1
PEMODELAN ENTERPRISE ARCHITECTURE UNTUKSISTEM INFORMASI PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (Studi Kasus : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Tasikmalaya)
Nena Nurdiana, Aradea, Rianto
Jurusan Teknik Infromatika, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi Tasikmalaya Email: [email protected]
ABSTRACT
Architecture design of information system and technology is one of efforts the organization to increase competitiveness in various area, like education, governance, economic and other, where the information architecture is organizational resource were able to ensecure information system and technology according to information purpose. Integrated Licensing Service Office (KPPT) is one of Regional Organization (OPD) Tasikmalaya, coordinate and organize administration of integrated licensing, but some of system in KPPT is done by manual, not integrated with each other and it hasn’t information strategic planning to development of information systems. Therefore, we need systems strategic planning of information systems and technology strategy for identifying what information the system will be used in accordance with the vision, mission and needs KPPT. Framework used in the strategic planning of information systems in KPPT Tasikmalaya’s organization is Zachman Framework with methods Pereira and Sousa which is one of the methods used in the enterprise architecture modelling to define the function a complete information system design of a variety of subjects and perspectives. The results of strategic planning of information systems of KPPT prepared using the Zachman Framework with methods Pereira and Sousa and mapped in the form of tables of information systems strategic planning framework KPPT, furheremore the resulting information systems strategy are integrated using SOA approach.
Keywords : Zachman Framework, Pereira and Sousa, Enterprise Architecture, SOA, KPPT. ABSTRAK
Perancangan arsitektur sistem informasi dan teknologi merupakan salah satu upaya dalam suatu organisasi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing di berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, pemerintahan, ekonomi dan bisnis lainnya, dimana arsitektur informasi merupakan sumber daya dari organisasi yang mampu menjamin agar sistem informasi dan teknologi berjalan sesuai dengan tujuan informasi. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Tasikmalaya yang bertugas melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan administrasi di bidang perizinan secara terpadu, namun kondisi sistem saat ini yang telah ada di KPPT Kabupaten Tasikmalaya sebagian masih bersifat manual, tidak terintegrasi satu sama lainnya serta belum ada perencanaan strategi informasi untuk pengembangan sistem informasi. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan strategis sistem informasi untuk mengidentifikasi strategi dan teknologi apa yang akan digunakan sistem informasi tersebut sesuai dengan visi, misi serta kebutuhan KPPT Kabupaten Tasikmalaya.
Framework yang digunakan
dalam menyusun perencanaan strategis sistem informasi di lingkungan organisasi KPPT Kabupaten Tasikmalaya adalah Zachman Framework dengan metode Pereira dan Sousa yang merupakan salah satu cara kerja dari pemodelan
enterprise architecture yang dapat mendefinisikan fungsi perancangan sistem informasi yang lengkap dari berbagai
subjek dan perspektif. Hasil dari perencanaan strategis sistem informasi KPPT Kabupaten Tasikmalaya yang disusun dengan menggunakan Zachman Framework dengan metode Pereira dan Sousa dipetakan dalam bentuk tabel framework perancangan strategis sistem informasi KPPT, selanjutnya strategi sistem informasi yang dihasilkan diintegrasikan menggunakan pendekatan SOA.
Kata kunci : Zachman Framework, Pereira dan Sousa, Arsitektur Enterprise, SOA, KPPT. I. PENDAHULUAN
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Tasikmalaya yang bertugas melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian, serta wajib menyusun perencanaan strategis sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan selama jangka waktu 5 (lima tahun) kedepan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Tasikmalaya membutuhkan sistem informasi dan perencanaan atau blueprint teknologi informasi yang dapat membantu dalam menjalankan fungsi organisasi. Namun sistem yang telah ada di Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Tasikmalaya sebagian masih manual, dimana masing-masing bagian mempunyai sistem informasi sendiri dan tidak
terintegrasi satu sama lainnya serta belum adanya perencanaan strategi sistem informasi untuk pengembangan sistem informasi. Hal ini menyebabkan terjadinya data yang tidak konsisten, tidak tersedianya informasi yang dibutuhkan dan tidak adanya integritas data sehingga perlu dilakukan pemodelan Enterprise
Architecture untuk diterapkan di KPPT Kabupaten
Tasikmalaya.
Zachman Framework merupakan suatu
pengklasifikasian arsitektur artifak dalam sistem secara formal dan terstruktur dengan baik hubungan perspektif pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan sistem (Sessions, 2007).
Melihat latar belakang diatas, maka dilakukanlah penelitian dengan pembahasan “Pemodelan Enterprise Architecture untuk Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Terpadu (Studi Kasus: Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Tasikmalaya)” yang diharapkan dapat menjadi acuan
2
atau pedoman dalam perancangan arsitektur sisteminformasi yang sesuai dengan fungsi bisnis dan kebutuhan bisnis KPPT Kabupaten Tasikmalaya. Batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kerangka kerja pengembangan arsitektur informasi
perusahaan dalam penelitian ini adalah menggunakan Zachman Framework dengan pendekatan Pereira dan Sousa.
2. Fungsi yang dimodelkan hanya fungsi bisnis yang tercantum dalam struktur organisasi, khususnya dalam bidang perizinan.
3. Proses analisis hanya fokus sampai pada bagian sistem model, kemudian penambahan pada teknologi model terhadap kolom data, proses, dan tanggung jawab.
4. Pengintegrasian sistem informasi yang dihasilkan menggunakan pendekatan Service Oriented Architecture (SOA).
5. Penelitian ini tidak melakukan implementasi dari hasil rekomendasi perancangan arsitektur.
6. Penelitian ini memilih lingkungan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Tasikmalaya sebagai objek studi kasus.
Berdasarkan batasan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini yaitu, melakukan perancangan model dan menetapkan model arsitektur informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan kerangka kerja Zachman dengan target keluaran dari penelitian ini adalah blueprint teknologi informasi, untuk pedoman pengembangan sistem informasi yang terintegrasi untuk mendukung kebutuhan organisasi.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Tasikmalaya dapat memiliki blueprint, yaitu perancangan model dan model arsitektur sistem informasi sebagai acuan untuk mengembangkan sistem informasi yang sesuai dengan fungsi bisnis dan kebutuhan bisnis Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Tasikmalaya.
II. LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi KPPT
Sistem informasi diartikan sebagai sebuah sistem yang terintegrasi secara optimal dan berbasis komputer yang dapat menghimpun dan menyajikan berbagai jenis data yang akurat untuk berbagai macam kebutuhan. Sebuah perusahaan atau organisasi dapat berkompetensi dengan perusahaan yang lain. (Soendoro & Haryanto, 2005). Sistem informasi KPPT merupakan sekumpulan elemen yang digabungkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan dan memastikan bahwa strategi sistem informasi tersebut selaras dengan strategi bisnis yang terdapat pada KPPT.
B. Arsitektur Sistem Informasi
Arsitektur sistem informasi merupakan Pemetaan atau rencana kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi (Turban, McLean, Wetherbe, 1999).
C. Zachman Framework
Zachman Framework merupakan salah satu
kerangka kerja yang dipublikasikan oleh John Zachman pada tahun 1987 dalam tulisannya yang berjudul “A Framework for Information System
Architecture” di IBM System Journal. Dalam kerangka
kerja Zachman (Zachman Framework/ ZF) awalnya berupa struktur matriks 6 x 3, yang terdiri dari enam baris dan tiga kolom. Kerangka Kerja kemudian diperluas dan diformalisasikan oleh Sowa dan Zachman pada tahun 1992 dalam tulisannya yang berjudul “Extending and Formalizing the Framework
for Information Systems Architecture” di IBM System Journal.
Pada dasarnya kerangka kerja Zachman untuk arsitektur enterprise adalah sebuah skema yang digunakan utnuk mengelola artifak suatu enterprise. Pengertian artifak disini dapa berupa model, gambar, diagram, atau dokumen (Surendro, 2009).
Gambar 1. Kerangka Kerja Zachman untuk Enterprise Architecture (Zachman, J.A, 1987)
Dalam kerangka kerja zachman terdapat 6 kolom yaitu: 1. Data (What), berfokus pada relasi entitas.
2. Fungsi (How), berfokus pada proses dan fungsi termasuk input dan output yang dihasilkan. 3. Lokasi (Where), berfokus pada node-node dan
link-link.
4. Orang (Who), berfokus pada kontributor (agen) pekerjaan yang terkait.
5. Waktu (When), berfokus pada waktu dan siklus. 6. Motivasi (Why), berfokus pada sasaran dan tujuan
(ends) serta strategi atau metode (means).
Terdapat 6 baris pada kerangka kerja Zachman yaitu: 1. Scope (planner’s view)
Mendefinisikan arah dan tujuan bisnis. Merupakan konteks atau batasan dari pengembangan sistem.
2. Enterprise Model (bussiness owner’s view) Mendefinisikan bisnis yang ada saat ini, seperti proses bisnis yang ada. Mendefinisikan seluruh hal penting bagi perusahaan.
3
3. Model of pundamental concept (architect’sdesigner view)
Penjelasan dari enterprise model dan mendefinisikan hal-hal pundamental mengenai pengelolaan informasi dalam perusahaan.
4. Technology model (builder’s view)
Mendefinisikan bagaimana teknologi informasi berperan dalam pengelolaan informasi dalam perusahaan.
5. Detailed representation (subcontractor’s view) Detail dari rencana pengembangan sistem. 6. Functioning enterprise (user’s view)
Sistem yang sudah jadi.
D. Service Oriented Architecture (SOA)
SOA adalah sebuah arsitektur aplikasi dimana semua fungsi, layanan- layanan didefinisikan menggunakan sebuah bahasa yang terdeskripsi dan dapat mengakses antarmuka yang dipanggil untuk melakukan proses-proses bisnis.
Karakteristik SOA:
1. Service adalah komponen software yang secara baik terdefinisikan sebagai interface dan memiliki
implementation independent atau tidak terkait pada software yang dibangun.
2. Service bersifat self-contained (menjalankan fungsi spesifik) dan loose-coupled (Implementasinya tidak terikat oleh sistem lainnya).
3. Service tersebut harus business oriented artinya setiap service yang didefinisikan harus melakukan suatu aktifitas bisnis tertentu.
4. Setiap service dapat dibuat dari service lainnya. III. METODOLOGI
Alur analisis pada penelitian ini mengacu pada metode analisis arsitektur kebutuhan yang diterapkan oleh Pereira dan Sousa (2004). Metode Pereira dan Sousa merupakan salah satu metode yang menjelaskan langkah-langkah dari proses awal sampai akhir dalam melakukan penerapan kerangka kerja Zachman untuk perancangan arsitektur sistem informasi. Metode yang diterapkan oleh Pereira dan Sousa berupa notasi yang terdiri atas angka, huruf, dan tanda “+”.
Mulai Selesai Pengumpulan Data Identifikasi Scope Pendefinisian Inventori Pendefinisian Proses Refresentasi Inventori Pendefinisian Distribusi Pendefinisian Timing Pendefinisan Motivasi Representasi Proses Representasi Distribusi Representasi Timing Representasi Motivasi Pendefinisian Proses Representasi Tanggung Jawab
Pereira dan Sousa 2004
Gambar 2. Metode Penelitian Pereira dan Sousa 2004
Tabel 1. Pendekatan Matriks Pemetaan Zachman
Framework (Pereira dan Sousa, 2004) What Scope (Planner) Enterprise Model (Owner) Inventory Identification (A,1 ) Inventory Definition (G,2,A) Where How Process Identification (B,1) Procces Definition (H,3,(B+G)) Distribution Identification (C,1) Distribution Definition (I,4,(C+H)) When Who Responsibility Identification (D,1) Responsibility Definition (J,5,(D+I)) Timing Identifcation (E,1) Timing Definiton (K,4,(E+H)) Why Motivation Identification (F,1) Motivation Definition (L,4,(F+H)) System Model (Designer) Inventory Representation (M.3,G) Process Representation (N,4,H) Distribution Representation (O,5,N) Responsibility Representation (P,6,(J+N)) Timing Representation (Q,5,N) Motivation Representation (R,5,(L+N))
Data Function Network People Time Motivation
A. Identifikasi Scope
Pada langkah ini dilakukan identifikasi awal berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan. Hasil identifikasi berupa deskripsi kondisi saat ini dan informasi yang berkaitan dengan inventori (A), proses (B), lokasi bisnis (C), tanggung jawab (D), timing (E), dan motivasi (F) yang dimiliki pada perusahaan. B. Pendefinisian Inventori
Seluruh entitas data utama yang telah diidentifikasikan pada langkah pertama didefinisikan melalui suatu pemodelan konseptual (G).
C. Pendefinisan Proses dan Representasi Inventori Pada langkah ini dilakukan pendefinisian proses (H) berupa activity diagram sebagai alur berjalannya proses bisnis utama KPPT Kabupaten Tasikmalaya. Di samping itu, dibuat representasi inventori (G) berupa pemodelan Class Diagram yang dibuat oleh arsitek dari pengembangan Class Diagram pada baris enterprise model .
D. Pendefinisian Distribusi, Pendefinisian Timing, Pendefinisian Motivasi, dan Representasi Proses
Pada langkah ini dilakukan pendefinisian distribusi (I) berupa skema alokasi atau layout denah perusahaan yang menggambarkan desain topologi jaringan di KPPT Kabupaten Tasikmalaya. Selanjutnya, dilakukan pendefinisian timing (K) berupa rencana kegiatan KPPT Kabupaten Tasikmalaya. Kemudian, dialakukan pendefinisian motivasi (L) berupa daftar rencana target perusahaan yang melatarbelakangi adanya sistem informasi KPPT, khususnya yang dibutuhkan di KPPT Kabupaten Tasikmalaya, dan representasi proses (N) yang menunjukan alur perpindahan data pada setiap proses yang dilakukan sistem berupa use case.
E. Representasi Distribusi, Representasi Timing, Representasi Motivasi, dan Pendefinisan Tanggung Jawab
Analisis berikutnya dengan merepresentasikan distribusi bisnis (O) berupa topologi jaringan yang diusulkan. Selanjutnya, representasi timing (Q) berupa alur state dari kalender kegiatan KPPT Kabupaten Tasikmalaya dengan estimasi waktu tertentu. Kemudian, dibuat representasi motivasi (R) berupa matriks hubungan proses yang dilakukan sistem informasi KPPT Kabupaten Tasikmalaya terhadap target yang diharapkan perusahaan dan pendefinisian kewajiban (J) berupa struktur organisasi KPPT Kabupaten Tasikmalaya.
4
F. Refresentasi Tanggung JawabLangkah ini menunjukan representasi tanggung jawab (P) berupa use case yang menjelaskan
task pengguna terhadap sistem.
G. SOA pada Zachman Framework
Gambar 3. SOA pada Zachman Framework (Jason, 2010)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Eksisting KPPT Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan wawancara dan pengamatan
Saat ini KPPT Kabupaten Tasikmalaya belum mempunyai blueprint SI/TI. Sebagai sebuah organisai perangkat daerah yang sedang berkembang, hal tersebut sangat diperlukan. Dengan adanya blueprint SI/TI, maka akan sangat membantu dalam pengembangan, yang nantinya akan berpengaruh pada peningkatan kualitas dari segi layanan terhadap keseluruhan aspek yang ada di KPPT Kabupaten Tasikmalaya.
Pada saat penelitian ini dilakukan, di KPPT Kabupaten Tasikmalaya telah digunakan beberapa aplikasi sebagai berikut:
Tabel 2. Daftar Aplikasi di KPPT Kabupaten Tasikmalaya
No Nama aplikasi Deskripsi
1. Aplikasi
perizinan
Aplikasi ini digunakan untuk
menangani masalah pemrosesan surat izin.
2. Aplikasi
kepegawaian dan inventaris barang
Aplikasi ini digunakan untuk
pengelolaan data pegawai KPPT
Kabupaten Tasikmalaya beserta
inventarisasi, aplikasi ini masih bersifat stand alone, menggunakan database Ms. Office Access 2007.
3. Aplikasi
penggajian
Aplikasi untuk mengelola
pengelolaan gaji atau honor
pegawai, membuat laporan
pengeluaran bulanan, tahunan dan menyusun formasi pegawai dan mutasi, menyusun daftar urutan kepangkatan, pengelolaan kenaikan
pangkat dan gaji berkala.
Pengelolaan proses pemberhentian dan cuti.
4. Aplikasi
administrasi keuangan
Aplikasi untuk revisi anggaran keuangan, Penyusunan anggaran keuangan, Penyusunan perubahan daftar gaji, Mendokumentasikan daftar gaji bulanan.
Kondisi jaringan di KPPT Kabupaten Tasikmalaya saat ini, digambarkan dalam topologi sebagai berikut:
Gambar 4. Kondisi Jaringan di KPPT Kabupaten Tasikmalaya saat ini
Untuk melaksanakan proses bisnisnya KPPT Kabupaten Tasikmalaya memiliki kalender kegiatan yang ditentukan setiap tahun. Dalam pelaksanaanya, kalender kegiatan KPPT Kabupaten Tasikmalaya sering berubah-ubah dikarenakan adanya kegiatan lain yang dapat merubah segala rencana pada kalender kegiatan. Untuk keputusan tetap berada pada ketua KPPT.
Dari sisi motivasi KPPT Kabupaten Tasikmalaya telah memiliki visi, misi dan tujuan sampai motto yang telah diterapkan yang menjadi landasan dalam mencapai keseluruhan.
B. Penerapan Zachman Framework
Hasil analisis kondisi eksisting KPPT Kabupaten Tasikmalaya, menimbulkan pemikiran bahwa salah satu hal penting yang harus diselesaikan adalah bagaimana menyediakan arsitektur data skala
enterprise untuk KPPT Kabupaten Tasikmalaya dan
bagaimana mewujudkan bentuk pengelolaan data yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan tersebut. Untuk itu dilakukan penelitian dengan menggunakan Zachman Framework dengan menggunakan pendekatan Pereira dan Sousa (2004) didapat hasil seperti pada Tabel 3.
5
Tabel 3. Pemetaan Matrik Zachman Framework KPPT Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan pendekatan Pereira dan Sousa (2004)1. Implementasi Data
Dari hasil analisis implementasi data didapat serangkaian entitas data dari proses utama, sebagai berikut:
Tabel 4. Daftar Kandidat Entitas
Entitas bisnis Entitas Data
Entitas Pendaftaran Permohonan Surat Izin
1. Entitas pemohon 2. Entitas loket informasi
3. Entitas seksi informasi dan
pendaftaran
4. Entitas informasi persyaratan 5. Entitas informasi biaya restribusi 6. Entitas bukti penerimaan dokumen Entitas Pemrosesan
Surat Izin
1. Entitas pemohon 2. Entitas loket penerimaan 3. Entitas bagian proses 4. Entitas sistem komunikasi 5. Entitas SDM
6. Entitas formulir 7. Entitas format akses 8. Entitas dokumen 9. Entitas administrasi
10. Entitas resi penerimaan berkas 11. Entitas surat penolakan Entitas Penetapan
dan Pengesahan Surat Izin
1. Entitas kepala KPPT 2. Entitas dokumen 3. Entitas alat pengaman anti
pemalsuan dokumen 4. Entitas tanda tangan 5. Entitas surat izin Entitas Penerbitan
Surat Izin
1. Entitas tim teknis 2. Entitas surat izin 3. Entitas dokumentasi 4. Entitas pengarsipan 5. Entitas loket pengambilan 6. Entitas biaya 7. Entitas pemohon Entitas Layanan Informasi dan Pengaduan 1. Entitas pemohon 2. Entitas loket pengaduan 3. Papan informasi pengaduan 4. Entitas seksi layanan informasi dan
pengaduan
Gambar 5. Class Diagram Pemrosesan Surat Izin 2. Implementasi Aplikasi
Dari daftar kanditat entitas yang telah diperoleh, dapat ditetapkan kebutuhan implementasi aplikasi, bahwa aplikasi harus dapat menangani 5 area proses bisnis utama, yaitu proses pendaftaran permohonan surat izin, proses pemrosesan surat izin, proses penetapam dan pengesahan surat izin, proses penebitan surat izin dan proses layanan informasi dan pengaduan, yang dispesifikasikan menjadi 17 aplikasi. 3. Implementasi Teknologi
Dari hasil observasi lapangan mengenai denah lokasi dan skema jaringan KPPT Kabupaten Tasikmalaya, maka diusulkan infrastruktur jaringan untuk KPPT Kabupaten Tasikmalaya adalah dengan menggunakan topologi VLAN dan DMZ.
6
RT01 R. BO R. TU R. FO R. KASIR R. KASIE R. DATA PC20 PC17 PC18 PC19 PC14 PC15 VLAN 10 VLAN 20 VLAN 30 VLAN 40 VLAN 50 VLAN 60 PC8 PC6 PC7 PC9 PC10 PC11 PC12 PC113 PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 SWM02 PC16 Firewall Modem ADSL Firewall DE-MILITARIZED ZONE AP01 AP02 SWM01 VLAN 70 (Wireless) SV1 SV1 SV1 SV1 RT01 : Router MikrotikSWM01 : Switch Manageable Back Office
SWM02 : Switch Manageable Kasie SV1 : Server Proxy SV2 : Server E-Mail SV3 : Server Web SV4 : Server Database AP01 : Access Point Back Office AP02 : Access Point Kasie
4. Implementasi User
Use case diagram untuk fungsi bisnis utama
kegiatan KPPT Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Gambar 6. Use case mendefinisikan aktor dan bagaimana mereka berinteraksi dengan layanan sistem. Aktor yang terlibat dan menggunakan layanan sistem adalah seksi informasi dan pendaftaran, seksi data dan pengolahan perizinan, kepala KPPT, seksi penerbitan dan dokumentasi, seksi layanan dan informasi pengaduan serta pemohon.
Informasi Biaya Restribusi Resi Penerimaan Surat Izin Administrasi Izin Bukti Penerimaan Dokumen Informasi Persyaratan Formulir Permohonan Resi Penolakan Surat Izin Pemohon
Seksi Informasi dan Pendfataran
Seksi Data dan Pengolahan Perizinan Layanan Informasi Dokumentasi Surat Izin Penetapan Surat Izin Pengesahan Surat Izin Kepala KPPT
Seksi Layanan informasi dan Pengaduan Pengarsipan
Surat Izin
Seksi Penerbitan dan Dokumentasi
Layanan Pengaduan
Gambar 7. Use Case Diagram Fungsi Bisnis Utama KPPT Kabupaten Tasikmalaya
5. Implementasi waktu dan motivasi
Adanya pelaksanaan kegiatan yang tidak di rencanakan dalam kalender kegiatan, membuat tidak konsistennya kalender kegiatan. Dengan demikian perlu dibuat kebijakan yang mengatur berlangsungnya
proses bisnis tersebut yang dikeluarkan langsung oleh Kepala KPPT.
Untuk mengetahui sejauh mana visi dan misi KPPT Kabupaten Tasikmalaya, perlu adanya realisasi monitoring yang di dalamnya terdapat CSF dan KPI. C. Integrasi SI Menggunakan SOA
1. Kolom Data (What)
Gambar 8. Arsitektur Integrasi What 2. Kolom Activities (How)
Gambar 9. Arsitektur Integrasi How 3. Kolom Location (Where)
Gambar 10. Arsitektur Integrasi Where Gambar 6. Topologi yang diusulkan dengan
7
V.KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan
1. Penelitian ini dilakukan penerapan kerangka kerja Zachman yang menghasilkan kerangka dasar analisis kebutuhan berupa cerita atau narasi dan beberapa diagram pemodelan data kebutuhan serta prototipe pada proses bisnis utama Kegiatan KPPT Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan metode Pereira dan Sousa sebagai langkah-langkah dalam mengerjakan tiap kolom dan baris pada kerangka kerja Zachman.
2. Perancangan arsitektur sistem informasi KPPT Kabupaten Tasikmalaya secara lengkap dapat mendefinisikan sistem dan teknologi informasi yang sedang berjalan dan akan menjadi dasar bagi pengembangan, pengelolaan dan penggunaan sistem informasi agar sesuai dengan misi KPPT Kabupaten Tasikmalaya dalam mendukung pencapaian tujuan-tujuan bisnis enterprise ini. 3. Model yang direkomendasikan untuk kebutuhan
integrasi layanan yang telah terdefinisi di dalam katalog proses bisnis, adalah dengan pendekatan SOA.
B. Saran
1. Perancangan arsitektur sistem informasi akan mendapatkan dampak yang lebih baik jika mencakup dan melibatkan seluruh bagian KPPT Kabupaten Tasikmalaya.
2. Perancangan Arsitektur sistem informasi ini harus selalu dikelola dan di evaluasi untuk mengikuti kebutuhan fungsi bisnis yang diperlukan di KPPT Kabupaten Tasikmalaya.
3. Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, diantaranya dalam pengembangan tidak dilakukan keseluruhan sel pada Kerangka Kerja Zachman. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas keseluruhan 6 baris perspektif dan 6 kolom data pada sel Kerangka kerja zachman dan dapat lebih baik dari yang sudah ada saat ini. DAFTAR PUSTAKA
Aradea. 2007. Diktat Kuliah Konsep dan Perancangan
Basis Data. Tasikmalaya: Fakultas Teknik
Universitas Siliwangi.
KPPT. 2012. Penyusunan Grand Design PPT dan
Penguatan Kelembagaan PPT. Tasikmalaya:
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Tasikmalaya.
Andriani, Dini. 2014. Penerapan Zachman Framework
Pada Perancangan Arsitektur Sistem Informasi Pondok Pesantren. Skripsi, tidak diterbitkan.
Tasikmalaya: Fakultas Teknik Universitas Siliwangi.
Jogiyanto, HM. 2005. Analisis & Desain Sistem
Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis.Yogyakarta: Andi.
Pereira CM, Sousa P. 2004. A Method to define an
enterprise architecture using Zachman
Framework.
http://www.researchgate.net/publication/228594 241_A_method_to_define_an_enterprise_Archit ecture_using_the_Zachman_framework/file/60b 7d51eebc1418037.pdf[20 Mei 2014].
Surendro, K, 2009. Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning Untuk Perencanaan Strategis Sistem Informasi. Jurnal Teknik
Informatika.
Surendro, K. 2009. Pengembangan Rencana Induk
Sistem Informasi. Bandung: Informatika.
Session R. 2007. Comparison Of The Top Four
Enterprise Architecture methodologies.
http://www.scribd.com/doc/65148369/A- Comparison-Of-The-Top-Four-Enterprise-Architecture-methodologies[13 Juni 2014] Turban, McLean & Wetherbe. 1999. Information
Technology for Management Making
Conections form strategis advantage. 2nd
Edition, John Wiley & Sons, Inc
Witarto. 2004. Memahami Sistem Informasi Pendekatan Praktis Rekayasa Sistem Informasi Melalui Kasus-Kasus Sistem Informasi di Sekitar Kita. Bandung: Informatika Bandung.
Zachman JA. 1987. A Framework Form Information
Systems Architecture. IBM System Journal
26(3): 276-292.
Jason. 2010. Service Oriented Architecture-Concepts,