• Tidak ada hasil yang ditemukan

vol. 1 no. 1 (Mei 2020)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "vol. 1 no. 1 (Mei 2020)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

140

QALAM: Jurnal Pendidikan Islam

JURUSAN TARBIYAH - STAI SUFYAN TSAURI MAJENANG https://ejournal.stais.ac.id/index.php/qlm

SK E.ISSN No. : 0005.27458245/K.4/SK.ISSN/2020.09 || P.ISSN No. 0005.2745844X/K.4/SK.ISSN/2020.09

SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI BERBASIS ICT

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH PESERTA DIDIK BARU DI SD PURBA ADHI SUTA PURBALINGGA

Syaeful Anwar,

Magister MPI IAIN Purwokerto, syaefulanwar04@gmail.com

Diterima tanggal: 28 April 2020 Dipublis tanggal: 5 Mei 2020

Abstract: The general objective of this research is to know the management of education marketing based on information technology at Purba Adhi Suta Elementary School.The specific objectives of the study; (1) to know the conception of education marketing based on information technology (2) management in education marketing strategy based on information technology (3) to know the supporting and obstacle factor of education marketing based on information technology. This research is method qualitative with approach of descriptive. Data collection techniques through in-depth interviews, observation, and document analysis. Data analysis techniques with data reduction steps, data presentation, and draw conclusions. Research result; 1) Based on the concept of marketing mix, the marketing which based on information technology- at Purba Adhi Suta Elementary School is described in the content / product advantages, the methods and media of marketing which based on information technology has attracted the public to become school choice, 2). Supporting factors are physical building, curriculum, human resources, school accreditation, achievement, extracurricular and varied activities, special advantages, marketing strategy especially technology-based information.

Keywords: Education Marketing, Information Technology

Abstrak: Tujuan umum penelitian ini mengetahui strategi pemasaran pendidikan berbasis teknologi informasi di SD Purba Adhi Suta. Tujuan khusus penelitian; (1) mengetahui konsepsi pemasaran pendidikan berbasis teknologi informasi (2) Mengetahui metode pemasaran yang digunaka (3) Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pemasaran pendidikan berbasis teknologi informasi. Metode penelitian ini kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Teknik analisis data dengan langkah reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian; 1) pemasaran berbasis teknologi informasi di SD Purba Adhi Suta dijabarkan pada isi/ keunggulan produk, metode dan media pemasaran berbasis teknologi informasi telah memberi daya tarik bagi masyarakat untuk menjadi pilihan sekolah, 2) Faktor pendukung adalah fisik gedung, kurikulum, sumber daya manusia, akreditasi sekolah, prestasi, ekstrakurikuler dan kegiatan yang variatif.

(2)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

141 A. Pendahuluan

Kegiatan pemasaran pendidikan merupakan salah satu usaha menjaga eksistensi sekolah atau institusi pendidikan. Hal itu dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya menggali potensi, keunikan-keunikan yang bisa dimunculkan/dibutuhkan dan tentunya memunculkan keunggulan sekolah supaya diminati oleh masyarakat.

Salah satu persoalan di dunia pendidikan khususnya institusi sekolah adalah kurangnya jumlah siswa dari target yang ditetapkan sekolah. Banyak sekolah-sekolah yang dari tahun ke tahun mengalami penurunan penerimaan siswa baru. Salah satu sebabnya adalah pengelolaan sekolah tersebut yang kurang memperhatikan pemasaran jasa pendidikan. Pemasaran pendidikan ini meliputi metode, isi dan media yang tepat untuk mengembangkan pemasaran pendidikan sehingga sekolah diminati oleh masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Gavin Suss (2013), menggambarkan bahwa permasalahan sekolah pada 15 tahun terakhir mulai kompleks, termasuk diantaranya tentang promosi sekolah. Penelitian itu menunjukkan, dewasa ini orang tua, siswa dan para pendidik memiliki kecenderungan memilih barang/produk yang sudah memiliki brand atau terkenal di pasar, termasuk diantaranya didalam pemilihan sekolah. Sehingga pada kenyataannya, sekolah membutuhkan pendekatan dan mengembangkan pemasarannya dan membuat branding supaya ia bisa survive/terus bertahan dan berkembang.

Penelitian yang dilakukan oleh Sculler David dan Rasticova Martina (2011), menyatakan bahwa sebuah lembaga pendidikan ketika akan merencanakan strategi pemasaran mereka harus mempertimbangkan pemasaran terpadu yakni bentuk komunikasi yang tepat untuk calon siswa, analisis rinci desain strategi pemasaran, pemilihan sumber informasi yang paling efisien. Juga konsumen prioritas harus dicari tahu tentang kebutuhan, keinginan dan harapannya. Dalam perencanaan strategis pemasaran sekolah harus dibuat cara-cara komunikasi baru pada sekolah basis sasaran secara terus menerus.

Penelitian yang dilakukan oleh Syed Noor Ul Amin (2011), menyatakan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dunia pendidikan memiliki dampak yang meluas tumbuh dalam setiap tahunnya. Ia dapat mempengaruhi penyampaian pendidikan dan memungkinkan akses yang lebih luas untuk semua stake holder/pemangku kepentingan pendidikan. Selain itu, akan meningkatkan fleksibilitas agar peserta didik dan orang tua dapat mengakses pendidikan terlepas dari waktu dan hambatan geografis.

(3)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

142

Penelitian Mehmed Ali Alan dan Ali Reza Ince (2016) menyatakan bahwa aturan pemasaran sebuah institusi/organisasi pada produk yang dijual yang menggunakan pendekatan berorientasi pelanggan dapat menciptakan pelanggan-pelanggan setia/loyal. Pemenuhan harapan dan kebutuhan pelanggan bisa meningkatkan dan mempertahankan keunggulan produk secara kompetitif.

Kelengkapan sarana pendidikan ikut mempengaruhi pilihan-pilihan masyarakat dalam memilih sekolah. Sarana pendidikan yang berbasis internet mempermudah akses layanan dan kepercayaan konsumen. Menurud Melissa Raynard (2016), strategi pemasaran pendidikan perlu harus didasarkan pada pemahaman menyeluruh tentang sarana pendidikan khususnya masyarakat pengunjung perpustakaan. Sekolah disarankan memperhatikan karakteristik demografi pelanggan dan karakteristik psikografis (yaitu nilai-nilai, keyakinan, sikap, opini, kepribadian dan minat).

Menurud Bruno Godey (2016), dalam dunia pemasaran terdapat hubungan yang kuat antara upaya pemasaran media sosial dan konsekuensinya (brand preferensi, hargapremium, dan loyalitas). Merk produk disarankan untuk senantiasa dipromosikan lewat media sosial.

Menurud Hofeckera and Belancheb (2016), terdapat peningkatan penggunaan media sosial oleh konsumen/pelanggan produk dalam memperoleh informasi. Konsumen menggunakan media sosial untuk berbagi pengalaman pembelian produk dan juga menyampaikan keluhan penggunaan produk. Hofecker menyampaikan terdapat delapan tantangan bagi para manajer pemasaran didalam memasarkan produknya yaitu kondisi ekonomi yang cepat berubah, penyesuaian dengan manajemen pemasaran reaktif, bagaimana mendapatkan pelanggan dan melibatkannya, bagaimana mengelola pasar multi-sided, Menyesuaikan dengan proses pembelian mengubah pelanggan, memahami sistem penerimaan pelanggan yang dinamis, membuat pola interaksi yang menarik dan menguntungkan dan merubah/menyesuaikan keterampilan pemasaran.

Menurud Hanna H&Lucyna W (2016), konsep pemasaran jasa pendidikan di universitas yang modern meliputi penggunaan situs jaringan termasuk keberadaan penggunaan sosial media untuk pemasaran yang terus mengalami kenaikan popularitas. Selain itu komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap jasa pendidikan juga penting. Hal itu efektif dilakukan dengan cara open house universitas, membuat acara-acara

(4)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

143

rekrutmen/acara lainnya di universitas, dan memaksimalkan pendapat positif mahasiswa dan lulusan terhadap penggunaan jasa pendidikan.

Menurud Ginger Killian (2015), dalam hal penggunaan sosial media didalam strategi komunikasi pemasaran, para manajer pemasaran mengkategorikan platform sosialnya menjadi empat kategori yaitu manajemen hubungan, pengumpulan berita, kreativitas dan hiburan. Sedangkan dalam membuat platform kepribadian kohesif merek menggunakan empat C integrasi yaitu konsistensi, kustomisasi, komitmen dan hati-hati. Dalam penelitiannya Ginger killian menyarankan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan individu diperlukan strategi komunikasi dan pemanfaatan platform media sosial yang berbeda.

Menurut Sorin Sferle (2012), telah terjadi perubahan teknologi dan menyusut atau hilangnya batas-batas global berpengaruh meningkatkan signifikansi pemasaran untuk layanan pendidikan. Pelaksanaan pemasaran di tingkat lembaga pendidikan harus tegas terkait dengan faktor utama yang mempengaruhi lingkungan pemasaran dan proses positioning yang ditargetkan oleh layanan pendidikan. Kompleksitas layanan pendidikan memiliki implikasi sosial yang memerlukan penekanan khusus terhadap strategi dan alat promosi pemasaran.

Menurud Bill Page and Anne Sharp (2012), terdapat pengaruh yang signifikan kontribusi pemasaran sosial terhadap evaluasi program pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah. Sekolah hendaknya membangun budaya evaluasi, refleksi dan perbaikan terus-menerus sehingga pembinaan ditingkatkan menjadi “budaya evaluasi”. Kepala sekolah sebagai manajer disarankan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan pemasaran jasa pendidikan secara terus menerus sehingga tercapai target pemasaran

Menurud Elizaveta E.Tarasova dan Evgeny A.Shein (2014), sekolah perlu meningkatkan aktivitas pemasaran sekolahnya lebih tinggi dengan mengembangkan teknologi internet. Kualitas pemasaran sekolah di internet mencakup tiga arah dari penilaian: penilaian situs berfungsi atas dasar data yang diterima melalui sistem analisis dan indikator, ditentukan oleh perhitungan; penilaian kualitas situs, situs penilaian titik oleh para ahli independen sesuai dengan fitur yang dipilih.

Menurud Mircea Fuciu dan Hortensia Gorskia (2013), dewasa ini perkembangan teknologi dan komunikasi telah merubah cara/strategi perusahaan, para manajer dan bagaimana individu berkomunikasi. Kita telah melihat lompatan besar dalam metode komunikasi antara individu serta munculnya cara berkomunikasi lewat jaringan media sosial yang baru. Hal

(5)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

144

tersebut telah mengubah kehidupan banyak individu dan organisasi. Bahkan penggunaan komunikasi lewat media sosial on line telah memberikan keuntungan dalam bisnis dan kehidupan manusia.

Catalin Cosmin Glavaa dan Adina Elena Glavab (2014) melakukan penelitian di Rumania tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi orang tua dalam memilih sekolah untuk anak-anaknya. Penelitian ini menyimpulkan lima hal : (a) terdapat perbedaan antara kriteria pemilihan sekolah pada tingkat yang berbeda yakni SD, sekolah menengah dan sekolah tinggi, perbedaan ini bukan terkait dengan spesifik masing-masing sekolah, tetapi lebih pada metode pemasaran yang dikembangkan oleh sekolah; (b) terdapat perbedaan antara kriteria seleksi menurud orang tua dengan yang berlaku di sekolah setempat; (c) pilihan khusus orangtua secara khusus dipengaruhi oleh kualitas reputasi guru dan sekolah, lokasi sekolah (apakah dekat dengan pusat kota?), tawaran kegiatan ekstrakurikuler, dan dekatnya lokasi rumah dengan sekolah yang memungkinkan meminimalisir resiko;(d) jika umumnya (internasional) lokasi sekolah dan kualitas pengajaran menjadi kriteria utama dalam pemilihan sekolah, di Rumania justru kualitas reputasi guru dan sekolah lebih penting sehingga kualitas pengajaran dan fasilitas akademik harus menjadi perhatian; (e) pada kenyataannya ditemukan, bahwa orangtua menetapkan pilihan sekolah setelah mempelajari pilihan-pilihan yang diajukan anaknya.

Menurut Stefania Bocconi (2013), di kalangan pelajar dewasa ini, kebutuhan akan teknologi digital yang memadai memberikan kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan di abad 21, seperti pemecahan masalah, penyelidikan, komunikasi dan kolaborasi. Dengan semakin banyak terkuasainya ketrampilan-ketrampilan tersebut maka inovasi dan pengetahuan pelajar terhadap pilihan-pilihan semakin kompleks.

Menurut Izhar Opladka (2014), dalam kepemimpinan pembelajaran, peran kepala sekolah sangat penting untuk melakukan promosi dan pemasaran sekolah. Persaingan pemasaran yang semakin tinggi antar sekolah menuntut manajerial kepala sekolah untuk memimpin pemasaran sekolah dalam rangka menjaga kelangsungan dan kesuksesan sekolah. Kinerja kepala sekolah diharapkan menghasilkan hubungan kepemimpinan moral dan pembelajaran yang memiliki komitemen yang tinggi untuk pendidikan, inovasi, nilai dan perbaikan serta tugas-tugas promosi/pemasaran sekolah.

(6)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

145

Menurut Abdel Monim Shaltoni (2016), pemasaran lewat E-marketing termasuk untuk sekolah menjadi penting sekarang ini. Hal tersebut membutuhkan tenaga-tenaga terampil yang menjalankannya. Disebut juga pemasaran digital atau lebih dekat ke pemasaran media sosial, yang mana telah tumbuh dan berkembang dan menjadi kebutuhan setiap lembaga.

Selain memikirkan metode pemasaran demi menjaga eksistensi sekolahnya. Hal yang berbeda akan dialami oleh sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus, salahsatunya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif merujuk pada pendidikan untuk semua yang berusaha menjangkau semua orang tanpa kecuali. Perubahan pendidikan melalui pendidikan inklusif ini memiliki arti penting khususnya dalam kerangka pengembangan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Perubahan mendasar yaitu perubahan pemikiran dari pemikiran special. Perubahan tersebut bermakna strategis dan luas terhadap praktek dan layanan pendidikan. Sebagaimana diungkapkan (Supriadi:2003), special education memiliki implikasi pemisahan (segregasi) yang berarti adalah fokus bentuk pendidikannya yang khusus yang mengubah anak agar sesuai dengan tuntutan pendidikan dan sekolah, sedangkan special needs education mengandung semangat inklusi yang berarti pendidikan harus menyesuaikan diri atau mengubah sekolah agar sesuai dengan anak.

Paradigma baru pendidikan inklusif adalah merujuk pada kebutuhan belajar bagi semua peserta didik dengan suatu fokus spesifik pada mereka yang rentan terhadap marjinalisasi atau pemisahan (Sunanto:2004). Pendapat ini mengisyaratkan melalui pendidikan inklusif berarti sekolah harus menciptakan dan membangun pendidikan yang berkualitas dan mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, sosial, intelektual, bahasa dan kondisi lainnya. Skjorten (2003:167),menyebutkan bahwa berkembangnya pendidikan inklusif merupakan implementasi atau gambaran dari masyarakat inklusif. Masyarakat inklusif adalah semua anak dan orang dewasa sebagai anggota kelompok yang sama dengan berinteraksi satu sama lain, membantu satu sama lain, saling tenggang rasa, menerima kenyataan bahwa sebagian anak atau orang dewasa mempunyai tingkat kebutuhan yang berbeda dari mayoritas, kemudian masyarakat yang cenderung bekerja sama dari pada bersaing atau berkompetisi.

Pendapat tersebut mengatakan bahwa masyarakat inklusif juga diartikan bahwa semua anak atau orang dewasa mempunyai rasa memiliki dan bermitra. Setiap orang akan memandang sesuatu sebagai hal yang alami. Oleh karena itu pendidikan inklusif berarti bahwa pendidikan dipandang sebagai upaya memberdayakan individu yang memiliki keragaman. Anak tidak lagi

(7)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

146

dibeda-bedakan berdasarkan label atau karakteristik tertentu dan tidak ada diskriminasi antara anak yang satu dengan lainnya, dengan demikian berarti semua anak berada dalam satu sistem pendidikan yang sama. Oleh karena itu misi pendidikan yang paling penting adalah meminimalkan hambatan belajar dan memenuhi kebutuhan belajar anak. Setiap anak dihargai eksistensinya, ditumbuhkan harga dirinya, dikembangkan motivasinya dan diterima sebagaimana adanya, sehingga setiap anak akan berkembang optimal sejalan dengan potensi masing-masing.

Inklusi didefinisikan sebagai sistem layanan pendidikan luar biasa untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang mensyaratkan agar semua anak yang memilik kebutuhan khusus belajar bersama-sama seyogyanya di kelas yang sama di sekolah-sekolah tersebut (Sopan Shevin dalam O Neil 1995).

Inklusi adalah bentuk layanan dan bantuan yang diberikan pada anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus di sekolah umum. (Roger 1993 dalam Maore 1998) Inclusion is the Educational Philosophy of Being Part of the Whole, Whereby hildren are Entitled to Fully Participate in Their School and Community (Berns 1997 in Groce 1998).

Sekolah inklusi adalah sekolah yang menyediakan layanan belajar bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama dengan anak normal dalam komunitas sekolah. Sekolah inklusi menampung semua murid di kelas yang sama dengan memperhatikan kebutuhan setiap anak. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak dan menantang, tetapi dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid agar dapat mengoptimalkan kemapuan dan keterampilan mereka.

Selain itu sekolah inklusi merupakan tempat bagi setiap anak untuk dapat diterima menjadi bagian dari kelas, dapat mengakomodir dan merespon keberagaman melalui kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan setiap anak dan bermitra dengan masyarakat.

Dari beberapa definisi diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan Inklusi atau Pendidikan Kebutuhan Khusus adalah bentuk pelayanan pendidikan bagi semua anak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Sedangkan sekolah Inklusi adalah sekolah umum yang meyediakan layanan pendidikan pada semua anak tanpa melihat perbedaan, namun harus melihat kemampuan dan kebutuhan anak akan pendidikan.

Menurut Skjorten (2003:117) pendidikan inklusif adalah konsep pendidikan yang merangkul semua anak tanpa kecuali, Inklusi berasumsi bahwa hidup dan belajar bersama

(8)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

147

adalah suatu cara yang lebih baik, yang dapat memberikan keuntungan bagi setiap orang, bukan hanya anak-anak yang diberi label sebagai yang memiliki suatu perbedaan. Pendapat ini memandang inklusi sebagai suatu proses untuk menjawab dan merespon keragaman di antara semua individu melalui peningkatan partisipasi dalam belajar, budaya dan masyarakat, dan mengurangi ekslusi baik dalam maupun dari kegiatan pendidikan.

UNESCO 1994, mengungkapkan bahwa pendidikan inklusif melibatkan perubahan dan modifikasi isi, pendekatan, struktur dan strategi, dengan suatu visi bersama yang meliputi semua anak yang berada pada rentangan usia yang sama dan suatu keyakinan bahwa inklusi adalah tanggung jawab sistem regular yang mendidik semua.Pendidikan inklusif berkenaan dengan aktivitas memberikan respon yang sesuai kepada spektrum yang luas dari kebutuhan belajar baik dalam setting pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan inklusi merupakan pendekatan yang memperhatikan bagaimana mentransformasikan sistem pendidikan sehingga mampu merespon keragaman siswa. Pendidikan inklusif bertujuan dapat memungkinkan guru dan siswa untuk merasa nyaman dengan keragaman dan melihatnya sebagai suatu tantangan dan pengayaan dalam lingkungan belajar, dari pada suatu problem.

Pearpoint and Forest, 1992 dalam Mudjito (2005:35) menjelaskan nilai penting yang melandasi suatu sekolah inklusif adalah Penerimaan, Pemilikan, dan asumsi lain yang mendasari sekolah inklusif adalah, bahwa mengajar yang baik adalah mengajar yang penuh gairah, yang mendorong agar setiap anak dapat belajar, memberikan lingkungan yang sesuai, dorongan, dan aktivitas yang bermakna. Sekolah inklusif mendasarkan kurikulum dan aktivitas belajar harian pada sesuatu yang dikenal dengan mengajar dan belajar yang baik.

Kedua permasalah tersebut yaitu strategi pemasaran sekolah dan penyelengaraan sekolah inklusi dialami oleh SD Purba Adhi Suta Purbalingga. Hal tersebut menjadi tantangan bagi pimpinan sekolah untuk tetap menjaga kualitas sebagai penyelenggara pendidikan inklusif dan usaha memasarkan sekolah melalui berbagai metode demi menjaga eksistensi sekolah.

B. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Purba Adhi Suta Purbalingga dengan subjek penelitiannya yaitu Bapak Jafar Sodik selaku kepala SD Purba Adhi Suta Purbalingga. Kemudian data dikumpulkan

(9)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

148

menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan model interaktif menurut Miles & Huberman yang terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, display data dan kesimpulan.

C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Program Pendidikan Inklusif

Sekolah Dasar (SD) Purba Adhi Suta Purbalingga merupakan salah satu sekolah swasta yang ada di Kabupaten Purbalingga. SD Purba Adhi Suta merupakan sekolah inklusi dimana siswanya terdiri dari dua tipe yaitu siswa reguler (non anak berkebutuhan khusus/ABK) dan siswa ABK. SD Purba Adhi Suta merupakan satu-satunya sekolah inklusi di Purbalingga yang masih eksis berjalan hingga saat ini. Dengan mengusung visi “membangun tunasbangsa berkarakter” SD Purba Adhi Suta berusaha membentuk karakter siswanya melalui kegiatan akademik maupun non akademik. Dengan fasilitas yang lengkap dan ekskul penunjang yang variatif hal tersebut diharapkan mampu mewujudkan generasi siswa yang berkarakter sesuai visi yang diusung. Program yang terdapat di SD Purba Adhi Suta diantaranya:

a. Program

SD Purba Adhi Suta memiliki dua jenis program yaitu program kelas reguler dan program kelas ABK. Program kelas reguler terdiri dari: Menggunakan kurikulum 2013, Program harian: English and Arabic conversation, iqra dan sholat dhuha, budaya literasi) Program mingguan: bimbingan belajar (pengayaan dan remidial), english class, arabic class, kelas khusus untuk non muslim (PAK). Program semester: layanan orientasi dan informasi, layanan penempatan dan penyaluran (kelompok belajar dan ekskul), parenting dengan walimurid. Program tahunan: training ESQ, pelepasan siswa, family gathering. Program insidental: layanan bimbingan konseling, home visit, referal dengan psikolog.

Sedangkan Program kelas anak berkebutuhan khusus terdiri dari: Menerima peserta didik dengan kebutuhan khusus meliputi Tuna Rungu, Tuna Grahita, Down Syndrome, Cerebral Palsy, Autis, Autism Spectrum Disorder (ASD), Attention Deficit Disorder with Hyperactive (ADHD), Kesulitan Belajar Spesifik (Disleksia, Disgrafia, Diskalkulia), Mental Retradation/ Intelectual Disability/ Lambat Belajar. Program

(10)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

149

harian: motorik pagi, iqra dan sholat dhuha, pencatatan perkembangan siswa. Program mingguan: bimbingan belajar (pengayaan dan remidial), olahraga tambahan/ AM, kelas khusus untuk non muslim (PAK). Program semester: layanan orientasi dan informasi, layanan penempatan dan penyaluran (kelompok belajar dan ekskul), parenting dengan walimurid. Program tahunan: training ESQ, pelepasan siswa, family gathering. Program insidental: layanan bimbingan konseling, home visit, referal dengan psikolog. Layanan terapi: terapi okupasi dan terapi wicara

b. Ekstrakurikuler

Ekskul yang terdapat di SD Purba Adhi Suta diantaranya, Minggu 1: Pramuka dan Dokter Kecil. Minggu 2: Drumband dan Tari. Minggu 3: Kesenian (Band, Rebana, Karawitan, Kenthongan). Minggu 4: Pilihan (Menggambar dan Kaligrafi, Bulutangkis, Futsal, Catur, Ketrampilan Kriya&Batik, Sains Club, Pianika, Angklung, Karate), Berenang, Field Trip (1X / Semester), Peringatan Hari Besar Islam (Maulid Nabi dan Isra’ Mi’raj), Peringatan Hari Besar Nasional (HUT RI dan Hari Kartini).

c. Sarana Dan Prasarana

SD Purba Adhi Suta memiliki sarana dan prasarana yang lengkap diantaranya: Ruang kelas yang nyaman (bersih dan berpendingin), Lab. Komputer, R. Multimedia (dilengkapi dengan smart tv), Perpustakaan, UKS, Lapangan&sarana olahraga, mushola, peralatan musik (band, gamelan, angklung, kenthongan, rebana, drumband). Dapur praktik siswa, Kebun praktik siswa, Playground, Ruang terapi (terapi okupasi dan terapi wicara), Parkir luas & lingkungan yang asri.

d. Prestasi

Prestasi yang pernah diraih oleh SD Purba Adhi Suta di tahun 2018 diantaranya: JUARA 1 Putra Lomba Pengetahuan dan Ketrampilan Agama Islam MAPSI Tingkat Kec. Purbalingga , JUARA 1 Putri Lomba Pengetahuan dan Ketrampilan Agama Islam MAPSI Tingkat Kec. Purbalingga , JUARA 2 Putri Lomba Seni Kaligrafi MAPSI Tingkat Kec. Purbalingga, JUARA 2 Putra Karate Kata POPDA Tingkat Kec. Purbalingga, JUARA 1 Putri Karate Kumite POPDA Tingkat Kec. Purbalingga, JUARA 2 Putra Karate Kata POPDA Tingkat Kab. Purbalingga, JUARA 1 Putri Karate Kumite POPDA Tingkat Kab. Purbalingga, JUARA 3 Putra Karate Kata Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat Prov. Jawa Tengah, JUARA 2 Putri Karate Kumite Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat Prov. Jawa Tengah,

(11)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

150

JUARA 2 Putri Cabang Olahraga Atletik Nomor Lari 100m Pekan Paralympic Pelajar Daerah (PEPARPEDA), JUARA 3 Putri Cabang Olahraga Atletik Nomor Lari 200m Pekan Paralympic Pelajar Daerah (PEPARPEDA). Di TAHUN 2019, JUARA 1 Putra Karate Kata POPDA Tingkat Kec. Purbalingga, JUARA 1 Putri Karate Kumite POPDA Tingkat Kec. Purbalingga

2. Pandangan Masyarakat Terhadap Sekolah Inklusi

Sejak berdiri dari tahun 2007 SD Purba Adhi Suta mengalami pasang surut peminat dari masyarakat. label dari masyarakat bahwa SD Purba Adhi Suta merupakan sekolah bagi anak ABK dan sekolah mahal menjadi alasan klasik bagi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SD Purba Adhi Suta. Hal ini tentu sangat berdampak bagi sekolah terutama pada angka peminat masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya di SD Purba Adhi Suta. Dari tahun ke tahun jumlah peserta didik baru belum pernah mencapai jumlah maksimal yaitu 24 siswa tiap ajaran baru. Hal ini tentu menjadi bahan pertimbangan sekolah terkait dengan eksistensi sekolah di masa yang akan datang.

Berbagai upaya sekolah telah dilakukan untuk meningkatkan jumlah peserta didik baru terutama pada metode sosialisasi terhadap calon wali murid. Sejak awal berdiri SD Purba Adhi Suta sudah melaksanakan open house dalam rangka memperkenakan diri kepada masyarakat. harapanny masyarakat akan berminat dengan SD Purba Adhi Suta dengan menyekolahkan anggota keluarganya di SD Purba Adhi Suta. Dari tahun ke tahun label yang diberikan masyarakat kepada SD Purba Adhi Suta adalah sekolah untuk anak berkebutuhan khusus, hal ini menyebabkan jumlah peminat dari tahun ke tahun belum mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi sekolah untuk mempromosikan sekolah kepada masyarakat dengan metode yang efektif.

3. Metode Sosialisasi

Sebagai upaya untuk meluruskan paradigma masyarakat terhadap SD Purba Adhi Suta, sekolah menerapkan beberapa metode. Metode yang digunakan oleh SD Purba Adhi Suta dalam rangka sosialisasi terhadap masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Sosialisasi Langsung

Dengan mendatangi TK di sekitar SD Purba Adhi Suta, hal ini diharapkan mampu mengaburkan pandangan masyarakat bahwa SD Purba Adhi Suta adalah sekolah untuk ABK. Metode ini dirasa cukup efektif, masyarakat mulai terbuka dan

(12)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

151

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap SD Purba Adhi Suta. Di tahun 2018 hingga sekarang SD Purba Adhi Suta menerapkan metode sosialisasi yang baru yaitu dengan mengundang siswa TK dan siswanya untuk datang langsung ke sekolah, acara ini dikemas dengan mengundang pemateri untuk mengisi parenting terkait perkembangan anak dan sosialisasi program sekolah dari kepala sekolah. Dengan metode ini wali murid akan melihat secara langsung kondisi sekolah, fasilitas yang dimiliki dll, selain itu dengan adanya parenting dan sosialisasi dari pihak sekolah harapannya orangtua paham dengan program sekolah dan fasilitas yang dimiliki sekolah. Harapannya orangtua akan tertarik dan berminat menyekolahkn anaknya di SD Purba Adhi Suta.

b. Sosialisasi Online

Sebagai upaya meningkatkan jumlah peminat di tahun 2018 SD Purba Adhi Suta juga melakukan sosialisasi melalui media online. Teknologi informasi yang digunakan diantranya adalah blog, facebook, instagram dan whatsapp dan pembuatan video official.

Di tiap upload, pihak sekolah memberikan berbagai informasi terkait program sekolah, kegiatan penunjang akademik, ekskul, fasilitas sekolah, prestasi sekolah dan informasi mengenai enerimaan peserta didik baru. Melalui media sosial tersebut pihak sekolah mengunggah foto kegiatan ataupun sebagai sarana publikasi terhadap masyarakat.

4. Peningkatan Jumlah Peserta Didik

Setelah menggunakan berbagai metode, terdapat peningkatan jumlah peserta didik di tahun berikutnya. Di tahun 2018 jumlah siswa kelas 1 sejumlah 8 siswa, namun setelah menggunakan metode sosialisasi berbasis ICT jumlah siswa mengalami peningkatan, di tahun 2019 jumlah siswa kelas 1 menjadi 16 siswa. jumlah tersebut sebenarnya masih belum memenuhi kuota maksimal yaitu 24 siswa dalam satu kelas, namun dengan menggunakan metode yang berbeda menunjukkan terdapat peningkatan jumlah peminat di tahun berikutnya.

5. Faktor pendukung dan Penghambat

Sebagai sekolah swasta SD Purba Adhi Suta memiliki faktor pendukung yang menjadi daya tarik bagi wali murid diantaranya: faktor fisik gedung, SDM yang berkualitas,

(13)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

152

Nilai akreditasi sekolah yang tinggi (A), Berbagai prestasi yang dicapai, Program bilingual, Ramah anak.

Namun di sisi lain terdapat faktor penghambat yang menhambat tercapainya target pemasaran sekolah diantaranya: SD Purba Adhi Suta adalah sekolah untuk anak ABK, Sekolah mahal, Persaingan dengan sekolah suasta yang lain.

D. Kesimpulan

Di era seperti sekarang ini pengunaan ICT sudah menjadi metode yang lazim digunakan untuk pemasaran tidak terkecuali bidang pendidikan. Kebutuhan masyarakat sekarang terhadap tersedianya informasi yang cepat dan praktis mendorong penyedia layanan pendidikan merubah metode sosialisasi demi memenuhi keinginan masyarakat di era sekarang. Terlepas dari hal tersebut eksistensi dan minat masyarakat merupakan hal penting yang harus diperhatikan pihak sekolah keberlangsungan sekolah.

Metode sosialisasi program sekolah yang dilaksanakan oleh SD Purba Adhi Suta diantaranya adalah sosialisasi secara langsung dengan mengunjungi TK yang ada di sekitar sekolah maupun mengundang TK untuk datang langsung ke SD Purba Adhi Suta. Selain menggunakan metode sosialisasi secara langsung SD Purba Adhi Suta juga mengunakan media sosial sebagai cara untuk mensosialisasikan program sekolah. Pemanfaatan ICT di SD Purba Adhi Suta terbukti dapat meningkatan jumlah peserta didik baru dan meningkatkan minat masyarakat.

Daftar Pustaka

Alma, Bukhari. 2003. Manajemen Strategik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Amin, Syed Noor. 2011. “An effektif Use of ICT for Education and Learning by Drawing on Worldwide Knowledge,Research, and Experience (ICT as change Agent for Education)”on Asian Social Sceince, Vol. 10/No. 9.

Bill page & Anne Sharp. 2012. “The contribution of marketing to school-based program evaluation” on Journal of Social Marketing, Vol 2/ No 3.

Bocconi, Stefania. 2013. “Framing ICT-enabled Innovation for Learning: the case of one-to-one learning initiatives in Europe” on European Journal of Education; Vol 48 /pg 1.

Darmawan, Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Diffusion of Innovations Theory as a Basis for Developing Effective Marketing and Educational Strategies” on The Journal of Academic Librarianship; Page 5-4C Sallis, Edward (2012), Total Quality Management in Education- 304

(14)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X

153

El-Bassiouny (2015). “Where is “Islamic marketing” heading?a commentary on Jafari and Sandikci's (2015) “Islamic” consumers, markets, and marketing” on Journal of Business Research; Vol 08411/pg 10.

Elizazaveta E.Tarasova&Evgeny A. Shein. 2014. “Improvement of methodical approaches to higher school marketing activity assesment on the basis of internet technologies application” on Webology, Vol 11/No 1.

Engkoswara & Aan Komariah. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung Alfabeta.

Fuciu, Mircea. 2013. “Marketing Research regarding the Usage of Online Social Networking Sites by High School Students”on Procedia Economics and Finance; Vol 6/480-490.

Godey, Bruno. 2016. “Social media marketing efforts of luxury brands: Influence on brand equity and consumer behavior” on Journal of Business Research; JBR-09187/No of Pages 9.

Hanna H&Lucyna W. 2016. “Conditions, Contemporary Importance and Prospects of Higher Education Marketing on the Example of Polish Universities”. Procedia Economics and Finance ; Vol 39/pg 206-211.

Hofeckera and Belancheb. 2016. “Eight social media challenges for marketing managers” on Spanih Journal of Marketing; Vol 20/page73-80

Information System: Case Study on Academic Information System of Satya Wacana” on International Refereed Research Journal; Vol II/Isue 2

Jayarama, Duren. 2015.” Effective use of marketing technology in Eastern Europe: Webanalytics, social media, customer analytics, digital campaigns andmobile applications” on Journal of Economics, Finance and Administrative Science; Vol 23/pg 12.

Jurnal JARLITBANG Pendidikan, “Manajemen Mutu Pendidikan”. Volume 3 Nomor 2 – Desember 2017 Yogyakarta: Ircisod.

Keter Group. Journal of International Education Research, Innovation Center, Vol 12/No 1.

Killian, Ginger. 2015.” A Marketing Communications Approach For The Digital Era: Managerial Guidelines For Social Media Integration” on Business Horizons. Vol 1230/pg 11.

Kotler. 2000. Marketing Management, The Millennium Edision. New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Maria, Evi-Haryani,Endang. 2011. “Audit Model Development of Academic

Oplatka, Izhar. 2007. “The Principal’s Role in Marketing School: Subjective Interpretations and Personal Influences”on Planning and Changing Journal. Vol 38/No 3-4.

Raynard, Melissa. 2016. “Understanding Academic E-books Through the

Schuller, David-Rasticova, Martina. 2011. “Marketing Communications Mix of Universities-Communication with Student in an Increasing Competitive University Environment”. Journal of Competitive; Vol 58/ Issue 3 Sferle, Sorin. 2012. “Implementation of Marketing Principles- A Necessity in Primary School Education” on Contemporary Readings in law and social justice, Vol 4 (2), pp 764-773.

Suss, Gavin. 2013. “The Next Revolution Will Be In Education: A New Marketing Approach For Schools”.

Referensi

Dokumen terkait

Diskusi bersama observer ini antara lain membahas mengenai hasil refleksi pada siklus I dan memilih materi pelajaran serta menyusun Rencana Pelaksanaan

Oleh karena itu, kita harus men- yadari adanya keberagaman dalam kehidupan di masyarakat.Adanya keberagaman itu, justru mendorong setiap warga negara mengembangkan persatuan

Setelah melakukan analisis dan penelitian terhadap sistem yang sedang berjalan pada bagian penjualan dan bagian akuntansi pada PT Trisakti Manunggal Jaya

Modal inovatif yang tidak diperhitungkan sebagai modal inti Instrumen modal pelengkap level atas (upper tier 2) lainnya Revaluasi aset tetap. Cadangan umum aset produktif

Mengingat permasalahan yang telah dikemukakan ternyata persepsi konsumen tentang negara asal suatu merek sangatlah penting dalam menimbulkan minat pembelian suatu produk

93 alat untuk merekonstruksi identitas baru bagi wariadengan menciptakan image yang positif terhadap waria agar kehadirannya bisa diterima oleh masyarakat.. Seperti

Proses pra produksi ini lebih mengkhusus pada pelaksanaan terhadap apa yang telah direncanakan dari rancangan ide dasar dari pembuatan animasi video klip seperti, pembuatan,

Pengaruh jenis media dan larutan ab mix dengan konsentrasi berbeda pada pertumbuhan dan hasil produksi tanaman selada (Lactuca sativa L) dengan hidroponik sistem