STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
BERBASIS AGRIBISNIS PERIKANAN
DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU
JOHN WENRY UTUKAMAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
SURAT PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ”Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Agribisnis Perikanan Di Kabupaten Kepulauan Aru” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di Tugas Akhir ini.
Bogor, Februari 2010
John Wenry Utukaman H252074035
ABSTRACT
JOHN WENRY UTUKAMAN. Local Economic Development (LED) Strategy
Based on Fishery Agribusiness in the Regency of Kepulauan Aru. Under Supervision of MA’MUN SARMA and HIMAWAN HARIYOGA.
The Regency of Kepulauan Aru is one of the under developed area in Province of Maluku, where the community's economy, human resources, facilities (infrastructure), local financial capacity, and economic accessibility are still underdeveloped and has a strong dependence to other areas. To overcome the area bondage, the government of Kepulauan Aru has sought the development of local economy based on agro-fishery in order to enhance Aru Islands regional economic in a sustainable manner, so that the local communities welfare can be increased as well.
The study is aimed to map the status and identify the leverage factors of The Fishery Agribusiness based local economic development (LED) in Regency of Kepulauan Aru, and to formulate strategy and programs of the Fishery Agribusiness based LED in Kepulauan Aru regency. The results of the study show that the value of Kepulauan Aru local economic development sustainability index is 26.90, which indicate LED status is poor. The poor condition or status is caused by the fact that all aspects of the local economic development in Kepulauan Aru are in “poor” category, which the Process Management and Sustainable Development aspects being the worst aspects. To improve the condition or local economic development status, it is necessary to reveal the leverage factors for interventions by the local government. The main leverage factors in every aspect of Hexagonal LED obtained from the analysis resulted from Rapid Assessment Techniques for Local Economic Development (RALED) are : (1) Facilitation efforts of the capital from the local government; (2) Cooperation opportunity in similar industries whether upstream and downstream; (3) Poverty reduction policies in a participatory; (4) LED consider the existence of indigenous and local institutions; (5) Development incentive system reform for human resources and apparatus; and (6) Identification of LED stakeholders.
The leverage factors identified the main strategy for using the local economic development of Kepulauan Aru based on Fishery Agribusiness is formulated as follows: (1) Developing partnerships in the financing of Micro, Small and Medium Enterprises; (2) Establishing a cluster of fishery development; (3) Increasing public accessibility to the Capital, Markets, Technology and Institutions in order to participate in local economic development, thus reducing the number of poor people; (4) revitalizing the existence and roles of indigenous and local institutions to support local economic development of agro-based fisheries; (5) Implementing an incentive and meritocracy in local government apparatus development; and (6) Identifying key stakeholders to establish local economic development.
RINGKASAN
JOHN WENRY UTUKAMAN. Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis
Agribisnis Perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru. Dibimbing oleh MA’MUN
SARMA dan HIMAWAN HARIYOGA.
Kabupaten Kepulauan Aru merupakan salah satu Daerah Tertinggal di Maluku, yang perekonomian masyarakat, sumberdaya manusia, sarana-prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan lokal, aksesibilitas dan karakteristik daerah masih terbelakang dan mempunyai ketergantungan yang kuat dengan daerah luar. Untuk mengatasi ketertinggalan daerah, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru telah mengupayakan pengembangan ekonomi lokal yang berbasis pada agribisnis perikanan untuk dapat meningkatkan ekonomi wilayah Kabupaten Kepulauan Aru secara berkelanjutan, sehingga kesejahteraan masyarakat lokal dapat meningkat pula.
Tujuan dari kajian ini adalah memetakan status dan mengidentifikasi faktor pengungkit pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru, serta merumuskan strategi dan merancang program pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru. Untuk memetakan status PEL dan faktor pengungkit PEL digunakan metode RALED. Metode RALED didasarkan pada teknik ordinasi (menempatkan sesuatu pada urutan atribut yang terukur) secara Multi Dimensional Scaling (MDS). Dimensi dalam RALED didekati dengan menggunakan Heksagonal PEL, yang terdiri dari 6 aspek yaitu : (1) kelompok sasaran, (2) faktor lokasi, (3) kesinergian dan fokus kebijakan, (4) pembangunan berkelanjutan, (5) tata kepemerintahan, dan (6) proses manajemen. Sementara itu Heksagonal PEL merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis dan menggambarkan kondisi ekonomi lokal pada suatu wilayah. Hasil kajian menunjukkan nilai indeks keberlanjutan pengembangan ekonomi lokal Kabupaten Kepulauan Aru sebesar 26,90, yang berdasarkan konsep heksagonal PEL masuk dalam kategori buruk. Kondisi atau status di atas disebabkan oleh seluruh aspek pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Kepulauan Aru berada dalam kategori buruk, terutama aspek Proses Manajemen dan aspek Pembangunan Berkelanjutan. Untuk memperbaiki kondisi atau status pengembangan ekonomi lokal, maka perlu mengetahui faktor pengungkit yang merupakan faktor sensitif yang dapat di intervensi untuk meningkatkan status aspek dari Heksagonal PEL menuju status yang lebih baik. Faktor pengungkit yang diperoleh dari hasil analisis RALED PEL adalah: (1) Upaya fasilitasi permodalan dari Pemda; (2) Upaya Pemda untuk peningkatan Teknologi, Manajemen, dan Kelembagaan Lokal; (3) Keamanan; (4) Peluang kerjasama dalam industri sejenis maupun industri hulu-hilir; (5) Jumlah Lembaga Keuangan Lokal; (6) Lembaga Penelitian; (7) Kebijakan pengurangan kemiskinan secara partisipatif; (8) Kebijakan pengembangan jaringan usaha antarpelaku ekonomi; (9) Kebijakan pengembangan komunitas; (10) PEL mempertimbangkan keberadaan adat dan kelembagaan lokal; (11) Reformasi sistem insentif pengembangan SDM Aparatur; (12) Prosedur pelayanan administrasi publik; (13) Peran Asosiasi industri/komoditi/forum bisnis terhadap perbaikan kebijakan pemerintah di bidang PEL; (14) Identifikasi stakeholder PEL; dan (15) Analisis dan pemetaan potensi ekonomi.
Strategi utama pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru dirumuskan berdasarkan faktor
pengungkit dari aspek Heksagonal PEL sebagai berikut: (1) Mengembangkan
kemitraan dalam permodalan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; (2) Mengembangkan klaster dibidang perikanan, baik ikan maupun non ikan;
(3) Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap Modal, Pasar, Teknologi dan Kelembagaan agar dapat berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi lokal, sehingga dapat mengurangi jumlah penduduk miskin; (4) Merevitalisasi kelembagaan adat untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan; (5) Menerapkan sistem insentif dan pengembangan SDM Aparatur berdasarkan meritokrasi; dan (6) Mengidentifikasi stakeholder yang terlibat dalam pengembangan ekonomi lokal.
Program utama pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru dirumuskan berdasarkan strategi utama dari aspek Heksagonal PEL sebagai berikut: (1) Pengembangan Fasilitas Pembiayaan Modal Ventura; (2) Pengembangan Lembaga CSR untuk pembiayaan Usaha Mikro; (3) Pengembangan klaster ikan; (4) Pengembangan klaster rumput laut; (5) Pembentukan Konsultan Keuangan Mitra Bank untuk Usaha Mikro di setiap Kecamatan; (6) Pengembangan Terminal Perikanan untuk Usaha Mikro di setiap Kecamatan; (7) Pengembangan Inkubator Agribisnis Perikanan untuk Usaha Mikro di setiap Kecamatan; (8) Revitalisasi kelembagaan adat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup; (9) Penetapan Tunjangan Kinerja Daerah; (10) Pengisian Jabatan Stuktural berdasarkan Uji Kepatutan dan Kelayakan; dan (11) Pengidentifikasian stakeholder kunci untuk mendirikan forum kemitraan PEL.
Kata Kunci: RALED, Strategi PEL, Agribisnis Perikanan, Kabupaten Kepulauan Aru
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2010
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan
suatu masalah; dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang menggunakan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam
STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
BERBASIS AGRIBISNIS PERIKANAN
DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU
JOHN WENRY UTUKAMAN
Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada
Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
Judul Tugas Akhir : Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Agribisnis Perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru
Nama : John Wenry Utukaman
NIM : H252074035
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec ketua
Dr. Ir. Himawan Hariyoga, M.Sc Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Manajemen Pembangunan Daerah
Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala karunia-Nya, sehingga Kajian Pembangunan Daerah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam Tugas Akhir yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2009 adalah pengembangan ekonomi lokal, dengan judul “Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Agribisnis Perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru”. Tugas Akhir ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Profesional pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS., M.Ec dan Bapak Dr. Ir. Himawan Hariyoga, M.Sc selaku komisi pembimbing, serta Bapak Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec selaku penguji luar komisi, yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Theddy Tengko, SH., M.Hum selaku Bupati Kepulauan Aru, Bapak Drs. G.A.A. Gainau, MS., S.AP selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Aru dan semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga Kajian Pembangunan Daerah ini berhasil diselesaikan, serta tak lupa pada isteri tercinta atas doa dan dukungannya.
Semoga kajian ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2010
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru pada tanggal 7 Juni 1980. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Yos Sudarso Dobo pada tahun 1993, Sekolah Menengah Pertama di SMP Yos Sudarso Dobo pada tahun 1996, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Yos Sudarso Dobo pada tahun 1999. Penulis diterima di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada tahun 1999, dan lulus tahun 2003. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di Magister Manajemen Pembangunan Daerah Sekolah Pascasarjana IPB dan dinyatakan lulus pada tahun 2010.
Pada tahun 2005 penulis diterima menjadi PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru dan sejak itu ditugaskan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Aru.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah ... 5
2.2 Konsep Pengembangan Ekonomi Lokal ... 6
2.3 Konsep Revitalisasi PEL ... 10
2.4 Konsep Sistem Agribisnis Perikanan ... 14
2.5 Konsep Analytical Hierarchy Process ... 18
2.6 Konsep Perencanaan Pembangunan ... 19
2.7 Penelitian Terdahulu ... 22
III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran ... 27
3.2 Lokasi dan Waktu Kajian ... 29
3.3 Metode Kajian ... 29
3.3.1 Teknik Sampling ... 29
3.3.2 Metode Pengumpulan Data... 30
3.3.3 Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 31
IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 4.1 Geografis dan Pemerintahan ... 36
4.2 Kependudukan ... 38
4.3 Ekonomi ... 40
4.4 Perikanan ... 50
4.5 Kebijakan Pembangunan Perikanan ... 56
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Status Keberlanjutan dan Faktor Pengungkit Aspek Kelompok Sasaran ... 60
5.2 Analisis Status Keberlanjutan dan Faktor Pengungkit Aspek Faktor Lokasi ... 62
5.3 Analisis Status Keberlanjutan dan Faktor Pengungkit Aspek Kesinergian dan Fokus Kebijakan ... 65
5.4 Analisis Status Keberlanjutan dan Faktor Pengungkit Aspek Pembangunan Berkelanjutan ... 67
5.5 Analisis Status Keberlanjutan dan Faktor Pengungki Aspek Tata Pemerintahan ... 70
5.6 Analisis Status Keberlanjutan dan Faktor Pengungkit Aspek Proses Manajemen... 72
5.7 Status Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Kepulauan Aru... 75
VI. PERUMUSAN STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BERBASIS AGRIBISNIS PERIKANAN DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU
6.1 Strategi dan Program PEL untuk Aspek Kelompok Sasaran... 78 6.2 Strategi dan Program PEL untuk Aspek Faktor Lokasi... 78 6.3 Strategi dan Program PEL untuk Aspek Kesinergian dan Fokus
Kebijakan ... 79 6.4 Strategi dan Program PEL untuk Aspek Pembangunan
Berkelanjutan... 80 6.5 Strategi dan Program PEL untuk Aspek Tata Pemerintahan... 80 6.6 Strategi dan Program PEL untuk Aspek Proses Manajemen ... 81
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ... 82 7.2 Saran ... 83
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Distribusi Responden Kajian... 30
2. Nama-nama Ibukota Kecamatan, Banyaknya Desa Induk, Anak Desa
dan Kelurahan menurut Kecamatan ... 38
3. Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Aru Menurut
Jenis Kelamin dan Kecamatan ... 39
4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Kepulauan Aru Menurut
Kecamatan ...
40
5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kepulauan Aru 2007 – 2008
44
6. PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Atas Dasar Harga Berlaku ... 47
7. Potensi Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008... 50
8. Jumlah Nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008 ... 51
9. Jumlah Perahu di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008... 52
10. Jumlah Alat Tangkap di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008 .. 53
11. Produksi dan Nilai Nilai Produksi Perikanan Tahun 2008 ... 55
12. Jumlah Pedagang Besar dan Pedagang pengumpul di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2009... 56
13. Nilai Indeks Aspek PEL di Kabupaten Kapulauan Aru ... 75
14. Status PEL Kabupaten Kepulauan Aru ... 76
15. Strategi & Program PEL untuk Aspek Kelompok Sasaran ... 78
16. Strategi & Program PEL untuk Aspek Faktor Lokasi... 79
17. Strategi & Program PEL untuk Aspek Kesinergian dan Fokus
Kebijakan... 80
18. Strategi & Program PEL untuk Aspek Pembangunan Berkelanjutan ... 80
19 Strategi & Program PEL untuk Aspek Tata Pemerintahan... 81
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Tahapan Revitalisasi Pengembangan Ekonomi Lokal... 11
2. Heksagonal PEL... 13
3. Kerangka Pemikiran Kajian ... 28
4. Lokasi Kajian ... 29
5. Proporsi Penduduk Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Kecamatan
39
6. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru ... 42
7. Tingkat Inflasi berdasarkan Indeks Implisit PDRB 2001 – 2008 .... 49
8. Status Aspek Kelompok Sasaran di Kabupaten Kepulauan Aru.... 60
9. Faktor Pengungkit Aspek Kelompok sasaran di Kabupaten
Kepulauan Aru... 61
10. Status Aspek Faktor Lokasi di Kabupaten Kepulauan Aru ... 63
11. Faktor Pengungkit Aspek Faktor Lokasi di Kabupaten Kepulauan Aru
64
12. Status Aspek Kesinergian dan Fokus di Kabupaten Kepulauan Aru
65
13. Faktor Pengungkit Aspek Kesinergian dan Fokus kebijakan di
Kabupaten Kepulauan Aru... 66
14. Status Aspek Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Kepulauan
Aru... 68
15. Faktor Pengungkit Aspek Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten
Kepulauan Aru... 69
16. Status Aspek Tata Kepemerintahan di Kabupaten Kepulauan Aru
70
17. Faktor Pengungkit Aspek Tata Pemerintahan di Kabupaten Kepulauan
Aru... 71
18. Status Aspek Proses Manajemen di Kabupaten Kepulauan Aru ... 73
19. Faktor pengungkit Aspek Proses manajemen di Kabupaten Kepulauan
Aru... 74
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan daerah, sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, pada hakekanya adalah upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah sehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarkat, serta kemampuan untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah secara berdaya guna dan barhasil guna untuk kemajuan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan daerah dilaksanakan melalui pengembangan otonomi daerah dan pengaturan sumberdaya yang memberikan kesempatan bagi terwujudnya tata kepemerintahan yang baik. Pembangunan daerah juga merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat di seluruh daerah sehingga tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, tenteram, dan sekaligus memperluas pilihan yang dapat di lakukan masyarakat bagi peningkatan harkat, martabat, dan harga diri.
Pelaksanaan otonomi daerah pada awal tahun 2001 merupakan momentum bagi dimulainya proses implementasi kebijakan pembangunan ekonomi lokal. Berlakunya otonomi daerah menimbulkan implikasi bagi daerah (kabupaten/kota) untuk mengeluarkan dan mengembangkan kemampuannya dalam memobilisasi serta mengelola produksi, alokasi dan distribusi berbagai sumberdaya yang dimilikinya menjadi produk unggulan yang memiliki keunggulan daya saing komparatif maupun kompetitif, baik untuk pasar lokal, regional, nasional bahkan internasional.
Konsep pengembangan ekonomi lokal yang dikembangkan oleh
Edward J. Blakely merupakan sebuah kritik terhadap konsep-konsep
pembangunan ekonomi yang bersifat sektoral yang sempat digunakan
sebagai strategi pembangunan di sebagian besar negara berkembang,
termasuk Indonesia. Menurut Blakely, konsep pembangunan ekonomi
tersebut mengabaikan konteks kewilayahan dan partisipasi masyarakat
lokal. Blakely mengemukakan bahwa pembangunan ekonomi dan
penciptaan lapangan kerja akan lebih berhasil dan efektif jika disesuaikan
dengan kondisi dan potensi masing-masing wilayah atau komunitas.
Solusi-solusi yang bersifat umum dan global terhadap semua komunitas
tidak akan berhasil karena mengabaikan konteks kewilayahan dan
partisipasi masyarakat pada masing-masing komunitas atau wilayah
(Boulle et al, 2002).
Pendekatan konsep pengembangan ekonomi lokal ini memberikan
peluang kepada suatu komunitas untuk berperan dan berinisiatif
menggerakkan sumberdaya-sumberdaya lokal yang ada untuk
membangun komunitas tersebut. Dengan adanya pengembangan
ekonomi lokal ini memungkinkan kelompok masyarakat miskin produktif
seperti nelayan dapat masuk dalam mata rantai perekonomian yang lebih
besar (Dendi et al, 2004).
Sebuah ironi kehidupan masyarakat pesisir, yakni hidup miskin
ditengah kekayaan potensi sumberdaya perikanan yang ada disekitarnya.
Berbagai pertanyaan kemudian muncul, yang bermuara pada mengapa
hal ini bisa terjadi? Apakah ini semata-mata karena natural resource
curse
(kutukan sumberdaya alam), yakni suatu fenomena di mana wilayah
dengan sumberdaya alam yang melimpah justru mengalami pertumbuhan
ekonomi yang lamban yang pada akhirnya menyebabkan penduduknya
hidup dalam kemiskinan? Ataukah karena sebab-sebab lain? (Fauzi,
2005). Kabupaten Kepulauan Aru juga merupakan sebuah ironi
kehidupan masyarakat pesisir, hidup miskin di tengah kekayaan potensi
sumberdaya perikanan di laut Arafura.
PDRB Kabupaten Kepulauan Aru menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 tercatat sebesar 328.987,03 juta rupiah.
Bila dilihat dari Distribusi Persentase atas dasar harga berlaku ternyata
Sektor Pertanian masih mendominasi perekonomian Kabupaten
Kepulauan Aru dengan kontribusinya sebesar 60,64 persen diikuti Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran 27,67 persen, dan Sektor Jasa-Jasa
6,40 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Kontribusi terbesar
pada sektor pertanian berasal dari Sub Sektor Perikanan yang mampu
menyumbang sekitar 42,77 persen dari Sektor Pertanian pada tahun
2005, tahun 2006 menyumbang sebesar 43,43 persen, tahun 2007
menyumbang sebesar 43,48 persen dan pada tahun 2008 menyumbang
sebesar 43,92 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009).
Data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kepulauan Aru
mencatat sejumlah hasil laut baik ikan maupun non ikan yang ada di
perairan laut Kabupaten Kepulauan Aru sebagai berikut:
1. Jenis Ikan, yaitu Ikan Kwee, Ikan Tenggiri, Ikan Kerapu, Ikan
Kembung, Ikan Baronang, Ikan Kakap Merah, Ikan Tembang, Ikan Biji
Nangka, Ikan Bawal, Ikan Kakap Putih, Ikan Terbang, Ikan
Julung-julung, Ikan Gulama, Ikan Sebelah, Ikan Cucut, Ikan Cakalang, Ikan
Tongkol, Ikan Tuna, Ikan Beloso, Ikan Pari, Ikan Lencam, Ikan Belanak
dan Ikan Merah (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009);
2. Jenis Non Ikan, yaitu Cumi-cumi, Sotong, Udang Tiger, Udang
Banana, Lobster, Rajungan, Kepiting Bakau, Teripang, Kerang Darah,
Kerang Mutiara, Siput Lainnya, Telur ikan dan Biji Mutiara (Dinas
Kelautan dan Perikanan, 2009).
Dengan melihat potensi Kabupaten Kepulauan Aru, maka
pendekatan pengembangan ekonomi lokal dengan basis agribisnis
perikanan diharapkan bisa menjadi konsep yang dikembangkan dalam
pembangunan daerah di Kabupaten Kepulauan Aru. Untuk itu perlu
dilakukan sebuah kajian, “Bagaimana strategi pengembangan ekonomi
lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru?”
1.2 Perumusan MasalahKabupaten Kepulauan Aru merupakan salah satu Daerah
Tertinggal di Maluku, yang ekonomi masyarakat lokal, sumberdaya
manusia, infrastruktur, kemampuan keuangan lokal, aksesibilitas,
ketergantungan yang kuat dengan daerah lain dan perencanaan
pembangunannya juga masih terbelakang.
Setelah lima tahun dimekarkan Kabupaten Kepulauan Aru belum
dapat mengidentifikasi stakehoder pembangunan daerah dan belum juga
mempunyai peta potensi daerah, sehingga pengembangan ekonomi
daerah hanyalah berdasarkan keinginan dan kepentingan elit
pemerintahan daerah. Dengan demikian, kebutuhan dan kepentingan
stakeholder
pembangunan kurang terakomodir dalam pembangunan
daerah, yang mengakibatkan kondisi perekonomian daerah sulit diukur
dan dikembangkan secara berkelanjutan. Berdasarkan permasalahan
tersebut, maka pertanyaan kajian yang pertama adalah “Bagaimana
kondisi atau status pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis
perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru serta apa faktor
pengungkitnya?”
Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Aru pada
tahun 2008 sebesar 50.722,8 Ton belum dimanfaatkan secara optimal
dalam pengembangan ekonomi karena masih dijual dalam bentuk bahan
mentah yang belum diolah, sehingga Kabupaten Kepulauan Aru tidak
memperoleh nilai tambah dari kegiatan ekonominya. Kegiatan ekonomi
masyarakat lokal pada umumnya ditujukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan masih sangat tergantung kepada musim, sementara
itu sumberdaya keuangan yang dapat diakses oleh masyarakat lokal juga
masih sangat terbatas. Di samping itu, kapasitas kelembagaan dan
aparatur pemerintahan daerahnya juga masih sangat terbatas, termasuk
dalam hal perumusan kebijakan dan strategi pembangunan. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka pertanyaan kajian yang kedua adalah
”Bagaimana
rumusan strategi dan rancangan program
pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di
Kabupaten Kepulauan Aru?”
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari kajian ini adalah:
1. Memetakan status dan mengidentifikasi faktor pengungkit pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru;