• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN STREET FURNITURE SEBAGAI PENUNJANG CITY BRANDING KOTA SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESAIN STREET FURNITURE SEBAGAI PENUNJANG CITY BRANDING KOTA SURABAYA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN STREET FURNITURE SEBAGAI PENUNJANG CITY

BRANDING KOTA SURABAYA

Fajar Hidayatullah

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS.

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147

ABSTRAK

Surabaya membutuhkan banyak hal untuk memperkenalkan dirinya sesuai ciri khas yang dimiliki. Positioning terus dicari hingga akhirnya ditemukan yang paling menarik, yaitu bahwa Surabaya adalah kota dengan potensi maritim yang ditunjang aspek industri dan perdagangan yang kuat. Salah satu cara mem-branding diri ini adalah lewat promosi yang sifatnya fisik, dan street furniture adalah suatu media yang bisa menjadi cerminan identitas kota. Tentunya masih tetap memperhatikan aspek fungsionalnya lewat kenyamanan, keamanan, kebersihan .

Street furniture ini dipilih karena yang sudah ada masih belum bisa menunjukkan image yang ingin ditampilkan dan juga tidak ada integrasi antara sistem street furniture dengan lingkungan serta antar jenis elemen street furniture. Diantara sekian banyaknya elemen street furniture yang ada dipilih beberapa yang memilki tingkat prioritas tertinggi, yaitu halte bus, bangku, peta kota, tempat sampah, lampu penerangan jalan umum, dan pagar pembatas jalan.

ABSTRACT

Surabaya needs a lot fo things to introduce himself as unique. Positioning kept looking and finally found the most interesting, namely that Surabaya is a city with potential supported the maritime industry and trade aspects of the strong. One way to brand itself is through the physical promotion, and street furniture is a one among another that could be a reflection of the city identity. Absolutely it still concerned in functional aspects of comfort, safety, cleanliness.

Street furniture is chosen because the existings still can not show the image that want to display, and there was also no integration between systems street furniture with the environment and among types of street furniture elements. Among all the many elements of street furniture that is chosen few who have the highest priority level, that was bus stops, benches, map of the city, garbage, public street lighting and road guardrail.

KATA KUNCI

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ketidak sesuaian branding kota suranbaya saat menjadikan perlunya tindak lanjut berupa pencarian branding baru yang lebih mewakili kota Surabaya sebenarnya. Pencarian branding ini diawali dengan pencarian potensi yang paling menonjol dan memilki keunikan. Dan diantara banyaknya potensi, yang dipilih adalah potensi maritim yang ditunjang aspek industri dan perdagangan.

Membranding kota membutuhkan media promosi yang menarik, dan yang dipilih adalah street furniture. Aalsan kuat lainnya karena keadaan produk eksisting di kota Surabaya sangat memprihatinkan, tidak terawat, tidak punya integrasi antar elemen street furniture, dan seringkali jadi media penyaluran aksi vandalisme.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam judul proyek desain ini adalah :

 Mengaplikasikan konsep image dan positioning kota kedalam desain street furniture yang berfungsi juga sebagai penunjang city branding Surabaya.  Mengembalikan fungsi utama dari street furniture yang pada kenyataannya

banyak disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu serta mengurangi bahkan mencegah terjadinya aksi vandalisme.

 Menemukan cara baru dimana street furniture bisa easy to build and long maintenance.

 Meningkatkan aspek keamanan dan kenyamanan dari masing-masing street furniture yang didesain serta komunikatif dari segi visual.

 Memunculkan kekhasan kota Surabaya, dimana ada integrasi antara komponen street furniture satu dengan yang laiannya, yang bisa membedakan dari kota-kota lainnya

Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dari kondisi street furniture yang ada saat ini adalah : bagaimana caranya desain street furniture baru nantinya mampu menunjang pem brandingan kota Surabaya, selain itu aspek teknis berupa meminimalkan penyalahgunaan serta aksi vandalisme juga menjadi bahasan.

(3)

METODOLOGI

 

  Gambar 1: Skema Metodologi perancangan

(4)

PEMBAHASAN

Analisa Prioritas Device Street Furniture

Tujuan : memperoleh prioritas dari sekian banyak desain Street Furniture yang akan dikembangkan dan dianalisa lebih jauh sehingga pada akhirnya akan mendapatkan satu prioritas desain Street Furniture yang hasil analisanya bisa dijadikan acuan untuk desain Street Furniture lainnya.

Langkah awal dari pencarian prioritas desain ini diawali dengan pemetaan pikiran (mind mapping) mengenai desain Street Furniture. Langkah ini sangat efektif untuk menemukan peluang-peluang desain yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dengan pemetaan pikiran akan ditemukan cabang-cabang pemikiran yang bisa dikembangkan dan dipilih sesuai bobot prioritas desain. Berikut pemetaan pikiran yang telah berhasil dibuat :

 

   

Dari  pemetaan  diatas  didapat  beberapa  jenis  Street  Furniture  diatas  didapat  beberapa  jenis  Street  Furniture  yang  akan  dikembangkan.  Pemetaan  ini  bersumber  dari  data  awal  dan  data  lapangan  yang  dikembangkan  secara  luas.  Beberapa  Street 

Furniture yang dihasilkan dari pemetaan pikiran meliputi desain lampu jalan, desain  shelter, desain tempat sampah, desain kotak pos, desain pagar jalan, desain city map, 

(5)

desain  billboard,  desain  rambu,  desain  vas  tanaman,  desain  bangku,  dan  desain  papan iklan. 

Dari  kesebelas  desain  Street  Furniture  hasil  dari  pemetaan  pikiran  teresbut  akan  dianalisa  lagi  untuk  mendapatkan  peringkat  prioritas  desain.  Pemilihan  desain  yang  akan diprioritaskan didapat dari pemberian nilai dengan angka yang telah ditetapkan  dan dinilai dengan kriteria‐kriteria pertimbangan desain. Berikut adalah tabel kriteria  pertimbangan prioritas desain yang telah dibuat.     

 

Kesimpulan  : Desain elemen / device street furniture dengan nilai tertinggi ialah 39

poin untuk desain shelter, 37 poin masing-masing untuk desain bangku, desain lampu jalan, desain city map dan desain papan iklan promosi. 34 poin masing-masing untuk desain tempat sampah dan desain rambu/ signage. 31 poin untuk desain pagar jalan. 27 poin masing-masing untuk desain pot tanaman dan billboard. Dan nilai terendah dengan 23 poin untuk desain kotak pos. Dari beberapa nilai tersebut nilai tertinggi yakni 39 dan 37 poin akan diprioritaskan dalam pengembangannya. Sedangkan untuk

Tabel 2. Marking Penilaian

(6)

poin 34 akan tetap dikembangkan desainnya dengan mengikuti hasil analisa dari desain shelter, desain lampu jalan, desain bangku, desain city map dan desain papan iklan promosi.

Analisa Aktifitas

Tujuan : untuk mengetahui aktifitas apa saja yang dilakukan, yang berhubungan dengan street furniture, baik itu kontak secara langsung maupun tidak langsung. Analisa aktifitas ini kemudian dikaji lebih detail untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai kebutuhan dasar dari desain street furniture. Dari aktifitas yang didapat, akan ditemukan permasalahan yang kemudian dicari kebutuhan apa untuk mengatasi dan menjangkau solusi.

1. Aktifitas Yang Terjadi Berhubungan Dengan Shelter  

   

Aktifitas Durasi Permasalahan Kebutuhan

Datang 0 - 2 menit

Terkadang sulit menjangkau shelter gara-gara dijadikan tempat mangkal taksi,becak dll. Terhindar dari penyalahgunaan fungsi,sehingga sirkulasi mudah. Menunggu 0 - 30 menit

- tempat duduk yang tidak difungsikan sesuai fungsinya

- tempat duduk yang berfungsi maksimal dan bisa mencegah Tabel 3. Permasalahan Aktifitas User Terhadap Shelter

lter 

(7)

- kondisi shelter yang membuat pengguna menjadi tidak nyaman berada disitu(kotor, tidak terawat, membahayakan).

penggunaan lain yang negatif - kondisi shelter yang easy maintenance dan memiliki keawetan yang tinggi. Berangkat 0 - 3

menit

Terkadang sulit menjangkau shelter gara-gara dijadikan tempat mangkal taksi,becak dll. Terhindar dari penyalahgunaan fungsi,sehingga sirkulasi mudah. Kebutuhan desain:

a. Mencitrakan kota (image kota) dan estetika b. Kemudahan sirkulasi/akses ke tiap part

c. Mengakomodasi calon penumpang untuk duduk

d. Kenyamanan (ergonomi) dan antropometri tetap diperhatikan e. Pemilihan material yang tepat

f. Kelengkapan informasi

g. Sistem pencegah vandalisme dan penyalahgunaan fungsi h. Kemudahan maintenance

i.

Kesimpulan : untuk mendapatkan desain yang mampu mengatasi semua permasalahan yang ada pada shelter sebisa mungkin memenuhi semua kebutuhan desain yang telah didapatkan.

2. Aktifitas Yang Terjadi Berhubungan Dengan Tempat Sampah  Aktifitas oleh Pengguna Tempat Sampah :

   

 

Tabel 4. Permasalahan Aktifitas User Terhadap Tempat Sampah Gambar 4: Aktifitas User Terhadap Tempat Sampah

(8)

Aktifitas Durasi Kondisi ekstrim/permasalahan Kebutuhan Memasukkan sampah ketempat sampah

< 1menit - salah memasukkan sampah basah/kering

- mulut/lubang sampah yang cukup sempit,kesulitan memasukkan sampah

-Informasi yang mudah dimengerti(pembeda antara sampah basah dan kering)

- sistem pelindung untuk mengamankan isi tempat sampah

 

 Aktifitas oleh Petugas Pengangkut Tempat Sampah :

   

(9)

 

Aktifitas Durasi Permasalahan/kondisi ekstrim Kebutuhan Membuka

kuncian tempat sampah ( dengan menggunakan kunci yang hanya dimiliki petugas ) 1-2 menit - kunci&kuncian rusak - kunci hilang Sistem kuncian yang lebih sederhana Membuka tutup tempat sampah > 1 menit

membuka tutup cukup mudah, tapi mempertahankan tetap terbuka yang sulit, karena tidak ada penahan

Buka tutup tempat sampah mudah Melepas badan tempat sampah dari tiangnya, caranya dengan digeser keatas 2-3 menit

mengepaskan posisi badan tempat sampah dengan tiang terkadang susah karena pintu harus dalam keadaan tetap terbuka Sebisa mungkin tidak diangkat Membuang isi tempat sampah ke DUMP TRUK. 1-2 menit

Ukuran sampah besar dan berat Sistem Pegangan yang mengakomodasi kemudahan angkat Mengembalikan tempat sampah ke tiang penyangganya. 2-3 menit

Mengepaskan cukup sulit Sistem Tanpa angkat sampah Mengunci kembali tutup tempat sampah 1-2 menit -- Sistem kuncian yang lebih sederhana  

Kesimpulan : Dari aktifitas yang berhubungan dengan tempat sampah, yaitu buang sampah (pengguna) dan angkut sampah (petugas) didapatkan kebutuhan-kebutuhan

Tabel 5. Permasalahan Aktifitas Petugas Pengangkut Sampah Terhadap Tempat S

(10)

desain tempat sampah yang harus mengakomodasi kemudahan bagi keduanya.kebutuhan tersebut antara lain :

a. Pembeda antara tempat sampah basah dengan kering b. Sistem pelindung isi tempat sampah

c. Mekanisme buka tutup tempat sampah yang sederhana d. Mekanisme angkut isi tempat sampah untuk dibuang e. Sitem pengaman dari aksi vandalisme

f. Estetika

g. Ergonomi dan antropometri

Untuk menciptakan desain yang baik dan maksimal, minimal harus memenuhi kebutuhan desain yang dicantumkan diatas. Tentunya dengan memperhatikan aspek pendukung lainnya.

Analisa Kebutuhan

Kebutuhan yang didapat dari beberapa analisa sebelumnya bisa dibagi menjadi dua, yaitu kebutuhan simbolik dan kebutuhan teknis.

1. Kebutuhan Simbolik

Kebutuhan simbolik disini lebih kepada citra atau image dari sebuah desain, dalam hal ini desain street furniture yang diwujudkan dalam desain sistem shelter dengan beberapa komponen pendukung lainnya yaitu tempat sampah, peta kota dan informasi, lampu PJU (Penerangan Jalan Umun) dan pagar pembatas jalan. Dimana Desain nantinya harus mencitrakan Kota Surabaya sesuai posisioningnya sebagai Kota Industri dan Perdagangan dengan semangat Maritim.

Kebutuhan Tersebut adalah :

 Menciptakan kota (sesuai ide city branding)  Integrasi dengan lingkungan sekitar

 Integrasi dengan elemen Street Furniture lainnya

2.  Kebutuhan Teknis 

Kebutuhan teknis sudah jelas berhubungan dengan aspek-aspek yang nyata seperti struktur, material, mekanisme dan lain-lain yang tujuannya adalah memberikan kemudahan kepada pihak-pihak yang berhubungan langsung desain, seperti

(11)

produsen, pengguna dan petugas konstruksi serta petugas perawat. Untuk detil kebutuhannya adalah sebagai berikut :

 Perakitan mudah dan cepat

 Mampu mengikuti ruang sesuai kebutuhan  Mampu menciptakan kesan sejuk

 Mampu melindungi dari panas dan hujan  Memiliki elemen penunjang yang dibutuhkan  Mudah dalam perawatan

 Meminimalisasi aksi vandalism

Analisa Image  

   

 

Air menjadi ide awal bentuk, dan kemudian dicari bentukan seperti apa yang memiliki karakter yang unik dan kuat, dan bentukan tersebut adalah ombak. Dari ombak ini kemudian disederhanakan hingga menjadi bentuk dasar yang nantinya dijadikan acuan pengembangan bentukan desain.

Analisa Ergonomi dan Antropometri

Untuk menentukan dimensi keseluruhan dari halte dibuat analisa ergonomi sebagai berikut :

(12)

Dari analisa antropometri zona nyaman diperoleh ukuran awal halte panjang minimum 500cm dan lebar minimum 250cm.

Selanjutnya adalah analisa pencarian perlakuan paling tepat untuk melindungi pengguna shelter dari cahaya matahari dan dari tampias hujan , sekaligus pencarian dimensi tinggi shelter.

       Gambar 9: Arah Cahaya Matahari dan zonanya Gambar 7: Antropometri zona nyaman (ki) dan Standar Trotoar (ka)

(13)

  

 

Dari analisa antropometri diatas didapatkan tinggi mnimum shelter dan posisi dan bentuk dasar yang maksimal melindungi pengguna dari cahaya dan hujan.

Analisa selanjutnya untuk mencari posisi dan dimensi bangku agar tidak sampai disalahgunakan untuk tidur, namun masih memperhatikan aspek kenyamanan (Gambar 11). Dan pencarian tinggi peta kota serta papan iklan didalam shelter (Gambar 12).

Bahasan selanjutnya mengenai tempat sampah, yaitu mencari dimensi dan konfigurasi yang paling ideal disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia. Dibawah ini adalah hasilnya,

Gambar 13: Ketinggian display ideal G b 4 15 H il

Gambar 11: Posisi atap mengatasi tampias hujan Gambar 10: tinggi minimum

shelter

Gambar 12: Dimensi Final Desain Bangku

(14)

Selanjutnya akan dibahas analisa tentang billboard, bagaimana posisi dan dimensi idealnya. Berikut ini adalah hasil yang didapatkan disesuaikan antropomotri pengguna yang kebaynyakan adalah manusia atau pengendara yang berada di jalan raya.

Analisa Konfigurasi

Lewat analisa konfigurasi ini akan didapatkan layout penempatan tiap komponen dari sebuah sistem shelter. Dimana layout tersebut merupakan yang paling tepat karena sudah memperhatikan aspek kenyamanan alur lalu lintas calon penumpang bus atau angkutan kota. Dibawah ini hasil konfigurasi yang dipilih,

Gambar 14: Dimensi dan konfigurasi tempat sampah

(15)

Gambar 16: Konfigurasi Tampak Atas

(16)

Analisa sruktur

Struktur terdiri atas beberapa jenis, antara lain struktur rangka, struktur bidang dan struktur dome ( kubah ). Dari ketiga jenis struktur yang ada, akan dicari mana yang paling tepat dan sesuai dengan kebutuhan yang di simpulkan dalam beberapa kriteria dibawah ini :

 mampu menopang beban berat

 mampu mencegah aktifitas vandalisme berupa tempel liar  mudah dan cepat dalam proses pembangunan/perakitan  kemudahan dalam perawatan ( perbaikan dan pembersihan )  efisiensi material dan produksi

Dan ternyata melalui penilaian di tiap kriteria dengan tiap alternatif, struktur rangka yang paling mendekati sesuai.

HASIL

(17)

     

Gambar 19: kemampuan atapmembuka dan menutup dengan cara kerja manual oleh pengguna

            

Gambar 20 : operasional gerak atap oleh operator

Mekanisme menggunakan motor listrik, dengan interface brupa tombol pengendali, apakah ingin menutup atau membuka.

Akses untuk menjangkau billboard bagi petugas juga dipermudah, yaitu dengan caraditambahkan tangga yang sifatnya bongkar pasang. Struktur rangka selanjutnya bisa dipakai sebagai tangga/pijakan saat sudah diatas.

     

(18)

Kelengkapan Elemen Street Furniture berupa adanya bangku, peta kota, tempat sampah, lampu penerangan jalan umum dan pagar pembatas jalan sudah dipenuhi, tentu saja aspek integrasi antar elemen street furniture harus terlihat.

   

               

 

                

Gambar 22: Tempat duduk/ bench

Gambar 23: Peta Kota Gambar 24: Tempat sampah / garbage

(19)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dengan banyaknya permasalahan dan kekurangan dari sistem street furniture yang ada di Kota Surabaya, maka adanya perbaikan berupa desain baru yang mampu mengakomodasi semua kebutuhan akan fungsi teknis dan fungsi simbolik menjadi sangat penting. Selain Itu juga disesuaikan dengan Kota Surabaya yang ingin mem-branding dirinya sebagai Kota industri, perdagangan dengan semangat maritim. Desain Street Furniture Sebagai Penunjang City Branding Kota Surabaya menjadi solusi untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada. Dalam desain ini menghasilkan output berupa satu sistem Street Furniture yang didalamnya terdapat beberapa elemen/device yaitu sistem halte/shelter, lampu penerangan jalan umum (PJU), tempat sampah, dan pagar pembatas jalan yang didesain dengan memenuhi konsep . Diharapakan desain ini mampu memperkuat branding kota yang ingin ditampilkan. Saran

Pada tahap akhir laporan ini penulis berharap agar jurnal tugas akhir ini dapat menambah pengetahuan masyarakat, terutama mahasiswa desain dan masyarakat bahwa Surabaya sedang mem-branding kotanya dengan positioning yang didasarkan pada potensinya yang paling menonjol, yaitu maritim. Dan implementasi dari upaya untuk menunjang branding kota ini adalah lewat perancangan street furniture yang merupakan elemen penting untuk promosinya.

Penulis menyadari dengan banyaknya kekurangan yang terdapat dalam penyusunan jurnal ini, diharapkan juga adanya kritik dan saran yang membangun antara pihak perencanaan Kota Surabaya, pakar di bidang urban design, pemerhati kota dan dari perguruan tinggi atau sejenisnya untuk dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan penelitian yang berguna bagi pengembangan produk street furniture dan branding kota itu sendiri kedepannya.

(20)

DAFTAR RUJUKAN

BUKU

Dreyfuss, Henry (1976) The measure of man, Human Factor in Design, McGraw Hill, USA.

Panero, Julius. & Martin Zelnik (2003) Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Erlangga, Jakarta.

Ulrich, Karl T. & Steven D. Eppinger (2001) Perancangan & Pengembangan Produk, Salemba Teknika, Jakarta.

Lynch, Kevin (1960) The Image Of the City, MIT Press, Cambridge.

Kotler, Philip (2002) Manajemen Pemasaran, Buku 1 dan 2, PRENHALLINDO, Jakarta.

Carmona, matthew (2003) Public Places, Urban Spaces : The Dimensions of Urban Design, Architectural press, Oxford.

LAPORAN PAPER / STUDI dan PENELITIAN

Permana, Egie (2008) Laporan Tugas Akhir Visual Destination Kota Surabaya, Desain Produk - ITS, Surabaya

Subarkah, Landung (2008) Laporan Tugas Akhir Desain Shelter Bus Modular Untuk Kota Surabaya, Desain Produk - ITS, Surabaya.

Lakoro, Rahmatsyam dkk (2007) Penelitian City Branding Kota Lamongan, ITS, Surabaya.

Indrojarwo, Baroto Tavip dkk (2009) Penelitian City Branding Surabaya sebagai Pusat Industri Kreatif Nasional, ITS, Surabaya.

MEDIA ONLINE / INTERNET

www.pikiran-rakyat.com www.surabaya.go.id www.google.co.id www.yahoo.com.id www.pdfseacrhengine.com

Gambar

Gambar 1: Skema Metodologi perancangan
Tabel 2. Marking Penilaian
Gambar 3: Skema aktifitas di Shelter
Gambar 5: Aktifitas Petugas Pengangkut Sampah Terhadap Tempat Sampah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika massa Matahari menjadi dua kali lebih besar dari sekarang, dan apabila planet-planet termasuk Bumi tetap berada pada orbitnya seperti sekarang, maka periode

[r]

Penulis mengucapkan Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pemberian Kredit

Adriani menghendaki bahwa Hukum Pajak berdiri sendiri merupakan suatu ilmu pengetahuan yang terlepas dari Hukum Tata Usaha Negara karena Hukum Pajak mempunyai

Se*ala +ui -a*i Allah SW atas se*ala lim+ahan rahmat an hiayat/Nya Se*ala +ui -a*i Allah SW atas se*ala lim+ahan rahmat an hiayat/Nya sehin*a 0ami

Hasil penelitian terkait Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di

Seperti yang dilakukan oleh Icshan Yasin Limpo yang menggunakan jaringan politik yang dimilikinya mulai dari Pilkada Kabupaten Gowa dari tahun 2005 tahun 2010, Ichsan yasin

Pengujian uji coba perbandingan performa bertujuan untuk mengukur seberapa cepat pengolahan data dengan menggunakan teknologi Complex Event Processing (CEP) jika