• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter II Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter II Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan

penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel

atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Arikunto,1995:93).

Dengan adanya kerangka teori, akan membantu peneliti dalam menentukan

tujuan dan arah penelitiannya. Kerangka teori akan membantu penelitian dalam

memilih konsep-konsep yang tepat, guna membentuk hipotesa-hipotesa selanjutnya.

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah teori

Komunikasi, Komunikasi Massa, Televisi, Periklanan, positioning brand dan minat

beli.

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata

Latin communis yang berarti sama. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah

komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan.

Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk

mencapai suatu tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna dan sikap. Tanpa

komunikasi tidak akan ada komunitas. Komunitas bergantung pada pengalaman dan

emosi bersama, dan komunikasi berperan dan menjelaskan kebersamaan itu.

Hicks dan Gullett (Moekijat,1993:3), komunikasi adalah penyampaian

informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Menurut Carl I. Hovland,

ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas –

asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap

(2)

Defenisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu

komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan

pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public attitude) yang dalam

kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting.

Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang.

Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang

lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif.

Harold Lasswell menyatakan bahwa cara yang baik untuk menggambarkan

komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut Who Says What

In Which Channel To Whom What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?

2.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Berdasarkan defenisi Lasswel ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi

yang saling bergantung satu sama lain, yaitu :

1. Sumber (source)

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi,

perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam

hatinya atau pikirannya, sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke

dalam seperangkat simbol verbal atau non verbal yang idealnya dipahami oleh

penerima pesan. Proses inilah yang disebt penyandian (encoding). Pengalaman masa

lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan sumber

mempengaruhi sumber dalam merumuskan pesan.

2. Pesan

Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.

Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau noverbal yang mewakili

(3)

makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau

organisasi pesan

3. Saluran atau media

Saluran atau media yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber umtuk

menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran dapat merujuk pada bentuk pesan

yang disampaikan kepada penerima baik verbal dan non verbal. Saluran dapat juga

merujuk pada cara penyajian pesan yakni langsung (tatap muka), lewat media cetak

atau media elektronik.

4. Penerima/sasaran

Penerima / sasaran yaitu orang yang menerima pesan dari sumber.

Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir

dan perasaannya, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat

simbol verbal dan atau non verbal yang diterima menjadi gagasan yang dapat

dipahami. Proses ini disebut decoding.

5. Efek

Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan

tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan keyakinan

dan sebagainya.

6. Umpan Balik

Umpan Balik, adalah respon terhadap pesan yang dikirimkan kepada

pengirim pesan.

7. Gangguan/ kendala komunikasi

Lingkungan, adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi

(4)

2.1.1.3 Ruang Lingkup Komunikasi

Ditinjau dari bentuknya, komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut

a. Komunikasi Persona

1. Komunikasi intrapesona

2. Komunikasi Antarpesona

b. Komunikasi Kelompok

1. Komunikasi kelompok kecil

2. Komunikasi kelompok besar

c. Komunikasi Massa

Berdasarkan bidangnya, komunikasi meliputi jenis – jenis sebagai berikut:

1. Komunikasi sosial (communication social)

2. Komunikasi organisasional/manajemen (organizational/management

communication)

3. Komunikasi Bisnis ( business communication)

4. Komunikasi Politik (political communcation)

5. Komunikasi Internasional (International communication)

6. Komunikasi antar budaya (intercultural communication)

7. Komunikasi pembangunan (development communication)

8. Komunikasi tradisional (traditional communication)

Ditinjau dari sifatnya,komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Komunikasi Verbal (verbal communication)

a. Komunikasi Lisan (oral communication)

b. Komunikasi tulisan (written communication)

2. Komunikasi nirverbal (nonverbal communication)

a. Komunikasi kial (gestural/body communication)

b. Komunikasi gambar (pictorial communication)

3. Komunikasi tatap mata (face to face communication)

(5)

Bedasarkan situasi komunikan, maka diklasifikasikan menjadi bentuk –

bentuk sebagai berikut:

1. Komunikasi pribadi (personal communication)

a. Komunikasi intra pribadi (intrapersonal communication)

b. Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)

2. Komunikasi kelompok (group communication)

a. Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

b. Komunikasi kelompok besar (large group communication)

3. Komunikasi massa (mass communication)

a. Komunikasi media massa cetak/pers (printed mass media

communication)

b. Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media

communication)

4. Komunikasi media (media communication)

Berdasarkan tujuan, komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Mengubah sikap (to change the attitude)

b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)

c. Mengubah prilaku (to change the behaviour)

d. Mengubah masyarakat (to change the society)

Berdasarkan fungsinya, komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Menginformasikan (to inform)

b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

d. Mempengaruhi (to influence)

Berdasarkan tekniknya, komunikasi diklasifikasikan menjadi:

a. Komunikasi informative (informative communication)

b. Komunikasi persuasive (persuasive communication)

c. Komunikasi pervasive/meresap (pervasive communication)

d. Komunikasi koersif (coercive communication)

(6)

f. Hubungan manusiawi (human relation)

Metode komunikasi meliputi kegiatan – kegiatan yang terorganisasi sebagai

berikut:

a. Jurnalisme/Jurnalistik (journalism)

1. Jurnalisme cetak (printed journalism)

2. Jurnalisme elektronik (electronic journalism)

b. Hubungan masyarakat (public realtions)

c. Periklanan (Advertising)

d. Propaganda

e. Perang urat syarf (psychological warfare)

f. Perpustakaan (Library)

2.1.2 Komunikasi Massa

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris, mass communication,

kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa).

Artinya,komunikasi yang menggunakan media massa.

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi massa

memiliki ciri tersendiri. Ciri yang paling khas adalah antara sumber pesan dan

penerima pesan dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik.

Proses penyampaian pesan dalam komunikasi massa juga lebih formal,

terencana dan lebih rumit. Karena sumber pesannya merupakan lembaga atau institusi

yang terdiri dari banyak orang, misalnya reporter, penyiar, editor, teknisi dan

sebagainya. Dari segi ekonomi, biaya produksi komunikasi massa cukup mahal dan

memerlukan dukungan tenaga kerja relatif banyak untuk mengelolanya. Pesan dalam

komunikasi massa bersifat tahan lama jika didokumentasikan.

Pengertian komunikasi massa, merujuk pada pendapat Tan dan Wrigght,

dalam Liliweri, 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran

(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara missal,

berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan

(7)

Ahli komunikasi massa lainnya, Joseph A Devito merumuskan komunikasi

massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar

biasa banyaknya. Ia juga mengatakan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi

yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual (Effendy, 2000:21).

Menurut Jay Black dan Frederick C Whitney, komunikasi massa adalah

sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/ tidak sedikit itu

disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen.

Luas disini berarti lebih luas dari sekedar kumpulan orang yang berdekatan secara

fisik, sedangkan anonim berarti bahwa individu yang menerima pesan cenderrung

menjadi asing satu sama lain atau tidak saling mengenal satu sama lain, dan

heterogen berarti bahwa pesan yang dikirim kepada yang berkepentingan yakni

orang-orang dari berbagai macam atribut, status, pekerjaan, dan jabatan dengan

karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogen.

2.1.2.2 Ciri-Ciri dan Fungsi Komunikasi Massa

Adapun ciri- ciri dari komunikasi massa menurut Nurudin (2007:19-32)

adalah sebagai berikut :

1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga, artinya komunikator

dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang yaitu

gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam

sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem

yaitu, sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan

mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambing menjadi

pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling

pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber

informasi.

2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen. Artinya, penonton

televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi,

memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak

(8)

3. Pesannya bersifat umum. Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak

ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan

kata lain, pesan-pesannya ditujuan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu,

pesan-pesan yang dikemukakannya juga tidak boleh bersifat khusus. Khusus

disini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.

4. Komunikasinya berlangsung satu arah. Komunikasi yang berjalan satu arah

akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda

atau tidak langsung (delayed feedback)

5. Komunikasi massa akan menimbulkan keserempakan. Serempak berarti

khalayak bisa menikmati media massa tersebut secara bersamaan. Bersama

tentu saja bersifat relatif. Namun, harapan komunikator dalam komunikasi

massa, pesan tetap ingin dinikmati secara bersamaan oleh para pembacanya.

6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis. Media massa sebagai alat

utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan

batuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud disini misalnya

pemancar untuk media elektronik.

7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. Gatekeeper atau yang sering

disebut penapis informasi / palang pintu / penjaga gawang adalah orang orang

yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa.

Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah

(9)

Menurut Alexis S. Tan (Nurudin, 2007:63), fungsi komunikasi bisa beroperasi

dalam empat hal yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1

Fungsi Komunikasi Massa Alexis S. Tan

No Tujuan Komunikator

(Penjaga Sistem)

Tujuan Komunikan

(Menyesuaikan diri pada sistem: pemuasan

kebutuhan)

1. Memberi informasi Mempelajari ancaman dan peluang,

memahami lingkungan, menguji kenyataan,

meraih keputusan

2. Mendidik Memperoleh pengetahuan dan keterampilan

yang berguna memfungsikan dirinya secara

efektif dalam masyarakatnya, mempelajari

nilai, tingkah laku yang cocok agar diterima

dalam masyarakatnya

3. Mempersuasi Memberi keputusan, mengadopsi nilai,

tingkah laku, dan aturan yang cocok agar

diterima dalam masyarakatnya

4. Menyenangkan,

memuaskan kebutuhan

komunikan

Menggembirakan, mengendorkan urat

syaraf, menghibur, dan mengalihkan

perhatian dari masalah yang dihadapi

2.1.3 Komunikasi Pemasaran

2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran

Pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran Amerika atau AMA (The American

(10)

menciptakan pertukaran yang memuaskan individu serta tujuan organisasi (Morissan,

2010:3)

Menurut Kotler (2002:9), komunikasi pemasaran merupakan suatu proses

sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan menawarkan, serta secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada

pubik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Konsep

yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang

disebut sebagai bauran promosi. Saat ini banyak perusahaan mulai menyadari

perlunya kegiatan komunikasi pemasaran, kegiatan komunikasi pemasaran itu

mencakup :

1. Memasang iklan (beriklan) di media massa (media advertising)

2. Pemasaran langsung (direct marketing)

3. Promosi penjualan (sales promotion)

4. Penjualan personal (personal selling)

5. Pemasaran interaktif

6. Hubungan masyarakat (public relations)

Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi

pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak

akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran ini

memerlukan ataupun menyedot dana yang sangat besar oleh karena itu pemasar harus

hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran.

Model komunikasi pemasaran meliputi sender atau juga disebut sumber.

Pertama kali pesan komunikasi datang dari sumber. Dalam pemasaran sumber berarti

pihak yang mengirim pesan pemasaran kepada konsumen. Proses selanjutnya, yaitu

pemasar menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspon

secara positif oleh penerima dalam hal ini konsumen. Keseluruhan proses dari

(11)

encoding. Proses encoding disebut sebagai proses menerjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima.

Proses selanjutnya, yaitu menyampaikan pesan melalui media. Jika pesan

dirancang dalam bentuk iklan, maka pesan harus disampaikan dalam bentuk media

cetak maupun elektronik. Pesan yang disampaikan melalui media akan ditangkap oleh

penerima, kemudian penerima akan memberikan respon terhadap pesan yang akan

disampaikan. Pesan yang diterima diharapkan akan mempengaruhi perilaku

konsumen. Proses memberikan respond an menginterpretasikan pesan yang diterima

disebutu sebagai proses decoding. Proses decoding berarti penerima pesan memberi

interpretasi atas pesan yang diterima.

Proses decoding ini akan dilanjutkan dengan tindakan konsumen sebagai

penerima pesa. Jika pesan yang sampai diterima secara positif, maka hal ini akan

memberikan pengaruh positif pada sikap dan perilaku konsumen. Sikap positif

terhadap prosuk akan mendorong kepada pembelian. Oleh karena itu, pembentukan

sikap positif terhadap produk sangant penting dilakukan oleh pemasar.

Proses terakhir, yaitu feedback (umpan balik ) terhadap pesan yang dikirim.

Pemasar mengevaluasi apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan yang

diharapkan, artinya mendapat respon dan tindakan yang positif dari konsumen atau

justru pesan tidak sampai secaara efektif. Pengukuran efektifitas pesan ini dapat

dilihat melalui tingkat penjualan, apakah mengalami peningkatan setelah

penyampaian pesan tersebut dilakukan.

Dasar dari komunikasi pemasaran ini berkaitan dengan penelitian dimana

Iklan Axe Apollo berusaha memperkenalkan /menginformasikan sebuah produk

deodorant bagi pria. Berangkat dari teori tersebut, maka dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana proses penyampaian informasi berlangsung melalui sebuah iklan

dapat menumbuhkan minat beli para penonton. Berdasarkan proses komunikasi

pemasaran maka televisi sebagai salah satu media yang digunakan oleh PT. Unilever

untuk memperkenalkan sekaligus menawarkan manfaat deodorant Axe kepada

publik, khususnya pria. Lewat iklan Axe Apollo di televisi, penonton dapat

(12)

Axe khususnya versi Axe Apollo mendapat tempat di dalam memori ingatan

penontonnya. Dimana pada akhirnya, iklan ini menginginkan feedback walaupun itu

tidak langsung.

2.1.3.2 Lingkup dan Sarana Komunikasi Pemasaran

Lingkup komunikasi pemasaran terbagi menjadi dua bagian besar, yakni

komunikasi pemasaran internal dan komunikasi pemasaran eksternal. Komunikasi

internal lebih memiliki kekuatan dan berhubungan dengan komunikasi organisasi ke

dalam perusahaan. Sesuatu yang percuma bila perusahaan “gembar-gembor” dalam

komunikasi pemasaran eksternal, tetapi kemampuan ke dalam itu tidak ada. Setiap

orang dalam struktur perusahaan adalah pelaku pemasaran yang membawa

simbol-simbol komunikasi pemasaran perubahan secara tidak langsung (Prisgunanto,

2006:23).

Pesan komunikasi pemasaran eksternal akan membuat gambaran bisnis

pemasaran yang ada. Disini, tetap saja tujuan utama komunikasi pemasaran adalah

menciptakan citra atau image perusahaan yang ada. Yang menadi sasaran dalam

komunikasi eksternal adalah para stake holder (yang dalma hal ini siapa saja,

terutama pelanggan dan khalayak). Efek dari komunikasi pemasaran memang tidak

spontan, tetapi memerlukan waktu dan proses sejalan dengan waktu.

Umumnya marketing communication mix merupakan kombinasi dari

boerbagai tahapan yang dibutuhkan dalam komunikasi pemasaran. Bauran pemasaran

terdiri atas empat elemen dasar yang kemudian , konsepsi tersebut dirumuskan

menjadi promotion mix, yang terdiri atas empat kegiatan dasar, yaitu :

1. Iklan

Bauran promosi yang akan dijelaskan lebih detail dalam penelitian ini

ialah iklan dan atau periklanan. Iklan atau periklanan adalah media

komunikasi pemasaran yang sudah menjadi bagian integral dari

masyarakat dan sistem ekonomi manusia. Dalam kehidupan masyarakat

yang suda maju dan kompleks, iklan berevolusi kedalam sistem

(13)

promosi yang seakurat mungkin karena imbasnya sedemikian dahsyat

kepada khalayak, baik dalam hal ini merupakan penyampaian

(Prisgunanto, 2006:73).

2. Personal Selling

Sarana personal selling memiliki efek langsung pada proses penjualan

berdasarkan sales forces. Memang keandalan personal selling yang paling

utama adalah mampu mendekatkan pelanggan dan penjualan lewat

penggunaan jalur-jalur distribusi barang dan produk yang ada. Lewat

personal selling ini pelanggan akan tanpa sungkan-sungkan menanyakan dan mencari tahu kemampuan produk tersebut dengan leluasa. Mereka

juga akan bisa mendapatkan informasi akurat, sisi kebaikan dan keburukan

dari produk secara langsung dari konsumen (Prisgunanto,2006:74)

3. Sales Promotion dan Pameran

Saran komunikasi pemasaran, sales promotion dan pameran adalah

memiliki efek yang singkat sebagai upaya yang menstimulasi tekanan

pada sikap pembelian. Asumsi ini berangkat dari kebiasaan orang yang

akan membeli sesuatu barang tidak akan merencanakan sesuatu itu secara

mendadak, hal inilah yang akan terjadi pada penjualan lewat sarana ini.

Mungkin saja penjualan pada saat promosi atau pameran akan sangat

tinggi karena faktor-faktor lain, bukan pada kesadaran pelanggan atau

konsumen akan produk tersebut, seperti pada kebanyakan pengunjung

pameran memerlukan barang yang ada demi kegunaan, tetapi bukan pada

merek yang ditawarkan dalam komunikasi pemasaran (Prisgunanto,

2006:75).

4. Public Relations

Sarana komunikasi pemasaran ini bisa dikatakan bersifat konstan. Sarana

ini akan membangun efek pemasaran yang sangat lambat sebagai

pendukung fungsi-fungsi komunikasi yang lain kepada pelanggan sebagai

kekuatan kredibilitas produk. Membina hubungan baik dengan

(14)

karena sifatnya yang berkelanjutan bagi perusahaan. Walau efeknya

lambat, namun proses kenaikan kepercayaan dan penyaluran pesan akan

semakin meningkat secara konstan. Keandalannya adalah promosi ini

tidak kropos, tidak seperti penciptaan kepercayaan lewat iklan, promosi

langsung dan pameran. Pada perkembangan keilmuan dan kebutuhan akan

perpaduan kajian, antara pemasaran dengan pubic relations muncul kajian

terbaru, yakni marketing public relations.

2.1.3.3 Kegunaan Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran memiliki dua kegunaan, yaitu langsung dan tidak

langsung, namun inti dari kegunaanya tersebut sama, yaitu untuk mendekatkan

pelanggan sehingga akan ada keputusan beli atau minimal sampai taraf ada hasrat dan

keinginan untuk memberikan keputusan untuk membeli, meski masih dalam rencana

jangka panjang. Memang sedemikianlah kegunaan klasik dan dasar komunikasi dari

komunikasi pemasaran, begitu mudah dan sederhana, tetapi pada kenyataanya sulit

untuk mewujudkannya.

Selain hal tersebut diatas, ada juga kegunaan lain yang dikategorikan tidak

langsung dalam komunikasi pemasaran. Tujuan-tujuan ini sebenarnya menyangkut

pada upaya menjaga hubungan dengan pelanggan. Pola pemasaran tidak langsung

erat kaitannya dengan kerja public relations, yang pada perkembangan selanjutnya

akan memunculkan kajian-kajian baru dalam perpaduan ilmu pemasaran dengan

public relations, yakni marketing public relations (Prisgunanto, 2006:59). 1. Kegunaan Langsung

Komunikasi pemasaran memiliki kegunaan agar dari hasil transfer pesan

dan persuasi tersebut tercipta gambaran yang mengarah kepada hasrat atau

dan keinginan beli atau menggunakan produk dan jasa yag ditawarkan.

Artinya, upaya mengarahkan langsung kepada keputusan orang untuk

(15)

2. Kegunaan Tidak Langsung

Melakukan komunikasi pemasaran merupakan keinginan untuk

mendapatkan suatu tambahan yang dapat dicapai oleh perusahaan, selain

mengarahkan sikap pembelian. Jadi, jelas bahwa alasan perusahaan

merancang strategi pemasaran tidak hanya karena perusahaan sikap beli

pelanggan, tetapi juga membina hubungan antara pelanggan dengan

perusahaan atau dengan kata lain, perusahaan berupaya menggali

nilai-nilai apa saja yang membuat pelanggan memilih produk mereka dari sisi

hubungan masyarakat (Prisgunanto, 2006:60).

2.1.4 Iklan

2.1.4.1 Sejarah Periklanan

Periklanan sesungguhnya sama tuanya dengan perdaban manusia itu sendiri,

dan sudah lama digunakan sebagai wahana untuk mengkomunikasikan kebutuhan

membeli atau menjual produk barang dan jasa. Dalam bentuknya masing-masing,

periklanan mencerminkan karakter masyarakat yang bersangkutan pada masanya.

Kegiatan periklanan sudah dimulai sejak zaman peradaban Yunani kuno dan

Romawi kuno, jauh sebelum sistem percetakan ditemukan oleh Gutenberg pada tahun

1450, yaitu dalam bentuk pesan berantai yang disebut juga the world of mouth. Pesan

berantai ini dilakukan untuk membantu kelancaran jual beli di masyarakat, yang pada

waktu itu belum mengenal huruf dan hanya mengenal sistem barter dalam kegiatan

jual belinya. Iklan pertama kali dikenal lewat pengumuman-pengumuman yang

disampaikan secara lisan, artinya dilakukan melalui komunikasi verbal. Karena

disampaikan secara lisan, maka daya jangkaunya sempit, namun untuk masa itu, iklan

yang demikian sudah dianggap efektif.

Setelah manusia mulai menggunakan sarana tulisan sebagai alat penyampaian

(16)

yang dipahat pada batu, dinding, atau pada papan. Pada masa itu iklan digunakan

untuk kepentingan lost and found. Kehidupan modern saat ini sangat bergantung pada

iklan. Iklan mampu mengisi hampir setiap waktu dari kehidupan kita. Sejak bangun

tidur hingga tidur kembali, kita selalu diterpa atau menerpakan diri pada iklan, baik

melalui media cetak maupun media elektronik. Kemajuan teknologi juga sangat

mendukung perkembangan kegiatan periklanan saat ini.

Orang pribumi yang memiliki percetakan dan surat kabar baru pada tahun

1906 dengan munculnya NV Medan Prijaji. Tiras surat kabar yang dipimpin oleh RM

Tirto Adisoerjo ini utamanya beredar di Batavia, Bogor dan Bandung. Suratkabar ini

sebenarnya mempunyai misi politik, karena banyak memuat berita-berita tentang

kebobrokan sistem kolonial. Dia sekaligus memberi juga perlindungan hukum bagi

kaum pribumi. Namun untuk menjaga kelangsungan hidupnya, ia memerlukan juga

perusahaan periklanan. Orang yang mengelola perusahaan periklanan Medan Prijaji

adalah Raden Goenawan.

Raden Goenawan, lulusan HIS (Holland Inlandsche School), Batavia, menjadi

teman dekat Tirto Adisoerjo sejak disekolah itu. Selain dalam jabatan tersebut,

Adisoerjo dan Raden Goenawan juga merangkap bersama-sama menangani bidang

percetakan Medan Prijaji. Surat kabar ini mereka beri nama kecil Surat Kabar

Minggoen dan Advertentie. Raden Goenawan juga pernah bekerja di perusahaan

periklanan NV Soesman’s yang berkedudukan di Batavia. NV Soesman’s banyak

mengiklankan penyediaan tenaga kerja pendatang dari Jawa ke Sumatera Timur.

Tokoh periklanan pribumi yang sangat patut diperhitungkan adalah

Tjokroamidjojo. Dia memimpin NV Handel Maatschppij dan Drukkerij “Serikat

Dagang Islam”, Semarang, yang menerbitkan surat kabar Sinar Djawa. Surat kabar

ini merupakan surat kabar pribumi yang dapat bertahan agak lama (1914-1924).

Karir Tjokroamidjojo dimulai dengan bekerja sebagai pembantu redaksi di

surat kabar De Iocomotief pada tahun 1906. Kemudian menjadi penulis naskah iklan

(17)

Pekalongan. Dari hasil perusahaan batik ini, dia membeli perusahaan penerbitan dan

percetakan di Semarang.

Perusahaan Sinar Djawa tercatat sebagai satu-satunya perusahaan periklanan

di Hindia Belanda yang mempunyai “Agen Besar” (perwakilan) untuk Benua Eropa

dan Amerika. Perwakilan ini berkedudukan di Society Europrrnme de Publicitie ,

10Ruede la Victoire, Paris. Fungsi perwakilan ini pun cukup efektif dan bersifat timbal balik. Yang utama adalah untuk menangani komoditas impor dari benua Eropa

dan Amerika. Namun juga untuk mengiklankan tour keliling Jawa dengan kereta api,

ataupun hotel-hotel Eropa di Hindia Belanda (http:sejarah periklanan

Indonesia;majalah dictum.html).

2.1.4.2 Pengertian Iklan

Menurut Moriarty (2011:9), Iklan adalah bentuk komunikasi berbayar yang

menggunakan media massa dan media interaktif untuk menjangkau audiensi yang

luas dalam rangka menghubungkan sponsor yang jelas dengan pembeli (audiensi

sasaran) dan memberikan informasi tentang produk (barang, jasa, dan gagasan).

Defenisi iklan ini mengandung lima faktor :

1. Iklan biasanya dibayar oleh pengiklan, meski beberapa bentuk iklan, seperti

pengumuman layanan publik dibayar melalui sumbangan atau bahkan gratis.

2. Pesannya dibayar dan sponsornya diidentifikasi

3. Iklan umumnya menjangkau audiensi yang luas, yakni konsumen potensial,

entah itu dari kalangan umum atau kelompok sasaran tertentu

4. Kebanyakan iklan memberi informasi kepada konsumen dam memberitahu

mereka tentang produk atau perusahaan. Dalam banyak kasus, iklan juga

dimaksudkan untuk membujuk atau memengaruhi konsumen agar melakukan

sesuatu. Persuasi mungkin menggunakan pesan emosional dan informasi

5. Pesannya disampaikan melalui berbagai macam media massa, yang biasanya

(18)

spesifik, meskipun karakteristik ini berubah setelah munculnya internet dan

tipe media yang lebih interaktif.

Sedangkan menurut Morissan (2010:17), iklan adalah setiap bentuk

komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang

dibayar oleh satu sponsor yang diketahui. Adapun maksud dibayar pada defenisi

tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada

umumnya harus dibeli. Maksud kata nonpersonal berarti suatu iklan melibatkan

media massa (TV, Radio, Majalah, Koran) yang dapat menirimkan pesan kepada

sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat

nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untk

mendapatkan umpan balik yang segeradari penerima pesan (kecuali dalam hal direct

response advertising). Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan pemasang iklan harus betul-betul mempertimbangkan bagaimana asudiensi akan menginterpretasikan

dan memberikan respons terhadap pesan yang iklan maksud.

2.1.4.3 Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Iklan

Iklan ditujukan demi memupuk citra masyarakat calon konsemennya, karena

iklan bertalian dengan nilai kebaikan dan kebenaran. Tujuan [enyajian iklan menurut

Wahyu Wibowo (2003:5), yaitu :

1. Untuk menarik perhatian masyarakat calon konsumen

2. Menjaga atau memelihara citra nama (brand image) yang terpatri di benak

masyarkat

3. Menggiring citra nama itu hingga menjadi perilaku konsumen

Menurut Crawford (Wibowo, 2003:213), tujuan iklan adalah :

1. Menyadarkan komunikan dan memberi informasi tentang suatu barang, jasa,

dan ide

2. Menimbulkan dalam diri komunikan suatu perassa suka akan barang, jasa

(19)

3. Meyakinkan komunikan akan kebenaran tentang apa yang dianjurkan dalam

iklan itu dan karenanya menggerakkan untuk berusaha memiliki atau

menggunakan barang atau jasa yang dianjurkan.

Manfaat iklan yang terbesar adalah membawa pesan yang ingin disampaikan

oleh produsen kepada khalayak ramai. Saat ini iklan dapat menjangkau berbagai

daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen melalui siaran televisi atau

radio. Ada beberapa manfaat iklan bagi pembagunan masyrakat dan ekonomi, yaitu :

1. Iklan memperlua alternatif bagi konsumen. Dengan adanya iklan,

konsumen dapat mengetahui adanya berbagai produk, yang pada

gilirannya menimbulkan adanya pilihan

2. Iklanmembantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya.

Iklan-iklan yang secara gagah tampil di hadapan masyarakat dengan

ukuran besar dan logo yang cantik menimbulkan keprcayaan yang tinggi

bahwa perusahaan yang membuatnya bonafit dan produknya bermutu

3. Iklan membuat orang kenal, ingat, dan percaya

Periklanan sebagai salah satu bentuk komunikas mempunyai beberapa fungsi

(Shimp, 2003:357-361).

1. Informing (Memberi informasi)

Periklanan membuat konsumen sadar akan produk/merk baru, mendidik

mereka tentang berbagai fitur dan manfaat produk atau merk, serta

memfasilitasi penciptaan citra merk yang positif. Dengan kata periklanan

dapat menampilkan atau memberikan informasi-informasi bernilai lainnya

kepada para calon konsumennya

2. Persuading (Membujuk)

Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi para calon konsumen untuk

mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Terkadang bujukan ini

memang benar-benar membujuk para calon konsumen agar menginginkan

produk yang diiklankan tersebut, namun adakalanya bujukan ini hanya

(20)

3. Reminding (Mengingatkan)

Iklan menjada agar produk atau merk perusahaan tetap segar dalam

ingatan konsumen.

4. Adding Value (Memberikan nilai tambah)

Ada tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah

bagi penawaran-penawaran mereka , yaitu: inovasi, penyempurnaan

kualitas, atau mengubah persepsi konsumen

2.1.4.4 Jenis-Jenis Iklan

Menurut Berkowitz (Suhandang, 2010:45), pada hakikatnya periklanan dapat

dilakukan untuk berbagai tujuan yang berbeda, namun tetap didasari oleh dua tipe

subjeknya produk dan institusi.

1. Iklan tipe Produk

a. Pioneering (perintisan)

Iklan berbentuk pioneering biasanya digunakan untuk memperkenalkan

produk baru dengan menceritakan tentang produknya, dari apa produk itu

bisa dibuat, dan dimana dapat diperoleh

b. Competitive (persaingan)

Iklan yang mempromosikan cirri-ciri khusus dan keuntungan

penggunaannya dari barang atau jasa yang ditawarkannya merupakan

upaya competitive. Sasaran pesannya adalah mengajak atau membujuk

konsumen agar memilih jenis barang atau jasa perusahaan tertentu

ketimbang barang atau jasa perusahaan saingannya

c. Reminder (pengingatan kembali)

Iklan berbentuk reminder digunakan untuk memperkuat pengetahuan

sebelumnya akan sesuatu produk. Iklan demikian, tepat untuk

menawarkan produk-produk atau jasa yang telah mencapai posisi terkenal

dan berada dalam tahap pemantapan keberadaannya.

2. Iklan tipe Institusional

a. Iklan advocacy (pembelaan)

(21)

b. Iklan pioneering institusional

Seperti halnya tipe periklanan produk, digunakan untuk memberitahukan

tentang perusahaan apa, apa yang dihasilkan, dan dimana lokasinya

c. Iklan competitive institusional

Mengemukakan kelebihan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh

perusahaan tertentu dibanding dengan produk hasil peusahaan lain.

Namun dalam hal ini yang ditonjolkan bukan produkny, melainkan

perusahaan atau produsennya dalam menghasilkan produknya.

2.1.4.5 Komponen Iklan

Menurut Moriaty (2011:10), dalam rangka mendeskripsikan praktik iklan,

dapat dilihat pada komponen yaitu, strategi, ide kreatif, pelaksanaan kreatif, dan

perencanaan dan pembelian media (Gambar 2.1). Masing-masing membutuhkan

pemikiran kreatif dari kalangan professional periklanan yang bertanggung jawab

untuk mengembangkan dan implementasi.

Empat area ini juga merupakan konsep fundamental yang digunakan

kalangangan professional untuk menganalisis efektivitas upaya periklanan mereka.

Strategi

Gambar 2.1 Empat Komponen Iklan

a. Strategi iklan. Ini adalah perencanaan di balik ikla, strategi memberikan arah dan

fokus. Pengiklan membuat iklan untuk memenuhi tujuan tertentu dan dengan cemat

mengarahkan iklan itu ke audiensi, menciotakan pesan yang relevan dengan perhatian

audiensi dan mena-yangkan iklan itu di media. Strategi

Ide Kreatif Pelaksanaan

(22)

b. Ide kreatif. Konsep kreatif adalah ide sentral iklan yang akan menarik perhatian

konsumen dan akan selalu diingat. Kata kreatif mendeskripsikan aspek penting yang

menggerakkan seluruh bidang iklan. Perencanaan strategi membutuhkan pemecahan

masalah secara imajinatif. Usaha riset membutuhkan gagasan kreatif dan pembelian

serta penempatan iklan di media juga memerlukan pikiran kreatif.

c. Pelaksanaan Kreatif. Iklan yang efektif juga perlu dieksekusi dengan baik. Yang

berarti bahwa detail iklan seperti fotografi, tulisan, penampilan, lokasi dan

penempatan iklan, pencetakan dan cara pengambilan produk.

d. Perencanaan dan pembelian media. Setiap pesan harus disampaikan, apa pun

caranya. Kebanyakan pengiklan menggunakan media yang dapat menjangkau

khalayak luas, seperti televisi, majalah atau internet. Penentuan cara menyampaikan

pesan terkadang butuh kreativitas dan gagasan besar.

2.1.5 Media Massa Televisi

Media massa mengandung pengertian media yang dihasilkan oleh teknologi

modern seperti alat untuk menyampikan dan menyebarkan informasi

(Nurudin,2003:2). Dalam hal ini media massa menunjuk pada hasil produk teknologi

modern, baik itu cetak maupun elektronik sebagai saluran dalam komunikasi massa,

diantaranya televisi, radio, internet, majalah, koran, tabloid, buku dan film.

Dennis McQuail (1987) menyatakan asumsi pokok media massa sebagai

berikut :

1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan

lapangan kerja,barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media

juga merupakan industrti tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang

menghubungkan institusi tersebut dengan masyrakat dan institusi sosial lainnya.

2. Media massa merupakan sumber kekuatan alat control, manajemen, dan inovasi

dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau

sumber daya lainnya.

3. Media merupakan lokasi yang semakin berperan untuk menampilkan

(23)

4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja

dalam pegertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian

pengembangan tata cara, mode, gaya gidup, dan norma-norma.

5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh

gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyrakat dan kelompok secara

kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan

dengan berita dan hiburan (Nurudin,2007:34).

2.1.5.1 Televisi Sebagai Media Iklan

2.1.5.1.1Pengertian dan Sifat Televisi

Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa yunani)

yang berarti jauh, dan visi (videre – bahasa latin) yang berarti pengelihatan. Dengan

demikian televisi atau television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini

diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi)

dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima (televisi set).

Secara operasional, pengertian televisi adalah sistem pengambilan, registrasi,

penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar

ditangkap melalui kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung

lewat kawat kepada pesawat penerima. Lazimnya, cara penyampaian gambar

sekarang menggunakan gelombang elektromagnetik, yang disiarkan stasiun pemancar

televisi. Pesawat penerima mengubah gelombang elektromagnetik manjadi gambar

dan suara.

Sifat media televisi adalah menguasai ruang, tetapi tidak menguasai waktu.

Artinya televisi hanya dapat dilihat dan didengar oleh penontonnya secara sepintas,

tatapi tidak dapat diulang. Sifatnya yang hanya dapat dilihat sepintas ini sangat

mempengaruhi cara-cara penyampaian pesannya, yaitu selain harus menarik, setiap

pesan yang disampaikan haruslah mudah dimengerti oleh pemirsanya. Televisi

(24)

2.1.5.1.2Perkembangan Televisi di Indonesia

Televisi dirintis oleh para ahli sejak awal abad 19 dan berkembang dengan

pesat pada akhir abad ke 20, sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya

teknologi elektronika yang banyak mendukung perkembangan dunia pertelevisian itu

sendiri.

Di Indonesia, siaran televisi untuk pertama kalinya dapat dinikmati

pemirsanya tanggal 17 Agustus 1962, melalui siaran percobaan dari istana merdeka,

untuk menyiarkan secara langsung Upacara Peringatan Hari Proklamasi ke-17.

Berdasarkan siaran percobaan tersebut, mulai tanggal 24 Agustus 1962 mulailah

TVRI menyiarkan siaran secara tetap diawali dengan menyiarkan Upacara

Pembukaan Asian Games IV. Siaran ini merupakan siaran langsung dari stadion

utama Gelora Bung Karno yang sekarang bernama Stadion Gelora Senayan. Tanggal

24 Agustus 1962 tersebut ditetapkan secara resmi sebagai Hari jadi TVRI. Pada saat

itu, siaran televisi masih dibatasi anatara 1-2 jam sehari.

Sejak saat itu televisi di Indonesia terus berkembang, begitu juga dengan

iklannya, walaupun sebenarnya sejarah periklanan televisi sudah dimulai pada tahun

1947 berupa iklan sponshorship. Kegiatan periklanan televisi di Indonesia sudah ada

sejak tahun 1963 dan terus berkembang sampai pada tanggal 1 April 1981 adanya

Surat Keputusan Menteri Penerangan RI No. 30/1981 yang menutup sama sekali

siaran iklan di Televisi. Sejak saat itu media lainnya seperti radio, surat kabar, dan

majalah menjadi sasaran pemasang iklan. Kemudian pada tahun 1987 tentang Siaran

Saluran Terbatas. Sejak saat itu mulai muncul kembali harapan periklanan di dunia

pertelevisian Indonesia. Pada saat itu masih dengan system kabel jadi diarannya

masih terbatas, diawali dengan mengudaranya RCTI pada tahun 1988. Kemudian

system kabel dibuka untuk umum pada tanggal 26 Agustus 1990 sehingga iklan yang

dimuat di televisi swasta dapat disimak oleh orang umum. Berdasarkan SK Menteri

Menpen tanggal 24 Juli 1990, siaran televisi tidak lagi menjadi monopoli TVRI, dan

siaran swasta dapat dinikmati oleh umum tanpa sistem berbayar, maka sejak itu

televisi-televisi swasta di Indonesia mulai bermunculan satu per satu hingga sekarang

(25)

Industri periklanan di Indonesia pun mengalami perkembangan yang pesat

setelah adanya deregulasi pemerintah di bidang pertelevisian tersebut. Munculnya

televisi-televisi swasta di Indonesia yang secara kondisional diizinkan untuk

menayangkan iklan-iklan komersial menyebabkan industri periklanan harus

mengakselerasikan diri untuk mengimbangi perkembangan yang ada. Anggaran ikllan

yang selama ini dinikmati oleh media cetak dan radio secara perlahan beralih ke

televisi. Dari tahun ke tahun total belanja iklan di televisi terus meningkat

dibandingkan media-media lainnya.

2.1.5.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Televisi

Salah satu media periklanan adalah televisi. Menurut Morissan (2010:240),

televisi memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan jenis media lainnya untuk

beriklan hal ini karena televisi dapat mencangkup daya luas, selektivitas dan

fleksibilitas, fokus perkatian, kreativitas dan efek, prestise, serta waktu tertentu.

A. Kelebihan

1. Daya Jangkau Luas

Penetrasi televisi dewasa ini sudah sangat luas, khususnya televisi yang

bersiaran secara nasional. Harga pesawat televisi yang semakin murah dan daya

jangkau siaran yang semakin luas menyebabkan banyak orang yang sudah dapat

menikmati siaran televisi. Daya jangkau siaran yang luas ini memungkinkan pemasar

memperkenalkan dan mempromosikan produk barunya secara serentak dalam

wilayah yang luas bahkan ke seluruh wilayah suatu negara.

2. Selektivitas dan Fleksibilitas

Televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektif dalam menjangkau

audiensinya sehingga sering dianggap sebagai media yang lebih cocok untuk produk

konsumsi massal. Televisi dianggap sebagai media yang sulit untuk menjangkau

segmen audiensi yang khusus atau tertentu. Namun, sebenarnya televisi dapat

menjangkau audiensi tertentu tersebut karena adanya variasi komposisi audiensi

(26)

Stasiun televisi juga dapat menayangkan program siaran yang mampu

menarik perhatian kelompok audiensi tertentu yang menjadi target promosi suatu

produk tertentu. Selain audiensi yang besar, televisi juga menawarkan fleksibilitasnya

dalam hal audiensi yang dituju. Jika suatu perusahaan manufaktur ingin

mempperomosikan barangnya pada suatu wilayah tertentu, maka perusahaan itu dapat

memasang iklan pada stasiun televisi yang terdapat si wilayah yang bersangkutan.

3. Fokus Perhatian

Siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat perhatian audiensi pada saat

iklan itu ditayangkan. Jika audiensi tidak menekan remote control nya untuk melihat

program stasiun televisi lain, maka ia harus menyaksikan tayangan iklan televisi itu

satu per satu.

4. Kreativitas dan efek

Televisi merupakan media iklan yang paling efektif karena dapat

menunjukkan cara bekerja suatu produk pada saat digunakan. Iklan yang disiarkan

dapat menggunakan kekuatan personalitas manusia untuk mempromosikan

produknya.

5. Prestise

Perusahaan yag mengiklankan produknya di televisi biasanya akan menjadi

sangat dikenal orang. Baik perusahaan yang memproduksi barang tersebut maupun

barangnya itu sendiri akan menerima status khusus dari masyarakat.

6. Waktu Tertentu

Suatu produk dapat diiklankan di televisi pada waktu-waktu tertentu ketika

pembeli potensialnya berada di depan televisi. Dengan demikian, pemasang iklan

akan menghindari waktu-waktu tertentu pada saat target konsumen mereka tidak

menonton televisi.

B. Kekurangan

1. Biaya besar mulai pre-produksi sampai produksi

2. Khalayak tidak selektif karena segmentasinya tidak setajam radio atau

(27)

3. Kesulitan teknis dimana iklan-iklan tidak bisa secara leluasa dipindah jam

tayang karena kepadatan program televisi.

2.1.6 Positioning

2.1.6.1 Pengertian Positioning

Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya, di

alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu. Dengan

demikian,positioning harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan langkah

yang tepat. Pengelola pemasaran harus mengetahui bagaimana konsumen memproses

informasi, menciptakan persepsi, dan bagaimana persepsi mempengaruhi

pengambilan keputusannya.Sebab, sekali informasi ditempatkan pada posisi yang

salah, ia akan sulit diubah (Morissan,2010:72).

Sedangkan menurut Philip Kotler, Positioning adalah tindakan mendesain

penawaran dan citra perusahaan sehingga perusahaan dapat berada di posisi

kompetitif yang bermakna dan berbeda di benak pelanggan. Menurut Hermawan

Kartajaya, positioning adalah proses menempatkan keberadaan perusahaan di benak

pelanggan dengan membangun kepercayaan, keyakinan, dan kepercayaan kepada

pelanggan (Handayani, 2010:19).

Positioning menjadi penting bagi perusahaan karena tingkat kompetisi yang cukup tinggi saat ini. Persepsi terhadap perusahaan atau produk memegang peranan

penting dalam konsep positioning karena khalayak menafsirkan media bersangkutan

melalui persepsi yaitu hubungan-hubungan asosiatif yang disimpan melalui proses

sensasi. Persepsi membantu manusia memahami dunia di sekelilingnya untuk

disimpan dalam memorinya.

Suatu produk harus memiliki pernyataan positioning yang memiliki hubungan erat

dengan strategi merebut konsumen dan harus bisa mewakili citra atau persepsi yang

hendak dicetak dalam benak konsumen. Citra itu harus berupa suatu hubungan

(28)

Pernyataan positioning berupa kata-kata yang diolah dalam bentuk rangkaian

kalimat menarik yang disampaikan dengan manis. Kata-kata itu adalah atribut yang

menunjukkan segi-segi keunggulan suatu produk atau perusahaan terhadap para

pesaingnya. Semua kata-kata harus dirancang berdasarkan informasi pasar.

Pernyataan yang dihasilkan harus cukup singkat, mudah diulang-ulang dalam iklan

atau yang kuat terhadap pasar sasaran. Pernyataan positioning yang baik dan efektif

harus mengandung dua unsur yakni klaim yang unik dan bukti-bukti yang

mendukung.

Pernyataan positioning itu harus dapat diungkapkan secara jelas dan tegas

yang dapat disusun berdasarkan pengalaman yang panjang dalam bidang tertentu,

hasil-hasil studi, informasi dari mulut ke mulut, atau publisitas yang ada. Pernyataan

itu selain memuat atribut-atribut yang penting bagi konsumen juga harus dinyatakan

dengan mudah, enak di dengar,dan harus dapat dipercaya. Pernyataan itu harus

disebarluaskan dengan teknik-teknik audiovisual yang baik dan dengan frekuensi

yang sering.

Kalimat positioning memiliki defenisi sebagai sebuah arti yang tidak ternilai

harganya dalam memberikan fokus dan kemurnian untuk sebuah pembentukan atau

pembangunan strategi dan taktik pemasaran. Berdasarkan positioning statement ,

perusahaan harus membuat tag line penawaran melalui media komunikasi agar calon

pelanggan lebih mudah mengingatnya. Idealnya, tag line ini harus terdiri dari 3-5 kata

dan terdapat pesan yang ingin disampaikan.

2.1.6.2 Teknik Mengkomunikasikan Positioning

Positioning statement harus diinformasikan juga kepada pihak agency yang akan membantu mengkomunikasikan penawaran ke pasar, sehingga positioning yang

diinginkan perusahaan dapat dikomunikasikan ke pasar melalui media dan pesan

(29)

Teknik mengkomunikasikan positioning dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Kreatif

Positioning harus didesain sekreatif mungkin untuk mencuri perhatian pelanggan dan mampu tertanam di benak pelanggan secara positif.

b. Sederhana dan Jelas

Positioning yang disampaikan ke pelanggan harus sesederhana dan sejelas mungkin sehingga pelanggan tidak kerepotan menangkap

esensi dari positioning.

c. Konsisten

Positioning harus konsisten sehingga bisa menghujam ke benak pelanggan lebih lama, namun harus cepat dirubah atau repositioning

kalau sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi lingkungan makro,

perusahaan, atau pasar.

d. Ampuh

Positioning harus memiliki kata ampuh untuk menghujam ke benak pelanggan, mendominasi kategori yang akan dimasuki, dan berusaha

sekuatnya untuk melindungi posisi dominan dari serangan pesaing.

e. Bahasa yang sesuai target pasar

Gunakan bahasa sesuai target pasar yang dituju di dalam positioning

merek.

2.1.7 Teori AIDDA

Teori AIDDA disebut AA procedure atau from attention to action procedure

yang dikemukakan oleh Wilbur schramm. Menurut Effendi (2004:25) AIDDA adalah

akronim dari kata-kata attention (perhatian), interest (minat), desire (hasrat), decision

(keputusan) dan action (tindakan).

Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Berdasarkan

konsep AIDDA agar khalayak membaca dan melakukan action apa yang dianjurkan

pihak penyusun berita atau tajuk artikel, maka pertama-tama mereka harus

(30)

kini menyusul upaya menumbuhkan minat. Upaya ini berhasil dengan mengutarakan

hal-hal yang menyangkut kepentingan komunikan. Karena itu komunikator harus

mengenal siapa komunikan yang dihadapinya.

Dalam penelitian ini dapat digambarkan bahwa iklan deodoran Axe sebagai

komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya kepada pria dengan tujuan untuk

menarik perhatian agar pesan yang disampaikan oleh produk tersebut dapat diterima.

Penerimaan pesan-pesan yang ditawarkan oleh iklan positioning Axe Apollo kepada

khalayak sasarannya (mahasiswa FISIP USU) ini melalui beberapa tahapan. Adapun

tahapan itu meliputi :

1. Perhatian (attention), yaitu khalayak melihat dan memperhatikan iklan

yang ditayangkan di RCTI. Perhatian ini muncul karena iklan dikemas

sedemikian rupa dengan alur cerita dan pemilihan model yang tepat dan

sesuai sehingga kelihatan menarik.

2. Ketertarikan(interest), yaitu setelah perhatian khalayak terfokus kepada

iklan yang ditampilkan maka perhatian tersebut dapat berubah menjadi

minat. Jika menggunakan kata-kata/kalimat yang menarik maka

menimbulkan rasa ingin tahu lebih jauh mengenai produk yang diiklankan

tersebut.

3. Keinginan/hasrat (desire), yaitu keinginan atau hasrat khalayak untuk

memilih, memakai, melakukan sesuatu harus dibangkitkan, yakni dari

proses ada rasa kepentingan atau ketertarikan terhadap iklan, lalu timbul

keinginan-keinginan para pria menjadi seperti figur yang ada dalam iklan

tersebut yang dapat memikat dan menarik perhatian lawan jenis.

4. Keputusan (decision) membeli, merupakan sikap yang menimbulkan

adanya perhatian, ketertarikan dan hasrat untuk melakukan sesuatu dalam

(31)

5. Tindakan (action), merupakan wujud dari keseluruhan tahapan teori yang

menghasilkan suatu aksi atau tindakan nyata dan konkret yakni melakukan

transaksi dengan penjual guna memenuhi kebutuhannya. Namun dalam

penelitian, tahapan action tidak menjadi prioritas dan tujuan dilakukannya

penelitian.

Bila dikaitkan dengan periklanan, maka minat adalah sikap yang timbul dalam

diri seseorang setelah membaca, mendengar, atau menonton suatu iklan dimana orang

tersebut menjadi ingin tahu mengenai produk yang diiklankan dan berhasrat ingin

memilikinya atau membelinya.

2.1.8 Pengertian Minat Beli

Seorang komunikator akan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah

laku komunikan apabila antara mereka merasa adanya persamaan. Oleh karena itu,

seorang komunikator harus dapat membangkitkan perhatian komunikan sehingga

diantara mereka timbul persamaan makna akan suatu hal yang akan menjadi langkah

awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian telah dibangkitkan, maka selanjutnya

diikuti dengan upaya menumbuhkan minat. Minat sifatnya sangat pribadi (personal).

Minat merupakan keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat kuat

terhadap sesuatu.

Minat digambarkan sebagai sebuah situasi seseorang sebelum melakukan

tindakan yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakannya.

Minat merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang

menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian (Kotler, 2002:15).

Minat adalah sikap yang menimbulkan perhatian, rasa ingin yahu lebih rinsi

dalam diri seseorang, dan adanya keinginan/hasrat untuk melakukan sesuatu yang

muncul akibat adanya objek tertentu. Minat adalah rasa suka/senang dan rasa tertarik

pada suatu objek atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh dan biasanya ada

(32)

Menurut Effendi (2003:103), minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang

merupakan titik tolak tmbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan. Minat dapat

menyebabkan seseorang giat melakukan sesuatu yang telah menarik perhatiannya.

Minat dan sikap erat hubungannya, dan kedua hal tersebut merupakan dasar bagi

prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil suatu keputusan.

Minat akan timbul bila ada unsur-unsur sebagai berikut :

1. Terjadinya sesuatu hal yang menarik

2. Terdapat kontras, yaitu hal yang menonjol satu dengan yang lainnya, sehingga

apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian

3. Adanya harapan mendapatkan keuntungan atau mungkin gangguan dari hal

yang dimaksud

2.1.9 Ciri-ciri Minat

Menurut A. W. Wijaya (1993:45), minat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Minat tidak dibawa sejak lahir

2. Minat dapat berubah-ubah (sifatnya situasional dan temperal)

3. Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus

maupun objek

4. Objek minat dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan

(33)

2.2 Kerangka Konsep

Konsep penelitian merupakan kerangka acuan peneliti didalam mendesain instrument penelitian. Lebih konkret, konsep adalah generalisasi dari sekelompok

fenomena yang sama. Konsep dibangun dari teori-teori yang digunakan untuk

menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. Karena itu, konsep memiliki tingkat

generalisasi yang berbeda satu dengan yang lainnya, bila dilihat dari kemungkinan

dapat diukur atau tidak. Selain itu, konsep harus merupakan atribut berbagai

kesamaan dari fenomena yang berbeda (Bungin, 2010:57).

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (X)

Variabel Independent atau bebas adalah variabel yang menentukan arah atau

perubahan tertentu pada variabel terikat, sementara variabel bebas berada pada posisi

yang lepas dari pengaruh variabel tergantung (Bungin, 2010:62). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah iklan positioning brand Axe Apollo.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel dependent atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas (Bungin, 2010:62). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Minat

Beli.

Variabel X Iklan Positioning Brand

Axe Apollo

Variabel Antara Z Karakteristik

Responden

(34)

3. Karakteristik Responden (Z)

Karakteristik responden merupakan cirri-ciri daripada responden yang akan

dijadikan sampel pada penelitian. Karakteristik tersebut meliputi usia, departemen

dan frekuensi menonton.

2.3 Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangan konsep yang telah diuraikan diatas,

maka untuk memudahkan penelitian, perlu dibuat variabel penelitian sebagai berikut :

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

Positioning Brand

1. Kreatif

2. Sederhana dan Jelas

3. Konsisten

4. Ampuh

5. Bahasa yang sesuai target pasar

2. Variabel Terikat (Y)

Minat Beli Mahasiswa

1. Perhatian (Attention)

2. Ketertarikan (Interest)

3. Keinginan/hasrat (Desire)

4. Keputusan membeli (Decision)

5. Variabel Antara

Karakteristik Responden

1. Usia

2. Departemen

(35)

2.4 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang

telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu

petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan

kata lain. Defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu

peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2008:46).

Variabel Bebas

Variabel bebas yakni positioning brand meliputi :

1. Kreatif

Kreatif yaitu kemampuan iklan Axe Apollo dalam membuat pernyataan

positioning yang orisinil yaitu asli atau tidak meniru, berbeda dengan produk lainnya, dan dapat mengambil perhatian konsumennya.

2. Sederhana dan jelas

Sederhana dan jelas yaitu kemampuan iklan Axe Apollo dalam membuat

pernyataan positioning yang dapat dimengerti, dipahami dan mengetahui

makna yang tersirat di dalamnya.

3. Konsisten

Konsisten yaitu kemampuan iklan Axe Apollo dalam membuat pernyataan

(36)

4. Ampuh

Ampuh yaitu kemampuan iklan Axe Apollo dalam membuat pernyataan

positioning yang dapat mempengaruhi sikap dan keputusan konsumen yakni mahasiswa FISIP USU.

5. Bahasa yang sesuai target pasar

Bahasa yang sesuai yaitu kemampuan iklan Axe Apollo dalam membuat

pernyataan positioning yang sesuai dengan target pasar. Target pasar produk

Axe adalah pria yang berusia 17-29 tahun yang ingin menambah kepercayaan

dirinya.

Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah :

1. Perhatian (attention) adalah pemusatan pemikiran terhadap suatu objek yaitu

iklan Axe Apollo sehingga iklan tersebut lebih mudah diingat dan dipahami.

Perhatian ini muncul karena iklan Axe Apollo dibuat sedemikian rupa

sehingga kelihatan menarik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pemilihan konsumen yang akan diperhatikan, antara lain: model iklan, warna,

penataan gambar dan musik / jingle yang digunakan.

2. Ketertarikan (interest) adalah gejala psikologis yang menunjukkan pemusatan

perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang dan ingin

mengetahui lebih lanjut tentang produk Axe dengan mencari informasi lebih

jauh tentang Axe dan akhirnya tertarik menggunakannya.

3. Keinginan/hasrat (desire) adalah sikap yang timbul pada diri seseorang untuk

mendapatkan suatu objek tertentu. Iklan Axe Apollo berusaha untuk

menimbulkan rasa keinginan kepada pria yang menjadi sasaran konsumennya

untuk menjadi figur dalam iklan tersebut yakni badan yang wangi, disukai

oleh lawan jenis hingga menjadi pusat perhatian sehingga akhirnya ingin

(37)

4. Keputusan membeli (decision) ialah suatu tindakan untuk mengambil

keputusan dari dua pilihan atau lebih. Keputusan membeli suatu produk

memiliki beberapa tahapan yakni pemilihan produk , kepercayaan terhadap

manfaat dan keuntungan suatu produk, keyakinan terhadap suatu produk dan

rekomendasi.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah :

1. Usia, yakni umur responden pada saat pengisian responden

2. Departemen Program regular S1 yang ada di FISIP USU, yaitu Administrasi

Bisnis, Administrasi Negara, Antropologi, Ilmu Komunikasi, Ilmu Politik,

Kesejahteraan Sosial, dan Sosiologi

3. Frekuensi menonton, yaitu tingkat keseringan mahasiswa FISIP USUyang

menonton iklan Axe Apollo versi terbang ke luar angkasa minimal 2 kali

2.5 Hipotesis

Hipotesis diperlukan sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna,

sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui

penelitian. Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dimaksud

dengan data di lapangan. Penggunaan hipotesis dalam penelitian karena hipotesis

sesungguhnya baru sekedar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan

dilakukan ( Bungin, 2010:76).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Terdapat pengaruh antara iklan positioning Axe di RCTI terhadap minat

beli Mahasiswa FISIP USU

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara iklan positioning Axe di RCTI terhadap

Gambar

Tabel 2.1 Fungsi Komunikasi Massa Alexis S. Tan
Gambar 2.1 Empat Komponen Iklan

Referensi

Dokumen terkait

Timestamp

03 tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Anggota Dewan Pengawas Syariah di Lembaga Ke- uangan Syariah, sebenarnya telah menetapkan syarat menjadi anggota DPS yaitu:

Etika normatif juga dapat dibedakan dari segi benar dan tidaknya suatu tindakan dan baik-buruknya akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut, yakni: 1) Etika Deontologis,

Teknik- teknik congestion management digunakan untuk mengatur dan memberikan prioritas trafik pada jaringan di mana aplikasi meminta lebih banyak lagi bandwidth

[r]

A recent report from South Africa demonstrated that high doses of atorvastatin (amorphous type, 80 mg / day) was effective in suppressing cholesterol synthesis and keeping LDL-C

Hamka No 2A, Air Tawar Timur, Padang Utara, Air Tawar Tim., Padang Utara, Kota Padang, Sumatera

The purpose here was to examine the effect of hyper- tension and other risk factors on the diameters of the aorta and the common iliac and common femoral arteries in a