• Tidak ada hasil yang ditemukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB V PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB V PEMBAHASAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V PEMBAHASAN

A. Pembahasan Epistemic Cognition Peserta Di dik dalam Me mec ahk an Masalah Mate matika deng an Gaya Kognitif Verbalizer dan Visualizer

Telah dije laskan sebelumnya bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan epistemic cognition peserta didik dala m me mecahkan masalah mate matika d itinjau dari gaya kognit if visualizer & verbalizer. Oleh karena itu, mengacu hasil analisis data dari hasil tes dan hasil wawancara yang dilaku kan, diketahui bahwa keenam subjek penelitian dimana tiga subjek dengan gaya kognitif visualizer dan tiga subjek dengan gaya kognitif verbalizer me miliki epistemic cognition yang berbeda-beda. Berikut me rupakan pe mbahasan dari hasil ana lisis yang telah dilaku kan pada bab sebelumnya.

1. Epistemic Cognition Peserta Di dik dengan Gaya Kogniti f Verbalizer dal am Me mecahkan Masalah Mate matika

Berdasarkan hasil ana lisis yeng telah dila kukan terhadap ketiga subjek penelitian dengan gaya kognitif verbalizer dalam me mecahkan masalah mate matika, diketahui bahwa peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer cenderung lebih banyak menggunakan strategi metakognisi. Pada tahap mengeksplorasi, peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer me lakukan monitoring dan kontrol terhadap informasi baru yang diperoleh. Pada tahap merencanakan, peserta didik dengan gaya kognit if verbalizer cenderung dapat menentukan strategi yang akan digunakan. Sedangkan pada tahap menerapkan, peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer cenderung me laku kan monitoring dan me la kukan kontrol pada langkah pengerjaannya. Pendekatan pemecahan masalah peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer cenderung ke rasional karena menggunakan argumentasi mate mat ika , bukti teore ma atau fakta ketika me mecah kan masalah mate mat ika . Ha l tersebut sesuai dengan hasil penelit ian Wulan yang menyatakan bahwa peserta didik yang dengan gaya kognitif verbalizer dalam mencari hubungan antara konsep-konsep terkait, perlu mengakt ifkan pengetahuan sebelumnya seperti teore ma,

(2)

146

Pythagoras1. Sela in itu, Wulan juga menyatakan bahwa sebagian besar peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer leb ih banyak mengingat dala m bentuk ru mus atau kata-kata2.

Pada tahap me mbaca, peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer mela kukan justifikasi terhadap permasalahan yang terdapat pada soal dengan me mberikan argu men yang logis dan me mbe rikan a rgumen berdasarkan fakta yang ada. Menurut McEwan, indiv idu yang me miliki gaya kognitif verbalizer lebih mudah untuk menerima , me mproses, menyimpan, dan menggunakan informasi dala m bentuk teks atau tulisan3. Pada tahap menganalisis, peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer me la kukan justifikasi terhadap informasi yang diperoleh dari soal yang diberikan dengan me mberikan argu men yang logis dan me mbe rikan a rgu men berdasarkan fakta yang ada. Ha l tersebut sesuai dengan pendapat Jonassen dan Grabowski yang menyatakan bahwa indiv idu dengan gaya kognitif verbalizer lebih berorientasi dengan kata-kata4.

Peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer pada tahap mengeksplorasi me laku kan justifikasi terhadap informasi baru yang diperoleh dengan me mbe rikan a lasan yang logis dan berdasarkan fakta yang ada pada permasalahan. Se lain itu, peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer juga me mbe rikan alasan berdasarkan teorema yang ada. Pada tahap merencanakan, peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer mela kukan justifikasi terhadap strategi yang akan digunakan dengan me mberikan argumen yang logis dan berdasarkan fakta yang ada pada permasalahan.

Peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer pada tahap menerap kan mela kukan justifikasi terhadap penerapan strategi yang digunakan dengan me mberikan alasan yang logis dan

1

Wulan Marlia Sandi, T esis: “ Profil Kognitif Siswa SMA dalam Menyelesaikan Masalah

Geometri Ditinjau dari Gaya Kognitif Visualizer & Verbalizer “, (Surabaya: UNESA,

2014), 150.

2 Ibid, hal. 150. 3

Elva Yulianingsih, Skripsi: “Analisis Pemahaman Siswa SMP dalam Pem ecahan

Masalah Aljabar Berdasarkan Gaya Kognitif Visualizer-Verbalizer”, (Surabaya:

UINSA, 2017), 99.

4 Rosidatul Ilma, Skripai: “Profil Berpikir Analitis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah

Matematika Berdasarkan Gaya Kognitif Visualizer dan Verbalizer di SMPN 25 Surabaya”, (Surabaya: UINSA, 2017), 157.

(3)

147

menggunakan argumen mate matis, teore ma, dan fakta yang ada pada permasalahan. Hal tersebut sesuai dengan hasil p enelitian Elen yang menyatakan bahwa siswa verbalizer me mberikan alasan yang logis dalam me milih a lternatif ja waban berdasarkan perhitungan5. Pada tahap me mve rifikasi, peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer me laku kan justifikasi dengan me mberikan alasan yang logis dan menggunakan argumen berdasarkan teorema dan fakta yang ada. Oleh ka renanya, justifikasi peserta didik bergaya kognitif verbalizer cenderung ke rasional.

2. Epistemic Cognition Peserta Di dik dengan Gaya Kogniti f Visualizer dalam Me mec ahkan Masal ah Mate matika

Berdasarkan hasil ana lisis yang telah dila kukan terhadap ketiga subjek penelit ian dengan gaya kognitif visualizer dalam me mecahkan masalah mate matika, diketahui bahwa peserta didik bergaya kognitif visualizer cenderung menggunakan strategi meta kognisi. Pada tahap mengeksplorasi, peserta didik dengan gaya kognitif visualizer mela kukan monitoring dan kontrol terhadap informasi baru yang diperoleh.

Pada tahap merencanakan, peserta didik dengan gaya kognitif visualizer me laku kan monitoring pada strategi yang digunakan dan mela kukan kontrol dengan tidak mengganti strategi yang digunakan. Na mun, salah satu peserta didik dengan gaya kognitif visualizer tidak mela kukan kontrol pada strategi yang digunakan. Pada tahap menerapkan, peserta didik dengan gaya kognitif visualizer me la kukan monitoring dan me lakukan kontrol terhadap langkah pengerjaannya. Namun, salah satu peserta didik dengan gaya kognitif visualizer yang lain tidak me laku kan kontrol terhadap langkah dari pengerjaannya.

Pendekatan pemecahan masalah peserta didik dengan gaya kognitif visualizer cenderung ke rasional karena menggunakan argumentasi mate mat ika , bukti teore ma atau fakta ketika me mecahkan masalah mate matika. Peserta didik dengan gaya kognitif visualizer mela kukan justifikasi pada tahap me mbaca dengan me mberikan argu men berdasarkan fa kta yang ada. Na mun salah satu peserta didik dengan gaya kognitif visualizer yang lain

5 Elen Mayanti Jiyat Sari, Tesis: “Profil Berpikir Kritis Siswa SMP dalam Menyelesaikan

Masalah Geom etri Ditinjau dari Gaya Kognitif Visualizer da Verbalizer”, (Surabaya:

(4)

148

terlihat ragu-ragu tetapi yakin dengan kebenaran masalah yang ingin dijawab.

Pada tahap menganalisis, peserta didik dengan gaya kognitif visualizer me la kukan justifikasi terhadap informasi yang diperoleh dari soal yang diberikan dengan menggunakan argumen berdasarkan fakta yang ada. Na mun salah satu peserta didik yang lain t idak me mberikan argu men yang mendukung pernyataan. Pada tahap mengeksplorasi, peserta didik dengan gaya kognitif visualizer mela kukan justifikasi terhadap informasi baru yang diperoleh dengan me mberikan argu men mate mat is. Na mun salah satu peserta didik dengan gaya kognitif visualizer yang lain tidak me mbe rikan argu men untuk mendukung pernyataan yang ada.

Pada tahap merencanakan, peserta didik dengan gaya kognitif visualizer mela kukan justifikasi terhadap strategi yang akan digunakan dengan me mberikan a lasan yang logis. Na mu n salah satu peserta didik dengan gaya kognitif visualizer yang lain tidak menentukan strategi yang akan digunakan. Pada tahap menerap kan, peserta didik dengan gaya kognitif visualizer me la kukan justifikasi terhadap langkah-langkah pengerjaan dengan me mbe rikan a rgu men yang logis dan me mberikan alasan berdasarkan argumen mate matis. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Elen yang menyatakan bahwa siswa visualizer me mbe rikan a lasan yang logis dala m me milih alte rnatif ja waban yang digunakan sebagai solusi dari permasalahan6. Na mun salah satu peserta didik dengan gaya kognitif visualizer yang lain terlihat ragu-ragu ket ika me mbe rikan a rgumen pernyataan yang mendukung. Pada tahap me mverifikasi, peserta didik dengan gaya kognitif visualizer me laku kan justifikasi te rhadap solusi yang diperoleh dengan me mberikan a lasan yang logis dan berdasarkan fakta yang ada. Oleh karena pernyataan tersebut, peserta didik dengan gaya kognitif visualizer mela kukan justifikasi cenderung ke rasional e mpiris.

6 Elen Mayanti Jiyat Sari, Tesis: “Profil Berpikir Kritis Siswa SMP dalam Menyelesaikan

Masalah Geom etri Ditinjau dari Gaya Kognitif Visualizer da Verbalizer”, (Surabaya:

(5)

149

3. Perbe daan Epistemic Cognition Peserta Di dik de ngan Gaya Kognitif Verbalizer dan Visualizer dal am Me mec ahkan Masalah Mate matika

Perbedaan epistemic cognition peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer dan visualizer dala m me mecahkan masalah mate mat ika , penelit i sajikan da la m bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 5.1

Perbe daan Epistemic Cognition Peserta Di dik dengan Gaya Kognitif Verbalizer dan Visualizer dal am Me mecahkan Mas alah Mate matika Faktor Epistemic Cognition Tahap Pe mecahan Masalah

Peserta Did ik dengan Gaya Kognitif Verbalizer

Peserta Did ik dengan Gaya Kognitif Visualizer Strategi meta kognisi (planning, monitoring, control) Mengeksplorasi

Peserta didik bergaya kognitif verbalizer lebih banyak me laku kan monitoring dan kontrol terhadap informasi baru yang diperoleh.

Peserta didik bergaya kognitif visualizer me la kukan monitoring dan kontrol terhadap informasi baru yang diperoleh.

Merencanakan

Peserta didik bergaya kognitif verbalizer cenderung dapat menentukan strategi yang akan digunakan.

Peserta didik bergaya kognitif visualizer me la kukan monitoring dan kontrol pada strategi yang digunakan, namun salah satu peserta didik bergaya kognitif visualizer tidak me la kukan kontrol pada strategi yang digunakan.

Menerapkan

Peserta didik bergaya kognitif verbalizer cenderung melaku kan monitoring dan

me la kukan kontrol pada langkah pengerjaannya.

peserta didik bergaya kognitif visualizer me la kukan monitoring dan me laku kan kontrol terhadap langkah pengerjaannya, namun salah satu peserta didik

(6)

150

yang lain tidak me la kukan kontrol terhadap langkah dari pengerjaannya.

Kesimpulan

Menggunakan banyak strategi metakognisi, terutama monitoring dan kontrol terhadap informasi baru dan penerapan langkah-langkah.

Menggunakan strategi meta kognisi, teruta ma monitoring dan kontrol terhadap informasi baru dan penerapan langkah-langkah.

Pendekatan pemecahan masalah

Menerapkan

Peserta didik bergaya kognitif verbalizer dominan ke rasional karena menggunakan argumentasi mate matika, bukti teore ma atau fa kta ketika me mecahkan masalah mate mat ika .

Peserta didik bergaya kognitif visualizer dominan ke rasional karena menggunakan argumentasi

mate mat ika , bukti teorema atau fa kta ketika me mecahkan masalah mate mat ika . Hanya saja salah satu peserta didik tida k menggunakan semua teorema untuk

me mecahkan masalah.

Justifikasi Membaca

Peserta didik bergaya kognitif verbalizer me la kukan justifikasi terhadap permasalahan yang terdapat pada soal dengan me mberikan argumen yang logis dan me mbe rikan argu men berdasarkan fakta yang ada.

Peserta didik bergaya kognitif visualizer me la kukan justifikasi dengan me mberikan argumen berdasarkan fakta yang ada, namun salah satu peserta didik bergaya kognitif visualizer yang lain terlihat ragu-ragu tetapi yakin dengan

kebenaran masalah yang ingin dija wab. Menganalisis Peserta didik bergaya Peserta didik bergaya

(7)

151

kognitif verbalizer me la kukan justifikasi terhadap informasi yang diperoleh dari soal yang diberikan dengan me mbe rikan argu men yang logis dan me mbe rikan argu men berdasarkan fakta yang ada.

kognitif visualizer me la kukan justifikasi terhadap informasi yang diperoleh dari soal yang diberikan dengan menggunakan argumen berdasarkan fakta yang ada, namun salah satu peserta didik yang lain tidak me mbe rikan argu men yang mendukung pernyataan.

Mengekslporasi

Peserta didik bergaya kognitif verbalizer me la kukan justifikasi terhadap informasi baru yang diperoleh dengan me mbe rikan a lasan yang logis dan berdasarkan fakta yang ada serta berdasarkan teorema yang ada.

Peserta didik bergaya kognitif visualizer me la kukan justifikasi terhadap informasi baru yang diperoleh dengan me mberikan argumen mate mat is. Na mun salah satu peserta didik bergaya kognitif visualizer yang lain t idak me mberikan argumen untuk

mendukung pernyataan yang ada.

Merencanakan

Peserta didik bergaya kognitif verbalizer me la kukan justifikasi terhadap strategi yang akan digunakan dengan me mbe rikan argu men yang logis dan

berdasarkan fakta yang ada pada permasalahan.

Peserta didik bergaya kognitif visualizer me la kukan justifikasi terhadap strategi yang akan digunakan dengan me mbe rikan a lasan yang logis, namun salah satu peserta didik bergaya kognitif visualizer yang lain tidak menentukan strategi yang akan

(8)

152

digunakan.

Menerapkan

Peserta didik bergaya kognitif verbalizer me la kukan justifikasi terhadap penerapan strategi yang digunakan dengan me mberikan alasan yang logis dan menggunakan argumen mate mat is, teore ma, dan fakta yang ada pada permasalahan.

Peserta didik bergaya kognitif visualizer me la kukan justifikasi terhadap langkah-langkah pengerjaan dengan me mberikan argumen yang logis dan me mberikan alasan berdasarkan argumen mate mat is, namun peserta didik bergaya kognitif visualizer yang lain terlihat ragu-ragu ketika me mbe rikan argumen pernyataan yang mendukung.

Memverifikasi

Peserta didik bergaya kognitif verbalizer me la kukan justifikasi dengan me mberikan alasan yang logis dan menggunakan argumen berdasarkan teorema dan fakta yang ada.

Peserta didik bergaya kognitif visualizer me la kukan justifikasi terhadap solusi yang diperoleh dengan me mbe rikan a lasan yang logis dan

berdasarkan fakta yang ada.

Kesimpulan

Justifikasi peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer cenderung ke rasional.

Justifikasi peserta didik dengan gaya kognitif visualizer cenderung ke rasional e mpiris.

Kesimpulan akh ir

Level epistemic cognition peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer dalam me mecahkan masalah mate mat ika adalah dominan rasional.

Level epistemic cognition peserta didik dengan gaya kognitif visualizer dalam me mecahkan masalah mate mat ika adalah rasional e mpiris.

(9)

153

B. Diskusi Penelitian

Hasil ana lisis data dan pembahasan hasil penelit ian didapatkan temuan menarik da la m penelit ian ini yaitu level epistemic cognition peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer dala m me mecahkan masalah adalah dominan rasional, sedangkan level epistemic cognition peserta didik dengan gaya kognitif visualizer dalam me mecahkan masalah mate mat ika ada lah rasional e mpiris. Peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer leb ih rasional dala m me mbe rikan a rgumen terhadap jawabannya, sedangkan peserta didik dengan gaya kognitif visualizer lebih rasional e mpiris ka rena beberapa pertanyaan dijawab dengan tidak me mbe rikan argu men yang logis ataupun matemat is.

Sela in hal menarik tersebut, hal mena rik la innya yaitu ket ika wawancara sedang berlangsung. Peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer terlihat lancar menggunakan kata-kata dan lebih sistematis saat menjelaskan. Sedangkan peserta didik dengan gaya kognitif visualizer saat menjelaskan ja wabannya tidak hanya dije laskan dengan kata-kata, na mun sambil diga mbar di le mbar jawaban atau di ke rtas coret-coretnya.

Le mba r ja waban peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer dan gaya kognitif visualizer juga berbeda. Jika dilihat ta mpak bahwa le mbar jawaban peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer lebih banyak menggunakan kata-kata, leb ih sistematis sehingga jumlah le mbar ja wabannya lebih banyak dibandingkan dengan peserta didik dengan gaya kognitif visualizer. Sedangkan le mbar jawaban peserta didik dengan gaya kognitif visualizer sedikit menggunakan kata-kata dan tidak sistematis sehingga le mbar jawabannya pun lebih sedikit dibandingkan dengan peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer. C. Kele mahan Penelitian

Soal pe mecahan masalah mate matika untuk masing -masing subjek tidak dibedakan antara soal pe mecahan masalah mate matika untuk peserta didik dengan gaya kognitif verbalizer dan peserta didik dengan gaya kognitif visualizer.

(10)

154

Referensi

Dokumen terkait

Hal inilah yang menyebabkan Bulan tampak berukuran hampir sama dengan Matahari jika diamati dari Bumi, karena itu pula pantulan cahaya Bulan yang berasal dari

Felix Sindhunata menguraikan juga menguraikan, dalam Peraturan Bapepam No.V.D.6, pengaturan secara rinci atas Transaksi Short-Selling yang dilakukan nasabah dan pengaturan

Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh kultivar Wani Ngumpen adalah sebagai berikut: (1) citarasanya disukai konsumen karena daging buahnya memiliki aroma khas, rasanya

Nilai potensi PSDH dan DR adalah tiilai hasil perhitungan (simulasi) PSDH dan DR pada tahun kajian dengan mengacu pada data produksi kayu bulat dan formula pungutan PSDH dan.. DR

Dengan konsep ini diharapkan Kemajuan Teknologi Struktur tidak serta-merta menghilangkan karakter-karakter bentuk Arsitektur tradisional, karena tujuan dari konsep

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dimana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan

- Community : kemampuan untuk membangun suatu komunitas khusus adalah salah satu keunggulan menggunakan internet yang dapat membantu kita untuk memperoleh nilai lebih

Desain sistem transmisi rantai dinyatakan aman bila gaya yang bekerja ditinjau dari pembebanan lebh kecil atau minimal sama dengan gaya (tension) maksimum yang diijinkan