UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA-1 MEDAN
ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN
SESUDAH PENGUMUMAN STOCK REPURCHASE PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
OLEH:
WULANDARI 050502114 MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara M e d a n
ABSTRAK
Wulandari (2009), Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Repurchase pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (Pembimbing: Ibu Dr. Khaira Amalia F, SE, MBA, Ak. Ketua Departemen Manajemen: Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha Fatimah Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I: Bapak Drs. Syahyunan, Msi dan Penguji II: Bapak T.M. Chairal Abdullah, SE, MBA).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis secara empiris perbedaan return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock repurchase pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik untuk keseluruhan tahun maupun untuk analisis setiap tahunnya. Data yang digunakan yaitu harga saham 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman stock repurchase pada tahun 2004-2008.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan uji sampel berpasangan yaitu paired sample t-test untuk uji keseluruhan tahun dan sign test untuk uji setiap tahun. Pengujian akan menggunakan program statistik SPSS versi 14.0 untuk mempermudah pelaksanaaan perhitungan.
Hasil yang diperoleh berdasarkan uji paired sample t-test untuk uji keseluruhan tahun yaitu dengan nilai THitung 0.858 < TTabel ± 2.042 (Untuk
tingkat kepercayaan sebesar 5% & df = N-1) adalah menerima Ho, hal ini berarti bahwa untuk uji secara keseluruhan (pada tahun 2004-2008) tidak ada perbedaan return sebelum dan sesudah pengumuman stock repurchase.
Hasil pengujian selanjutnya dengan menggunakan Sign Test untuk uji setiap tahun menunjukkan bahwa Exact Sig.(2-tailed) yang diperoleh pada tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 diatas nilai probabilitas (Exact Sig.(2-tailed) > 0.05) maka Ho diterima, atau sesungguhnya pada tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 juga tidak ada perbedaan return sebelum dan sesudah pengumuman stock repurchase.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT. yang telah melimpahkan rahmat kesehatan, keselamatan lahir bathin dan juga kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini mengangkat judul ”Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Stock Repurchase Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Pengumuman Stock Repurchase telah begitu populer bagi para emiten perusahaan di Bursa Efek
Idonesia, dengan semakin meningkatnya jumlah perusahaan yang mengumumkan stock repurchase setiap tahun.
Skripsi ini juga mengaitkan berbagai fenomena-fenomena stock repurchase yang pernah terjadi di pasar bursa sehingga dapat memberikan
gambaran untuk melengkapi skripsi ini. Tujuan dari skripsi ini, tidak lain juga untuk berbagi pengetahuan terutama untuk mahasiswa Universitas Sumatera Utara, khususnya bagi Departemen Manajemen.
Usaha dan kerja yang telah dilakukan penulis tidak akan berjalan sukses tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, dengan rasa tulus dan ikhlas penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga. M.E.c selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha. F Dalimunthe, SE, Msi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Khaira Amalia F, SE, MBA, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan ilmu, perhatian, bimbingan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih Ibu Khaira.
5. Bapak Drs Syahyunan, Msi, selaku Dosen Penguji I yang telah menyediakan waktu dan perhatiannya dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak T. M. Khairal Abdullah, SE, MBA, selaku Dosen Penguji II yang telah menyediakan waktu dan perhatiannya dalam penulisan skripsi ini.
7.Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara.
9. Saudara-saudaraku tersayang Bang Juli & K’Pina, Bang Iben & K’Lely, Om Ighost, Mba Lala & Bang Iwan, Gutris Beybeh, Endi Botong, Adek Dila & Adek Fira. Terimakasih buat rasa sayang, tawa dan doa-doanya. You are My Beloved. Semua itu ternyata lebih dari yang wulan harapkan.
10.Keluargaku di Kisaran dan Gunting Saga. Terimaksih, karena kalian tidak pernah mengecilkan semangatku di saat aku jatuh. Buat nenek, wulan pernah berharap nenek ada saat wulan di wisuda. Semoga Allah SWT melapangkan rumah nenek dan juga kakek di sana.
11.Keluarga di Magelang, Yogyakarta: Pa’De, Bu’De, Mba Is, Mba Kom, Pa Yadi sekeluarga. Karena kalian jugalah wulan bisa seperti sekarang, lebih dewasa, lebih mengerti hidup dan jadi manusia yang penuh syukur.
12.Sohib-sohib terbaik yang kutemukan di kampus 3 tahun silam, kita tujuh kurcaci kecil. Mba Dewik, Rika, Dian ndut, Amel, Bunil, K’dc. Terimaksih telah menemaniku dalam keadaan apapun. Moga kelak kita dapat yang terbaik lebih dari yang kita cita-citakan. Amin.. Kalian ga akan hilang.
13.Mba Tiyak, Dindong, Nurul, Zia, Nia, Irma, Bang Armand, aan, Bang Hasan dan semua teman-teman di Manajemen 2005. Akhirnya kita merdeka.
14.Teman-teman di Asrama Putri USU: feny, tika, desy, rei, k’ida dan k’ija. Terimakasih telah memberikanku suasana yang nyaman seperti di rumah.
Penulis memohon kehadirat Allah SWT agar senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua.
Medan, Maret 2009. Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I: PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Kerangka Konseptual ... 7
D. Hipotesis ... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
1. Tujuan Penelitian ... 9
2. Manfaat Penelitian ... 9
F. Metode Penelitian... 10
1. Batasan Operasional Variabel ... 10
2. Defenisi Operasional Variabel ... 11
3. Populasi ... 12
4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 13
5. Jenis Data ... 13
6. Teknik Pengumpulan Data ... 14
7. Metode Analisis Data... 14
a.Statistik Deskriptif ... 14
b.Pengujian Hipotesis ... 14
BAB II: URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 17
B. Pasar Modal ... 18
C. Saham ... 19
D. Manfaat Kepemilikan Saham ... 20
E. Return ... 22
F. Corporate Action ... 23
G. Pembelian Kembali Saham (Stock Repurchase) ... 24
1.Pengertian Pembelian Kembali Saham ... 24
2. Pembelian Kembali sebagai Bagian dari Kebijakan Dividen ... 24
3. Metode Pembelian Kembali ... 25
4.Peraturan Bapepam tentang Stock Repurchase ... 26
5. Keuntungan dan Kerugian Stock Repurchase ... 28
H. Signaling Hypothesis ... 31
I. Free Cash Flow Hypothesis ... 33
BAB III: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 34
B. Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 35
BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Rata-rata Return Saham Sebelum
dan Sesudah Stock Repurchase ... 46 B. Analisis Data ... 50 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perusahaan yang Melakukan Stock Repurchase pada tahun
2004-2008 di BEI. ... 4
Tabel 1.2 Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Repurchase ... 6
Tabel 1.3 Jumlah Populasi Sasaran Berdasarkan Kriteria ... 13
Tabel 1.4 Rata-rata return saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Repurchase ... 47
Tabel 1.5 Paired Sample Statistics ... 50
Tabel 1.6 Paired Samples Correlations ... 51
Tabel 1.7 Paired Sample Test ... 51
Tabel 1.8 Deskriptive Statistics 2004 ... 53
Tabel 1.9 Deskriptive Statistics 2005 ... 53
Tabel 1.10 Deskriptive Statistics 2006 ... 54
Tabel 1.11 Deskriptive Statistics 2007 ... 54
Tabel 1.12 Deskriptive Statistics 2008 ... 54
Tabel 1.13 Sign Test 2004 ... 55
Tabel 1.14 Sign Test 2005 ... 55
Tabel 1.15 Sign Test 2006 ... 56
Tabel 1.16 Sign Test 2007 ... 56
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan invetasi bagi investor, yang dapat juga diartikan kesempatan untuk memperoleh imbal hasil (return) semakin besar sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Seorang investor menaruh harapan akan mendapatkan manfaat dari setiap transaksi penanaman modal. Oleh karena itu, investor perlu memiliki sejumlah informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu sebelum melakukan transaksi di pasar modal agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak dipilih.
Informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran,
baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan suatu perusahaan (Anoraga, 2003:87). Beberapa informasi
yang terdapat di pasar modal adalah corporate action misalnya: penggabungan usaha (merger), pembagian dividen tunai (cash dividend), right issue, pemecahan saham (stock split), pembelian kembali saham (stock repurchase/share buy back).
Corporate action merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah
saham yang beredar maupun terhadap harga saham di pasar sehingga akan
mempengaruhi pendapatan investor (Fakhruddin & Darmadji, 2006: 177).
Informasi yang lengkap tentang rencana pembelian kembali saham harus dipublikasikan oleh pihak emiten. Stock repurchase merupakan suatu transaksi di
mana sebuah perusahaan membeli kembali sahamnya sendiri, sehingga menurunkan jumlah saham beredar, meningkatkan laba per lembar saham,
Penelitian ini mengamati perbedaan return saham yang diperoleh sebelum
dan sesudah diumumkannya stock repurchase. Adanya pengumuman sebelum dilakukannya stock repurchase akan memberikan dampak bagi para investor,
pihak perusahaan dan pihak manajemen. Menurut signaling hypotesis, pembelian kembali saham perusahaan sebagai indikasi bahwa saham dinilai terlalu rendah atau undervalued.
Pengumuman stock repurchase ini memberikan signal positif bahwa perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang bagus. Hal ini membuat investor
menilai perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang sehingga akibat dari adanya pengumuman ini, maka harga saham akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham (Battacharya et al., 1979 dalam
Kristianti tahun 2005).
Saham yang telah dibeli kembali oleh sebuah perusahaan disebut treasury
stock (Brigham & Houston, 2006:106). Jika hanya sebagian dari saham yang
beredar yang dibeli kembali, maka akan terdapat lebih sedikit jumlah saham yang masih beredar. Dengan berasumsi pembelian kembali tersebut tidak memiliki
pengaruh yang merugikan kepada laba perusahaan di masa depan, laba per lembar saham dari sisa saham yang tersisa akan naik sehingga menyebabkan harga pasar
yang lebih tinggi per lembar saham. Sebagai akibatnya, dividen akan diganti oleh keuntungan modal.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan ”Krisis
keuangan yang terjadi di pasar global sekarang ini akan berdampak pada pembangunan nasional. Presiden SBY memerintahkan para BUMN untuk
yang sedang krisis ini. Dalam situasi bursa saham terpuruk, program buy back
bisa menjadi perisai untuk menghindari harga saham tidak lebih rendah lagi. (Analisa, 13 Oktober 2008).
Program pembelian kembali (buy back) saham BUMN yang dianjurkan pemerintah ternyata dapat meredam tekanan jual perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik
0,70 persen, Senin. IHSG ditutup naik 10,204 poin menjadi 1.461,873 (Harian Analisa, Selasa 14 Oktober 2008).
Tabel 1.1
Perusahan yang Melakukan Stock Repurchase pada Tahun 2004-2008 di BEI
No. Kode Nama Perusahaan Tanggal
Pengumuman 1. HMSP H.M.Sampoerna Tbk. 8 Januari 2004
Sub Total tahun 2004 1 Perusahaan
2. ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk. 17 Maret 2005 3. BBCA Bank Central Asia Tbk. 23 Mei 2005 4. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk. 30 Mei 2005 5. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. 22 November 2005
6. PTRO Petrosea Tbk. 28 Desember 2005
Sub Total Tahun 2005 5 Perusahaan
7. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk. 4 Januari 2006 8. BBCA Bank Central Asia Tbk. 24 Februari 2006 9. RMBA Bentoel International Inv Tbk. 2 Juni 2006
10. PTRO Petrosea Tbk. 26 Juni 2006
11. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. 13 Juni 2006 12. SIIP Suryainti Permata Tbk. 13 November 2006
Sub Total Tahun 2006 6 Perusahaan
13. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk. 4 Januari 2007 14. BUMI BUMI Resources Tbk. 11 Januari 2007 15. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. 1 Oktober 2007
16. SMAR SMART Tbk. 5 April 2007
17. BBCA Bank Central Asia Tbk. 16 April 2007
18. KLBF Kalbe Farma Tbk. 15 Juni 2007
19. CENT Centrin Online Tbk. 28 Agustus 2007
20. PNLF Panin Life Tbk. -
Sub Total Tahun 2007 8 Perusahaan
21. KLBF Kalbe Farma Tbk. 30 Januari 2008 22. BUMI BUMI Resources Tbk. 13 Mei 2008 23. BUDI BUDI Acid Jaya Tbk. 21 Mei 2008 24. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk. 21 Mei 2008
25. SMAR SMART Tbk. 26 Juni 2008
26. MEDC Medco Energi Internasional Tbk. 29 Juli 2008
27. TINS Timah Tbk. 14 Oktober 2008
28. JSMR Jasa Marga Tbk. 17 Oktober 2008
29. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. 17 Oktober 2008 30. ANTM Aneka Tambang Tbk. 3 November 2008 31. UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk. 24 November 2008 32. SMGR Semen Gresik Tbk. 1 Desember 2008 33. SGRO Sampoerno Agro Tbk. 1 Desember 2008
Sub Total Tahun 2008 13 Perusahaan
Total 2004-2008 33 Perusahaan
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2004 hanya terdapat satu
perusahaan yang melakukan stock repurchase yaitu PT. H. M. Sampoerna Tbk. di BEI. Namun jumlah tersebut semakin meningkat di tahun 2005 yaitu terdapat lima
perusahaan yang melakukan stock repurchase di BEI. Peningkatan juga terjadi di tahun 2006, 2007 hingga tahun 2008.
Born, Giaccoto & Ritsators tahun 2004 (dalam Kristianti, 2005:50),
melakukan penelitian di Amerika dengan sampel 49 perusahaan asuransi yang diambil dari New York Stock Exchange dari 1 Januari 1981 sampai 31 Januari
1997, perusahaan yang mengumumkan akan melakukan stock repurchase menyebabkan pemegang saham akan mendapatkan abnormal return dan capital
gain yang cukup besar dengan adanya program ini. Hal ini didukung oleh Isagawa
2003 bahwa dalam jangka panjang, perusahaan yang melakukan stock repurchase akan mengakibatkan harga saham naik sehingga akan meningkatkan return bagi
pemegang saham.
Pembuktian empiris riil akan diberikan dengan memperlihatkan contoh perbedaan rata-rata return yang diperoleh sebelum dan sesudah diumumkannya
stock repurchase pada perusahaan H.M. Sampoerna Tbk. Tabel 1.2
memperlihatkan return 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman stock
Tabel 1.2
Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Repurchase
Sebelum Pengumuman Sesudah Pengumuman
Hari Ke- Return Hari Ke- Return
-5 0 5 0
-4 -0,0110 4 0,0481
-3 0,0226 3 0,0297
-2 -0,0056 2 0,0254
-1 -0,0326 1 0,0706
Total Return -0,0266 Total Return 0,1738 Rata-rata Return -0,0053 Rata-rata Return 0,0348 Sumber:www.financeyahoo.co.id, (3 Januari 2009, diolah).
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa rata-rata return sebelum pengumuman
stock repurchase adalah -0,0053 dan rata-rata return sesudah pengumuman stock
repurchase adalah 0,0348. Hal ini membuktikan bahwa peristiwa pengumuman
stock repurchase pada H.M. Sampoerna Tbk. memberikan rata-rata return yang
lebih baik daripada sebelum diumumkannya stock repurchase.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka
perlu dilakukan penelitian pada seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan stock repurchase pada tahun 2004-2008 dengan judul “Analisis
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah ada perbedaan return saham sebelum dan sesudah
dikeluarkannya pengumuman stock repurchase pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.
C. Kerangka Konseptual
Jika perusahaan memiliki kelebihan dana dan tidak ada peluang investasi
yang menguntungkan untuk mengalokasikan dana tersebut, maka perusahaan dapat mendistribusikan dana tersebut untuk kepentingan para pemegang saham. Pendistribusian dana dapat dilakukan melalui stock repurchase. Dengan stock
repurchase, jumlah saham beredar akan menurun, sehingga laba per lembar
saham akan meningkat. Akibatnya, harga per lembar saham dan return saham
juga akan meningkat (Horne & Wachowicz, 2005:512).
Menurut signaling hypotesis, pembelian kembali saham perusahaan sebagai indikasi bahwa saham dinilai terlalu rendah atau undervalued. Dengan
adanya pengumuman stock repurchase, juga memberikan signal positif bahwa tingkat profitabilitas perusahaan dalam keadaan bagus. Hal ini membuat investor
menilai perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang sehingga akibat dari adanya pengumuman ini, maka harga saham akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham (Kristianti, 2005:48).
Penelitian ini mengamati seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI yang mengumumkan stock repurchase pada tahun 2004-2008 dengan melihat
bagaimana perbedaan rata-rata return yang diperoleh pada 5 hari sebelum
pengumuman stock repurchase dan rata-rata return 5 hari sesudah pengumuman
stock repurchase secara keseluruhan dari tahun 2004-2008.
Analisis data juga akan dilakukan setiap tahun untuk melihat fenomena yang terjadi setiap tahunnya. Dengan cara menganalisis perbedaan rata-rata return yang diperoleh pada 5 hari sebelum pengumuman stock repurchase dan rata-rata
return 5 hari sesudah pengumuman stock repurchase setiap tahun yaitu tahun
2004, 2005, 2006,2007, 2008.
Maka berdasarkan perumusan masalah, model kerangka konseptual yang digunakan dapat digambarkan pada Gambar 1.1 sebagai berikut:
≠
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Sumber : Kristianti (2005)
Dimodifikasi (2009)
D. Hipotesis
Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan
adalah sebagai berikut:
”Terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah dikeluarkannya pengumuman stock repurchase pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”.
Return
Sebelum Pengumuman Stock Repurchase
Return
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
perbedaan return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock
repurchase pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2004-2008 baik untuk keseluruhan tahun maupun analisis setiap
tahun.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan bahan masukan
bagi setiap perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham.
b. Bagi Investor
Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi dan menilai perusahaan.
c. Bagi Akademisi
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan dukungan empiris
berkaitan dengan penelitian sejenis. d. Bagi Penulis
Sebagai bahan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan
tentang return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock
Indonesia. Dan juga sebagai bahan perbandingan antara teori
dengan praktek yang ada di lapangan.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Adapun batasan operasional penelitian yang ditetapkan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
a. Data perusahaan emiten yang menjadi objek dalam penelitian adalah
perusahaan yang melakukan kebijakan stock repurchase di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 sampai dengan 2008.
b. Tanggal pengumuman tersedia yaitu tanggal pengumuman stock
repurchase (t=0). Periode pengamatan selama 10 hari, yaitu 5 hari
sebelum stock repurchase, dan 5 hari setelah stock repurchase. Periode
pengamatan biasanya ditetapkan beberapa waktu sebelum dan sesudah waktu pengumuman. Periode pengamatan dipilih hanya selama 10 hari (bukan dalam periode yang lebih lama) untuk menghindari bias data
akibat adanya pengaruh event lain.
c. Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing
2. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan pada permasalahan dan hipotesis yang akan diuji, parameter yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Stock repurchase adalah suatu transaksi di mana suatu perusahaan membeli kembali sebagian dari sahamnya sendiri, sehingga mengurangi jumlah saham yang beredar, menaikkan laba per saham, dan seringkali
menaikkan harga saham tersebut (Houston, 2006:98).
b. Return saham merupakan pendapatan per lembar saham yang dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukan. Return saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi yang nantinya akan disebut dengan ’return’ saja. Return realisasi merupakan capital
gain/loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini (Pit) dengan harga saham pada periode sebelumnya (Pit-1). Secara matematis return
realisasi dapat diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:110):
1
Rit = Return saham atau actual return saham perusahaan ke-i pada waktu t. Pit = Harga saham perusahaan i pada waktu t.
3.Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Populasi dibedakan atas populasi sampel (sampling
population) dan populasi sasaran (target population). Populasi sampel adalah
keseluruhan individu yang akan menjadi unit analisis dan merupakan populasi yang layak serta sesuai dengan kerangka sampelnya untuk dijadikan sampel
penelitian. Sedangkan populasi sasaran adalah keseluruhan individu dalam areal/wilayah/lokasi yang sesuai dengan tujuan penelitian (Siagian, 2008:9).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan return hanya pada perusahaan yang mengeluarkan pengumuman stock repurchase di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2008. Populasi sasarannya adalah semua perusahaan
yang mengeluarkan pengumuman stock repurchase di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2008 dan yang memenuhi kriteria untuk digunakan dalam penelitian.
Adapun kriteria tersebut adalah:
a. Perusahaan yang mengumumkan kebijakan stock repurchase pada tahun
2004-2008 di Bursa Efek Indonesia.
b. Tanggal pengumuman stock repurchase tersedia.
c. Perusahaan memiliki data harga saham penutupan (closing price) yang
Tabel 1.3
Jumlah Populasi Sasaran Berdasarkan Kriteria No Kriteria Populasi Sasaran Jumlah Perusahaan
2004 2005 2006 2007 2008 1. Perusahaan yang melakukan
kebijakan stock Repurchase pada periode tahun 2004-2008.
1 5 6 8 12
2. Tanggal Pengumuman tidak tersedia.
- - - (1) -
3. Perusahaan tidak memiliki data
closing price yang lengkap.
- - - - -
Populasi sasaran yang sesuai dengan kriteria.
1 5 6 7 12
Jumlah 32
Sumber: www.idx.co.id, (3 Januari 2009, diolah).
4.Tempat dan Waktu Penelitian a.Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui media internet dengan situs www.idx.co.id dan www.financeyahoo.com.
b.Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2008 sampai dengan Maret 2009.
5. Jenis Data
Data yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder peneliti diperoleh melalui media internet dengan situs (www.idx.co.id), (www.financeyahoo.com) serta buku-buku referensi, surat kabar, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka berupa literatur, jurnal, penelitian terdahulu, laporan keuangan perusahaan
dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapatkan gambaran masalah yang akan diteliti serta melalui data sekunder berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses pengumpulan, penyajian, dan
peringkasan berbagai karakteristik data dalam upaya untuk menggambarkan data tersebut secara memadai. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan akan menggunakan statistik
deskriptif dalam analisisnya (Sugiyono, 2005:142-143). b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis akan menggunakan program statistik SPSS versi 14.0 untuk mempermudah pelaksanaaan perhitungan. Cara ini dilakukan mengingat pengolahan data dengan program tersebut lebih cepat dan mempunyai tingkat
1. Uji Hipotesis dengan Paired Sample T-Test.
Paired Sample T-Test digunakan untuk pengujian hipotesis secara
keseluruhan tahun 2004-2008 dengan jumlah sampel (N) = 32 perusahaan dengan
derajat signifikansi 5 % dan derajat kebebasan N-1 (Santoso, 2004:257). Pengujian ini menggunakan hipotesis:
H0 : setelah pengumuman = sebelum pengumuman artinya return setelah
tanggal pengumuman stock repurchase tidak berbeda dengan return sebelum tanggal pengumuman.
Hi : setelah pengumuman ≠ sebelum pengumuman artinya return setelah tanggal pengumuman stock repurchase berbeda dengan return sebelum tanggal pengumuman.
Kriteria penerimaan hipotesis dengan t-Test : Paired Two Sample forMeans dengan derajat signifikansi ( ) 5% adalah:
H0 diterima jika : THitung < TTabel Hi diterima jika : THitung >TTabel 2. Uji Hipotesis dengan Sign Test
Sign Test digunakan untuk melihat fenomena yang terjadi setiap tahun dengan menguji perbedaan rata-rata return sebelum dan sesudah stock repurchase
setiap tahun yaitu pada tahun 2004 dengan jumlah sampel 1 perusahaan, tahun 2005 dengan jumlah sampel 5 perusahaan, tahun 2006 dengan jumlah sampel 6 perusahaan, tahun 2007 dengan jumlah sampel 7 perusahaan, dan pada tahun 2008
Jika data tidak berdistribusi normal, dan jumlah data sangat sedikit maka
digunakan metode statistik nonparametrik dengan Uji Tanda (Sign Test) (Santoso, 2004: 387).
Pengujian ini menggunakan hipotesis:
H0 : setelah pengumuman = sebelum pengumuman artinya return setelah
tanggal pengumuman stock repurchase tidak berbeda dengan return sebelum
tanggal pengumuman.
Hi : setelah pengumuman ≠ sebelum pengumuman artinya return setelah
tanggal pengumuman stock repurchase berbeda dengan return sebelum tanggal pengumuman.
Kriteria Penerimaan Hipotesis:
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Yudianto (2005) melakukan penelitian dengan judul “Analisa Reaksi Pengumuman Pembelian Kembali Saham terhadap Return Saham Perusahaan dan
Return Saham Perusahaan Pesaing dalam Satu Industri”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat apakah terdapat abnormal return di sekitar pengumuman pada perusahaan yang melakukan pembelian kembali saham dan yang tidak
melakukan pembelian kembali saham pada perusahaan pesaing dalam satu industri. Pengujian hipotesis menggunakan uji beda. Pembuktian hipotesis menunjukkan bahwa peristiwa pembelian kembali saham menghasilkan
pendapatan abnormal signifikan dari perusahaan yang melakukan pembelian
kembali saham. Perusahaan pesaing yang juga tidak melakukan pembelian
kembali saham juga menghasilkan pendapatan abnormal yang signifikan.
Kristianti (2005) melakukan penelitian dengan judul ” Stock Repurchase sebagai Alternatif pendistribusian free cash flow perusahaan di Bursa Efek
Jakarta “. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan fenomena stock
repurchase pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Pengujian
hipotesis menggunakan uji beda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena stock repurchase, belum banyak dilakukan oleh perusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta. Hal ini diperkuat bukti bahwa baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek, program ini memberikan abnormal return yang negatif. Melihat kondisi di atas, perusahaan-perusahaan yang listed di BEJ lebih tertarik
program stock repurchase ini. Hal ini berarti bahwa investor di Indonesia masih
memandang bahwa perusahaan yang membayarkan dividen mempunyai earning yang lebih stabil dibandingkan perusahaan yang melakukan stock repurchase.
B. Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa
efek. Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Disamping itu pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan
adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal (Tandelilin, 2001:13).
Fungsi Bursa adalah :
a. Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah ditawarkan kepada masyarakat.
b. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui mekanisme penawaran dan permintaan.
c. Untuk membantu dalam pembelanjaan dunia usaha.
Tujuan pasar modal di berbagai negara berbeda dengan Indonesia, pasar
idealisme bangsa Indonesia yang berusaha untuk menjalankan perekonomian yang
berasaskan kekeluargaan (Ahmad, 2004:19)
Tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan tiga aspek mendasar yang ingin
dicapai pasar modal Indonesia, yaitu:
1. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam kepemilikan saham-saham perusahaan.
2.Pemerataan pendapatan masyarakat melalui kepemilikan saham-saham perusahaan.
3.Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam mengerahkan dan penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif.
C. Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan
atau kepemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan (Anoraga, 2003:56). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham biasa (commmon stock) dan saham preferen (prefered stock) (Anoraga, 2003:54). Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang
saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen sepanjang perseroan memperoleh keuntungan. Saham preferen merupakan saham yang diberikan atas
dilikuidasi lebih dahulu daripada saham biasa, di samping itu mempunyai
preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi/komisaris.
D. Manfaat Kepemilikan Saham
Investor yang melakukan pembelian saham, otomatis akan memiliki hak kepemilikan di dalam perusahaan yang menerbitkannya. Banyak sedikitnya
jumlah saham yang dibeli akan menentukan persentase kepemilikan dari investor tersebut.
Secara umum, ada dua manfaat yang bisa diperoleh pembeli saham yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis (Anoraga, 2003:60).
1.Manfaat Ekonomis meliputi: a.Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai yaitu berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham (stock
dividend), yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen dalam bentuk
saham sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah dengan
adanya pembagian dividen saham tersebut. Artinya, pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti dividen tunai.
Pemberian stock dividend tidak akan mengubah besarnya jumlah modal
mengurangi porsi laba ditahan di neraca dan akan dimasukkan ke pos modal
saham.
Harga saham yang terlalu tinggi mengakibatkan banyak investor kurang
berminat terhadap saham perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dapat melakukan kebijakan stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham ke dalam nilai nominal yang lebih kecil. Dengan stock split ini jumlah lembar saham
menjadi lebih banyak, maka mengakibatkan harga saham turun. Selain kebijakan
stock split, perusahaan juga dapat melakukan kebijakan stock repurchase dalam
mendistribusikan dana kepada pemegang saham. Stock repurchase merupakan pembelian kembali saham-saham perusahaan yang dimiliki oleh investor.
b. Capital Gain
Capital Gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli
saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli
yang lebih rendah (Anoraga, 2003:60) 2.Manfaat Non-Ekonomis
Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh oleh pemegang saham adalah
kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemgang Saham Biasa (RUPS) untuk menentukan jalannya perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang dimiliki oleh
E. Return
Return merupakan keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasi. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas
dana yang telah diinvestasikannya. Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return yang terjadi atau return realisasi merupakan
tingkat return yang telah diperoleh investor. Sedangkan Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang, jadi sifatnya
belum terjadi (Tandelilin, 2001:6).
Return realisasi merupakan capital gain/loss yaitu selisih antara harga
saham periode saat ini (Pit) dengan harga saham pada periode sebelumnya (Pit-1).
Secara matematis return realisasi dapat diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:110):
Rit = Return saham atau actual return saham perusahaan ke-i pada waktu t.
Pit = Harga saham perusahaan i pada waktu t.
Pit-1 = Harga saham perusahaan i pada periode waktu t-1.
F. Corporate Action
Tindakan/aksi korporasi (corporate action) merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar maupun terhadap harga saham
di pasar. Corporate action merupakan informasi yang umumnya menarik perhatian pihak-pihak yang terkait di pasar modal, khususnya para pemegang saham (Fakhruddin & Darmadji, 2006:177).
Keputusan corporate action harus disetujui dalam suatu rapat umum, baik Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), ataupun Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa (RUPSLB). Persetujuan pemegang saham adalah mutlak untuk berlakunya suatu corporate action sesuai dengan peraturan yang ada di pasar modal.
Pengertian corporate action umumnya mengacu pada aktivitas penerbitan
right issue, pemecahan saham (stock split), saham bonus, dividen saham (stock
dividend), dividen tunai (cash dividend), pembelian kembali saham (shares
buyback).
Keputusan corporate action memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepentingan pemegang saham, karena corporate action yang dilakukan emiten akan berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar, komposisi kepemilikan
saham, jumlah saham yang akan dipegang oleh pemegang saham, serta pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham. Dengan demikian, pemegang saham harus mencermati dampak atau akibat corporate action sehingga
G. Pembelian Kembali Saham (Stock Repurchase) 1.Pengertian Pembelian Kembali Saham.
Pembelian kembali saham (stock repurchase/share buy back) merupakan
pembelian kembali saham oleh perusahaan yang menerbitkannya, dalam pasar terbuka atau melalui penawaran pembelian kembali (self-tender offer) (Horne & Wachowicz , 2007:297).
2. Pembelian Kembali sebagai Bagian dari Kebijakan Dividen.
Jika perusahan memiliki kelebihan kas dan tidak cukup banyak peluang
investasi yang menguntungkan untuk mengalokasikan kelebihan dana tersebut, maka perusahaan dapat mendistribusikan dana tersebut untuk kepentingan para pemegang saham. Pendistribusian dana dapat melalui pembelian kembali saham
atau pembayaran dividen.
Jika tidak terdapat pajak penghasilan perorangan dan biaya transaksi, kedua
alternatif tersebut seharusnya secara teoritis tidak menimbulkan perbedaan bagi pemegang saham. Dengan pembelian kembali, akan lebih sedikit saham yang beredar, dan laba per lembar saham akan naik. Akibatnya, harga pasar per lembar
saham akan naik juga (Horne & Wachowicz, 2007:299)
Pembelian kembali saham bisa menjadi alat yang lebih efisien untuk
mengembalikan modal kepada pemegang saham dengan dua pertimbangan dasar: 1.Pajak. Pajak atas dividen lebih besar dibandingkan pajak atas capital gain.
Apalagi pajak atas capital gain tidak dibebankan selama investor tidak
merealisasikan keuntungan. Investor juga hanya membayar capital gain pada selisih antara harga pembelian kembali dengan beban pajak yang biasa pada
2.Fleksibilitas keuangan. Pembelian kembali saham memberikan manajemen fleksibilitas keuangan di masa depan. Ini terutama dibutuhkan karena ada peningkatan kompetisi, stabilitas arus kas operasional dapat terganggu di masa
depan.
Saham yang telah dibeli kembali oleh sebuah perusahaan disebut saham
yang dibeli kembali (treasury stock) (Brigham & Houston, 2006:106). Jika hanya
sebagian dari saham yang beredar yang dibeli kembali, maka akan terdapat lebih sedikit jumlah saham yang masih beredar. Dengan berasumsi pembelian kembali
tersebut tidak memiliki pengaruh yang merugikan kepada laba perusahaan di masa depan, laba per lembar saham dari sisa saham yang tersisa akan naik sehingga menyebabkan harga pasar yang lebih tinggi per lembar saham. Sebagai akibatnya,
dividen akan diganti oleh keuntungan modal.
3.Metode Pembelian Kembali
Tiga metode yang paling umum untuk pembelian kembali saham adalah melalui:
a. Penawaran Pembelian Kembali (self- tender offer) dengan harga tetap.
Penawaran pembelian kembali dengan harga tetap, perusahaan memberikan tawaran formal kepada para pemegang saham untuk membeli sahamnya dalam
jumlah tertentu, biasanya dengan harga yang telah ditentukan. Para pemegang saham dapat memilih untuk menjual saham mereka dengan harga yang ditetapkan tersebut atau terus memilikinya. Biasanya, periode penawaran antara dua hingga
tiga minggu. Secara umum, biaya transaksi perusahaan untuk melakukan penawaran pembelian kembali lebih tinggi daripada yang terjadi jika membeli
b. Penawaran Pembelian Kembali dengan lelang tertutup (Dutch-Auction)
Penawaran pembelian kembali dengan lelang tertutup, perusahaan menetapkan jumlah saham yang ingin dibeli kembali, ditambah dengan harga
minimum dan maksimum yang bersedia dibayarnya. Biasanya, harga minimum sedikit diatas harga pasar terakhir.
c. Pembelian di Pasar Terbuka (open-market purchase)
Pembelian di pasar terbuka, perusahaan membeli sahamnya sama dengan yang dilakukan investor lain, yaitu melalui pialang. Sebelum melakukan pembelian
kembali sahamnya, para pemegang saham harus diinformasikan mengenai maksud perusahaan tersebut. Jika jumlah saham yang dibeli kembali cukup banyak, penawaran pembelian kembali akan sangat tepat karena penawaran ini memberi
semua pemegang saham perlakuan yang sama (Horne & Wachowicz, 2007: 297-299).
4. Peraturan Bapepam tentang Stock Repurchase
Di Indonesia jika perusahaan akan melakukan stock repurchase diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam No.45/PM/1998 menyangkut hal-hal dibawah ini:
1.RUPS dilarang mendelegasikan kewenangan untuk membeli kembali saham kepada direksi atau komisaris dalam jangka waktu lebih dari 18 (delapan belas)
bulan.
2.Emiten atau perusahaan publik wajib mengungkapkan rencana pembelian kembali sahamnya kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya 28
(dua puluh delapan) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Rencana pembelian kembali saham wajib memuat informasi berikut:
b.Perkiraan menurunnya pendapatan emiten atau perusahaan publik sebagai
akibat pelaksanaan pembelian kembali saham dan dampak atas biaya pembiayaan Emiten atau perusahaan publik.
c. Proforma laba per saham Emiten atau perusahaan publik setelah rencana
pembelian kembali saham dilaksanakan, dengan mempertimbangkan menurunnya pendapatan.
d.Pembatasan harga saham untuk pembelian kembali saham.
e. Pembatasan jangka waktu saham untuk pembelian kembali saham. f. Metode yang akan digunakan untuk membeli kembali saham.
g.Pembahasan dan analisis manajemen mengenai pengaruh pembelian kembali saham terhadap kegiatan usaha dan pertumbuhan Emiten atau perusahaan
publik di masa mendatang.
h.Rencana Emiten atau perusahaan publik atas saham yang akan dibeli, apakah
akan dijual kembali atau akan mengurangi modal Emiten atau perusahaan Publik.
3.Jika pembelian kembali saham dilakukan melalui Bursa Efek maka wajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Transaksi beli dilakukan melaui 1 (satu) Anggota Bursa Efek.
b.Transaksi beli tidak dapat dilakukan pada saat pembukaan atau penutupan perdagangan atau dalam waktu 30 (tiga puluh) menit sesudah pembukaan atau 30 (tiga puluh) menit sesudah penutupan.
c. Tawaran untuk membeli kembali saham harus lebih rendah atau sama dengan
d. Maksimum pembelian kembali saham pada setiap hari adalah 25% (dua puluh
lima persen) dari volume perdagangan harian, dengan ketentuan apabila mengakibatkan pecahan satuan perdagangan, maka pembelian tersebut
dibulatkan menjadi 1 (satu) satuan perdagangan. Dan jumlah saham yang boleh di-buyback tidak kurang dari 10% dari keseluruhan jumlah saham yang beredar.
7. Orang dalam Emiten atau Perusahaan Publik dilarang melakukan transaksi atas saham Emiten atau Perusahaan Publik tersebut pada hari yang sama dengan
pembelian kembali saham yang dilakukan oleh perusahaan melalui Bursa Efek (www.bapepam.go.id, 15 November 2008).
5. Keuntungan dan Kerugian dalam Pembelian Kembali Saham. a. Keuntungan Stock Repurchase adalah:
1. Bagi Pemegang Saham
a. Stock Repurchase sering dipandang sebagai tanda positif bagi investor
karena pada umumnya stock repurchase dilakukan jika perusahaan merasa bahwa saham undervalued.
b.Stock Repurchase mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar. Setelah
stock repurchase ada kemungkinan harga saham naik, pemegang saham
memiliki pilihan untuk menjual saham mereka atau tidak. Di lain pihak investor yang memerlukan uang kas dapat menjual saham mereka sedangkan yang tidak memerlukan uang kas dapat menahan sahamnya dengan harapan
2. Bagi Perusahaan
a. Stock Repurchase merupakan alternatif yang baik untuk mendistribusikan
pendapatan diatas normal (extraordinary earning) kepada pemegang saham.
b.Dapat digunakan sebagai strategi untuk mengacau usaha pengambil-alihan perusahaan (yang biasanya dilakukan dengan dengan cara membeli saham sebanyak-banyaknya hingga mencapai jumlah saham mayoritas). Stock
repurchase dapat menggagalkan rencana ini.
c. Pembelian kembali saham perusahaan juga merupakan satu cara praktis bagi
manajemen untuk melakukan restrukturisasi keuangan perusahaan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin akan menjadi lebih baik apabila menggunakan hutang yang lebih besar dalam struktur modalnya.
b. Kerugian Stock Repurchase adalah: 1.Bagi Pemegang Saham
a. Perusahaan membeli kembali saham dengan harga yang terlalu tinggi
sehingga merugikan pemegang saham yang tidak menjual kembali sahamnya.
b.Keuntungan stock repurchase dalam bentuk capital gain, padahal sebagian investor menyukai dividen, tidak semua pemegang saham mengetahui
implikasi pembelian kembali saham perusahaan menyangkut kondisi perusahaan saat ini dan prospeknya di masa mendatang. Akibatnya tidak semua investor memperoleh manfaat atas pembelian kembali saham.
c. Beberapa investor memandang bahwa pembelian kembali saham
pertumbuhan yang baik. Jika hal ini benar, maka pembelian kembali saham
ini akan berakibat negatif terhadap harga saham. 2. Bagi Perusahaan
a. Dapat merusak image perusahaan karena sebagian investor merasa bahwa
stock repurchase merupakan indikator bahwa manajemen perusahaan tidak
mempunyai proyek-proyek baru yang baik. Namun demikian, jika
perusahaan benar-benar tidak memiliki kesempatan investasi yang baik, perusahaan memang sebaiknya mendistribusikan dana kembali kepada
pemegang saham dengan cara stock repurchase.
b.Setelah stock repurchase, pasar mungkin merasa bahwa resiko perusahaan meningkat sehingga dapat menurunkan harga saham.
c. Perusahaan mungkin membayar terlalu tinggi untuk pembelian kembali
saham perusahaan, sehingga sangat merugikan pemegang saham yang
memilih untuk tidak menjual sahamnya.
d. Jika saham ini tidak begitu likiud dan perusahaan melakukan pembelian kembali saham dalam jumlah yang besar, maka harga saham akan cenderung
turun setelah pembelian kembali saham ini, perusahaan semestinya akan dikenakan penalty jika ternyata pembelian saham kembali perusahaan dalam
jumlah yang besar ini semata-mata dilakukan untuk menghindari pajak atas dividen.
e. Dividen merupakan pilihan yang sulit bagi pihak manajemen. Perusahaan
enggan untuk menaikkan tingkat dividen dengan alasan sulit untuk mempertahankan tingkat dividen yang tinggi tersebut. Disamping itu, jika
membutuhkan dana untuk investasi perusahaan terpaksa memotong
pembayaran dividen. Hal ini malah akan memberikan signal negatif, dimana perusahaan dipandang investor sedang mengalami kesulitan keuangan.
Hypotesis
Stock repurchase juga dapat memiliki pengaruh sinyal yang positif. Adanya
pengumuman sebelum dilakukannya stock repurchase akan memberikan dampak bagi para investor, pihak perusahaan dan pihak manajemen. Menurut signaling
hypotesis, pembelian kembali saham perusahaan sebagai indikasi bahwa saham
dinilai terlalu rendah atau undervalued. Dengan adanya pengumuman stock
repurchase ini, juga memberikan signal positif bahwa perusahaan memiliki free
cash flow yang berlebih atau tingkat profitabilitas perusahaan dalam keadaan
bagus (Horne & Wachowicz, 2005:303).
Hal ini membuat investor menilai perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang sehingga akibat dari adanya pengumuman ini, maka harga saham akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Tetapi adanya
pengumuman stock repurchase ini, dapat dimanfaatkan oleh manajer perusahaan untuk mendapatkan keuntungan demi kepentingan pribadinya. Sebagai pihak
internal perusahaan, manajer memiliki informasi lebih dulu yang tidak diketahui oleh publik yang biasanya disebut asymetric information.
Informasi akan dilakukannya stock repurchase, bisa dimanfaatkan manajer
Membeli saham pada saat pengumuman stock repurchase.
Menurut signaling theory, perusahaan akan melakukan stock repurchase karena saham yang beredar undervalued. Sebelum diumumkan bahwa perusahaan
akan melakukan stock repurchase, manajer sudah mempunyai informasi ini, maka manajer membeli saham perusahaan dengan harga yang relatif lebih murah, sebab saham perusahaan undervalued. Setelah adanya pengumuman stock repurchase,
yang dipandang sebagai signal yang bagus oleh investor (adanya kelebihan free
cash flow) dan tingkat profitabilitas perusahaan bagus) maka biasanya harga
saham akan naik sehingga manajer dapat menjual saham yang dibeli tadi untuk mendapatkan capital gain.
b. Menjual saham pada saat pengumuman stock repurchase.
Jika manajer sudah memiliki saham perusahaan dalam jumlah yang cukup banyak, maka manajer akan mengumumkan stock repurchase untuk kepentingan
pribadinya sebagai upaya mendongkrak harga saham. Setelah harga saham mengalami peningkatan, manajer menjual saham yang dimilikinya sehingga diharapkan manajer akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar.
I. Free Cash Flow Hypothesis
Perusahaan yang memiliki free cash flow berlebih, biasanya menginvestasikan dana yang dimilikinya dalam sejumlah proyek. Free cash flow sebagai jumlah arus kas discretionary yaitu jumlah saldo kas yang penggunaannya
Manajer bebas menggunakan dana bagi proyek-proyek yang ada apabila
ketersediaan dana sangat banyak. Proyek yang diambil dikhawatirkan adalah beberapa proyek yang tidak menguntungkan. Jika terjadi kerugian, akan
mempengaruhi profit yang didapatkan perusahaan, dan secara tidak langsung akan mengurangi earning bagi pemegang saham.
Tindakan manajer menggunakan dana yang tersedia untuk proyek-proyek
yang tidak menguntungkan harus dihindari, maka perusahaan menggunakan alternatif penggunaan dana tersebut, untuk membeli saham yang beredar (buyback
shares) sehingga resiko untuk menggunakan free cash flow yang ada untuk
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. GAMBARAN UMUM BURSA EFEK INDONESIA
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.
pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.
B. SEJARAH BURSA EFEK INDONESIA
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah ada sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah
Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun Pasar Modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan Pasar Modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode
pasar modal mengalami kevakuman.
Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor seperti Perang Dunia I dan Perang
Dunia II, pemindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial Belanda kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi Bursa Efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik
Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai
C.GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.PT. Hanjaya Sampoerna Tbk. (HMSP)
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. didirikan di Indonesia pada tanggal
19 Oktober 1963 berdasarkan akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No.69. Sesuai dengan Pasl 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan, anatara lain meliputi industri dan perdagangan rokok serta investasi saham pada
perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan berkedudukan di Surabaya dengan kantor pusat berlokasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya serta memiliki
pabrik yang berlokasi di Surabaya, Pandaan dan Malang. 2.PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk. (ASDM)
PT.Asuransi Dayin Mitra Tbk. didirikan pada tanggal 1 April 1982. Dan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 15 Desember 1989 dengan harga perdana Rp. 6500 dan kode pencatatannya ASDM. PT.Asuransi
Dayin Mitra Tbk. berkantor di Wisma Diners Club Anmex, Jl. Jendral Soedirman Kav. 39 Jakarta.
3. Bank Central Asia Tbk. (BBCA)
PT. Bank Central Asia Tbk. didirikan pada tanggal 10 Agustus 1955 dengan nama N.V. Perseroan dagang dan Industri Semarang Kniting Factory. Pada
tanggal 12 Mei 1974 nama bank berubah menjadi PT. Bank Central Asia dan memulai operasinya pada 12 Oktober 1956. Bank ini berkantor pusat di Wisma BCA Jl. Jend. Soedirman Kav 22-23 Jakarta Selatan. Pada tanggal 28 Mei 1998,
Badan Penyehat Perbankan Nasional (BPPN) mengambil alih operasi dan manajemen bank sehingga status bank menjadi Bank Taken Over dan ditetapkan
mengembalikan bank kepada Bank Indonesia. PT. Bank Central Asia Tbk.
terdaftar sebagai bank yang go public di Bursa Efek Jakarta tanggal 31 Mei 2000 dengan harga perdana Rp.1400 per lembar sahamnya.
4. P.T. Berlian Laju Tanker Tbk. (BLTA)
P.T Berlian Laju Tanker Tbk. didirikan pada tanggal 12 Maret 1981. Bidang usaha perusahaan ini dalam bidang perkapalan dalam dan luar negri dengan
menggunakan kapal-kapal tetapi tidak terbatas pada kapal Tanker, tongkang, dan kapal tunda (tug board). Perusahaan bergerak dalam bidang jasa seperti pelayaran,
angkatan laut dengan konsentrasi pada angkutan muatan cair baik dalam kawasan Indonesia maupun Asia. P.T Berlian Laju Tanker Tbk. mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 26 Maret 1990 dengan kode pencatatan BLTA.
Perusahaan ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp. 106.505.436.280 pada tahun 2002.
5. P.T. Kalbe Farma Tbk. (KLBF).
P.T. Kalbe Farma Tbk. didirikan di Indonesia pada tanggal 10 September 2006. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi usaha dalam bidang industri
dan distribusi produk farmasi (obat-obatan bagi manusia dan hewan). Saat ini, perusahaan terutama bergerak dalam bidang produksi dan pengembangan produk
farmasi perusahaan memulai komersial pada tahun 1966. Perusahaan berkedudukan di Jakarta baik kantor pusat maupun fasilitas pabrik keduanya berlokasi di kawasan industri Delta Silicon, Jl. M.H.Thamrin Blok A3-1 Lippo
6. P.T. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM)
P.T.Telekomunikasi Indonesia Tbk. pada mulanya merupakan bagian dari ”Post en Telegraafdients” yang didirikan pada tahun 1884 dan pada tahun 1974
Perusahaan Negara Telekomunikasi dipecah menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan telekomunikasi nasional maupun internasional dan P.T. INTI yang memproduksi peralatan telekomunikasi.
Namun pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perseroan (Persero) P.T.Telekomunikasi Indonesia Tbk. berdasarkan peraturan pemerintah No. 25
tahun 1991.
7. P.T. Bentoel Internasional Inv. Tbk. (RMBA)
Perjalanan P.T. Bentoel Internasional Inv. Tbk. bermula pada tahun 1930-an
ketika Ong Hok Liong, yang memperoleh keahlian ayahnya di perusahaan penjualan tembakau, memutuskan membuka perusahaan rokok kretek sendiri.
Bersama istrinya, Liem Kiem Kwie Nio, ia memulai perusahaan rokok kretek kecil ”The Strootjes Fabriek Ong Hok Liong”. Tahun 1951 bisnis rokoknya tumbuh dan berubah menjadi perusahaan P.T. Perusahaan Rokok Tjap Bentoel.
Menjelang akhir tahun 1960-an, Bentoel menjadi perusahaan rokok modern dengan memperkenalkan rokok filter olahan mesin ke pasar, yang kemudian
diadopsimenjadi standar industri rokok di Indonesia. P.T. Bentoel Internasional Inv. Tbk. listing di Bursa Efek Jakarta pada 5 Maret 1990 dengan klasifikasi rokok. Harga perdananya yaitu Rp. 12.600 kantor pusat berlamat di Jl. Jend.
8. P.T. Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA)
P.T. Tunas Baru Lampung Tbk. berdiri pada tanggal 22 Desember 1973 dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 14 Februari 2000. P.T. Tunas Baru
Lampung Tbk. merupakan anggota Sungai Budi Group yang berdiri pada tahun 1974 yang merupakan perintis industri perkebunan di Indonesia. Sejak P.T. Tunas Baru Lampung Tbk. berdiri di Lampung, perusahaan ini mampu terus tumbuh
sebagai perusahaan yang memproduksi minyak goreng nabati dengan biaya yang rendah. P.T. Tunas Baru Lampung Tbk. terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada
tanggal 14 Februari 2000. Disamping memproduksi minyak goreng nabati, perusahaan yang memproduksi minyak kelapa, minyak kelapa sawit mentah.
9. P.T. SMART Tbk. (SMAR)
P.T. SMART Tbk. memulai bisnisnya dibawah nama P.T. Maskapai Perkebunan Sumcana Padang Halaban pada tahun 1962. Tahun 1991 mengganti
nama perusahaan menjadi P.T. Sinar Mas Agro Resources & Technology
Corporation atau disingkat P.T. SMART Tbk. perusahaan ini memproduksi
minyak kelapa sawit dengan status PMDN dan memiliki 37.295 karyawan. P.T.
SMART Tbk. berkantor pusat di Plaza BII Tower II Lt. 28-30 Jakarta. Perusahaan ini terdaftar sebagai emiten pada tanggal 20 November 1992 dengan
harga IPO Rp. 3000 dan kode saham ”SMAR”.
Didirikan sejak 1962, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (P.T. SMART Tbk) saat ini adalah salah satu perusahaan publik produk konsumen
berbasis kelapa sawit yang terbesar dan terintegrasi di Indonesia. Aktivitas utama SMART adalah penanaman dan pemanenan pohon kelapa sawit, pengolahan
SMART juga mendistribusikan, memasarkan,dan mengekspor produk
konsumen berbasis kelapa sawit. Selain minyak curah dan minyak industri, produk penyulingan SMART juga dipasarkan dengan berbagai merek, seperti
Filma® dan Kunci Mas®. Saat ini, merek-merek tersebut telah dikenal sebagai
produk berkualitas tinggi dan memiliki pangsa pasar yang cukup signifikan di Indonesia.
10. P.T. Suryainti Permata Tbk. ( SIIP)
P.T. Suryainti Permata Tbk. (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No.
74 tanggal 14 Februari 1990 oleh Ny. Endang Widjajanti Soejono, SH., notaris di Sidoarjo. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No.C2-3460.HT.01.01.TH.91 tanggal 30 Juli 1991, serta telah
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 74 tanggal 13 September 1991 dan tambahan Berita Negara No. 3013. Sesuai dengan pasal 3
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang pembangunan dan pengusahaan gedung perkantoran, pertokoan dan pemukiman, bidang industri, perdagangan dan jasa. Perusahaan
memulai aktivitas usaha komersialnya sejak tahun 1992 dengan melakukan aktivitas pembangunan dan penjualan rumah toko (ruko), pembangunan
perhotelan serta jasa konstruksi gedung. Perusahaan berdomisili di Jl. Panglima Sudirman 55, Surabaya.
11. P.T. Bumi Resources Tbk. (BUMI)
P.T. Bumi Resources Tbk (“Perseroan”), berkedudukan di Jakarta, adalah suatu perseroan terbatas yang diatur menurut undang-undang Republik Indonesia
diubah dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar, No. 103, tanggal 28 Nopember
1973, yang keduanya dibuat di hadapan Djoko Soepadmo, SH, Notaris di Surabaya.
Berdasarkan anggaran dasar perseroan, tujuan perseroan adalah berusaha dalam bidang perdagangan, perindustrian, perbengkelan, pertanian, pertambangan, pengangkutan, real-estate, jasa. Kegiatan usaha utama Perseroan adalah
melakukan penambangan di permukaan tanah (surface open cut mining) dengan hasil tambang utama berupa batu bara thermal dari pertambangannya di
Indonesia. 12. P.
P.T. Centrin Online Tbk (Perseroan) dahulu bernama P.T Centrindo Utama
didirikan berdasarkan akta No. 33 tanggal 11 Februari 1987 yang dibuat di hadapan Nanny Sukarja, SH., diubah dengan akta SH No. 88 tanggal 28 Oktober
1987 yang dibuat di hadapan Winarti Sukarjadi, SH., pengganti Nanny Sukarja SH., dan diubah kembali dengan akta No. 109 tanggal 16 Juli 1988 yang dibuat di hadapan Nanny Sukarja, SH. Produk dan jasa internet yang ditawarkan oleh Perseroan antara lain meliputi : Dial Up Services, Business Access, LAN Dial Up Services, Dial Up ISDN Services, LAN Dial Up ISDN Services, Dedicated/Leased
Line Services, Web Hosting Services, Co-location Services, Mailing List Services dan VoiP.
13. P.
Perusahaan adalah perseroan terbatas yang didirikan di Indonesia
dalam surat keputusan No. C2-1840HT.01.01.TH.94 tanggal 4 Februari 1994,
serta diumukna dalam Berita Negara Republik Indonesia No.60 Tambahan No. 4842 Tanggal 29 Juli 1994. Perusahaan beroperasi secara komersil sejak bulan
November 1998 dan lokasi kantor pusatnya berda di Jalan. Basuki Rahmad No.788, Palembang, Sumatera Selatan.
14. P.
P.T. Medco Energi International Tbk didirikan dalam rangka Penanaman Modal dalam Negeri No.6 Tahun 1968 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No.12 Tahun1970 berdasarkan akta notaris No.19 dari Imas Fatimah, S.H., pada tanggal 9 Juni 1980. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan kantor pusat beralamat di gedung Graha Niaga Lantai.16 Jalan Jendral Sudirman Kav. 68 Jakarta.
15. P.
P.T. Budi Acid Jaya Tbk. didirikan berdasarkan akta notaris Henk Limanow, S.H., No.15 Tanggal 15 Januari1979 dengan nama North Aspac Chemical Industrial Company. Perusahaan berkantor pusat di Wisma Budi Lt.8-9, Jalan HR.
Rasuna Said Kav C-6 Jakarta dan memiliki pabrik di Subang, Lampung Jambi dan
Surabaya. Perusahaan mulai beroperasi secara komersil pada bulan Januari 1981. 16. P.
P.T. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. berdiri di Republik Indonesia pada tahun 1911 dengan nama ”Nu Hullandsch Americanse Plantage Maatschappij” .
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar perusahaan, perusahaan bergerak dalam bidang perkebunan, pengolahan dan perdagangan hasil tanaman dan produk
31 Desember 1999 perusahaan telah mendaftarkan semua saham yang
ditempatkan dan disetor penuh di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. 17.
P.T. Timah Tbk. mewarisi sejarah panjang usaha pertambangan timah di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari 200 tahun. Sumber daya mineral timah di Indonesia ditemukan tersebar di daratan dan perairan sekitar pulau
Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan Kundur. Dengan diberlakukannya UU No.9 tahun 1969 dan peraturan pemerintah No.19 Tahun 1969, pada tahun 1976
status PN Tambang Timah & Proyek Peleburan Timah Mentok diubah bentuk perusahaan perseroan (Persero) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan namanya diubah menjadi P.T. Tambang Timah (Persero). P.T. Timah melakukan penawaran umum perdana di Pasar Modal Indonesia dan
Internasional pada tanggal 19 Oktober 1995. 18. P.
P.T. Semen Gresik Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden Republik Indonesia Pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per
tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Eek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang Go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Lokasi pabrik sangat strategis
Hongkong, Kamboja, Bangladesh, Yaman, Norfolk USA, Australia, Canary
Island, Mauritiks, Nigeria dan Madagaskar. 19. P.
P.T. Jasa Marga Tbk. didirikan tahun 1978 ketika jalan bebas hambatan pertama yang menghubungkan Jakarta dengan Bogor selesai dibangun. P.T. Jasa Marga Tbk. dibentuk pada tanggal 1 Maret 1978 dengan tujuan
menyelenggarakan jalan tol di Indonesia. Pada tanggal 9 Maret 1978, Presiden Soeharto meresmikan jumlah total tersebut sebagai jumlah total pertama di
Indonesia yang diberi nama Jagorawi dengan 200 karyawan. Sejak saat itu, Jasa Marga bersama pemerintah terus membangun jumlah-jumlah tol baru di wilayah Jabotabek, Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya, Medan. Sampai dengan akhir tahun 80-an, Jasa Marga adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia,
sehingga kemudian Pemerintah mengundang investor swasta yang berfungsi sebagai regulator menjadi investor jalan tol dari pemerintah.
20. P.
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah bidang pertambangan, berbagai jenis bahan galian serta
menjalankan usaha di bidang industri perdagangan, pengangkutan, dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan galian tersebut. Perusahaan mulai beroperasi secara komersil pada tanggal 5 Juli 1968. Perusahaan Persero PT. Aneka
Pada tanggal 14 September 1974, berdasarkan peraturan pemerintah No.26
Tahun 1974, status perusahaan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas (Perusahaan Perseroan) dan sejak itu
Deskriptif rata-rata return sebelum dan sesudah pengumuman stock repurchase dapat dilihat pada Tabel 1.4. Stock repurchase adalah suatu transaksi
di mana suatu perusahaan membeli kembali sebagian dari sahamnya sendiri, sehingga mengurangi jumlah saham yang beredar, menaikkan laba per saham, dan
seringkali menaikkan harga saham tersebut (Brigham & Houston, 2006:98). Return merupakan capital gain/loss yaitu selisih antara harga saham periode saat
ini (Pit) dengan harga saham pada periode sebelumnya (Pit-1) dibagi dengan harga saham pada periode sebelumnya (Pit-1) (Jogiyanto, 2003:110).