39
OBJEK PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Radio 101.4 TRAX FM
Stasiun Radio 101.4 Trax FM Jakarta merupakan sebuah stasiun radio yang miliki segmentasi usia 15 - 25 tahun (laki-laki dan perempuan), status ekomoni sosial A,B, memiliki campaign "Brings out the coolness and goodness in you". Campaign ini dimaksudkan untuk mengajak anak-anak remaja agar memiliki kehidupan yang ceria dan dinamis, dan juga nilai-nilai sosial dalam kehidupan mereka.
Pendengar Trax FM adalah pendengar yang membawa kombinasi antara unsur "coolness" dan "goodness" dalam diri mereka, untuk dapat membuat suatu perbedaan yang bersifat positif. Musik adalah bagian lain dari Trax FM, dimana Trax FM memutar berbagai jenis musik yang diminati anak-anak remaja, seperti acid jazz, pop, rock, R&B, hip hop, alternative, dan masih banyak lagi.
Sejak berdirinya pada tahun 2000, stasiun radio ini mendapatkan pengakuan tentang musik, dan apa yang sedang trend dan baik untuk para remaja, oleh karena itu dibuatlah 90.2 Trax FM Semarang sebagai kelanjutan dari usaha campaign tersebut. Para pendengar Trax FM, yang diberi sebutan "Anak Trax" memiliki psychographic seperti mudah bergaul, kreatif, terbuka, berpengetahuan luas, inovatif, mengikuti trend masa kini, suka musik, suka film, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan dan gaya hidup anak remaja. Trax FM berusaha menyuguhkan program harian yang semarak. Dari hari Senin sampai dengan hari Jumat, mulai pukul 5 pagi sampai dengan pukul 1 pagi, untuk memulai aktivitas di pagi hari, hingga menjelang tidur.
Trax FM Jakarta merupakan sebuah stasiun radio yang memiliki kampanye "Brings out the coolness and goodness in you". Kampanye ini dimaksudkan untuk mengajak anak-anak remaja agar memiliki kehidupan yang ceria dan dinamis, dan juga nilai-nilai sosial dalam kehidupan mereka. Pendengar Trax FM adalah pendengar yang membawa kombinasi antara unsur "coolness" dan "goodness" dalam diri mereka, untuk dapat membuat suatu perbedaan yang bersifat positif.
Mereka adalah the “now generation” atau generasi “masa kini”. Sejak berdirinya pada tahun 2000 dengan nama MTV Sky, stasiun radio ini mendapatkan pengakuan tentang musik, dan apa yang sedang trend untuk para remaja. Keseuksesan misi ini di Jakarta diteruskan ke kota Semarang dengan 90.2 Trax FM Semarang.
Trax FM Jakarta saat ini juga merupakan salah satu bagian dari MRA group, dimana di dalamnya terdapat beberapa radio seperti Hard Rock FM, Cosmopolitan FM, I-radio, Brava Radio, dan beberapa majalah seperti Trax Magazine.
Arti dari tulisan trax fm yang dibuat dengan huruf gabungan antara gelombang frekuensi radio dengan nama stasiun radio dimaksudkan untuk menerangkan bahwa trax fm berada di frekuensi tersebut.
Penulisan hurufnya dibuat untuk mencerminkan jiwa anak muda, warna kuning mencerminkan keceriaan dan semangat dan sesuai dengan slogan radio Trax Fm yaitu melambangkan jiwa anak muda yang semangat.
A. Profile Perusahaan
Nama Perusahaan : P.T. Radio Suara Kedjajaan Station Radio : Trax FM Jakarta
Frekuensi : 101,4 FM
Format Radio : Hits Maker Station Launched : 2000
Coverage : Jakarta
Direktur Utama : Hario Wijanarko Program Director : Vitali Ridho Produser : Esha Mahendra
Alamat : Gedung Sarinah Thamrin Lt.8, Jalan M.H.Thamrin 11, Jakarta 10350 Telephone : (021) 3144760
Fax : (021) 3144761
3.1.3 Visi dan Misi Radio 101,4 Trax Fm
Visi Radio Trax Fm : Best Music Menghadirkan musik - musik terbaik dan terbaru dari dalam dan luar negeri yang pastinya menjadi hits di kalangan anak muda. Best Talk Memberikan obrolan-obrolan menarik dengan penyiar-penyiar berkualitas dalam setiap programnya. Best News Update Memberikan info-info terbaik dan terkini kepada setiap pendengarnya
Misi Radio Trax Fm : Trax Fm Jakarta mempunyai misi untuk menjadi radio terdepan di Jakarta dengan memberikan nuansa “coolness” dan “goodness” yang bertujuan membuat para pendengarnya yang kebanyakan anak muda memiliki keceriaan dan semangat untuk menjalani aktifitas sehari-hari.
B. Komposisi Pengadaan Acara
Trax FM memiliki komposisi pngadaan acara sebagai berikut : Komposisi Musik: Indonesia 45 % Barat 55 % Komposisi acara on-air: music 60 % News 10 % Entertainment 15 % Talk 15 % Komposisi acara: on – air 60 % Off – air 10 % Event 30 % Adapun dalam satu jam siaran pada program Trax FM terdiri dari: Music: 60% Talk: 10 % Commercial: 20 % Info: 10 %
C. Target Pendengar
Audience Call: Anak Trax Age: 15 Thn – 25 Thn Gender: 55 % Female 45 % Male S.E.S: A dan B Psychographic: The “now” generation (generasi masa kini)bergaul, kreatif, berpikiran terbuka, berwawasan global, inovatif, peduli trend musik, fesyen, buku, dan film, juga percaya diri.
3.1.4 Ragam Program Acara a. Senin – Jumat
01.00 – 06.00: Nonstop Playlist Song 06.00 – 10.00: Morning Zone with Ichsan Akbar & Ayumi (Prime Time Pagi) 10.00 – 14.00: Trax Lagee (Request Program) 14.00 – 16.00: Skuldesak ( Program untuk Pelajar SMA) with Anka & Leo 16.00 – 20.00: Kompak Kampus with Jimi Upstairs & Ryo (Prime Time Sore) 20.00 – 22.00: Special Show : Zona Cinta (Senin – Selasa) with Radini Jambul (Rabu) Ngejam Bareng Buluk (Superglad) The show & The Selector with Dewi Hanafi Trax Style – Fashion Program (Jumat) With Karina Soegarda 22.00 – 01.00: Club Sky With Aldy & Dery (Prime Time Malam)
b. Sabtu & Minggu
01.00 – 06.00: nonstop playlist 08.00 – 10.00 : K’S Corner (All About Korea) 10.00 – 14.00: Trax Lagee (Request program) 14.00 – 16.00: Iro – Iro (All About Japan) 16.00 – 20.00: A date with (Sabtu) With Trax Troopers 16.00– 19.00 : A date With Trax Troopers (Minggu) 19.00 – 20.00 : Star Trax (Minggu) 20.00 – 24.00 : Groove Book (Sabtu) 20.00 – 22.00 : Trax minggu 22.00 – 24.00 : Trax Nite Out (Minggu)
3.1.5 Struktur Organisasi 101.4 TRAX FM
3.1.6 Status Sosial / Job Desk A. Program Director
Sebagai Program Director anda harus terobsesi dengan rating, penjualan, dan kemampuan untuk mendapatkan keutungan. Mendidik dan menghargai para pratiksi penyiaran. Manager nomor satu akan memperkejakan orang – orang nomor satu. Manager nomor dua dan akan memperkejakan orang – orang nomor tiga. Anda adalah nomor satu jadilah yang paling tahan terhadap kritik dan mengantisipasi reaksi pasar sebelum hal – hal yang tidak diinginkan terjadi. (Prayudha, 2004:80) Tugas dari seorang Program Director (Prayudha, 2004: 80-81)
1. Memonitor : Mendengarkan stasiun penyiaran radio setiap saat, setiap hari, dalam kondisi apapun tetap memantau.
Program
Director
Musik Director
Ars. Program
Director
Produksi
Penyiar
Produser
Team Creative
2. Bertindak : Mengoreksi kesalahan penyiaran sesegera mungkin, harus peduli dengan kesalahan – kesalahan yang dilakukan oleh tim kerja program.
3. Mencipta : Setiap hari muncul ide – ide baru untuk membuat penyegaran, misalnya mendesain promosi baru, mendiskusikan kampanye layanan masyarakat yang gress, menjual program, merancang ide dasar iklan sehingga implementasidan mempelajari musik – musik yang telah diuraikan.
4. Cari Masukan : Memberikan masukan – masukan yang membangun datang dari mana saja, mendorong tim kerja untuk mempelajari kritikan – kritikan yang dilontarkan karena respeknya.
5. Selalu bersikap positive : Sikap negatif akan merusak moral, oleh karena itu harus tetap menjaga moral dengan baik untuk menolong kearah kesuksesaan.
B. Music Director adalah orang yang memiliki tugas sebagai berikut : 1. Menambahkan atau mengeluarkan lagu – lagu yang akan diputar.
2. Mempersiapkan daftar lagu yang akan diputar (Playlist) serta mengawasi pelaksanaanya.
3. Mendengarkan dan memeriksa rekaman lagu / musik baru.
4. Berkonsultasi dengan manager program mengenai rotasi lagu / musik.
5. Menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan rekaman untuk mendapatkan lagu / musik terbaru. (Morissan, 2009:288).
C. Penyiar
Penyiar sering disebut juga dengan announcer memiliki tanggung jawab antara lain : 1. Mengantar rekaman lagu / musik dan program.
2. Membacakan iklan – iklan, layanan publik, dan identifikasi stasiun radio tersebut. 3. Menyampaikan laporan / informasi waktu, cuaca, dan lalu lintas.
4. Menjalankan peralatan control room.
5. Ikut seta dalam meproduksi iklan dan penggumuman. (Morissan, 2009:288)
D. Produser
Beberapa stasiun besar dan jaringan radio memiliki produser khusus yaitu seseorang yang mengorganisir produksi program atau beberapa kegiatan khusus. Kenyataanya pertanggungjawaban seorang produser tergantung kebijakan radio yang bersangkutan. Stasiun penyiaran radio yang sederhana hingga yang canggih, dalam hal ini peran penting produksi dan prosuser sama. Biasanya produsser dititik beratkan mengkreasikan dan mengeksekusi komersial penyiaran radio. (Prayudha, 2004:83)
3.2 Prosedur yang berlaku
3.2.1 Strategi Zona Cinta dalam menarik minat pendengar
Program Zona Cinta adalah Salah satu jenis Spesial dailly program yang ada di Trax dan satu – satunya yang programnya disiarkan seminggu 2 kali setiap senin – selasa. Karena program ini memiliki pendengar yang cukup banyak karena kalo kita membahas yang namanya akan cinta itu tidak akan pernah ada habisnya sampai kapanpun. Cara yang dilakukan oleh program Zona Cinta untuk menarik pendengarnya dengan membuat Dengan penyiarnya karena penyiar itu harus dekat dengan pendengar dan bisa jadi teman curhatnya, musik yang kita pilih juga harus lagi hitz dan bertemakan cinta, dan dengan segmen – segmen yang menarik dan adanya interaktif antara penyiar dan pendengar agar lebih dekat lagi dengan pendengar. Dalam 1 jam siaran itu ada 4
quadran siaran, dimana setiap quadran siaran penyiar hanya ngomongnya maksimal 3 menit tapi apabila ada narasumber atau bintang tamu makanya dia akan ngomong maksimal 5 menit paling. Pas dan sisanya lagu atau iklan. Jika 1 jam format siaran 15 menit maka penyiar akan dapat jatah hanya 3 menit untuk berbicara dan lagu sampai 2-3 lagu minimal 5 sampai 9 menit dan setelah itu sisanya hanya iklan – iklan saja.
3.2.2 Tujuan Mempromosikan Zona Cinta
Tujuan mempromosikan Zona Cinta balik lagi dengan tujuan awal pembuatan program Zona Cinta yaitu Tujuan dari pembuatan program Zona Cinta balik lagi ketujuan radio pada umumnya yaitu untuk menghibur, menghibur didalamnya ini dengan lagu – lagu yang kita pilih dan bisa membawa pendengar dalam suasana percintaanya, menghibur juga dengan tips – tips cinta dari penyiar itu dan juga menjadi ajang curhat – curhatan antara pendengar dengan penyiar dan inti dari pembuatan program ini adalah untuk menghibur para pendengar Trax. Program Zona Cinta bisa mempromosikanya melalui Facebook atau Twitter yang ada untuk mempermudah pendengar lebih dekat dengan penyiar. Event – Event Zona seperi Aduhai yaitu event yang hanya diadakan satu tahun sekali tepatnya pas bulam valentine.
3.2.3 TOR Program Zona Cinta Program Acara : Zona Cinta Frekuensi : 101.4 FM Produser : Sawi Penyiar : Radini
Segmentasi : 15 – 25 Tahun
Tujuan Program : Untuk menghibur dan menjadi teman bagi anak – anak Trax FM
3.2.4 Format Clock Acara Zona Cinta Format Clock 1
Format Clock 2
3.3 Metode Penggumpulan Data
Penelitian ini membahas tentang Analisis Strategi Programming acara “Zona Cinta” di 101.4 Trax FM dalam menarik minat pendengar, untuk itu peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5), bahwa: Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
Precon 2 Song 1 - 10 Fakta Cinta Twitpic 1 - 3
Love Tips Cinta Song 11 - 18 Shut and Shot Closing Zona Cinta
yang berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang mereka mati.” (Moleong, 2006:4) Peneliti memahami bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kualifikasi lainya. Penelitian ini akan meneliti secara mendalam mengenai analisis strategi program “Zona Cinta”. Proses penelitian tidak menggunakan prosedur statistik atau cara kualifikasi yang lainya, karena peneliti hanya bermaksud untuk meneliti bagaimana strategi program “Zona Cinta”. Setelah itu menguraikanya deskriptif dalam bentuk kata – kata.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik penggumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif / kualitatif (Sugiyono, 2006:9)
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk memahami suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh obyek penelitian yang diuraikan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa.
Berikut ini fungsi dan pemanfaatan penelitian kualitatif yang diungkapkan oleh (Moleong, 2006:7)1. Pada penelitian awal dimana subjek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami.
1. Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional. 2. Memahami isu – isu rumit suatu proses untuk keperluan evaluasi
3. Digunakan untuk meneliti tentang hal – hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian
4. Digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal – hal yang sudah banyak diketahui.
5. Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya.
3.3.1 Sifat Penelitian
Dikaitkan dengan rumusan masalah penelitian, maka peneliti menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif. Peneliti mencoba untuk meneliti dan menggumpulkan informasi aktual secara rinci yang diperoleh dari data deskriptif, baik berupa data lisan juga tertulis dari obyek penelitian.
Lexy J. Moleong menjabarkan ciri khas pendekatan kualitatif dengan pendekatan deskriptif sebagai berikut: Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis / lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu / organisasi ke dlam variabel atau hipotesis tetap memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. (Moleong, 2006:4) Menurut Jalaludin Rakhmat (2002) penelitian deskriptif bertujuan untuk :
a. Menggumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dalam praktek yang berlaku c. Membuat perbandingan atau evaluasi
d. Menentukan apa yang orang lain lakukan dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman.
Peneliti menyimpulkan penelitian bersifat deskriptif memberikan penjelasan mengenai obyek yang diteliti. Pada dasarnya penelitian deskriptif bekerja dengan cara menganalisis, memadukan, mengklarifikasi serta menggorganisasikan sesuatu hasil observasi. Penelitian ini mencoba untuk menggumpulkan informasi aktual secara rinci yang diperoleh dari data deskritif, bauk berupa data lisan dan juga tertulis dari subjek yang diamati. Data lisan diperoleh dari para informan. Dan peneliti juga mendapatkan data tertulis berupa company profile stasiun Trax FM.
3.3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian menurut Nawawi adalah sesuatu meliputi ada dan yang mungkin ada. Sesuatu yang ada ialah sesuatu yang dapat disentuh dengan indera, sehingga lebih mudah menunjukan bukti kebenaranya. Seangkan sesuatu yang mungkin ada ialah sesuatu yang sekarang belum ada, akan tetapi tidak mustahil ada setelah melalui proses pembuktian.(Nawawi,2003:3).
Objek pada penelitian ini adalah program “Zona Cinta” yang disiarkan di Trax FM setiap hari senin dan selasa pukul 20.00 – 22.00 WIB. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana strategi proggraming pada program “Zona Cinta” di Trax FM dalam meningkatkan minat pendengar.
3.3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan dilakukan untuk memenuhi dan mendapatkan segala informasi adalah Trax FM yang terletak di Jalan MH.Thamrin Gedung Sarinah lantai 8 Jakarta Pusat.
3.3.4 Teknik Penggumpulan Data
Teknik Penggumpulan data adalah cara – cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menggumpulkan data. Data dikelompokan menjadi dua kategori yaitu data primer dan sekunder & referensi.
1. Data Primer
Data Primer yaitu data authentic atau data langsung dari tangan pertama tentang masalah yang diungkapkan, Secara sederhana data ini disebut juga data asli (Nawawi, 2005:80)
Penggumpulan data primer yang dilakukan peneliti yaitu dengan wawancara mendalam serta observasi untuk memperoleh data – data yang diperlukan peneliti secara langsung dari sumber yang berhubungan dengan penelitian.
a. Observasi
Selain menggunakan wawancara mendalam, peneliti juga melakukan observasi. Mengadakan observasi menurut kenyataan, melukiskanya dengan kata – kata secara cermat dan tepat tentang apa yang diamati, kemudian mencatatnya dan mengolahnya dalam rangka masalah yang diteliti secara ilmiah.
Kriyantono mendefinisikan observasi adalah kegiatan yang setiap saat kita lakukan, dengan perlengkapan panca indera yang kita miliki. Kita juga sering mengamati objek – objek yang ada disekitar kita (Kriyantono, 2006:108)
Agar observasi dapat mengimpun data secara efektif perlu diperhatikan beberapa syarat sebagai berikut: (Nawawi, 2005: 100)
1. Orang yang melakukan observasi (obsever) harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai obyek yang akan diobservvasi. Dengan demikian pengetahuan yang cukup obsever harus mampu menetapkan gejala – gejala yang akan diamati.
2. Obsevasi harus memahami tujuan – tujuan khusus dari penelitian yang
dilaksanakanya. Dengan demikian berarti obsever harus memahami juga secara baik masalah – masalah penelitian agar mampu menghimpun data dari gejala yang timbul sesuai dengan keperluan pemecahan masalah penelitian.
3. Tentukan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data. Untuk itu harus dipertimbangkan apakah pencatatan langsung ditempat observasi tidak akan merugikan bagi penggumpulna data.
4. Tentukan kategori pencatatan gejala yang diamati, dengan mempergunakan skala tertentu atau sekedar mencatat frekuensi munculnya gejala tanpa klasifikasi tingkatanya.
5. Observasi harus dilakukan secara cermat dan kritis. 6. Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah 7. Pelajari cara mencatat sebelum melakukan observasi
Peneliti melakukan observasi langsung dengan ikut dalam proses siaran. Pengamatan dalam penelitian ini ternasuk dalam pengamatan yang tidak berperan serta karena pengamat dalam meneliti hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. Pengamatan yang dilakukan juga termasuk dalam pengamatan terbuka karena para subjek dengan sukarela memberi kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi, dan mereka menyadari bahwa ada orang yang mengamati hasil yang dilakukan untuk mereka. (Moleong, 2006:178)
Observasi ini peneliti lakukan pada tanggal 2 maret 2012 untuk meliat kinerja Program Director dan juga Music Director.
b. Wawancara Mendalam
Menurut Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertayaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan pertayaan itu. (Moleong, 2006:186).
Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to
face relationship) anatara si pencari informasi (interviewer) dengan sumber informasi
(interviewee) Secara sederhana wawancara dapat diartikan sebagai alat penggumpulan data, dengan menggunakan tanya jawap antara pencari informasi dengan sumber informasi.
Wawancara tersebut sudah berupa daftar pertayaan yang sudah disusun lebih dulu dan diberikan kepada narasumber. Narasumber yang digunakan adalah orang – orang yang berkepentingan dalam tujuan penelititian yang dilakukan oleh peneliti.
Wawancara mendalam adalah sesuatu cara penggumpulan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan juga mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi ( berulang – ulang ) secara insetif. Selanjutnya dapat dibedakan antara responden ( orang yang akan diwawancarai sekali) dengan informan ( orang yang ingin periset ketahui / pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali ). Karena itu disebut juga wawancara yang insetif (Insetive – Interviews ). Biasanya menjadi alat utama pada riset kualitatif yang dapat dikombinasikan dengan observasi partisipan. ( Kriyantono, 2010: 100)
Untuk lebih mendapatkan data yang aktual, peneliti juga melakukan wawancara mendalam dengan 2 Informan. Wawancara mendalam adalah dengan mengadakan tanya jawab dan mewawancarai agar memperoleh keterangan yang jelas dan terperinci yang
berkaitan dengan topik penelitian yang diangkat peneliti. Dengan wawancara mendalam peneliti dapat menggumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan 2 informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.
Di dalam wawancara mendalam (Indepth Interview) ini, peneliti memberikan Informan kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya dan emndorong untuk berbicara secara luas dan mendalam oleh karena itu untuk mencapai tujuanya, pewawancara harus mendorong pihak yang diwawancarai dengan berbagai cara untuk mengemukakan semua gagasan dan perasaanya denagn bebas dan nyaman.
Pada proses pencarian data, peneliti mewawancari Program Director Trax FM pada tanggal 13 April 2012, Music Director di Trax FM pada tanggal 30 April 2012.
Dari hasil wawancara dilakukan seperti percakapan informal, hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang lengkap dan jelas. Informasi dari informan kunci adalah Informan 1 dan informan 2 digunakan sebagai data yang akan dianlisis untuk penelitian ini.
Ketika wawancara dilakukan, peneliti menggunakan tape recorder sebagai alat untuk merekam hasil wawancara. Hal ini dilakukan karena apa yang diucapkan oleh interiewee merupakan sumber data utama informasi yang diberikan adalah sesuatu yang tidak boleh rusak serta harus terjaga dengan baik.
2. Data Sekunder dan Referensi a. Data Sekunder
Pengambilan data sekunder, yaitu company profile Trax FM, Rundown , dan data Rating yang dapat menambah wawasan penulis terhadap permasalahn yang diteliti.
b. Referensi
Referensi yang peneliti gunakan adalah dengan cara memperoleh atau menggumpulkan buku – buku karangan ilmiah yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.
3. Narasumber (Informan)
Untuk memeperoleh data dan keterangan yang mendukung serta dibutuhkan, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan Informan 1 dan Informan 2.
Informan adalah sumber informasi yang dapat memberikan keterangan penting dalam suatu penelitian. Informan menurut Moleong adalah: Orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Ia berkewajiban secara informal. Sebagai anggota tim dengan kebaikanya dan kesukarelaan ia dapat memberikan pandangan dari segi orang dalam tentang nilai- nilai, sikap bangunan, proses, dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersebut.. Dia harus mempunyai banyak wawasan tentang latar belakang .(Moleong, 2006:132)
3.4 Permasalahan yang ada
Permasalahan dalam menarik minat pendengar yang dikemukaan dalam wawancara dengan Didot selaku Program Director yaitu : “Kalau On Air biasanya kita mempromosikan yang dinamakan promo canger yang dimana penyiar, segmen – segmen itu di promosikan dan juga kita menyebarkan Flayer yang bisa kita sebar saat kita akan road show. Kalau untuk off air zona cinta baru – baru ini pas valaentine kita membuat
acara yang dimana anak Trax datang bersama dengan pasanganya ataupun kita bisa melibatkan penyiar sebagai MC itupun kegiatanya Cuma dilakukan setahun sekali”.
3.5 Alternatif Pemecahan Masalah
Dari permasalahan yang kita dapat simpulkan bahwa sebaiknya acara promosi program Zona Cinta dibuat sesering mungkin acara off airnya jangan hanya setahun sekali saja karena supaya bisa mendekatkan pendengar Zona Cinta dengan Penyiar. Dan kalau bisa ditambah lagi dengan kehadiran bintang tamu yang lebih sering agar pendengar merasa terasa terhibur apalagi yang dihadirkan itu adalah bintang tamu favoritenya.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam meneliti tentang analisis strategi program Zona Cinta di Trax Radio ini, peneliti menggunakan analis data kualitatif dimana data hasil wawancara dikumpulkan, dan diinterpretasikan peneliti secara deskriptif sesuai tujuan penelitian. Menurut Boghdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah: “Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikan , mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskanya apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”. Menurut Janice McDrury tahapan analisis data kuatitatif adalah sebagai berikut : (Moleong, 2006:248)
1. Membaca dan mempelajari data, menandai kata – kata dan gagasan yang ada dalam kata.
2. Mempelajari kata – kata itu, berupaya menemukan tema – tema yang berasal dari data.
3. Menuliskan “Model” yang ditemukan Koding yang telah dilakukan.
Pada penelitian ini, analisis data yang dilakukan peneliti adalah dengan cara memilih dan menyusun data – data yang diperoleh baik dari data hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan – informan, yang kemudian dianalisis secara deskriptif dalam bentuk kata – kata dan membandingkan dengan teori yang digunakan. Setelah itu peneliti menarik kesimpulan terhadap hasil penelitian.
Keabsahan pada penelitian kualitatif mengacu kepada suatu halaman yang masuk akal berdasarkan eksistensi ilmu pengetahuan dan kepercayaan (credibility) terhadap suatu fenomena yang terjadi. Adapun kualitas penelitian (goodness criteria) ini diantaranya akan dilihat dari trustworthiness atau kepercayaaan atas hasil penelitian yaitu terkait dengan : (Moleong. 2006 : 324)
a. Credibility ( kepercayaan )
Yaitu sejauh mana bahan dan hasil penelitian dapat dipercaya. Diantaranya dilihat dari pengecekan berbagai metode dari satu informasi, kecukupan sumber atau referensi untuk mengecek kebenaran informasi.Untuk memenuhi standar credibility, peneliti telah menghubungi kembali para narasumber penelitian untuk meminta justifikasi atau pembenaran atas hasil penelitian
b. Transferability ( keteralihan)
bergantung pada kesamaan antara konteks key informan dan informan sebagai pengirim dan peneliti sebagai penerima.
Untuk memenuhi kriteria transferability dalam penelitian ini peneliti menganalisis, menyimpulkan, dan menjelaskan hubungan yang ada dan bisa dijadikan acuan bagi peneliti mengenai “Analisis Strategi Pogram Zona Cinta Di Trax FM dalam menarik minta pendengar”
c. Dependability (Kebergantungan)
Yaitu sejauh mana peneliti mampu mengkonseptualisasikan secara benar apa yang akan diteliti, dan konsistensi peneliti dalam keseluruhan proses penelitian (pengumpulan data, analisa, interpretasi data).Untuk memenuhi Dependability dilakukan dengan mengaudit seluruh proses penelitianya. Caranya dilakukan oleh auditor yang independent, atau bimbingan untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah atau fokus memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan peneliti.
d. Confirmability ( kepastian )
Dalam melakukan interpretasi atas berbagai data, sehingga dapat dikonfirmasikan ulang dan memiliki konfirmasi dari orang lain. Untuk memenuhi standar confirmability, peneliti melakukan proses coding yang dimulai dari open coding, axial coding, dan selective coding dari seluruh hasil wawancara dengan para narasumber. Coding digunakan untuk membuat pembaca mengikuti tahapan analisis yang dilakukan peneliti sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan dari hasil wawancara antara peneliti dengan Program Director dan Juga Music Director.
3.7 Pengkodingan
1. Open Coding: adalah proses merinci, menguji, membandingkan, konseptualisasi, dan melakukan kategorisasi data
2. Axial Coding: adalah suatu perangkat prosedur dimana data dikumpulkan kembali bersama dengan cara baru setelah open coding, dengan membuat kaitan antara kategori-kategori. Ini dilakukan dengan memanfaatkan landasan berpikir (paradigma) coding yang meliputi kondisi-kondisi, konteks-konteks, aksi strategi-strategi interaksi dan konsekuensi-konsekuensi.
3. Selective Coding: adalah proses seleksi kategori inti, menghubungkan secara sistematis ke kategori-kategori lain, melakukan validasi hubungan-hubungan tersebut, dan dimasukkan ke dalam kategori-kategori yang diperlukan lebih lanjut untuk perbaikan dan pengembangan.(Starauss & Corbin, 2001:151)
3.8 Kelemahan Penelitian
Dalam setiap penelitian pasti ditemui kelemahan dan keterbatasan penelitian, begitu pula dengan penelitian ini terdapat kelemahan dan keterbatasaab penelitian yaitu:
1. Keterbatasaan waktu yang dimiliki key informan dan informan mengingat jam kerja yang padat sehingga peneliti menemui kesulitan untuk melakukan wawancara yang secara mendalam.
2. Data-data yang didapatkan dari perusahaan tidak dapat semua karena ada beberapa data yang dirahasiakan perusahaan tersebut.