• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI XI DPR RI DENGAN CALON DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI XI DPR RI DENGAN CALON DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI XI DPR RI DENGAN CALON DEPUTI GUBERNUR

BANK INDONESIA

Tahun Sidang : 2019-2020

Masa Persidangan : IV

Rapat Ke- : 18 (delapan belas)

Jenis Rapat : RDPU

Sifat Rapat : Terbuka

Hari/Tanggal : Rabu, 7 Juli 2020

W a k t u : 10.00 WIB s.d. 17.20 WIB

T e m p a t : Ruang Rapat Komisi XI dan Virtual Ketua Rapat : Ir. ERIKO SOTARDUGA B.P.S

(Wakil Pimpinan Komisi XI DPR RI)

Acara : Fit and Proper Test Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia Periode 2020-2025 Sekretaris Rapat Hadir : : Sri Mulyani, SH

(Plt. Kepala Bagian Sekretariat Komisi XI DPR RI) 1. Ir. Juda Agung, MSOSC., Ph.D.

(2)

JALANNYA RAPAT:

KETUA RAPAT (Ir. ERIKO SOTARDUGA B.P.S / F-PDIP): Assalamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh.

Selamat pagi dan Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang terhormat Saudara Juda Agung.

Yang terhormat Saudara (rekaman tidak jelas).

Yang terhormat Pimpinan Anggota Komisi XI DPR RI dan hadirin yang berbahagia.

Menurut catatan yang kami terima dari Sekretariat, daftar hadir yang telah ditandatangani oleh (rekaman tidak jelas) orang dari 5 Fraksi dari 52 Anggota Komisi XI DPR RI yang terdiri dari 9 Fraksi. Berdasarkan ketentuan Pasal 279 Ayat 6 dan Pasal 281 Ayat 1 Peraturan Tata Tertib DPR RI, Rapat dilakukan dengan kehadiran fisik dan juga kehadiran secara virtual. Izinkanlah kami membuka Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi XI DPR RI, dalam rangka proses Fit And Proper Test Calon Anggota Deputi Gubernur Bank Indonesia dan dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.00 WIB)

Yang terhormat para Saudara Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia, Anggota Dewan, serta hadirin yang kami hormati,

Mengawali Rapat Dengar Pendapat Umum hari ini marilah kita bersama-sama memanjatkan Puji dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya pada hari ini kita dapat menghadiri acara RDPU Komisi XI DPR RI dalam rangka proses Fit and Proper Test Calon Anggota Deputi Gubernur Bank Indonesia, dalam keadaan sehat walafiat. Semoga (rekaman tidak jelas) yang akan kita bicarakan hari ini dapat bermanfaat bagi Bangsa dan Negara.

Selanjutnya atas nama Pimpinan dan Anggota Komisi XI DPR RI, kami mengucapkan terima kasih kepada para Calon Anggota Deputi Gubernur Bank Indonesia atas perhatian serta kehadirannya dalam rapat hari ini. (rekaman tidak jelas) jadi kami sungguh menghargai yang sudah Ibu – Bapak lakukan. Doa kami semua, kiranya kita berjalan dengan baik dan sempurna untuk nanti dapat mengambil keputusan.

Yang terhormat kepada Saudara Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia, Anggota Dewan serta hadirin yang kami hormati,

Sebagaimana ketentuan Pasal 41 Ayat 1 Undang-undang (rekaman tidak jelas) Indonesia. Bapak Gubernur, Deputi Gubernur Senior dan Deputi Gubernur Bank Indonesia, diusulkan oleh Presiden dengan Persetujuan DPR. Sesuai ketentuan tersebut Presiden RI melalui surat Nomor R21/Presiden/04/2020 tanggal 17 April 2020, telah mengajukan 3 Calon Deputi

(3)

Gubernur Bank Indonesia yang akan menggantikan Saudara Erwin Riyanto, yang akan berakhir masa jabatannya pada tanggal 16 Juni, bukan akan berakhir, sudah berakhir tanggal 16 Juni 2020. Adapun Calon yang diajukan oleh Presiden yaitu :

1. Saudara Juda Agung Ir., MSOSC., Ph.D., sebagai Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makro Prudensial Bank Indonesia. 2. Saudari Aida S Budiman Ir. MA., Ph.D, dengan jabatan Asisten

Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, dan

3. Saudara Doni Primanto Juwono, Kepala Departemen Sumber Daya Manusia Bank Indonesia.

Berdasarkan Keputusan Rapat Konsultasi Pengganti Rapat BAMUS tanggal 19 Juni 2020, Komisi XI DPR RI ditugaskan untuk melakukan pembahasan (rekaman tidak jelas).

Yang terhormat para Saudara Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia, Anggota Dewan serta hadirin yang kami hormati,

Sesuai dengan Penjelasan Pasal 41 Undang-undang tentang Bank Indonesia, bahwa dalam rangka pemberian Persetujuan, DPR dapat meminta Calon Gubernur, Deputi Senior Gubernur dan Deputi Gubernur Bank Indonesia untuk melakukan (rekaman tidak jelas) menyangkut Visi, Pengalaman, Keahlian atau Kemampuan serta hal-hal yang berkaitan dengan moral dan akhlak Calon Gubernur, Deputi Senior Gubernur dan Deputi Gubernur.

Komisi XI pada hari ini akan melaksanakan proses Fit and Proper Test terhadap 3 Calon Gubernur Bank Indonesia, hari ini 2, besok 1. Proses Fit and Proper Test dalam rangka menggantikan Saudara Erwin Riyanto sebagai Deputi Bidang III yang membawahi Pengelolaan Moneter, Stabilitas Sistem Keuangan, Pengembangan UMKM dan Hukum. Kami mengharapkan proses ini akan menghasilkan sosok yang memiliki integritas, moral, dan akhlak yang tinggi, dengan didukung keahlian dan pengalaman dalam menjalankan.

Adapun tata cara pelaksanaan Fit and Proper Test Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia yang diatur sebagai berikut :

1. Paparan Calon Anggota Deputi Gubernur Bank Indonesia selama 15 menit.

2. Tanya jawab selama 30 menit.

Sementara, pelaksanaan Fit and Proper Test Gubernur Bank Indonesia dapat disetujui?

(RAPAT : SETUJU)

Selanjutnya Fit and Proper Test ini akan dilakukan secara bergantian dan akan kami mulai dari Saudara Juda Agung terlebih dahulu. Sementara itu untuk Calon lain dapat menunggu gilirannya di ruang tunggu. Tapi karena ini sudah disampaikan seperti itu sesuai dengan urutannya tadi, kami meminta dengan sangat dan segala hormat Ibu Aidah boleh menunggu nanti di ruang

(4)

Pimpinan. Mari Ibu, silakan, kami memberikan waktu untuk dapat sementara meninggalkan ruang rapat.

Baik, seizin Pimpinan Pak Achmad Hatari, Pak Amir Uskara dan seluruh rekan-rekan, untuk menyingkat waktu, kami persilakan kepada Saudara Juda Agung untuk menyampaikan presentasinya. Silakan Pak, waktu dan tempat kami persilakan.

CALON DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA (JUDA AGUNG):

Terima kasih Bapak Ketua.

Yang kami muliakan Bapak Ketua, Pimpinan serta Anggota Komisi XI DPR RI.

Assalamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Pertama-tama mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Pada hari ini kita dapat berkumpul dalam kondisi sehat walafiat di tengah-tengah Pandemi Covid yang masih melanda negeri ini. Kami juga mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan, untuk menyampaikan gagasan-gagasan Visi dalam rangka Pencalonan Deputi Gubernur Bank Indonesia.

Sebagian dari gagasan-gagasan ini adalah menjawab konsen dari Bapak-Ibu Anggota Dewan, baik yang disampaikan dalam berbagai forum resmi ataupun dari silaturrohmi yang kami lakukan. Nah, dalam forum yang mulia ini, kami akan menyampaikan gagasan-gagasan itu dengan judul “Tantangan dan Agenda Bank Indonesia Mengakselerasi Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Menuju Ekonomi Baru.”

Perekonomian Global dan Domestik sejak awal 2020 seperti yang kita ketahui mendapatkan banyak tantangan yang sangat berat dan tidak terduga. Penyebaran Pandemic Covid-19 telah mendistruksi kondisi sosial dan ekonomi dalam skala yang belum kita pikirkan sebelumnya. Berbagai langkah telah dilakukan Pemerintah dan Otoritas untuk mengatasi volatilitas Pasar Keuangan, respons anjloknya perekonomian di sektor riel.

Di Pasar Keuangan kita ketahui berbagai langkah yang sudah di lakukan tapi meredakan gejolak di Pasar Keuangan termasuk juga di Nilai Tukar di Pasar Saham dan seterusnya. Di sektor Riel, upaya untuk menjaga daya beli masyarakat, membantu pemulihan UMKM, pemulihan Neraca Korporasi dan Perbankan serta penyediaan Likuiditas bagi sektor keuangan merupakan prioritas yang harus dikemukakan dalam pemulihan ekonomi ke depan.

Dalam jangka menengah dan jangka panjang tantangannya adalah, bagaimana kita dapat menavigasi perubahan-perubahan ekonomi di era New Normal di era Ekonomi Baru, termasuk bagaimana mengakselarasi ekonomi dan keuangan digital yang diperkirakan akan meningkat secara signifikan pasca Covid-19.

(5)

Bapak Pimpinan dan Anggota Komisi XI yang kami muliakan,

Saat ini perekonomian dan sistem keuangan global telah dihadapkan oleh beberapa tantangan utama, baik yang sifatnya jangka pendek dan jangka panjang. Yang kemudian tertransmisi ke dalam perekonomian domestik melalui jalur perdagangan maupun jalur finansial. Paling tidak ada 5 tantangan utama, tetapi yang paling segera harus kita sikapi adalah ancaman Resesi Global yang bisa berkepanjangan akibat Covid-19 ini. Yang kemudian bisa menjadi ancaman bagi stabilitas makro ekonomi dan juga di sistem keuangan domestik. Secara sektoral kita lihat misalnya UMKM merupakan segmen yang terdampak dari Pandemi Covid-19. Survai yang kami lakukan menunjukkan bahwa UMKM binaan dan Mitra Bank Indonesia itu 72, 6% terdampak oleh Covid. Baik itu yang dirasakan dari sisi menurunnya penjualan, kesulitan modal maupun kesulitan bahan baku.

Nah oleh sebab itu mengatasi masalah cash flow dan penambahan (rekaman tidak jelas) modal kerja menjadi urgen ke depan di dalam proses Restrukturisasi. Nah, akibat dari kondisi tersebut kita juga bisa perkirakan kemiskinan akan mengalami lonjakan. Tingkat kemiskinan yang dalam 10 tahun terakhir mengalami penurunan, diperkirakan akan meningkat di tahun 2020 akibat Pandemi Covid ini.

Nah, ini kajian dari kami untuk melihat potensi atau prakiraan terhadap tingkat kemiskinan dan kami bandingkan dengan beberapa kajian yang di lakukan oleh Kementerian Keuangan, kemudian (rekaman tidak jelas) dan sebagainya. Semua berkesimpulan bahwa memang ada risiko kemiskinan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Bapak dan Ibu Anggota Dewan yang terhormat.

Dari sisi struktural atau sisi jangka panjang, Perekonomian Indonesia dihadapkan pada risiko midle income tread. Meskipun pertumbuhan ekonomi saat ini terhambat wabah Covid-19, pertumbuhan 5 tahun ke depan hingga tahun 2024 potensi untuk meningkat dengan kisaran sekitar 5,5 sampai 6,1%. Namun demikian angka proyeksi ini dapat tercapai bila berbagai kebijakan-kebijakan yang sifatnya struktural (rekaman tidak jelas) oleh kita semua. F. P. NASDEM (H. RUDI HARTONO BANGUN, SE., MAP):

Interupsi Pimpinan, Ketua. KETUA RAPAT:

Iya silakan.

F. P. NASDEM (H. RUDI HARTONO BANGUN, SE., MAP):

Jadi, begini masukan saya ini kepada Pak Agung. Ini kan Fit and Proper Test, uji kepatutan dan kelayakan. Saya sarankan kepada Pak Agung bahasanya itu jangan paparan seperti Gubernur BI ataupun Deputi yang sudah

(6)

jadi. Ini bahasanya begini seandainya saya menjadi Deputi Gubernur saya akan, nah itu Pak. Kalau yang Bapak buat ini saya mendengarkan bahasanya Pak Gubernur sama Deputinya, kurang Pas ini Ketua, Pimpinan. Tolong kasih di masukan saya itu gambarannya gitu.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Baik, ini tadi masukan Pak Juda Agung. Sebenarnya yang mau di sampaikan Saudara saya, Pak Rudi Hartono Bangun ini, ini kalau beliau datang jauh-jauh dari Medan Pak (rekaman tidak jelas) ini berarti perhatiannya sunggguh-sungguh. Maksudnya, Bapak lebih rileks saja, artinya Bapak menyampaikan tidak usah sampai apa ya katakan (rekaman tidak jelas) ini semua memang kan akan nanti ditunjuk jadi Deputi Gubernur pada saatnya. Tapi sekarang rileks saja Pak, artinya Bapak menyampaikan seperti Bapak menyampaikan kepada keluarga kita, kepada Saudara-Saudara kita. Bahwa ini adalah saya ini adalah yang terbaik nah kira-kira begitu Pak. Nah itu mungkin yang tadi dimaksudkan oleh Pak Rudi Hartono.

F. PAN (AHMAD NAJIB QODRATULLAH, SE):

Interupsi Pimpinan. KETUA RAPAT:

Iya silakan Pak Najib.

F. PAN (AHMAD NAJIB QODRATULLAH, SE):

Saya mohon Pimpinan agar jalannya Fit and Proper ini berjalan lancar. Dan interupsi, jangan kita memotong pembicaraan orang yang sedang berpresentasi, karena itu secara (rekaman tidak jelas) tidak baik. Jadi mohon izin Pimpinan sekali lagi untuk betul-betul supaya lancar.

Demikian terima kasih. KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Najib.

F. P. NASDEM (H. RUDI HARTONO BANGUN, SE., MAP)

Izin Pimpinan yang terhormat. KETUA RAPAT:

(7)

F. P. NASDEM (H. RUDI HARTONO BANGUN, SE., MAP)

Kita dalam hal ini kan punya Tatib. Yang di sampaikan oleh Saudara kita dari PAN tadi, dia harus melihat Tatib. Haknya Anggota Dewan interupsi, itulah berhak di dalam Tatib, Tatib Pasal 23. Saya kembalikan ke Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih Pak Rudi.

Ini sebenarnya begini Pak, karena hangatnya di Komisi XI itu seperti itulah hubungan kita itu. (rekaman tidak jelas) Pak Juda Agung. Marilah kita sama-sama mendengarkan Pak Juda Agung, rileks saja.

CALON DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA (JUDA AGUNG)

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Kalau boleh kami lanjutkan, kami tadi sudah menyampaikan berbagai tantangan jangka pendek maupun jangka menegah dan panjang tantangan struktural yang kita hadapi. Nah, tantangan-tantangan tersebut di atas membutuhkan langkah-langkah yang strategis dan komprehensif. Kami meyakini bahwa Bank Indonesia tidak dapat menyelesaikan persoalan ini secara sendirian. Nah, oleh sebab itu Bank Indonesia harus berkoordinasi dengan berbagai pihak, berkolaborasi dengan DPR, dengan Pemerintah dan Otoritas Keuangan lainnya, untuk lebih inovatif dalam mengembangkan Kebijakan Instrumen Keuangan Bank Indonesia.

Nah, gagasan-gagasan mengenai Visi kami ini bagaimana mengakselerasi Pemulihan Ekonomi dan menuju Ekonomi Baru tertuang dalam 6 Visi yang akan kami sampaikan sebagai berikut:

• Visi pertama adalah bagaimana kita bersama-sama mencegah risiko Resesi yang berkepanjangan. Nah, kita tahu perekonomian di Triwulan II ini diperkirakan tumbuh negatif. Oleh sebab itu prioritas kebijakannya perlu diarahkan bagaimana agar proses pemulihan ini dapat bersifat (rekaman tidak jelas) bukan usive, kembali kearah (rekaman tidak jelas) normalnya memasuki tahun 2021. Untuk mencapai pemulihan yang berbentuk visit, kuncinya terletak pada sejauh mana efektivitas dari upaya kita mengendalikan penanganan Covid dan efektivitas di dalam kebijakan ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi tersebut. Pengendalian Covid yang cepat tanpa kebijakan penyelamatan ekonomi yang efektif akan menyebabkan pemulihan ekonomi juga akan berlangsung lama atau dalam bentuk usive seperti ada di Kuadran II, Kuadran III.

Begitu juga ketika kebijakan pemulihan ekonomi sudah di lakukan secara optimal tapi pengendalian Covid-19 tidak efektif maka pemulihan ekonomi yang terjadi juga dalam bentuk usive. Nah tentu saja yang kita hindari kalau terjadi (rekaman tidak jelas) yaitu dua-duanya tidak efektif. Dan pola kondisi ini bagaimana bauran Kebijakan Fiskal, Moneter sektor

(8)

Keuangan itu dapat dilakukan secara efektif untuk menangani Pandemic ini secara efektif. Pemulihan sektor riel juga sudah dilakukan dengan efektif. Dan bagaimana menjaga agar sektor Keuangan ini juga tetap dalam kondisi yang stabil. Nah, efektivitas kebijakan ini sangat ditentukan oleh timing dan (rekaman tidak jelas) Oleh sebab itu pemulihan ini harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan prioritas-prioritasnya.

1. Fase pertama kami sebut Fase Penyelamatan Ekonomi. Tahun 2020 ini Fase Penyelamatan mungkin sampai di awal tahun 2021. Prioritasnya ini seperti kita menangani krisis, manjemen krisis. Membantu dunia usaha dan rumah tangga agar bertahan dari terhentinya produksi maupun dari melemahnya kondisi keuangan korporasi serta rumah tangga. Nah, oleh sebab itu kunci dari penyelamatan pada fasae pertama ini adalah Bantuan Sosial, Restrukturisasi Kredit, dukungan Kredit Modal Kerja dan Penjaminan Kredit yang didukung oleh Kebijakan Pelonggaran dari sisi Perbankan dan sektor Jasa Keuangan yang lain.

2. Fase kedua ini kami sebut dengan Fase Pemulihan atau akselerasi Pemulihan tahun depan sampai 2022. Fokusnya bergeser pada bagaimana mengakselerasi Pemulihan Ekonomi dengan mendorong permintaan. Kemudian juga mereaktifasi aktifitas, baik UMKM maupun Korporasi dan menyiapkan ekonomi di gital untuk merespon normal baru kondisi ekonomi baru.

3. Fase ketiga adalah Fase Normalisasi. Normalisasi Kebijakan dan Penguatan Struktur untuk menuju kondisi ekonomi baru. Apakah dasarnya setiap fase pemulihan ekonomi koordinasi kebijakan dalam bentuk Fiskal, Moneter, Makro Prudensial, kebijakan di sektor Jasa Keuangan, Mikro Prudensial ini terus harus diperlukan penguatan koordinasi ini.

(rekaman tidak jelas) Indonesia juga perlu juga terlibat dalam ketiga fase proses penyelamatan ekonomi dan sektor keuangan tersebut. (rekaman tidak jelas) Fase pertama Kebijakan Moneter dan Makro Prudential diarahkan untuk akomodatif pelonggaran dalam rangka meringankan beban usaha, melakukan restrukturisasi di tahun ini dan reaktivasi usaha di tahun depan.

Kedua, kebijakan Makro Prudential juga harus akomodatif sehingga memberikan ruang gerak bagi Perbankan untuk melakukan Restrukturisasi Neraca nya agar semakin longgar. Dan ketiga, penyediaan Likuiditas dari Bank Indonesia sangat di perlukan bagi (rekaman tidak jelas) baik pembiayaan ekonomi maupun proses restrukturisasi yang di lakukan oleh Perbankan, UMKM dan Korporasi.

Nah di fase kedua Kebijakan Moneter dan Makro Prudential yang akomodatif masih diperlukan, dengan tetap memperhatikan terhadap Inflasi dan SSK. Dampak Restrukturisasi kepada kondisi Likuiditas Bank dan mulai berakhirnya Penundaan Kredit. Terutama bila aktivitas perekonomian belum kembali pulih, maka sektor dunia usaha termasuk UMKM masih akan menghadapi masalah cash flow di tahun depan.

(9)

Oleh sebab itu penyediaan Modal Kerja dan dijamin karena memang masalah supply (rekaman tidak jelas) akan cenderung untuk menahan kredit karena risikonya terlalu tinggi. Oleh sebab itu perlu Penjaminan dari Pemerintah. Ini sangat krusial untuk proses pemulihan dan reaktifasi di tahun depan. Nah di sisi lain dalam fase pemulihan ini juga upaya untuk melakukan adaptasi terhadap ekonomi baru perlu segera dimulai. Oleh sebab itu Digitalisasi ekonomi termasuk untuk Digitalisasi UMKM ini perlu disegerakan.

Dan fase ketiga yaitu apabila dunia usaha sudah mulai pulih, inflasi cenderung mulai meningkat, normalisasi Kebijakan Moneter dan kebijakan yang ekstra longgar dapat segera dilakukan. Nah ini juga di ikuti dengan Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan diakselerasi sehingga Indonesia dapat segera melakukan adaptasi terhadap New Economi (ekonomi baru). Beberapa inisiatif Digitalisasi Ekonomi seperti standarisasi Open Banking, Link antara Fintech dengan Banking, penguatan infrastruktur Sistem Pembayaran Digital, Digitalisasi UMKM ini perlu kita intensifkan. Nah itu Visi yang pertama.

• Visi ke dua adalah bagaimana mencegah peningkatan resiko Stabilitas Sistem Keuangan, baik yang bersumber dari Institusi Keuangan maupun pasar Keuangan. Dari sisi Institusi Keuangan dalam jangka pendek, Restrukturisasi Kredit UMKM, Rumah Tangga ini menjadi kunci keberhasilan untuk mencegah terjadinya peningkatan resiko di Sektor Keuangan. Kedua, dampak Restruk Kredit yang di lakukan oleh Perbankan terhadap pelaksanaan Likuiditas Perbankan juga (rekaman tidak jelas) Ketiga, kita perlu mengantisipasi volatilitas arus dagang. Bapak dan Ibu sekalian.

Kalau boleh kami lanjutkan kepada bagaimana peran Bank Indonesia di dalam konteks penanganan masalah peningkatan risiko likuiditas dan resiko di Sistem Keuangan.

1. Yang pertama yang paling penting adalah bagaimana agar fasilitas ataupun Pinjaman Likuiditas kepada Bank yang sistemik maupun Bank yang non sistemik ini bisa segera Operasional. Oleh sebab itu PLJP dan PLK (Pinjaman Likuiditas Khusus) yang diamanatkan dalam Undang-Undang 2 Tahun 2020 perlu segera dipercepat.

2. Yang kedua adalah dalam konteks PLJP dan PLK ini perlu kita fokuskan tentu saja pada Bank yang I Likuid (rekaman tidak jelas) Apabila sebuah Bank telah memasuki area solvabilitas namun memerlukan Likuiditas secara temporer, nah ini perlu dicarikan jalan keluar dan LPS bisa melakukan Penempatan Dana sementara di dalam Bank-bank yang mengalami (rekaman tidak jelas) dan tetapi dia memerlukan likuiditas secara temporer ketika masih menunggu investor baru untuk menyuntikkan modal kepada Bank tersebut.

(10)

Bapak dan Ibu sekalian.

• Visi ketiga adalah mendorong Ekonomi dan Keuangan Inklusif. Di sini substansinya adalah bagaimana menjaga keberlangsungan usaha, menjaga cash flow UMKM. Dan pasca reaktifasi ke tahun depan (rekaman tidak jelas) UMKM ini penting di dalam Strategi Nasional Pengembangan UMKM. Yang kedua adalah peningkatan kapasitas produksi dari UMKM, dan peningkatan akses Pembiayaan dari UMKM. Nah ini adalah proses Strategi Pengembangan UMKM melalui (rekaman tidak jelas) UMKM. Dimana masing-masing segmen UMKM perlu ditingkatkan akses Pembiayaannya. Kemudian di bentuk sebuah Cluster dan sebuah Corporate sehingga dia memiliki daya tawar di dalam marketing maupun bisa akses ke dalam dunia digital.

Kemudian dalam konteks Pengembangan UMKM ini keuangan inklusif. Tentu saja pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah bisa menjadi sebuah alternatif. Di tengah dinamika Perekonomian Global yang menunjukkan perlambatan. Ekonomi Syariah ini menjadi sumber ekonomi baru di dunia, dengan pertumbuhan di setiap tahunnya di atas Pertumbuhan Ekonomi Global. Nah ini daya tarik dari Ekonomi Syariah ini bukan hanya di negara Islam tetapi juga di Negara-negara Non Muslim. Ini berlomba-lomba untuk menjadi pusat dari perekonomian Syariah dan industri halal. Nah oleh sebab itu Indonesia sebagai Negara yang cukup besar dengan jumlah populasi Muslimnya cukup besar. Ini kita terus perlu pengembangan dari Ekonomi Syariah, terutama adalah pengembangan industri produk halal yang berbasis (rekaman tidak jelas) kemudian inovasi instrumen keuangan pembiayaan Syariah. Dan ketiga, peningkatan edukasi mengenai ekonomi dan keuangan Syariah.

• Visi ke empat adalah bagaimana Bank Indonesia bisa menavigasi, bisa mendorong dan bisa memajukan ekonomi dan keuangan digital. Perkembangan digitalisasi ekonomi dan keuangan yang meningkat membuka banyak peluang sekaligus tantangnan bagi perekonomian domestik. Kehadiran ekonomi digital menciptakan efisiensi dan kemudahan transaksi yang pada akhirnya akan mendorong produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu digitalisasi perlu didudukkan dan dirancang dengan benar agar dapat meningkatkan produktivitas dan sumber dorongan ekonomi baru pasca Covid ini.

Bapak dan Ibu sekalian.

• Visi yang ke lima yaitu pendalaman Pasar Keuangan dan mendorong (rekaman tidak jelas) Yang kita ketahui bahwa upaya untuk mencegah terjadinya midle income Trap salah satunya adalah untuk mendorong investasi. Dan Investasi ini memerlukan Sumber Pembiayaan yang tinggi sehingga pengembangan Pasar Keuangan adalah menjadi sebuah keharusan. Oleh sebab itu pengembangan Pasar Keuangan ini memerlukan koordinasi antar Otoritas. Baik itu Infrastruktur Pasar

(11)

Keuangan yang sifatnya jangka pendek yang sekarang ini lebih banyak di Bank Indonesia.

Kemudian Pembiayaan Jangka Menengah dan Panjang yang sekarang di OJK, ini juga perlu dikoordinasikan. Dan kami rasa KSSK ini bisa dilengkapi dengan fungsi untuk Pengembangan Pasar dan Infrastruktur Keuangan. Bukan hanya melihat dari sisi substability saja tapi juga melihat dari sisi developmentnya. Nah jadi KSSK ini perlu juga menjadi komite untuk pengembangan atau pendalaman dari Pasar Keuangan termasuk juga Infrastruktur Keuangan.

• Yang visi ke enam adalah memperkuat kerangka Makro Prudential. Karena ini adalah Fit and Proper untuk Deputi Gubernur yang membawahi Makro Prudential, kami juga ingin menekankan bagaimana memperkuat kerangka kebijakan Makro Prudential yang di Bank Indonesia. Ada berapa aspek yang perlu dilakukan penguatannya : 1. Pertama adalah penguatan kerangka Makro Prudential dengan

meningkatkan Pengawasan terhadap hal-hal yang berisiko Sistemik. Kemudian juga kebijakan Makro Prudential untuk mengendalikan resiko Sistemik dan fungsi intermediasi dan juga peningkatan inklusif ekonomi keuangan.

2. Kedua adalah penguatan aspek ilegal. Seperti kita ketahui bahwa dasar hukum kebijakan Makro Prudential di Bank Indonesia itu adalah dasarnya Undang-Undang OJK khususnya Penjelasan Pasal 7. Nah, oleh sebab itu perlu penegasan mandat terkait dengan wewenang Bank Indonesia di dalam bidang Makro Prudential. Ini perlu eksplisit dicantumkan dalam Amandemen Undang-Undang Bank Indonesia.

3. Ketiga adalah penguatan integrasi Makro Prudential dengan Moneter. Ini intern Bank Indonesia bagaimana Moneter dan Makro Prudential dapat bersinergi.

4. Keempat adalah penguatan koordinasi kebijakan Makro Prudential Bank Indonesia dengan Mikro Prudential OJK. Dalam konteks koordinasi BI dan OJK ada 4 hal yang perlu diperkuat yaitu :

1) Penguatan sinergi kebijakan makro dan mikro. Karena sering kali terjadi perbedaan tujuan misalnya ketika ekonomi sedang lemah, kebijakan Prudential biasanya cenderung untuk akomodatif untuk mendorong kredit. Sementara kebijakan mikro biasanya dalam kondisi ekonomi sedang lemah cenderung lebih berhati-hati, jadi ini perlu bagaimana ini disinergikan. Dalam kasus ini pertukaran data hasil survei dari OJK dan BI ini bisa ditingkatkan.

2) Penguatan kordinasi dalam rangka permasalahan penanganan likuiditas Bank, misalnya PLJP dan PLK. Undang-Undang 2 2020 telah mempertegas peran masing-masing Lembaga dalam penanganan Likuiditas, di mana OJK berperan dalam penilaian kecukupan solvabilitas (rekaman tidak jelas) dan BI bersama OJK melakukan penilaian terhadap Kemampuan Bayar dan Agunan. Nah ini untuk mempercepat penanganan Bank bermasalah ini penguatan kordinasi dapat dilakukan dengan membahas hasil dari

(12)

masing-masing assesmen dari Bank Indonesia maupun OJK terhadap kondisi Perbankan tersebut.

3) Adalah kordinasi dalam program pengembangan digital ekonomi dan keuangan. Ini untuk menghindari fragmentasi di dalam pengembangannya, misalnya Bank Indonesia fokus pada Fintech Payment sementara OJK pada Fintech Lending. Padahal jika kita bicara Fintech antara langsing/Lending - Payment itu sesuatu yang tentu saja sangat berkaitan erat. Fintech Lending tentu saja juga perlu Fintech Payment dan sebaliknya, Fintech Payment juga bisa digunakan di dalam konteks Fintech Lending.

4) Adalah untuk meningkatkan kolaborasi (rekaman tidak jelas) SDM antara ke dua Lembaga. Perlu dilakukan antara BI dan juga OJK untuk mendapatkan pengayaan perspektif dari sisi Mikro maupun dari sisi Makro Prudential. Nah kami memiliki komitmen untuk pererat jalinan koordinasi dan meningkatkan Trust antara Bank Indonesia dengan OJK.

Pak Ketua, Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat.

Sebagai penutup kami simpulkan bahwa krisis Covid-19 ini harus menghasilkan sebuah tatanan Ekonomi Baru yang berbeda dari sebelumnya. Ekonomi Baru haruslah lebih Inklusif, lebih (rekaman tidak jelas) lebih memiliki daya tahan dan tentu saja lebih Digital. (rekaman tidak jelas) memiliki daya tahan di dalam menghadapi berbagai gejolak yang ke depan yang semakin sulit kita prediksi. Apakah itu sumbernya dari krisis keuangan, atau krisis pandemi, krisis kesehatan, perubahan iklim, cyber attack dan sebagainya. Jadi ini kita harus siapkan agar ekonomi ini lebih memiliki daya tahan yang tinggi terhadap potensi-potensi risiko ke depan. Artinya saat ini adalah saat yang penting bagi kita untuk mendisain sebuah paradigma baru dalam pengelolahan ekonomi, termasuk di Moneter dan di Bank Indonesia pada khususnya.

Akhirnya sebagai pribadi apabila Dewan yang terhormat kiranya dapat memberikan kepercayaan kepada kami untuk menjabat Deputi Gubernur Bank Indonesia, Insya Allah saya akan menjunjung tinggi amanah itu dan saya siap untuk melaksanakan dengan upaya yang terbaik. Demikian terima kasih, sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang baik ini.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. KETUA RAPAT :

Wa’alaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh.

Terima kasih Pak Juda Agung, yang telah menyampaikan paparan Visi dan Misi nya apabila terpilih sebagai Anggota Deputi Gubernur Bank Indonesia. Saya kira paparannya cukup jelas, menyampaikan dalam jangka waktu 27 menit Pak Juda. Waktunya lewat tadi saya kira (rekaman tidak jelas) selanjutnya saya berikan ke sempatan kepada teman-teman Anggota Komisi XI untuk melakukan pendalaman berkaitan dengan Fit and Proper Test hari ini.

(13)

Kita mulai saja dari (rekaman tidak jelas) dari Fraksi PDI Perjuangan silakan. Silakan Pak Mustofa.

F. PDIP (H. MUSTHOFA)

Selamat pagi.

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Pimpinan yang saya hormati.

Seluruh Bapak dan Ibu Anggota Komisi XI yang saya hormati. Yang terhormat Bapak Juda Agung.

Saya Musthofa Pak Juda Agung, Fraksi PDI Perjuangan Anggota 180. Daerah Pemilihan saya di Daerah Jawa Tengah II, dari Kudus, Jepara dan Demak.

Pak Juda, kalau tadi sepintas sekalipun saya terlambat, mohon izin (rekaman tidak jelas) Jadi sepintas apa yang Bapak paparkan ini sangat menarik, tapi rasanya tidak jauh beda, apa yang telah dipaparkan oleh Gubernur Bank Indonesia. Pak Juda ini. (rekaman tidak jelas) Calon Deputi Gubernur yang sudah sekelas dengan Gubernur Bank Indonesia cara pemaparannya, tetapi tidak usah terlalu tegang dan serius. Bahwa ini sekedar masukan saja (rekaman tidak jelas) hal-hal yang sangat amat menarik. Saya bisa minta tolong di halaman 5 coba di bukain, halaman 5 Mas. Ini tentang penurunan pertumbuhan ekonomi global (rekaman tidak jelas) dampak pada penurunan pertumbuhan Ekonomi Domestik, (rekaman tidak jelas) Yang menjadi pertanyaan saya adalah bahwa adalah terkait dengan perang dagang ini kita konkrit saja.

Artinya jangan dikatakan dalam teori tetapi bagaimana upaya untuk mengeksekusi. Dalam rangka kali ini (rekaman tidak jelas) dan Pak Juda sudah mempersiapkan apa kira-kira nanti kalau terpilih menjadi Gubernur (rekaman tidak jelas) tiga hal itu tolong dicatat dengan baik. Jadi eksekusinya apa, (rekaman tidak jelas) seperti apa, juga (rekaman tidak jelas) untuk perbaikannya apa.

Yang kedua tadi banyak menyampaikan tentang UMKM-UMKM, ini coba di buka halaman 19. Ini menarik. UMKM itu Pak kalau kita bicara UMKM ini mesti konkritnya Pak. Setahu saya dan saya Bank Indonesia ini selalu UMKM-UMKM tapi konkritnya di (rekaman tidak jelas) tidak ada rasanya, bicara tentang inklusi dan lain sebagainya tadi lebih-lebih semua. Kalau misalnya (rekaman tidak jelas) UMKM ini pada saat ini kalau di sini mulai menjaga keberlangsungan usaha UMKM. Bicara tentang cash flow tentang UMKM (rekaman tidak jelas) tentang UMKM dan peningkatan kapasitas produksi dan pasar dan terakhir adalah peningkatan pembiayaan. Ini mimpi Pak kalau saya jadi ini, jujur saja saya pembina UMKM Jawa Tengah.

Yang namanya UMKM ini memang aksesnya susah setengah mati, ini bicara konkrit Pak ya artinya secara mikro. (rekaman tidak jelas) ada subsidi dan lain sebagainya. Ini harapan saya jangan sampai memberikan angin surga. Orang cilik ini ketika mendengar yang ingin di sampaikan ini menjadi satu

(14)

harapan besar. (rekaman tidak jelas) malah justru sangat susah untuk mendapatkan fasilitas ini. Bagaimana ketika nanti Pak Yuda terpilih, ini bagian dari pada doa ya. Ini untuk menciptakan sebuah kompetisi itu apa yang akan Bapak berikan, sehingga nanti betul-betul ketika Bapak terpilih ini benar-benar (rekaman tidak jelas) sekaligus menciptakan wirausaha yang baru, ini upaya nyata.

Sehingga apa Bapak ini ada di tingkatan Nasional artinya apa? Harus ada manfaat untuk menciptakan di semua wilayah, sehingga ada sebuah kompetisi yang baik di wilayah. Saya juga ingin dengar nanti kalau benar terpilih benar bisa tidak untuk mewujudkan ini (rekaman tidak jelas).

Berikutnya ini tentang terkait tadi yang Bapak sampaikan bahwa di Republik kita (rekaman tidak jelas) sangat mendominasi karena mayoritas dan sebagainya. Upaya apa sih pada Ekonomi Syariah agar ekonomi dapat bergerak dengan baik (rekaman tidak jelas) bicara dengan Syariah. Apakah saya ini hanya tidak sekedar catatan sebagai nama saja, hanya istilah saja yang di geser-geser itu. Saya kira nanti jangan sampai terjadi (rekaman tidak jelas) Serta upaya apa untuk tiap-tiap pengendalian ekonomi makronya ini yang terpenting.

Jadi sementara itu Pak Juda yang jadi catatan saya yang ingin saya pertanyakan, mudah-mudahan sekalipun awal ini terima kasih sekali kepada Bapak dan Ibu sekalian karena sudah memberikan kesempatan kepada kami. Saya ingin siapapun yang terpilih nanti betul-betul membawa dampak yang luar biasa di dalam era ini. Kita bicara Covid ini sudah alami, semua pasti akan bicara Covid (rekaman tidak jelas) tentunya jangan sampai nanti melampaui inpasing sebagai apa yang sudah di laksanakan oleh Gubernur Bank Indonesia. Saya rasa itu Pimpinan, terima kasih kurang lebihnya saya mohon maaf Bapak dan Ibu sekalian khususnya Pak Juda (rekaman tidak jelas).

Terima kasih.

Wallahul muwafiq ila aqwamittariq.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. KETUA RAPAT :

Wa’alaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh. Terima kasih Pak Musthofa.

Sebelum saya berikan kesempatan selanjutnya mungkin saya mengingatkan bahwa (rekaman tidak jelas) untuk sesi tanya jawab ini kasih space waktu 30 menit pada Pak Juda. Sehingga tidak semua harus bertanya tetapi semua bisa menilai. Karena pada akhirnya kan penilaian yang kita akan jadikan pedoman. Silakan selanjutnya dari Fraksi Golkar mungkin Pak Agung, oh ada Pak Sarmuji, maaf tidak kelihatan. Silakan Pak Sarmuji.

(15)

F. P. GOLKAR (M. SARMUJI)

Baik, saya sedikit saja. Terima kasih Pak Juda atas paparannya yang baik. Saya hanya ingin menanyakan sedikit saja karena Pak Juda ini nanti kalau terpilih akan menjadi pengambil kebijakan di Dewan Gubernur. Apa yang sudah di visikan dalam bentuk 6 visi oleh Pak Juda ini. Tentu akan efektif kalau peran atau wewenang atau mandat Bank Indonesia itu seperti yang dipersyaratkan di (rekaman tidak jelas) Pak Juda ini.

Saya ingin tanyakan, seandainya nanti kita ingin melakukan revisi terhadap Undang-Undang Bank Indonesia, kira-kira untuk mewujudkan visi Pak Juda yang bagus ini. Penyelamatan ekonomi dan macam-macam mendorong ekonomi inklusif, pertumbuhan digital keuangan dan sebagainya itu. Atau sekaligus begini saja, kira-kira menurut Pak Juda peran Bank Indonesia atau wewenang Bank Indonesia atau mandat Bank Indonesia atau tugas Bank Indonesia yang sekarang belum ada dalam Undang-undang BI. Yang bisa dimasukkan ke dalam revisi Undang-Undang BI agar pertumbuhan ekonomi kita lebih cepat atau agar situasi dan kondisi krisis seperti ini dan pertumbuhan ekonomi bisa lebih bagus, kemudian dapat tenaga kerjanya juga bisa lebih terhandel dan sebagainya.

Kira-kira menurut Pak Juda apa yang mesti kita tambahkan ke dalam wewenang tugas Bank Indonesia seandainya revisi terhadap Undang-Undang Bank Indonesia. Terima kasih itu saja Pak Amir.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Sarmuji dari Fraksi Golkar. Selanjutnya dari Gerindra (rekaman tidak jelas) iya silakan.

F. P. GERINDRA (H. GUS IRAWAN PASARIBU, SE. Ak, MM)

Terima kasih Pimpinan. Bapak dan Ibu yang kami hormati. Pak Juda yang kami hormati.

Saya baru Pak, baru gabung di Komisi XI. Jadi izin Pimpinan kalau boleh saya sedikit interaktif saja. Ini kan tadi ada, saya kira (rekaman tidak jelas) besar buat UMKM dan Syariah gitu Pak. Kalau sekarang berapa ya kredit yang misalnya untuk UMKM itu Pak?

CALON DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA (JUDA AGUNG)

Iya itu sekitar 20% Pak.

F. P. GERINDRA (H. GUS IRAWAN PASARIBU, SE. Ak, MM)

(16)

CALON DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA (JUDA AGUNG)

Perbankan sekitar 5

F. P. GERINDRA (H. GUS IRAWAN PASARIBU, SE. Ak, MM)

NPF di Perbankan Syariah?

CALON DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA (JUDA AGUNG)

Masih sekitar 2% Pak.

F. P. GERINDRA (H. GUS IRAWAN PASARIBU, SE. Ak, MM)

Nah kalau 20% Pak, itu belasan tahun yang lalu 20%. Kalau 5% itu tarif sebetulnya kalau tidak salah target-target di 2006 yang lalu Pak, Perbankan Syariah kita di 5%. Artinya pencapaian hari ini sebetulnya sangat jauh dari apa yang kita harapkan, nah terobosan apa yang harus dilakukan. Karena ini lebih banyak disebut-sebut UMKM gitu ya, tapi pencapaian ini (rekaman tidak jelas) sama dengan belasan tahun yang lalu Pak. Bicara Syariah saya tidak tahu nih kalau di masyarakat barangkali kalau deskripsi Syariah itu apa ya, nasabah marjinal barangkali yang saya lihat. Sehingga tingkat NPF nya itu berapa itu Pak ya?

CALON DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA (JUDA AGUNG)

Sekitar 2 sampai 3%.

F. P. GERINDRA (H. GUS IRAWAN PASARIBU, SE. Ak, MM)

Berarti lebih buruk dari pada yang Konvensional?

CALON DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA (JUDA AGUNG)

(rekaman tidak jelas)

F. P. GERINDRA (H. GUS IRAWAN PASARIBU, SE.Ak, MM)

Padahal mestinya kan Syariah Ijab-Kabul ya begitu. Ya Pak terobosan apa Pak yang akan Bapak lakukan gitu? Dan berbagai program Inklusif, Literasi saya koq melihatnya ya bukan gagal tapi belum berhasil Pak. Padahal itu dari dulu selalu di sebut-sebut (rekaman tidak jelas) (rekaman tidak jelas) berapa % di sini yang BI bisa lakukan gitu ya. Karena kan ini masih ada di tempat lain, atau usulan Bapak supaya ini bisa betul-betul di lakukan gitu. Karena apa namanya ada wacana (rekaman tidak jelas).

Kemarin Pak Juda kita di sini dengan Gubernur BI dan Menteri Keuangan (rekaman tidak jelas) kita pengen tahu nih dari Bapak. Saya ingatkan kemarin bahwa BI sebagai (rekaman tidak jelas) Itu memang wajiblah untuk turut membantu situasi genting dan sulit ini gitu ya. Tapi saya ingatkan bahwa

(17)

BI bukan kemudian (rekaman tidak jelas) beban sharing beban, tapi tidak boleh juga BI kemudian terganggu di dalam menjalankan Poksi tugas besarnya itu begitu.

Kemarin di dalam angka-angka simulasi Pak dengan ikutnya BI di sana menanggung beban. Permodalan BI di akhir tahun ini itu menjadi di bawah 10%, dan (rekaman tidak jelas) Gubernur BI itu menjadi BI tidak Kredibel. Besok pulang dari sini coba baca Undang-undang BI menurut saya itu 10% minimal. Walaupun kemarin katanya itu adalah angka-angka indikator kalau di atas itu surplus itu dilaporkan ke Pemerintah atau Negara begitu. Tapi itu memaknainya sebetulnya minimal 10%, 2 Triliun dan minimal 10%. Jadi tahun ini Pak itu BI kita rancang untuk modalnya di bawah 10%. Tahun 2025 modal BI di bawah (rekaman tidak jelas).

Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih Pak Gus Irawan.

Oh saya perlu menyampaikan pada kita semua sekaligus juga (rekaman tidak jelas) Beberapa waktu yang lalu Pak Mustofa Saudara kita yang hadir di sini di ujung sebelah kiri saya itu katanya berpulang, kakandanya berusia 65 tahun. Jadi saya mewakili Pimpinan rekan Anggota Komisi XI, mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Kakanda yang terkasih. Kiranya semua keluarga diberikan kekuatan dan juga penghiburan atas semua berjalan dengan baik begitu ya Pak Musthofa.

Baik, berikutnya kami memberikan kesempatan kepada Saudara kami Pak Fauzi H. Amro. Baik, karena arahan dari Pak Kapoksi kepada Pak Rudi Hartono Bangun, silakan waktu dan tempat kami persilakan.

F. P. NASDEM (H. RUDI HARTONO BANGUN, SE., MAP)

Baik, terima kasih Pimpinan.

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Yang saya hormati Ketua dan Anggota Dan yang saya hormati Pak Agung.

Jadi, saya Pak Pimpinan dan kawan-kawan, melihat penampilan Pak Agung sudah yakin. Saya pernah lihat slide siapa dulu Gubernur BI yang kumisnya tipis itu. Jadi kumis tipis (rekaman tidak jelas) tinggal apanya sedikit lagi nih Pak. Jadi, gini Pak Agung, saya ingin bertanya, bertanya, ini seandainya kan belum jadi Deputi ni. Jadi yang saya Tanya 1, 2, 3 ini bagaimana seandainya gitu.

(18)

Pertama begini Pak. Sekarang ini OJK ini kan punya masalah. Saya bertanya orang bahkan ada yang ingin dilebur begitu. Jadi saya ingin tanya bagaimana pandangan Bapak dan kebijakan anda sebagai Deputi Gubernur jika terpilih. Jika OJK di lebur ke BI, apa pendapat Saudara dan bagaimana BI nanti dalam hal Pengawasan terhadap Perbankan dan IKNB.

Lalu yang kedua Pak Agung. Kan sekarang ada skema atau burden, burden sharing bagi beban. Saya ingin tanya bagaimana saran pendapat jika Bapak terpilih. Sekema pembagian beban dalam pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional ini, apakah sudah dapat dan apakah sudah bisa (rekaman tidak jelas) itu yang kedua Pak.

Kemudian yang ketiga. Apa strategi BI jika Bapak jadi Deputi Gubernur dalam perannya menciptakan kinerja yang sehat bagi Lembaga Keuangan terutama Perbankan.

Lalu ada ini Pak yang sudah saya catat juga keempat. Bapak kan punya misi jadi Deputi Gubernur tentu cita-cita ini tinggi gitu, dan ini jabatan publik jadi pejabat di Republik ini. Saya juga pengen nanya apa yang mendorong Bapak berambisi jadi Deputi Gubernur ini gitu. Apa yang bisa Bapak buat juga terhadap rakyat Indonesia, dengan kebijakan menyentuh jika Bapak jadi Deputi Gubernur. Tolong paparkan sama saya dan kawan-kawan.

Kemudian yang terakhir ini ringan Pak. Saya ingin tahu Bapak kan sudah punya gambaran Deputi Gubernur ini punya fasilitas, gaji yang diterima, fasilitas yang di dapat, saya belum tahu Pak. Tolong jelaskan, misalnya fasilitas jadi Deputi Gubernur ini (rekaman tidak jelas) Pak Rudi begini hasilnya, dapatnya ini begitu, dan gajinya fantastis. Hidup enak, makan enak, tidur nyenyak misalkan gitu Pak. Nah itu saja Pimpinan saya kembalikan terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Saudaraku Rudi Hartono Bangun. Berikutnya kami berikan kesempatan kepada Fraksi PKB, Ibu Ela atau Pak Bertu. Berarti Pak Bertu ya, silakan Pak Bertu.

F. PKB (BERTU MERLAS, ST):

Terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati Pak Juda sebagai Calon Deputi Gubernur Bidang Makro Prudential.

Jadi saya ingin menyambung apa yang disampaikan oleh Pak Rudi Bangun. Pertanyaan saya kurang lebih sama Pak, kecuali yang urusan fasilitas. Saya ingin menanyakan, sekarang inikan ada santer mengenai kinerja OJK, kinerja OJK ada yang bilang mau dilebur ke BI, mau ada yang berpendapat bahwasanya OJK sudah kondisi seperti ini sudah baik. Nah saya ingin

(19)

mendengar Pak, dalam hal ini saya ingin mendengar pendapat Bapak bagaimana tentang ini.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Cukup Pak Bertu? Saya belum pernah mendengar sampai saya untung belum sempat menikmati makanan ini. Karena belum pernah yang namanya Pak Bertu ini Pak Juda Agung sangat singkat, berarti Pak Bertu sudah cukup yakin dengan anda. Tidak ada tambahan lagi ya Pak Bertu ya? Jangan nanti ada interupsi lagi ya. Baik, yang kami hormati Pak Bertu terima kasih. Berikutnya dari Fraksi Demokrat, Ibu Vera Febyanty, beliau belum ada, silakan Pak Marwan (rekaman tidak jelas).

F. P. DEMOKRAT (Ir. H. MARWAN CIK ASAN, MM):

Terima kasih Ketua.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua.

Pak Juda saya ingin memberikan tambahan kepada Bapak, (rekaman tidak jelas) Paling tidak Bapak sudah dipilih oleh Gubernur BI dan Presiden Republik Indonesia untuk dicalonkan menjadi Calon Anggota Dewan Gubernur. Enggak semua orang bisa sampai pada posisi Bapak, dan saya yakin kalau Bapak bersyukur Insya Allah Bapak akan terpilih, itu yang pertama.

Yang kedua, terkait dengan Visi Bapak pada point pertama adalah terkait penyelamatan dan pemulihan ekonomi dan keuangan. Itu kita lihat pada fase pemulihan, Bapak menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi kita akan reborn di angka 6,71% Pak ya. Ini kalau kita lihat dengan ramalan berbagai macam organisasi Dunia ini masih rendah ini Pak, (rekaman tidak jelas) (rekaman tidak jelas) Saya butuh keyakinan Pak, dari Bapak, bagaimana cara mencapai ini.

Berbagai paparan yang di sampaikan di ruangan ini maupun dari berbagai pihak samapi dengan hari ini belum meyakinkan saya. Engga tahu hari ini Pak Juda memberikan penjelasan yang singkat padat dan memberikan keyakinan dan optimisme kepada kita semua bahwa ekonomi kita bisa tumbuh paling tidak pada angka yang Bapak paparkan. Optimisme ini penting karena dengan optimisme ini semua kita akan bergerak kearah yang positif dan menjadi harapan kita semua, kita bisa lolos dari (rekaman tidak jelas) Corona ini Insya Allah akan (rekaman tidak jelas) itu yang kedua Pak Juda.

Yang ketiga, Perpu terkait Kebijakan dan Sistem Keuangan Nasional yag sudah diundangkan menjadi Undang-Undang Nomer... Tahun 2020 ya. Dengan berbagai macam dinamika yang terjadi menurut saya, itu sudah memporak-porandkan keinginan dan cita-cita kita, terkait Formasi Bank Indonesia pasca reformasi tahun 1998 bagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999. BI tidak bisa diizinkan untuk masuk kepada

(20)

cluster primer dan lain-lain. Banyak sekali Pak oleh Perpu ini semuanya di babat habis dan boleh.

Saya ingin dapat gambaran the real dari Pak Juda. Sejauh apa (rekaman tidak jelas) apa risiko yang akan kita terima bersama pada jangka waktu ke depan, dengan berbagai macam kelonggaran yang (rekaman tidak jelas) karena keadaan yang harus kita terima bersama. Jadi seperti apa (rekaman tidak jelas) baik jangla pendek maupun jangka panjang yang terjadi pada perekonomian kita maupun pada Bank Indonesia.

Saya pikir itu aja Ketua, terima kasih.

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. KETUA RAPAT:

Wa’alaikum salam warahmatullaahi wabarakaatuh.

Terima kasih Pak Marwan. Berikutnya dari Fraksi PKS (rekaman tidak jelas) Baik, beliau memberikan kesempatan pada Bu Anis, waktu dan tempat kami persilakan Bu Anis.

F. PKS (Dr. HJ. ANIS BYARWATI, S. Ag., M. Si):

Bismillahirrohmanirrohim.

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Terima kasih Pak Eriko, Pimpinan yang hari ini memimpin dan Pak Hatari. Juga teman-teman Komisi XI, mudah-mudahan kita semua sehat.

Selamat Pagi Pak Juda, mudah-mudahan sehat selalu.

Saya mulai dari yang umum dulu ya Pak Juda ya. Ini tentang yang banyak beredar di kalangan masyarakat atau yang lebih khusus di kalangan yang pengamat ekonomi. BI ini seperti Negara dalam Negara, pernah dengar ya Pak Juda ya. Nah itu bagaimana? Pak Juda (rekaman tidak jelas) sebagai orang dalamnya BISA, bagaimana tentang rumor atau pandangan itu.

Kemudian yang kedua ada juga kritik sebetulnya terhadap Bank Indonesia, BI ini sepertinya tidak pernah mau mengakui kelemahannya ya. Misalnya ketika saat Rupiah menguat, BI ini bangga menyebutkan bahwa ini adalah hasil kerja keras BI begitu. Tetapi ketika Rupiah terdepresiasi, ini BI kemudian mengatakan in karena ada faktor domestik maupun faktor Global begitu. Jadi sebagai orang dalam BI bagaimana pandang Pak Juda saat ini?

Nah, kemudian untuk saat Rupiah terdepresiasi justru surplus Bank Indonesia cenderung meningkat, nah ini apa kah tidak mendorong Moral Hazard nantinya. Bagaimana pandangan Pak Juda?

Kemudian ada satu hal yang sempat tadi ditanyakan oleh Pak Gus Irawan tentang Ekonomi Syariah. Ini konsen saya memang sejak awal. Karena apa, Gubernur ini dengan sangat percaya diri berkali-kali dalam berbagai forum

(21)

menyebutkan bahwa Ekonomi Syariah adalah sumber pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Berkali-kali dalam setiap even dan saya mendengar dengan telinga saya sendiri, di sini di even-even festival dan sebagainya.

Namun kenyataannya adalah 5 tahun terakhir ini tidak bergerak Ekonomi Syariah itu, termasuk Market Sharenya sekitar 5-6% begitu dan belum menjadi pilihan. Artinya saya yakin bahwa Pak Gubernur mengatakan itu tentu bukan asal begitu ya. Nah Pak Juda sebagai orang yang misalnya nanti terpilih sebagai Deputi Gubernur, apa yang dilakukan sehingga BI tidak terkesan hanya bicara saja tetapi realita lapangannya berbicara lain apa yang akan Bapak Juda lakukan meningkatkan Ekonomi Syariah ini?

Nah kemudian Pak Juda ini kan pengalaman Internasionalnya sudah cukup banyak ya, pernah menjadi Perwakilan BI di IMF. Nah ini pengalaman Internasional seperti ini apa yang bisa dibawa untuk bisa mengembangkan Bank Indonesia di sini. Dan saya juga ikut bertanya begitu ya seperti teman-teman lain terkait dengan penemuan kita kemarin dengan Gubernur Bank Indonesia terkait burden sharing. Kalau dari sisi Pak Juda sendiri, itu bagaimana begitu konsep atau skema burden sharing? Demikian Pimpinan terima kasih.

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. KETUA RAPAT:

Wa’alaikum salam warahmatullaahi wabarakaatuh.

Terima kasih Ibu Hj. Anis Byarwati. Beriukutnya dari Fraksi PAN, yang terhormat Pak Jon Erizal, waktu dan tempat kami persilakan.

F. PAN (H. JON ERIZAL, SE., MBA):

Terima kasih Pimpinan.

Pimpinan dan teman-teman Anggota Komisi XI, Pak Juda. Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Saya lihat jadwal ini ya pagi ini Pak Juda Agung (rekaman tidak jelas) Nanti siang Ibu Aidah S. Budiman (rekaman tidak jelas) kemudian besok Doni Priyambodo. Jadi ini berdasarkan gelar kayaknya urutannya ya. Baik Pak Juda, saya agak telat tadi sampai tapi saya baca sekilas Bapak punya ini.

Pertama tadi harapan saya di 3 Kandidat ini ada tinjauan atau ada analisa tentang internal dulu Pak, tapi saya tidak temuin nih di 3 ini, ini sibuk ngurusin eksternal. Kenapa internal ini penting? Ini pertanyaan yang selalu tidak terjawab. Kita tahu sebelumnya Bank Indonesia ini kan Komprehensif Pak, termasuk Pengawasan Bank. Mungkin (rekaman tidak jelas) 60% kali SDM nya itu ada si Pengawasan Bank, tiba-tiba ini dicabut pindah ke OJK tentu ini menarik Pak untuk dievaluasi, dilihat kan.

(22)

Karena apa, karena Budget yang di ajukan ke kami yang harus kami endorse itu tiap tahun meningkat. Ini setiap tahun pembicaraan itu saya bertanya terus Pak saya udah bilang juga selagi saya di Komisi XI pasti saya tanya terus. Karena itu tanggung jawab kami meng-endorse itu, kalaupun kami tidak setuju pun BI sesuai Undang-undang tidak salah tetap bisa jalan. Nah ini perlu Pak perlu artinya penajaman terhadap internal, nah sekarang ini muncul kalau ini muncul senang kita Pak. Artinya kita siap mengkoreksi atau dikoreksi di Internal kita begitu. Itu point satu.

Karena nanti tahun depan akan muncul lagi apalagi kalau Bapak nanti terpilih sebagai Deputi Gubernur begitu. Kalau hal ini sudah diangkat sekarang kan jadi menarik, jadi internal oh iya kita seperti apa ini kok (rekaman tidak jelas) jauh menurun tapi kita Anggarannya terus meningkat. Nah terus terang saya kalau ditanya media juga sulit jawabnya, kok disetujui saja hal seperti itu, begitu kan. Lalu kemudian karena kalau mengkaji hal tersebut dan hal ini sering juga saya sampaikan. Tolong ada pembanding tidak harus apple to apple comparasion Central Bank yang lain seperti apa, dengan jumlah SDM, wilayah dan seterusnya itu Pak. Itu kira-kira seperti apa sudah efisien tidak kita, begitu, itu kan penting Pak buat kami nanti ke depan kerjanya jadi lebih terukur dan kami juga confident menjawab pertanyaan-pertanyan publik.

Kemudian yang kedua tentunya masalah-maslah eksternal ini Bapak sudah mengupas, saya sudah melihat ada 6 Visi bagus sekali Pak. ini kalau nanti Bapak Calon Gubernur BI, saya orang pertama dukung, karena ini soalnya lebih luas kan Pak. Nah tetapi sekarang Bapak Calon Deputi Gubernur gitu loh, Bapak kan tidak bisa membuat Visi sendiri. Istilah Presiden itu yang ada itu Visi Presiden, tentu Pak Fery juga menyampaikan. Jadi justru kami pingin melihat dengan Visi dan Misi yang di buat oleh Pak Fery yang lalu, bagaimana ini Bapak perannya kalau Bapak jadi Deputi itu penting Pak. Kalau Bapak bikin sesuatu Visi dan Misi yang baru walaupun masih realited tapi menurut saya ko kurang pas begitu.

Nah kemudian yang saya harapkan lagi keluar pada paparan ini adalah yang real, jadi masalah sekarang begitu. Yang jadi masalah sekarang itu ada perbedaan pandangan. Kita lihat kan Pak perbedaan pandangan Antara Kementerian Keuangan, kemudian Bank Indonesia, kemudian OJK gitu kan. Nah ini seperti apa ini, menarik kalau Bapak sampaikan itu waduh saya senang sekali dengarnya oh ini ada terobosan-terobosan begitu. Kalau jadi Deputi ini (rekaman tidak jelas) paling tidak Bapak menyampaikannya, saya akan mendorong hal seperti ini terjadi.

Misalnya berkaitan dengan tadi disinggung soal (rekaman tidak jelas) beban yang berbagi ini seperti apa. Nah ide Bapak seperti apa? Apakah harus sama dengan yang sekarang atau Bapak punya pandangan yang berbeda, ini menarik begitu. Berbeda, sekalipun oth??? yang memutuskan, sekarang kan kami di Komisi XI Pak. Bapak berbeda nih Pak Fery juga tidak bisa marah juga gitu kan, Bapak sama juga malah nanti pola kerjanya sama sebelumnya begitu. Nah sekarang kan kita lihat nih banyak-banyak sekali kita beberapa kali Rapat bersama dengan KSSK tersebut, masih istilahnya Pak Misbakhun itu

(23)

masih membangun benteng apa Pak Misbakhun, kalau saya lokal mainnya benteng Otana’a ada di Gorontalo. Nah jadi kondisi seperti itu yang kita pingin tahu, dengan kondisi yang berat sperti ini apa Pak. Kalau menurut saya lebih kepada actual begitu jadi tidak normatif, ini saya masih melihat normatif semua aktualnya seperti apa, nah tolong Bapak jelaskan.

Misalnya ada perbedaan ini, ada wacana misalnya wacana pengetahuan atau wacana zero (rekaman tidak jelas) kemudian ada wacana-wacana seperti itu. Nah Bapak ungkapkan itu kalau menurut saya lebih kita tunggu terutama saya menunggu hal-hal seperti tersebut begitu. Kalau yang lain tampilan ini sudah terbaik saya melihatnya, tampilan paparannya sudah terbaik, cetakannya sudah terbaik Pak dan tampilan fisik juga sudah cocok betul jadi Gubernur.

Terima kasih Pak, terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik terima kasih Saudaraku Pak Jon Erizal. Berikutnya untuk putaran pertama ini yang terakhir dari PPP Ibu Hj. Wartiah hadir? dari Nusa Tenggara Barat? Tidak ada ya.

Baik saya tanyakan dulu pada kita semua, kita mau melanjutkan untuk berikutnya atau kita berikan kesempatan dulu kepada Pak Juda Agung untuk menjawab. Saya kembalikan kepada rekan-rekan Anggota. Silahkan Ibu Indah. F. PDI PERJUANGAN (INDAH KURNIA):

Selamat pagi Pimpinan, Bapak dan Ibu Anggota (rekaman tidak jelas) Komisi XI baik yang hadir fisik maupun virtual.

Pak Juda, saya tadi memang tidak menyaksikan presentasi Bapak secara langsung di sini, tetapi saya sudah membaca sekilas (rekaman tidak jelas) anda. Terima kasih untuk paper yang menurut saya ini sangat menghormati kami, karena isinya (rekaman tidak jelas) maupun tampilannya ini terbuat dengan betul-betul menunjukkan persiapan begitu. Paling tidak saya mengapresiasi karena Pak Juda sudah mengapresiasi kami.

Dari sekilas yang saya baca tadi saya tuliskan di sini supaya tidak ada yang terlewat. Saya hanya fokus kepada bagaimana menjadikan UMKM itu menjadi tuan rumah di Negeri sendiri Pak. Karena kita tahu bahwa UMKM adalah sektor yang memang terbukti selama ini ulet dan kemudian tahan banting dan juga ini merupakan (rekaman tidak jelas) Hampir semua Kementerian/ Lembaga itu semua memperhatikan UMKM termasuk Bank Indonesia.

Nah kita tahu bahwa beberapa tantangan UMKM itu adalah di antaranya: kurangnya pengembangan menejerial, lemahnya akuntansi keuangan, konsistensi kualitas dan (rekaman tidak jelas) dari produknya,

(24)

kemudian dukungan infrastrukutr, teknologi informasi, literasi digital, kemudian dana yang murah dan mudah menjadi akses, kemudian tantangan struktural (rekaman tidak jelas) kemudian tingginya ketergantungan perekonomian Nasional terhadap Perbankan. (rekaman tidak jelas)

Nah jika Tuhan mengizinkan dan kemudain mayoritas Komisi XI memilih Pak Juda untuk memilih sebagai Deputi, bagaimana strategi anda mempengaruhi Keputusan Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk terlibat dalam mengurai berbagai (rekaman tidak jelas) dan permasalahan tersebut. (rekaman tidak jelas) Kemudian bagaimana menjadikan UMKM sebagai kekuatan Domestik suatu (rekaman tidak jelas).

Itu saja Pimpinan dari saya terima kasih. KETUA RAPAT:

Terima kasih Ibu Indah. Biasanya beliau lewat virtual Pak, tapi karena saat ini melihat kesungguhan dari Ibu dan Bapak terutama Pak Juda Agung, beliau khusus hadir, itu yang kami lihat. Ini juga ada yang ingin menyampaikan juga Pak Juda Agung, ini senior tapi biasanya fokusnya beliau ini (rekaman tidak jelas) Saya juga hari ini agak terkejut melihat beliau khusus untuk ingin memberikan apakah pertanyaan ataukah masukan, silakan, kepada yang terhormat Pak Marsiaman, waktu dan tempat.

F. PDI PERJUANGAN (MARSIAMAN SARAGIH):

Terima kasih Pak Ketua, komentarnya memang tenang sekali karena beliau ini SI nya dari IPB Bogor Pak ya. Jadi memang kenapa tidak bergelut di bidang kelapa sawit kan begitu, ternyata beda yang di cita-citakan akhirnya beda juga seperti itulah hidup. Tapi kalau saya melihat mendapat berkah di situ. Walaupun Bapak tidak cantumkan lahir di Solo tapi Bapak pasti orang Solo, karena SMA nya di Solo Pak. Yang mau saya tanya ini Pak, Bapak itu masuk ke BI itu tahun 91 Pak ya. 90 atau 91 Pak?

CALON DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA (JUDA AGUNG):

Diangkat 91 Pak, Pendidikan 90 kemudian diangkat 91. F. PDI PERJUANGAN (MARSIAMAN SARAGIH):

Nah dari tahun 87 tamat IPB itu ke 90 itu di mana Bapak kira-kira Pak? karena datanya tidak ada di sini. Itu saja Pak, selesai, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Yang saya sampaikan betul ya Pak Juda, bahwa beliau tadi ini ada kekhususan dan ini nanti memang harus Bapak jawab. Karena memang Komisi XI tidak hanya menanyakan soal track record Bapak, tapi juga apa alasan Bapak beda fokusnya seperti itu. Baik, masih ada lagi Saudara-Saudaraku? Pak Agung Rai Wirajaya yang sudah 6 bulan kita tidak melihatnya. (rekaman

(25)

tidak jelas) Ya Bu Indah. Hari ini Pak Juda Agung beliau hadir khusus, karena memang sudah diperjuangakan Bu Indah untuk tidak lagi Swab Test tapi Rapid Test cukup. Pak Agung Rai Wirajaya kami juga rindu, apa barangkali sedikit banyak, silakan Pak Agung Rai Wirajaya.

F. PDI PERJUANGAN (I.G.A. RAI WIJAYA, SE., MM):

Terima kasih beliau sudah Pimpinan kami di Komisi XI ini memerintah saya tidak berani bisa gemetar.

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

Om suastiastu namo budaya. Salam kebajikan.

Pimpinan dan Anggota Komisi XI yang saya hormati.

Nah, hari ini Pak Juda telah hadir, terima kasih Pak Juda telah hadir pada siang hari ini. Kalau melihat pemaparan ya cukup panjang sekali, di mana saya ingin menanyakan kondisi kita hari ini. Karena kita tahu di BI itu adalah politik kolegial, tadi sudah disampaikan oleh sahabat kawan kami. Bahwasanya ini Visi dan Misi yang Bapak sampaikan harus sinergi juga dengan yang lain. Ketika Bapak mengambil sikap berbeda bahwasanya di situ ada keputusan yang harus dilakukan bersama. Apa yang akan Bapak lakukan dengan situasi dan kondisi ini yang mewajibkan dan mengharuskan BI turun tangan. Ketika masalah Sistem Pembayaran terjadi permasalahan yang menimbulkan kegaduhan Moneter, kita. (rekaman tidak jelas) dengan Dewan Gubernur yang lain, apa yang akan Bapak lakukan ketika kenyataannya bahwa apa yang Bapak sampaikan ini adalah benar.

Sedangkan kawan-kawan Anggota Dewan Gubernur ini yang mereka sudah sepakati ternyata keliru. Nah ini apa yang akan Bapak lakukan di kemudian hari. Saya kira simple singkat namun perlu jawaban yang matang.

Terima kasih Pak Ketua. KETUA RAPAT:

Terima kasih Saudaraku Pak Agung Rai Wirajaya. Adalagi Pak Sihar? Saya sudah melihat dari tadi dan sekarang sudah pakai jas beliau. Nanti setelah Pak Sihar, Pak Misbakhun.

F. PDI PERJUANGAN (SIHAR SITORUS):

Terima kasih Pimpinan dan rekan-rekan Anggota Komisi XI yang saya hormati. Selamat Pagi pada Pak Juda, terima kasih untuk presentasinya.

Jadi ini Pak Juda ini menarik juga Pak, nah ini tahun 93 MU vs Aston Villa skornya 2-1 Pak. Kebetulan saya di Manchester Pak saat itu, jadi kita tetangga hanya 2 jam perjalanaan, jadi mungkin masih sempat melihat (rekaman tidak jelas).

(26)

Pertanyaan saya Pak, Bapak tadi banyak melihat fokus juga di struktur form. Memang dalam benak saya structur form ini lebih kepada bisnis (rekaman tidak jelas) kalau mungkin karena Bapak dari Bank Indonesia tentunya kepada Sistem Keuangan. Namun keputusan kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia tentunya intinya mengalir jauh ke sektor real, yang saat ini mungkin belum kita lihat. Terutama kalau saya perhatikan dari papernya Bapak yang sempat saya baca, di mana Bapak menulis tentang dampak ekonomi pada saat krisis ekonomi yang lalu.

Di mana kalau tidak salah satu analisa Bapak mengatakan bahwa pertumbuhan bagus inflasi bisa ditekan (rekaman tidak jelas) juga menurun, pada kondisi sekarang grossnya juga turun, inflasi tapi turun, eksternal date nya mungkin naik. Nah ini terjadi suatu perubahan tentunya. Tadinya saya berharap bahwa dalam presentasi Bapak juga tadinya sedikit dari hasil riset Bapak. Bagaimana riset Bapak yang kemarin ini akan membantu Bapak dalam pengambilan keputusan. Bagaimana tadi disampiakan oleh rekan saya Blie tadi, bahwa pengambilan keputusannya kolektif kolegial.

Kemudian coba saya adukan (rekaman tidak jelas) tentang (rekaman tidak jelas) Financial system ya kalau tidak salah. Di mana ada (rekaman tidak jelas) hipotesis yang tentunya sih sebenarnya kayak Pak Musthofa katakan, kalau kita mau peluk pengusaha-pengusaha kecil warungan ini, ya mau tidak mau saya pinjam Pak Musthofa dulu dari pada ke Pak Juda di Bank. Nah tentunya bagaimana kita UMKM ini bisa melompati (rekaman tidak jelas) yang secara internal sangat terbatas tapi bisa mendapatkan bantuan dari eksternal khususnya dalam financing. Sehingga apa yang mungkin di sampaikan Bapak ini tentang UMKM ini bisa teratasi.

Karena basic problem UMKM adalah selalu dia (rekaman tidak jelas) dia pasti akan pilih internal financing dari pada ke external financing. Nah ini (rekaman tidak jelas) ke mana, karena tadi Bapak juga mengatakan kan kita semua sepakat bahwa kita mau keluar dari (rekaman tidak jelas) tapi kita tidak pernah mendengar berapa sih pertumbuhan yang harus kita dapatkan untuk keluar dari midle income tadi itu, hingga kita bisa mendisain secara utuh baik itu sistem keuangan maupun sistem (rekaman tidak jelas) Jadi structur form-nya ini tidak berhenti di structur form of financial system tapi juga masuk ke bisnis (rekaman tidak jelas).

Sekian dari saya terima kasih. KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih Pak Dr. Sihar Sitorus. Berikutnya sebelum Pak Misbakhun, nanti kita sepakat ya, abis ini baru dijawab oleh Pak Juda ya. Silakan Pak Misbakhun. Siap-siap Pak Kamrussamad.

(27)

F. P. GOLKAR (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, SE., MH):

Terima kasih Pak Ketua dan Pimpinan yang saya hormati. Anggota Komisi XI yang saya hormati. Pak Juda Agung salah satu Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia yang saya hormati.

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Kalau saya perhatikan dari papernya Bapak Juda, saya melihat ada sebuah perbedaan. Bahwa Bapak sangat memahami permasalahan terhadap apa yang terjadi saat ini, berikan pemahaman yang komprehensif kemudian sangat dalam, detail dan sangat (rekaman tidak jelas) gitu. Tapi level Deputi Gubernur itu kan bukan level tehnical Pak, tapi itu adalah level politics. Kenapa Pak? di pilih juga melalui level politik saat ini.

Saya ingin melihat bahwa dari perjalanan karir Bapak, Bapak pernah di IMF dan menempati posisi yang sangat penting strategis. Dan saya termasuk sedikit yang memberikan (rekaman tidak jelas) bahwa salah satu institusi di Indonesia ini yang mempunyai SDM yang baik. Institusinya saya mengatakan itu ada di Central Bank, yaitu di Bank Indonesia. Dan saya mengamati dari banyak tempat di seluruh dunia juga saya menyaksikan bahwa Bank Central di banyak Negara juga mempunyai sumber daya yang sangat bagus.

Deputi Gubernur Bank Indonesia itu bukan jabatan yang tehnical, tapi ini pengalaman dan experience technical itu menjadi sebuah basis knowledge yang memadai, jika orang berada dalam sebuah jabatan yang tinggi. Lah saya ingin tahu Pak di pikirannya Pak Juda dengan semua yang Bapak janjikan tadi, saya memperhatikan sejak awal apa yang Bapak sajikan. Bahwa mengamati situasi saat ini mengenai fase-fase pemulihan ekonomi. Saya membaca banyak paper tentang pemulihan bagaimana (rekaman tidak jelas) dan Bapak memberikan tadi soal fase keluar ini ada mulai dari 2020 hal 15 ini sampai 2021 kemudian 2022.

Kita ini kan Bapak tahu, Bapak kan hadir dalam setiap rapat kita di sini. Bahwa kita ini mempunyai permaslahan yang sangat mendasar dan struktural sekali. Bahwa apa komunikasi yang tidak menarik kenapa? Di level sehingga kita di ruangan ini kita harus menyelesaikan secara politik antara Bank Central sebagai pengambil kebijakan moneter dan Menteri Keuangan sebagai pengambil kebijakan fiskal.

Jadi saya ingin menguatkan apa yang disampaikan oleh Pak Jon. Masing-masing ini (rekaman tidak jelas) dirinya untuk berada di dalam (rekaman tidak jelas) masing-masing dan menjaga ego sektoral kelembagaannya. Secara kelembagaan itu sangat bagus, karena dia ingin menjalankan tugas dan kewenangan kelembagaannya itu secara benar. Tetapi kan permasalahannya tidak bisa selesai kalau masing-masing menjaga ego sektoral ini.

(28)

Kalau semuanya bertahan pada pikiran bahwa saya mempertahankan Undang-Undang dan sebagainya ini ada, lah saya ingin tahu pada posisi walaupun bukan yang tertinggi di Bank Central selaku pengambil kebijakan moneter, apa yang bisa Bapak kontribusikan dalam pemikiran untuk menyelesaikan kasus seperti ini. Kenapa ketika pada level Deputi Gubernur akan berhadapan dengan Gubernur yang bisa saja pandangannya berbeda dengan Bapak. Sementara Bapak ingin memberikan kontribusi yang memadai untuk ego sektoral ini. Sehingga apa, yang kita selesaikan itu bukan masalah kelembagaan tapi permasalahan Negara.

Saya ingin tahu perspektif Bapak sebagai Calon Deputi Gubernur untuk masuk dalam sebuah levelling pemikiran ini, akan berbenturan dengan definisi secara politik dan berbenturan dengan Gubernurnya juga dipilih secara politik. Nah ini cara melakukan solusi ini tanpa harus meninggalkan institusi kelembagaan, apa harus kesannya melawan, apa harus seperti apa tapi masalahnya bisa terselesaikan. Itu saja Pak terima kasih.

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh.

Terima kasih Pak Misbakhun. Berikutnya Pak Kamrussamad, Ibu Hj. Vera Febyanthy mau nanti menyampaikan walaupun beliau terakhir datang. Baik, silakan Pak Kamrussamad, waktu dan tempat.

F. P. GERINDRA (KAMRUSSAMAD):

Terima kasih Pak Eriko, Pimpinan dan Anggota Komisi XI, Pak Juda Agung, saya Kamrussamad dari Fraksi Gerindra Pak. Senang sekali mendapat paper dari Bapak, judulnya saja memberi optimisme yang luar biasa Pak. Akselarasi ekonomi dan reformasi menuju Ekonomi Baru. Memang kalau dari judul itu kira-kira yang Bapak maksudkan ekonomi baru itu yang lebih inklusif, lebih sesionable dan lebih tahan terhadap gejolak yang semakin sulit ya seperti itu barangkali yang Bapak harapkan paparkan.

Nah dalam 6 visi yang Bapak sampaikan memang kebijakan makro prudential. Saya ingin mendapatkan gambaran dari Bapak bahwa pembatasan risiko dan biaya dari krisis sistem keuangan ini kan makro prudential ini tujuannya untuk menjaga Stabilitas Sistem Keuangan, yang kita harapkan bisa berorientasi pada Sistem Keuangan secara keseluruhan. Jadi dalam bentuk seperti apa strategi penjabaran Bapak dalam pengawasan dan implementasi dari makro prudential ini, baik yang sifatnya offside maupun yang onside.

Kemudian yang kedua, penerapan sistem kehati-hatian ini dalam menjaga keseimbangan Pak, antara makro prudential dan mikro prudential. Nah kita perlu sedikit penjabaran dari Pak Juda tentang hal ini. Lalu kemudian penguatan Kelembagaan yang sebagai Otoritas tunggal, kewenangan berbagai Otoritas kemudian Komite Khusus dalam menentukan penataan

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa hal yaitu pengaturan pola makan, aktivitas fisik, konsumsi obat-obatan secara teratur, rutin mengecek kadar gula

Seluruh jajaran dari Hiswana Migas yang hadir pada kesempatan hari ini. Sebagai pembuka pertanyaan saja perlu barang kali nanti bisa saling melengkapi. Kita kalau

Pada peta jarak dari garis pantai, kelas yang sangat rentan itu mempunyai jarak dari garis pantai yang sangat dekat yaitu kurang dari 500 meter, itu

Pemilihan jenis ikan merupakan langkah pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha budidaya perikanan.Proses penentuan jenis ikan ini dapat dilakukan

Ketua, ini pelecehan. Kita harus sepakat saja, kita mau lanjutkan atau tidak? Kalau tidak, kita harus ambil tindakan politik, dari awal Bapak menjawab semua

[r]

Kami masukkan juga masalah karhutla ini karena memang ke depan kita akan menghadapi musim kering yang panjang sehingga tentunya masalah karhutla ini betul-betul

Bapak ini kan karena baru sebentar, nanti Bapak sudah 6 (enam) bulan Bapak stress ini teman-teman ini gila saja nggak Pak kenapa dia disuruh kerja duitnya nggak ada