• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bidang kedokteran gigi bertujuan untuk mendapatkan penampilan dentofasial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bidang kedokteran gigi bertujuan untuk mendapatkan penampilan dentofasial"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAH ULUAN A. Latar Belakang

Perawatan ortodontik ada lah salah satu je nis perawatan yang dila kukan di bidang kedokteran gigi bertujuan untuk m endapatkan penam pilan de ntofa sial yang m enyenangkan secara estetika ya itu dengan m engoreksi susuna n gigi yang berjejal, m engoreksi penyim pangan rotasional dan apika l dari gigi gelig i, m engoreksi hubungan antar insisal serta m em bentuk hubungan oklusi yang baik (Gaber dkk., 2005). Perawatan ortodontik dilakukan denga n alat ortodontik, baik alat lepasan atau ala t cekat, untuk m enggerakka n gigi dan m engem balikan posisi gigi ya ng m enyim pa ng ke posisi yang baik sesua i oklusinya (Nanda, 2005).

Saat ini kesa daran pasien a kan pentingnya perawata n ortodontik untuk m engoreksi m aloklusi dan m alposisi gigi sem akin tinggi. Hal ini dapat diliha t dari sem akin m eningkatnya jum lah pa sien ortodontik yang datang ke klinik gigi. Jenis alat ortodontik ya ng paling sering diguna kan adala h alat cekat. A lat ini m em punyai 3 kom ponen dasar ya itu braket, kawat busur ( arc hwire), buccal tube, molar band dan aksesori. Interaksi dari be berapa kom ponen ini m enentukan cara berfungsinya ala t dengan baik. Hasil perawatan ortodontik ya ng baik dapat dicapai da lam waktu yang cukup lam a, berkisar antara 1 sam pai dengan 3 ta hun (Jonsonn dkk., 2007). Selam a kurun waktu perawatan tersebut tidak m enutup kem ungkinan terja dinya efek sam ping dari penggunaan alat ortodontik cekat.

Beberapa efek sam ping dari pem akaian a lat ortodontik yang lam a adalah terlepasnya ion logam penyusun aloi alat ortodontik ceka t ( Faccioni dkk., 2003),

(2)

dem ineralisa si em ail gigi dan karies gigi di sekitar braket ortodontik karena peningkatan pertum buhan bakteri pada sa liva dan plak gigi (Julien dkk., 2013), peningkatan pertum buhan bakteri Streptococcus mutans (Joon Ahna dkk., 2005), serta peningkatan pertum buhan Candida albicans pada perm ukaan alat ortodontik dan gigi (Gokda l dkk., 2002).

Terlepasnya ion nike l dari ala t ortodontik cekat dapat dia kiba tkan kondisi lingkungan rongga m ulut sangat kondusif untuk pem bentukan tarnis dan korosi karena selalu dalam keadaan ba sah, m engalam i perubaha n tem peratur dan pH. Peralatan ortodontik di da lam lingkungan rongga m ulut akan berpotensi m engalam i kerusa kan akibat faktor fisik m eka nis a lat da n agen kim ia. Kondisi tersebut aka n m enyebabka n sejum la h ion logam penyusun aloi m engalam i korosi. (Anusavice, 2013). Sem ua peralata n ortodontik cekat seperti braket, kawat lengkung gigi, molar band da n aksesori, terbuat terutam a dari bahan aloi logam stainle ss steel. Tipe stainless steel yang dipa kai da lam pem buatan braket se suai AISI (American Iron and Steel Institute) adalah tipe 303, 304, 304L, 316, dan 317. A loi stainlees steel ya ng digunakan untuk pem buatan braket m engandung 8% - 12% nike l dan 17% - 22% krom ium (Souza dan M enezes, 2008).

Potensi keadaan yang da pat m enyebabka n korosi pada brake t, selain karena faktor m ekanis alat, agen kim ia, pH saliva, adanya arus galva nik da lam rongga m ulut, prose dur daur ulang brake t yang terlepas dengan cara pem anasan juga dapat berpotensi untuk m enyebabkan korosi (Huang dkk., 2004). Anusavice (2013) m enyatakan bahwa cara pem anasan m erupakan faktor k ritis pada proses daur ulang braket karena m em pengaruhi struktur m ikro brake t. Braket yang

(3)

terbuat dari stainless steel pada suhu 4250 C dan 8500 C akan terjadi reaksi antara karbon dan krom m em bentuk karbid krom . Reaksi ini disebut sensitisasi dan akan m engurangi ke tahanan logam terhadap korosi.

Gim sdottir dkk. (1992) m elaporkan bahwa proses korosi braket dapat m enyebabkan terserapnya ion logam yang terlepas ke da lam tubuh. Has il korosi yang terbanyak dari aloi stainless steel adalah besi (Fe), krom ium (Cr) dan nikel (Ni). M eskipun terlepasnya ketiga elem en tersebut m em berikan efek yang m erugikan, nikel dan krom ium m endapatka n perha tian yang lebih karena dilaporkan keduanya berp otensi untuk m enye babkan alergi, keracunan, atau reaksi karsinogenik (Periera dkk., 1999).

Huang dkk. (2004) m elaporkan bahwa baik braket ortodontik baru dan braket ortodontik yang didaur ula ng, berpotensi m engalam i korosi dan m elepaskan ion nikel. Braket ortodontik daur ulang pa da pH basa, m elepaskan nikel sebe sar 59,08 ± 9,70 µg/L, lebih besar diba ndingka n braket baru yang m elepaskan nike l se besar 2,90 ± 0,13 µg/L, setelah direndam se lam a 1 hari. Berdasarkan penelitian Sfondrini dkk. (2010) didapatka n data bahwa braket daur ulang m elepa skan ion nike l sebesar 75,02 ± 170,29 µ g/L, brake t ortodontik baru m elepaskan ion nikel sebe sar 7,14 ± 20,83 µg/L. Terlepasnya ion nike l ini tentu saja akan berpengaruh terhadap jaringan lunak di dalam rongga m ulut pasie n. M enurut Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR) (1997) disebutka n bahwa toleransi asupan nikel yang dapat diterim a oleh tubuh dari air yang kita m inum adalah 2 µg/L, sehingga da pat dikataka n bahwa jum la h ion nikel

(4)

yang terlepa s dari brake t ortodontik dapat m em berikan efek yang m erugikan bagi kesehatan.

Perawatan ortodontik dapa t m em icu pe nyakit m ulut, seperti labial desquamation (Lindsten dan K urol, 1997), multiform erythema (Starkjaer dan M enné, 1990), gingivitis dan gingival enlargement (Gene lhu dkk., 2005; Kouraki dkk., 2005). M anifestasi tersebut bia sanya berhubungan de ngan respon inflam asi yang disebabkan ole h korosi perala tan ortodontik, terutam a karena terlepa snya ion nikel (Eliades dkk., 2003). Terle pasnya ion nikel dari a lat ortodontik dapat m em icu terjadinya respon inlfam asi terha dap ion nikel didasarka n pada reaksi hipersensitif tipe IV dan dim asnife stasikan sebagai stom atit is kontak alergi nikel (nickel-induced allergic contact stomatitis [N iACS]) (Genelhu dkk., 2005). M anifestasi klinis di m ulut yang m enunjukkan gejala alergi nikel m eliputi sensasi terbakar, hiperplasia gingiva, labial desquam ation, angular chelitis, erythem a m ultiform e, periodontitis, stom atitis de ngan eritem a ringan sam pai berat, hilangnya rasa atau rasa logam , kesem utan, nyeri di sisi lidah (Nobe l dkk., 2008). Penelitia n yang dilakukan oleh G ursoy dkk. (2007) m enunjukkan terdapat akum ulasi ion nikel pada jaringa n gingival yang m em icu proliferasi sel dan berlanjut m enja di gingiva l hiperplasia, pa da pem eriksaan histologis jaringan fibroblas m enunjukka n adanya penebalan epitel gingiva dan m eningka tkan proliferasi sel epitel gingiva secara signifikan.

Paparan ion nikel yang terlepas akan berpengaruh langsung terhadap jaringan luna k di rongga m ulut terutam a ging iva. Elem en selular yang terba nyak pada jaringan ikat gingiva adalah fibroblas. Peran dari fibrobla s adalah untuk

(5)

m enghasilkan protein, kolagen dan elastin struktur jaringan ikat serta glikoprotein. Sel fibroblas dapa t m engalam i je jas yang irreversibel akibat paparan bahan yang bersifat sitotoksik, sehingga proses perbaika n dan penyem buhan jaringa n gingiva yang m engalam i jejas akan m engalam i ganggua n karena sel fibroblas yang m ati atau nonviabel tidak dapat m ela kukan aktivitas fungsionalnya, yaitu berproliferasi m aupun m em produksi m atriks ekstrase lular dan fibronektin (T ipton dkk., 1985) .

Penelitia n in vitro dengan kultur fibroblas gingiva m anusia m enunjukkan bahwa ion nikel yang terlepas dari aloi Ni-Cr yang diim plan m am pu m engubah fungsi se l (M esser dan Lucas, 2000). Pene litian lain juga m elaporkan bahwa terjadi penurunan sinte sis DN A dan pengham batan enzim dalam kultur sel yang diberi pa paran dengan ion nikel (W ata ha dkk., 1991). M enurut Facc ioni dkk. (2003) terlepasnya ion nikel da n kobal dapa t m em acu ke rusakan DNA pa da sel m ukosa rongga m ulut. Beberapa ion logam te lah dilaporkan m em iliki kem am puan genotoksisitas, m ekanism e terjadinya dapat pada saat regeneras i kerusakan oksidasi D NA, intervensi pada fase DNA repair, dan saat terjadi replika si DN A. Penelitia n Faccioni dkk. (2003) juga m ela porkan bahwa hasil paparan ion nikel sebesar 2,521 ± 1,764 µg/L da n kobal sebesar 0,568 ± 0,403 µg/L dapat m enyebabkan kerusa kan DNA dan kem atian sel secara apoptosis, hal ini ditunjukkan dengan sem akin banyak sel-sel kom et dan se l-sel yang apoptosis. Sebagaim ana proliferasi da n diferensiasi, apop tosis atau kem atian sel terprogram , penting da lam m engontrol pertum buhan, adanya gangguan dalam jalur tersebut akan m engakibatkan pertum buhan se l abnorm al (Yu dkk., 2012).

(6)

M enurut Davies dkk. (1991) pasien yang m engguna kan alat ortondontik , m engalam i peningkatan pla k gigi 3 kali dibandingkan pasien yang tidak dirawat ortodontik. Berdasarkan penelitia n Fors dan Persson (2006) kandungan ion nikel dijum pai 2 kali lebih besar pada plak gigi ya ng m enem pel di perm ukaan braket dan m olar band daripada di perm ukaan em ail gigi. M eningkatnya jum lah plak gigi pada pasien ortodontik akan m enjadi m asalah, karena plak gigi m erupakan m edia yang paling potensial untuk tum buhnya bakteri di rongga m ulut (Haake dkk., 2002). Penum pukan bakteri terjadi pada acquire d pellicle plak, sedangkan pelike l sendiri terbentuk segera setelah gigi dibersihkan. Koloni bakteri yang m ula-m ula terbentuk a dalah koloni gram positif yaitu streptococcus, neisseria dan actinomices. Pem akaian a la ortodontik m enciptakan lingkungan yang m enguntungkan bagi akum ulasi m ikroorganism e, yang m enyebabkan dem ineralisa si atau m em perbur uk karies yang sudah ada se belum nya. Dem ineralisa si em ail disebabkan oleh asam organik, yang diproduksi terutam a oleh Stre ptoc occus mutans. Insiden dem ineralisasi em ail setelah pem akaian alat ortodontik cekat dapat m encapai 50% pasien (Joon Ahna dkk., 2005). M enurut penelitan Rym ovicz dkk. (2013) dilaporkan bahwa terlepasnya ion nikel dari alat ortodontik dapa t m eningkatkan virule nsi S. mutans.

Selain koloni bakteri yang terbentuk, akum ulasi candida juga m eningkat pada pasien ya ng m engguna kan ala t ortodontik. G okda l dkk. (2002) m elakukan penelitian tentang pengaruh perawatan ortodontik terhadap pertum buha n candida yang m enunjukkan peningka tan pertum buhan candida, terutam a banyak ditem uka n di perm ukaan braket ortodontik. Berdasarka n pene litian tersebut, 60

(7)

pasien ortodontik yang dite liti, 15 pasien ortodontik (25%) ditem ukan peningkatan koloni Candida albica ns pa da sel m ukosa oral. Peningkatan pertum buhan candida dalam perawata n ortodontik dapa t m em icu terjadinya candidiasis dan angular che ilitis (Yesudian dan M em on, 2003). Hal ini dapat diperberat denga n adanya ion logam nikel yang terlepas dari a lat ortodon tik, sehingga dapa t m em icu terja dinya candidiasis dan anguler cheilitis pada pa sien ortodontik tersebut (Brusca dkk., 2007). M engingat efek sam ping pem akaian alat ortodontik tersebut, perlu dilakuka n upaya-upaya untuk m encegah terjadinya paparan ion logam lebih lanjut de ngan m engham bat pertum buhan ba kteri Sterptococcus mutans da n Candida albicans.

Kitosan m erupakan polim er pengke lat (zat pengkelat ialah m ole kul yang berm uatan negatif atau berisi oksige n yang bereaksi denga n ion logam berm uatan positif m em bentuk kom pleks yang stabil) yang berasa l dari bahan alam i karena kitosan m em iliki kem am puan untuk m engika t logam da n m em bentuk kom pleks logam -kitosa n. Kitosan m erupakan ba han pengkela t yang sangat ba ik (W an Ngah dkk., 1998). E lektron dari nitroge n yang te rdapat pada gugus am ina dapat m em bentuk ikatan kovale n denga n ion logam transisi, kitosan se bagai donor elektron pada logam transisi (G uiba l, 2004). K itosan m erupakan polim er polikationik a lam i ya ng dapat berperan sebagai adsorben terhada p logam berat air lim bah (O nsoyen da n Shaugud, 1990). Lie dkk. (2008) m ela porkan bahwa kitosan dapat digunakan sebagai a dsorbe n yang baik pada beberapa logam berat se perti seng (Z n), nikel (Ni), tim ba l (Pb) m angaa n (M g), kadm ium (Cd), tem baga (Cu), dan besi (Fe) dengan tujuan untuk pegolahan a ir lim ba h. Kitosan bersifat non

(8)

-toksik dan m erupakan polisakarida alam i yang terdiri dari kopolim er glukosam in dan N-asetil glukosam in. Karakteristik kim ia yang sa ngat penting sekali untuk interaksi kitosan-logam adalah derajat deasetilasi (DD) dan berat m ole kul (M W ) (Onsoyen dan Skaugud, 1990; Berger dkk., 2004).

Banyak penelitian ya ng telah dilakukan de nga n m enggunakan kitosan tetapi penggunaan nanokitosan se bagai adsorben ion nike l yang terle pas dari alat ortodontik cekat belum pernah dilakuka n. Piliha n pengunaan ukuran nanokitosan didasarka n ole h karena nanopartikel m erupaka n partikulat m aterial dengan paling sedikit sa tu dim ensi le bih kecil dari 100 0 na nom eter. Ukuran nanopartikel um um nya bervariasi a ntara 10 sam pai 1000 nm ( M ing Zha o dkk., 2011). Satu nanom eter adalah 10-9 m , sehingga nanopartike l m em punya i lua s perm ukaan yang lebih besar terhadap perbandingan volum e, dengan sem akin luasnya perm ukaan konta k m aka diharapkan daya adsorbsinya m enja di sem akin besar (Rawat dkk., 2006).

Perm asalahan yang tim bul ada lah rongga m ulut secara terus m enerus akan m enproduksi sa liva, sehingga sa liva terse but dapa t m elarutkan zat aktif yang m asuk ke dalam m ulut. Kitosan diharapkan dapat m em berikan efek yang lam a di dalam m ulut sehingga perlu ada suatu pem bawa (carrie r) yang m am pu m engikat senyawa nanokitosan agar pelepasan se nyawa ini dalam rongga m ulut dapat terkontrol. M enurut Bregg (2005) saat ini tela h dikem bangka n bahan pem bawa yang m engguna kan baha n polim er alam untuk m engontrol waktu paru h zat aktif yang diguna kan. Bahan polim er alam yang sering digunakan sebagai zat pem bawa adalah gelatin. Tabata dan Ikada (1998) m enggunakan gelatin yang dikem bangkan

(9)

m enjadi hidrogel gela tin yang dipaka i untuk m em perpanjang waktu paruh suatu zat dengan kontrol pelepa san m elalui proses degradasi bahan pem bawa. Nanokitosan yang dikom binasikan dengan hidrogel, dim ungkinkan dapat m engalam i pengontrolan pe lepasan zat aktif se iring de gradasi hidrogel sehingga dapat m eningkatka n efek penyerapan ion logam oleh na nokitosan.

Berdasarkan pene litian yang m enyataka n ba h wa kitosan dapa t m enyerap ion logam , tidak toksis, bersifat antibakteri da n antifungi, m aka peneliti terdorong untuk m engem bangkan suatu m aterial yang da pat m enyerap ion nike l yang terlepas dari peralatan or todontik cekat. M aterial ini diharapkan juga m am pu bertahan sekian m enit di rongga m ulut sehingga penyerapan ion nike l yang terlepas m enjadi lebih optim al da n berfungsi juga seba gai antibakteri dan antifungal. M aterial yang akan dikem bangkan adalah m em bran hidrogel nanokitosan. M em bran ini berupa lem baran tipis yang a kan ditem pelka n m enutupi perm ukaan kawat dan braket ortodontik di m ulut pa sien da lam waktu sekian m enit sehingga efektifitas m em bran hidrogel nanokitosan da pat berjalan. Penelitian ini m erupakan penelitian awal untuk m engetahui bagaim ana efekti vitas m em bran hidrogel na nokitosan dalam m enyerap ion nikel yang terlepa s dari braket ortodontik, tidak bersifa t toksis da n dapat m engham ba t pertum buhan S. mutans dan C. albican.

1. Perumusan M asalah

Berdasarkan latar belakang m asalah yang telah diuraikan di atas, m aka dapat dirum uskan perm asalaha n sebagai berikut

(10)

a. Bagaim ana pengaruh pem berian m em bran hidrogel nanokitosa n terhadap penyerapan ion nike l yang terdapa t pada saliva tirua n?

b. Bagaim ana pengaruh variasi berat kitosa n ya ng terkandung dalam m em bran hidrogel nanokitosan terhadap penyerapa n ion nikel?

c. Bagaim ana pengaruh variasi waktu perendam an m em bran hidrogel nanokitosan da lam saliva tiruan yang m engandung nikel terhadap penyerap an ion nikel?

d. Bagaim ana pengaruh m em bran hidrogel nanokitosan yang telah m engandung nikel terha dap viabilitas se l fibroblas?

e. Bagaim ana pengaruh m em bran hidrogel nanokitosan yang telah m engandung nikel terha dap proliferasi sel fibroblas?

f. Bagaim ana pengaruh m em bran hidrogel na nokitosan yang telah m engandung nikel terha dap apoptosis se l fibroblas?

g. Bagaim ana pengaruh m em bran hidrogel nanokitosan yang telah m engandung nikel terha dap pertum buhan S. mutans?

h. Bagaim ana pengaruh m em bran hidrogel nanokitosan yang telah m engandung nikel terha dap pertum buhan C. albic ans?

2. K easlian Penelitian

Beberapa penelitian tentang korosi alat ortodontik cekat dan pengunaan kitosan sebaga i adsorbe n logam serta pengaruhnya terhadap kerusa kan sel adalah a. Penelitia n in vitro tentang pengaruh terlepasnya ion logam dari ala t ortodontik

(11)

Faccioni dkk. (2003). Kesam aan penelitian pada varia bel pe ngaruh ion logam nikel dan kerusakan DN A yang diliha t dari via bilita s dan apoptosis sel. Perbedaan dengan pene litian yang akan dilakuka n , variabe l pengaruh penelitian sebelum nya adalah ion nikel, pada pene litian ini variabel pengaruhnya adalah ion nike l yang sudah terserap oleh m em bran hidrogel nanokitosan da n pene litian sebelum nya alat ujinya m enggunakan comet assay, pada penelitian ini m enggunakan MTT Assay.

b. Penelitia n in vitro tentang pengaruh pe janan LPS Escherichia colii terhadap viabilitas sel, ekspresi protein p53 da n Ki-67 pada kultur se l fibroblas gingiva dilakukan oleh Kusum awardani (2004). Kesam aan penelitian pada variabel terpengaruhnya yaitu viabilita s sel. Perbedaan pada variabe l pengaruhnya yaitu penelitian sebelum nya m engguna kan pe janan LPS seda ngkan pada penelitian ini diguna kan ion nike l pada m em bran hidrogel na nokitosan. c. Penelitia n tentang pe nggunaan nanokitosan sebaga i penya lut karbon aktif

untuk m enyerap logam stannum dengan spektrofotom etri serapan atom (Siregar, 2009). Kesam aan penelitian pa da variabel pengaruhnya yaitu nanokitosan. Perbedaan pada ion logam yang aka n diserap, pada penelitian ini ion logam yang diserap adalah ion logam nike l dalam larutan saliva tiruan. d. Penelitia n tentang pengaruh nanokitosan terhadap pertum buhan bakte ri sudah

dilakukan ole h Q i dkk. (2004). Kesam aan pene litian pada variabel pengaruhnya yaitu nanokitosan. Perbedaan pada bakteri yang diteliti yaitu E. coli, S. chole raesuis, S. typhim urium, and S. Aureus sedangkan pada pe nelitian

(12)

ini digunaka n varia bel pe ngaruh nanokitosa n yang dikom binasi de ngan hidrogel dan bakteri yang diteliti adalah S. mutans.

e. Penelitia n tentang pengaruh nanokitosan terhada p pertum buhan C. albicans sudah dilakuka n ole h Tayel dkk. (2010). Kesam aan penelitia n pada variabel terpengaruhnya ya itu C. albic ans. Perbedaan pa da variabel pengaruhnya yang diteliti yaitu kitosan seda ngkan pa da penelitian ini digunaka n variabel pengaruh nanokitosan yang dikom binasi denga n hidrogel.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelum nya dan pene lusuran jurnal yang telah dilakukan, m aka penelitia n diserta si ini be lum perna h dilakukan. Pene litian di bidang ilm u ortodontik te ntang terlepasnya ion nikel dari a lat ceka t ortodontik telah banyak dilakukan, tetapi penelitia n untuk m engatasi ion nikel yang terlepas dari alat ortodontik belum perna h dilakukan. Penelitian tenta ng efek nega tif ion nikel terhadap se l fibroblas sudah dilakuka n, tetapi efek ne gatif ion nikel yang sudah diserap oleh m em bran hidrogel nanokitosan terha dap toksisitas, proliferasi dan apoptosis sel fibroblas belum pernah dilakukan. Penelitian te ntang kitosan sebagai antibakteri dan antifungi sudah ba nyak dila kukan, tetapi kitosan da lam ukuran na nopartikel dengan bentuk m em bran hidroge l yang m engandung ion nikel terhadap pengham batan pertum buha n S. mutans dan C. albicans belum pernah dila kukan. Penelitia n ini akan m engem ba ngkan m aterial berup a m em bran hidrogel nanokitosan berbentuk lem baran tipis yang a kan digunakan untuk m enutupi perm ukaan kawat dan bra ket ortodontik di m ulut pasien ortodontik, sehingga ion nikel yang terlepa s dari braket dapat diserap oleh m em bran hidrogel nanokiosan da n dapat berfungsi sebagai antibakteri serta antifungi.

(13)

3. M anfaaat Penelitian M anfaat teoritis yang diharapkan dari pe nelitian ini ada lah

a. M em berikan inform asi tentang efektivitas m em bran hidrogel nanokitosan sebagai penyerap ion nikel yang terdapat pada sa liva tiruan.

b. Hasil pene litian yang dicapai diharapkan aka n berguna bagi penelitia n -penelitian lebih lanjut sehingga diharapkan dapat sebaga i sum ber inform asi bagi pengem ba ngan ilm u pengeta huan.

M anfaat klinis yang diharapkan dari penelitian ini adala h

a. Perawatan alat ortodontik cekat m em butuhka n waktu yang cukup lam a , berpotensi m enyeba bkan risiko negatif akibat terle pasnya ion nikel. M anifestasi klinis di m ulut yang m enunjukkan gejala a lergi nikel m eliputi sensasi terbakar, hiperplasia gingiva, labia l desquam ation, angular chelitis, erythem a m ultiform e, periodontitis, stom atitis dengan eritem a ringa n sam pai berat, hilangnya rasa ata u rasa logam , kesem utan, dan nyeri di sisi lidah. M em bran hidrogel nanokitosan diharapkan dapat digunakan sebaga i bahan aktif ya ng da pat m engurangi resiko ne gatif dari terlepasnya ion logam se lam a perawatan ortodontik. Aplikasi m em bran hidroge l nanokitosan berbentuk lem baran tipis denga n ukuran 1 x1x40 m m ditem pelka n m enutupi perm ukaan kawat dan braket ortodonti selam a beberapa m enit un tuk m encapai penyerapan ion nike l yang optim al.

(14)

b. M em bran hidrogel nanokitosan diharapkan juga dapat diguna kan sebagai bahan aktif yang m engham ba t pertum buhan bakteri S. mutans dan C. albicans pada pasien yang m enggunakan alat ortodonti cekat.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujua n um um penelitian ini adalah untuk m engkaji peran m em bran hidrogel nanokitosa n sebagai ba han aktif yang dapa t m encegah resiko ne gatif selam a m asa perawatan ortodontik cekat.

2. Tujuan K husus

a. M engkaji pengaruh m em bran hidrogel nanokitosa n terha dap pe nyerapan ion logam nike l yang terdapa t pada saliva tirua n.

b. M engkaji pengaruh varia si berat kitosa n yang terka ndung dalam m em bran hidrogel nanokitosan terhadap penyerapa n nike l.

c. M engkaji pengaruh variasi waktu perendam an m em bran hidrogel na nokitosan dalam saliva tiruan yang m enga ndung nikel terhadap pe nyerap an nikel.

d. M engkaji pengaruh m em bran hidrogel nanokitosan yang m engandung nikel terhadap viabilitas se l fibroblas.

e. M engkaji pengaruh m em bran hidrogel nanokitosan yang m engandung nikel terhadap proliferasi sel fibroblas.

f. M engkaji pengaruh m em bran hidrogel nanokitosan yang m engandung nikel terhadap apoptosis se l fibroblas.

(15)

g. M engkaji pengaruh m em bran hidrogel nanokitosan yang m engandung nikel terhadap pertum buhan S. mutans.

h. M engkaji pengaruh m em bran hidrogel nanokitosan yang m engandung nikel terhadap pertum buhan C. albic ans.

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian validitas data menggunakan teknik Trianggulasi yang dilakukan dengan cara sebagai berikut : (1) membandingkan data observasi dengan data hasil

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada perusahaan dengan objek yang berbeda, misalnya dengan menambahkan jumlah variabel yang akan

siswa diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak. berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu

Permasalahan yang ada pada KPTA adalah dalam pencatatan dan pencarian data masih manual, pembuatan laporan belum efektif sehingga sering terjadi kesalahan dan penyimpanan

Bagi Peserta yang menyanggah atas hasil pelelangan tersebut diatas dapat menyampaikan Surat Sanggahan. yang ditujukan kepada Pokja III ULP Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu

Sedangkan tingkat probabilitas perbandingan antara berat ikan asin dengan berat ikan mentah, dan percepatan penjualan ikan asin lebih besar dari tingkat

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

JPFA menikmati aturan pemerintah yang menetapkan harga batasan bawah ayam broiler sebesar Rp18.000 untuk peternak baik korporasi maupun peternak lokal.. Cut Loss If