25 A. Konsep Strategi Promosi
1. Konsep strategi
Menurut kamus marketing yang disusun oleh Horman A Hart dan John Stapleton, strategi adalah rencana untuk mencapai tujuan tertentu.31
Menurut Ali Hasan, strategi merupakan ilmu perencanaan dan penentuan arah operasi-operasi bisnis berskala besar, menggerakkan semua sumber daya perusahaan yang dapat menguntungkan secara aktual dalam bisnis.
Menurut Ali Hasan yang mengutip dari John A. Byrne, strategi adalah sebuah pola yang mendasar dari sasaran yang berjalan dan yang direncanakan, penyebaran sumber daya, dan interaksi organisasi dengan pasar, pesaing, dan faktor-faktor lingkungan.32
Jadi inti dari strategi adalah suatu perencanaan yang disusun dengan menggerakkan sumber daya perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. 2. Konsep Promosi
Menurut Kasmir, promosi adalah suatu sarana agar produk tersebut bisa laku di masyarakat memberikan informasi tentang produk, manfaat,
31 Horman A Hart dan John Stapleton, loc. cit 32 Ali Hasan, loc.it.
harga, di mana dapat diperoleh dan kelebihan dibanding dengan produk pesaing.33
Menurut Sentot Imam Wahjono, Promosi adalah kegiatan memberitahukan dan mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang keberadaan produk, kemanfaatan, keunggulan, atribut-atribut yang dimiliki, harga, di mana dan cara memperolehnya.34
Jadi, strategi promosi merupakan suatu perencanaan yang disusun oleh perusahaan dengan menggerakkan sumber daya perusahaan, dengan tujuan agar produk yang dimiliki bisa laku di masyarakat dengan cara memberikan informasi tentang produk, manfaat, harga, di mana dapat diperoleh dan kelebihan dibanding dengan produk pesaing.
Kegiatan promosi dapat mendorong terjadinya keinginan untuk membeli/ menggunakan merek/produk (buying brand registed), baik secara langsung maupun pada masa yang akan datang (tidak langsung).35 Oleh karena itu, promosi harus direncanakan dengan baik, agar masyarakat dapat menjadi tahu kemudian dapat menjadi tertarik dan senang pada produk yang dipromosikan itu, sehingga diharapkan masyarakat lalu bersedia untuk mengeluarkan uang dari apa yang kita promosikan tersebut.36
Kadang-kadang istilah promosi ini digunakan secara sinonim dengan istilah penjualan meskipun yang dimaksud adalah promosi. Sebenarnya,
33
Kasmir, Pemasaran Bank, loc. cit.
34 Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 133.
35 Ali Hasan, Op. Cit., hlm.164 36
istilah penjualan itu hanya meliputi kegiatan pemindahan barang/jasa atau penggunaan penjualan saja, dan tidak terdapat kegiatan periklanan atau kegiatan lain yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Jadi, penjualan hanya merupakan bagian dari promosi.37
Promosi bagi perusahaan yang berlandaskan syariah haruslah menggambarkan secara rill apa yang ditawarkan dari produk-produk atau
service-service perusahaan tersebut. Promosi yang tidak sesuai kualitas
atau kompetensinya, contoh nya promosi yang menampilkan imajinasi yang terlalu tinggi dari konsumen. Hal demikian termasuk dalam praktik penipuan. Untuk itu promosi yang semacam itu sangat dilarang marketing syariah.38
Dalam prakteknya promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan – tujuan sebagai berikut.39
a. Modifikasi tingkah laku
Promosi berusaha mengubah tingkah laku, pendapat atau persepsi dan mempengaruhi tingkah laku yang ada.
b. Memberitahu
Kegiatan promosi dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan.
37
Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2008), hlm. 349
38 Hermawan Kartajaya Dan Syakir Sula, Marketing Syariah, (Bandung : Mizan), Hlm. 177.
39
c. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk, menarik perhatian dan mempengaruhi para konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.
d. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti pula perusahaan berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.
Promosi menjadi penting apalagi di era keterbukaan informasi ini. Masyarakat telah dibuat kenyang dengan informasi yang membanjir. Oleh karena itu bank/lembaga keuangan harus memilih cara yang efektif untuk bisa menyampaikan berita kepada masyarakat dengan efektif.40
Dalam prakteknya paling tidak ada 5 macam sarana promosi yang dapat dilakukan oleh bank/ lembaga keuangan lainnya dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya, yaitu: promosi penjualan, periklanan, personal selling (tenaga penjual), publisitas, dan telemarketing.41
40 Sentot Imam Wahjono, op.cit., hlm.134 41
Tabel 1.2 Alur kegiatan promosi
a. Periklanan (Advertisement)
Iklan adalah kegiatan promosi yang paling sering digunakan dalam rangka mengkomunikasikan produk dan jasa. Dalam islam dilarang melebih-lebihkan (misalnya testimoni palsu, sumpah palsu atau kesan yang sejenisnya) pesan produk dengan maksud untuk memikat pengguna/ pembeli.42
42
Ali Hasan. op.cit.,hlm.167 Produk Pelayanan harga periklanan Promosi penjualan Tenaga penjualan publisitas telemarketing Pelanggan sasaran Saluran distribusi perusahaan
Tujuan spesifik pemasangan iklan beraneka macam, diantaranya adalah sebagai berikut.43
1) Pemberitahuan, dengan iklan mampu memberitahukan adanya produk baru (launching) beserta manfaat, harga, dan dimana produk bisa diperoleh, tentang apa kelebihan produk baru.
2) Pengingat kembali, dengan iklan bisa mengingatkan kembali masyarakat dengan produk yang ditawarkan. Langkah ini bisa ditempuh karena banyaknya produk sejenis yang ditawarkan pesaing.
3) Penarik perhatian, dengan iklan bisa menarik perhatian khalayak sasaran. Harus ditentukan daya tarik apa yang ditonjolkan dalam suatu iklan penarik perhatian.
4) Pembangun citra, dengan iklan mampu membangun citra perusahaan yang kita inginkan.
Kegiatan iklan dapat dilaksanakan melaui beberapa media yang dipandang cocok dengan tujuan perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut. 44
1) Pemasangan baliho (papan nama) dijalan-jalan protokol.
2) Pencetakan brosur, yang disebar-sebarkan dipusat komunitas berkumpul, seperti dibagikan di lapangan, pasar, dan pusat-pusat keramaian.
3) Pemasangan spanduk ditempat gratis.
43 Sentot Imam Wahjono, op.cit., hlm136 44
4) Radio 5) Televisi 6) Koran 7) Majalah 8) Internet
Menurut Ali Hasan yang mengutip dari Philip Kotler menjelaskan bahwa, kualitas iklan ditentukan oleh kemampuannya sebagai.45
1) Public presentation: setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan;
2) Pervasiveness message: pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi;
3) Amplified expressiveness: iklan mampu memvisualisasi produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak;
4) Impersonality comunication: iklan tidak bersifat memaksa khlayak untuk memperhatikan dan menanggapinya karena merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).
Menurut Muhammad Nur Rianto Al Arif yang mengutip dari bukunya Buchori dan Djaslim Saladin yang berjudul “Dasar-Dasar
45
Pemasaran Bank” , jenis periklanan berdasarkan manfaat, antara lain
sebagai berikut.46
1) Institutional advertising: periklanan untuk pembentukan citra organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang.
2) Brand advertising: periklanan untuk memantapkan pada merek tertentu dalam jangka panjang.
3) Classified advertising: periklanan untuk penyebaran informasi tentang penjualan, jasa dan peritiwa.
4) Sales advertising: periklanan untuk pengumuman penjualan khusus.
b. Promosi penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah serangkaian tekhnik pemasaran yang taktis yang dirancang dalam sebuah kerangka pemasaran yang strategis untuk menambah nilai suatu produk atau pelayanan agar mencapai tujuan-tujuan khusus penjualan dan pemasaran.47
Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah.48 Kegiatan promosi penjualan bisa berupa pemberian diskon, pemberian voucher belanja produk, pemberian hadiah langsung, sampel (contoh) produk,
46
Muhammad Nur Rianto Al Arif, op.cit.,hlm176
47 Tom Branan, A Practical Guide to Integrated Marketing Communications, diterjemahkan oleh Sandiwan Suharto dkk., dengan judul Pedoman Praktis untuk Komunikasi Pemasaran
Terpadu, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1988), hlm. 119.
48
pemberian kupon undian untuk hadiah promosi atau dengan kegiatan kontes.49
Dengan menggunakan promosi penjualan, perusahaan akan dapat memetik manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut.50
1) Komunikasi, yaitu memberikan informasi yang dapat menarik dan mempengaruhi perhatian nasabah untuk membeli.
2) Insentif, yaitu memberikan dorongan dan semangat kepada nasabah untuk segera membeli produk yang ditawarkan.
3) Invitasi, yaitu mengharapkan nasabah segera merealisasikan pembelian.
Bagi bank promosi penjualan dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu sebagai berikut.51
1) Pemberian tingkat bagi hasil khusus (special rate) untuk nasabah yang menaruh sejumlah dana yang relatif besar.
2) Pemberian insentif kepada setiap nasabah yang memiliki simpanan dengan saldo tertentu.
3) Pemberian cinderamata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada nasabah yang setia.
4) Bentuk promosi penjualan lainnya.
Dalam prakteknya program promosi penjualan memiliki tiga macam cara, yaitu sebagai berikut.52
49 Sentot Imam Wahjono, op.cit., hlm138 50 Kasmir, Pemasaran Bank, op.cit.,hlm 180 51 Muhammad Nur Rianto Al Arif, op.cit.,hlm179 52
1) Promosi konsumen, seperti penggunaan kupon, sampel produk, hadiah, atau bentuk undian berhadiah.
2) Promosi dagang, berupa bantuan peralatan atau insentif. 3) Promosi wiraniaga melalui kontes penjualan.
c. Penjualan pribadi (Personal Selling)
Penjualan pribadi adalah kegiatan promosi yang dilakukan dengan melakukan penjualan secara pribadi kepada pelanggan. Dalam penjualan pribadi terjadi sentuhan langsung antara tenaga pemasaran dengan pelanggan akhir, sehingga memungkinkan adanya kontak langsung.53
Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara umum dilakukan oleh seluruh pegawai bank, mulai dari cleaning service, satpam, sampai dengan pejabat bank. Secara khusus kegiatan personal selling dapat diwakili oleh account officer atau vinancial advisor. Namun
personal selling juga dapat dilakukan dengan merekrut tenaga-tenaga
wiraniaga (salesman atau salesgirl) untuk melakukan penjualan door
to door.54
Beberapa keuntungan dan manfaat dari diselenggarakannya
personal selling, adalah sebagai berikut.55
53 Sentot Imam Wahjono, op.cit., hlm140
54 Muhammad Nur Rianto Al Arif, op.cit.,hlm180 55
1) Langsung dapat bertatap muka dengan nasabah atau calon nasabah, sehingga dapat langsung menjelaskan tentang produk kepada nasabah secara rinci.
2) Dapat memperoleh informasi langsung dari nasabah tentang kelemahan produk kita langsung dari nasabah.
3) Petugas dapat langsung mempengaruhi nasabah dengan berbagai argumentasi logis yang dimiliki.
4) Dapat menjalin hubungan akrab untuk membangun basis hubungan jangka panjang berkelanjutan.
5) Membuat situasi seolah-olah mengharuskan nasabah mendengarkan, memperhatikan, dan menanggapi.
d. Publisitas
Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, pembukaan stan promosi dipusat perbelanjaan, sponsorship kegiatan, program Corporate Social
Responsibility (CSR), mendukung atau berperan serta dalam kegiatan
amal.
Alat publisitas yang dapat digunakan, antara lain sebagai berikut: 1) Hubungan pers, yaitu untuk memberikan informasi yang pantas
untuk dimuat dalam surat kabar agar menarik perhatian publik terhadap seseorang, produk, atau jasa.
2) Publisitas produk, yaitu usaha untuk mempublikasikan produk tersebut secara khusus.
3) Komunikasi perusahaan, yaitu mencakup komunikasi intern ataupun ekstern dalam menciptakan saling pengertian perusahaan. 4) Lobbying, yaitu kerjasama dengan ahli hukum dan pejabat pemerintah untuk mendukung atau menghapuskan undang-undang yang dapat mengganggu stabilitas usaha.
5) Bimbingan, yaitu pemberian nasehat kepada manejemen tentang persoalan kemasyarakatan mengenai posisi perusahaan maupun citra perusahaan.
Tujuan publisitas, antara lain sebagai berikut.56
1) Pantas diberitakan, yaitu produk dengan cerita-cerita menarik merupakan calon terbaik untuk publisitas.
2) Rangsangan bagi wiraniaga dan penyalur, dimana publisitas membentuk kerja wiraniaga dan meningkatkan semangat para penyalur.
3) Kebutuhan kredibilitas, yaitu untuk meningkatkan kredibilitas dengan mengkomunikasikan dengan kontek editorial.
4) Anggaran kecil, yaitu dengan memakan biaya lebih sedikit dibandingkan dengan model direct mail.
B. Konsep Dana Pihak Ketiga
Menurut UU RI NO. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian Bab VIII Pasal 44 Ayat 1 menjelaskan bahwa koperasi dapat mengimpun dana
56
melalui simpanan.57 Penghimpunan dana dari berbagai sumber dana, pada prinsipnya dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yakni sebagai berikut.58 1. Dana pihak pertama, meliputi simpanan pokok khusus, simpanan
pokok, dan simpanan wajib.
2. Dana pihak kedua, yaitu dana dari pinjaman pihak luar. Pihak luar yang dimaksud adalah mereka yang memiliki kesamaan sistem yakni bagi hasil, baik bank maupun non bank.
3. Dana pihak ketiga, meliputi simpanan sukarela atau tabungan dan deposito dari para anggota.
Menurut Wiroso, pada prinsip syariah, bank atau lembaga keuangan lainnya dapat menarik dana pihak ketiga atau dana dari masyarakat dengan menggunakan prinsip wadiah dan mudharabah.59
1. Dana titipan (wadiah)
Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan
dikembalikan setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Dana titipan merupakan dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan.60
Adapun rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan prinsip wadiah adalah sebagai berikut.61
57 Hendrojogi, koperasi: asas-asas teori dan praktek, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012) hlm.353
58
Muhammad Ridwan, Manajemen BMT, (Yogyakarta : UII Press, 2004)hlm. 153-155 59 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah,(Jakarta: PT. Grasindo, 2005)hlm.19
60 Ibid., hlm21
61
a. Barang yang dititipkan,
b. Orang yang menitipkan/ penitip,
c. Orang yang menerima titipan/ penerima titipan, dan d. Ijab qabul.
Wadiah terdiri dari dua jenis, yaitu wadiah yad al amanah dan wadiah yad al dhamanah.
a. Wadiah yad al dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan.
b. Prinsip wadiah yad al amanah adalah penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip.
Aplikasi prinsip wadiah dalam perbankan antara lain, yaitu sebagai berikut.62
a. Giro wadiah, dalam undang- undang nomor 10 tahun 1998, pasal 1 ayat 6 disebutkan yang dimaksud dengan dengan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional ditetapkan ketentuan tentang giro wadiah , sebagai berikut :
62
1) Bersifat titipan;
2) Titipan bisa diambil kapan saja (on call);
3) Tidak ada imbalan yang diisyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela dari pihak bank.
Karakteristik dari giro wadiah, antara lain sebagai berikut: 1) Harus dikembalikan utuh seperti semula sejumlah barang yang
dititipkan sehingga tidak boleh overdraft (cerukan); 2) Dapat dikenakan biaya titipan;
3) Dapat diberikan syarat tertentu untuk keselamatan barang titipan misalnya dengan cara menetapkan saldo minimum; 4) Penarikan giro wadiah dilakukan dengan cek dan bilyat giro
sesuai ketentuan yang berlaku;
5) Jenis dan kelompok rekening sesuai ketentuan yang berlaku dalam kegiatan usaha bank sepanjang tidak bertentang dengan syariah;
6) Dana wadiah hanya dapat digunakan seijin penitip.
b. Tabungan wadiah adalah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu.
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional ditetapkan ketentuan tentang tabungan wadiah, sebagai berikut:
1) Bersifat simpanan;
2) Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan;
3) Tidak ada imbalan yang diisyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian (athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank. c. Sertifikat wadiah bank Indonesia (SWBI) adalah sertifikat yang
diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka waktu pendek dengan prinsip wadiah.
2. Prinsip Mudharabah
Penghimpunan dana atas dasar prinsip mudharabah yaitu akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Keuntungan yang diperoleh dibagi antara keduanya dengan perbandingan (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian finansial menjadi beban pemilik dana sedangkan pengelolan tidak memperoleh imbalan atas usaha yang dilakukan.63
Adapun rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan prinsip mudharabah adalah sebagai berikut.64
a. Shahibul maal/rabulmal (pemilik dana/nasabah) b. Mudharib (pengelola dana/pengusaha/bank) c. Amal (usaha/ pekerja), dan
63 Muhammad.,op.cit.,hlm.233 64
d. Ijab qabul
Dilihat dari segi kuasa yang diberikan kepada pengusaha,
mudharabah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Mudharabah muthlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak pengusaha diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan/ gangguan apapun urusan yang berkaitan dengan proyek itu dan tidak tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan, dan pelanggan.
b. Mudharabah muqaidah/ muqayyadah (investasi terkat), yaitu pemilik dana (shahibul maal) membatasi/memberi syarat kepada
mudharib dalam pengelolaan dana seperti misalnya hanya untuk
melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat tertentu saja.
Aplikasi prinsip mudharabah muthlaqah dapat diaplikasikan dalam kegiatan usaha perbankan untuk produk tabungan mudharabah dan deposito mudharabah.65
a. Tabungan mudharabah
Tabungan mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.
65
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 02/DSN-MUI/1V/2000 tertanggal 1 april 2000 tentang tabungan, memberikan landasan syariah dan ketentuan tentang tabungan
mudharabah adalah sebagai berikut:
1) Firman Allah QS Annisa (4):29
َنىُكَت ْنَأ اَلِّإ ِلِطاَبْلّاِب ْمُكَىْيَب ْمُكَلّاَىْمَأ اىُلُكْأَت اَلّ اىُىَمَآ َهيِذَلّا اَهُيَأ اَي
ْمُكِب َناَك َهَللّا َنِإ ْمُكَسُفْوَأ اىُلُتْقَت اَلَّو ْمُكْىِم ٍضاَزَت ْهَع ًةَراَجِت
اًميِحَر
Artinya: “hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantaramu.”
2) Hadis yang kedua adalah HR. Ibnu Majah dan shuhaib
ُةَكَرَبْلا َّنِهْيِف ٌثَلاَث
:
ِّرُبْلا ُطْلَخَو ُةَضَراَقُمْلاَو ٍلَجََا ىَلِا ُعْيَبْلَا
ِتْيَبْلِل ِرْيِعَّشلاِب
(
نع هجام نبا هاور
بيهص
)
Artinya: “Tiga perkara yang mengandung berkah adalah jual-beli yang ditinggalkan, melakukan qiradh (memberi modal kepada orang lain), dan yang mencampurkan gandum dengan jelas untuk keluarga, bukan untuk diperjual belikan.” (HR. Ibn Majah dan shuhaib).
Skema 1.1
Penghimpunan dan penyaluran dana Pihak Ketiga
Ketentuan tentang tabungan mudharabah adalah sebagai berikut.66
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
66
Ibid.,hlm.57
Penghimpun Dana Penyaluran Dana
Dana Masyarakat
Bagi Hasil
Modal Mudharabah
Bagi Hasil
syariah dan mengembangkannya termasuk didalamnya
mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
4. Pembagian keutungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
b. Deposito mudharabah
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
Ketentuan tentang deposito mudharabah adalah sebagai berikut:
1) Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan mengembangkannya, termasuk didalamnya
`mudharabah dengan pihak lain.
3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi hak nya.
6) Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.