PENUNJANG ALAT NAVIGASI
Di susun oleh : Auliya Baroroh
K 5413016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PERSEMBAHAN
Makalah ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yaitu ayah dan ibu yang telah merawat saya sejak kecil hingga saat ini dan saudara saya yang telah memberi semangat, tak lupa teman-teman yang selalu mendukung saya dalam hal belajar, dan seseorang yang jauh disana yang telah menginspirasi saya.
Surakarta, 8 September 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya. Shalawat serta Salam kita kirimkan kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W karena atas hidayah-Nya paper ini dapat diselesaikan.
Penulis memohon kepada kakak-kakak HIMAGO, umumnya para pembaca apabila menemukan kekurangan maupun kesalahan dalam karya tulis ini, baik dalam segi bahasa maupun isinya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya tulis yang akan datang.
KAJIAN PUSTAKA 1. KOMPAS
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet kuat secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur dan barat Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
Kompas analog adalah kompas yang biasa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja kompas yang dipakai ketika acara pramuka. Sedangkan kompas digital merupakan kompas yang telah menggunakan proses digitalisasi. Dengan kata lain cara kerja kompas ini menggunakan komputerisasi.
2. SISTEM PEMOSISI GLOBAL (SIG)
Global Positioning System (GPS) adalah sistem untuk menentukan letak di
permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan. arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
DGPS (Differential Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau cara untuk meningkatkan GPS, dengan menggunakan stasiun darat, yang memancarkan koreksi lokasi. Dengan sistem ini, maka ketika alat navigasi menerima koreksi dan memasukkannya kedalam perhitungan, maka akurasi alat navigasi tersebut akan meningkat. Oleh karena menggunakan stasiun darat, maka sinyal tidak dapat mencakup area yang luas.
3. PENGUKURAN SUDUT
Bevel protactor digunakan untuk pengukuran sudut antara dua permukaan benda ukur dengan kecermatan lebih kecil daripada satu derajat. Alat ukur sudut ini penggunaannya lebih luas daripada busur baja.
Jenis-jenis pada alat ukur sudut :
a. Busur Kombinasi (Ketelitian 1 derajat)
Busur derajatnya dilengkapi dengan penyipat dasar (Spirit Level) Bilahnya adalah mistar yang dapat dipakai sebagai mistar lurus
Dapat diperlengkapi dengan pencari senter, pemeriksa kesikuan dan pengukuran kedalaman.
b. Busur derajat Baja ( Ketelitian 1 derajat)
Bilahnya adalah mistar yang dapat digunakan sebagai pengukur kedalaman. c. Busur Bilah jam ukur
Suatu putaran jam-jam adalah sesuai denga 10 derajat , yang terbagi 120 menit @ 5 menit
Sebuah lubang kecil memperlihatkan angka dalam angka puluhan derajat d. Busur Bilah Nonius ( Ketelitian 5 menit)
Diperlengkapi dengan bilah Bantu untuk untuk mengukur sudut-sudut dengan ujung ujung yang tebal.
e. Busur Bilah Optik ( Ketelitian 5 menit)
Mempunyai pembacaan 4 kali 0 – 90 derajat. Pembacaan melalui kaca optic
Ada type tertentu yang diperlengkapi penggerak halus. f. Autokolimeter
Sebenarnya alat ukur ini adalah alat ukur kerataan yang didasarkan atas pengukuran sudut pantulan .Dengan demikian sudut yang dibacapun hanya kecil saja.
4. NAVIGASI
Navigasi atau pandu arah adalah penentuan kedudukan (position) dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang pedoman arah (compass) dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami.
Sebelum pedoman arah ditemukan, pandu arah dilakukan dengan melihat kedudukan benda-benda langit seperti matahari dan bintang-bintang dilangit, yang tentunya bermasalah kalau langit sedang mendung.
Macam-macam Alat Navigasi Peta
Peta merupakan perlengkapan utama dalam penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu.
Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah dengan memanfatkan sifat kemagnetan yang selalu menunjuk kearah Utara, dengan melihat arah Utara-Selatan pada Kompas dan dengan membandingkannya dengan arah Utara Peta kita sudah dapat mengorientasikan posisi pada peta. menggunakan peta sehingga merupakan perangkat modern dalam navigasi di darat, kapal di laut, sungai dan danau serta pesawat udara.
GPS
Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi adalah Global Positioning Satelite/GPS adalah perangkat yang dapat mengetahui posisi koordinat bumi secara tepat yang dapat secara langsung menerima sinyal dari satelit.
Radar
Layar radar yang sangat bermanfaat dalam navigasi
Kapal laut dan kapal terbang modern sekarang dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi kapal/pesawat lain, cuaca/ awan yang dihadapi di depan sehingga bisa menghindar dari bahaya yang ada di depan pesawat/kapal.
IRS
Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi adalah Inertial Reference System/IRS. IRS adalah perangkat yang dapat mengetahui posisi koordinat berdasarkan efek inertial. Tidak seperti GPS, perangkat IRS tidak memerlukan stasiun sehingga sangat cocok untuk digunakan di bumi maupun di ruang angkasa. Perangkat IRS modern menggunakan peta sehingga merupakan perangkat modern dalam navigasi di darat, kapal di laut, pesawat udara serta di ruang angkasa.
5. PETA
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.
Syarat-syarat
conform, yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar serta harus sebangun dengan keadaan asli atau sebenarnya di wilayah asal atau di lapangan.
Equidistance, yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skala yang telah di tentukan sesuai dengan jarak di lapangan.
Equivalent, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setalah dihitung dengan skalanya, akan sama dengan keadaan yang ada di lapangan
Unsur - Unsur ( Komponen )
Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi keruangan. Berdasarkan fungsi tersebut maka sebuah peta hendaknya dilengkapi dengan berbagai macam komponen/unsur kelengkapan yan bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membaca/menggunakan peta. Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta misalnya adalah:
Judul
Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas.
Legenda
Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta.
Orientasi/tanda arah
Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.
Skala
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Skala angka. Misalnya 1 : 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.
2. Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.
3. Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata. Simbol
Peta Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:
1. Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional 2. Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan
jarak
3. Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu
4. Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.
5. Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya.
6. Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk prosentase.
7. Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil.
Warna Peta
Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta. Warna simbol dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu:
Warna hijau
Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m. Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah dataran rendah. Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.
Warna hijau muda
Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200-400 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas dataran rendah
Warna kuning
Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500-1000 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo.
Warna cokelat muda
Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1000-1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan sedang disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo. Salatiga dan Tawangmangu.
Warna cokelat
Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-gunung yang relatif tinggi. Penyebaran dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah dari Jawa Tengah.
Warna biru keputihan
Warna biru menunjukkan warna kenampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona di wilayah ini disebut dengan zona neritik. Penyebaran dari zona ini ada di sekitar pantai. Di wilayah perairan darat warna ini menunjukkan danau atau rawa. Di Wonogiri terdapat Waduk Gajahmungkur, di Bawen terdapat Rawapening, di sekitar Kebumen terdapat waduk Wadaslinang dan Sempor dan masih ada beberapa waduk kecil lainnya.
Warna biru muda
Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang mempunyai kedalaman antara 200-2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng yang relatif terjal. Wilayah ini merupakan kelanjutan dari zona neritik. Namun wilayah ini tidak tergambar dalam peta umum.
Warna biru tua
Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di sekitar Pulau Bali pada kedalaman > 2000 m sulit untuk diketahui dan tidak bisa diinterprestasikan dari peta. Namun biasanya bentuk muka bumi pada laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel dan palung laut. Bentuk muka bumi seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum.
Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan letering:
1. Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta 2. Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa Garis Astronomis
Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.
Inset
Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain:
1. Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali
2. Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting
3. Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama
Garis Tepi Peta Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta. Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh. Garis Lintang dan Garis Bujur
Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur - barat Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan - utara.
6. ABNEY LEVEL
Abney level adalah sebuah alat yang di pakai untuk mengukur ketinggian yang terdiri dari skala busur derajat. Beberapa kelebihan abney level adalah mudah untuk digunakan, relative murah dan akurat. Abney level di gunakan untuk mengukur derajat dan elevasi topografi. Alat ini berupa teropong yang dilengkapi dengan busur setengah lingkaran.
PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini , tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Semoga makalah ini bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
I Made Sandy, 1996. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Penerbit Jurusan Geografi FMIPA Universitas Indonesia-PT. Indograph Bakti.
Suparmat, 1989. Geografi Regional Negara Berkembang. Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi.
Illesand T.M., and Kiefer R.W., 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. Second Edition, John Wiley & Sons, New York.
Prahasta, E., 2001. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung : Informatika.
Ayunita, P.,2009. Kajian Pembuatan Peta Dasar Pendaftaran Dengan citra Satelit Quickbird (Studi Kasus Kantor Pertanahan Jember). Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik Geodesi.