• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencarian Rute Terpendek pada Jalur Perlombaan Robot Pemadam Api dengan Algoritma Evolution Strategies

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pencarian Rute Terpendek pada Jalur Perlombaan Robot Pemadam Api dengan Algoritma Evolution Strategies"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pencarian Rute Terpendek pada Jalur Perlombaan Robot Pemadam Api dengan

Algoritma Evolution Strategies

Benny Ermawan

Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, FT UMRAH

Hendra Kurniawan, S.Kom., M.Sc.Eng

Dosen Program Studi Teknik Informatika, FT UMRAH

Alena Uperiati, S.T., M.Cs.

Dosen Program Studi Teknik Informatika, FT UMRAH

ABSTRAK

Perkembangan teknologi saat ini membuat manusia semakin terbantu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kemajuan teknologi ini robot pemadam api dapat memilih jarak terdekat dari daerah tersebut untuk di lalui, karena dapat menghemat waktu serta bahan bakar tentunya. Untuk jalur robot tertentu rute terdekat yang sangat diperhitungkan sekali untuk menghindari kerugian. Membantu dalam menentukan rute terpendek dapat digunakan peta jalur dan memilih jalur yang di anggap terpendek dari daerah asal ke daerah tujuan. Namun hal ini dirasa kurang maksimal dan memperlambat karena harus memilih sendiri dari banyak jalur yang ada dan melakukan perhitungan sendiri mana kira-kira rute terpendek dari daerah asal menuju daerah tujuan yang dihendaki.

Dalam penelitian ini menggunakan algoritma Evolution Strategies (ES) Tipe proses ES yang digunakan adalah (μ + λ) sehingga proses elitism selection melibatkan parent dan offspring. Solusi optimal tidak di pengaruhi dari ukuran offspring dan sigma. Hasil akhir berupa pencarian rute terpendek pada jalur perlombaan robot pemadam api.

Kata kunci: Evolution Strategies, Pencarian Rute Terpendek

ABSTRACT

Current technological developments make human beings increasingly assisted in completing a job. This technological advancement fire fighting robot can choose the shortest distance from the area to be passed, because it can save time and fuel of course. For specific robot path nearby s very calculated once to avoid losses. Assist in determining the shortest route can be used trail map and choose the path that is considered the shortest from origin to destination. But this is less the maximum and should choose their own slow because of the many paths that exist and do the calculations yourself where do you think the shortest route from the place of origin to the destination that backfire.

In this study, using algorithms Evolution Strategies (ES) ES Process type used is (μ + λ) so that elitism selection process involves parent and offspring. The optimal solution is not influenced from the size of offspring and sigma. The final result of the shortest route search on the lane track fire extinguisher robot.

(2)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang A.

Perkembangan teknologi saat ini

membuat manusia semakin terbantu

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Kemajuan teknologi ini robot pemadam

api dapat memilih jarak terdekat dari

daerah tersebut untuk di lalui, karena

dapat menghemat waktu serta bahan bakar

tentunya. Untuk jalur robot tertentu rute

terdekat yang sangat diperhitungkan

sekali untuk menghindari kerugian.

Kesulitan menentukan rute terdekat

karena terdapat banyak jalur yang ada

pada tiap rute robot pemadam api

sehingga banyak sekali jalur yang dapat di

lalui sampai ke tujuan. Suatu jalur

memiliki banyak jalur alternatif dari

kedudukan semula ke kedudukan yang

dihendaki.

Membantu dalam menentukan rute

terpendek dapat digunakan peta jalur

robot pemadam api dan memilih jalur

yang di anggap terpendek dari daerah asal

ke daerah tujuan. Namun hal ini dirasa

kurang maksimal dan memperlambat

karena harus memilih sendiri dari banyak

jalur yang ada dan melakukan perhitungan

sendiri mana kira-kira rute terpendek dari

daerah asal menuju daerah tujuan yang

dihendaki.

Oleh kerena itu diperlukan suatu

sistem yang dapat membantu menemukan

rute terpendek dari daerah asal ke daerah

tujuan serta terkomputerisasi sehingga

memudahkan dalam menentukan rute

terpendek yang di dapat. Salah satunya

menggunakan

Algoritma

Evolution

Strategies.

Teknik

optimasi

Evolution

Strategies (ES) dicetuskan sejak awal

tahun 1960-an seperti halnya Algoritma

genetika, ES telah diaplikasikan dalam

berbagai bidang, misalnya penjadwalan

pemrosesan sinyal digital pada system

multiprocessor, pemrosesan citra dan

computer vision, optimasi pelepasan

airbag secara otomatis pada mobil, dan

penjadwalan

tugas

pada

real-time

distributed computing systems. ES juga

efektif dikombinasikan/dihibridasi dengan

algoritma lain seperti particle swarm

optimization untuk penjadwalan staff

(Mahmudy, 2013).

Telah

terdapat

penelitian

sebelumnnya mengenai pencarian rute

optimum dengan Evolution Strategis

Delivery order. Delivery order merupakan

salah satu layanan jasa pesan antar

makanan siap saji yang cukup diminati

masyarakat

yang

di

lakukan

oleh

Endarwati dkk. (2014). Dari penelitiannya

menunjukkan bahwa Algoritma Evolution

Strategies

dapat

digunakan

untuk

menyelesaikan permasalahan pencarian

rute terpendek Delivery order.

Berdasarkan

pada

penelitian

sebelumnya, mengenai pencarian rute

terpendek maka penulis akan melakukan

penelitian tentang “Pencarian Rute

Terpendek pada Studi Kasus Jalur

Perlombaan Robot Pemadam Api dengan

Algoritma Evolution Strategies “.

Perumusan Masalah B.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian pada tugas akhir ini yaitu bagaimana mengetahui rute terpendek pada jalur perlombaan robot pemadam api dengan menggunakan Algoritma Evolution Strategies.

Batasan Masalah C.

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sesuai dengan latar belakang yang sudah diuraikan, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Data-data yang digunakan untuk mencari rute terpendek pada jalur perlombaan robot mencakup nilai rute yang ada pada jalur perlombaan. 2. Pencarian rute terpendek dengan

menggunakan Algoritma Evolution Strategies dimana akan mencari rute terpendek pada jalur perlombaan robot pemadam api.

3. Titik awal selalu dari 1 (satu). Tujuan Penelitian

D.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka disimpulkan tujuan dari penulisan

(3)

tugas akhir ini adalah untuk menentukan rute terpendek pada perlombaan robot pemadam api dari daerah awal sampai daerah tujuan yang dikehendaki menggunakan Algoritma Evolution Strategies.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Terdahulu

A.

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu antara lain:

Endarwati dkk. (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Pencarian Rute Optimum dengan Evolution Strategis. Delivery order merupakan salah satu layanan jasa pesan antar makanan siap saji yang cukup diminati masyarakat. Adanya layanan delivery order memberi kemudahan bagi konsumen dalam mendapatkan makanan. Salah satu perusahaan yang menggunakan layanan delivery order adalah Pizza Hut Delivery (PHD) Rungkut Yakaya Surabaya. Dalam melakukan pengantaran makanan, kurir perusahaan harus mengetahui rute yang harus dilewati. Pada pengujian sistem dalam penetuan rute optimum dengan menggunakan ES, dilakukan dengan 2 uji coba. Uji coba I yaitu pengaruh kombinasi ukuran populasi (miu) dan ukuran offspring (lamda) dilakukan pada generasi 100. Ukuran jumlah populasi yang digunakan adalah 5, 10, 25, 30, 35, 40, 45, dan 50. Sedangkan untuk ukuran jumlah offspring adalah 1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan 10. Rata-rata nilai fitness tertinggi diperoleh ketika generasi berjumlah banyak yaitu 50 dan 100 generasi dengan rata-rata fitness sebesar 0.1932500. Sedangkan nilai fitness terkecil diperoleh pada saat jumlah generasi 10.

Vista dan Mahmudy (2015) dalam penelitiannya yang berjudul penerapan Algoritma Evolution Strategies untuk optimasi distribusi barang dua tahap. Permasalahan optimasi distribusi barang dua tahap diselesaikan dengan Algoritma Evolution Strategies menggunakan representasi kromosom permutasi dua segmen, dimana segmen pertama merepresentasikan jalur distribusi tahap 1 dan segmen kedua merepresentasikan jalur

distribusi tahap 2. Pada pengujian yang dilakukan pada kasus distribusi barang dua tahap dari 2 produsen ke 5 agen dan 10 sub agen diperoleh fitness solusi yang mendekati optimal sebesar 0,22441651705566. Fitness tersebut dihasilkan dari pengujian menggunakan parameter Algoritma Evolution Strategies, yaitu ukuran populasi 100, ukuran offspring (λ) 5µ, perbandingan mutasi segmen 1: segmen 2: segmen 1 dan 2 adalah 20:30:50, dan jumlah generasi 50. Hasil akhir dari penelitian ini adalah jalur distribusi barang dua tahap dengan biaya distribusi yang optimal.

Putri dkk. (2015) Dengan Penelitiannya yang Berjudul Optimasi Model Fuzzy AHP dengan Menggunakan Algoritma Evolution Strategies (Studi Kasus: Pemilihan Calon Penerima Beasiswa PTIIK Universitas Brawijaya). Dilakukan optimasi ini diharapkan dapat menghasilkan hasil seleksi yang lebih lebih baik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 data mahasiswa yang akan diseleksi. Proses Algoritma Evolution Strategies ini menggunakan representasi kromosom real-coded. Representasi kromosom disini mewakili batas interval dari tiap – tiap kriteria, metode mutasi yang digunakan adlah random mutation, dan dalam proses seleksi menggunakan seleksi elitism. Dari hasil penelitian didapatkan hasil paling optimal jumlah populasi 8 dan jumlah offspring 7 dengan 90 generasi menghasilkan rata – rata nilai fitness 0.97. Hasil akhir dari penelitian ini adalah perengkingan dari kromosom yang paling optimal.

Okada dkk. (2012) dengan penelitiannya yang berjudul Comparison of Evolution Strategy, Genetic Algorithm and Their Hybrids on Evolving Autonomous Game Controller Agents. Perbandingan dua (Algoritma Evolution Strategies dan Algoritma Genetika) dalam penelitian ini dicontohkan pada simulasi balap mobil CIG 2007 dan Mario AI 2009. Dalam aplikasi simulasi balap mobil, konvergen diamati pada Evolution Strategies, dan Algoritma Genetika mengungguli Evolution Strategies di separuh generasi terakhir. Selain itu penggabungan yang menggunakan Algoritma Genetika dan Evolution Strategies merupakan solusi terbaik

(4)

diantara seluruh solusi yang dihasilkan. Hasil ini menunjukkan kemampuan Algoritma Genetika pada pencarian dalam tahap awal dan kemampuan Evolution Strategies untuk pencarian. Dalam aplikasi Mario AI, Algoritma Genetika ini menunjukkan manfaat dalam percobaan ini. Operator campuran crossover dan mutasi Algoritma Genetik dapat berkontribusi dengan baik untuk mengeksplorasi ruang pencarian yang luas.

Algoritma Evolution

Strategies (ES)

B.

Prosedur umum dalam ES dapat dinyatakan dengan istilah (μ,λ). Di mana μ adalah jumlah solusi awal atau populasi awal, sedangkan λ merupakan jumlah solusi yang dihasilkan dari generasi awal (offspring).

Karena ES lebih mengandalkan mutasi, maka proses rekombinasi tidak selalu digunakan. Secara umum terdapat empat tipe proses dari ES, yaitu :

- (μ,λ) - (μ/r, λ) - (μ + λ) - (μ/r + λ)

ES (μ,λ) tidak menggunakan rekombinasi dalam proses reproduksi. Seleksi menggunakan elitism selection hanya melibatkan individu dalam offspring, individu induk dalam populasi tidak dilibatkan. ES (μ/r,λ) serupa dengan ES (μ,λ) dengan tambahan melibatkan proses rekombinasi. ES (μ+ λ) tidak menggunakan rekombinasi dan proses seleksi menggunakan elitism selection melibatkan individu offspring dan induk (Mahmudy, 2013).

Apabila P(t) dan C(t) merupakan populasi (parents) dan offspring pada generasi ke-t maka siklus ES dapat dideskripsikan sebagai berikut : procedure EvolutionStrategies begin t = 0 inisialisasi P(t): generate μ individu

while (bukan kondisi berhenti) do

recombinasi: produksi C(t) P(t)

mutasi C(t)

seleksi P(t+1) dari P(t) dan C(t)

t = t + 1

end while end

Gambar 1 Procedure ES

Struktur Evolution Strategies (ES)

C.

Beberapa notasi digunakan oleh Evolution Strategies. μ (miu) menyatakan ukuran populasi (sama seperti popSize pada GAs). λ (lambda) menyatakan banyaknya offspring yang dihasilkan pada proses reproduksi (sama seperti crossover rate dan mutation rate pada GAs). Beberapa penelitian menyarankan besarnya nilai λ sebesar 7μ. Algoritma Evolution Strategies.

Secara umum struktur dari suatu algoritma genetika dapat mendefenisikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Representasi kromosom

Kromosom tersusun dari sejumlah gen yang merepresentasikan variable-variable (Lange, 2007). Pada Algoritma Evolution Strategies, representasi kromosom di sertai dengan fungsi fitness yang menyatakan kebaikkan dari solusi, dan sigma (strategy parameter) yang menyatakan level mutasi.

Ada beberapa bentuk representasi kromosom, seperti representasi biner, integer, real, dan permutasi. Setiap gen pada kromosom berupa angka integer yang menyatakan nomer dari setiap node. Tabel 1 merupakan contoh representasi permutasi.

Tabel 1 Representasi Permutasi

2. Inisialisasi ini bertujuan untuk membangkitkan himpunan solusi baru secara acak yang terdiri dari sejumlah string kromosom dan ditempatkan pada penampungan yang disebut dengan populasi. Pada tahap ini miu (μ) yang menyatakan ukuran populasi harus ditentukan. Panjang string kromosom (stringLen) dihitung berdasarkan presisi variable dan solusi yang dicari (Mahmudy, 2013).

3. Evaluasi (Fungsi Fitness) merupakan

Node 1 2 3 4

(5)

ukuran dari kromosom, tujuan penelitian ini adalah untuk menyelesaikan masalah Pencarian Rute Terpendek pada Studi Kasus Jalur Perlombaan Robot Pemadam Api, ada pun untuk memenuhi tujuan ini di perlukan suatu fungsi evaluasi yang akan merepresentasikan solusi yang akan dibawa oleh Algoritma Evolution Strategies itu sendiri. Semakin besar nilai fitness-nya maka semakin baik pula solusi yang didapatkan. Pada penelitian ini akan menggunakan fungsi evaluasi sebagai berikut :

Fitness=1/f(x) (1) Keterangan :

f(x)= Total jarak

Dimana total jarak merupakan fungsi objektif yang di peroleh berdasarkan persamaan 2, sebagai berikut :

∑ (2) Keterangan :

n = Jumlah node dari awal ke node akhir J = Jarak antara node

4. Iterasi Pada proses ini akan dilakukan iterasi sebanyak inputan pengguna, yang berfungsi sebagai pencarian solusi optimum dari proses Algorithma Evolution Strategies, iterasi akan berhenti apabila iterasi mencapai nilai maksimum.

5. Reproduksi Proses reproduksi merupakan suatu proses dalam Algoritma Evolution Strategies untuk membentuk suatu individu baru. Reproduksi pada ES (µ+λ) hanya menggunakan proses mutasi. Metode mutasi exchange mutation bekerja dengan dua posisi (excanghe point / XP) secara random, kemudian menukarkan nilai pada posisi tersebut (Mahmudy, 2013). Proses mutasi dengan metode exchange mutation dijelaskan pada Gambar 2.

Gambar 2 Proses Exchange Mutation

Pada Algoritma Evolution Strategies individu yang dibangkitkan disertai dengan nilai strategy parameters yang

menyatakan level mutasi. Mekanisme self adaptation yang digunakan untuk mengontrol nilai strategy parameters menggunakan aturan 1/5, dimana nilai σ (strategy parameter) dinaikkan jika terdapat paling sedikit 1/5 atau 20% hasil mutasi yang menghasilkan individu yang lebih baik dari induknya atau parent, jika tidak maka nilai σ diturunkan. Nilai σ di naikkan dengan mengalikan σ dengan 1,1 dan diturunkan dengan mengalikan σ dengan 0,9. Sigma merupakan bilangan random dengan interval random yang telah di tetapkan sebelumnnya. (Mahmudy, 2013).

Pembentukkan offspring (λ) pada Evolution Strategies di sesuaikan dengan hasil kali antara populasi awal (µ) dengan suatu bilangan bulat. Secara rumus dapat di tuliskan seperti berikut. (Mahmudy, 2013). λ = C * μ (3) Keterangan : λ = offspring C = Bilangan bulat μ = Populasi

6. Seleksi menentukan individu mana yang akan dimasukkan pada populasi baru dan digunakan untuk pembentukan generasi selanjutnya. Semakin tinggi nilai fitness suatu individu, maka semakin besar kemungkinan untuk dipilih. Pada metode Evolution Strategies digunakan elitism selection.

III.

Metodologi penelitian

Pada bab ini akan dipaparkan metodologi penelitian yang terdiri dari beberapa sub bab yaitu berupa obyek dan lokasi penelitian, metode pengumpulan data, metode pengembangan sistem, dan kerangka pikir penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian. IV. PERANCANGAN DAN

IMPLEMENTASI

A. Perancangan Sistem

Pada tahap ini akan dibahas mengenai pengolahan data pada Pencarian Rute Terpendek pada jalur perlombaan robot pemadam api dengan menggunakan

(6)

Algoritma Evolution Strategies. Pencarian rute akan dipresentasikan menggunakan Flowchart.

Gambar 3 Flowchart Algoritma Evolution Strategies

B.

Implementasi

Implementasi dan hasil tampilan dari pencarian rute terpendek pada jalur perlombaan robot pemadam api yang dibangun adalah sebagai berikut:

Gambar 17 Tampilan Utama Map

Gambar 18 Tampilan Proses ES

(7)

Gambar 20 Tampilan Titik

Gambar 21 Tampilan Update Titik

Gambar 22 Tampilan Change Password

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Kebutuhan Data

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan pembahasan dari hasil penelitian yang dihasilkan. Analisa yang dilakukan pada bab ini adalah bagaimana mencari rute terpendek pada jalur perlombaan robot pemadam api dengan menggunakan Algoritma Evolution Strategies dengan 1 uji coba. Uji coba 1 yaitu menggunakan iterasi.

1. Hasil dan Analisa Uji Coba Iterasi Table 16 Hasil dan analisa uji coba iterasi

Ukuran Offspiin g Percobaan ke- Rata rata Fitness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 0,00312 5 0,0031 3 0,0031 3 0,00312 5 0,00208 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,03020 8 2 0,00312 5 0,0031 3 0,0031 3 0,00312 5 0,00312 5 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,03125 3 0,00312 5 0,0031 3 0,0031 3 0,00208 0,00312 5 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,03020 8 4 0,00312 5 0,0031 3 0,0031 3 0,00208 0,00312 5 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,03020 8 5 0,00208 0,0031 3 0,0031 3 0,00312 5 0,00208 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,0031 3 0,02916 6

Pada uji coba offspring yang dilakukan di jalur 1 ke 20 dengan iterasi yang digunakan 20 dengan nilai sigma 2 dan nilai parent 4 didapatkan rata-rata fitness tertinggi pada ukuran offspring 2 dengan nilai fitness yaitu 0,03125 sedangkan fitness terendah pada ukuran offspring 5 dengan nilai fitness yaitu 0,029166.

(8)

Gambar 23 Grafik Perbandingan Ukuran Offspring

Pada Gambar 23 menunjukkan bahwa hasil perbandingan ukuran offspring terhadap nilai fitness cenderung tidak stabil atau naik turun. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah offspring yang besar tidak menjamin menghasilkan nilai fitness yang besar, begitu

juga nilai offspring yang kecil juga tidak menjamin nilai fitness yang rendah. Hal ini disebabkan oleh faktor Algoritma Evolution Strategies yang bersifat acak, maka hasil fitness tidaklah tetap dan hasilnya bervariasi.

2. Solusi Optimum

Dalam penelitian pencarian rute terpendek pada jalur perlombaan robot pemadam api dengan menggunakan Algoritma Evolution Strategies. Dengan uji offspring sebanyak 5 kali dan di lakukan percobaan sebanyak 10 kali, maka dapat hasil fitness rata-rata untuk jalur 1 ke 20 adalah 1-2-3-4-8-21-20 adalah 0,003125 berdasarkan nilai inputan offspring adalah 2dan iterasi 20. Tabel 17 Solusi optimum rute terpendek

p1 Total

jarak Fitness sigma

60 30 90 90 30 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

320 0,003125 2

1 2 3 4 8 21 20 9 10 11 12 13 15 18 19 29 22 25

Daftar Pustaka

Endarwati, D.A., Mahmudy, W.F., dan Ratnawati, D.E., 2014, Pencarian rute optimum dengan Evolution Strategies, Jurnal Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya, vol. 4, no. 1. Vista, C.A. dan Mahmudy, W.F., 2015,

Penerapan Algoritma Evolution Strategies untuk optimasi distribusi barang dua tahap, Jurnal Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya, vol. 5, no. 11.

Putri, A.M.D.A., Mahmudy, W.F., dan Cholissodin, I., 2015, Optimasi model fuzzy AHP dengan menggunakan algoritma evolution strategies (studi kasus: pemilihan calon penerima beasiswa PTIIK Universitas Brawijaya), Jurnal Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya, vol. 5, no. 15. Okada, H., Tokida, J., dan Fujii, Y., 2012,

Comparison of Evolution Strategy, Genetic Algorithm and Their Hybrids on Evolving Autonomous Game Controller Agents. International Journal Of Science and Engineering

Investigations. Department of Intelligent Systems, Faculty of Computer Science and Engineering. Kyoto Sangyo University.

Sharma, Y, Saini, S.C , Bhandhari, M,. 2012, Comparison of Dijkstra’s Shortest Path Algorithm with Genetic Algorithm for Static and Dynamic Routing Network, Electronics Dept. University College of Engg. RTU, Kota.

Chen, Y., Shen, S., Chen, T., dan Yang, R., 2014, jalur Optimization Studi Kendaraan Evakuasi Berdasarkan algoritma Djikstra, Department of Engineering Physics, Tsinghua University. 0,028 0,03 0,032 1 2 3 4 5

F

it

n

ess

Ukuran Offspring

Grafik Perbandingan Ukuran

Offspring

Gambar

Gambar 17 Tampilan Utama Map
Gambar 21 Tampilan Update Titik
Gambar  23  Grafik  Perbandingan  Ukuran  Offspring

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma ini diujikan untuk melakukan proses optimasi dalam pencarian lintasan ataupun jalur terpendek dari suatu model graf.. Lalu dilakukan analisis kinerja perangkat

Dalam proses pencarian sumber api diperlukan juga sebuah sistem pada robot pemadam api yang digunakan untuk proses jalannya robot, serta sensor yang berperan utama

Maka dengan track baru rute yang dilalui robot akan efektif dengan waktu tempuh paling dekat, hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan AG pada proses pencarian

graph) [2]. Banyak penelitian terdahulu membahas tentang algoritma untuk pencarian rute menuju titik tertentu dan menghasilkan rute terpendek salah satunya penelitian yang

Penelitian yang dilakukan oleh (Mindaputra, 2009) menemukan bahwa algoritma koloni semut sering digunakan untuk penyelesaian masalah pencarian jalur terpendek salah

Titik api terletak pada salah satu ruangan yang berada dalam sebuah labirin, sehingga dibutuhkan sebuah algoritma untuk mempercepat pencarian ruang terdekat dari

Pada diagram blok sistem mekanisme pendeteksian api pada robot pemadam api dapat dijelaskan bagaimana prinsip kerja mekanisme pendeteksian api pada robot pemadam api, ketika

Salah satu jenis robot yang populer adalah robot line follower pemadam api, yakni sebuah robot dimana robot dapat menjelajahi jalur dan memadamkan api lilin, robot