• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: PERANCANGAN HOTEL DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III: PERANCANGAN HOTEL DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III: PERANCANGAN HOTEL DI KAWASAN

CANDI PRAMBANAN

A. Analisa Data

1) Lokasi Lahan

(2)

Gambar 27: Lokasi tapak (sumber :Google maps) a. Lokasi tapak

Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman Prambanan Kulon.

Desa : Bokoharjo

Kecamatan : Prambanan Kabupaten : Sleman

Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta b. Letak Wilayah

Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33

(3)

Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan den gan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D.I. Yogyakarta.

c. Luas Wilayah

Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 km2 atau sekitar 18% dari luas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3.185,80 km2, dengan jarak terjauh Utara – Selatan 32 km, Timur – Barat 35 km. Secara administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun.

d. Topografi

Kabupaten Sleman keadaan tanahnya di bagian selatan relatif datar kecuali daerah perbukitan di bagian tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian di Kecamatan Gamping. Makin ke utara relatif miring dan dibagian utara sekitar Lereng Merapi relatif terjal serta terdapat sekitar 100 sumber mata air. Hampir setengah dari luas wilayah merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis di bagian barat dan selatan. Topografi dapat dibedakan atas dasar ketinggian tempat dan kemiringan lahan (lereng).

e. Iklim

Wilayah Kabupaten Sleman termasuk beriklim tropis basah dengan musim hujan antara bulan Nopember – April dan musim kemarau antara bulan Mei – Oktober. Pada tahun 2000 banyak nya hari hujan 25 hari terjadi pada bulan Maret, namun demikian rata -rata banyaknya curah hujan terdapat pada bulan Februari sebesar 16,2 mm dengan banyak hari hujan 20 hari.

Adapun kelembaban udara pada tahun 2000 terendah pada bulan Agustus sebesar 74 % dan tertinggi pada bulan Maret dan Nopember masing-masing sebesar 87 %, sedangkan suhu udara terendah sebesar 26,1°C pada bulan Januari dan Nopember dan suhu udara yang tertinggi 27,4 °C pada bulan September.

2) Daya Dukung Lahan

(4)

2. Koefisien Dasar Bangunan : 60% x 50.000 = 30.000m² (maks.) 3. Koefisien Luas Bangunan : 1,5 x 50.000 = 75.000m² (maks.) 4. Parkir Standard : 30m² / mobil (Sumber : Data Arsitek)

Jumlah Parkir Mobil Hotel : 5 kamar = 1 mobil 300 kamar = 60 mobil

Jumlah Parkir Mobil MICE : 20m² / mobil (Sumber : Data Arsitek) 6288m² = 315 mobil

Luas total kebutuhan parkir : 375 mobil x 30m² = 11.250 m² (maks.) 5. Taman external : 30% x Luas Lahan Tersisa

: 30% x 30.000m² = 9.000m² (min.)

6. Sirkulasi : 15% x Total Luas Lahan

: 15% x 50.000m² = 7.500m² (maks.) 7. Luas Lantai Basement : 1 x 20.000m² = 20.000m² (maks.)

3) Tata Guna dan Ketentuan Lahan

Berikut ini merupakan tata guna dan ketentuan lahan pada area atau wilayah site yang akan dirancang.

a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW)

RTRW Kab. Sleman Wilayah Prambanan (II) di peruntukan bagi pengembang pariwisata, konservasi budaya dan agrobisnis dengan setting lansekap perdesaan. Kawasan Prambanan juga di peruntukan sebagai kawasan wisata Purbakala.

(5)

Gambar 28 RTRW Kab.Sleman, DIY

Sumber: Lampiran TOR PAA, RTRW Kab.Sleman, DIY 2011-2031 b. Tata Guna Lahan

Sesuai dengan peruntukan dan fungsinya, kawasan Candi Prambanan dan sekitarnya merupakan kawasan yang di peruntukan bagi beberapa fungsi sebagai kawasan lindung cagar budaya.

Gambar 29 Tata Guna Lahan Kawasan Candi Prambanan Sumber: Lampiran TOR PAA, RTRW Kab.Sleman, DIY 2011-2031 c. Koofisien Dasar Bangunan (KDB)

Sesuai dengan peraturan, KDB kawasa n prambanan dan sekitarnya di persyaratkan bahwa bangunan yang didirikan di kawasan tersebut memiliki KDB 50%-60% dari luas lahan.

(6)

Gambar 30 KDB Kawasan Candi Prambanan

Sumber: Lampiran TOR PAA, RTRW Kab.Sleman, DIY 2011-2031 d. Koofisien Luas Bangunan (KLB)

Sesuai dengan peraturan, KLB wilayah sekitar prambanan di persyaratkan memiliki KLB 1.5. Hal tersebut dikarenakan fungsinya sebagai kawasan lindung cagar budaya.

Gambar 31 KLB Wilayah Candi Prambanan

Sumber: Lampiran TOR PAA, RTRW Kab.Sleman, DIY 2011-2031 e. Ketinggian Bangunan

Sesuai dengan peraturan mengenai ketinggian bangunan di wilayah prambanan dan sekitarnya dipersyaratkan memiliki ketinggian 16 meter karena fungsinya sebagai kawasan ling kungan cagar budaya.

(7)

Gambar 32 Ketentuan Tinggi Bangunan Wilayah Candi Prambanan Sumber: Lampiran TOR PAA, RTRW Kab.Sleman, DIY 2011-2031

4) Infrastruktur

Berikut ini meruapkan beberapa informasi infrastruktur terkait proyek perancangan Prambanan Heritage Hotel & Convention.

a. Sarana Perhubungan

Wilayah Kabupaten Sleman dilewati jalur jalan negara sebagai jalur ekonomi utama di wilayah selatan Pulau Jawa, baik ke Jawa Timur, Jawa Tengah maupun Jawa Barat. Bandar udara Internasional Adisucipto ter letak di Kecamatan Berbah, berdekatan dengan jalan raya Yogyakarta -Solo dan jalur kertea api Jakarta-Surabaya. Sarana jalan kabupaten di Sleman sepanjang 1.085.13 Km dengan 455 buah jembatan dan 3.788 buah gorong -gorong. Jalan desa sepanjang 2.764 Km, jala n negara 61,65 Km dan jalan propinsi 139,69 Km. banyaknya kendaraan angkutan penumpang 6.215 buah dan kendaraan wisata 85 buah.

b. Sarana Irigasi

Untuk memenuhi kebutuhan irigasi, sampai dengan akhir tahun 2009 telah dibangun 954 buah bending teknis, 205 buah bendung setengah teknis, dan 923 buah bending sederhana. Selain itu, terdapat pula 12 buah embung, 346,8 Km saluran irigasi primer, 421,4 Km saluran irigasi sekunder, 1.960,9 Km saluran tersier, 6,38 Km saluran pembuangan/suplesi, dan 1.579 buah pintu air.

c. Sarana Jaringan Listrik

Kebutuhan listrik masyarakat Kabupaten Sleman dipasok oleh PT. PLN (Persero), dengan daya terpasang pada tahun 2009 362.802 KVA untuk

(8)

melayani 263.508 pelanggan (89,80% dari banyaknya KK yang ada). Penerangan jalan umum (PJU) terp asang sebanyak 9.192 buah.

d. Sarana Air Bersih

Rumah tangga yang memperoleh sambungan air bersih dari PDAM Sleman sebanyak 18.405 SRT. Untuk jenis pelanggan sosial sebanyak 158, kran umum 112, instansi 160 dan niaga sebanyak 46. Bahan baku air bersih PDAM Sl eman sebagian besar berasal dari mata air pegunungan (Umbul Wadon) yang didistribusikan dengan sistem gravitasi, sedangkan sebagian lainnya berasal dari sumur bor.

B. Analisa Non Fisik

1) Analisa Kegiatan

Kegiatan utama:

Kegiatan pengunjung: menginap atau berist irahat pada suatu ruang, sifat ini terdiri dari 2 golongan, yaitu:

- Kegiatan dalam ruang tidur dengan melakukan sedikit gerakan, mulai dari melihat pemandangan, makan, minum, mandi dan duduk.

- Kegiatan yang tidak melakukan gerak secara aktif: tidur dan istir ahat Kegiatan Rekreasi dan Relaksasi :

Kegiatan ini merupakan kegiatan dimana seseorang mengisi waktu luang untuk bersantai, merelaksasikan pikiran, mencari kenyamanan, dan lain – lain yang biasa terjadi di ruang publik

.Kegiatan Pelayanan:

Kegiatan pengelola : aktivitas melayani, mendata tamu, dan kegiatan administrasi lainnya.

Kegiatan servis: kegiatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tamu, berupa penyediaan makanan, pengaturan sistem mekanikal dan elektrikal, pengaturan cahaya, dan lain -lain.

(9)

Kegiatan penunjang: kegiatan yang menyediakan fasilitas belanja, konvensi, penukaran uang, dan lain –lain.

Tabel 3 Analisa Pengunjung Hotel

Pengguna Kecenderungan Kriteria Perancangan

Pengunjung Hotel

Pencapaian ke tujuan

sependek-pendeknya Akses masuk dan keluar mudah Menunggu saat berkunjung Tersedia ruang khusus menunggu Memerlukan tempat informasi

untuk mengarahkan Resepsionis mudah terlihat Menginginkan fasilitas hiburan

yang baik

Ada beberapa fasilitas seperti: kolam renang, resto,cafe,

bar/lounge, dll Privasi terjaga

Pintu kamar dilengkapi dengan kartu sensor untuk pengamanan Akses ke konvensi mudah

Ada jalan khusus menuju ke konvensi

View bagus

Interior maupun ruang luar memiliki view bagus Ingin tempat menginap yang

nyaman

Fasilitas kamar dirancang untuk kenyamanan pengunjung Makan di resto hotel suasananya

enak

Penciptaan desain suasana resto sesuai harapan pengunjung

Pengunjung Konvensi

Pencapaian ke tujuan sependek-pendeknya

Akses masuk dan keluar ke konvensi mudah

Ada akses ke hotel Ada jalan khusus menuju ke hotel Ruangan besar Ruangan Hall bebas kolom Dekat dari kamar mandi Kamar mandi mudah dijangkau

Tidak pengap Sistem penghawaan baik Pergerakan tidak terganggu area

servis

Area servis dan jalurnya terpisah demi kenyamanan ruang konvensi Menginginkan ruang santai

untuk merokok

Terdapat smoking room agar tidak ramai di luar bangunan

Penyelenggara Konvensi

Ingin merasakan nyaman saat mengurus acara

Akses dan ruangan panitia di rancang khusus Tidak ingin terganggu aksesnya

Pembedaan akses umum dengan panitia

Ingin menyewa setengah Hall

Ruangan hall dapat dibagi-bagi dengan partisi

Jika ada hal yang tidak diinginkan Terdapat ruang kesehatan Mudah pasang panggung dari

loading dock

Bongkar muat dari Loading Dock ke Hall mudah

Memiliki desain sendiri untuk

dekorasi Existing dapat di bongkar pasang Pengelola Mencari makan saat istirahat Terdapak kantin khusus pengelola

(10)

Hotel Konvensi

Bisa mengawasi pergerakan pengunjung

Pemasangan CCTV di setiap sudut ruangan

Bekerja dengan nyaman Besar ruangan kerja yang sesuai Akses pengelola mudah menjangkau ke hotel maupun ke

Mudah akses kemana-mana konvensi

Sumber : Data Pribadi

2) Analisa Sirkulasi

Terdapat beberapa alur kegiatan menurut jenis kegiatan y ang ada yaitu (Jumrina,2013):

a. Alur Sirkulasi Tamu Hotel Konvensi

Berdasarkan pencapaian dari lobby, tamu dapat mencapai daerah -daerah seperti shopping arcade, function room , restaurant, area rekreasi, front desk

area, guest room dan parkir. Tamu-tamu yang sedang menginap di hotel

dapat memanfaatkan seluruh fasilitas yang disediakan untuk tamu. Terdapat pula tamu yang tidak menyewa kamar tetapi hanya menggunakan fasilitas hotel lainnya, misalnya makan di restoran, minum di bar, menghadiri pesta di

function room, dan sebagainya.

Berbagai kemungkinan sirkulasi tamu adalah sebagaimana ditunjukkan oleh gambar berikut :

Gambar 33 Bagan Alur Sirkulasi Tamu dalam Hotel Konvensi

(11)

Gambar 34 Bagan Alur Sirkulasi Karyawan/Pengeloal dalam Hotel Konvensi c. Alur Sirkulasi Makanan

Lounge

Gambar 35 Bagan Alur Sirkulasi Makanan

Kontrol Parkir Gudang Pemeliharaan Gudang Bahan Dapur Utama Restaurant Room Function Room Kamar Hunian Fasilitas Rekreasi

Kendaraan Front Desk Guest Room

d. Alur Sirkulasi Barang

Untuk dapat mengontrol kelancaran sirku lasi barang, maka perlu adanya pemisahan yang jelas antara barang -barang tamu dengan barang -barang

supply hotel.

Sirkulasi Barang Tamu Sirkulasi Barang Supply Hotel

(12)

Gambar 36 Bagan Alur Sirkulasi Barang

3) Organisasi Ruang

Tabel 4 Analisa Organisasi Ruang

Hotel

Pengunjung hotel

Masuk / Keluar Hotel

Enterance & Exit

Hotel Publik

Parkir kendaraan Area Parkir Publik

Mengantar/ Menjemput Drop off Publik

Meminta pelayanan dan informas

Pelayanan Informasi

/ Receptionist Publik

Cek in / Cek out T. Memesan kamar Publik

Sholat Musholla Publik

Buang Air Toilet Publik

Menunggu Ruang tunggu Publik

Menginap/ Beristirahat Kamar hotel Private

Makan dan minum Restoran Semi Publik

Penunjang Fasilitas hiburan Semi Publik

Pengelola Hotel

Masuk / Keluar Hotel Konvensi

Enterance & Exit

Hotel Konvensi Publik

Parkir kendaraan Area Parkir Publik

Mengantar / Menjemput Drop off Publik

Melayani dan memberi informasi

Pelayanan Informasi

/ Receptionist Publik

Sholat Musholla Publik

Buang Air Toilet Publik

Menunggu Ruang Tunggu Publik

Istirahat dan makan Kantin Semi Publik

Ruang Kerja R. Keamanan Private

R. Direktur Private

R. Wakil Direktur Private

R. Manager Private

R. Sekretaris Private

R. Pemasaran Publik

R. Operasional Semi Publik

Kendaraan Loading Refuse Check In Gudang Supply Pengolahan

(13)

R. Staff Semi Publik

Konvensi

Pengunjung dan penyelenggara

konvensi

Masuk / Keluar Konvensi

Enterance & Exit

konvensi Publik

Parkir kendaraan Area Parkir Publik

Mengantar / Menjemput Drop off Publik

Meminta pelayanan dan informasi

Pelayanan Informasi

/ Receptionist Publik

Sholat Musholla Publik

Buang Air Toilet Publik

Menunggu Ruang Tunggu Publik

Mendatangi acara Ruang konvensi Semi Publik

Penyelenggara konvensi

Rapat Penyelenggara Ruang Rapat Private

Mengganti kostum Ruang ganti Private

Mempersiapkan acara Ruang Persiapan Private

Mewawancarai Ruang Wawancara Semi Publik

Ruang duduk untuk

wartawan Ruang Wartawan Semi Publik

Area Servis

Parkir Barang Semi Publik

Loading Dock Semi Publik

Dapur Private

R. Genset Semi Private

R. Pompa Semi Private

R. Broiler Semi Private

R. Ground Water

Tank Semi Private

R. Travo Semi Private

R. PABX Semi Private

R. Chiller Semi Private

SepticTank Semi Private

R. STP Semi Private

AHU Semi Private

ME Semi Private

Pembuangan

Sampah Semi Private

Gudang Semi Private

(14)

Gambar 37 : Organisasi Hubungan Antar Ruang Sumber Data Pribadi

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

C. Analisa Fisik

1) Analisa Lingkungan Makro

Gambar 38 Analisa Lingkungan Makro

Pada analisa lingkungan makro diketahui bahwa letak site berada tidak jauh dari candi prambanan, dan candi lumbung, yang kedua nya berada di sebelah timur site. Sebe lah barat site terdapat permukiman warga yaitu desa bogem, sedangkan sisi utara site terdapat sawah milik warga setempat.

(20)

2) Analisa Lingkungan Mikro

Gambar 39 Analisa Lingkungan Mikro

Site diketahui terbagi menjadi 3 bagian deng an jalan kecil sebagai pemisahnya, yaitu bagian kantor koperasi TWC (utara), Kantor PT.TWC (tengah), dan lapangan kosong (selatan). Diketahui juga di sebelah timur site terdapat bangunan ramayana teater, trimurti teater/office, dan area parkir kedua bangunan tersebut. Letak site setback sedikit ke belakang dari jalan utama yaitu jalan raya solo. Diketahui juga terdapat kali opak pada sisi timur site, arus air pada kali opak dapat dikatakan tidak deras, kedalamannya

(21)

3) Analisa Site Terhadap Kawasan Candi Prambanan

(22)

Letak site berada tepat disamping kawasan candi prambanan. Terdapat juga akses jembatan dari kawasan candi prambanan untuk ke site y ang berada di seberang kali opak. Letak site yang berdempetan dengan kawasan candi prambanan sangat menguntungkan dan di tujukan juga untuk melengkapi fasilitas penunjang wisata candi prambanan yang sebelumnya tidak ada yaitu bangunan hotel dan konvensi.

4) Analisa Lingkungan Site Terhadap Garis Aksis Gunung Merapi

Gambar 41 Keberadaan Site Terhadap Garis Aksis Gunung Merapi

Candi-candi yang berada di kawasan Jogjakarta maupun Jawa Tengah memiliki keterkaitan dengan keberadaan gunung merapi. Pada gambar diatas dapat di ketahui bahwa beberapa candi -candi tersebut memiliki garis aksis yang menuju atau mengarah ke gunung merapi termasuk candi prambanan dan borobudur. Hal tersebut dikarenakan kepercayaaan masyarakat Jawa kuno yang menganggap gunung merapi merupakan sumber daya alam terbesar dan melambangkan kebesaran sang pencipta pada saat itu.

Letak site tapak juga dapat ikut berorientasi terhadap keberadaan gunung merapi (sesuai garis aksis), dan posisi site juga terkena garis aksis hor isontal

(23)

5) Analisa Pencapaian dan Sirkulasi

Akses utama masuk tapak melalui Jalan Raya Solo, dan masuk ke Jalan Taman Prambanan Kulon, luasan jalan mencapai 5m 2 arah, memudahkan kendaraan besar untuk masuk dan keluar dengan leluasa, Dan di sisi barat tapak terdapat jalan perkampungan yang lebarnya hanya 3m (1 arah untu k mobil dan 2 arah untuk motor). Berikut ini merupakan analisa pencapaian pada proyek perancangan Prambanan Heritage Hot el & Convention.

Gambar 42 Analisa Pencapaian

(24)

a. Pencapaian tamu dari stasiun dan bandara terdekat - Jarak tempuh

- Pintu masuk tapak

b. Pencapaian tamu dengan ke ndaraan transportasi umum (public transport) dan kendaraan pribadi

- Macam-macam transportasi umum - Letak dan keberadaan transportasi umum c. Pencapaian pengelola/servis

- Letaknya tersembunyi (khusus)

- Terlindung dari aktifitas tamu/pengunjung

Sirkulasi menggambarkan seluruh pola-pola pergerakan kendaraan dan pejalan kaki di atas dan di sekitar tapak (White, 1996). Terdapat beberapa macam bentuk pola sirkulasi, yaitu:

Sirkulasi Horisontal Arahan Pemakaian Sketsa Bentuk Linier: sirkulasi satu alur untuk

pencapaian ke masing-masing ruang

Ruang pendukung exhibisi/konvensi, kantor pengelola, ruang servis

Radial: sirkulasi yang terpusat pada satu titik, kemudian menyebar keluar

Lobby utama, ruang konvensi

Grid: sirkulasi yang menyebar, banyak simpul & pola tertentu

Layout ruang exhibisi/konvensi, layout kamar hotel

Campuran: jalan dengan arah yang menghubungkan antar titik

Entrance dengan lobby,

r.konvensi/exhibisi dengan loading dock Tabel 6 Macam-Macam Bentuk Pola Sirkulasi

Analisa entrance pada tapak memiliki beberapa prinsip yang harus diketahui yaitu berdasarkan bentuk dan pengunjung, seperti tabel berikut ini:

Analisa Pencapaian Karakter

(25)

Side entrance/ khusus bersifat khusus, untuk pengunjung tertentu, servis Pengunjung Kendaraan Untuk kendaraan pengunjung, pengelola, servis

Pejalan kaki Pedestrian, promenade, jalur koneksi antar massa/ruang Tabel 7 Prinsip Analisa Entrance

Pada perencanaan jalur sirkulasi pedestrian diperlukan pemisahan terhadap jalur kendaraan bermotor, hal tersebut dikarenakan sebagai bentuk antisipasi keselamatan bagi pejalan kaki/pedestrian. Terdapat juga beberapa macam bentuk entrance tapak yang dapat diketahui, beberapa bentuk tersebut masing -masing memiliki kelebihan dan kekurangannya, seperti tabel dibawah ini:

Akses Tapak Kelebihan Kekurangan Nilai

Tidak menimbulkan kemacetan, mudah dilihat

Jika terlewat harus menuju pintu lainnya (bila ada), bila tidak ada harus memutar kembali

+++

Mudah dilihat, ada kesempatan melihat site sebelum masuk

Menimbulkan kemacetan dikarenakan akses jadi satu

++

Sirkulasi kendaraan jelas Menimbulkan kemacetan, antrian masuk menghalangi jalan keluar

+

Tabel 8 Macam Bentuk Entrance

Pada tapak proyek perancangan diketahui memiliki 2 jalan yaitu jalan utama dengan lebar kurang lebih 5 meter dan jalan lainny a yaitu jalan desa dengan lebar kurang lebih hanya 3 meter. Hal tersebut memungkinkan untuk kendaraan banyak dan kendaraan dengan volume besar akan sulit untuk mengakses kedua jalan tersebut dan akan menyebabkan kemacetan, dapat terlihat pada gambar dibawa h ini.

(26)

Gambar 43 Jalan Utama dan Jalan Desa

Berikut ini merupakan analisa entrance dan sirkulasi pada proyek perancangan Prambanan Heritage Hotel & Convention.

(27)
(28)

6) Analisa Kebisingan

Analisis kebisingan digunakan untuk mengetahui seberapa besar intensitas suara yang sesuai dengan batas yang ditentukan dan disesuaikan dengan fungsi kawasan untuk tingkat kebisingannya. Dalam analisis kebisingan terdapat 3 (tiga) klasifikasi kebisingan, yaitu kebisingan tinggi, sedang, dan rendah. Berikut ini merupakan analisa kebisingan pada proyek perancangan Prambanan Heritage Hotel & Convention.

(29)

7) Analisa Orientasi Matahari dan Angin

Berikut ini merupakan analisa matahari pada proyek perancangan Prambanan Heritage Hotel & Convention.

(30)

Dalam menanggapi panas matahari yang bersumber dari arah timur dan barat box hotel diletakan di tengah tapak. Membuat barier dan buffer panas matahari dengan pepohonan/vegetasi di area sekitar tapak serta dapat ditambahkan dengan peletakan box back of house atau penambahan ruang terbuka hijau (taman). Sedangkan dalam menanggapi alur dan sirkulasi an gin agar maksimal massa bangunan dapat dipecah menjadi beberapa bagian, sehingga jarak antar massa bangunan tersebut dapat menjadi alur sirkulasi angin dengan leluasa seperti gambar contoh dibawah ini.

Gambar 47 Respon Massa Terhadap Alur & Sirkulasi Angin Sumber: Google.co.id

8) Analisa Orientas View

Berikut ini merupakan analisa view pada proyek perancangan Prambanan Heritage Hotel & Convention.

(31)
(32)

Terkait beberapa view terbaik yang dapat berpotensi dalam perancangan proyek Prambanan Heritage Hotel & Convention dapat terlihat pada gambar berikut.

Gambar 49 Beberapa View yang Berpotensi

D. Zoning

Dari beberapa analisa yang sudah di ketahui, zoning horizontal dan vertical serta box diagram pada tapak yang didapatkan yaitu seperti pada gambar skematik desain dibawah ini. Peletakan zoning & box diagram vertikal untuk luasan ME (utilitas), back of house dan parkir dapat diletakan sebagian pada basement tapak, seperti p ada gambar dibawah ini.

Gambar

Gambar 27: Lokasi tapak  (sumber :Google maps)
Gambar 29 Tata Guna Lahan Kawasan Candi Prambanan Sumber: Lampiran TOR PAA, RTRW Kab.Sleman, DIY 2011-2031
Gambar 30 KDB Kawasan Candi Prambanan
Gambar 32 Ketentuan Tinggi Bangunan Wilayah Candi Prambanan Sumber: Lampiran TOR PAA, RTRW Kab.Sleman, DIY 2011-2031
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dana Transfer ke Daerah merupakan instrumen utama bagi Pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan desentralisasi fiskal, melalui dana perimbangan dan Dana

It was found that tiller number, number grains for the Cross 1, while for the Cross 2, plant height, tiller number, 100-grain weight could be used as a selection criteria

agar aman jika menggunakan kabel tipe ini lebih baik kabel di pasang di dalam pipah atau saluran penutup, karena selain tidak bisa di ganggu sama hewan pengerat dan tidak kenah

Tujuan dari penelitian untuk merancang konsep dan membuat sebuah film dokumentasi infografik animasi 2 dimensi yang menjelaskan tentang perdagangan anak yang terjadi di

4 H.. SA ROUDHOTUS SYIFA' U.N. GEM POL U.N. GONDANGW ETAN U.N. BABUL FUTUH U.N. GEM POL U.N.. AL AUSAD IBNU KHOLDUN KALIWUNGU U.N. Nurul Ichsan Wot galih U.N.. SALAFIYAH

Sepotong plastik yang telah digosok dengan kain wol dalam keadaan tergantung, didekati dengan kaca yang telah digosok kain sutera, maka yang terjadi …!. kaca ditolak

Pengembangan LKPD hanya sebatas pada tahap pengembangan (develop). 2) Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Mata Pelajaran Akuntansi Perbankan Syariah Sebagai

Sekaitan dengan penilaian dan tanggapan dosen mengenai multimedia interaktif CD-ROM untuk pembelajaran Analyse Grammaticale melalui teknik wawancara dan expert judgment,