• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

POLA PENYEBARAN

RADIOAKTIVIT

AS a, p DAN

KANDUNGAN

RADIONUKLIDA

DALAM CUPLIKAN

KERANG

HIJAU (MYTILUS

VIRIDIS L), SEDIMEN

DAN AIR LAUT DI

PANT AI CIREBON DAN PANT AI LOSARI JAW A BARAT

Agus Taftazani daD Sumining,

P3TM-BATAN. J/. Babarsari Kotak Pas /008, Yogyakarta 55010

Agus Pudjoarinto

Faku/tas Bi%gi. UGM-Yogyakarta

ABSTRAK

POLA PENYEBARAN RADIOAKTIVITAS a, p DAN KANDUNGAN RADIONUKLIDA DALAM CUPLIKAN KERANG HIJAU (MYTILUS VIRIDIS L), SEDIMEN DAN AIR LAUT DI PANTAI CIREBON DAN PANTAI LOSARI JAWA BARA T. Telah dilakukan penelitian tentang pola penyebaran radioaktivitas a, p dan kandungan radionuklida pemancar r didalam cuplikan air taut, sedimen dan kerang hijau (Mytilus Viridis. L), yang berasal dari pantai Cirebon dan pantai Losari Jawa Barat. Air dipekatkan, daging kerang diabukan, dan diayak Iotas 100 mesh, sedimen dikeringkan, ditumbuk dan diayak Iotas 100 mesh, cuplikan lalu ditimbang dan dimasukkan kedalam planset. Masing-masing cuplikan dicacah dengan Blat cacah a dan p selama 30 menit dan dengan spektrometer r selama 6 jam. Hasil perhitungan, secara umum aktivitas paparan radiasi a dan p dalam cuplikan sedimen dan cuplikan makrobenthos lebih tinggi daripada aktivitas cuplikan air. Hasil ini menunjukkan adanya perpindahan (akumulasi) radionuklida menurot jalur air -sedimen -biota atau air -biota -sedimen dan tetjadinya akumulasi radionuklida dalam sedimen dan organisme perairan. Aktivitas gross-p pada sampel air pantai Cirebon dan pantai Losari, masih dibawah batas ambang dan gross a di Bras batas ambang (gross-a = 100 mBqlL dan gross-P =1000 mBqiL) menurot PPRI No. 20/1990. Sedangkan hasil analisis aktivitas rerata gross-a dan gross-p pads sedimen maupun cuplikan kerang hijau (Mytilus Viridis.L) dari pantai Cirebon dan pantai Losari tidak dapat dibandingkan dengan bakumutu Peraturan Pemerintah atau sejenisnya, karena belum ads bakumutunya. Hasil indentifikasi radioisotop dengan teknik spektrometri r menunjukkan adanya 5 (jenis) radioisotop xang teridentifikasi, yaknl: 2O8TI (540 keV), 4oK (1460,7 keV), 212Pb (238 keV), 214Pb (351 keV), 10Pb (46 keV), yang kesemuanya berasal dari alam, berarti kedua perairan tersebut masih bersih dart pencemaran radionuklida buatan.

ABSTRACT

DISTRIBUTION OF a, fJ TOTAL RADIOACTIVITY AND RADIONUCLIDES IN WATER, SEDIMENT AND MACROBENTHICS OF CIREBON AND LOSARI COASTAL AREA The radioactivity and radionuclides of environmental in wate/; sediment and macrobenthics of Cirebon and Losari coastal have evaluated. The samples consist of wate/; bottom surface sediment and macrobenthic (Mytilus Viridis. L). The result showed that the activity of natural samples was very low. The gross-a and gross-fJ activity from water environment are lower than the threshold value of PPRI No.2011990 and indicated that a- and p-radioecological quality of water is still good. The sediment and macrobenthic (gross) activity are higher than water activity and indicated that transfer of radionuclides from water to sediment and organism can be detected in water environment. The y-spectrometry technique could identify five natural radionuclides 2o8TI (540 KeV), 4oK (1460,7 KeV), 212Pb (238 KeV), 214Pb (351 KeV), 210Pb (46 KeV). The existence of natural radionuclides (no fission and activation product) indicated that aquatic environment was in good condition from the ecological aspect

yang sekaligus padat penduduknya (tennasuk daerah sekitar pantai Cirebon, Jawa Barat). Laut Jawa adalah perairan yang padat dengan lalulintas kapal lautnya yang membawa bahan industri(l).

PENDAHULUAN

P

antai utara Jawa terdap,at ~erbagai jenis ,ind~stri yang membentang dan Cllegon sampat Palton

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 25 -26 Juli 2000

(2)

Agus Taftazani. dkk ISSN 0216-3128 269

Untuk itu diperlukan identifikasi kualitas lingkungan berupa kajian radioaktivitas pada suatu ekosistem yang berkaitan dengan radioaktivitas (gross) a; dan (3 dan identifikasi radionuklida (pemancar y) alam maupun buatan dalam komponen penyusun ekosistim, terutama ekosistim laut dengan sampling berupa, kerang hijau (Mytilus viridis. L), sedimen dan air laut yang diambil daTi pantai Cirebon dan Losari yang banyak memiliki aktivitas industri, clan sebagai data pembanding diambil PP No.20/1990 tanggal5 Juni 1990(2).

Pemilihan perairan sebagai daerah pesisir didasarkan karena lingkungan taut pesisir merupakan bad an air tempat akumulasi radionuklida yang berasal dari lepasan langsung daTi instalasi nuklir, cebakan batuan induk deposisi dari daratan hasil proses geomorfologis, jatuhan dari atmosfir dan paparan sinar kosmis dari angkasa luar(3).

Adapun dasar dari pemilihan sampel kerang clan sedimen diperlukan untuk program pemantauan polusi radioaktif perairan laut karena partikel-partikel tersuspensi clan sedimen dasar perairan yang mengakumulasi radionuklida yang tersebar di badan air perairan dengan konsentrasi yang relatif lebih tinggi dari pada perairan itu sendiri. Sedangkan tingkat paparan radiasi cuplikan organisme (termasuk kerang/Makro benthos) diperlukan untuk program pemantauan polusi radioaktif perairan laut clan penentuan tingkat polusinya karena hewan Makrobenthos merupakan bioindikator yang baik untuk menunjukkan kualitas perairan(4).

Oi perairan taut, radionuk!ida buatan maupun paparan radiasi alam yang berasal dari laut, jatuhan atmosfir, clan sebagainya akan diencerkan dan tersebar dalam air untuk kemudian berpindah ke material biologis kerang sedimen, clan partikel tersuspensi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsentrasi radionuklida diperairan laut antara lain adalah proses pencampuran, persebaran, clan interaksi dengan sedimen clan material biologis(S). Hewan kerang hijau (Mytllus viridis.L) dipilih sebagai biota (material biotogis) yang bisa mewakili habitatnya karena mobilitasnya sangat rendah clan hidup di sedimen dasar perairan(6)

Adapun tujuan daTi penelitian ini, adalah untuk mengetahui paparan radiasi gross-a; clan gross-(3 serta identifikasi radionuklida pemancar y yang terkandung dalam sampel kerang hijau (Mytilus viridis. L), scdimen, clan air laut yang diambil dari pantai Cirebon clan pantai Losari, disamping itu juga untuk mengetahui tingkat faktor bioakumulasi clan pola penyebarannya terhadap kerang hijau (Mytllus viridis. L), sedimen, clan air taut di pantai Cirebon clan di pantai Losari dengan metode teknik nuklir (alat cacah a; ,(3 clan spektrometer y).

.

Faktor yang mempengaruhi pols penyebaran

radionuklida didalam lingkungan.

Radionuklida yang tersebar diudara clan sistem perairan sebagian besar terdiri dari gas inert clan cukup cepat terlarut dalam kepekatan yang rendah yang tidak berinteraksi dengan biota pada setiap keadaan. Sebaliknya radionuklida yang dibuang kelingkungan perairan tidak melarut

dengan cepat, clan pada kenyataanya dapat cepat

tertimbun oleh sedimen disekitar pembuangan. Radioaktivitas Alam.

Radioaktivitas alam sudah ada sejak terbentuknya bumi clan alam semesta ini. Radioaktivitas alam ini dapat berasal dari dalam bumi clan dari luar bumi, yaitu : radiasi dari nuklida primordial, clan radiasi sinar kosmis

Radiasi primordial yang memancarkan radiasi sudah ada sejak terbentuknya bumi clan batu-batuannya. Radionuklida primordial antara lain 40K serta sederetan nuklida hasil peluruhan alam yang terdiri deret uranium atau deret 4n+2. Paparan terbesar radionuklida alam diperoleh dari unsur 40 K (t!l\ = 127 x 109 tahun), 238 U (t!l\ = 4,56 x 109 tahun). Lingkungan taut menyumbang sekitar 1 % yang berasal dari 210Pb dalam ikan clan shellfish. Sumber tunggal lain yang penting. adalah Radon, yang menyumbang dosis rerata global 1, I mSv dengan jangkau 0,3 -5,0 mSv. Umur paroh radionuklida

sangat pan~ang, laju peluruhan kecil clan kurang

berbahaya( )

Dosis radiasi yang diterima dari radionuklida primordial merupakan radiasi latar atau cacah latar (background radiation) yang sering dipakai sebagai garis besar didalam melakukan Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Radioaktivitas Buatan

Radioaktivitas buatan timbul karena dibuat manusia antara lain yang berasal dati hasil pembelahan (fisi), reaksi inti clan debu-debu radioaktif dari hasilledakan born nuklir. Reaksi inti yang menghasilkan nuklida-nuklida barn sebagai sumber radioaktivitas buatan dapat terjadi melalui jalan pembelahan (reaksi fisi) atau melalui jalan pengg3bungan (fusi).

Sedimen

Sedimen laut adalah endapan clan koloidal serta bahan terlarut yang berada didasar laut yang berasal dari adanya bahan buangan yang berbentuk padat yang bercampur lumpur yang terbawa oleh aliran laut. Material sedimen yang terangkut berupa kumpulan partikel batuan, mineral, logam berat clan senyawa logam berat clan zat radioaktif yang telah diketahui dapat membahayakan kelangsungan hidup manusia. Lumpur merupakan salah satu jenis sedimen yang terangkut oleh air melalui aliran air

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 25 -26 Juli 2000

(3)

sungai dan masuk dalam suatu reservoal seperti danuu, bcndungan, pclabuhan dan lain-lain.

Kerang

Lokasi pengambilan cuplikan

P~llgambilall cuplikall Jilakukall paJa 2 lokasi, yaitu di pantai Cirebon dan pantai Losari. Lokasi Cirebon diambil untuk mewakili dacrah dengan posisi yang mempunyai ban yak aktivitas industri. sedangkan pantai Losari diambil untuk daerah pemband.ing yang tidak banyak kegiatan industri. Pengambilan sampel dilakukan pad a bulan Mei 1999 dan waktu pengarnbilan sampel relatif sarna yaitu siang hari sekitar jam 11.00 siang.

u

-~

*.a.,-

~

;g;

!~-:)e_~

~

t..;..~. s.. W'O s..-~- ",.'~ ~

.L-"'~

I , ""..-.p.,..."LO...,

-"""""~

~

Responsi Makrobcnthos (kcrang-kcrangan) terhadap perubahan lingkungan, tennasuk perubahan akibat adanya pemasukan polutan, dapat diukur secara fisiologis. Responsi fisiologis ini dapat digunakan sebagai petunjuk umum ten tang adanya polusi di lokasi tersebut, sebab responsi fisiologis ini berhubungan langsung dengan tingkat kebugaran binatang tersebut.

Pertimbangan penggunaan makrobenthos sebagai bio-indikator adalah faktor konsentrasi yang tinggi clan stabil, variasi terhadap musim clan parameter lingkungan lainnya relatif kecil, mobilitas rendah sehingga dianggap mewakili habitatnya, clan memiliki daya tahan tinggi dalam mengakumulasi polutan tanpa mematikan hidupnya.

Karena sifatnya yang lebih ban yak menetap (sessile) maka kemungkinan terkcna pencemaran yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidupnya dan berakibat terakumulasinya bahan pencemar (logam berat, pestisida, bakteri patogen).

Gamb(ff 2, Peta luka.l'i pengambilan diperairan Cirebon dan Losarl

cl/plikan

TATA KERJA

TATA

KERJA(6)

Alat

Alat yang dipergunakan: jerigen air dengan volume 5 liter, plastik klip, kertas saring clan pcralatan saring, a.lat pcnumbuk, fi.eeze d/Jler, alat grinding, kompor listrik, lampu 500 W clan timbangan analitik. Pencacah-a Schlumberger ECT -34 dengan detektor ZnS pad at. Pencacah-13 (Geiger Muller Counter) Ortec 401A, Spektrometer-)' dengan detektor Ge (Li) clan MCA Ortec 7010.

Bahan

Bahan yang dipergunakan: Akuades, HNO3, aceton, planset alumunium dan tembaga, bahan standar 241 Am (a), 4°K (/3), dan 152Eu (y), bahan cuplikan berupa cuplikan kerang, sedimen, dan air laut dari pantai Cirebon dan pantai Losari.

Air: dipekatkan sampai menjadi garam kering dengan kompor listrik di almari asam, ditaruh da!am wadah tertentu dicacah gross a, f3 clan identifikasi radionuklida (y). Biota: dibersihkan dengan air setempat, dipisahkan

kulitnya, ditumbuk, ditimbang, diabukan pada suhu yang 500 °Cdan ditimbang lagi; ditaruh dalam wadah tertentu beberapa gram, dicacah gross a, 13 dan identifikasi radionuklida (y).

Sedimen: dibersihkan dari batu kecil, akar/daun/ranting, dikeringkan pada suhu ruang, digerus clan diayak lolos 100 mesh, ditaruh da!am wadah tertentu, diukur paparan radioaktivitasnya. Rincian clan jumlah cuplikan disajikan pada Tabell.

Rumus-rumus perhitungan yang dipakai

Aktivitas-o.

Aktivitas-o. cuplikan dihitung dengan cara kalibrasi efisiensi, yakni menggunakan persamaan dan standar deviasi dengan tingkat signifikansi 95% diberikan oleh persamaan(8)

Aa ..(Cat -Cab)/(60xEaxL)I,96.S(Aa) (1) Aa = aktivitas -a total (Bq/l)

Cat =laju cacah total (cpm)

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 25 -26 Juli 2000

(4)

Agus Taflazani, dkk ISSN 0216-3128

271

.

HASIL

DAN PEMBAHASAN

Jenis cuplikan , lokasi pengambilan clan jumlah nya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabell. Hasil Preparasi Cuplikan

--~ y

1.

::?::

~

.11QO[

3.

r

r

r I 100 or

~

CA Cab =Iajucacahlatar(cpm) Ea =efisiensi pencacahan (%) L = ukuran sampel yang diukur (I)

Angka 60 menyatakan bilangan konversi menit ke detik.

Can = (Cat -Cab) = laju cacah bersih (cpm) S(Aa) = standar deviasi

Aktivitas- p

Aktivitas- p cuplikan dihitung dengan cara kalibrasi efisiensi, yakni menggunakan persamaan dan standar deviasi dengan tingkat signifikansi 95% diberikan oleh persamaan(8):

Ap = (Cpt -Cpb)/(60xEpxLp.96.S(Ap) (2)

dengan:

Ap = aktivitas-p total (Bq/l) Cpt = laju cacah total (cpm) CPb = laju cacah latar (cpm) Ep = efisiensi pencacahan (%)

L = ukuran sampel yang diukur (I) Angka 60 menyatakan bilangan konversi menit ke detik. Cpn =(CPt -Cpb)= laju cacah bersih (cpm) S(Aa) = standar deviasi

Faktor Bioakumulasi Radionuklida dalam Kerang(9)

Perhitungan faktor bioakumulasi menggunakan persamaan sebagai berikut :

~ 13K basah 550 r 2007

--5 Liter 51,169 r 3,673 6. LA 5 Liter 31 031 r 3493 Keterangan ..*) = setelah preparasi

CK = Kerang hijau (Myti/us viridis.L) Pantai Cirebon CS = Sedimen lout Pantai Cirebon

LK = Kerang hijau (Mytilus viridis.L) Pantai Losari LS = Sedimen lout Pantai Losari

CA = Air laut Pantai Cirebon LA = Air lout Pantai l~osari Efisiensi Pencacahan

Hasil kalibrasi peralatan untuk menentukan kestabilan peralatan clan efisiensi detektor ZnS Schlumberger ECT -34 untuk pencacahan-a. telah dihitung sebesar 32,04 %. Efisiensi pencacahan-J} di lakukan dengan mencacah aktivitas 9OSr memakai

Geiger-Muller Counter Ortec 401 A, adapun

effisiensi alat telah dihitung 8,04 %. Analisis menggunakan spektrometer-y telah didapat kepekaan dengan LLD (low level detection) = 0,002 Bq/Kg, FOM (figure of merit) = 762 clan MDC (minimum detection concentration) = I, 16x 1 0.23 %.

Aktivitas gross-a.

Tabel2. Hasil pengukuran clan perhitungan aktivitas gross-a. cuplikan air, sedimen clan makrobenthos

No Kerang,

(Bq/kg)

224:t:

0,873

I

2 I LOSARI 10,309:1: 0,00051 48:1: 0,86 I 89:1: 0,85

Keterangan: Efisiensi a/at cacah gross-a 32,04 % *) Di alas balas ambang, PPRI No. /1990 (0,10 Bq/L)

Pada Tabel 2 terlihat radioakativitas a cuplikan air laut Cirebon (0,322Bq/L) temyata lebih tinggi dari perairan pantai Losari (0,309Bq/L). Tetapi berdasarkan uji hipotesis dapat diketahui bahwa nilai ratio kritis (0,31) jatuh dalam batas penerimaan (+ 2776) sehingga tidak ada perbedaan yang signiflkan antara kedua sampel tersebut. Nilai paparan terukur dari kedua cuplikan ini diatas nilai ambang batas menurut Peraturan Pemerintah No, 20/1990 sebesar (0, I Bq/L) sehingga kondisi kualitas lingkungan pantai Cirebon dan pantai Losari dari

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan TeknologJ Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

(5)

lingkungan pantai Cirebon dan pantai Losari dari aspek radioekologis untuk gross-~ bisa dikategori-kan baik karena masih dibawah nilai am bang batas.

Aktivitas-~ (gross) terukur untuk cuplikan sedimen laut pada Tabel 3. adalah 124,2 Bq/kg dan 125,8 Bq/kg. Dari basil diatas dapat diketahui bahwa aktivitas-~ (gross) untuk sam pel sedimen laut di pantai Losari lebih tinggi dari pada pantai Cirebon. Berdasarkan uji hipotesis ratio kritis (-0,01) jatuh didalam batas penerimaan (:t 2,776), maka Ho diterima sehingga tidak ada perbedaan yang signiflkan antara rerata kedua sampel dari kedua lokasi tersebut.

Aktivitas-j3 (gross) terukur untuk cuplikan kerang hijau pada Tabel 3 adalah 102,7 Bq/kg dan 72 Bq/kg. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa aktivitas-~ (gross) untuk sam pel kerang hijau di pantai Cirebon lebih tinggi dari pada di pantai Losari. Berdasarkan uji hipotesis, ratio kritis (0,96) jatuh dalam batas penerimaan (:t 2,776) maka Ho diterima, sehingga tidak ada perbedaan yang signifi~an antara harga rerata kedua sampel dari kedua lokasi tersebut.

Identifikasi radioisotop dalaln cuplikan.

Identiflkasi radioisotop dalam cuplikan dilakukan dengan teknik spektroskopi y clan analisis kualitatif hasil spektral. Puncak-puncak tenaga spektrum sinar-y karakteristik yang diperoleh ini dicocokkan dengan Tabel Isotop(IO.II) untuk

identifikasi radioisotop pemancar-y .

Tabel 4. Hasil Identifikasi isotop dalam cuplikan aspek radioekologis untuk gross-a bisa

dikategori-kan tidak baik karena diatas nilai am bang batas. Untuk meyakinkan data, maka perlu dilakukan pengulangan sampling clan pengukuran, sehingga dapat meyakinkan kualitas kedua perairan tersebut.

Aktivitas-a (gross) terukur untuk cuplikan sedimen laut pada Tabel 2 adalah 347 Bq/kg clan 48 Bq/kg. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa aktivitas gross-a untuk sampel sedimen laut dari pantai Cirebon lebih tinggi dari pantai Losari . Berdasarkan uji hipotesis, rasio kritis (6,22) jatuh diluar ba~ penerimaan (j; 2,776), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signiflkan antara keduf sampel tersebut. Adanya perbedaan harga reratal ~ari kedua sampel tersebut, dimana pantai Losan'iebih tinggi dari pada pantai Cirebon kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan bentuk sedimen yang berasal dari pantai Cirebon (berbentuk pasir) clan dari pantai Losari (berbentuk pasir bercampur tanah liat).

Terlihat aktivitas gross-a total untuk sampel kerang hijau dari pantai Cirebon (224 Bq/kg) lebih tinggi dari pad a pantai Losari (89 I3q/kg). l3crdasarkan uji hipotcsis, ratio kritis (1,004) jatuh dalam batas pcnerimaan (t 2,776) sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan an tara kedua sampel tersebut.

Karena nilai batas am bang pembanding untuk sedimen clan kerang belum ada, maka dengan data yang diperoleh terse but tidak dapat memberikan gambaran apakah lokasi tersebut sudah tercemar oleh zat radioaktif a atau belum.

Aktivitas Gross-f3

Tabel 3. Hasil pengukuran clan perhitungan aktivitas total- f3 cuplikan air, sedimen clan makrobenthos

.

-No Lokasi Cuplikan

I 1 ICIREBON

I 2 ,LOgARI /67:1:0,096' 253:1:0,447 1144:1:0,373]

Keterangan: Efisiensi alat cacah gross-p 8,04 % *) Masih dibawah batas am bang, PPRI No.20IJ990

Aktivitas-p (gross) terukur untuk cuplikan air taut pacta Tabel 3 adalah 0,9315 mBq/L clan 0,8523 mBq/L. Dari data diatas dapat diketahui bahwa aktivitas gross-p total untuk pantai Cirebon lebih tinggi dari pacta pantai Losari. Berdasarkan uji hipotesis, dapat diketahui bahwa nilai ratio kritis (0,29) jatuh didalam batas penerimaan (t 2,776). Maka Ho diterima sehingga tidak ada perbedaan yang signiflkan harga rerata kedua sampel dari kedua lokasi tersebut. Nilai paparan terukur dari kedua cuplikan ini masih dibawah nilai am bang batas menurut Peraturan Pemerintah No.20/1990 sebesar 1000 mBq/L sehingga kondisi kualitas

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

(6)

ISSN 0216-3128 273

Agus Taflazani, dkk

.

Tabel5. Faktor bioakumulasi FB gross a dalam

kerang

Catalan:

C" = Aktivitas dalam air

F n = Faktor bioakumulasi = CK I C" CK = Aktivilas dalam kerang

Faktor distribusi (Fd) radionuklida sedimen

dalam

Hasil identifikasi radioisotop untuk masing-masing cuplikan yang disajikan pads Tabel 4 memperlihatkan adanya 5 jenis radioisotop yang teridentifikasi dari beberapa puncak tenaga-y yang terdeteksi. yang teridentifikasi. 208TI (583 keY) radioisotop 40K (1461keV) teridentifikasi dalam semua cuplikan dari dua lokasi penelitian. Radioisotop 212Pb (238 keY) dari deret peluruhan alam Th-232 teridentifikasi dalam semua cuplikan (air, sedimen clan kerang) Cirebon clan sedimen Losari. Radioisotop 214Pb (351 keY) hanya teridentifikasi dalam cuplikan sedimen (pantai Cirebon dan Losari). Radioisotop 210Pb (46 keY) hanya teridentifikasi dalam cuplikan sedlmen clan air taut pantai Losari, sedangkan untuk unsur 137CS (662 keY) tidak terdeteksi atau lebih kecil dari limit deteksi (0,002 Bq/L atau 0,002 Bq/kg berat cuplikan) didalam semua cuplikan yang diambil.

Tidak terdeteksinya unsur 137CS dimungkinkan karena faktor jarak tempat uji coba nuklir clan fasilitas nuklir ke lokasi sampling (Cirebon/Losari) clan atau adanya pengenceran debu-debu radioaktif yang masuk ke perairan sehingga konsentrasinya jadi sangat kecil sampai di Cirebon, clan atau dibawah batas minimum diteksi. Tabel5 Hasil perhitungan radioaktivitas y dari

radionuklida yang terdeteksi dalam air, sedimen clan kerang hijau

Kode cupl)kan CA

No

46,0 510,7 1460,7 661,7 238,0

351.0

210Pb 208TI 40K 137CS 212Pb

21p~

Data faktor distribusi FD (Tabel 7 clan 8), juga sam a kasusnya, yakni terlihat harga FD untuk gross ~ > dari pada gross a, yang berarti partikel a relatif lebih banyak terlarut dalam air daripada partikel ~. Hasil ini -menunjukkan adanya perpindahan radionuklida menurut jalur air -sedimen -biota (lokasi perairan Losari) atau air -biota -sedimen (Iokasi perairan Cirebon) clan terjadinya akumulasi radionuklida dalam sedimen clan organisme perairan.

Tabel7. Faktor distribusi FD gross a dalam sedimen 9,5 2,6

~

_§~(BQ/kg)-I-r:-r;(kglL) _?~ I. 5,563

12;867%0,045

I 173%43

60,34~

46,0 510,7 1460,7 661,7 238,0

351.0

210Pb 2osTI .oK 137CS 212Pb

2~.~

2,1

R

0,29 7,8

2,6

2 I LOSARI 2 CK 210Pb 208TI ~K 131CS 214Pb 210Pb

Catalan:

CA = Aktivitas do/am air

F D = Faktor distribusi = Cs I CA CK = Aktivitas do/am sedimen

Tabel8. Faktor distribusi Fo gross /3 dalam

sedimen

3

cs

46,0 510,7 1460,7 661,7 238,0 351,0

7,1

2,5

1,1

Faktor bioakumulasi radionuklida dalam kerang Terlihat dalam Tabel 5 clan 6 faktor bioakumulasi Fo untuk radioaktivitas gross f} > gross a, berarti kerang lebih banyak mengakumulasi (menyerap) partikel f} daripada partikel a dari air maupun sedimen di sekitar lokasi hidupnya.

<.-'atatan:

CA = Aktivitas do/am air

F B = Faktor bioakumu/asi = CK! C CK = Aktivitas do/am kerang

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Prosiding Per1emuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

(7)

274

JSSN 0216-3128 Agus 7'aftazani, dkk

a. Aktivitas gross-a. clan gross-I} cuplikan air laut dari pantai Cirebon lebih besar daripada aktivitas air laut di pantai Losari. Nilai radioaktivitas gross

I} masih dibawah batas baku mutu clan

radioaktivitas gross a. di atas batas baku mutu menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20/1990 (gross-a. = 100 mBqiL clan gross-f3 = 1000 mB/L). Hasil ini menunjukkan bahwa kondisi kualitas lingkungan pantai Cirebon clan pantai Losari dari aspek radioekologis untuk gross-I} bisa dikategorikan baik karena masih dibawah nilai ambang batas. b. Radioaktivitas gross a. clan I} dalam cuplikan

sedimen clan cuplikan kerang temyata lebih tinggi daripada aktivitas cuplikan air. Hasil ini menunjukkan adanya perpindahan (akumulasi) radionuklida menurut jalur air -sedimen -biota atau air -biota -sedimen clan terjadinya akumulasi radionuklida dalam sedimen dan organisasi perairan.

c. Hasil indentifikasi radioisotop dengan teknik spektrometri menunjukkan adanya 5 Genis) radioisotop yang teridentifikasi, yakni : 2°71 (540 keY), 4°K (1460,7 keY), 212Pb (238 keY), 214Pb (351 keY), 210Pb(46 keY), yang kesemuanya

berasal darj alamo Radionuklida 137CS clan lainnya produk dari basil percobaan nuklir atau hasil belah, tidak terdeteksi disemuajenis cuplikan. d. Penyebaran radionuklida 40K clan 2O8TI ada

(terdeteksi) dalam 3 cuplikan dan :2 lokasi. Radionuklida 212Pb terdeteksi (tersebar) di lokasi Cirebon (dalam 3 cuplikan) clan di Losari (hanya sedimen). Radionuklida 210Pb hanya teridentifikasi di perairan Losari saja (air dan

sedimen).

Environmental Radioactivity. 6. 151-162, ( 1988).

4. DAHLGAAIW, H. Marine radioecology. Nordig radioecology: Compeniudm for Nurdic Postgraduate Course in General Radioecology, 15-26 April 1991, Lund Sweden, (1991). 5. IAEA,. Generic klodels and Parameters for

Assessing the Environmental Transfer of Radionuclides from Routine Releases: Procedures and Data. Safety Series No. 57. Vienna: International Atomic Energy Agency, (1982 ).

6. TAFTAZANI, A., SASONGKO, D.P., BASUKI, K.T. Radioaktivitas Lingkungan Pesisir Semaral1g. Temu Ilmiah Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia, Sem Nas VI, Kimia Dalam Industri, Hal 6-13, Yogyakarta 16-17 Desember 1997.

7. AARKROG, A Environmental radiation and radioactive release. The 22th annual meeting of the European Society for radiation biology, September 12 -16, 1989. Brussel European Society for Radiation Biology (1989).

8. NAREH, M., dan SUTARMAN. Metode Pengl,kuran Alctivitas Tingkat Rendah. PSPKR-BAT AN, Jakarta (1993).

9. TAFTAZANI, A., BASUKI, K.T., SUMINING, SASONGKO, D.P., KUSMINARTO. Faktor Distribllsi dan Bioakumulasi Radionuklida dalam Sedimen dan Kerang di Perairan Pantai Semarang. Sem. Nas. VII Kimia dalam Industri dan Lingkungan. JASAKIAI, Yogyakarta 15-16 Desember (1998).

10. ERDTMANN, G. Neutron Activation Analysis Tables. Vol 6. Weinhcim, New York: Verlag Chemie., (1976).

11. ERDTMANN, G. and SOYKA, W The gamma rays of the radionuclides. Vol 7 " Tables for applied gamma ray spectrometry. Weinheim,

New York: Verlag Chemie, (1979).

UCAPAN

TERIMAKASIH

Terimakasih kami sampaikan pada Evi, Mulyono, Suhardi dan Sutanto atas semua bantuannya.

DAFTAR

PUSTAKA

TANYA JAWAB

Ngasifudln

~ Mohon dijelaskan oint-point kesimpulan yang

ada hubungannya

dengan

pola penyebaran

?

Agus Taftazani

-<:> Point-point kesimpu/an yang ada hubungannya dengan po/a penyebaran di 2 /okasi dan 3 cup/ikan, mohon /ihat kesimpu/an point a dan b.

1. TAFTAZANI, A ., SUMINING dan BASUKI,

K. T. Penggunaan Makrobenthos Sebagai

Bioindikator

Radioaktivitas

Lingkungan

Perairan Jawa I. Pertemuan dan Presentasi

Ilmiah PIDTN, P3TM-BATAN, Yogyakarta

(1998.)

2. ANONIM.

Peraturan

Pemerintah Rep.

Indonesia No. 20/1990.

3. AARKROG, A. The Radiological impact of the

Chernobyl debris compared with the rom

nuclear

weapon fallout.

Journal

of

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

(8)

ISSN 0216-3128 275 Agus Taflazani, dkk

adalah berdasarkan pada proposal penelitian induk komi pada "Radioaktivitas Perairan Pantura Jawa", lokasi yang dipilih adalah perairan Cirebon/lndramayu, Perairan Semarang/KendaVDemak, Perair-an Muria don PerairPerair-an Gresikl

~ Surabaya. Dimana pada lokasi Indramayu/ Cirebon selain padat penduduknya, industri maupunjalur lalulintasnya.

~ Data penelitian yang diperoleh akan dikumpulkan dengan penelitian sebelum don yang akan datang maupun penelitian lain untuk dibuatkan data base (zona awal suatu AMDAL).

~ Penelitian komi selain mengukur radioakti-vilas a don fJ juga identifikasi radionuklida (pemancar y).

~ Judul penelitian ini sudah melingkupi pekerjaan identifikasi radionuklida

(pemancar y) M. Yazid

~ Tujuan penelitian anda adalah untuk mengetahui paparan radiasi atau radioaktivitas gros a clan 13? ~ Faktor bioakumulasi dinyatakan dalam apa ?

Agus Taftazanl

~ Tujuan penelian adaiah untuk mengetahui radioaktivitas gros a, fJ don identifikasi radionuklida (pemancar y) dalam 3 jenis cuplikan, untuk mengetahui tingkat faktor bioakumulasi, faktor distribusi serlo polo penyebarannya, sebagaimana dalam judul penelitian.

~ Faktor bioakumulasi. dinyatakan dalam F B = C/Ca (Vkg), dimana Ck = konsentrasi atau radioaktivitas dalam kerang, don Ca = konsentrasi radioaktivitas dalam air (lihat persamaan 3)

-0- Dimana point a memperlihatkon radioakti-vilas a don fJ dipantai Cirebon > dipantai Losari.

-0- Point b. menyebutkon bahwa radioaktivitas a maupun fJ dalam cuplikon sedimen don kerang semua lebih besar dari pada do/am air.

-0- Juga penyebaran JOK don 208TI terdeteksi do/am ke 3 cuplikon don 2 lokosi penelitian. Radionuklida 212Pb hanya terdeteksi (tersebar) di lokasi Cirebon (dalam 3 cuplikon) don Losari hanya dalam sedimen soja. Radionuklida 2/0 Pb hanya tersebar (teridentiftkosi di perairan Losari (air don sedimen) soja.

Supardi

~ Berdasarkan gerakan berpindah maka air> kerang > sedimen, berarti air aktivitasnya >

sedimen > kerang berdasarkan luas area

terjadinya, apakah anda setuju, jelaskan ? Agus Taftazani

-0- Pernyataan Bapak kurang pas, korena kenyataan data penelitian yang ado adalah sebaliknya, radioaktivitas a don fJ air < biota atau sedimen, don terjadi akumulasi radioaktivitas ke biota-sedimen atau air-ke sedimen-air-ke biota.

M.E. Budiono

~ Dasar pcmilihan lokasi pengambilan sampcl di daerah Cirebon clan Losari mohon dijelaskan ? ~ Setelah mengetahui tingkat keradioaktivitasan

gros a clan P data tcrscbut akan digunakan untuk apa, apa sebagai dasar peletakan tapak lokasi PL TN mohon dapat dijelaskan ?

~ Mengapa hanya gros a clan f3 tidak yang lainnya misalnya y ?

~ Judul : Pola penyebaran Radionuklida gros a clan !} tetapi didalam hasil ada data radionuklida y. mohon dijelaskan ?

Agus Taftazani

00} Dasar pemilihan lokasi pengambilan cuplikon di daerah Cirebon don Losari

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

Gambar

Tabel  4.  Hasil Identifikasi  isotop dalam cuplikanaspek radioekologis  untuk  gross-a  bisa

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu asas penting yang wajib diperhatikan adalah bahwa hakim wajib mengadili semua bagian tuntutan dan dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan

Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama V Alat/Bahan/Sumber Belajar:.. A Kerja logam,

Agar pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kompetensinya dan dapat

Semasa pemain daripada pasukan lawan yang dibenarkan berada dalam kawasan itu membuat hantaran percuma, bola tidak boleh dibaling melebihi kawasan gelanggang

Peningkatan kompetensi peserta PEDAMBA: Kelas Pemanfaatan Software Tracker dalam pelajaran Fisika Tahap ke-I” dapat dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan

Bank Kustodian akan menerbitkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki serta Nilai Aktiva