• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN i

HALAMAN SAMPUL DALAM ii

HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER iii

LEMBAR PENGESAHAN iv

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS v

LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI UJIAN AKHIR TESIS vi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR DIAGRAM xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xvii

ABSTRAK xviii ABSTRACT xix BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang…….………….………..……….. 1 1.2 Rumusan Masalah…….………….………..………. 5 1.3 Tujuan Penelitian…….………….………..……….. 5 1.4 Manfaat Penelitian…….………….………..……… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 7 2.1 Tinjauan Pustaka…….………….………..……….. 7

2.2 Kerangka Berfikir dan Konsep…….………….………..… 14

2.3 Landasan Teori…….………….………..………. 17

2.4 Model Penelitian…….………….………..……….. 42

BAB III METODE PENELITIAN 44 3.1 Pendekatan Penelitian…….………….………..……… 44

3.2 Lokasi Penelitian…….………….………..……… 45

3.3 Jenis dan Sumber Data…….………….………..………….. 49

3.4 Instrumen Penelitian…….………….………..……….. 50

(2)

3.6 Teknik Analisis Data…….………….………..………. 57 3.7 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data…….………….………. 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 59

4.1 Awal Perencanaan Taman Kota Salatiga dan Taman Tingkir…….………. 59 4.2 Kondisi Eksisting Taman Kota Salatiga…….………….……….. 65 4.3 Kondisi Eksisting Taman Tingkir…….………….……… 87 4.4 Analisis, Penilaian, dan Pembahasan Tingkat Convivial Taman Kota

di Kota Salatiga Sebagai Ruang Publik…….………….………. 109 4.5 Wawancara Tentang Keinginan Serta Kebutuhan Masyarakat

Kota Salatiga Terhadap Taman Kota Sebagai Ruang Publik…….………. 136 4.6 Konsep Taman Kota yang Convivial dan Sesuai dengan Keinginan

Serta Kebutuhan Masyarakat Kota Salatiga …….………….………. 149

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 155

5.1 Simpulan…….……….…….……….…….……….…….……….…….….. 155

5.1 Saran…….……….…….……….…….……….…….……….…….………. 156

(3)

ABSTRAK

Ruang publik yang convivial adalah ruang publik yang nyaman, aman, dan bisa menjadi ruang sosial bagi masyarakat untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya. Keberadaan ruang publik pun pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dalam perencanaannya harus mengacu pada keinginan serta kebutuhan masyarakat yang ada di daerah tersebut. Keberhasilan ruang publik salah satunya dapat dilihat dari ada tidaknya aktivitas didalamnya. Di Kota Salatiga sendiri terdapat dua ruang publik baru berupa taman kota yaitu Taman Kota Salatiga dan Taman Tingkir yang memiliki konsep, fasilitas, dan situasi yang hampir sama. Namun berdasarkan hasil observasi awal ditemukan fakta bahwa Taman Tingkir berhasil sebagai sebuah ruang publik sedangkan Taman Kota Salatiga tidak. Tujuan utama dari penelitian ini adalah memperoleh sebuah temuan konsep taman kota sebagai sebuah ruang publik yang convivial dan sesuai dengan keinginan serta kebutuhan masyarakat di Kota Salatiga.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yang mengacu pada studi kuantitatif. Data dikumpulkan dengan cara observasi, kuesioner, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Jumlah responden kuesioner ditentukan sebanyak 60 orang yang dipilih mengunakan teknik nonprobability sampling. Data kuesioner akan dianalisis menggunakan metode analisis pembobotan skala Likert. Hasil analisis ini akan dikaitkan dengan hasil wawancara dengan masyakarat Kota Salatiga tentang keinginan serta kebutuhan mereka terhadap taman kota sebagai ruang publik dan akan dideskripsikan menjadi sebuah konsep taman kota yang convivial dan sesuai dengan keinginan serta kebutuhan masyarakat Kota Salatiga.

Temuan konsep yang diperoleh dalam penelitian ini adalah taman kota yang mudah dijangkau, fungsional, aman, dan nyaman serta memiliki daya tarik tersendiri. Pada dasarnya konsep ini memang seharusnya terwujud dalam setiap taman kota yang merupakan bagian dari sebuah ruang publik. Menjadi sedikit berbeda karena faktor daya tarik yang harus ditimbulkan dari setiap taman kota tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini menyesuaikan dengan budaya, keinginan dan kebutuhan serta karakter masyarakat yang ada di daerah tersebut. Diharapkan temuan konsep dalam penelitian ini dapat menjadi sebuah acuan khususnya bagi pemerintah Kota Salatiga dalam perencanaan dan perancangan taman kota yang selanjutnya.

(4)

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan bertujuan untuk menjelaskan dan menguraikan secara ringkas apa yang akan diteliti, mengapa, dan untuk apa penelitian ini dilakukan. Secara rinci bab ini berisi tentang latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan, masalah apa yang akan dicari penyelesaiannya, apa tujuan penelitian ini dilakukan, serta apa manfaat akademis dan praktisnya baik untuk pemerintah, masyarakat, maupun untuk peneliti itu sendiri.

1.1 Latar Belakang

Keberadaan ruang publik sebagai ruang kota merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu kota. Pemerintah kota memiliki kewajiban menyediakan ruang-ruang publik untuk memenuhi kebutuhan ruang masyarakat perkotaan. Karakteristik ruang publik sebagai tempat interaksi masyarakat sangat penting dalam menjaga dan meningkatkan kualitas kawasan perkotaan (Siahaan, 2010). Selain sebagai tempat interaksi masyarakat, keberadaan ruang publik juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota serta unsur estetika dan penghijauan suatu kota.

Ruang publik meliputi: taman kota, taman rekreasi, taman wisata alam, taman hutan raya, hutan lindung, hutan kota, taman lingkungan perumahan dan pemukiman, taman lingkungan perkantoran, bentang alam seperti gunung dan cagar alam, kebun binatang, kebun raya, lapangan olahraga, dan pemakaman umum. Di antara ruang publik yang ramai dikunjungi oleh masyarakat kota adalah taman pusat kota (downtown parks). Taman ini biasanya berada di kawasan pusat kota, berbentuk lapangan hijau dengan pohon-pohon peneduh yang mengelilinginya, atau berupa hutan kota dengan pola tradisional atau dapat pula dengan desain pengembangan baru (Darmawan, 2009:49).

(5)

Di dalam analisa kebijakan publik, kebutuhan ruang publik perlu dipertimbangkan secara serius. Oleh karena itu, di beberapa negara di bentuk pedoman dan komite dalam merencanakan sebuah ruang publik. Sebagai contoh Inggris, memiliki Commission for Architecture in the Built Environment (CABE) and Urban Design Group dan Amerika memiliki New York-based Project for Public Spaces. Sedangkan di Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 mengatur tentang pelayanan publik dan standar pelayanan minimal bidang pekerjaan umum dan tata ruang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010.

Namun dari beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai ruang publik, terutama ruang publik yang digunakan sebagai wadah bagi masyarakat untuk berkegiatan, merencanakan ruang publik tidak hanya cukup mengacu pada pedoman yang ada karena pedoman tersebut hanya menunjukkan bagaimana menciptakan suatu ruang publik yang baik menurut standar yang telah ditetapkan. Namun kenyataannya, perlu diadakan suatu penelitian lebih mendalam guna mengetahui ruang publik yang seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat di daerah tersebut, sehingga pada akhirnya dapat tercipta sebuah ruang publik yang efektif dan dapat berfungsi maksimal.

Shaftoe (2008: 5) mengatakan sebuah ruang publik itu harus convivial, atau mengekspresikan keramahan, kemeriahan, mudah bergaul, dan membuat bahagia. Ini mengacu pada orang, tetapi sama-sama dapat berlaku untuk situasi. Jadi ruang publik yang convivial adalah ruang publik yang nyaman, aman, dan bisa menjadi ruang sosial bagi masyarakat untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya.

Menurut Project For Public Space (2008) kualitas ruang publik dikatakan berhasil salah satunya adalah adanya aktivitas atau orang yang melakukan kegiatan di tempat itu. Merupakan tempat bersosialisasi yaitu orang dapat mengunjungi tempat itu atau membawa

(6)

rekan yang lain untuk dapat saling bertemu. Ruang publik yang gagal hanya akan menjadi sebuah pelengkap kota, tanpa ada fungsi atau interaksi di dalamnya.

Di Kota Salatiga sendiri ada sebuah ruang publik yang bisa dikatakan kurang berhasil. Ruang publik tersebut adalah sebuah taman kota yang bernama Taman Kota Salatiga. Fakta yang paling jelas terlihat bahwa Taman Kota Salatiga kurang berhasil sebagai ruang publik adalah taman kota tersebut sepi pengunjung. Sejak seluruh area taman selesai dibangun diawal tahun 2014, Taman Kota Salatiga belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat hingga saat ini. Padahal apabila dibandingkan dengan ruang publik lain di Kota Salatiga, taman ini memiliki fasilitas yang lebih lengkap mulai dari fasilitas permainan anak, olahraga, hingga fasilitas rekreasi dan edukasi.

Bahkan karena sepi pengunjung taman ini sering disalahgunakan oleh beberapa pihak. Berdasarkan hasil wawancara awal dengan para penjaga taman, mereka pernah mendapati beberapa pasang muda-mudi yang melakukan tindakan diluar batas kewajaran. Kurangnya penerangan dan keadaan taman yang sepi membuat pasangan muda-mudi tersebut melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Beberapa dari mereka memang sempat tertangkap oleh penjaga taman dan di bawa ke kantor polisi, namun hal itu ternyata tidak membuat mereka jera. Dampak lain dari sepinya Taman Kota Salatiga adalah sering terjadinya tindak kriminalitas. Minimnya penerangan dan penjagaan mengundang orang untuk berbuat jahat. Perampasan, pemerasan dan pencurian kendaraan pernah terjadi di Taman Kota Salatiga.

Seolah tidak belajar dari kesalahan, Pemerintah Kota Salatiga kembali membuat taman kota baru yang diberi nama Taman Tingkir. Sebuah taman kota yang terletak di Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir. Taman Tingkir sendiri dibangun pada tahun 2014 dengan dana Rp 4,6 miliar yang dikerjakan selama hampir 5 bulan.

Taman Tingkir memiliki konsep, situasi, dan fasilitas yang hampir sama dengan Taman Kota Salatiga. Namun apa yang terjadi di Taman Tingkir jauh berbeda dengan apa yang

(7)

terjadi di Taman Kota Salatiga. Taman Tingkir sangat ramai pengunjung. Bahkan ketika masih dalam tahap penyempurnaan bangunan taman di akhir tahun 2015, sudah banyak masyarakat yang datang untuk berolahraga atau mengajak anak-anak mereka untuk bermain di taman kota tersebut.

Dari fenomena diatas inilah, menjadi penting untuk dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan mengeksplorasi masalah-masalah yang terjadi di taman kota di Kota Salatiga. Timbul sebuah pertanyaan mengapa Taman Tingkir bisa berhasil sebagai sebuah ruang publik sedangkan Taman Kota Salatiga tidak. Berdasarkan teori yang ada akan diteliti tentang tingkat convivial dari masing-masing taman kota tersebut dan akan dicari tahu pula tentang apa yang sebenarnya menjadi keinginan serta kebutuhan masyarakat Kota Salatiga terhadap taman kota sebagai sebuah ruang publik. Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh sebuah hasil berupa temuan konsep taman kota sebagai ruang publik yang convivial serta sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat di Kota Salatiga. Konsep inilah yang nantinya dapat digunakan sebagai sebuah acuan apabila akan dibangun kembali taman-taman kota yang lainnya di Kota Salatiga.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah disampaikan maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana tingkat convivial dari masing-masing taman kota di Kota Salatiga?

b. Apa keinginan serta kebutuhan masyarakat Kota Salatiga terhadap taman kota sebagai ruang publik?

c. Bagaimana konsep taman kota sebagai ruang publik yang convivial dan sesuai dengan keinginan serta kebutuhan masyarakat di Kota Salatiga?

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah disampaikan maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui tingkat convivial dari masing-masing taman kota yang ada di Kota Salatiga. b. Mengetahui keinginan serta kebutuhan masyarakat Kota Salatiga terhadap taman kota

sebagai ruang publik.

c. Mendapatkan temuan konsep taman kota sebagai sebuah ruang publik yang convivial dan sesuai dengan keinginan serta kebutuhan masyarakat di Kota Salatiga.

1.4 Manfaat Penelitan

1.4.1 Manfaat Akademik

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai konsep taman kota sebagai sebuah ruang publik melalui pendekatan teori convivial public space dan teori ruang publik pada umumnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang ruang publik khususnya tentang bagaimana menformulasikan sebuah konsep ruang publik yang convivial dan sesuai dengan keinginan serta kebutuhan masyarakat.

b. Memberikan rekomendasi atau bahan pertimbangan bagi pemerintah khususnya pemerintah Kota Salatiga dalam perencanaan dan perancangan taman kota selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Sains untuk anak dapat melibatkan kegiatan penemuan, membuktikan kebenaran, mencari tahu sebab sesuatu terjadi dan procedural (bagaimana sesuatu diselidiki). Menurut

Tujuan dari pembuatan framework Codeigniter ini menurut user manualnya adalah untuk menghasilkan framework yang akan dapat digunakan untuk pengembangan proyek

Merupakan sistem pengelolaan aduan masyarakat , bisa secara manual atau fasilitas yang berbasis IT yang digunakan untuk merespon segala saran ,keluhan &informasi

[r]

Dari latar belakang tersebut, maka perlu dibangun sebuah sistem informasi dalam bentuk peta yang dapat memberikan informasi tentang kualitas udara pada tempat

 MJO pada bulan April berada pada fase 1 hingga 8 dengan sifat lemah hingga kuat. Dimana MJO melewati wilayah Indonesia dengan sifat kuat sehingga pada bulan April MJO

Pada surat kabar Harian Vokal dari tujuh kategori diantaranya berimbang, bohong, fitnah, sadis, cabul, prasangka, dan identitas dalam penyajian berita kriminal pada surat

Sebaliknya, genotipe yang berada di luar area kontur dan jauh dari titik pusat (0,0) dikatakan sebagai genotipe yang tidak stabil atau dapat diidentifikasi sebagai