• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2019"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN

TAHUN ANGGARAN 2019

(2)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena kami masih dikaruniai kesempatan untuk berkarya dan bekerja sebaik-baiknya agar tercapainya tugas dan fungsi Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang, khususnya di bidang pengawasan pangan risiko rendah dan sedang, yang dilakukan sepanjang tahun 2019. Laporan Tahunan Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang, merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang dalam pelaksanaan anggaran pemerintah.

Dalam laporan tahunan ini disampaikan program dan kegiatan serta hasil capaian kinerja Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang selama tahun 2019, yang mencakup fungsi penyusun dan pelaksana kebijakan, penyusunan NSPK, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, pelaksanaan inspeksi sarana produksi dan distribusi, sampling di sarana produksi dan distribusi, pelaksanaan surveilan, pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan inspeksi serta pelaksanaan urusan tata operasional Direktorat. Laporan tahunan ini juga merupakan gambaran umum dari Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang meliputi ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana prasarana.

Terima kasih kami haturkan kepada seluruh jajaran Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang dan semua pihak, atas sinergi yang terjalin serta hasil capaian selama tahun 2019. Semoga pencapaian Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang dalam Laporan Tahunan ini menjadi titik tumpu bagi kami untuk bekerja lebih baik lagi dalam upaya melindungi masyarakat terhadap pangan olahan risiko rendah dan sedang yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi.

Jakarta, 20 April 2020

Plt. Direktur Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang

(3)

ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…... i DAFTAR ISI…... ii DAFTAR LAMPIRAN…... iv DAFTAR TABEL…... v

DAFTAR GAMBAR…... vii

RINGKASAN EKSEKUTIF... xi

HIGHLIGHT KEGIATAN………. xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Organisasi……….. 1

1.2 Struktur Organisasi……… 3

1.3 Rencana Strategis 2015-2019………. 3

1.4 Rencana Kinerja Tahun 2019……….. 5

1.5 Rencana Kinerja Tahun 2019……….. 5

BAB II PENGELOLAAN SUMBERDAYA 2.1 Sumber Daya Manusia………. 8

2.2 Kebutuhan Pegawai……….. 8

2.3 Pengembangan Kompetensi Pegawai………... 10

2.4 Sarana dan Pra Sarana……… 11

2.5 Realisasi Anggaran dan Akuntabilitas Keuangan……… 12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Pemeriksaan Sarana Produksi dan Distribusi Pangan Risiko Rendah dan Sedang………. 16

3.2 Sampling dan Pengujian Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang……… 19

3.3 Sampling dan Pengujian Kemasan Pangan………. 21

3.4 Sampling dan Pengujian Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)…. 24

3.5 Pengujian DNA Babi………. 25

(4)

iii

3.7 Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang Ramadhan Dan Idul

Fitri Tahun 2019………. 29

3.8 Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020………... 36 3.9 Surat Keterangan Impor (SKI), Surat Keterangan Ekspor (SKE)

Pangan Olahan dan Serttifikasi Sarana Produksi……… 44 3.10 Forum Food Inspector……….. 53 3.11 Pelatihan Food Inspector Pratama 2019………... 54 3.12 Review Pedoman Sampling Pangan dan Kemasan Pangan TA

2019………. 55 3.13 Review Form Pemeriksaan Sarana Produksi Untuk Percepatan

Penerbitan Izin Edar dalam Rangka Ease Doing Business………… 60 3.14 Inisiasi DAK Non Fisik Sub Bidang Pengawasan Obat dan

Makanan TA 2020………. 62

3.15 Pengawasan Iklan………. 69 3.16 Sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan

Efektifitas Pengawasan Iklan Pangan Olahan Melalui Keterlibatan Masyarakat Sebagai Kontributor………. 70 3.17 Kegiatan Review Pelaporan Kontributor Iklan Talkshow ‘Pangan

Lezat Tanpa Klaim Sesat’……… 73 3.18 Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Direktorat

Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang……….. 75 3.19 Inisiasi Pembentukan SAKA POM……….. 85 3.20 Sampling dan Pengujian Produk Panga Fortifikasi……….. 93 3.21 Koordinasi Lintas Sektor dalam Rangka Pengawasan Fortifikasi

(Wilayah yang Dilakukan Intervensi Pengawasan Fortifikasi Bersama K/L dan Pemda Termasuk Hasil FGD Fortifikasi…………. 98 3.22 Advokasi Pengawasan Pangan Fortifikasi Garam Konsumsi

Beryodium………... 101 3.23 Bimbingan Teknis Nasional Pengawasan Pangan Mengenai

Pengawasan Fortifikasi Pangan……….. 102

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan………. 106

(5)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Keputusan Direktur Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang tentang Indikator Kinerja Utama ………... 109 Lampiran 2. Perjanjian Kinerja Direktorat Pengawasan Pangan Risiko

Rendah dan Sedang Tahun 2019... 112 Lampiran 3. Rencana Kinerja Direktorat Pengawasan Pangan Risiko

Rendah dan Sedang Tahun 2019... 117 Lampiran 4. Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Direktorat Pengawasan

Pangan Risiko Rendah dan Sedang Tahun 2019 ………… .. 119 Lampiran 5. Capaian Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Direktorat

Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang Tahun 2019... 121 Lampiran 6. Pengukuran Kinerja Kegiatan Direktorat Pengawasan

Pangan Risiko Rendah dan Sedang Tahun 2019... 132 Lampiran 7. Pengukuran Efisiensi Kegiatan Direktorat Pengawasan

Pangan Risiko Rendah dan Sedang Tahun 2019... 134 Lampiran 8. Capaian Realisasi Anggaran Direktorat Pengawasan

Pangan Risiko Rendah dan Sedang Tahun 2019 ... 141 Lampiran 9. Laporan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang Natal

2019 dan Tahun Baru 2020……….. 148 Lampiran 10. Rangkuman Kegiatan Advokasi Pangan Fortifikasi Garan

(6)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang Tahun 2019………. xi Tabel 2. Hasil Intensifikasi Pengawasan Tahun 2019……… xii Tabel 3. Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Pangan Risiko

Rendah dan Sedang………. xiii Tabel 1.1 Perjanjian Kinerja Direktorat Pengawasan Pangan Risiko

Rendah dan Sedang Tahun 2019………... 6 Tabel 2.1 Jumlah Kebutuhan Pegawai Jabatan Pemeriksa Farmasi

dan Makanan……….. 9 Tabel 2.2 Jumlah Kebutuhan Pegawai Jabatan Pendukung……… 9 Tabel 2.3 Data Invertarisir Kantor Tahun 2019... 11 Tabel 2.4 Realisasi Anggaran Kegiatan Terhadap Pagu Tahun 2019... 13 Tabel 3.1 Sebaran Hasil Pengujian Pangan Tahun 2019 Berdasarkan

Nomor Registrasi………... 20 Tabel 3.2 Sampel yang Dicurigai Mengandung DNA Babi………... 25 Tabel 3.3 Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang

Ramadhan dan Idul Fitri 2019 di Sarana Ritel……….. 30 Tabel 3.4 Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang

Ramadhan dan Idul Fitri 2019 di Gudang Importir/ Distributor……… 31 Tabel 3.5 Rincian Total Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan

Menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2019………. 32 Tabel 3.6 Sebaran Temuan Produk Tidak Memenuhi Ketentuan……… 33 Tabel 3.7 Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang Hari

Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Sarana Distribusi Retail……… 37 Tabel 3.8 Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang Hari

Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Gudang Importir/ Distributor……… 38 Tabel 3.9 Rincian Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan

Menjelang Hari Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Jumlah Kemasan dan Nilai Ekonomi)………... 39 Tabel 3.10 Sebaran Temuan Produk TMK……… 40

(7)

vi

Tabel 3.11 Lima besar wilayah tempat temuan tahun 2017 – 2019……. 42 Tabel 3.12 Lima besar jenis pangan Tidak Memenuhi Ketentuan………. 43 Tabel 3.13 Rekapitulasi Jumlah dan Pencapaian Timeline Surat

Keterangan Ekspor (SKE) Bulan Januari – Desember 2019. 44 Tabel 3.14 Jenis Pangan dan Tujuan Ekspor Tertinggi……….. 45 Tabel 3.15 Rekapitulasi Surat Keterangan Ekspor (SKE) Kemasan

Pangan Bulan Januari – Desember 2019……….. 46 Tabel 3.16 Rekapitulasi Surat Keterangan Impor (SKI) Pangan melalui

National Single Window (NSW) Bulan Januari – Desember 2019………. 47 Tabel 3.17 Rekapitulasi Pencapaian Timeline Surat Keterangan Impor

(SKI) Pangan Bulan Januari – Desember 2019………. 48 Tabel 3.18 Jenis Pangan dan Asal Negara Importir Tertinggi Tahun

2019... 48 Tabel 3.19 Rekapitulasi Surat Keterangan Higiene & Sanitasi Bulan

Januari – Desember 2019……… 50 Tabel 3.20 Penerbitan SKI/SKE di UPT BPOM Tahun 2019. 51 Tabel 3.21 Penerbitan Surat Rekomendasi Pemasukan (SRP) Produk

Pangan Olahan... 53 Tabel 3.22 Komposisi Pedoman Sampling Tahun 2019 dan 2020……... 57 Tabel 3.23 Usulan Nama SAKA POM dan Penjelasannya………. 88 Tabel 3.24 Daftar Pertemuan Pembahasan Pembentukan Saka POM… 89 Tabel 3.25 Rentang Kadar Fortifikan Tidak Memenuhi Syarat………….. 96

(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Pengawasan Pangan RisikoRendah dan Sedang……… 3 Gambar 1.2 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Direktorat

Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang…………. 4 Gambar 1.3 Peta Strategis BSC Level 2 Direktorat Pengawasan

Pangan Risiko Rendah dan Sedang……….. 4 Gambar 2.1 Persentase Sumber Daya Manusia Direktorat Pengawasan

Pangan Risiko Rendah dan Sedang Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin, dan Golongan………... 8 Gambar 2.2 Data Monitoring Pengembangan Kompetensi Pegawai……. 10 Gambar 3.1 Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Tahun

2019………. 16

Gambar 3.2 Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Pangan

Tahun 2019……… 17

Gambar 3.3 Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Importir Produk Pangan

Tahun 2019……… 18

Gambar 3.4 Profil Hasil Pengujian Pangan Olahan Tahun 2019 (close data 19 Maret 2020)………. 19 Gambar 3.5 Persentase Hasil Pengujian Pangan Olahan Tahun 2019

(close data 19 Maret 2020)………. 20 Gambar 3.6 Sebaran Hasil Pengujian Pangan Tahun 2019 Berdasarkan

Parameter Uji Tidak Memenuhi Syarat………. 21 Gambar 3.7 Hasil Sampling Dan Pengujian Kemasan Pangan Tahun

2019………. 22

Gambar 3.8 Hasil Sampling Dan Pengujian Kemasan Pangan 2019…… 22 Gambar 3.9 Hasil Sampling Dan Pengujian Kemasan Pangan Tahun

2017-2019……….. 23

Gambar 3.10 Profil Hasil Pengujian Pangan Jajanan Anak Sekolah

Tahun 2019……… 24

Gambar 3.11 Sebaran Hasil Pengujian PJAS Tahun 2019 Berdasarkan Parameter Uji Tidak Memenuhi Syarat………. 25 Gambar 3.12 Hasil Sampling dan Pengujian DNA Babi Tahun 2019……... 26 Gambar 3.13 Hasil Pengujian Kandungan DNA Babi pada Produk

(9)

viii

Gambar 3.14 Data Pengawasan Label Pangan MD/ML Tahun 2019…….. 28 Gambar 3.15 Data Pengawasan Label PIRT Tahun 2019………. 29 Gambar 3.16 Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang

Ramadhan dan Idul Fitri 2019 di Sarana Ritel……… 30 Gambar 3.17 Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang

Ramadhan dan Idul Fitri 2019 di Gudang Importir/

Distributor………... 31

Gambar 3.18 Rincian Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2019………. 32 Gambar 3.19 Profil Hasil Pengawasan Pangan Buka Puasa (Takjil)

Tahun 2019……… 34

Gambar 3.20 Grafik Jumlah Sarana Distribusi yang Diperiksa………. 36 Gambar 3.21 Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang Hari

Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Sarana Ritel…… 37 Gambar 3.22 Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang Hari

Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Gudang Importir/

Distributor……….. 38

Gambar 3.23 Rincian Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang Hari Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020…… 39 Gambar 3.24 Persentase Sarana Distribusi Tidak Memenuhi Ketentuan

yang Diperiksa oleh UPT BPOM di Kabupaten/Kota tahun 2016 – 2019………...………... 41 Gambar 3.25 Tren Temuan Produk TMK Tahun 2016 – 2019……….. 42 Gambar 3.26 Profil Negara Pengekspor Pangan Olahan Ke Indonesia….. 49 Gambar 3.27 Grafik Profil Jenis bahan Baku Pangan………. 50 Gambar 3.28 Kegiatan Forum Food Inspector 2019……….. 54 Gambar 3.29 Kegiatan Pelatihan Food Inspector Pratama Tahun 2019…. 55 Gambar 3.30 Kegiatan Forum Koordinasi Pusat dan Balai dalam Rangka

Manajemen Sampling tahun 2020………. 57 Gambar 3.31 Kegiatan Pertemuan Harmonisasi Form Pemeriksaan

Sarana Produksi bersama KKP dan Kementan………... 61 Gambar 3.32 Bagan Jumlah Pembagian Anggaran DAK……….. 66 Gambar 3.33 Sosialisasi DAK Non Fisik TA 2020 Sub Bidang

(10)

ix

Gambar 3.34 Penyusunan Rencana Kinerja Anggaran (RKA) DAK

Bidang Kesehatan………. 68

Gambar 3.35 Penyusunan Rencana Kinerja Anggaran (RKA) DAK Bidang Kesehatan………. 70

Gambar 3.36 Diagram Sebaran Media Iklan Tahun 2019……….. 70

Gambar 3.37 Sosialisasi Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Melalui Keterlibatan Masyarakat. Jakarta, 5 Juli 2019……… 72

Gambar 3.38 Talkshow “Pangan Lezat tanpa Klaim Sesat” Bersama Influencer, Praktisi dan Akademisi………. 74

Gambar 3.39 Kegiatan KIE di Propinsi Lampung……… 76

Gambar 3.40 Kegiatan KIE Propinsi Jawa Barat………. 78

Gambar 3.41 Kegiatan KIE di Luwu Utara, Sulawesi Selatan………... 79

Gambar 3.42 Kegiatan KIE di Makasar, Sulawesi Selatan……… 80

Gambar 3.43 Kegiatan KIE di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah…………. 82

Gambar 3.44 Kegiatan KIE di Nusa Tenggara Timur……….. 83

Gambar 3.45 Kegiatan KIE di Propinsi Sulewesi Utara……….. 85

Gambar 3.46 Pembahasan Penyusunan Saka Pengawas Obat dan Makanan bersama Balai Besar POM /Balai POM…………... 87

Gambar 3.47 Pembahasan Usulan Nama Saka POM bersama Ahli Bahasa FIB UI……… 88

Gambar 3.48 Pembahasan Saka POM bersama Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bidang Saka Sako dan Gugus Darma dan Perwakilan Lintas Komisi Kwarnas Gerakan Pramuka………. 90

Gambar 3.49 Pelaksanaan User Acceptance Testing (UAT) Aplikasi Pramuka Sapa………... 91

Gambar 3.50 Pelatihan dan Sosialisasi Saka POM “Sadar Pangan Aman bersama Dewan Kerja Nasional (DKN) Gerakan Pramuka... 92

Gambar 3.51 Grafik Hasil Pengujian Pangan Fortifikasi Tahun 2019…….. 93

Gambar 3.52 Persentase pangan fortifikasi yang memenuhi syarat dan tren pangan fortifikasi per komoditi periode tahun 2016 – 2019………. 94

(11)

x

Gambar 3.54 Grafik Hasil Pengujian Tepung Terigu Tahun 2016-2019 (berdasarkan kadar fortifikan)……….

96

Gambar 3.55 Grafik Hasil Pengujian Minyak Goreng Sawit Tahun 2016-2019 (berdasarkan kadar fortifikan)………... 97 Gambar 3.56 Kementerian/Lembaga Koordinasi Pelaksanaan Fortifikasi

Pangan………... 100

Gambar 3.57 Kegiatan Advokasi Pengawasan Garam Konsumsi

Beryodium……….. 102

(12)

xi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pengawasan pangan risiko rendah dan sedang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengawasan Obat dan Makanan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dalam rangka mewujudkan salah satu misi Badan POM yaitu meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan yang berbasis risiko untuk melindungi masyarakat, Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang mempunyai peran strategis mendukung pengawasan produk pangan beredar di pasaran, melalui pengawasan sarana produksi, sarana distribusi serta pengawasan produk pangan yang beredar.

Selama tahun 2019, telah dilakukan inspeksi dan penilaian sarana terhadap 5.150 sarana produksi di seluruh Indonesia, dengan rincian sebanyak 1.160 sarana MD dan 652 sarana Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) telah menerapkan Cara Pembuatan Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), yaitu 35,18% dari target 48%; dan terhadap 11.717 sarana distribusi pangan dengan hasil 7.548 sarana memenuhi ketentuan (MK), yaitu 64,42% dari target 48%.

Pengawasan pangan dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pengawasan kesesuaian label edar dan pengawasan keamanan dan mutu pangan melalui uji laboratorium, dengan parameter uji yang diprioritaskan berdasarkan kajian risiko. Pada tahun 2019 telah dilakukan pengawasan produk pangan yang beredar di pasaran berupa pengawasan label; sampling dan pengujian (i) pangan rutin, (ii) kemasan pangan, (iii) pangan mengandung fragmen DNA babi, (iv) pengujian pangan fortifikasi; dan monitoring iklan (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang Tahun 2019

Pengawasan Kategori MK/MS TMK/TMS Jumlah Total

Label Pangan MD/ML 9.369 (88,33%) 1.237 (11,67%) 10.597 (100%) 12.319 PIRT 728 (42,28%) 994 (57,72%) 1722 (100%) Pangan MD/ML 10245 (93,39%) 725 (6,61%) 10970 (100%) 15.284 PIRT 2079 (75,74%) 666 (24,26%) 2745 (100%) TTD 1167 402 1569

(13)

xii

Pengawasan Kategori MK/MS TMK/TMS Jumlah Total

(74,38%) (25,62%) (100%) Kemasan Pangan - 107 (98,17%) 2 (1,83%) 109 (100%) 109 PJAS - 481 (79,90%) 121 (20,10%) 602 (100%) 602 Pangan fragmen DNA Babi - 206 (86, 92%) 31 (13,08%) 237 (100%) 237 Pangan Fortifikasi Garam konsumsi beryodium 1986 (81,26%) 458 (18,74%) 2444 (100%) 3.036 Tepung Terigu 233 (82,04%) 51 (17,96%) 284 (100%) Minyak Goreng Sawit 256 (83,12%) 52 (16,88%) 308 (100%) Iklan - 7.123 (81,30%) 1.638 (18,70%) 8.761 (100%) 8.761

Catatan: MS : Memenuhi Syarat, TMS : Tidak Memenuhi Syarat, MK :

Memenuhi Ketentuan, TMK : Tidak Memenuhi Ketentuan, TTD : Tidak Terdaftar

Badan POM berkomitmen untuk melindungi masyarakat kejahatan Obat dan Makanan, termasuk dari peredaran pangan yang tidak aman, baik melalui pengawasan rutin maupun pengawasan khusus seperti intensifikasi pengawasan pangan selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2019, intensifikasi pengawasan pangan menjelang Hari Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020

(Tabel 2).

Tabel 2. Hasil Intensifikasi Pengawasan Tahun 2019 Uraian hasil

intensifikasi pengawasan

Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun

2019

Hari Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020

Item Pangan TMK 11.944 11.159

Kemasan Pangan TMK 519.088 774.381

Nilai Ekonomi Pangan TMK

Rp 10.381.760.000,-. Rp. 16.262.001.000,00,-

Pangan Kedaluwarsa 60,03% 75,78%

Pangan Tanpa Izin

Edar (TIE)

35,93% 22,24%

(14)

xiii

Disamping itu, terdapat beberapa capaian terkait inovasi selama tahun 2019 antara lain review pedoman sampling pangan dan kemasan pangan tahun anggaran 2020 yang telah disesuaikan dengan keterwakilan produk beredar, inisiasi pengusulan alokasi DAK Non Fisik Bidang Pengawasan Obat dan Makanan tahun 2020, inisiasi pembentukan Satuan karya Pramuka Pengawasan Obat dan Makanan (SAKA POM) serta kontributor iklan.

Dalam rangka ikut mendorong ekspor dan mendukung impor produk pangan, Badan POM telah menerbitkan Surat Keterangan Ekspor (SKE) untuk produk pangan dan kemasan pangan, Surat Keterangan Impor (SKI) bahan pangan, bahan tambahan pangan (BTP), produk pangan, serta komoditi non pangan. Penerbitan SKE/SKI merupakan bentuk pelayanan publik yang dilakukan oleh Direktorat Pengawasan Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang. Penerbitan SKE/SKI Tahun 2019 dengan hasil pada Tabel 3.

Tabel 3. Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan

Sedang

Jenis Pelayanan Publik Jumlah Item Target

SLA (Jam)

Timeline rata-rata (Jam)

SKE Produk Pangan 19.427 53.294 16 8.12

SKE Kemasan Pangan 18 89 16 6.49

SKI a. Bahan Pangan 22.549 34.166 8 5.19

b. BTP 11.742 27.995

c. Produk Pangan 14.123 60.724

(15)

xiv

HIGHLIGHT KEGIATAN

JUNI

Car Free Day Hari Keamanan Pangan

Dunia (World Food Safety Day)

Dalam rangka memperingati Hari Keamanan Pangan Dunia (World Food Safety Day) Tahun 2019, Badan POM menggelar edukasi pangan aman kepada masyarakat di area Car Free Day FX Sudirman, Jakarta pada tanggal 30 Juni 2019. Kegiatan serupa juga dilakukan serentak di Balai Besar POM/Balai POM seluruh Indonesia. Acara dibuka oleh Kepala Badan POM beserta perwakilan Food and

Agriculture Organizations (FAO) untuk Indonesia, Stephen Anthony Rudgard dan Pakar Gizi Prof Hardinsyah, dan dilanjutkan dengan talkshow bersama bintang tamu dr. Reisa Broto. Acara yang bertemakan "Food safety, everyone’s business" atau “Keamanan pangan, tanggung jawab kita semua.” ini diawali senam bersama, dan pawai dalam rangka mengampanyekan pentingnya mengonsumsi pangan aman. Para peserta yang terdiri dari perwakilan lintas sektor pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat berjalan membawa poster dan spanduk bertuliskan pesan keamanan pangan.

(16)

xv

AGUSTUS

Inisiasi Pembentukan Saka POM

Kegiatan Penyusunan Rintisan Saka POM Tahun Anggaran 2019 merupakan kelanjutan dari inisiasi pembentukan Saka POM yang telah dimulai sejak tahun 2018. Kegiatan Pengelolaan Hasil Pengawasan Pramuka Sapa mencakup pelaksanaan Penyusunan Rintisan Satuan Karya Pramuka Pengawasan Obat dan Makanan (Saka POM) di tingkat Daerah dan tingkat Nasional, serta penyempurnaan Aplikasi Pramuka Sapa berbasis Android.

Pada awal tahun 2019, telah dilakukan pembahasan terhadap Draft Rintisan Petunjuk Penyelenggaraan Saka POM dan 3 (tiga) Krida yang telah disepakati, terdiri dari Krida Pengujian Sederhana Obat dan Makanan, Krida Pemantauan Obat dan Makanan, serta Krida Pemberi Informasi Obat dan Makanan.

Menindaklanjuti hal tersebut, telah dilaksanakan Pembahasan Progress Pembentukan SAKA POM kembali pada tanggal 7-8 Agustus 2019 bertempat di Hotel Sari Pacific Jakarta dengan mengundang 11 (sebelas) Balai Besar POM/Balai POM. Rapat dipimpin oleh Ibu Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan dan membahas kendala dan hambatan, lesson learnt di lapangan, serta progress pembentukan Rintisan Saka POM di Daerah.

(17)

xvi

Forum Food Inspector

Dalam rangka perkuatan pengawasan di bidang pangan, Kepala Badan POM melantik 127 orang Inspektur Pangan pada Forum Food Inspector di Hotel Sari Pacific Jakarta pada tanggal 26 Agustus 2019. Para Inspektur Pangan yang dilantik tersebut berasal dari Badan POM pusat dan Balai Besar POM/Balai POM seluruh Indonesia. Terdapat 3 jenjang Inspektur Pangan yaitu

Inspektur Pangan Tingkat Pratama, Inspektur Pangan Tingkat Muda, dan Inspektur Pangan Tingkat Madya. Pelantikan dilaksanakan secara simbolis dengan pemakaian rompi, penyematan lencana, dan pemberian sertifikat kompetensi oleh Kepala Badan POM kepada setiap perwakilan Inspektur Pangan setiap jenjang.

OKTOBER

Forum Koordinasi Pusat dan Balai Dalam

Rangka Manajemen Sampling Tahun

2020

Forum Koordinasi Pusat dan Balai dalam rangka Manajemen Sampling tahun 2020 telah dilaksanakan pada tanggal 22-24 Oktober 2019 di Hotel Grand Mercure Kemayoran yang diikuti oleh perwakilan Badan POM pusat dan UPT Badan POM di seluruh Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untukmenetapkan

(18)

xvii

acuan dalam melaksanakan sampling dan pengujian pada Tahun 2020. Terdapat perubahan pada perhitungan sampling dari Pedoman Sampling tahun 2019, yaitu (i) pembagian target sampel per UPT Badan POM dan (ii) sampel PJAS. Pedoman Sampling dan Pengujian Obat dan Makanan Tahun 2020 telah disahkan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.02.02.1.22.02.20.58 tanggal 14 Februari 2020.

Kontributor Iklan dan Talkshow “Pangan

Lezat Tanpa Klaim Sesat”

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Focus

Group Discussion (FGD) peningkatan efektifitas pengawasan iklan pangan olahan melalui keterlibatan masyarakat sebagai kontributor. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2019 di Swiss-Belhotel Mangga Besar - Jakarta ini diharapkan dapat menjaring masukan dari beberapa kalangan masyarakat

(pelajar, mahasiswa, orang tua termasuk guru serta ibu PKK dan kelompok dengan kebutuhan khusus) terkait iklan pangan yang beredar di Indonesia,

(19)

xviii

memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat terhadap peraturan Periklanan di Indonesia dan memberikan rekomendasi terhadap regulator dalam pembaharuan peraturan periklanan. Talkshow dengan tema “Pangan Lezat Tanpa Klaim Sesat” menghadirkan Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Akademisi, Praktisi, dan Influencer.

NOVEMBER

Sosialisasi DAK Non Fisik Ta 2020 Sub

Bidang Pengawasan Obat dan Makanan

Untuk pertama kalinya, Badan POM sebagai koordinator pengawasan Obat dan Makanan (sesuai Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanandan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2018 tentang Tentang Peningkatan Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah) telah mendapatkan persetujuan untuk pengusulan DAK Non Fisik Bidang Pengawasan Obat dan Makanan Tahun Anggaran 2020. DAK Non Fisik ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas sistem pengawasan IRTP yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan standar/ketentuan serta meningkatkan keamanan dan mutu produk PIRT yang beredar, sehingga dapat bersaing di pasar modern baik pasar domestik maupun internasional. Sosialisasi DAK Non Fisik TA 2020 Sub Bidang Pengawasan Obat dan Makanan telah dilakukan pada tanggal 4 November 2019 di Hotel Grand Mercure Kemayoran dengan mengundang perwakilan dari 319 Kab/Kota penerima DAK Non Fisik Sub Bidang Pengawasan Obat dan Makanan beserta Balai Besar POM/Balai POM yang wilayah kerjanya mencakup Kabupaten/Kota penerima DAK. Kegiatan ini

(20)

xix

bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan DAK Non Fisik Sub Bidang Pengawasan Obat dan Makanan sebelum dilaksanakannya penyusunan Rencana Kinerja dan Anggaran (RKA) bersama dengan Kab/Kota di seluruh Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan.

DESEMBER

Press Release Intensifikasi Pengawasan

Pangan (Natal dan Tahun Baru)

Konferensi Pers terkait Intensifikasi Pengawasan Menjelang Hari Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 dilaksanakan di Aula Gedung C Badan POM pada tanggal 23 Desember 2019. Acara ini

bertujuan untuk

menginformasikan kepada masyarakat melalui media, bahwa Badan POM selalu melakukan pengawasan pangan baik secara rutin

maupun khusus. Salah satu bentuk pengawasan khusus adalah Intensifikasi Pengawasan Menjelang Hari Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Hasil dari intensifikasi pengawasan tahun 2019 ini menunjukkan bahwa 50,97% temuan berupa pangan Tanpa Izin Edar (TIE), 42,98% berupa pangan kedaluwarsa, dan sisanya adalah temuan pangan rusak.

(21)

1 TUGAS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Badan Pengawas Obat dan Makanan berdiri pada tahun 2001 melalui Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen. Keputusan tersebut telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan. Selanjutnya Kepala Badan POM menerbitkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai tindak lanjut adanya perubahan struktur organisasi di lingkungan Badan POM.

Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan yang mempunyai peran strategis mendukung pengawasan pangan yang beredar di pasaran, melalui pengawasan sarana produksi, sarana distribusi serta pengawasan produk yang beredar. Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang mempunyai tugas sebagai berikut:

“melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan pangan risiko rendah dan sedang.

(22)

2

Sementara itu dalam menjalankan tugasnya, Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang inspeksi pangan risiko rendah, risiko sedang, bahan tambahan pangan, ekspor impor, dan iklan pangan;

2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang inspeksi pangan risiko rendah, risiko sedang, bahan tambahan pangan, ekspor impor, dan iklan pangan;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang inspeksi pangan risiko rendah, risiko sedang, bahan tambahan pangan, ekspor impor, dan iklan pangan;

4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang inspeksi pangan risiko rendah, risiko sedang, bahan tambahan pangan, ekspor impor, dan iklan pangan;

5. Pelaksanaan inspeksi dan penilaian sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi pangan risiko rendah dan sedang;

6. Pengambilan contoh (sampling) di sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi pangan risiko rendah dan sedang;

7. Pelaksanaan surveilan pangan risiko rendah dan sedang;

8. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang inspeksi pangan risiko rendah, risiko sedang, bahan tambahan pangan, ekspor impor, dan iklan pangan; dan

9. Pelaksanaan urusan tata operasional Direktorat. FUNGSI

(23)

3

1.2 STRUKTUR ORGANISASI

Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang merupakan salah satu unit eselon II yang dipimpin oleh direktur yang bertanggung jawab langsung kepada Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan. Struktur organisasi Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Direktorat Pengawasan Pangan RisikoRendah dan Sedang

1.3 RENCANA STRATEGIS 2015 - 2019

Dalam mewujudkan visi dan misi Badan POM serta sejalan dengan adanya perubahan struktur organisasi sesuai Peraturan Badan POM Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang telah menyusun Revisi Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang 2015-2019 yang telah disahkan melalui Surat Keputusan Direktur Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang Nomor HK.04.53.08.18.2369 mengacu pada Renstra Badan POM dan Renstra Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan. Penyusunan Renstra tersebut telah mempertimbangkan faktor lingkungan strategis yang sangat dinamis serta

(24)

4

memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi selama lima tahun sebelumnya.

Revisi Renstra Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang 2015-2019 yang mencakup visi, misi, tujuan, sasaran strategi, kebijakan serta program organisasi sebagaimana tergambar pada Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 dibawah ini:

Gambar 1.2. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Direktorat Pengawasan

Pangan Risiko Rendah dan Sedang

Gambar 1.3. Peta Strategis BSC Level 2 Direktorat Pengawasan Pangan Risiko

(25)

5

Kegiatan Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang mendukung tiga Sasaran Strategis Badan POM tahun 2019, yaitu:

1. Terwujudnya Obat dan Makanan yang Aman dan Bermutu,

2. Meningkatnya Kepatuhan dan Kepuasan Pelaku Usaha serta Kesadaran Masyarakat terhadap Keamanan, Manfaat dan Mutu Obat dan Makanan, serta

3. Meningkatnya Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan Berbasis Risiko.

1.4 RENCANA KINERJA TAHUN 2019

Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019, termuat arah kebijakan nasional satu tahun yang merupakan komitmen pemerintah untuk memberikan kepastian kebijakan, pendanaan, kerangka regulasi, kerangka pelayanan umum, dan investasi dalam melaksanakan pembangunan nasional yang berkesinambungan. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang menyusun matriks Rencana Kinerja Tahun 2019 yang dapat dilihat pada

Lampiran 3.

1.5 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019.

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang menyusun Perjanjian Kinerja Tahun 2019 yang disahkan sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 2. Perjanjian Kinerja merupakan pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam waktu satu tahun. Perjanjian Kinerja disusun setiap tahun berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan yang telah disesuaikan dengan ketersediaan anggaran. Perjanjian Kinerja Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:

(26)

6

Tabel 1.1. Perjanjian Kinerja Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan

Sedang Tahun 2019

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan

Target Kinerja

2019 Meningkatnya sarana produksi

dan distribusi Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang yang memenuhi ketentuan

1. Persentase sarana produksi Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang yang memenuhi ketentuan

48%

2. Persentase sarana distribusi Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang yang memenuhi ketentuan

48%

Meningkatnya Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang yang aman, bermutu, bergizi

Persentase Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang yang memenuhi syarat

85%

Meningkatnya kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang pengawasan Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang

Indeks kepuasan pelayanan publik di bidang pengawasan Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang

72

Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap

keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan

1. Indeks kepatuhan pelaku usaha sarana produksi Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang

55

2. Indeks kepatuhan pelaku usaha sarana distribusi Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang

55

Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan publik di bidang pengawasan Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang

1. Rasio ketepatan waktu pelayanan publik terkait sarana Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang

90%

2. Rasio ketepatan waktu pelayanan publik terkait produk Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang

(27)

7

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan

Target Kinerja

2019 Meningkatnya efektivitas

pengawasan Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang berbasis risiko

1. Rasio tindak lanjut hasil pengawasan sarana produksi, sarana

distribusi dan

produk/sampling Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang yang dilaksanakan

55%

2. Persentase keputusan hasil pengawasan pangan risiko rendah dan sedang yang diselesaikan tepat waktu

94%

3. Persentase pangan fortifikasi yang memenuhi syarat.

82%

Terwujudnya RB Direktorat Pengawasan Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang sesuai roadmap RB Badan POM 2015-2019

Nilai AKIP Direktorat Pengawasan Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang

(28)

8

BAB II

PENGELOLAAN SUMBERDAYA

2.2 SUMBER DAYA MANUSIA

Dalam melaksanakan tugas fungsinya, Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang memiliki sumber daya manusia sejumlah 42 pegawai ASN terdiri dari 1 orang Direktur, 3 orang Kasubdit, 7 orang Kepala Seksi, 22 orang pejabat fungsional dan 9 orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Selain itu, unit juga didukung oleh 22 orang Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) yang terdistribusi di 3 subdirektorat. Gambaran alokasi Sumber Daya Manusia (SDM) di Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang seperti tertera pada Gambar 2.1

Gambar 2.1. Persentase Sumber Daya Manusia Direktorat Pengawasan Pangan Risiko

Rendah dan Sedang Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin, dan Golongan.

2.2 KEBUTUHAN PEGAWAI

Penetapan kebutuhan pegawai Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang dihitung berdasarkan Perhitungan Analisis Beban Kerja (ABK). Berdasarkan perhitungan beban kerja, jumlah kebutuhan pegawai Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang adalah sebanyak 116 pegawai.

(29)

9

Pada Tahun 2019, pegawai Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang berjumlah 42 pegawai. Maka Gap Kebutuhan Pegawai Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang berjumlah 74 pegawai. Adapun rincian kebutuhan pegawai Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang berdasarkan perhitungan beban kerja seperti pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2:

Tabel 2.1. Jumlah Kebutuhan Pegawai Jabatan Pemeriksa Farmasi dan

Makanan

Seksi di Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang

PFM Pertama PFM Muda PFM Madya PFM Utama Seksi Inspeksi Peredaran Pangan Risiko

Rendah

6 3 3 0

Seksi Inspeksi Produksi Pangan Pangan Risiko Rendah

5 4 2 0

Seksi Inspeksi Produksi dan Peredaran Bahan Tambahan Pangan dan Bahan Kontak Pangan

11 8 2 0

Seksi Inspeksi Produksi dan Peredaran Pangan Risiko Sedang

11 10 3 0

Seksi Inspeksi Ekspor, Impor 2 12 2 0

Seksi Inspeksi Iklan Pangan 10 3 1 0

JUMLAH 44 40 13 0

97

Tabel 2.2. Jumlah Kebutuhan Pegawai Jabatan Pendukung

Jabatan Fungsional A h li P e rt a m a A h li M u d a A h li M a d y a A h li Ut a m a P e la k s a n a P e la k s a n a L a n ju ta n T e ra m p il M a h ir P e n y e li a Perencana 1 0 0 0 - - - - - Analis Kebijakan 1 - - - - Analis Kepegawaian 1 1 0 - - - - 1 0 Arsiparis 1 0 - - - - 3 1 0 Pranata Komputer 0 0 0 0 - - 2 1 - Analis Anggaran 1 0 0 0 - - - - -

Pranata Laksana Barang - - - - 1 - 0 0 0

Pranata Keuangan APBN 1 - 1 - - - 2 - -

Pejabat Pengadaan Barjas 1

(30)

10

2.3 PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI

Pengembangan kompetensi Pegawai merupakan hak pegawai yang mutlak diperlukan. Pengembangan kompetensi pegawai menjadi sangat diperlukan mengingat tuntutan lingkungan strategis, seperti perkembangan teknologi informasi, globalisasi, peningkatan daya saing bangsa, serta harapan masyarakat terhadap kinerja Instansi Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang yang memiliki tugas dan fungsi sebagai unit yang melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan pangan risiko rendah dan sedang.

Sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, menyebutkan secara tegas bahwa setiap ASN berhak mendapatkan pengembangan kompetensi minimum 20 jam pelajaran per tahun. Sejalan dengan hal itu Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang melakukan monitoring terhadap kegiatan Pengembangan Kompetensi yang dilaksanakan Pegawai Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang. Adapun data pegawai yang telah mencapai jumlah minimum jam pelajaran seperti yang diamanatkan oleh undang-undang adalah seperti yang digambarkan pada Gambar 2.2.

(31)

11

2.4 SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan Prasarana merupakan hal yang penting guna menunjang berlangsungnya dan kesuksesan kegiatan unit. Sarana dan prasarana di Direktorat Pengawasan Risiko Rendah dan Sedang terdiri atas ruangan dan juga Inventarisir Kantor.

Ruangan yang ditempati oleh Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang berlokasi di Gedung F Timur Lantai 2 Badan POM, terdiri dari 8 ruangan yaitu 1 ruangan Direktur, 3 ruangan KaSubdit, 1 ruangan Subdit Inspeksi Pangan Risiko Rendah, 1 ruangan Subdit Inspeksi Pangan Risiko Sedang dan Bahan Tambahan Pangan, 1 Subdit Inspeksi Ekspor, Impor dan Iklan Pangan, dan 1 ruang rapat. Untuk melaksanakan fungsi pelayanan publik yang meliputi kegiatan sertifikasi ekspor dan impor pangan olahan, sertifikasi Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), sertifikasi Higiene dan Sanitasi, dan konsultasi seluruh layanan, dilaksanakan di Gedung Pelayanan Publik Badan Pengawas Obat dan Makanan di Gedung B lantai 4.

Inventaris kantor sebagai sarana penunjang terlaksananya kegiatan meliputi, meja, kursi, lemari dan alat pengolah data. Pada tahun 2019 inventarisir kantor Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang tertera pada Tabel 2.3

Tabel 2.3. Data Invertarisir Kantor Tahun 2019

No. Nama Barang Jumlah Barang

1 Kursi besi 147

2 Meja Kerja 45

3 Kursi Tamu 1 set

4 Meja Tamu 1 set

5 Workstation 18

6 P.C Unit 82

7 Printer 38

8 Lemari Arsip 44

9 Filling cabinet besi 1

10 LCD Proyektor 2

11 Mesin foto copy 1

(32)

12

No. Nama Barang Jumlah Barang

13 Notebook 16

14 Laptop 3

15 Voice Recorder 3

16 Mesin Penghitung Uang 1

17 Barcode Reader 1 18 CCTV 1 19 Kiosk Standing 1 20 Shredder 1 21 IPAD 1 22 Scanner 4 23 Amplifer 1 24 Speaker 2 25 Mic table 12 26 Standing Bracket 3 27 Portable AC 1 28 Facsmilie 2 29 Pemotong kertas 3 30 Layar 1

31 Proyektor Spider Bracket 1

32 Proyektor 2

33 Lemari es 3

34 Televisi 3

35 Papan Tulis 3

36 Dispenser 6

2.5 REALISASI ANGGARAN DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

Pada tahun 2019 Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang memperoleh anggaran sebesar Rp. 14.922.142.000,-, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 14.834.337.030,- Dengan demikian, persentase realisasi terhadap pagu adalah 99,41%. Realisasi anggaran terhadap pagu setiap kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 2.4

(33)

13

Tabel 2.4 Realisasi Anggaran Kegiatan Terhadap Pagu Tahun 2019

Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Target Realisasi

Persentase Capaian

(%)

1. Meningkatnya Sarana produksi dan

distribusi pangan olahan risiko rendah dan sedang yang memenuhi ketentuan

Persentase sarana produksi dan distribusi pangan olahan risiko rendah dan sedang yang memenuhi ketentuan 1.712.827. 000 1.702.648. 359 99,41% Persentase sarana produksi pangan olahan risiko rendah dan sedang yang memenuhi ketentuan Persentase sarana distribusi pangan olahan risiko rendah dan sedang yang memenuhi ketentuan 2. Meningkatnya pangan olahan risiko rendah

dan sedang yang memenuhi syarat

Persentase pangan olahan risiko rendah dan sedang yang memenuhi syarat 431.666.0 00 427.077.5 13 98,94%

3. Meningkatnya kepuasan pelaku usaha

terhadap layanan publik di bidang

pengawasan pangan olahan risiko rendah dan sedang Indeks kepuasan pelayanan publik di bidang pengawasan Pangan Olahan Risiko Rendah dan Sedang 113.955.0 00 112.647.0 07 98,85%

4. Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan

Indeks Kepatuhan Pelaku usaha sarana produksi 1.321.433. 000 1.316.629. 367 99,64%

(34)

14

Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Target Realisasi

Persentase Capaian (%) pangan olahan risiko rendah dan sedang Indeks Kepatuhan Pelaku usaha sarana distribusi pangan olahan risiko rendah dan sedang 5. Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan

publik di bidang pengawasan pangan olahan risiko rendah dan sedang

Rasio ketepatan waktu pelayanan publik terkait sarana pangan olahan risiko rendah dan sedang 594.277.0 00 589.136.6 25 99,14% Rasio ketepatan waktu pelayanan publik terkait Produk pangan olahan risiko rendah dan sedang

6. Meningkatnya efektivitas pengawasan pangan olahan risiko rendah dan sedang berbasis risiko Rasio Tindak lanjut hasil pengawasan sarana produksi,distrib usi, dan produk/samplin g pangan olahan risiko rendah dan sedang yang dilaksanakan 8.864.142. 000 8.819.255. 684 99,07% Persentase keputusan hasil pengawasan

(35)

15

Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Target Realisasi

Persentase Capaian (%) pangan risiko rendah dan sedang yang diselesaikan tepat waktu Persentase pangan fortifikasi yang memenuhi syarat 7. Terwujudnya RB Direktorat Pengawasan

Pangan Risiko Rendah dan Sedang

Nilai AKIP Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang 1.883.842. 000 1.866.942. 475 99,10%

(36)

16

BAB III HASIL KEGIATAN

3.1 PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI PANGAN

RISIKO RENDAH DAN SEDANG

Di tingkat produksi pangan, pada tahun 2019 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 5.150 sarana industri yang terdiri atas 1.931 (37,50%) industri pangan MD, 2 (0,04%) industri pangan ML dan 3.217 (62,47%) industri rumah tangga pangan (IRTP) yang sudah memiliki nomor pendaftaran PIRT. Pemeriksaan sarana produksi ini difokuskan pada penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dan kepatuhan terhadap perundang-undangan, antara lain bahwa produk pangan yang diproduksi telah memiliki surat persetujuan pendaftaran.

Gambar 3.1. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Tahun 2019

Hasil pemeriksaan sarana industri pangan MD memperlihatkan bahwa 1.160 sarana (60,07%) sudah menerapkan CPPOB, sedangkan 615 sarana (31,85%) belum menerapkan CPPOB secara konsisten. Ketidaksesuaian CPPOB untuk industri MD antara lain pimpinan tidak mempunyai wawasan terhadap metode pengawasan modern (HACCP) dan tidak melaksanakannya dengan baik, pencegahan serangga, burung, tikus dan binatang lain tidak efektif; pertemuan antara dinding dan dinding tidak mudah dibersihkan; konstruksi tidak sesuai persyaratan teknik sanitasi dan higiene (tidak rata,tidak kuat, retak atau

(37)

17

licin); pelatihan pekerja dalam hal sanitasi dan higiene tidak cukup; tidak ada program sanitasi yang efektif di unit pengolahan; dan tidak ada program pemantauan untuk membuang wadah dan peralatan yang sudah rusak/tidak digunakan. Terhadap hasil pemeriksaan yang belum menerapkan CPPOB tersebut telah dilakukan tindak lanjut berupa pembinaan, peringatan tertulis sampai dengan sanksi administratif.

Hasil pemeriksaan IRTP diketahui bahwa 652 (20,27%) sarana telah menerapkan CPPOB untuk IRTP dan 2364 (73,48%) sarana belum menerapkan CPPOB untuk IRTP. Ketidaksesuaian CPPOB untuk IRTP antara lain adalah IRTP tidak memiliki dokumen produksi; karyawan di bagian produksi pangan tidak mengenakan pakaian kerja dan/atau mengenakan perhiasan; dokumen produksi tidak mutakhir, tidak akurat, tidak tertelusur; dan lantai, dinding, dan langit-langit, tidak terawat, kotor, berdebu dan atau berlendir. Terhadap sarana yang Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) tersebut, telah dilakukan tindak lanjut berupa pembinaan dan atau peringatan tertulis, berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan di 2 (dua) sarana industri Makanan Luar Negeri/ML dalam rangka penelusuran kasus pangan impor. Pemeriksaan sarana industri pangan ML dilakukan melalui kegiatan foreign inspection dalam rangka perkuatan pengawasan produk pangan impor yang beredar. Kegiatan Foreign Inspection ini dilaksanakan ke 2 (dua) sarana produksi, yaitu Shanghai Nongshim Food. Co. Ltd (Shanghai) dan Shanghai Guanseng Yuan Food Co. Ltd (Shanghai).

Gambar 3.2. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Pangan Tahun 2019

(38)

18

Di tingkat distribusi pangan, pada tahun 2019 telah dilakukan pemeriksaan secara rutin terhadap 11.717 sarana distribusi pangan, dengan hasil 7.548 (64,42%) sarana MK dan 3.893 (33,23%) sarana TMK terhadap penerapan Cara Ritel Pangan yang Baik (CRPB). Ketidaksesuaian CRPB yang sering ditemukan pada sarana distribusi antara lain penyimpanan produk pangan yang masih tercampur dengan produk non pangan ataupun pangan kedaluwarsa, sanitasi dan kebersihan sarana yang kurang baik, pencegahan binatang pengerat yang tidak efektif, tidak dilakukan monitoring suhu penyimpanan dingin dan penyimpanan produk pangan yang masih menempel dinding/lantai. Selain itu juga, pelanggaran yang ditemukan pada saat pemeriksaan antara lain adanya produk rusak, kemasan rusak atau penyok, kedaluwarsa, pangan tanpa izin edar, repacking dan pangan mengandung Bahan Berbahaya/Bahan Tambahan Pangan mengandung Bahan Berbahaya.

Gambar 3.3. Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Importir Produk Pangan Tahun

2019

Hasil pemeriksaan sarana importir diketahui bahwa 280 (71,25%) sarana importir telah memenuhi ketentuan dan 68 (17,30%) sarana Tidak Memenuhi Ketentuan pada formulir pemeriksaan sarana distribusi (form B). Pelanggaran yang ditemukan antara lain adanya produk rusak, kemasan rusak atau penyok, kedaluwarsa, pangan tanpa izin edar atau habis masa izin edar dan TMK label. Pelanggaran terhadap produk yang tidak mempunyai izin edar dan produk yang Tidak Memenuhi Ketentuan label dilakukan pemusnahan dengan disaksikan oleh importir dan petugas Badan POM.

(39)

19

3.2 SAMPLING DAN PENGUJIAN PANGAN OLAHAN RISIKO RENDAH

DAN SEDANG

Kegiatan sampling dan pengujian pangan yang dilakukan Badan POM merupakan bagian dari upaya pengawasan keamanan dan mutu produk pangan di peredaran, baik dalam rangka surveilan untuk melihat pemenuhan persyaratan (compliance) terhadap regulasi maupun tindak lanjut penanganan kasus pelanggaran pangan. Pengawasan pangan dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pengawasan kesesuaian label dan pengawasan keamanan dan mutu pangan melalui uji laboratorium, dengan parameter uji yang diprioritaskan berdasarkan kajian risiko.

Sampling dan pengujian produk pangan olahan dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.04.01.1.22.01.19.0029 Tahun 2019 tentang Pedoman Sampling dan Pengujian Obat dan Makanan Tahun Anggaran 2019.

Pada tahun 2019, telah dilakukan sampling secara acak dan pengujian terhadap 15.284 sampel pangan MD/ML/PIRT/TIE/rusak atau kedaluwarsa dengan hasil sampel yang memenuhi persyaratan (MS) sebanyak 13.491 sampel (88,27%), sedangkan sampel yang Tidak Memenuhi Syarat sebanyak 1793 sampel (11,73%) dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Profil Hasil Pengujian Pangan Olahan Tahun 2019 (close data 19

(40)

20

Lebih lanjut, sampel yang Tidak Memenuhi Syarat sebanyak 1793 sampel terdiri dari 68 sampel (Tanpa Izin Edar) TIE, 55 sampel kedaluwarsa, 54 sampel rusak dan 1616 sampel Tidak Memenuhi Syarat pengujian, dapat dilihat pada Gambar 3.5 Untuk sampel TIE, rusak dan kedaluwarsa tidak dilanjutkan ke

pengujian di laboratorium melainkan langsung dinilai Tidak Memenuhi Syarat.

Gambar 3.5 Persentase Hasil Pengujian Pangan Olahan Tahun 2019 (close

data 19 Maret 2020)

Proporsi sampling dan pengujian pangan terdaftar MD/ML lebih banyak (10970 sampel) dibandingkan dengan PIRT (2745 sampel) seperti dapat dilihat pada tabel di atas. Hal ini disebabkan sampling dan pengujian lebih difokuskan kepada produk pangan terdaftar di Badan POM yaitu yang memiliki nomor izin edar MD/ML. Persentase pangan MD/ML yang memenuhi syarat (93,39%) lebih besar daripada PIRT (75,74%). Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan pelaku usaha MD lebih tinggi dibandingkan dengan PIRT, sehingga perlu menjadi perhatian.

Tabel 3.1 Sebaran Hasil Pengujian Pangan Tahun 2019 berdasarkan Nomor

Registrasi

Catatan: TTD: Tidak terdaftar

Berdasarkan jenis pangannya Tahu, Manisan Buah, Mie Basah, Keripik Buah dan Roti Tawar, merupakan sampel yang paling banyak Tidak Memenuhi Syarat (TMS) dengan jumlah berturut-turut adalah yaitu sebesar 165, 137, 125, 87 dan

No Reg MS MS (%) TMS TMS (%) TOTAL

MD/ML 10245 93,39 725 6,61 10970

PIRT 2079 75,74 666 24,26 2745

TTD 1167 74,38 402 25,62 1569

(41)

21

84 sampel. Sedangkan 5 parameter pengujian TMS terbanyak adalah identifikasi/ penentuan kadar Siklamat, Escherichia coli, identifikasi/ penentuan kadar Benzoat, identifikasi/ penentuan kadar Sulfit dan Angka Lempeng Total (ALT) seperti pada Gambar 3.6

Gambar 3.6. Sebaran Hasil Pengujian Pangan Tahun 2019 Berdasarkan

Parameter Uji Tidak Memenuhi Syarat.

3.3 SAMPLING DAN PENGUJIAN KEMASAN PANGAN

Sampling dan pengujian kemasan pangan dilakukan dalam rangka pengawasan keamanan kemasan pangan, dengan mengacu pada Pedoman Sampling Obat dan Makanan Tahun 2019 dan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 16 Tahun 2014 dan terakhir diubah menjadi Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan.

Sampling dan pengujian kemasan pangan dilakukan terhadap kemasan pangan dari produk pangan terdaftar dan kemasan pangan produk wajib SNI yaitu peralatan makan minum melamin dan keramik. Jumlah sampel kemasan pangan sebanyak 109 sampel, yang terdiri 34 sampel kemasan pangan dari produk pangan terdaftar dan 75 sampel kemasan pangan produk wajib SNI yaitu peralatan makan minum melamin dan keramik 3 sampel kemasan pangan dari produk pangan terdaftar terdiri dari 7 (sampel polikarbonat, 7 sampel polipropilena dan 20 sampel laminat/multilayer. Sedangkan 75 sampel kemasan pangan produk wajib SNI terdiri dari 28 sampel keramik dan 47 sampel melamin

(42)

22 (Gambar 3.7).

Gambar 3.7. Hasil Sampling Dan Pengujian Kemasan Pangan Tahun 2019

Hasil pengujian terhadap 109 sampel tersebut adalah 107 sampel memenuhi syarat (98,17%), sedangkan Tidak Memenuhi Syarat sebanyak 2 sampel (1,83%) (Gambar 3.8). Kedua sampel yang Tidak Memenuhi Syarat tersebut merupakan peralatan makan minum melamin. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, peralatan makan minum melamin tersebut Tidak Memenuhi Syarat keamanan karena nilai migrasi/perpindahan formaldehid yang melebihi batas syarat keamanan (> 3 ppm).

(43)

23

Pengawasan kemasan ini akan menjadi bagian dalam tindak lanjut pengawasan produk pangan, sehingga pola tindak lanjut akan dikenakan terhadap pelaku usaha pangan serta berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait dalam hal ini perindustrian dan perdagangan. Lebih lanjut, salah satu kendala dalam pengawasan yang teridentifikasi adalah belum tersedianya SOP mikro terkait pengawasan kemasan, sehingga ke depan penyusunan SOP mikro dalam melakukan pola tindak lanjut terhadap temuan hasil pengawasan akan diprioritaskan.

Perbandingan hasil pengawasan kemasan pangan tahun 2017-2019 dapat dilihat pada Gambar 3.9. Jumlah sampel kemasan pangan tahun 2018 (123) dan tahun 2019 (109) sangat jauh lebih sedikit dibandingkan tahun 2017 (765). Hal ini dikarenakan sejak tahun 2018, sampling dan pengujian sampel kemasan dilakukan bersamaan dengan sampling pangan yang terkemas dengan tujuan memperluas cakupan pengawasan terhadap kemasan pangan terdaftar

Gambar 3.9 Hasil Sampling Dan Pengujian Kemasan Pangan Tahun 2017-2019

Berdasarkan Gambar 3.9, persentase kemasan pangan yang Tidak Memenuhi Syarat dari tahun 2017 sampai dengan 2019 di kisaran 2-3%. Hal ini menunjukkan bahwa melalui pengawasan kemasan pangan yang dilakukan secara berkelanjutan dapat minimalisir jumlah kemasan pangan yang Tidak Memenuhi Syarat sehingga kemasan pangan yang beredar di masyarakat dapat memenuhi persyaratan mutu dan keamanannya.

(44)

24

3.4 SAMPLING DAN PENGUJIAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH

(PJAS)

Sampling dan pengujian kemasan pangan dilakukan dalam rangka pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), dengan mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.04.01.1.22.01.19.0029 Tahun 2019 tentang Pedoman Sampling dan Pengujian Obat dan Makanan Tahun Anggaran 2019.

Gambar 3.10 Profil Hasil Pengujian Pangan Jajanan Anak Sekolah Tahun 2019

Pada tahun 2019, telah dilakukan sampling dan pengujian terhadap 602 sampel PJAS, dengan hasil sampel PJAS yang memenuhi persyaratan sebanyak 481 sampel (79,90%), sedangkan sampel PJAS yang Tidak Memenuhi Syarat sebanyak 121 sampel (20,10%). Adapun 5 jenis pangan dengan TMS terbanyak pada produk Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) adalah Es, Minuman Berwarna, Bakso/Pentol/Siomay/Batagor/Cilok, Jeli/Agar dan Kerupuk dengan dengan jumlah berturut-turut adalah 50, 25, 20, 16 dan 8 sampel. Sedangkan 5 parameter pengujian TMS terbanyak adalah adanya Escherichia coli, penentuan kadar Siklamat, identifikasi/penentuan kadar Boraks, identifikasi/penentuan kadar Pewarna, Staphylococcus aureus dan identifikasi formalin dengan sebaran sesuai dengan gambar 3.11 dibawah ini.

(45)

25

Gambar 3.11 Sebaran Hasil Pengujian PJAS Tahun 2019 Berdasarkan

Parameter Uji Tidak Memenuhi Syarat

3.5 PENGUJIAN DNA BABI

Badan POM dan Balai Besar POM/Balai POM di seluruh Indonesia melakukan sampling dan pengujian laboratorium terhadap pangan yang dicurigai mengandung DNA babi. Sampel diambil berdasarkan prioritas sampling yang telah ditetapkan. Selama tahun 2019 telah dilakukan sampling sebanyak 237 produk dari jenis pangan berikut:

Tabel 3.2 Sampel yang Dicurigai Mengandung DNA Babi

Abon Daging Daging Asap Luncheon Daging

Bakso Daging Dendeng Daging Mi Kering

Biskuit Ekstrak daging Sosis Daging

Cokelat dan Olahannya Kembang Gula lunak Yoghurt

Bumbu Gelatin Kornet Daging

Mie Instan Permen Lunak Olahan Daging

Hasil pengujian terhadap parameter uji Fragmen DNA Babi menunjukkan bahwa dari 237 sampel yang diuji (Gambar 3.12), terdapat sebanyak 31 sampel (13%) mengandung fragmen DNA Babi yaitu produk kembang gula lunak dan mie instan.

(46)

26

Gambar 3.12 Hasil Sampling dan Pengujian DNA Babi Tahun 2019

Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang menindaklanjuti hal tersebut dengan menerbitkan surat peringatan kepada pelaku usaha untuk melakukan penarikan bets produk yang terdeteksi mengandung DNA babi, merekomendasikan pelaku usaha untuk mengekspor atau mereekspor produk ke negara yang tidak mewajibkan ketentuan halal, dan atau pemusnahan produk. Untuk produk impor dilakukan penghentian impor produk untuk bets yang bermasalah dan meminta pelaku usaha untuk memberikan jaminan bahwa produk serupa yang akan diimpor telah memenuhi persyaratan.

Berdasarkan tabel perbandingan hasil pengujian kandungan DNA babi tahun 2017-2019, dapat dilihat bahwa pada tahun 2019 terjadi peningkatan produk mengandung DNA Babi yang signifikan yaitu sebesar (13%) dibandingkan tahun 2018 (4%). Sedangkan, hasil pengujian tahun 2019 memiliki kemiripan dengan hasil pengujian tahun 2017.

(47)

27

Gambar 3.13 Hasil Pengujian Kandungan DNA Babi pada Produk Pangan

Olahan Tahun 2017-2019

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) dan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) mengamanatkan pengawasan terhadap jaminan produk halal. Tugas Pokok dan Fungsi Badan POM yang beririsan dengan Undang-Undang Jaminan Produk Halal dalam hal pengawasan post-market adalah melakukan pengawasan sampling dan pengujian produk (pangan) dan pengawasan kesesuaian antara label yang telah disetujui di pre-market. Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang melakukan koordinasi dengan lintas sektor seperti Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Lembaga Pengkaji Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan Pakar dari Lembaga Ilmu dan Penelitian Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) khususnya dalam rangka menindaklanjuti dispute terkait hasil uji produk mengandung DNA Babi. Beberapa tindak lanjut telah disepakati antara lain merekomendasikan harmonisasi pengujian DNA Babi, uji bersama dengan Lembaga Pengkaji Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia/Lembaga Pemeriksa Halal (LPPOM MUI/LPH) untuk produk yang telah bersertifikasi atau berbahan baku halal.

(48)

28

3.6 PENGAWASAN LABEL SELAMA BEREDAR

Masyarakat perlu memperoleh informasi yang benar, jelas dan lengkap baik mengenai kuantitas, isi, kualitas maupun hal-hal lain yang diperlukan terkait pangan yang beredar di pasaran. Informasi pada label pangan sangat diperlukan bagi masyarakat agar masing-masing individu secara tepat dapat menentukan pilihan sebelum membeli dan atau mengkonsumsi pangan. Tanpa adanya informasi yang jelas maka kecurangan-kecurangan dapat terjadi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Badan POM melakukan pengawasan label produk pangan sesuai dengan amanat dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.

Pada tahun 2019, pengawasan label pangan dilakukan terhadap 12.319 produk pangan yang terdiri dari 10.597 produk yang terdaftar sebagai MD/ML dengan rincian sebanyak 9360 label (88,33%) MK dan sebanyak 1237 label (11,67%) TMK serta 1722 produk yang terdaftar sebagai PIRT dengan rincian sebanyak 728 (42,28%) MK dan sebanyak 994 label (57,72%) TMK.

(49)

29

Gambar 3.15Data Pengawasan Label PIRT Tahun 2019

3.7 INTENSIFIKASI PENGAWASAN PANGAN MENJELANG RAMADHAN

DAN IDUL FITRI TAHUN 2019

Dalam rangka melindungi masyarakat dari peredaran produk pangan olahan yang Tidak Memenuhi Ketentuan, khususnya menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2019, Badan POM melalui seluruh UPT Badan POM di Kab/Kota di seluruh Indonesia melakukan intensifikasi pengawasan Pangan Menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2019. Target utama pengawasan adalah produk pangan olahan Tanpa Izin Edar (TIE), kedaluwarsa dan rusak di sisi hulu rantai distribusi produk pangan seperti importir dan distributor. Namun, pengawasan di sarana ritel (pasar tradisional, toko, supermarket, hypermarket), serta para pembuat dan atau penjual parsel juga dilakukan terutama di wilayah yang tidak memiliki importir dan distributor. Di samping upaya represif, juga dilakukan upaya preventif berupa KIE kepada masyarakat dan pelaku usaha, baik secara langsung maupun menggunakan media sosial dan leaflet.

Pengawasan dilakukan sejak 2 (dua) minggu sebelum bulan Ramadhan, dimulai pada tanggal 22 April 2019. Pelaporan dilakukan setiap minggu dalam 7 tahap, yaitu pada tanggal 26 April, 3, 10, 17, 24, 31 Mei, dan 07 Juni 2019.

Telah dilakukan pemeriksaan terhadap 5.862 sarana ritel dan distribusi pangan dengan hasil pemeriksaan masih terdapat 2.667 sarana distribusi (45,50%) TMK karena menjual produk pangan rusak, pangan kedaluwarsa, dan pangan TIE. Jumlah total temuan produk pangan TMK sebanyak 11.944 item (519.088 kemasan) dengan total nilai ekonomi Rp 10.381.760.000,-.

(50)

30

1)

Rincian data temuan produk di sarana distribusi dan ritel

Total temuan produk di sarana ritel sebanyak 213.191 pcs, yaitu rata-rata hanya sekitar 0,7 s.d 1% dari estimasi jumlah minimal produk pangan di sarana ritel. Rincian temuan produk sebagaimana terlihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang

Ramadhan dan Idul Fitri 2019 di Sarana Ritel

Jenis Temuan Jumlah (Kemasan) Presentase Temuan (%) TIE 111.385 52 Kedaluwarsa 92.187 43 Rusak 9.619 5

Gambar 3.16 Temuan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang

Ramadhan dan Idul Fitri 2019 di Sarana Ritel

Total temuan produk di gudang importir/distributor sebanyak 305.897 pcs, yaitu rata-rata hanya sekitar jumlah 2,5 s.d 3% dari total produk di tiap importir/distributor. Rincian temuan produk sebagaimana terlihat pada pada Tabel 3.4.

Gambar

Gambar  1.2.    Visi,  Misi,  Tujuan,  dan  Sasaran  Strategis  Direktorat  Pengawasan  Pangan Risiko Rendah dan Sedang
Gambar  3.6.  Sebaran  Hasil  Pengujian  Pangan  Tahun  2019  Berdasarkan  Parameter Uji Tidak Memenuhi Syarat
Gambar 3.7. Hasil Sampling Dan Pengujian Kemasan Pangan Tahun 2019  Hasil  pengujian  terhadap  109  sampel  tersebut  adalah  107  sampel  memenuhi  syarat  (98,17%),  sedangkan  Tidak  Memenuhi  Syarat  sebanyak  2  sampel  (1,83%)  (Gambar  3.8)
Gambar  3.11  Sebaran  Hasil  Pengujian  PJAS  Tahun  2019  Berdasarkan  Parameter Uji Tidak Memenuhi Syarat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah selesai melaksanakan praktik kerja, mahasiswa dengan bimbingan pembimbing menyusun laporan praktik yang telah dilaksanakan. Garis besar laporan pelaksanaan

Dari 81 permohonan yang diterima oleh PPID Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY, semua permohonan dikabulkan dan pemohon merasa

Pada tahun 2019, telah dilaksanakan pengawasan pembinaan kepada 119 pelaku usaha/kegiatan. Dari hasil pengawasan tersebut, terdapat 48 pelaku usaha/kegiatan yang

1) Keterbatasan SDM pengelola informasi dan dokumentasi publik. Jumlah personil yang terbatas dalam pengelolaan informasi dan dokumentasi hal ini dikarenakan

Fenomena kegiatan rutin pembacaan shalawat melalui latihan hadroh ini telah menarik peneliti untuk mencari jawaban akademis mengenai seberapa jauhkah pengaruh

Dari hasil analisis teknik pemesanan material (lotting) pekerjaan beton menunjukkan bahwa kuantitas pemesanan yang optimal dengan total biaya persediaan minimum pada

Survei tutupan lahan di Gunung Parakasak dilakukan untuk mengetahui kondisi kekinian serta kerusakan lahan yang terjadi. Metode yang digunakan untuk mengetahui

Kondisi kinerja ruas jalan di sekitar Simpang Gendengan mengalami peningkatan dibandingkan sebelum diberlakukan aturan sistem lalulintas satu arah, kondisi ini diketahui dari nilai