• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Guna mendapatkan data yang utuh dan menggambarkan realitas, Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif,. Pendekatan kualitatif digunakan karena dengan pendekatan ini, akan terkumpul data pada suatu latar alamiah dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah (Moleong, 1995). Tujuan penggunaan pendekatan kualitatif adalah untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan tentang fenomena yang menjadi objek penelitian (Sekaran, 1992).

Selain itu, pendekatan ini dimaksudkan untuk menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, hubungan antar variabel, pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan-perbedaan antar fakta, dan lain-lain. (Subana, 2001).

Penelitian kualitatif akan menghasilkan data diskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Di sini yang ditekankan adalah keutuhan dari perilaku alamiah yang ada, sehingga tidak boleh ada usaha untuk mengisolasi individu atau organisasi kedalam avariabel atau hipotesis Bogdan dan Taylor (Erna, 2007).

Lokasi Penelitian

Bertempat di Kaki Gunung Merbabu sebelah utara nan sejuk, tepatnya di Kelurahan Tetep, RT 05 RW 08, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, bengkel Komunitas Sapu dibangun. Sebuah bengkel, berlokasi kurang lebih 6 km ke arah selatan dari jalan nasional Solo-Semarang, ada sejak tahun 2010, sekilas nampak menyerupai sanggar seni - berbentuk joglo kuno tanpa polesan politur dan pernis

(2)

- dengan penataan lingkungan yang apik. Pintu joglo yang hampir-hampir selalu rapat terkunci seakan mewartakan, seorang pelukis sedang menggores kanvas dengan tingkat konsentrasi yang tinggi.

Dari depan, tidak nampak adanya aktivitas kesibukan-atau bahkan mungkin kehidupan-layaknya sebuah bengkel, hanya kesunyian. Pun ketika masuk, sebuah ruang berkuruan 10x10 m yang dari luar tadi nampak sebagai sebuah joglo, nuansa kuno masih tetap menyelimuti: kursi jati tua, rak tua, meja tua, kursi rotan, lemari tua, seakan menjadi pelengkap nuansa kuno tadi. Di dinding, nampak ‘hasil karya-hasil karya’ yang asing, berwarna hitam menggelantung rapi. Di rak kuno tadi, nampak rapi tertumpuk ‘hasil karya’ yang juga berwarna hitam legam.

Namun, ‘salah paham’ tadi berakhir ketika meneruskan ‘perjalanan’ ke belakang rumah. Di situlah makna bangkel mendapatkan arti yang sesungguhnya. Nampak belasan orang sedang sibuk ditemani dengan 2 buah mesin jahit dan mesin obras, sebuah mesin pemotong, sebuah mesin pengepres, dan serak-serak bahan baku yang siap diolah.

Gambar III. 1 Tempat Produksi

(3)

Di situlah tempat seluas kurang lebuh 400 meter persegi itulah proses yang dinamakan upcycling dilaksanakan, bermula dari bahan sampah berupa ban dalam yang masih bundar, diproses sedemikian rupa melalui tangan-tangan terampil dan mesin-mesin yang tangguh, hingga menjadi karya dengan nilai estetik yang tinggi. Bagaimana mungkin, sebuah ban bekas yang tidak berguna bisa menjadi tas selempang, bungkus hp, dompet, sandal, gantungan kunci, gelang, manik-manik yang indah.

Yang menjadi tanda tanya besar adalah bagaimana proses pembuatan karya tadi dilakukan, serta bagaimana pemasaran hasil karya tadi hingga merambah ke luar negeri.

Untuk menjawab pertanyaan tadi, penulis ingin menelusuri tentang proses produksi secara utuh, mulai dari supplier ban bekas, proses pembuatan dari bahan mentah menjadi komoditas, sampai ke proses pemasaran. Untuk mengetahui pemasaran dalam negeri, bisa dilakukan dengan cara mengunjungi pameran dan reseller di tempat-tempat wisata. Untuk mengetahui pemasaran luar negeri, bisa dilakukan dengan cara mengunjungi online shop yang dimiliki, berupa website maupun media sosial.

Pertimbangan ketika memilih Kota Salatiga sebagai lokasi penelitian adalah karena kedekatan peneliti dengan objek penelitian, di mana Kota Salatiga tempat peneliti bekerja sehingga akan memudahkan dalam pengumpulan data.

Dusun Tetep berada di samping utara Jalan Lingkar Salatiga kurang lebih 1 km dengan kemiringan 3000 . Secara astronomis wilayah Kota Salatiga terbentang pada posisi antara 110.2.28’.37.79-11.32.39.79” BT dan antara 7.17’.4-7.23”.48” LS, yang diperhitungkan dari Meridian O Grenwich dan Eguator. Posisi semacam ini dan ditunjang oleh morfologi dan berupa pegunungan, menyebabkan Salatiga beriklim tropis yang mempunyai suhu rata-rata 23°-24°. Ketinggian daerah ini adalah 650 dpl dengan suhu rata-rata 24 C (Salatiga Dalam Angka, 2012).

(4)

Teknik Pengumpulan Data

Salah satu hal penting dalam melakukan penelitian adalah teknik pengumpulan data. Untuk itu, diperlukan teknik yang tepat untuk agar penelitian bisa berjalan dengan baik.

Pada tahap ini, peneliti sudah melakukan sebelum penelitian dimulai, yaitu dengan melakukan preliminary untuk membuktikan bahwa yang menjadi perhatian memang layak untuk dijadikan objek penelitian.

Bagi peneliti kualitatif, fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan diobservasi pada latar dimana fenomena tersebut sedang berlangsung serta teknik dokumentasi sangat penting (Suratno, 2010).

Data terbagi dalam dua kategori, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung, melalui observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, misalnya artikel di internet, surat kabar, maupun cerita dari orang lain (Sekaran, 1992). Data sekunder yang diperoleh adalah data tentang latar belakang pendirian Komunitas Sapu dan Taman Untuk Kehidupan (TUK) yang berasal dari internet.

Data sekunder lebih mudah diperoleh daripada data primer. Meskipun data primer lebih sulit didapatkan, ia memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. (Islam, 2008).

Dengan demikian, teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa langkah. Langkah pertama adalah observasi. Pada tahap ini, observasi dilakukan dalam dua tahap, antara lain observasi awal dan observasi lanjutan. Pada tahapa observasi awal, peneliti melihat dan mengamati objek serta lokasi penelitian secara langsung. Sedangkan observasi lanjutan dilakukan dengan cara mengamati proses produksi dan

(5)

pascaproduksi, termasuk pemasaran internasional. Penulis mengamati dan mencatat apa yang mau dimasukkan dalam penelitian.

Langkah kedua adalah wawancara. Wawancara bisa dilakukan bersamaan dengan observasi untuk memperjelas objek pengamatan. Namun, wawancara juga bisa dilakukan setelah melakukan observasi, Wawancara dilakukan secara langsung kepada pengurus usaha serta tenaga pemasaran. Selain itu, wawancara dilakukan dengan metode snowball, yaitu dengan cara bergulir ke informan berikutnya yang dikira bisa memberikan informasi. Pokok pertanyaan yang akan diajukan meliputi proses pengambilan kebijakan di perusahaan, strategi internasionalisasi, serta penahapan internasionalisasi.

Selain itu, wawancara dimaksudkan untuk memperkuat data observasi. Wawancara dilakukan kepada pengurus Komunitas SAPU, berupa ketua, sekretaris, bidang keuangan, bidang produksi, dan bidang pemasaran. Selain pengurus, wawancara juga dilakukan kepada toko reseller sehingga diperoleh data yang riil. Untuk mendapatkan data sekunder, dilakukan pengkajian dokumen. Tahap ini, bisa juga dilakukan pada saat wawancara maupun observasi. Namun, bisa juga dilakukan tersendiri. Dokumen yang digunakan antara lain data-data yang berasal dari objek penelitian, yaitu artikel media massa, brosur, catatan-catatan, laporan., buku, surat kabar, agenda, dan catatan tertulis lain. Data-data tersebut dirangkum dan diklasifikasi mana yang relevan dan mana yang tidak. Data yang relevan kemudian dimasukkan ke dalam tulisan.

Jika ternyata didapati data yang berbeda di antara responden, langkah selanjutnya adalah melakukan triangulasi, yaitu melakukan crosscheck data yang diperoleh kepada informan lain. Triangulasi adalah penggunaan penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan diteliti (Herdiansyah, 2009).

(6)

Metode Analisis Data

Setelah diperoleh data melalui pengumpulan data, selanjutya dilakukan analisis data. Analisis data dimaksudkan untuk membahas dan menjabarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian untuk selanjutnya ditarik suatu kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan penelitian.

Analisis Data pada penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja data, mengorganisasikan data,memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Bogdan & Biklen, dalam Moleong, 1997)

Analisis data juga merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh dirisendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012).

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif sudah dimulai dan dilakukan sejak awal penelitian hingga penelitian selesai. Hal ini berarti, setiap peneliti melakukan proses pengambilan data, peneliti langsung melakukan analisis dari data tersebut seperti pemilahan tema dan kategorisasinya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model analisis data interaktif menurut Miles dan Huberman. Model analisis data ini memiliki 4 tahapan, yaitu tahap pertama pengumpulan data, tahap kedua reduksi data, tahap ketiga display data, dan tahap keempat penarikan kesimpulan serta verifikasi data (Herdiansyah, 2009).

(7)

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk menjawab tujuan penelitian, antara lain mengetahui strategi di Komunitas Sapu untuk memasuki pasar internasional serta mengetahui cara Komunitas Sapu memelihara jaringan pendukung yang ada.

Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah didasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dengan harapan akan mendapatkan data dan informasi yang sahih dan sesuai dengan tujuan penelitian.

Informan dalam penelitian ini terdiri dari pemilik usaha serta orang-orang yang berhubungan langsung dengan proses pemasaran produknya. Dalam hal ini, penulis mewawancara Sindhu Prasastyo, sebagai penggagas Komunitas Sapu, Erika Firniawati, aktivis Komunitas Sapu, salah satu pengelola, Rudi Ardiyanta, pengelola Komunitas Sapu, dan beberapa karyawan yang terlibat dalam proses produksi.

Pedoman Pertanyaan

Pedoman pertanyaan disusun untuk memudahkan dalam mencari data dilapangan dan sebagai panduan peneliti untuk mewawancarai informan di lapangan. Namun, pada praktiknya, wawancara hanya digunakan sekilas sebagai pancingan, selanjutnya tanya jawab yang dilakukan lebih bersifat snowball, penulis akan menanyakan lebih lanjut jawaban responden walaupun tidak ada dalam panduan.

(8)

Sistematika Penulisan

Bab I adalah Pendahuluan, berisi latar belakang, kerangka pikir, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab II adalah Kajian Pustaka, berisi definisi dan teori tentang Internasionalisasi, strategi internasionalisasi, serta definisi dan teori tentang jaringan.

Bab III adalah Metode Penelitian berisi pendekatan penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, teknik penentuan informan, pedoman pertanyaan, serta rencana sistematika penulisan.

Bab IV membahas tentang latar belakang dan sejarah Komunitas Sapu.

Bab V adalah Hasil Penelitian dan pembahasan berisi deskripsi lokasi penelitian, latar belakang, dan proses produksi.

Bab VI adalah Pembahasan tentang Strategi Internasionalisasi yang dilakukan oleh Komunitas Sapu

Bab VII adalah Pembahasan tentang Manajemen Jaringan

Bab VIII adalah Penutup berisi kesimpulan

Gambar

Gambar III. 1   Tempat Produksi

Referensi

Dokumen terkait

asumsi bahwa setiap tatanan /struktur dalam sistem sosial akan berfungsi pada yang. lain, sehingga bila fungsional yang tidak ada, maka struktur itu tidak akan

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini sebagai syarat

Setelah menentukan analisis bahaya dan analisis kerentanan, maka akan kita dapatkan suatu kajian mengenai analisis risiko bencana dengan cara overlay kedua

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Tingkat suku bunga, EPS ( Earning Per Share), Dividend Payout Ratio

Berdasarkan hasil wawancara diatas, terhadap lima informan dari kalangan pustakawan Perpustakaan Universitas Hasanuddin Makassar maka dapat disimpulkan bahwa dari semua

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Rakyat Berbahasa Jawa melalui Metode Student Teams Achievement Divisions

Demikian kami sampaikan, atas perhatiaannya kami ucapkan terima kasih.. TUNGKAL

Menetapkan  desain dan  pengemasan  produk  rekayasa  sebagai alat  pengatur gerak sederhana  dengan sumber arus listrik aneka jenis alat  pengatur gerak