Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen
Universitas Pendidikan Indonesia
STEPHANIE 0801087
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
STEPHANIE 0801087
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si Budhi Pamungkas Gautama, SE. M.Sc NIP. 19470125 197501 1 001 NIP.19820707 200912 1 005
Mengetahui:
Ketua Program Studi Manajemen
viii
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan MasalahError! Bookmark not defined.
1.2.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
ix
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.1. Pasar Modal ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.1 Pengertian pasar modal ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.2 Peranan dan fungsi pasar modal ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.3 Jenis-jenis pasar modal ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Saham ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.1 Pengertian Saham ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.2 Jenis-Jenis Saham... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.3 Pengertian Harga Saham ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.4 Nilai Saham ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... Error!
Bookmark not defined.
2.1.3 Aksi Emiten (Corporate Action) ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Pemecahan Saham (Stock Split) ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4.1 Pengertian Stock Split ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4.2 Jenis Stock Split ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4.3. Teori Stock Split ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4.4 Tujuan Stock Split ... Error! Bookmark not defined.
2.1.5. Abnormal return ... Error! Bookmark not defined.
2.1.6 Likuiditas Saham ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Operasionalisasi variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Populasi dan Teknik Sampling... Error! Bookmark not defined.
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Metode Analisis ... Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Analisis Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.
3.6.2 Uji Hipotesis... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... Error! Bookmark not
defined.
4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Profil Perusahaan ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Deskripsi Data Variabel yang DitelitiError! Bookmark not defined.
4.1.2.1 Stock Split ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2.2 Abnormal Return ... Error! Bookmark not defined.
xi
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.3 Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3.1 Statistik Deskriptif Abnormal ReturnError! Bookmark not defined.
4.1.3.2 Statistik Deskriptif Trading Volume ActivityError! Bookmark not defined.
4.1.4 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4.1 Pengujian Hipotesis Pertama... Error! Bookmark not defined.
4.1.4.1 Pengujian Hipotesis Kedua ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Hasil Uji Beda Abnormal Return sebelum dan sesudah stock split
... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Hasil Uji Beda Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Stock
Split ... Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Pembahasan Secara keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN
xii
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
TABEL
Tabel 1.1 Beberapa Perusahaan yang Melakukan Stock Split... 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 36
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 46
Tabel 3.1 Daftar Seluruh Perusahaan yang Melakukan Stock Split di BEI pada Periode 2007-2011 ... 47
Tabel 3.2 Daftar sampel perusahaan yang melakukan stock split di BEI pada periode 2007-2011 ... 50
Tabel 4.1 Daftar sampel perusahaan yang melakukan stock split di BEI pada periode 2007-2011 ... 66
Tabel 4.2 Klasifikasi Perusahaan Berdasarkan Sektor ... 68
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Abnormal Return ... 72
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Trading Volume Activity... 75
Tabel 4.5 Deskriptive Statistic Abnormal Return ... 77
Tabel 4.6 Deskriptive Statistic Trading Volume Activity ... 78
Tabel 4.7 Hasil Uji Paired Sample T-Test pada Abnormal Return... 80
xiii
Stephanie, 2013
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 41
xiv
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Administratif Lampiran 2 Daftar Perusahaan
Lampiran 3 Abnormal Return Perusahaan
Lampiran 4 Trading Volume Activity Perusahaan Lampiran 5 Descriptive Statistic Abnormal Return
Lampiran 6 Descriptive Statistic Trading Volume Activity Lampiran 7 T-Test Abnormal Return
i
ABSTRAK
Stephanie. 0801087. Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si, dan Budhi Pamungkas G, SE.M.Sc.
Stock split merupakan corporate action yang tidak memiliki nilai
ekonomis. Namun sebagian peneliti menyimpulkan bahwa stock split ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return dan trading
volume activity. Stock split dilakukan atas dasar signalling theory dan trading range theory. Menurut signaling theory, stock split memberikan sinyal yang baik
mengenai prospek perusahaan dimasa depan. Trading range theory menyatakan bahwa harga saham yang tinggi merupakan pendorong bagi perusahaan untuk melakukan stock split dengan harapan akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah
stock split. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verivikatif, dimana
pengujian hipotesis digunakan uji beda Paired Sample T-Test. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Pojok BEI tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, meliputi tanggal pengumuman stock split yang digunakan sebagai event date ( t0 ), harga saham penutupan harian perusahaan yang melakukan stock split dalam periode pengamatan, Index Harga Saham Gabungan ( IHSG ) harian, jumlah saham yang diperdagangkan secara harian, dan jumlah saham yang beredar atau listed share. Sampel yang digunakan berjumlah 23 perusahaan yang melakukan pemecahan saham selama tahun 2007 - 2011 dan terdaftar dalam BEI.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan trading
volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah Stock split . Dan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa Stock split .
ABSTRACT
Stephanie. 0801087. Differences Abnormal Return and Trading Volume Activity Before and After Stock Split on Company Listed at Indonesia Stock Exchange. Under the guidance of Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si, and Budhi Pamungkas G, SE.M.Sc.
Stock split is a corporate action has no economic value. But, some researchers concluded that the stock split has a significant impact on abnormal return and trading volime activity. The stock splot carried out on the basis of the trading range theory and signaling theory. According to signaling theory, stock split provides a good signal about the company in the future. Trading range theory states that a high stock price are the stimulus for companies to do stock split in the hope that will improve the liquidity of stock trading.
This study aims to obtain empirical evidence on differences in abnormal return and trading volume activity before and after the stock split. This study uses descriptive and verivikatif, and to test the hypothesis used Paired Sample T-Test. The data used are secondary data that collected from IDX Corner in 2007 up to 2011. The data used in research were taken from : announcement date of stock split applied as event date ( t 0 ), daily closing price, indeks daily closing of the companies applying stock split within observation period ( IHSG ), the amount of daily traded share and the amount of listed share. There are 23 sampels for this research. They are stocks of the companies which implemented stock split policy within 2007 up to 2011 and which have been listed in BEI.
The results obtained from this study there is a difference significant trading volume activity before and after the stock split. And there were no significant differences in the abnormal returns before and after the stock split event.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mengembangkan usaha ternyata banyak menemui kendala terutama
dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk
mengembangkan usaha tersebut. Pasar modal dapat menjadi salah satu jalan
keluarnya, pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan untuk menghimpun
dana yang berfungsi untuk membiayai secara langsung kegiatan perusahaan,
dimana masyarakat diikutsertakan secara langsung didalamnya. Masyarakat yang
diikutsertakan secara langsung adalah masyarakat yang menanamkan dananya ke
dalam suatu perusahaan, dengan cara membeli saham dari perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup besar.
Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya perusahaan go public yang
terdaftar di bursa saham serta semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang
mulai terjun di dunia pasar modal. Tidak hanya peran dari perusahaan dan
masyarakat saja yang mengakibatkan pasar modal di Indonesia berkembang,
namun pemerintah juga berperan dalam membantu perkembangan pasar modal di
Indonesia.
Banyak sekali aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh para investor
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
macam faktor yang dapat mempengaruhi ativitas perdagangan saham di pasar
modal, diantaranya adalah informasi yang masuk ke pasar modal tersebut.
Informasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi para investor
dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini berkaitan dengan
pemilihan portofolio investasi yang paling menguntungkan dengan tingkat risiko
tertentu. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga
keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pasar modal memiliki dua jenis informasi yang bersifat publik dan pribadi
(privat). Informasi publik adalah informasi yang dipublikasikan kepada
masyarakat terbuka. Sebaliknya informasi privat ialah informasi tertutup yang
hanya diketahui oleh pihak-pihak intern saja. Kemudian informasi yang paling
sering terjadi di lantai bursa adalah informasi publik. Salah satu contoh informasi
yang dipublikasikan di pasar modal adalah informasi mengenai pemecahan lembar
saham atau yang lebih dikenal dengan istilah stock split.
Pemecahan saham merupakan salah satu bentuk tindakan (action) yang
dilakukan oleh emiten untuk meningkatkan jumlah saham, dengan cara memecah
saham yang ada menjadi pecahan yang lebih kecil. Dalam pandangan teori
keuangan tradisional, pemecahan saham hanyalah merupakan cosmetic event
karena tidak merubah kekayaan pemegang saham, namun demikian pemecahan
saham pada prakteknya sering kali diterima pasar sebagai sinyal positif bagi
perbaikan kinerja perusahaan. Pada dasarnya ada dua stock split yang dapat
dilakukan yaitu split up (pemecahan naik) dan split down (pemecahan turun). Split
3
bertambahnya jumlah lembar yang beredar. Sedangkan split down adalah
peningkatan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan berkurangnya
jumlah lembar saham yang beredar. Dengan adanya split up atau split down, saldo
modal tidak berubah, yang berubah hanya lembar saham yang beredar. Dengan
demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau
dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis.
Tujuan utama dari pemecahan saham ini sebenarnya adalah untuk
membuat saham tersebut lebih sering diperdagangkan, karena menurunnya harga
saham serta menambah jumlah saham yang beredar yang kemudian akan
meningkatkan daya tarik investor. Ketidak-likuidan saham seringkali disebabkan
oleh harga saham yang terlalu tinggi serta jumlah saham yang beredar terlalu
sedikit. Harga merupakan salah satu faktor yang sangat diperhatikan karena mempengaruhi permintaan dan penawaran saham. Bila saham tersebut dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaannya akan berkurang. Sebaliknya bila pasar menilai bahwa harga saham tersebut rendah, maka jumlah permintaannya akan meningkat. Tingginya harga saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk membeli saham tersebut. Hukum permintaan dan penawaran akan kembali berlaku, dan sebagai konsekuensinya harga saham yang tinggi tersebut akan menurun sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru. Dan cara yang dilakukan oleh emiten untuk mempertahankan agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal sehingga daya beli investor meningkat yaitu melalui pemecahan saham ini.
Selama beberapa dekade terakhir ini semakin banyak peristiwa stock split
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beberapa emiten yang melakukan stock split pada tahun 2007 hingga 2011 ialah
sebagai berikut:
Tabel. 1.1
Beberapa Perusahaan yang Melakukan Stock Split
No. Nama Perusahaan
Split
factor Tanggal Pengumuman Stock Split
1 AKR Corporindo Tbk 1:5 27 Juli 2007
2 Aneka Tambang Tbk 1:5 12 Juli 2007
3 Davomas Abadi Tbk 1:2 28 Mei 2007
4 Hortus Danavest Tbk 1:2 10 September 2007
5 Humpuss Intermoda Transportasi Tbk 1:2 11 September 2007
6 Jaya Pari Steel Tbk 1:5 12 Desember 2007
7 Lippo Karawaci Tbk 1:2.5 26 Desember 2007
8 Pakuwon Jati Tbk 1:5 19 September 2007
9 Semen Gresik (persero) Tbk 1:10 07 Agustus 2007
10 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 1:5 22 Agustus 2007
11 Bank Central Asia Tbk 1:2 28 Januari 2008
12 Berlian Tbk 1:2 04 Agustus 2008
13 Delta Dunia Petroindo Tbk 1:2 15 April 2008
14 International Nickel Indonesia Tbk 1:10 15 Januari 2008
15 Panin Sekuritas Tbk 1:2 21 Januari 2008
16 Panorama Sentrawisata Tbk 1:2 11 Februari 2008
17 Timah Tbk 1:10 08 Agustus 2008
5
19 Charoen Pophand Indonesia Tbk 1:5 08 Desember 2010
20 Ciputra Development Tbk 1:2 15 Juli 2010
21 Darya-Varia Laboratoria Tbk 1:2 12 Nopember 2010
22 Bank Rakyat Indonesia Tbk 1:2 11 Januari 2011
23 Astra Otoparts Tbk 1:5 24 Juni 2011
Sumber: Pojok BEI
Manajemen pada berbagai perusahaan yakin bahwa untuk menjalin
hubungan dengan masyarakat yang lebih baik diperlukan kepemilikan yang lebih
luas. Karena itu, mereka ingin memiliki harga saham yang berada pada rentang
harga optimal, sehingga berada dalam batas kemampuan mayoritas calon investor.
Dengan melakukan split, perusahaan membuat saham mereka lebih atraktif bagi
investor individu.
Fenomena stock split merupakan fenomena yang masih membingungkan
dan menjadi teka-teki di bidang ekonomi. Secara teoritis stock split tidak memiliki
nilai ekonomis akan tetapi beberapa bukti empiris menunjukkan bahwa pasar
seringkali memberikan reaksi terhadap tindakan emiten ini, bahkan beberapa
penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil yang kontroversi mengenai efek
split tersebut, diantaranya menunjukkan bahwa stock split membawa kandungan
informasi yang akan di respon secara positif oleh investor.
Dampak split terhadap keuntungan investor dijelaskan oleh Grinblatt,
Masulis dan Titman (1984) bahwa disekitar pengumuman split menunjukkan
adanya perilaku harga saham yang abnormal. Hal ini mengindikasikan bahwa
aktivitas split yang dilakukan emiten diinterpretasikan oleh investor sebagai
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berpartisipasi dalam aksi jual atau beli saham setelah stock split akan menjadikan
likuiditas suatu saham meningkat sehingga berakibat pada adanya perubahan
aktivitas perdagangan pada level tertentu. Kenaikan aktivitas perdagangan suatu
saham otomatis akan berakibat terhadap kenaikan harga saham perusahaan
tersebut.
Diyakini pula bahwa peningkatan harga yang terjadi tidak disebabkan
karena adanya pengumuman deviden yang meningkat seperti yang dikemukakan
oleh Fama dan French (1993). Pasar memberikan nilai positif terhadap split
karena adanya tax – option impact. Dampak tersebut berbentuk pembebasan pajak
yang dihadapi investor (tax – option investor) sehingga investor tersebut
memperoleh keuntungan lebih. Sedangkan Nichols dan McDonald (seperti dikutip
di Sears dan Trennepohl, 1993) menyimpulkan dengan adanya pasar yang anomali
akibat split, laba perusahaan akan menjadi bertambah besar. Sebaliknya resiko
saham, menurut Brennan dan Copeland (1988) (dalam Wang Sutrisno, 2000)
menjadi lebih besar di hari – hari sekitar pengumuman split dan diyakini pula
bahwa resiko di hari ex – date cenderung mengalami peningkatan yang permanen.
Dua teori utama yang dapat menjelaskan mengenai motivasi emiten
melakukan stock split serta efek yang ditimbulkan yaitu signaling theory dan
trading range theory. Signalling theory menyatakan bahwa stock split
memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan
menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik
7
split memberikan sinyal yang mahal terhadap informasi manager karena biaya
perdagangan tergantung pada besarnya harga saham dimana kedua variabel
tersebut memiliki hubungan yang negatif. Apabila aktivitas split dapat
meningkatkan biaya likuiditas kepada investor, maka split menunjukkan sinyal
yang valid. Hal ini didukung oleh Brennan dan Hughes (1986). Menurut mereka
semakin tinggi tingkat komisi saham dengan semakin rendahnya harga saham
menimbulkan bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan akibat split.
Tingkat komisi saham yang semakin tinggi merupakan daya tarik bagi broker
untuk melakukan analisis setepat mungkin agar harga saham berada pada tingkat
perdagangan yang optimal serta mampu memberikan informasi yang
menguntungkan bagi perusahan dan investor.
Stock split yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh
investor sebagai sinyal bahwa manajer memiliki sinyal yang menguntungkan
dimana hal tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang positif
disekitar pengumuman split. Hal ini dapat diartikan bahwa hanya perusahaan yang
berkinerja baik sajalah yang dapat memberikan sinyal yang dipercaya oleh
investor. Sedangkan apabila pengumuman stock split mengakibatkan terbentuknya
abnormal return negatif pada hari setelah pengumuman. Investor menganggap
pengumuman stock split bukan sebagai informasi yang baik dan memberikan
reaksi negatif, yang ditandai dengan abnormal return negatif. Kondisi tersebut
juga menggambarkan bahwa stock split tidak mampu memberikan sinyal positif
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan trading Range theory, menurut teori ini harga saham yang
terlalu tinggi menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan.
Tingkat kemahalan saham merupakan motivasi manajer melakukan stock split.
Dengan adanya stock split, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan
semakin banyak investor yang mampu bertransaksi sehingga sehingga akan
meningkatkan volume perdagangan saham.
Volume perdagangan saham merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan untuk melihat ada atau tidaknya reaksi pasar terhadap suatu peristiwa
tertentu, reaksi tersebut dilihat dari aktivitas perdagangan saham bersangkutan
yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). Trading Volume Activity
(TVA) merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada
waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode
tertentu. Untuk mengetahui apakah aktivitas pemecahan saham dapat
mempengaruhi volume perdagangan saham maka digunakan pengujian dengan uji
beda, yaitu pada TVA sebelum pemecahan saham dengan TVA sesudah
pemecahan saham. Bila terdapat perbedaan yang signifikan maka berarti
pemecahan saham berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.
Di Indonesia penelitian yang menguji trading range theory diantaranya
dilakukan oleh Wang Sutrisno et al. (2000) serta Ellen Rusliati dan Esti Nur
Farida (2010). Akan tetapi hasil dari penelitian mereka menunjukkan bahwa
likuiditas saham justru mengalami kecenderungan turun setelah pengumuman
9
Bennet (1990) yang menemukan adanya penurunan likuiditas setelah split dengan
masing – masing menggunakan volume perdagangan dan bid – ask spread sebagai
proksi. Hasil ini bertentangan dengan Copeland and Mayers (1982) yang
melakukan penelitian terhadap 162 perusahaan yang tercatat di OTC untuk
periode 1965–1978 dan menemukan adanya kenaikan yang signifikan secara
statistik pada persentase bid – ask spread setelah split (selama 40 hari
perdagangan ex – date).
Ada banyak sekali pendapat mengenai stock split, tetapi pada dasarnya
pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Pertama, stock split
hanya merupakan perubahan yang bersifat “kosmetik”. Kedua, stock split dapat
mempengaruhi keuntungan pemegang saham, resiko saham dan sinyal yang
diberikan kepada pasar. Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, penelitian ini
ditujukan untuk menguji kembali sampai sejauh mana stock split mempengaruhi
abnormal return dan volume perdagangan saham. Berdasarkan uraian diatas maka
penelitian ini mengambil judul “ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Informasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi investor untuk
mengambil keputusan investasinya. Salah satu informasi yang beredar di lantai
bursa ialah informasi mengenai pemecahan saham atau stock split. Stock Split
merupakan salah satu bentuk tindakan (action) yang dilakukan oleh emiten untuk
meningkatkan jumlah saham, dengan cara memecah saham yang ada menjadi
pecahan yang lebih kecil.
Hasil penelitian terhadap stock split, ada yang menunjukkan bahwa stock
split tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel yang diteliti.
Penelitian yang mendukung stock split berkeyakinan bahwa dengan harga saham
yang lebih terjangkau setelah stock split, diharapkan akan terjadi peningkatan
jumlah pemegang saham tersebut dan dapat meningkatkan harga pasar saham
emiten yang melakukan stock split, sehingga membuat pasar lebih likuid. Dilain
pihak peneliti stock split berkeyakinan bahwa tingkat harga saham setelah stock
split akan menempatkan perusahaan pada kelompok perusahaan yang memiliki
nilai saham rendah sehingga berakibat semakin menurunnya kepercayaan investor
terhadap saham tersebut karena itu stock split merupakan fenomena yang
11
Dua teori utama yang dapat menjelaskan mengenai motivasi investor
melakukan stock split serta efek yang ditimbulkan yaitu signaling theory dan
trading range theory. Signalling theory menyatakan bahwa stock split
memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan
menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik.
Stock split yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor
sebagai sinyal bahwa manajer memiliki sinyal yang menguntungkan dimana hal
tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang positif disekitar
pengumuman split.
Menurut trading range theory, harga saham yang terlalu tinggi
menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan. Dengan adanya
stock split, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin
banyak investor yang mampu bertransaksi sehingga sehingga akan meningkatkan
volume perdagangan saham, untuk melihat pengaruh pemecahan saham terhadap
volume perdagangan saham dilihat dari aktivitas perdagangan saham yang
bersangkutan yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA).
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran abnormal return sebelum dan sesudah melakukan
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana gambaran trading volume activity sebelum dan sesudah
melakukan stock split?
3. Apakah terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah
melakukan stock split?
4. Adakah terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah
melakukan stock split ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk memperoleh gambaran abnormal return sebelum dan sesudah
melakukan stock split?
2. Untuk memperoleh gambaran trading volume activity sebelum dan
sesudah melakukan stock split?
3. Untuk mengetahui perbedaan abnormal return saham sebelum dan
sesudah melakukan stock split.
4. Untuk mengetahui perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah
13
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini terbagi atas dua kelompok, yaitu:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen keuangan, yang
berkaitan dengan stock split, abnormal return, dan trading volume activity.
2. Kegunaan Praktis
Bagi perusahaan go public untuk mengetahui pemecahan saham
sebagai salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh emiten serta
mengetahui muatan informasi dari suatu informasi pemecahan saham
terhadap aktivitas di bursa efek pada perusahaan yang go public. Bagi
investor yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
43
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:38), “variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”. Dalam
penelitian yang mengambil judul Analisis Perbedaan Abnormal return dan
Trading Volume Activity Sebelum dan sesudah Stock Split pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ini, objek penelitian yang diteliti terdiri dari
stock split, abnormal return, dan trading volume activity pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:2) metode “merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Demikian juga yang
dimaksud dengan metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk
44
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sberhubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut
Sugiyono (2008:29), penelitian deskriptif adalah “penelitian yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”. Dengan menggunakan metode
penelitian deskriptif ini, sesuai dengan rumusan masalah, maka dapat diperoleh
deskripsi mengenai:
1. Gambaran abnormal return sebelum dan sesudah stock split.
2. Gambaran trading volume activity sebelum dan sesudah stock split
Menurut Arikunto (2002:8) mengungkapkan bahwa “penelitian verifikatif
adalah penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian”.
Penelitian ini digunakan untuk menguji kebenaran dari hipotesis melalui
pengumpulan data dilapangan. Penelitian verivikatif digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.2 Desain Penelitian
Menurut Arikunto (2002:51) desain penelitian adalah “rencana atau
rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan
dilaksanakan”. Dalam desain penelitian terdapat penjelasan terperinci mengenai
tipe desain riset yang memuat prosedur yang sangat dibutuhkan dalam upaya
memperoleh informasi serta mengolahya dalam rangka memecahkan masalah.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan memilih masalah yang akan diteliti.
2. Merumuskan masalah penelitian.
3. Membuat dan menetapkan hipotesis.
4. Memilih pendekatan yang tepat untuk digunakan dalam penelitian.
5. Mengumpulkan data.
6. Menyajikan data deskriptif dan menganalisis data yang telah terkumpul
dengan analisis statistik.
46
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8. Menarik kesimpulan dan menyusun hasil keseluruhan penelitian dalam
laporan penelitian.
3.3 Operasionalisasi variabel
Berikut operasionalisasi dari variabel-variabel yang diteliti dalam
penelitian ini:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No Variabel Devinisi Pengukuran
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu waktu tertentu dan jumlah
saham yang beredar di waktu
yang sama.
3.4 Populasi dan Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2008:80), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas atau karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang sahamnya
terdaftar di BEI yang melakukan stock split pada periode tahun 2007 sampai
dengan 2011. Pada periode ini terdapat 38 peristiwa pemecahan saham yang
dilakukan oleh perusahaan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2
48
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tbk Citramulia Tbk 2009
Development Tbk 15 Juni 2010
8 Jaya Pari Steel
Tbk 12 Desember 2007 27
Intiland
Development Tbk 22 Juli 2010 9 Lippo Karawaci
10 Pakuwon Jati Tbk 19 September
2007 29
Resource Alam
Indinesia Tbk 18 Maret 2010 11 Semen Gresik
(persero) Tbk 07 Agustus 2007 30 Tunas Ridean Tbk 17 Juni 2010 12 Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 22 Agustus 2007 31
Bank Rakyat
Indonesia Tbk 11 Januari 2011
13 Bank Central Asia
Tbk 28 Januari 2008 32
Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk 28 Maret 2011
14 Berlian Tbk 04 Agustus 2008 33 PP London
Indonesia Tbk 10 Desember 2008 36
Jasuindo Tiga
Perkasa Tbk 26 Juli 2011 18 Mitra Rajasa Tbk 30 Mei 2008 37 Capitalinc
Invesment Tbk 11 Juli 2011 19 Panin Sekuritas
Tbk 21 Januari 2008 38
Surya Semesta
Internusa Tbk 07 Juli 2011
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2008:73), sampel adalah “bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Cara untuk pengambilan
sampel disebut teknik sampling. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling yaitu sampel yang dibutuhkan dibatasi pada tipe tertentu atau
menyesuaikan kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Di dalam purposive
sampling, populasi yang akan di jadikan sampel penelitian adalah populasi yang
memenuhi kriteria sampel tertentu atau jugdement sampling. Kriteria perusahaan
yang menjadi sampel adalah sebagai berikut,
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
2007-2011.
2. Melakukan stock split pada periode Januari 2007 - September 2011 dan
tidak melakukan stock split lebih dari satu kali selama periode tersebut.
3. Perusahaan yang hanya melakukan kebijakan stock split dan tidak melakukan corporate action lain selama periode pengamatan (event
window), seperti right issue, warrant, additional shares, pengumuman
dividen, saham bonus, merger dan pengumuman perusahaan lainnya. Hal
ini dilakukan agar perubahan harga saham dan likuiditas saham hanya
dipengaruhi oleh stock split.
4. Sampel saham yang dipilih aktif diperdagangkan minimal 10 hari seputar
50
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang memiliki data yang lengkap.
Dari semua emiten yang melakukan stock split selama periode tersebut,
kemudian dilakukan penyaringan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sesudah
dilakukan penyaringan, diperoleh sebanyak 23 perusahaan/emiten sebagai sampel
akhir bagi penelitian ini. 15 perusahaan dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai
sampel dikarenakan tidak memenuhi kriteria perusahaan yang menjadi sampel ,
beberapa diantaranya melakukan corporate action lain selain stock split pada
periode engamatan dan beberapa perusahaan lain tidak memiliki data yang lengap
sehingga tidak layak untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Adapun daftar
sampel perusahaan yang melakukan stock split adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Daftar sampel perusahaan yang melakukan stock split di BEI pada periode 2007-2011
No. Nama Perusahaan Split
factor Tanggal Pengumuman Stock Split
1 AKR Corporindo Tbk 1:5 27 Juli 2007
2 Aneka Tambang Tbk 1:5 12 Juli 2007
3 Davomas Abadi Tbk 1:2 28 Mei 2007
4 Hortus Danavest Tbk 1:2 10 September 2007
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 Jaya Pari Steel Tbk 1:5 12 Desember 2007
7 Lippo Karawaci Tbk 1:2.5 26 Desember 2007
8 Pakuwon Jati Tbk 1:5 19 September 2007
9 Semen Gresik (persero) Tbk 1:10 07 Agustus 2007
10 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 1:5 22 Agustus 2007
11 Bank Central Asia Tbk 1:2 28 Januari 2008
12 Berlina Tbk 1:2 04 Agustus 2008
13 Delta Dunia Petroindo Tbk 1:2 15 April 2008
14 International Nickel Indonesia Tbk 1:10 15 Januari 2008
15 Panin Sekuritas Tbk 1:2 21 Januari 2008
16 Panorama Sentrawisata Tbk 1:2 11 Februari 2008
17 Timah Tbk 1:10 08 Agustus 2008
18 Arwana Citramulia Tbk 1:2 11 September 2009
19 Charoen Pophand Indonesia Tbk 1:5 08 Desember 2010
20 Ciputra Development Tbk 1:2 15 Juli 2010
21 Darya-Varia Laboratoria Tbk 1:2 12 Nopember 2010
22 Bank Rakyat Indonesia Tbk 1:2 11 Januari 2011
23 Astra Otoparts Tbk 1:5 24 Juni 2011
52
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berasal dari Pojok BEI dan data yang berasal dari www.idx.co.id. Pengumpulan
data untuk penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi. Teknik
dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data
tentang perusahaan yang memjadi sampel penelitian melalui fasilitas internet,
dengan mengakses situs-situs resmi perusahaan serta informasi dari media massa
lainnya. Data yang diperlukan antara lain:
1. Nama perusahaan yang melakukan stock split antara tahun 2007 sampai
2011.
2. Tanggal dilakukan stock split setiap perusahaan.
3. Data harga saham harian, IHSG, volume perdagangan, dan bid-ask
perusahaan 11 hari sebelum dan sesudah tanggal dilakukannya stock split.
1.6Metode Analisis
1.6.1 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskrisi suatu data yang
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
range, kurtosis dan skewness. Dengan analisis ini bisa diketahui deskripsi dari
masing-masing variable secara individu.
a. Gambaran mengenai stock split.
b. Gambaran abnormal return dapat diukur dengan mengurangkan return
realisasi dengan return yang diharapkan.
c. Gambaran trading volume activity (TVA) yang didapat dari perbandingan
jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dan jumlah saham
54
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6.2 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
statistic parametric uji beda dengan sampel berpasangan (paired-sample t test).
Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan sampel sebelum dan sesudah
diberi perlakuan. Peneliti menggunakan uji ini untuk mengetahui perbedaan
abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah stock split.
Abnormal return dalam penelitian ini tidak menggunakan nilai mutlak atau
memperhatikan nilai positif dan nilai negative. Hal itu dikarenakan abnormal
return yang positif maupun abnormal return yang negatif memiliki makna
sendiri-sendiri. Tingkat signifikansi dalam penelitian ini α=0,05 atau 5%. Hasil uji
hipotesis yang menunjukkan nilai probabilitas tidak lebih dari 5% berarti
86 Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Abnormal return yang didapat dari selisih antara actual return dan
expected return 23 perusahaan yang terdaftar di BEI paa tahun 2007
sampai dengan tahun 2011 memiliki nilai terbesar pada -1 hari
pengumuman stock split yaitu sebesar 0,62791 dan terkecil pada +3 hari
pengumuman stock split yaitu sebesar -0,08465.
2. Trading Volume Activity yang didapat dari perbandingan jumlah saham
yang diperdagangkan pada waktu tertentu dan jumlah saham yang beredar
di waktu yang sama pada 23 perusahaan yang terdaftar di BEI paa tahun
2007 sampai dengan tahun 2011 memiliki nilai terbesar pada -4 hari
pengumuman stock split yaitu sebesar 0,00311 dan terkecil pada +4 hari
87
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Berdasarkan uji beda terhadap abnormal return pada periode peristiwa,
ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return yang
signifikan pada periode sebelum dan sesudah stock split. Alasan yang
mendasari hal tersebut adalah tanggapan pasar yang kurang baik terhadap
kegiatan stock split yang dilakukan oleh emiten.
4. Berdasarkan uji beda terhadap trading volume activity pada periode
peristiwa, didapat bahwa terdapat perbedaan trading volume activity yang
signifikan pada periode sebelum dan sesudah stock split. Alasan yang
mendasari hal tersebut adalah harga saham yang tidak terlalu tinggi
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Beberapa saran yang bisa diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi para investor yang akan mengambil keputusan jual beli saham
di BEI, investor boleh merespon pengumuman stock split karena
dengan adanya pemecahan saham harga saham tersebut menjadi
lebih murah, maka diharapkan transaksi saham yang melakukan
stock split akan semakin aktif diperdagangkan dan berharap
harganya kembali naik.
2. Bagi para emiten dapat melakukan stock split sebagai strategi
untuk memperkecil harga saham, karena ketika dilakukan stock
split jumlah saham yang beredar akan bertambah dan kepemilikan
saham menjadi lebih banyak dan lebih luas.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menguji kembali
variabel-variabel lain yang dipengaruhi oleh stock split seperti bid
ask spread dan varians saham, dengan memperpanjang periode
89
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft
Indonesia.
Arikunto Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Fahmi, Irham. (2012). Manajemen Investasi: Teori dan Soal Jawab. Jakarta:
Salemba Empat.
Hanafi. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. (2004). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: UPP (Unit Penerbit dan Percetakan) AMP YKPN.
____________(2005). DASAR-DASAR TEORI PORTOFOLIO & Analisis
Sekuritas. Edisi keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (edisi 2). Yogyakarta:
BPFE.
Rahardjo, Sapto. (2006). Kiat Membangun Aset Kekayaan (Panduan Investasi
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Samsul, Mohamad. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Penerbit
Erlangga.
Sudjana. (2004). Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sunariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Sundjaja. Ridwan S dan Inge Barlian. (2002). Manajemen Keuangan Jilid 2.
Jakarta. PT Prenhalindo.
Tandelin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi (edisi pertama). Yogyakarta:
Kanisius.
Van Horne, James C dan John M. Wachowicz, JR. (2007). Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan (edisi 12, buku 2). Jakarta: Salemba Empat.
Widoatmojo, Sawidji. (2005). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Weston, J. Fred dan Eugene F. Bringham. (2005). Essentials of Managerial
91
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jurnal
Boedhi, Soelistijono dan Princess Diana Lidharta. (2011). Analisis Perbedaan
Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal STIE
Indonesia Kayu Tangi Banjarmasin.
Budiardjo, Djoni dan Joshe Hana Hapsari. (2011). Pertumbuhan Earning per
Share, Price to Book Value dan Price Earning Ratio Sebagai Dasar
Keputusan Stock Split. Jurnal Universitas Airlangga Surabaya.
Brennan, M. dan T. Copeland. (1988). “The Case for Convertibles”. Journal of Applied Corporate Finance. Summer. P. 55-64.
____________, M. Hughes. (1986). “A Theory of Price Limits in Futures
Markets”. Journal of Financial Economics. Vol. 16. p. 213-233.
Conroy, D., M. Harris dan R. Bennett. (1990).“The Effect of Stock Split On Bid –
Ask Spread”. Journal of Finance. Vol. 45. p.1285–1295.
Copeland, T. “Information Effects on the Bid-Ask Spread”. (1983). Journal of
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Copeland, T.E. dan D. Mayers “The Value-Line Enignma (1965-1978)”. (1982).
Journal of Financial Economics. Vol. 10. p. 289-321.
Fama, E.F., dan K.R. French. (1993). “Common Risk Factors in the Returns on
Stocks and Bonds”. Journal of Finance. Vol. 48. p. 3-56.
Grinblatt, M.S., R.W. Masulis, dan S. Titman. (1984). “The Valuation Effects of
Stock Splits and Stock Dividends”. Journal of Financial Economics.
Vol. 12. p. 156-189.
Ika, Anuragabudhi dan Anna Purwaningsih. (2008). Reaksi Pasar Terhadap
Pengumuman Stock Split: Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Brsa Efek Jakarta. Fokus Manajemen
Vol.3, No. 1 Mei 2008.
Latifah, Nurul. (2007). Analisi Pengaruh Stock Split Terhadap Perubahan Laba.
Jurnal STIE Pelita Nusantara Semarang.
Lubis, Winda Sari. (2010). Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap
Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Murray, D. (1985). “Dividend Policy Under Assymetric Information”. Journal of
Finance.Vol. 40. p. 1031-1051.
Rumanti, Fretty Asih dan Moerdiyanto. (2010). PENGARUH PEMECAHAN
93
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
VOLUME ACTIVITY (TVA) SAHAM PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2006-2010. Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas Negri Yogyakarta.
Sadikin, Ali. (2010). Analisi Abnormal return Saham dan Volume Perdagangan
Saham, Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham (Studi pada Perusahaan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Sears, R. S., dan G. L. Trennepohl. (1993). Investment Management. New York:
Dryden Press.
Sutrisno, Wang, Francisca Yuniartha dan Soffy Susilowati. (2000). Pengaruh
Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Universitas Kristen Petra.
Susilawati, R Anastasia Endang. (2009). Reaksi Pasar Modal Terhadap
Pengumuman Stock Split. Jurnal Universitas Kanjuruhan Malang.
Widayanto, Wiwit dan Sunarjanto. (2005). Analisis Pengaruh Pengumuman Stock
Split terhadap Harga Saham, Volume Perdagangan Saham, dan
Likuiditas Saham yang Diukur dengan Bid-Ask Spread pada Beberapa Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta. Fokus
Maanajerial, Vol. 3, No. 2: 154-164.
Stephanie, 2013
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gautama, Budhi Pamungkas. (2008). Pengaruh Stock Split Terhadap Future
Profitability, Likuiditas Saham dan Struktur Kepemilikan pada
Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tesis
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.