• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT"

Copied!
263
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

PERATURAN BUPATI PASAMAN BARAT

NOMOR : 25 TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH(RKPD)

KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2015

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN PASAMAN BARAT

(2)

BUPATI PASAMAN BARAT

PERATURAN BUPATI PASAMAN BARAT

NOMOR : 25 TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)

KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2015

BUPATI PASAMAN BARAT

Menimbang

: a. bahwa dalam rangka mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional terhadap

Proses Penyelenggaraan Perencanaan di Daerah, Pemerintah Daerah

diwajibkan menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai

rencana tahunan daerah.

b. bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagaimana dimaksud

pada huruf a di atas merupakan suatu dokumen perencanaan yang akan

dipedomani oleh setiap stakeholder dalam penyusunan rencana

pembangunan daerah Kabupaten Pasaman Barat tahun 2015.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tercantum pada huruf a dan

b, maka Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2015 perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati Pasaman

Barat.

Mengingat

: 1. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

2. Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di

Propinsi Sumatera Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2003 Nomor 153 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4348);

3. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Inodonesia Nomor

4421);

4. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah terakhir dengan perubahan kedua dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

(3)

5. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indoenesia Tahun 2004 Nomor126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 517);

9. Peratutan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 07 Tahun 2010 tentang

Rencana Jangka Panjang Daerah Kabupaten Pasaman Barat tahun

2005-2025. (Lembaran Daerah Nomor 07 Tahun 2010, Kabupaten Pasaman

Barat);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 11 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2010-2015. (Lembaran Daerah Nomor11 Tahun 2011);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Organisasi Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012;

12. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Organisasi Tata Kerja Dinas

Daerah Kabupaten Pasaman Barat sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2012;

13. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Organisasi Tata Kerja

Lembaga Teknis Kabupaten Pasaman Barat sebagaimana telah diubah

beberapakali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013;

14. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Organisasi Tata Kerja

Kecamatan Se Kabupaten Pasaman Barat;

15. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi Tata Kerja

Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Pasaman

Barat;

16. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Organisasi Tata Kerja

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasaman Barat;

17. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun Anggaran 2014;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN BUPATI PASAMAN BARAT TENTANG RENCANA KERJA

PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2015

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1.

Daerah adalah Kabupaten Pasaman Barat.

2.

Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan

Pemerintah Daerah.

3.

Kepala daerah adalah Bupati Pasaman Barat.

4.

Satuan kerja perangkat daerah yang selanjutnya disingkat dengan SKPD adalah perangkat

daerah pada Kabupaten.

5.

Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja,

lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun

peningkatan indeks pembangunan manusia.

6.

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan

yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan

pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam

suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu tertentu.

7.

Rencana pembangunan jangka panjang daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah

dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.

8.

Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah

dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

9.

Rencana kerja pemerintah daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen

perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

tahunan daerah.

10. Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen

perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.

11. Rencana kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah dokumen perencanaan

SKPD untuk periode 1 (satu) tahun.

12. Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan

untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

anggaran.

13. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

perencanaan.

14. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi.

15. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi

dan misi.

16. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan.

17. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang

dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah

untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah.

18. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa SKPD

sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program, dan terdiri dari

sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya

manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa

atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan

keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

(5)

19. Bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan

maupun keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana, hanya merupakan

indikasi yang hendak dicapai dan tidak kaku.

20. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan

dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

21. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan,

proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian

kinerja suatu program atau kegiatan.

22. Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang

diharapkan dari suatu kegiatan.

23. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan, yang dilaksanakan

untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

24. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari

kegiatan-kegiatan dalam satu program.

BAB II

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

Pasal 2

(1) Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015 yang selanjutnya

disebut RKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan

daerah untuk periode satu tahun yaitu Tahun 2015.

(2) RKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan acuan :

a.

bagi seluruh stakeholder pembangunan dalam penyelenggaraan pembangunan daerah,

termasuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Pasaman Barat; dan

b. dalam Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)

Kabupaten Pasaman Barat tahun 2015.

Pasal 3

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pasaman Barat dalam menyusun program dan kegiatan

tahun 2015, mengacu kepada dokumen RKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015 yang

dituangkan dalam Rencana Kerja SKPD.

Pasal 4

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015 sebagaimana

tercantum dalam lampiran Peraturan ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan ini.

BAB III

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal 5

(6)

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan

penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pasaman Barat.

Ditetapkan di

: Simpang Ampek

pada tanggal : 29 Mei 2014

BUPATI PASAMAN BARAT

H. BAHARUDDIN. R

Diundangkan di Simpang Ampek

pada tanggal 29 Mei 2014

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN PASAMAN BARAT

Drs. Yasri Uripsyah

NIP. 19650123 199308 1 001

BERITA DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2014 NOMOR 25

Jabatan

Tanggal

Paraf

Wk. Bupati

Sekda

Ka. Bappeda

Sekretaris Bappeda

(7)
(8)

i

LampiranPeraturanBupatiPasaman Barat

Nomor

:

25 Tahun 2014

Tanggal

:

Mei 2014

Tentang

:

RencanaKerjaPemerintah Daerah (RKPD)

KabupatenPasaman Barat Tahun 2015

DAFTAR ISI

Halaman

BAB IPENDAHULUAN………

I-1

1.1. LatarBelakang………...

I-1

1.2. LandasanHukum………..

I-3

1.3. HubunganAntarDokumen………...

I-4

1.4. SistematikaPenyusunanDokumen RKPD………..

I-4

1.5. MaksuddanTujuan……….

I-5

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2015 DAN CAPAIANKINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN TAHUN 2014……….

II-1

2.1. GambaranUmumKondisi Daerah………..

II-1

2.2. EvaluasiPelaksanaan

Program

danKegiatan

RKPD

TahunLaludanRealisasi

RPJMD...

II-21

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah………...………

II-50

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH…

III-1

3.1. ArahKebijakanEkonomi Daerah……….

III-1

3.2. ArahKebijakanKeuanganan Daerah...

III-4

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH………..

IV-1

4.1. TujuandanSasaran Pembangunan 2015...

IV-1

4.2. PrioritasdanSasaran Pembangunan 2015...

IV-2

(9)

ii

5.1. Rencana Program danKegiatanPrioritas Daerah Tahun 2015...

V-1

5.2. Rencana Program danKegiatan Pembangunan Daerah Tahun 2015...

V-47

- Dinas Pendidikan...

V-48

- Kantor Perpustakaandan Kearsipan...

V-52

- Dinas Kesehatan...

V-54

- RumahSakitUmum Daerah...

V-61

- DinasPekerjaanUmum……….

V-64

- BadanPenanggulanganBencana Daerah (BPBD)...

V-74

- BadanPerencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)...

V-77

- DinasPerhubungan, KomunikasidanInformatika...

V-80

- BadanLingkunganHidup, KebersihandanPertamanan (BLHKP)……...

V-83

- DinasKependudukandanCatatan Sipil...

V-85

- Kantor PemberdayaanPerempuandanPerlindunganAnak……….

V-87

- BadanPemberdayaanMasyarakatdanKeluargaBerencana Daerah………….

V-89

- DinasSosial, TenagaKerjadan Transmigrasi...

V-92

- DinasKoperasi, Perdagangan, Industridan UKM...

V-96

- BadanPenanaman Modal danPelayananPerizinanTerpadu (BPMP2T)

V-10

0

- DinasKebudayaandan Pariwisata...

(10)

V-iii

10

2

- DinasPemudadanOlah Raga………..

V-10

7

- BadanKesatuanBangsadan Politik...

V-10

9

- SatuanPolisiPamong Praja...

V-11

3

- Setda (BagianAdministrasi Pembangunan)...

V-11

5

- Setda (Bagian Humas)...

V-11

6

- Setda (BagianKesra)………...

V-11

7

- Setda (BagianPenerintahan Nagari)...

V-11

8

- Setda (Bagian Tapem)...

V-11

9

- Setda (Bagian PP)...

V-12

0

- Setda (BagianPerekonomian)………

V-12

0

- Setda (Bagian Organisasi)...

V-12

1

- Setda (Bagian Umum)...

(11)

iv

3

- Setda (Bagian Hukum)...

V-12

4

- Sekretariat DPRD...

V-12

5

- BadanPengelolaanKeuangandanAset Daerah (BPKAD)………

V-12

7

- DinasPendapatan Daerah...

V-12

9

- Inspektorat………

V-13

1

- BadanKepegawaian Daerah………

V-13

3

- DinasPertanian, TanamanPangan, HortikulturadanPeternakan………..

V-13

5

- Dinas Perkebunan……….

V-13

8

- BadanPelaksanaPenyuluhan, Pertanian, Perikanan, KehutanandanKetahananPangan

(BP4K2P)……….

V-14

2

- DinasKehutanan………..

V-14

6

- DinasPertambangan, EnergidanSumberDayaEnergi……….

V-14

8

- DinasKelautandanPerikanan……….

V-15

(12)

v

1

5.4. PaguIndikatifUntukTiap SKPD………..

V-15

7

BAB VIPENUTUP………..

(13)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 mengamanatkan bahwa Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) 2010-2015 dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Pasaman Barat tahun 2005 - 2025 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun

2010.

Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015 adalah

dokumen resmi tahunan yang mempunyai kedudukan yang strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan

strategis jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan. Sebagai dokumen perencanaan

tahunan daerah, dihasilkan melalui tahapan arahan bupati, forum SKPD, dan melalui forum Musyawarah

Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Musrenbang tingkat kabupaten sebagai bagian tahapan dalam

penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah, merupakan forum koordinasi antar instansi pemerintah

dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan untuk mengharmoniskan dan menyelaraskan program dan kegiatan

pembangunan di daerah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015 adalah dokumen

perencanaan tahunan yang merupakan implementasi tahun ke-tiga dari RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun

2010-2015. Dokumen ini memuat: 1).Evaluasipelaksanaan RKPD tahun lalu, menguraikan tentang hasil evaluasi

RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai

bahan acuan; 2). Capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi

demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan

,

rencana kerja

dan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong

partisipasi masyarakat. RKPD ini merupakan jembatan untuk menghubungkan antara sasaran dan target RPJMD

yang memuat Visi, Misi Bupati terpilih yang harus diimplementasikan kedalam APBD. Disamping itu RKPD ini juga

memuat asumsi dan perkiraan yang terjadi yang mempengaruhi pembangunan baik secara ekternal maupun

internal, dimana sebelumnnya tidak diprediksi dalam RPJMD.

Dalam RPJMD Kabupaten Pasaman Barat, telah ditetapkan visi, misi dan tujuan Pembangunan daerah.

Visi pembangunan jangka menengah merupakan kondisi realistis yang diharapkan akan dapat dicapai oleh

seluruh warga Kabupaten Pasaman Barat dimasa mendatang yaitu :

Visi jangka menengah kepala daerah terpilih Kabupaten Pasaman Barat untuk periode 2010 -2015

adalah sebagai berikut:

“Membangun Pasaman Barat diatas Tadah Agama

untuk Kesejahteraan Umat Dunia dan Akhirat“

Sesuai dengan harapan terwujudnya visi “Membangun Pasaman Barat diatas Tadah Agama untuk

Kesejahteraan Umat Dunia dan Akhirat”, maka ditetapkan “Misi Pembangunan Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2011-2015” sebagai upaya dalam mewujudkan visi, sebagai berikut:

1. Meningkatkan kehidupan beragama serta menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat, seni dan budaya

untuk menjaga kerukunan hidup bermasyarakat;

(14)

I-2

2. Menciptakan pemerintahan yang bersih,berwibawa dan bebas KKN, memelihara harmonisasi antar

lembaga, mengembalikan hak dan fungsi tanah ulayat serta menegakkan supremasi hukum;

3. Melaksanakan pembangunan berbasis nagari (1 Milyar/ Nagari), meningkatkan perekonomian

masyarakat melalui sistem ekonomi kerakyatan (koperasi), mengurangi pengangguran melalui kegiatan

padat karya;

4. Mewujudkan masyarakat sehat, cerdas dan menguasai teknologi; dan

5. Menggali dan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dalam pembangunan yang berwawasan

lingkungan.

PenetapanAgenda Pembangunan yang ditetapkan dalam RPJPD, dalam pembahasan di RKPD ini

berdasarkan Permendagri No 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan PP No 8 tahun 2008 disebut dengan Tujuan

Pembangunan. Tujuan pembangunan dirumuskan dalam bentuk yang lebih tepat dan terarah dalam rangka

mencapai visi dan misi. Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang

akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Tujuan pembangunan

dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Penerapan Ajaran Agama dan Budaya Daerah

2. Pembangunan Hukum dan pemerintahan

3. Peningkatan ekonomi

4. Pembangunan kualitas sumber daya manusia

5. Perbaikan kualitas lingkungan hidup sesuai dengan penataan ruang

Kelima Tujuan pembangunan tersebut telah pula disusun dengan melihat persoalan utama yang dihadapi

oleh Pasaman Barat setidaknya selama kurun 5 (lima) tahun atau waktu pertama Pembangunan Jangka Panjang

Kabupaten Pasaman Barat. Agenda pembangunan dimaksud merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan satu dengan yang lainnya, maka diharapkan masing-masing agenda diselesaikan secara bersinergi

baik melalui program pembangunan nasional di daerah, maupun program pembangunan Provinsi, dan program

pembangunan Kabupaten, baik melalui program Pemerintah, partisipasi masyarakat maupun peranan dunia

usaha.

Dalam kurun waktu dua tahun ini kompleksnya persoalan yang dihadapi yang dipengaruhi oleh faktor

ekternal dan internal dan mempertimbangkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki serta keterbatasan

kemampuan keuangan, penyusunan RKPD tahun 2015 perlu pula mempertimbangkan keberlanjutan

pelaksanaan kegiatan dan program yang sudah dirintis tahun sebelumnya. Sehingga dirumuskanprioritas

pembangunan yang bersumber dari prioritas pembangunan dalam RPJMD

Prioritas Pembangunan RKPD Tahun 2015 adalah:

1. Penerapan dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat

2. Pengembangan kebudayaan yang berlandaskan nilai-nilai luhur

3. Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam pemerintahan

4. Peningkatan keamanan, ketentraman, ketertiban dan menegakkan supremasi hokum

5. Pengembangan pertanian, pangan, peternakan dan perkebunan

6. Pengembangan perikanan dan kelautan

7. Pengembangan agro industri, jasa, perdagangan, investasi dan pariwisata

8. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM)

9. Percepatan penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan

10. Pemberdayaan masyarakat, peningkatan partisipasi perempuan dan kesejahteraan keluarga

11. Pembangunan infrastruktur penunjang ekonomi rakyat

12. Peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan;

13. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

(15)

I-3

14. Peningkatan kualitas pemuda dan pembangunan olahraga

15. Mitigasi dan penanggulangan bencana

16. Pelestarian lingkungan hidup

17. Pemanfaatan sumber daya alam

18. Penataan ruang wilayah

Penetapan prioritas pembangunan di atas disusun dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan sesuai dengan tema

pembangunan 2015

2. Mendesak dan penting untuk segera dilaksanakan karena permasalahan yang dihadapi (dampak krisis

keuangan global)

3. Merupakan kewajiban pemerintah menyediakan kebutuhan dasar, investasi pemerintah dan layanan

publik

4. Kebutuhan dana pendamping

5. Komitmen pemerintah Pasaman Barat dengan Propinsi

6. Lanjutan proyek strategis (multiyears)

Dokumen ini mewujudkan keterpaduan dan mensinergikan pembiayaan pembangunan dari berbagai

sumber (APBN, APBD, swasta, donor, masyarakat), dan sebagainya. Program-program dan kegiatan

pembangunan yang tertuang menjadi acuan dalam penyusunan KUA-PPAS APBD Kabupaten Pasaman Barat

tahun 2015.

Dengan demikian RKPD merupakan pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD), dan mempunyai fungsi pokok sebagai berikut:

1. Menjadi acuan bagi seluruh komponen (stakeholders) daerah karena memuat seluruh kebijakan publik;

2. Menjadi pedoman dalam menyusun APBD karena memuat arah kebijakan pembangunan daerah satu

tahun; dan

3. Menciptakan kepastian kebijakan karena merupakan komitmen Pemerintah Daerah.

1.2.

Landasan Hukum

Penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015ini dilakukan dengan menggunakan

landasan hukum sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

IndonesiaTahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4287);

2. Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten

Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Propinsi Sumatera Barat (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 153 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4348);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

(16)

I-4

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun

2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4700);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar

Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4609);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4737);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4741);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4815);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4833);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah.

16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

2010-2014;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.

08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Pembangunan Daerah.

19. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 7 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2005 - 2025.

20. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 11 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010-2015. (Lembaran Daerah Nomor 11

Tahun 2011);

(17)

I-5

1.3.

Hubungan Antar Dokumen

Sebagai dokumen perencanaan strategis tahunan, RKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015ini

mempunyai kaitan yang erat dengan berbagai dokumen perencanaan, baik nasional maupun daerah. Dalam

lingkup perencanaan nasional, RKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015disusun dengan memperhatikan

RKP dan RPJM Nasional dan dalam lingkup perencanaan provinsi mengacu pada RKPD dan RPJM Provinsi

Sumatera Barat. Sementara dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, RKPD ini disusun dengan

berpedoman pada RPJPD dan RPJMD Kabupaten Pasaman Barat. Selanjutnya RKPD Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2015menjadi pedoman bagi SKPD dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Renja SKPD).

1.4.

Sistematika Penyusunan Dokumen RKPD

Sistematika penyusunan dokumen RKPD mengemukakan organisasi penyusunan dokumen terkait

dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya sebagai berikut:

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

1.3. Hubungan Antar Dokumen

1.4. Sistematika Penyusunan Dokumen RKPD

1.5. Maksud dan Tujuan

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA

PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN TAHUN 2013

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD TahunLalu dan Realisasi RPJMD

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan 2015

4.2 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB VI PENUTUP

(18)

I-6

1.5.

Maksud dan Tujuan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pasaman Barat tahun 2015adalah dokumen

perencanaan daerah dalam jangka periode 1 (satu) tahun ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus

menjadi acuan perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan dana indikatif dalam penyusunan Renja SKPD.

RKPD bertujuan untuk mengevaluasi kondisi dan hasil pembangunan yang telah dicapai tahun

sebelumnya sebagai dasar untuk menetapkan prioritas pembangunan tahun berikutnya berdasarkan isu dan

masalah mendesak yang harus ditanggulangi serta sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum

Anggaran (KUA) dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Pasaman Barat Tahun

2015.

(19)

II- 1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN TAHUN 2013

2.1.

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1.1.

Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Wilayah

Kabupaten Pasaman Barat terletak antara 0

0

33' Lintang Utara (LU) sampai dengan 0

0

11' Lintang Selatan

(LS), dan antara 99

0

10' sampai 100

0

04' Bujur Timur (BT), mempunyai luas daerah daratan± 3.887,77 km

2

atau 9,29

% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Barat, dan luas perairan (laut) ± 800,47 km

2

dengan panjang garis pantai

wilayah daratan ±152 km.Perairan laut Kabupaten Pasaman Barat memiliki 7 pulau yang berada di Aia Bangih,

Kecamatan Sungai Beremas.

Secara administratif,wilayah KabupatenPasamanBaratberbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten

Mandahiling Natal Provinsi Sumatera Utara, sebelah Selatan dengan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam,

sebelah Barat dengan Samudera Hindia dan sebelah Timur dengan Kecamatan Tigo Nagari dan Kecamatan Panti

Kabupaten Pasaman.KabupatenPasaman Barat terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan, 19 Nagari dan212 Jorong,

dimana kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Pasaman dengan luas 508,93km

2

(13,09 %).

Sedangkan Kecamatan Sasak Ranah Pasisie merupakan daerah dengan wilayah terkecil dengan luas±123.71

km

2

(3.18 %). Tabel 2.1. menjelaskan rincian luas daerah Kabupaten Pasaman Barat menurut Kecamatan.

Tabel 2.1

Luas Daerah Kabupaten Pasaman Barat Menurut Kecamatan

No

Kecamatan

Ibu kotanya

Luas (km

2

)

Jumlah

Persentase

Luas (%)

Nagari

Jorong

1

Sungai Beremas

Aia Bangih

440,48

1

15

11,33 %

2

Ranah Batahan

Silapiang

354,88

2

30

9,13%

3

Koto Balingka

Parik

340,78

1

26

8,77 %

4

Sungai Aur

Koto Dalam

420,16

1

22

10,81%

5

Lembah Melintang

Ujuang Gadiang

263,77

1

16

6,78%

6

Gunung Tuleh

Simpang Tigo Alin

453,97

2

20

11,68 %

7

Talamau

Talu

324,24

3

20

8,34 %

8

Pasaman

Simpang Ampek

508,93

3

23

13,09 %

9

Luhak Nan Duo

Simpang Tigo

174,21

2

14

4,48 %

10

Sasak Ranah Pasisie

Sasak

123,71

1

7

3,18 %

11

Kinali

Kinali

482,64

2

19

12,41 %

Jumlah

3.887,77

19

212

100%

Sumber :Pasaman Barat Dalam Angka 2013

2.1.1.2. Topografi

Topografi wilayah Kabupaten Pasaman Barat bervariasi antara datar, bergelombang dan bukit

bergunung. Kabupaten Pasaman Barat berada pada ketinggian 0 - 2,912 meter diatas permukaan laut (dpl).

Kondisi topografi Kabupaten Pasaman Barat secara umum dapat di kategorikan menjadi 4 (empat) kondisi

sebagai berikut :

(20)

II- 2

1. Coastal land/Flat land, yaitu suatu daratan yang berawal dari garis pasang surut pada kontur elevasi 0

dengan kelerengan 0 - 3% menuju daratan pada ketinggian 5 meter di atas permukaan laut (dpl). Satuan

topografi ini terdiri dari endapan pantai dan alluvial yang membentuk daratan rendah dan rawa-rawa

berlumpur seperti di daerah Sasak, Muaro Binguang dan Aia Bangih serta jorong-jorong lainnya yang

berada di wilayah pinggir pantai.

2. Low landdengan daratan bergelombang dengan elevasi di atas 15 meter di atas permukaan laut (dpl),

dengan kelerengan 3 - 8% menuju kaki bukit yang terbebas dari areal pasang surut.

3. Middle land merupakan daerah bergelombang yang berawal dari batas ter-tinggi low land menuju

kawasan perbukitan dengan kelerengan 8 - 15% mencapai elevasi 50 di atas permukaan laut (dpl).

4. Up land merupakan areal perbukitan mempunyai ketinggian hingga 2.912 di atas permukaan laut,

sebagian besar merupakan wilayah kawasan lindung.

Wilayah Kabupaten Pasaman Barat yang mempunyai bentang relatif datar adalah Kecamatan Sungai

Beremas, sedangkan wilayah perbukitan terdapat di sebagian besar wilayah Kecamatan Pasaman, Kecamatan

Lembah Melintang, Kecamatan Kinali dan Kecamatan Talamau. Berdasarkan data kelerengan lahan, diperoleh

komposisi kelerengan lahan sebagai berikut:

Tabel 2.2

KetinggianWilayah Kecamatan Dari Permukaan Laut

No.

Kecamatan

Ketinggiandari Permukaan Laut

( m )

1 Kinali

0 – 1.332

2 Luhak Nan Duo

0 – 1.250

3 Sasak Ranah Pasisie

0 – 10

4 Pasaman

40 – 2.193

5 Talamau

225 – 2.019

6 Gunung Tuleh

26 – 1.875

7 Sungai Aur

0 – 1.983

8 Lembah Melintang

15 – 725

9 Koto Balingka

0 – 811

10 Ranah Batahan

23 – 753

11 Sungai Baremas

0 – 319

Sumber :Pasaman Barat Dalam Angka 2013

Selain dari data di atas, berdasarkan hasil interpretasi dan analisis terhadap Peta Rupa Bumi yang

bersumber dari Bakosurtanal, diperoleh komposisi kemiringan lahan (lereng) sebagai berik

Tabel2.3

Tingkat Kemiringan Lahan (Lereng) Kabupaten Pasaman Barat

Simbol

Kelas Lereng

TingkatKemiringan

Luas

( Ha )

Persentase

A

Datar

0 –15%

256.325

65,93%

B

Berombak

15 – 25%

23.737

6,11%

C

Berbukit

25 – 40%

24.083

6,19%

D

Bergunung

> 40%

84.631

21,77%

J u m l a h

388.777

100,00%

(21)

II- 3

2.1.1.3. Geologi

GeologiwilayahKabupatenPasamanBaratdibentukolehendapanpermukaan

formasibatuanpegunungan.Secara garis besarjenis formasi pegunungan yang membentuk endapan di Kabupaten

Pasaman Barat tersebut adalah sebagai berikut:

- Formasi Kuantan

- Formasi Teluk Kido

- Formasi Silungkang Anggota Batu Gamping

- Formasi Kuantan Anggota Batu Gamping

- Formasi Sihapas

- Formasi Telissa

- Formasi Kuantan Anggota Pawan

- Formasi Silungkang

Selain formasi yang disebutkan di atas, secara umum daya dukung batuan yang ada di Kabupaten

Pasaman Barat bervariasi dari rendah sampai tinggi. Daya dukung masing-masing jenis batuan dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 2.4

Jenis Batuan Dan Daya Dukung

No.

Simbol

Jenis Batuan

Daya Dukung

KPA

1.

Qtau

Aliran yang tak teruraikan; jenis batuan vulkanik

yang tak dipisah aliran lahar, fanglomerat dan

endapan koluvium

Daya dukung

rendah

75-200

2.

Qh

Alluvium; terdiridari lempung, pasir, kerikil, pasir

dan bongkahan

Daya dukung

rendah – sedang

100-200

3.

Q t

Kipas alluvium; terdiri rombakan batuan andesit

berupa bongkahan dari gunung api

Daya dukung

sedang – tinggi

75-600

4.

Qtt

Tufa Kristal; Jenis batua tufa basal, tufa abu, lapili,

tufa basal berkaca, dan pecahan lava.

Daya dukung

sedang – tinggi

600-1000

5.

Qta dan QTp

Andesit dan Tufa

Daya dukung

sedang – tinggi

600-1000

6.

PTls

Batu Gamping; dari lunak sampai keras

Daya dukung

sedang – tinggi

1000-4000

7.

PTps

Fillit, kwarsit, batu lanau meta. Lokasi terlihat

pada singkapan sekitar Koto Lalang jalan ke arah

Solok yang mendasari bukit-bukit dan

pegunungan yang landau

Daya dukung

sedang

600-1000

Sumber :Geologi Teknik Sipil, Drs. P.N.W. Verhoef

Berdasarkan peta Geologi Kabupaten Pasaman Barat dan sekitarnya, maka wilayah ini dibagi menjadi

beberapa secara genetik dan paratemis, yaitu :

-

Satuan Geomorfologi Lipat–Patahan yang meliputi 40% dari seluruh wilayah Kabupaten Pasaman Barat.

-

Satuan Morfologi Perbukitan Karts yang tersebar setempat-setempat yang mencover sebanyak 10%

coverage.

(22)

II- 4

Patahan geologi/struktur geologi yang dominan pada daerah Pasaman Barat adalah Sesar Great

Sumatera Fault Zone yang terdiri dari sesar turun, lipatan, sesar geser. Ada kelurusan-kelurusan sesar seperti

sesar yang melintang dari Gunung Malintang dan Gunung Talamau, berupa pola-pola kelurusan dari mofologi dan

sesar, hanya tidak aktif. Pola kelurusan ini merupakan akibat dari pengaruh gaya pada sesar Semangko/Sesar

Sumatera yang sangat aktif.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka daerah Pasaman Barat, khususnya daerah bagian Barat

Daya–Barat Laut yang mengikuti arah Pulau Sumatera dipengaruh oleh sesar Sumatera. Daerah bagian Selatan

walaupun aman tetapi daerah pantai Pasaman Barat harus waspada dari gelombang Tsunami.Sedangkan secara

geohidrologi daerah Kabupaten Pasaman Barat mayoritas merupakan daerah vulkanik bagian lain merupakan

batuan beku, sedimen dan lain-lain.

Catchment area yang mengalir dari Utara ke Selatan dan bagian utara berasaldari Gunung Pasaman dan

Gunung Talamau.Daerah pegunungan mayoritas daerah sedimen dan sebagian daerah breksi batuan vulkanik

dan sebagian lagi batuan beku asam dengan produktivitas yang sedang sampai rendah.

2.1.1.4. Klimatologi

Kabupaten Pasaman Barat secara geografis berada di kawasan pesisir pantai barat Sumatera yang

menyebabkan suhu udara selalu panas dan lembab.Suhu udara Kabupaten Pasaman Barat berkisar 20ºC - 26ºC

dengan kelembaban udara sekitar 88%.Kecepatan angin di wilayah darat minimal 4 km/jam dan maksimal 20

km/jam. Dari hasil pemantauan Stasiun Meterologi, pada tahun 2008 curah hujan berkisar antara 48 mm - 691 mm

dengan rata curah hujan 345 mm/bulan, sedangkan jumlah hari hujan berkisar antara 6 - 22 hari dengan

rata-rata hari hujan 10 hari/bulan. Berdasarkan dari iklim di atas maka menurut Ferguson dan Scenet, Kabupaten

Pasaman Barat tergolong pada jenis/tipe iklim A (sangat basah) atau tropika basah.

Tabel 2.5

Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2008

No.

Bulan

Curah Hujan dan Hari Hujan

Stasiun

Simpang Tigo

Suka Menanti

1.

Januari

Curah Hujan (mm)

493

87

Hari Hujan

12

10

2.

Februari

Curah Hujan (mm)

413

200

Hari Hujan

10

14

3.

Maret

Curah Hujan (mm)

383

207

Hari Hujan

10

12

4.

April

Curah Hujan (mm)

434

255

Hari Hujan

8

18

5.

Mei

Curah Hujan (mm)

250

143

Hari Hujan

7

13

6.

Juni

Curah Hujan (mm)

394

111

Hari Hujan

9

10

7.

Juli

Curah Hujan (mm)

330.1

74

(23)

II- 5

8.

Agustus

Curah Hujan (mm)

291

90

Hari Hujan

8

11

9.

September

Curah Hujan (mm)

15.6

150

Hari Hujan

6

14

10. Oktober

Curah Hujan (mm)

524

565

Hari Hujan

17

24

11. November

Curah Hujan (mm)

264.8

133

Hari Hujan

7

7

12 Desember

Curah Hujan (mm)

115

53

Hari Hujan

3

5

Rata-Rata

Curah Hujan (mm)

345

265

Hari Hujan

10

15

Sumber:RTRW Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2031

2.1.1.5. Hidrologi

Hidrologi yang dimiliki oleh Kabupaten Pasaman Barat yaitu berupa sungai, yang berasal dari 11

kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat.Sungai yang melintas di Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari

sungai besar dan sungai kecil yang berpola dendritik. Lebih dari100 sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten

Pasaman Barat.

Berdasarkan informasi yang diperoleh potensi cekungan air tanah (hidrogeologi) yang terpantau.air tanah

bebas 445 juta m

3

/tahun dan air tanah tertekan 65 juta m

3

/tahun. Umumnya sungai-sungai besar dan kecil yang

ada di wilayah Kabupaten Pasaman Barat ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan tinggi permukaan laut.Kondisi

ini yang mengakibatkan cukup banyak bagian wilayah Kabupaten Pasaman Barat yang rawan terhadap

banjir/genangan.Karakteristik sungai yang terdapat di wilayah Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel2.6

Nama Sungai Di Kabupaten Pasaman Barat

No

Kecamatan

Sungai

1.

Sungai Beremas

1. Batang Pardantiangan

2. Anak Air Bunga Tanjung I

3. Batang Bamban

4. Anak Air Bunga Tanjung II

5. Batang Tamak

6. Anak Air Pematang Gunung

7. Sungai Pinang

8. Air Sepi

9. Batang Pakau

10. Air Suak

11. Air Ganggang

12. Pincuran Mingkudu

13. Air Runding

14. Titian Biduak

(24)

II- 6

17. Batang Sopan

18. Anak Air Kampung Padang

19. Anak Air Tandikek

20. Anak Air Pati Bubur

21. Air Geringging

22. Batang Tamiang Ampalu

23. Air Balam

24. Batang Ampalu

25. Air Salak

26. Anak Air Simpang Kanan

27. Air Tangguli

28. Anak Air Kemuning

29. Air Banjar Alang

30. Danau Karuah

31. Air Kampung Alai

32. Danau Jernih

33. Air Kampung Pinang

34. Batang Air Simpang Betung

35. Air Tengah

36. Batang Penggambiran

2.

Ranah Batahan

1. Batang Paraman Mudik

2. Air Talang

3. Batang Batahan

4. Batang Simpang Tolang

5. Batang Air Paraman Sawah

6. Air Doli-Dolin

7. Batang Siduampan

8. Batang Lapin Kuning

9. Air Simpang Tarap

10. Air Lembut

11. Air Simpang Tolang

12. Air Pigogah

13. Air Pasak

14. Sungai Sariak

15. Batang Silaping

16. Anak Air Sigantang Mudiak

17. Air Batu

18. Aek Napal

19. Batang Muara Gobing

20. Batang Tamiang

21. Batang Partandangan

3.

Koto Balingka

1. Batang Air Balam

2. Air Parumpangan

3. Batang Sikabau

4. Air Kagulangan

5. Batang Siduampan

6. Air Talang

7. Batang Lapu

8. Air Danau Karuah

9. Batang Sopan

10. Air Salak

11. Batang Muara Labung

12. Air Pining Rayan

4.

Sungai Aur

1. Batang Sikilang

2. Batang Sijanih

3. Batang Air Haji

4. Batang Simpang

5. Batang Tomang

6. Batang Balerang Gadang

7. Batang Cubadak

8. Air Putih

9. Batang Kasiak Putih

10. Batang Kamuning

11. Batang Geringging

12. Batang Marokek

13. Batang Sopan Bawah

14. Batang Malancar

15. Batang Maligi

16. Batang Paraman

17. Batang Sontang

18. Batang Simpang Beringing

19. Batang Tinggiran

20. Batang Bangai

5.

Lembah Melintang

1. Batang Bayang

2. Batang Maligi

3. Batang Bayang Tengah

4. Batang Air Haji

5. Batang Sikabau

6. Batang Sontang

7. Sungai Danau

(25)

II- 7

3. Batang Kabau Alin

4. Batang Timbaiak

7. Talamau

1. Batang Pasaman

2. Batang Talao

3. Batang Tinggam

4. Batang Paraman

5. Batang Kularian

6. Batang Sopan

8.

Pasaman

1. Sungai Abuk Tunggang

2. Batang Lipatan/ Bdr Rambah

3. Sungai Abuk

4. Batang Toman

5. Batang Karunie

6. Batang Ampu

7. Batang Tongar

8. Sungai Sarik

9. Batang Biluan

10. Batang Tipo

9.

Luhak Nan Duo

1.

Batang Kampar

2.

Batang Tamang

3.

Sungai Talang

4.

Sungai Sariak

5.

Batang Sialang

6.

Air Dingin

7.

Batang Jambak

8.

Air Mandau

9.

Batang Bayur

10. Batanng Ampu Kecil

11. Batang Munigo

12. Batang Ampu Gadang

10. Sasak Ranah Pasisie

1.

Batang Pasaman

2.

Batang Kapar

11. Kinali

1.

Batang Pinagar

3.

Batang Partupangan

2.

Batang Mandiangin

4.

Batang Bunut

3.

Sungai Paku

5.

Air Rawu

4.

Batang Silambau

6.

Batang Patimah

5.

Batang Kinali

7.

Batang Masang

Sumber :Pasaman Barat Dalam Angka 2013

Kondisi geohidrologi daerah Pasaman Barat mayoritas adalah daerah vulkanik dan sebagian berupa

daerah batuan beku, sedimen dan lain-lain.Catchment area mengalir dari Utara ke Selatan. Air berasaldari

Gunung Pasaman dan Gunung Talamau.DaerahPasaman Barat yang berada pada daerah pegunungan mayoritas

daerah sedimen dan sebagian daerah breksi batuan vulkanik dan sebagian batuan beku asam, dengan

produlktivitas yang sedang sampai rendah. Daerah yang terdiri dari dataran rendah sampai aluvial sungai,

umumnya berada pada daerah konglomerat/breksi dan batuan berporous.

2.1.1.6. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari lahan sawah, lahan pertanian bukan sawah,

dan bukan lahan pertanian. Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari sudut penggunaan lahan yang cukup besar

(diluar areal hutan) adalah perkebunan yaitu sebesar 146.469 Ha (37,67%), sedangkan penggunaan lahan

terendah adalah untuk kawasan industri seluas 1.120 Ha (0,29%). lebih jelasnya penggunaan lahan Kabupaten

Pasaman Barat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.7

Penggunaan Lahan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2012

No.

Jenis Penggunaan

Luas Lahan

(Ha)

Persentase (%)

1

Sawah

14.840

3,82

(26)

II- 8

b. Tadah Hujan

4.389

1,13

c. Rawa Pasang Surut

15

0,00

d. Rawa Lebak

875

0,23

2

Lahan Pertanian Bukan Sawah

238.429

61,33

a. Tegal/Kebun

21.941

5,64

b. Ladang/Huma

15.056

3,87

c. Perkebunan

146.660

37,72

d. Ditanami Pohon/hutan rakyat

42.190

10,85

e. Padang Pengembalaan/rumput

1.819

0,47

f. Sementara tidak diusahakan

2.741

0,71

g. Lainnya

8.022

2,06

3

Lahan Bukan Pertanian

135.508

34,85

Jumlah

388.777

100,00%

Sumber :Pasaman Barat Dalam Angka 2013

Karakteristik penggunaan lahan Kabupaten Pasaman Barat dapat digambarkan dalam beberapa uraian

berikut ini:

a. Secara umum, wilayah Kabupaten Pasaman Baratdapat dibagi menjadi 3 (tiga) karakteristik penggunaan

lahan, yaitu :

1) Kawasan Hutan yang sebagian besar adalah Hutan Lindung.

2) Kawasan Transisi yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan sebagian masih berupa

semak/alang-alang.

3) Kawasan Perkotaan yang didominasi oleh permukiman, sarana sosial-ekonomi-budaya dan

prasarana perkotaan.

b. Penggunaan lahan di kawasan Pusat Kota Kabupaten tidak mengalami perubahan yang berarti, namun

terlihat semakin tinggi intensitasnya.

c. Kecenderungan perkembangan fisik yang mengikuti pola jaringan jalan-jalan utama (ribbon-type

development) berkembang menjadi semakin menebal dan padat sehingga membentuk koridor

pembangunan.

d. Perkembangan fisik di sepanjang pantai akan dapat dikendalikan dengan pembangunan jalan sepanjang

pantai.

e. Keberadaan Pelabuhan Teluk Tapang mendorong perkembangan fisik di kawasan tersebut, terutama di

sepanjang jalan-jalan utama.

Profil pemanfaatan ruang sepanjang pesisir, lautan dan pulau-pulau kecil adalah:

a. Kawasan pesisir pantai wilayah Kabupaten Pasaman Barat sebagian besar telah dimanfaatkan untuk

kawasan permukiman beserta fasilitasnya mencapai 60% dari panjang pantai yang ada. Permukiman di

sepanjang pantai dapat dikelompokan menjadi dua (2), yaitu: permukiman yang padat terdapat di

Kecamatan Sungai Beremas, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie dan Kecamatan Kinali; dan permukiman

yang kurangpadat berada pada Kecamatan Koto Balingka.

b. Ruang lautan, pesisir dan pulau-pulau kecil telah dimanfaatkan untuk kegiatan penangkapan dan

budidaya, pengolahan ikan dan prasarana dan sarana penunjang, seperti pangkalan pendaratan ikan dan

pelabuhan. Pemanfataan lautan sebagai kawasan penangkapan dibagi dalam tiga (3) zona yaitu:

(27)

II- 9

2) Zona Perairan Lepas Pantai; daerah penangkapan ikan dengan kedalaman perairan 25 sampai 200

meter. Pemanfaatan perairan lepas pantai masih sangat rendah karena penggunaan alat dengan

teknologi maju sangat terbatas.

3) Zona Perairan Laut Dalam; yaitu daerah penangkapan ikan pada peraiaran kedalaman lebih dari 200

meter. Penangkapan pada perairan laut dalam masih sangat terbatas. Perairan laut dalam

mempunyai potensi ikan tuna dan cakalang yang dapat dipasarkan dalam negeri maupun untuk

ekspor.

c. Kawasan pesisir memiliki peranan penting untuk pengembangan sektor transportasi laut. Di kawasan

pesisir Kabupaten Pasaman Barat terdapat Pelabuhan Teluk Tapang yang berfungsi sebagai pelabuhan,

hutan tanaman industri dan perkebunan.

d. Pemanfaatan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil untuk kegiatan pariwisata. Lokasi yang potensial untuk

pengembangan wisata kawasan pesisir di Kabupaten Pasaman Barat adalah di Muaro Bingung, Sasak,

Sikilang dan Air Bangis.

e. Pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau kecil untuk sektor pertanian umumnya adalah perkebunan

kelapa dan kelapa sawit.

f. Di sepanjang pesisir terdapat berbagai ekosistem yang spesifik seperti, hutan bakau, padang lamun,

terumbu karang dan estuaria, yang sangat penting bagi keberlangsungan sumber daya perikanan.

2.1.1.7. Wilayah Rawan Bencana

2.1.1.7.1. Kawasan Rawan Tanah Longsor

Tanahlongsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah,

atau material yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Tanah longsor adalah suatu jenis gerakan tanah,

umumnya gerakan tanah yang terjadi adalah longsor bahan rombakan (debris avalanches) dan nendatan

(slumps/rotational slides). Gaya-gaya gravitasi dan rembesan (seepage) merupakan penyebab utama

ketidakstabilan (instability) pada lereng alami maupun lereng yang di bentuk dengan cara penggalian atau

penimbunan.

Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah

penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut,

namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alami dan manusia. Kondisi alam yang menjadi faktor

utama terjadinya longsor antara lain :

-

Kondisi geologi, misalnya batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, struktur sesar

dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan gunungapi.

-

Iklim, misalnya curah hujan yang tinggi.

-

Keadaan topografi, misalnya lereng yang curam.

-

Keadaan tata air, misalnya kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan

dan tekanan hidrostatika.

-

Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.

Kawasan longsor di wilayah Pasaman Barat hanya terdapat di Kecamatan Talamau yang dilintasi jalan

menuju Lubuk Sikaping (Kabupaten Pasaman). Namun kawasan rawan atau potensial mengalami longsor dengan

kategori tanah dengan erosi tingkat tinggi meliputi di Kecamatan Gunung Tuleh, Talamau, Pasaman, Luhak Nan

Duo dan Kinali. Khusus untuk Kecamatan Gunung Tuleh lebih disebabkan jenis batuan yang mempunyai

porositas tinggi berupa batu gamping. Kawasan dengan erosi sedang adalah kawasan perbukitan yang berada di

bagian utara dan timur wilayah Pasaman Barat yang meliputi Kecamatan Sungai Beremas, Ranah Batahan, Koto

Balingka, Lembah Melintang, Sungai Aua, Gunung Tuleh, Talamau, Pasaman, Luhak Nan Duo dan Kinali.

(28)

II- 10

2.1.1.7.2. Kawasan Rawan Gelombang Pasang

Sebagaimana diketahui bahwa sepanjang barat pantai Sumatera merupakan merupakan kawasan rawan

gelombang pasang. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sungai Beremas, Koto Balingka, Sungai Aua, Sasak Ranah

Pasisie, Luhak Nan Duo dan Kinali

2.1.1.7.3. Kawasan Rawan Banjir

Bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Pasaman Barat menurut data analisis kebencanaan

adalah banjir.Hal ini disebabkan karakteristik lahan berupa satuan bentuk lahan yang memiliki topografi dataran

dan cekungan pada daerah aliran sungai (DAS). Daerah dataran banjir ini memiliki ciri-ciri berupa topografi yang

datar dan umumnya berada di sekitar daerah aliran sungai (DAS) yang memiliki potensial materialnya berupa

pasir dan kerikil yang masih segar atau belum mengalami pelapukan. Kawasan yang teridentifikasi rawan

terhadap banjir di Kabupaten Pasaman Barat yaitu Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kecamatan Pasaman,

Kecamatan Luhak Nan Duo dan Gunung Tuleh.

2.1.1.7.4. Bahaya Tsunami

Seluruh bagian pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan kawasan rawan bahaya tsunami yang dapat

dikelompokkan menjadi tiga kategori zona kerawanan yaitu :

-

Zona Kerawanan tinggi, wilayah dengan jarak garis pantai 50 m, sepanjang pantai dengan ketinggian

kontur kurang dari 10 m dpl.

-

Zona Kerawanan menengah yaitu daerah sepanjang pantai dengan kontur ketinggian 10 – 15 m dpl,

dengan kemiringan lereng cukup terjal.

-

Zona kerawanan rendah yaitu wilayah sepanjang pantai dengan ketinggian 15 – 30m dpl, dengan

morfologi curam dan relief tinggi atau berbukit, dan daerah ini dapat dimanfaatkan untuk evakuasi dan

lokasi pengungsian.

Berdasarkan kriteria diatas, maka zona kerawanan tsunami meliputi kecamatan-kecamatan berikut.

-

Zona Kerawanan tinggi, meliputi Kecamatan Sei Beremas bagian timur, Kecamatan Koto Balingka,

Kecamatan sungai Aua, Sasak ranah Pasisie, Luhak Nan Duo dan Kinali

-

Zona Kerawanan menengah meliputi Kecamatan Sei Beremas, Koto Balingka, Sungai Aua, Sasak

Ranah Pasisie dan Kinali.

-

Zona kerawanan rendah meliputi Kecamatan Sei Beremas, Koto Balingka, Sungai Aua dan Kinali.

2.1.1.7.5.

Bahaya Gempa

Mengingat lokasi Pasaman Barat yang berada pada dua patahan besar yaitu pertemuan lempeng eurosia

dan australia dengan jalur patahan Semangko Besar (ring of fire) dan berdasarkan rekam jejak kejadian gempa,

seluruh wilayah Kapuaten Pasaman Barat merupakan kawasan rawan gempa.

Gerakan Tanah di dikelompokkan menjadi tiga zona kerentanan gerakan tanah, yaitu :

-

Zona gerakan kerentanan gerakan tanah tinggi berada di bagian utara Kecamatan Ranah Batahan, Koto

Balingka, Lembah Melintang, Sungai Aua, ssebagian besar Kecamatan Gunung Tuleh, seluruh

kecamatan Talamau, bagian timur Kecamatan Pasaman, Luhak Nan Duo dan bagian utara Kecamatan

Kinali.

-

Zona gerakan kerentanan gerakan tanah sedang meliputi Kecamatan Sei Beremas, Ranah Batahan,

Gambar

Tabel 3.1  Pertumbuhan Ekonomi
Tabel IV. 3

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan

Turbin gas adalah topik yang dianalisa pada tugas akhir ini dan analisa dilakukan pada performa turbin gas sebelum dan setelah dilakukannya Overhaul combustion inspection.

DPPH adalah radikal bebas yang bersifat stabil dan beraktivitas dengan cara mendelokasi elektron bebas pada suatu molekul, sehingga molekul tersebut tidak reaktif

Selain itu, Mengingat kampus UNTIDAR yang tersebar di beberapa wilayah di karesidenan Kedu seperti Kota dan Kabupaten Magelang, kabupaten Temanggung dan kabupaten

Tujuan dari penekanan studi pada proyek gelanggang olahraga dan pelatihan tenis ini adalah mewujudkan rancangan gelanggang olahraga tenis di Magelang yang memiliki

Muhammad Abduh dan Muhammad Iqbal misalnya, beliau meru- pakan filosof muslim dan pemikir pendidikan kaliber dunia yang telah banyak melakukan rekonstruksi di bidang pendidikan

Faktor-faktor lain yang menyebabkan tingginya kesalahan dalam penggunaan verba frasal oleh para siswa SMA Negeri 2 Manado yaitu bahwa para siswa mengalami ketidakpahaman

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan modul tema polusi berkarakter peduli lingkungan efektif digunakan dalam pembelajaran yang dilihat dari hasil