• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK SIPIL TEKNIK ELEKTRO TEKNIK INFORMATIKA. Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 ISSN : JUDUL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIK SIPIL TEKNIK ELEKTRO TEKNIK INFORMATIKA. Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 ISSN : JUDUL PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SITROTIKA

TEKNIK SIPIL – TEKNIK ELEKTRO – TEKNIK INFORMATIKA

Volume 11, Nomor 2, Juli 2015 ISSN : 1693-9670

JUDUL PENELITIAN

1. Analisa Efektifitas Jalur Pejalan Kaki Pada Rencana Pengembangan Trotoar Dan

Landscape Jalan Siliwangi Tasikmalaya, Wendi Hendrina, Herianto, Nina Herlina.

2. Analisis Check Dam Sebagai Bangunan Pengendali Sedimen Pada Sungai Ciliung

Dengan Dua Alternatif Debit Banjir, Asep Kurnia Hidayat, Ivan Nurandi.

3. Analisis Potensi Oscilating Water Column (OWC) Sebagai Pembangkit Listrik

Tenaga Gelombang Laut, Abdul Chobir, Nurul Hiron, Empung.

4. Studi Jaringan Tegangan Rendah 380/220 V, Edvin Priatna, Ifkar Usrah, Anang

Sudarna.

5. Analisa Konservasi Energi Listrik Dengan Meningkatkan Kualitas Daya Listrik,

Sutisna, Nurul Hiron.

6. Pengaruh Bentuk Geometri Terhadap Kuat Tekan Paving Block, Yusep Ramdani,

Iman Handiman, Agus Widodo.

7. Redesign Bentuk Bangunan Di Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan, Indra

Mahdi

8. Teknologi Sms Pada Monitoring Lingkungan Dengan Wireless Sensor Network

(WSN) Asep Andang, Nurul Hiron, Nundang Busaeri.

9.

Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Penjadwalan Sidang Kerja Praktek/

Tugas Akhir,

Yuki Rizki Adam Nugraha, Husni Mubarok, R. Reza El Akbar.

10. Mengukur Tingkat Kepuasan Penghuni Perumahan Menggunakan Cara Servqual,

Murdini Mukhsin.

11. Implementasi Sms Gateway Untuk Aplikasi Polling Sms Survey Pemilihan Bupati Di

Kabupaten Pangandaran, Acep Irham Gufroni, Cecep Muhamad Sidik R, Hendra

Pratama.

FAKULTAS TEKNIK

(2)

PENGEMBANGAN TROTOAR DAN LANDSCAPE JALAN SILIWANGI

TASIKMALAYA ... 1

ANALISIS CHECK DAM SEBAGAI BANGUNAN PENGENDALI

SEDIMEN PADA SUNGAI CILIUNG DENGAN DUA ALTERNATIF

DEBIT BANJIR ... 10

ANALISIS POTENSI OSCILATING WATER COLUMN (OWC)

SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT ... 18

STUDI JARINGAN TEGANGAN RENDAH 380/220 V ... 26

ANALISA

KONSERVASI

ENERGI

LISTRIK

DENGAN

MENINGKATKAN KUALITAS DAYA LISTRIK ... 35

PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN

PAVING BLOCK ... 43

REDESIGN BENTUK BANGUNAN DI KAWASAN PERMUKIMAN

KUMUH PERKOTAAN ... 48

TEKNOLOGI SMS PADA MONITORING LINGKUNGAN DENGAN

WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN) ... 63

RANCANG

BANGUN

SISTEM

INFORMASI

MANAJEMEN

PENJADWALAN SIDANG KERJA PRAKTEK/ TUGAS AKHIR... 69

MENGUKUR TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI PERUMAHAN

MENGGUNAKAN CARA SERVQUAL ... 76

IMPLEMENTASI SMS GATEWAY UNTUK APLIKASI POLLING SMS

(3)

1

ANALISA EFEKTIFITAS JALUR PEJALAN KAKI PADA RENCANA PENGEMBANGAN TROTOAR DAN LANDSCAPE JALAN SILIWANGI

TASIKMALAYA

Wendi Hendrina, Herianto, Nina Herlina

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

ABSTRAK

Tasikmalaya merupakan kota yang perkembangannya berjalan sangat cepat, mulai dari perkantoran, pendidikan sampai pertokoan saat ini sudah menjamur dimana-mana. Salah satunya adalah kawasan Jalan Siliwangi yang merupakan pusat aktivitas Pendidikan di Tasikmalaya. Kawasan ini telah mengakibatkan pergerakan manusia yang sangat padat sehingga membawa konsekuensi terjadinya konsentrasi pejalan kaki. Oleh karena itu, keberadaan fasilitas – fasilias pejalan kaki yang memadai mutlak diperlukan. Diantaranya adalah keberadaan jalur pedestrian atau pejalan kaki di Jalan Siliwangi Tasikmalaya.

Dari hasil analisa survei traffic counting pada Jalan Siliwangi volume puncak terdapat pada trotoar Jalan Siliwangi pos pengamatan 3 pada hari Senin,30 juni 2014 pukul 17.15-17.30 dengan jumlah volume pejalan kaki 76 orang/15 menit dengan jarak pandang 10 meter. Dan dari hasil perhitungan diketahui lebar trotoar yang dibutuhkan adalah 1,6 meter ditambah kebutuhan pohon peneduh 0,6m menjadi 2,2m, sedangkan lebar trotoar eksisting adalah 1,5 m.

Kata Kunci : Pejalan Kaki, Trotoar, Volume Pejalan Kaki

ABSTRACT

Tasikmalaya is a city with the fast development, started from offices, educations, to shops, in

which those facilities spread everywhere nowadays. Siliwangi street is one of the areas which is a educational center. This area has caused the dense human movement, so that it is full of pedestrians. Therefore, the existence of pavement footways is absolutely necessary.

Based on the result of traffic counting survey at Siliwangi Street, the top volume is at the

pavement of Siliwangi Street in the observation post 3 on Sunday, June 30th, 2014 at

17.15-17.30, with the total numbers of pedestrians 76 persons/15 minutes and the view distance 10 m. Moreover, based on the calculation result, the required pavement width is 1.6 m, and the area for shading trees is 0.6 m into 2.2 m, while the existing pavement width is 1.5 m.

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tujuan utama dari

manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk

memisahkan pejalan kaki dari arus

kendaraan bermotor, dengan menyediakan trotoar. Fungsi utama trotoar adalah untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan dan kenyamanan pejalan kaki tersebut. Disamping itu, trotoar juga berfungsi memperlanc]ar lalulintas jalan

raya karena tidak terganggu atau

terpengaruh oleh lalu lintas pejalan kaki, namun seringkali trotoar dimanfaatkan untuk tindakan yang tidak sesuai dengan fungsinya, seperti digunakan tempat untuk berdagang atau juga sebagai lahan parkir liar.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis

mencoba untuk mengindentifikasi

permasalahan berkenaan dengan kondisi eksisting trotoar yang ada di jalan Siliwangi Tasikmalaya, terutama dari fisik trotoar, keadaan landscape dan pemanfaatan fungsi-fungsinya serta kenyamanan terhadap pejalan kaki.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah :

a. Mengetahui jumlah pejalan kaki yang

melintasi daerah study pada periode waktu tertentu.

b. Menganalisa kinerja trotoar pada

kondisi eksisting yang ada di daerah study.

c. Menganalisa berbagai hambatan yang

mengganggu kelancaran para pejalan kaki.

d. Membandingkan landscape jalan yang

ada di daerah studi dengan apa yang telah di tetepkan oleh Dinas Pekerjaan Umum.

e. Mengetahui tanggapan dari pengguna

jalan tentang keadaan dilapangan serta bisa mengetahui pasilitas pendukung apa saja yang dibutuhkan.

1.4 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan waktu maupun kemampuan

peneliti, maka dilakukan pembatasan

masalah sabagai berikut:

1. Ruas trotoar yang di tinjau adalah dua sisi trotoar jalan Siliwangi di tiga titik

(5)

3

pos pengamatan dengan panjang

keseluruhan -/+ 500m.

2. Tidak melakukan perhitungan jumlah

kendaraan.

3. Tidak melakukan perencanaan struktur

trotoar.

4. Tidak melakukan analisa biaya.

5. Tidak merencanakan halte, jembatan

penyebrangan, saluran drainase,

instarasi atau jaringan listrik, dan pasilitas lain.

6. Survey dilakukan pada awal bulan suci

Ramadhan dan bertepatan dengan musim libur semester.

7. Sampel yang diamati adalah semua

pejalan kaki yang berjalan searah dengan jalur trotoar, tidak termasuk pejalan kaki yang memotong panjang trotoar dan pedagang kaki lima yang menempati trotoar.

8. Penelitian ini menggunakan data primer

mengenai hal – hal terkait

dengan kenyamanan pejalan kaki

terhadap pemanfaatan trotoar di Jalan Siliwangi Tasikmalaya

9. Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah melalui teknik dokumentasi,

angket atau kuesioner, dan

wawancara(interview).

10. Lokasi pengambilan data hanya berada di kawasan depan Universitas Siliwangi yang termasuk kawasan padat dilaluli pejalan kaki.

1.5 Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber acuan untuk pengambilan data untuk memenuhi Tugas Akhir ini didapat melalui :

a. Observasi yaitu pengamatan terhadap

arus lalulintas pejalan kaki yang

dilakukan di tempat penelitian.

Meliputi Dokumentasi, Survei

perhitungan, kuisioner dan wawancara

b. Studi Literatur dokumentasi dan

membaca buku-buku yang

berhubungan dengan masalah

penelitian dan melakukan pemotretan di tempat penelitian.

II. LANDASAN TEORI

2.1 Sarana dan Prasarana Jalan

Sebagaimana dinyatakan dalam

Undang – Undang tentang jalan no. 34 tahun 2006, jalan adalah salah satu prasarana

perhubungan darat. Jalan mempunyai

peranan penting dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan serta di pergunakan untuk sebesar - besarnya

mencapai kemakmuran rakyat. Jalan

mempunyai peranan untuk mendorong pengembangan semua Satuan Wilayah

(6)

Pengembangan dalam usaha mencapai tingkat perkembangan antar daerah yang semakin merata.

2.2 Trotoar

Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapisan permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. Fungsi utama trotoar adalah untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan dan kenyamanan pejalan kaki tersebut.

2.2.1 Penempatan Trotoar

Suatu ruas jalan dianggap perlu dilengkapi dengan trotoar apabila disepanjang jalan tersebut terdapat penggunaan lahan yang mempunyai potensi menimbulkan pejalan kaki. Penggunaan lahan tersebut antara lain perumahan, sekolah, pusat perbelanjaan, pusat perdagangan, pusat perkantoran, pusat hiburan, pusat kegiatan sosial, daerah industri, terminal bus dan lain-lain.

2.2.2 Dimensi Trotoar

Secara umum trotoar dapat

direncanakan pada ruas jalan yang terdapat volume pejalan kaki lebih besar

dari 300 orang per 12 jam (6.00-18.00) dan volume lalu lintas lebih besar dari 1000 kendaraan per 12 jam (6.00-18.00). Ruang bebas trotoar tidak kurang dari 2,5 meter dan kedalaman bebas tidak kurang dari 1 meter dari permukaan trotoar dengan kebebasan samping tidak kurang dan 0,3 meter.

Lebar trotoar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

W = 𝑉

35 + N ... (2.2)

2.3 Pejalan Kaki

Pejalan kaki adalah istilah

dalam transportasi yang digunakan untuk menjelaskan orang yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik dipinggir jalan, trotoar, lintasan khusus bagi pejalan kaki ataupun menyeberang jalan. Untuk melindungi pejalan kaki dalam berlalu lintas, pejalan kaki wajib berjalan pada bagian jalan dan menyeberang pada tempat penyeberangan yang telah disediakan bagi pejalan kaki.

2.3.1 Fasilitas Pejalan Kaki

Fasilitas pejalan kaki adalah semua bangunan yang disediakan untuk pejalan kaki guna memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan dan kenyamanan pejalan kaki. (Direktorat BSLLAK,1999). A. Trotoar

(7)

5

B. Zebra Cross C. Pelican Cross

D. Jembatan Penyeberangan E. Terowongan

III . KEGIATAN PENELITIAN

3.1 Alat Penelitian

Untuk mendukung dalam

memperoleh data yang akurat, maka dalam proses pengambilan data yang dikukan dilapangan, maka penyusun diharuskan memakai beberapa alat bantu yang dapat menunjang dalam memperoleh data

3.2 Waktu Observasi

Untuk pengambilan data dalam seminggu diambil 3 karakteristik yaitu untuk hari kerja Senin dan Rabu dan hari santai diambil hari Sabtu. Untuk melakukan survei lapangan dilakukan pada waktu jam puncak yaitu pagi, siang dan sore seperti terlihat pada tabel III.1

Tabel III.1 : Jadwal Observasi.

Lokasi Survei Hari Waktu Pengamatan Jalan Siliwangi Tasikmala ya Senin 30 Juni 2014 08,30 – 10,30 WIB (pagi) 12,00 – 14,00 WIB (siang) 15,30 – 17,30 WIB (sore) Rabu 02 Juli 2014 08,30 – 10,30 WIB (pagi) 12,00 – 14,00 WIB (siang) 15,30 – 17,30 WIB (sore) Sabtu 05 Juli 2014 08,30 – 10,30 WIB (pagi) 12,00 – 14,00 WIB (siang) 15,30 – 17,30 WIB (sore)

3.3 Survei Lalu Lintas

Pengumpulan data dan analisis dalam penelitian ini secara garis besar adalah karakteristik lalu lintas pejalan kaki di ruas trotar jalan tersebut. Survai arus lalu lintas pejalan kaki dilakukan dengan mencatatkan jumlah pejalan kaki yang berada di trotar maupun di bahu jalan yang melewati pos

pengamatan. Jarak pandang untuk

menghitung pejalan kaki yang melewati pos pengamatan adalah 10 meter.

Pos pengamatan terdiri dari 3 tempat, yaitu :

a. Titik 1 berada di depan Kejaksaan Negeri.

Pada titik ini merupakan jalur yang biasa dilewati oleh pejalan kaki yang berasal dari perempatan Padayungan ke universitas siliwangi dan sebaliknya. Keadaan pisik trotoar disini mengalami kerusakan di berbagai titik, seperti pecahnya lantai perkerasan trotoar namun minim oleh para PKL.

b. Titik 2 depan Asjap Bussines Center.

Pada titik ini merupakan jalur yang paling sering biasa dilewati oleh para pejalan kaki. Keadaan pisik trotoar disini mengalami kerusakan di berbagai titik, seperti pecahnya lantai perkerasan trotoar, banyaknya PKL yang berjualan, penempatan tempat sampah

(8)

yang tidak teratur hingga tiang papan reklame yang berjejer di sepanjang daerah trotoar.

Gambar 3.2 Trotoar Pos penelitian 2

c. Titik 3 di Perempatan Gunung roay.

Pada titik ini merupakan jalur yang paling ramai oleh para pejalan kaki, karena murapakan pertemuan para pejalan kaki dari berbagai arah, yaitu dari jalan BKR, jalan

Peta dan dari arah Cilolohan. Keadaan pisik trotoar disini belum mendapat

perkerasan, malah bisa dkatakan disini belum terdapat trotoar,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perhitungan Volulme Pejalan Kaki

Tabel IV.1 Volume pejalan kaki Jalan

Siliwangi Pos 1, sebelah Selatan Senin, 30 Juni 2014

(Sumber : Hasil Analisis Juni 2014)

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Pembahasan Penelitian Lebar

Trotoar

Lebar trotoar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

W = 𝑷

𝟑𝟓 + N

W = Lebar trotoar (meter).

V = Volume pejalan kaki rencana/dua arah (orang/meter/menit). N = Lebar tambahan sesuai dengan

keadaan setempat (m).

Lebar jalur pejalan kaki harus ditambah, bila patok rambu, kotak surat, pohon peneduh atau pasilitas umum lainnya ditempatkan pada jalur tersebut. Dalam keadaan ideal untuk mendapatkan lebar minumum dipakai rumus sebagai berikut:

Periode Waktu

Jumlah Pejalan Kaki Arah ke Barat Arah ke Timur 08.30 – 08.45 10 7 08.45 – 09.00 10 13 09.00 – 09.15 10 8 09.15 – 09.30 6 13 09.30 – 09.45 6 6 09.45 – 10.00 8 6 10.00 – 10.15 7 6 10.15 – 10.30 7 7 12.00 – 12.15 6 8 12.15 – 12.30 6 5 12.30 – 14.45 7 5 14.45 – 13.00 7 5 13.00 – 13.15 8 7 13.15 – 13.30 12 6 13.30 – 13.45 7 6 13.45 – 14.00 5 6 15.30 – 15.45 11 7 15.45 – 16.00 8 8 16.00 – 16.15 7 7 16.15 – 16.30 10 10 16.30 – 16.45 12 13 16.45 – 17.00 20 6 17.00 – 17.15 12 11 17.15 – 17.30 8 9 Jumlah 210 185

(9)

7

LT = Lp + Lh

Dimana:

LT = Lebar Total jalur pejalan kaki

Lp = Lebar jalur pejalan kaki yang

diperlukan sesuai dengan tingkat

kenyamanan yang diinginkan

Lh = lebar tambahan akibat

halangan bangunan-bangunan yang ada Disampingnya

4.2.2 Pembahasan Wawancara

Wawancara dilakukan pada tiga objek yang berbeda, diantaranya pejalan kaki, pedagang kaki lima (PKL) da petugas parkir yang ada di daerah bjek penelitian. Adapun tujunnya adalah untuk memperoleh informasi yang beragam dan berbeda sesuai dengan

pandangan tiap objek narasumber.

Wawancara ini di lakukan di tempat yang paling ramai oleh aktifitas dari tiap-tiap objek.

4.3 Kondisi Eksisting Jalur Pejalan Kaki

a) Trotoar

Kondisi eksisting trotoar

merupakan keadaan trotoar

dilapangan. Adapaun kondisi ke 6 lokasi titik pengamatan.

b) Evaluasi Eksisting

Penyebrangan Zebra Cross

Kondisi eksisting zebra cross

merupakan kondisi dilapangan.

Jumlah zebra cross pada daerah studi berjumlah 5 buah, yaitu :

1) Depan pintu utama Kejaksaan Negeri Tasikmalaya

2) Depan gerbang utama Universitas Negeri Siliwangi sebelah Barat 3) Depan gerbang utama Universitas

Negeri Siliwangi sebelah Timur 4) Depan kantor Bank BPR.

5) Tepat sebelum perempatan Gunung Roay.

Meskipun letaknya saling

berdekatan,amun meskipun jaraknya

berdekatan, tidak semua pasilitas

pendukungnya memadai.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari data-data hasil survei dilapangan, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :

1. Volume lalu lintas pejalan kaki

tertinggi/puncak terdapat pada trotoar jalan Siliwangi pada pos 3 dihari Senin pukul 17.15-17.30 WIB dengan jumlah pejalan kaki sebanyak 76 orang/15 menit. Sedangkan Volume lalu lintas pejalan kaki terrendah terdapat pada trotoar jalan Siliwangi pos 1 di hari senin pukul 12.15-12.30 WIB dengan jumlah pejalan kaki hanya 22 orang/15 menit.

(10)

2. Kondisi eksisting dari trotoar banyak yang mengalami kerusakan, mulai dari retak dan bolongnya permukaan trotoar sampai ambruknya dinding saluran drainase.

3. Penempatan tiang listrik, telephone,

dan papan reklame yang berdiri di atas trotoar telah mempersempit lebar dari trotoar itu sendiri, sehingga menjadi kurang ideal bagi pejalan kaki ketika

berpapasan dengan pejalan kaki

lainnya. Serta banyaknya Pedagang Kaki Lima di area trotoar semakin mempersempit area pasilitas pejalan kaki

4. Kurangnya keberadaan Lampu

Penerangan Jalan, menyebabkan

keadaan gelap di beberapa titik. Sedangkan pohon peneduh jumlahnya sangat jauh dari cukup, di beberapa titik masih dalam tahap reboisasi atau penanaman ulang.

5. Dari total 25 orang responden, sekitar

64% pejalan kaki merasa tidak nyaman berjalan di trotoar dengan beberapa alasan, diantaranya oleh banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang

menempati ruas trotoar sehingga

menghalangi para pejalan kaki serta rusaknya permukaan trotoar akibat tidak adanya perawatan terhadap

pasilitas pejalan kaki tersebut.

Sedangkan 36% sisanya merasa

nyaman. Sekitar 36% pejalan kaki

merasa tidak aman berjalan di trotoar

akibat rusaknya pasilitas dan

banyaknya

6. hambatan samping sedangkan 64% sisanya

merasa aman.

7. Dari hasil Kuisioner dapat di simpulkan

bahwa fasilitas yang perlu ditingkatkan adalah lampu penerangan jalan dimalam hari, tempat duduk untuk pejalan kaki, pohon peneduh dan tempat sampah. Sedang menurut pedagang kaki lima (PKL) dapat disimpulkan bahwa sebenarnya para PKL juga ingin di tata dan mau dipindah asal tempat yang baru memungkinkan adanya konsumen da tidak mengganggu aktifitas pejalan kaki.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian penulis, saran yang dapat diberikan antara lain :

1. Memperlebar trotoar menjadi 2,2 meter sesuai hitungan setelah di tambahkan dengan kebutuhan lahan untuk pohon peneduh dan keberadaan tiang listrik dan reklame.

2. Memperbaiki pasilitas pejalan kaki beserta dainasenya, sebab bukan hanya saja mengganggu kenyamanan pejalan kaki tapi juga mengakibatkan banjir ketika musim hujan tiba dikarenakan aliran air terhalang oleh material runtuhan dinding trotoar.

(11)

9

3. Penataan kembali posisi pohon, tiang listrik dan reklame menjadi sejajar, karena selain mengurangi hambatan arus pejalan kaki cara ini juga dapat

memperidah tata ruang kota.

Disamping itu juga perlu adanya relokasi para PKL ke tempat yang lebih aman, nyaman, serta tidak mengganggu aktifitas publik lainnya.

4. Penataan kembali jaringan listrik dan lampu penerangan jalan disepanjang jalan Siliwangi, penataan lampu secara

zig-zag akan lebih efektif menerangi

jalan dari kedua sisi. Pembenahan

kembali pohon peneduh, seperti

penggantian pohon yang sudah tua dan besar dengan pohon baru yang berdaun lebat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Petunjuk Perencanaan

Trotoar. Jakarta : Direktorat

Jenderal Bina Marga.

Anonim. 1999. Pedoman perencanaan

jalur pejalan Kaki pada Jalan Umum. Jakarta : Departemen

Pekerjaan Umum

Anonim. 1995. Tata Cara Perencanaan

Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Jakarta :

Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. 1997. Manual Kapasitas Jalan

Indonesia. Jakarta : Direktorat

Jenderal Bina Marga.

Anonim. 1991. Tata Cara Pemasangan

Rambu dan Marka jalan

Perkotaan. Jakarta : Direktorat

Jendral Bina Marga.

Anonim. 1996. Tata Cara Perencanaan

Teknik Lansekap Jalan. Jakarta

: Departemen Pekerjaan

Umum.

Anggita, Derry . 2010. Kinerja Ruas Jalan

Siliwangi Tasikmalaya. Tugas

Akhir, Jurusan teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi.

Fattan, Redhi . 2013. Kajian Penataan

Trotoar Dalam Rangka

Peningkatan Pelayanan

Kepada Pejalan Kaki, Tugas

Akhir, Jurusan teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi.

(12)

Gambar

Gambar 3.2  Trotoar Pos penelitian 2  c.  Titik 3 di Perempatan Gunung roay.

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana kemampuan guru dalam pelaksanaan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode sorogan yang dipadu dengan team teaching pada model pembelajaran

Disamping menyebabkan malformasi kongenital, kerja gen yang cacat menyebabkan banyak sekali kesalahan-kesalahan metabolism kongenital. Penyakit-penyakit ini,

HASIL PENELITIAN JUGA MENUNJUKAN BAHWA IBU YANG BEKERJA MEMPUNYAI TINGKAT PEGETAHUAN YANG LEBIH BAIK DARI IBU YANG TIDAK BEKERJA, KARENA IBU YANG BEKERJA BANYAK MEMILIKI

Pada masa pembelahan, sentromer merupakan struktur yang sangat penting, di bagian inilah lengan kromosom (kromatid) saling melekat satu sama lain pada

Penelitia n ini akan m engem ba ngkan m aterial berup a m em bran hidrogel nanokitosan berbentuk lem baran tipis yang a kan digunakan untuk m enutupi perm ukaan kawat

Cacat yang paling sering sering dilaporkan, tanpa memandang apakah ibu mendapat obat atau tidak adalah sumbing orofasial dan penyakit jantung kongenital.... Hanson dan Smith,

2) Guru memaparkan materi yang berkaitan dengan mutasi, serta macam macam mutasi. 3) Siswa memahami pengertian mutasi, serta macam - macam mutasi gen. 4) Guru memberikan

6 menggunakan ekstrak etil asetat biji alpukat (Persea americana Mill.) 3,25 gram terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes menunjukkan adanya