disensitasi tersebut,

sel T dengan reseptor spesifik pada permukaannya akan

sel T dengan reseptor spesifik pada permukaannya akan

dirangsang oleh antigen yang sesuai dan mengeluarkan zat

dirangsang oleh antigen yang sesuai dan mengeluarkan zat

disebut limfokin.

disebut limfokin.

• Limfosit yang terangsang mengalami transformasi menjadiLimfosit yang terangsang mengalami transformasi menjadi

besar seperti limfoblas yang mampu merusak sel target

besar seperti limfoblas yang mampu merusak sel target

yang mempunyai reseptor di permukaannya sehingga dapat

yang mempunyai reseptor di permukaannya sehingga dapat

terjadi kerusakan jaringan.

(27)

 –

 – Ag mengaktifkan responAg mengaktifkan respon

sel T

sel T  –

 – Limfokin dilepaskanLimfokin dilepaskan

 –

 – Aktivasi makrofag untukAktivasi makrofag untuk

melakukan fagositosis

melakukan fagositosis  –

 – Kerusakan jaringanKerusakan jaringan

Contoh : dermatitis,

Contoh : dermatitis,

granuloma

(28)

Imunodefisiensi

(29)

• Imunodefisiensi : suatu keadaan dimana sistem imun tidak Imunodefisiensi : suatu keadaan dimana sistem imun tidak berfungsiberfungsi

dengan benar sebagaimana mestinya sebagai sistem pertahanan

dengan benar sebagaimana mestinya sebagai sistem pertahanan

tubuh manusia. tubuh manusia. • • MacamMacam ◦ ◦ PrimerPrimer   HerediterHerediter 

 TTerjadi pada erjadi pada usia muda (gejala muncul usia muda (gejala muncul pada usia < pada usia < 2 tahun)2 tahun)

◦ SekunderSekunder

 Perubahan/berkurPerubahan/berkurangnya fungsi angnya fungsi imunologisimunologis

  Penyebab :Penyebab :   InfeksiInfeksi   MalnutrisiMalnutrisi   PenuaanPenuaan   imunosupresiimunosupresi

(30)

Imunodefisiensi Primer

Imunodefisiensi Primer

1.

1. SeverSevere combine e combine immunodeficiency disease (SCID)immunodeficiency disease (SCID)

2.

2. X linked agammaglobulinemia of X linked agammaglobulinemia of BRUTON.BRUTON.

3. Defisiensi

3. Defisiensi Ig A terisolasi (isolated Ig A deficiency)Ig A terisolasi (isolated Ig A deficiency)

4. Common variabel immunodeficiency

4. Common variabel immunodeficiency

5. SINDROMA WISKOTT

5. SINDROMA WISKOTT  – – ALDRICHALDRICH

6. SINDROMA DIGEORGE (HIPOPLASIA TIMUS)

6. SINDROMA DIGEORGE (HIPOPLASIA TIMUS)

2. X linked agammaglobulinemia of BRUTON.

2. X linked agammaglobulinemia of BRUTON.

o Paling sering.

o Paling sering.

o Ditandai :

o Ditandai :

sel B matang

(-sel B matang (-) (prasel B normal) → ok mutasi gen tirosin kinase yang) (prasel B normal) → ok mutasi gen tirosin kinase yang

diekspresik

diekspresikan pada sel B muda an pada sel B muda → Ig serum (→ Ig serum (-).-).

Imun seluler normal.

Imun seluler normal.

Sering inf. bakteri berulang.

(31)

Imunodefisiensi

Imunodefisiensi

Sekunde

Sekunde

r

r

Contoh: Contoh: 1. Disebabkan : 1. Disebabkan : Infeksi : AIDS Infeksi : AIDS Penggunaan obat : -

Penggunaan obat : - KemoterKemoterapiapi

2. Imunosupresif 

2. Imunosupresif 

Peny lain : leukemia

Peny lain : leukemia

• ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME (AIDS) → • ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME (AIDS) →

o Ok HIV

o Ok HIV – – 1 (Human Immunodeficency Virus) →1 (Human Immunodeficency Virus) →

o Ditandai : - Supresi imunitas (sel T)

o Ditandai : - Supresi imunitas (sel T)

Inf oportunistik.

Inf oportunistik.

Keganasan

Keganasan sekundersekunder..

Kelainan neurologi

(32)

AIDS

AIDS

* AIDS (acquired immunodeficiency syndrome): adalah * AIDS (acquired immunodeficiency syndrome): adalah penyakit retrovirus yang ditandai oleh imunosupresi penyakit retrovirus yang ditandai oleh imunosupresi

berat yang menyebabkan infeksi oportunistik, neoplasma berat yang menyebabkan infeksi oportunistik, neoplasma skunder dan kelainan neurologik

skunder dan kelainan neurologik

* AIDS disebabkan retrovirus RNA HIV-1, juga HIV-2 di * AIDS disebabkan retrovirus RNA HIV-1, juga HIV-2 di Afrika Barat

Afrika Barat

* Target utama HIV-1 adalah reseptor CD4+ yang * Target utama HIV-1 adalah reseptor CD4+ yang terdapat di membran sel T helper, makrofag, sel terdapat di membran sel T helper, makrofag, sel dendritik (saraf) dan limfoid

dendritik (saraf) dan limfoid

* Virus HIV masuk ke sel T helper melalui perlekatan gp * Virus HIV masuk ke sel T helper melalui perlekatan gp 120 (epitop virus HIV) ke reseptor sel

120 (epitop virus HIV) ke reseptor sel CD4+ →CD4+ → mengambilmengambil alih metabolisme sel T, untuk mensintese virus baru

(33)

* Penularan HIV: melalui seks (homoseks atau

* Penularan HIV: melalui seks (homoseks atau

heteroseks), transfusi darah, penyalah gunaan obat

heteroseks), transfusi darah, penyalah gunaan obat

terlarang

terlarang IVIV, pl, plasentaasenta

* Uji penapisan

* Uji penapisan standart adalah ELISA (enzyme-standart adalah ELISA

(enzyme-link

linked immuno ed immuno sorbent assay) dan uji sorbent assay) dan uji kkonfirmasionfirmasi

yang tersering adalah Western blot

yang tersering adalah Western blot

* Tanda utama infeksi HIV adalah deplesi progresif 

* Tanda utama infeksi HIV adalah deplesi progresif 

sel-sel T CD4+, termasuk s

sel-sel T CD4+, termasuk sel T helper dan el T helper dan makrofmakrofagag

* Pada sistem imun yang masih utuh, jumlah normal

* Pada sistem imun yang masih utuh, jumlah normal

sel T CD4+ berkisar dari 600 sampai 1200/mm3

sel T CD4+ berkisar dari 600 sampai 1200/mm3

* Pada infeksi HIV

* Pada infeksi HIV, respon , respon imun selulimun seluler maupuner maupun

humoral ikut terlibat

(34)

Pen

Pen

yakit

yakit

autoimun

autoimun

Reaksi sistem imun terhadap Ag jaringan sendiri.Kehilangan

Reaksi sistem imun terhadap Ag jaringan sendiri.Kehilangan

toleransi diri (self tolerance) menyebabkan sel-sel sistem imun

toleransi diri (self tolerance) menyebabkan sel-sel sistem imun

mengenal Ag tubuh sendiri sebagai asing

mengenal Ag tubuh sendiri sebagai asing

Macam

Macam

Penyakit autoimun organ

Penyakit autoimun organ

AIHA AIHA Tiroiditis hashimoto Tiroiditis hashimoto Penyakit grave Penyakit grave Sindrom sjogren Sindrom sjogren Poliomiositis/dermatomiositis Poliomiositis/dermatomiositis

Penyakit autoimun sistemik

Penyakit autoimun sistemik

SLE

SLE

Rheumatoid arthritis

(35)

Imunologi Tumor

Imunologi Tumor

• Peran sistem imun terhadap pertumbuhan kankerPeran sistem imun terhadap pertumbuhan kanker

 –

 – Beberapa tumor dapat sembuh Beberapa tumor dapat sembuh dengan sendirinydengan sendirinyaa

 –

 – Pada penderita imunosupresif, kemungkinanPada penderita imunosupresif, kemungkinan

k

keganasan terjadi 200x eganasan terjadi 200x lebihlebih

• Terjadi akibat transformasi malignaTerjadi akibat transformasi maligna

 –

 – Perubahan fenotip sel normalPerubahan fenotip sel normal

 –

 – Hilangnya komponen Ag permukaanHilangnya komponen Ag permukaan

 –

 – NeoantigenNeoantigen

 –

(36)

• Tumor mengekspresikan diri melalui :Tumor mengekspresikan diri melalui :

 –

 – Ag permukaanAg permukaan

 –

 – Produk yang dilepaskan dalam Produk yang dilepaskan dalam darahdarah

• Ag tumor :Ag tumor :

 –

 – Ag kelas IAg kelas I  hanyhanya ditemukan pada tumor a ditemukan pada tumor itu saja,itu saja,

tidak pada tumor lain/sel normal

tidak pada tumor lain/sel normal

 –

 – Ag kelas IIAg kelas II  ditemukan pada ditemukan pada beberapa jenis beberapa jenis tumortumor,,

tetapi tidak ditemuk

tetapi tidak ditemukan pada san pada sel normalel normal

 –

 – Ag kelas IIIAg kelas III  ditemukditemukan pada beberapa jenis an pada beberapa jenis tumortumor

dan dapat juga ditemukan pada sel normal

(37)

• Respon imun terhadap tumor melibatkan reaksiRespon imun terhadap tumor melibatkan reaksi

humoral dan seluler

humoral dan seluler

 –

 – Mekanisme humoralMekanisme humoral

• Lisis oleh Ab dan komplemenLisis oleh Ab dan komplemen

• Opsonisasi oleh Ab Opsonisasi oleh Ab dan komplemendan komplemen

• HilangnyHilangnya adesi a adesi oleh Aboleh Ab

 –

 – Mekanisme selulerMekanisme seluler

• Destruksi oleh sel T sitotoksikDestruksi oleh sel T sitotoksik

• Destruksi oleh makrofag yang diaktifkanDestruksi oleh makrofag yang diaktifkan

(38)

IMUNODIAGNOSIS

IMUNODIAGNOSIS

Uji Respons imun non-spesifik

Uji Respons imun non-spesifik

1. Uji Kuantitatif 

1. Uji Kuantitatif 

Menghitung jumlah dan menghitung jenis leukosit dalam darah tepi

Menghitung jumlah dan menghitung jenis leukosit dalam darah tepi

2. Uji Kualitatif 

2. Uji Kualitatif 

a. Pengukuran kemampuan fagositosis dan metabolisme oksidatif 

a. Pengukuran kemampuan fagositosis dan metabolisme oksidatif 

Prinsip : mengukur jumlah partikel yang difagositosis oleh neutrofil

Prinsip : mengukur jumlah partikel yang difagositosis oleh neutrofil

setelah inkubasi selama waktu tertentu, dilakukan dengan menghitung

setelah inkubasi selama waktu tertentu, dilakukan dengan menghitung

proporsi neutrofil yang mengandung partikel di bawah mikroskop, atau

proporsi neutrofil yang mengandung partikel di bawah mikroskop, atau

dengan menggunakan flowsitometri.

dengan menggunakan flowsitometri.

b. Kemampuan sintesis dan sekresi sitokin

b. Kemampuan sintesis dan sekresi sitokin

Prinsip : mengevaluasi fungsi leukosit dengan pengukuran kadar

Prinsip : mengevaluasi fungsi leukosit dengan pengukuran kadar

sitokin.

sitokin.

Beberap

Beberapa jenis sitokin yang diproduksi oleh PMN adalah IL-1, IL-6, a jenis sitokin yang diproduksi oleh PMN adalah IL-1, IL-6, GM-

GM-CSF,dan TNF.

(39)

Uji Respon Imun Spesifik

Uji Respon Imun Spesifik

1

1.. UUjji i rreessppoon sn seelluulleerr

a. Uji Kuantitatif 

a. Uji Kuantitatif 

Mengukur jumlah limfosit termasuk

Mengukur jumlah limfosit termasuk

subsetnya.

subsetnya.

b.

b. Uji Uji Kualitatif Kualitatif : : untuk untuk mengevaluasi mengevaluasi fungsifungsi

limfosit T maupun B

limfosit T maupun B

Uji Proliferasi limfositUji Proliferasi limfosit

Mengukur fraksi fase-S dari siklus sel setelah

Mengukur fraksi fase-S dari siklus sel setelah

distimulasi. Fraksi Fase-S merupakan ukuran

distimulasi. Fraksi Fase-S merupakan ukuran

banyaknya sel yang mensintesis DNA.

banyaknya sel yang mensintesis DNA.

Kemampuan sel untuk mensintesis DNA setelah

Kemampuan sel untuk mensintesis DNA setelah

distimulasi merupakan ukuran untuk fungsi sel

distimulasi merupakan ukuran untuk fungsi sel

tersebut.

(40)

Uji kemampuan produksi sitokinUji kemampuan produksi sitokin

Metode ELISA dan teknik PCR untuk mengukur

Metode ELISA dan teknik PCR untuk mengukur

kadar mRNA sitokin yang dihasilkan oleh kultur

kadar mRNA sitokin yang dihasilkan oleh kultur

limfosit. Metode yang dapat mengukur produksi

limfosit. Metode yang dapat mengukur produksi

sitokin oleh sel individual secara kuantitatif 

sitokin oleh sel individual secara kuantitatif 

melalui

melalui teknik teknik pewarnaan pewarnaan sitokin sitokin intraselulerintraseluler

yang kemudian diidentifikasi dan dianalisis

yang kemudian diidentifikasi dan dianalisis

dengan teknik flowsitometri

dengan teknik flowsitometri

Uji fungsi Uji fungsi sitotokssitotoksisitasisitas

menginkubasikan sel efektor spesifik antigen

menginkubasikan sel efektor spesifik antigen

dengan sel sasaran yang telah diinkubasi dengan

dengan sel sasaran yang telah diinkubasi dengan

antigen spesifik (target) yang akan merangsang

antigen spesifik (target) yang akan merangsang

sel efektor untuk menjadi aktif 

sel efektor untuk menjadi aktif 

dan mensekresikan granzyme atau

(41)

2. Uji respon humoral

2. Uji respon humoral

menilai fungsi produksi imunoglobulin

menilai fungsi produksi imunoglobulin

yang menggambarkan k

yang menggambarkan k

emampuan fun

emampuan fun

gsional

gsional

limfosit B yang diukur dengan titer

limfosit B yang diukur dengan titer

isohemaglutinin. Gangguan respon imun

isohemaglutinin. Gangguan respon imun

humoral juga dapat diuji in vivo dengan

humoral juga dapat diuji in vivo dengan

mengukur kadar antibodi dalam

mengukur kadar antibodi dalam

darah setelah

darah setelah

dirangsang dengan a

dirangsang dengan a

ntigen tertentu, misalnya

ntigen tertentu, misalnya

dengan menggunakan vaksin

Referensi

Dokumen terkait

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material alam dari pohon

Ada peningkatan keterampilan teknik dasar passing dari sebelum menggunakan latihan permainan tradisionanl kucing bola dan sesudah menggunakan permainan tradisional

Hal ini menunjukkan rancangan sosial yang telah dilakukan berhasil untuk: (1) menjadi desain sosial yang meningkatkan kesadaran terhadap keberadaan Budaya Tionghoa di Kota

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;.  memfasilitasi peserta didik

Tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa : Membuat rangkuman materi dari buku-buku sumber tersebut di atas, dan membuat komentar mengenai isinya..

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penambahan kadar perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yaitu 10%, 20% dan 30% suatu sediaan gel antioksidan

Pendidikan memiliki fungsi sebagai pendorong atau pengantar peserta didik dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Namun kecemasn yang muncul pada saat bencana merupakan hal normal dan bersifat subyektif memiliki perasaan takut akan kondisi di lingkungan sekitar, pada saat individu