PENAHPILAN
BEBERAPA
GALUR
HUTAN
HARAPAN
PADI
GOGO
Sutisna*
dan
Mugiono*
ABSTRAK
PENAHPILAN BEBERAPA GALUR HUTAN HARAPAN PADI GOGO. Tiga belas galur mutan padi gogo berasal dari varietas Seratus Malam dan Bicol yang diiradiasi dengan sinar gamma dengan dosis 0,1 kGy, diuji daya hasilnya di beberapa lokasi pada musim tanam 1985/1986. 1986/1987. dan 1988/1989. Varietas unggul Danau Atas dan Sentani diikutsertakan sebagai pembanding. Percobaan dilakukan dengan rancangan acak kelompok dengan petak percobaan yang berukuran 4 x 4,5 m. jarak tanam 40 x 15 em dan diulang empat kali. Pemupukan dengan 150 kg Urea dan 75 kg TSP setiap Ha diberikan di samping barisan tanaman pada saat tanam. Rata-rata hasil galur mutan dibandingkan dengan produktivitas lingkungan (rata-rata hasil semua varietas pada lokasi yang sama). Hasil percobaan menunjukkan bahwa tiga galur mutan, yaitu MG-2, MG-4/4. dan SM-128 menunjukkan penampilan yang baik. Galur-galur mutan tersebut selain hasilnya tinggi. tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan 2, dan juga tahan terhadap penyakit blast.
ABSTRACT
THE PERFORMANCE OF PROMISING UP LAND RICE MUTANT LINES. Thirteen upland rice mutant lines from irradiated Seratus Malam and Bicol with 0.1 kGy gamma rays from 60co• were tested their yield potential at several locations in the 1985/ 1986. 1987/1988. and 1988/1989. The high yielding varieties, Danau Atas and Sentani were included as a check. The experiments were conducted by using Randomized Block Design with the plot size 4 x 4.5 m. with 40 x 15 em spacing and 4 replicati-ons. Fertilizer applied was 150 kg Urea and 75 kg TSP per Ha, and was given beside the row plants at planting. The mean of yield potential of rice mutant lines were compared with the enviromental productivity (mean of yield of all varieties tested at same location). The results showed that three mutant lines of MG-2, MG-4/4, and SM-128 having a good performance. These mutant lines were high yielding potential. resistant to brown planthopper biotype 1 and 2, and blast disease.
PENDAHULUAN
Perkembangan pemuliaan padi gogo di Indonesia relatip lebih
larnbnt dibBndin(kan d8n2an Dudi
QUWBh.
Hnl ini tQ~bu~tidl~~!~
~Ad~-kitnya jumlah varietas padi gogo yang telah dilepas oleh Depar-temen Pertanian.
Luas areal padi gogo di Indonesia sekitar 1,2 juta Ha dan ter-sebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dan Nusa Tenggara dengan rata-rata produksi 1,7 ton Ha (1). Areal tersebut di masa mendatang akan meningkat terus sejalan dengan dibu-kanya pemukiman baru pada daerah transmigrasi.
Masalah yang paling menonjol pada pertanaman padi gogo adalah turunnya hujan yang tidak menentu, penyakit blast serta serangan hama wereng eoklat pada akhir-akhir ini. Pada umumnya di daerah tersebut petani masih menanam varietas padi gogo yang mempunyai si-fat umur panjang, tinggi, tumbuh serak, mudah rebah dan peka ter-hadap hama/penyakit (2).
Oleh karena itu pel'lu dieari varietas padi gogo yang mem-punyai sifat toleran terhadap kekeringan dengan sistem perakaran yang dalam, tahan terhadap penyakit blast dan hama wereng eoklat.
Penerapan mutasi imbas pada pemuliaan padi gogo dengan tujuan memperbaiki beberapa sifat seperti produksi, tinggi tanaman, tahan terhadap penyaki t blast serta wereng eoklat telah dilakukan. Beberapa galur mutan padi gogo yang tahan terhadap blast dan we-reng eoklat telah diperoleh (3).
Dalam makalah ini akan disampaikan hasil pengujian adaptasi be-berapa galur mutan padi gogo dan penampilannya di beberapa lokasi.
BAHAN DAN METODE
gogo yang berasal dari iradiasi dengan sinal' gamma 0,10 kGy diuji Tiga belas galur mutan padi
varietas Seratus Malam dan Bieol daya hasilnya di beberapa lokasi.
Pengujian dilakukan di Lampung, Kolaka dan t~nam MH. 1985/1986, Batanghari dan Kampar MH. anyar MH. 1988/1989, dan Lombok Barat MK. 1989. hasil tersebut dilakukan dengan raneangan aeak
Citayam pada musim 1986/1987, Karang-Pereobaan uji daya kelompok dengan
petak
pereobaan
berukuran
4
x
4.5
m,
jarak
tanam 40
x
15 em
dan
ulangan 4 kali. Pemupukan dengan Urea dan TSP dengan dosis
150
kg.
dan 75 kg diberikan di samping barisan tanaman pada
saat tanam.
Rata-rata hasil galur mutan dibandingkan dengan "produktivitas
lingkungan" yang dihitung dari rata-rata hasil
semua
galur pada
seluruh
lokasi
yang digunakan untuk
menguji
galur
yang
ber-sangkutan.
Produktivitas
lingkungan
(Pi)
dihitung
seeara
mate-matik dengan rumus sebagai berikut (4)
LX.
j
p. =1
n
dimana :
p.1
=produktivitas lingkungan untuk varietas ke - i,
( i
=1,2,3,
15)
L ~ .
j
=rata-rata semua galur untuk masing-masing
ling-kungan, pengujian galur ke - i (j
=1, 2,...8)
n
=jumlah lokasi, pengujian galur ke i.
Perbedaan rata-rata hasil masing-masing varietas dengan
produk-tivitas
lingkungan dinyatakan dalam persentase.
Perbedaan positif
berarti
bahwa
hasil
galur
yang bersangkutan
lebih
besar
daripada
rata-rata hasil varietas seeara keseluruhan pada
lingkungan
yang
sama, sedang perbedaan negatif menunjukkan hal
yang sebaliknya.
Analisis
gabungan pada perhitungan ini tidak dilakukan karena
adanya
perbedaan
galur yang
diuji
pada
masing-masing lokasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
masing-masing
galur mutan padi gogo
pada
pengujian
daya
hasil
di
beberapa
lokasi disajikan pada
Tabel
1. Dari
tabel
tersebut tampak bahwa hasil gabah kering per Ha galur mutan yang
di-uji pada pengdi-ujian di Kolaka 1985/1986, Batanghari 1986/1987, Kampar
1986/1987, Karanganyar
1988/1989,dan Lombok
Barat
1989
menunjuk-kan
adanya
perbedaan
yang
nyata,
sedangkan
pada
pengujian
di
ada perbedaan yang nyata. Berdasarkan rata-rata hasil keseluruhan galur mutan yang diuji pada setiap lokasi ternyata tujuh lokasi
Dtlnlu
mtnTInjufifinn
rn~n-rnt~
nnuil ltnin
Lin111
llhIlDhlln
~nrl~tni
pembanding (Sentani dan Danau Atas). Hal ini menunjukkan bahwa galur mutan yang diuj i pada umumnya mempunyai daya hasil lebih tinggi daripada varietas pembanding.Rata-rata hasil galtlr mutan pada semua lokasi dan produkti-vitas lingkungan disajikan pada Tabel 2. Dari tabel tersebut tampak bahwa pada umumnya galur-galur mutan yang diuji mempunyai rata-rata hasi I di atas rata-rata hasil varietas pembanding Sentani. Rata-rata hasil tertinggi dieapai oleh galur SM-128, yaitu 2,6 ton/ Ha, kemudian berturut-turut galur MG-4/4 (2,31 ton/ha), galur MG-2 (2,11 ton/Hai, varietas Danau Atas (2,04 ton/Ha).
Galur SM-128 walaupun mempunyai rata-rata hasil tinggi j ika dibandingkan dengan galur-galur yang lain, akan tetapi perbedaan terhadap produktivitas lingkungannya lebih rendah jika dibandingkan dengan galur MG-4/4. Galur MG-4/4 mempunyai perbedaan terhadap produktivitas lingkungan 14,92%, sedangkan galur SM-128 hanya 9,24%. Angka ini menunjukkan bahwa galur MG-4/4 menghasilkan 14,92% le-bih banyak daripada rata-rata galur pada lingkungan yang sarna, sedangkan galur SM-128 hanya 9,24% lebih unggul daripada rata-rata galur pada lokasi yang sama. Varietas pembanding Danau Atas mem-punyai rata-rata hasil eukup tinggi, yaitu 2,04 ton/Ha, akan tetapi perbedaan terhadap produktivitas lingkungannya negatif, yaitu 18,73%. Ini berarti bahwa varietas Danau Atas mempunyai hasil 18,7% lebih rendah daripada rata-rata galur pada lingkungan yang sama. Demikian pula untuk varietas pembanding Sentani ternyata juga mem-punyai perbedaan terhadap produktivitas negatif, yaitu -14,05%. Galur-galur mutan lain yang mempunyai rata-rata hasil diatas rata-rata hasil varietas pembanding Danau Atas dan Sentani, yaitu galur MG-2 dengan rata-rata hasil 2,11 ton/Ha, dan mempunyai per-bedaan terhadap produktivitas lingkungan 4,98%. Data pengamatan si-fat agronomi beberapa mutan padi gogo disajikan pada Tabel 3. Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada umumnya galur mutan padi gogo yang diuji mempunyai tinggi 110-130 em, dengan jumlah anakan produktif eukup banyak, yaitu 14-15 batang. Malainya agak panjang, yaitu 24-26 em dengan jumlah gabah permalai 175-185 butir. Pada
umumnya galur-gal ur tersebut berumur agak dalam ,yai tu antara 125-132 hari. Rasa nasinya agak tidak enak kecuali galur mutan MG-4/4 dan MG-27 mempunyai rasa nasi enak dengan kadar amilosa 22,4% dan 22,21%.
Dari beberapa galur mutan yang diuji tampaknya galur mutan SM-128, MG-4/4 dan MG-2 mempunyai harapan cukup baik. Galur mutan SM-128 mempunyai produksi cukup tinggi (2,60 ton/Ha),tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan 2 serta agak tahan terhadap penyaki t blast. Galur mutan MG-4/4 mempunyai produksi cukup tinggi (2,31ton/ Ha), rasa nasi enak, kadar proteinnya tinggi (11,02%), tahan
terhadap wereng coklat bioti pe 1 dan 2 serta agak tahan terhadap penyakit blast. Demikian juga galur mutan MG-2 produksinya tinggi (2,11 ton/Ha), tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan 2 akan tetapi rasa nasinya tidak enak.
KESIMPULAN
Dari 13 galur mutan yang diuji, tiga galur mutan, yaitu MG-2, MG-4/4, dan SM-12B mempunyai penampilan cukup baik. Galur-galur ter-sebut mempunyai rata-rata produksi tinggi, tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan 2 serta agak tahan terhadap penyakit blast.
DAFTAR PUSTAKA
1. Biro Pusat Statistik, Statistik Intlonesia 1986, BPS, (1987).
Jakarta
2. SIWI, B. W. , "Peranan penel itian dalam peningkatan produksi padi", Simposium Padi, Sukamandi (1980) 9.
3. MUGIONO. "Perbaikan varietas padi gogo dengan teknik mutasi buat-an", Aplikasi Tehnik Nuklir di Bidang Pertanian dan Peternakan
(Ris. Pertemuan Ilmiah, Jakarta 1985), PAIR-BATAN, Jakarta (1985) 65.
4. SUMARNO. Penampilan kedelai introduksi dari program instory, Penelitian Pertanian
1
1 (1984).w
W
t\J
Tabel 1. Hasil gabah kering (ton/Ha) galur mutan padi gogo pada uji daya hasil di beberapa lokasi
---
---No. GalurPan7kepLampungKolaka Citavam
Batan2hari Karan2anyarKam~ar Lombok Bar .at Rata 85/86 85/8685/8685 8686/rata7 89 86/88/ 79 ---
---1. MG-2 2,921,212,981,681,532,882,211,492, 11
"
MG-4/4 1,88 7' 7'1 1,59 1,383,151,423,452,31"
..,." .i... .:>, ,_\£ L,.JL -:0 MG-6 1,651,531,361,451,32 ..,. C''11 ,81-
-,_\.
.J,..!.i..4.
MG-231,341,543,121,39'1,471,32 -1,70~
MG-l1,421 ,153,261,771 ,14-
-1,75,J.
6.
MG-191. 441,372,811,531,371,70-
-
-7. r1G-20 1,411,841 ,113,601,261,84-
--8. MG-271,271, 173,041,441,031,59 .-
-
-9. Sentani1,580,881,452,911,491,591,22 --10. MG-121,472,461,24-
-
1,671,50-
-11. MG-161,501,571,203,311,101,74-
-
-1,:. MG-311,391,881.642,681,90-
-
-
-.i..• 13. SM-128-2;063,202,892,242,60 14. MG-152.671,22
-
-
1,95-
-
-
-15. Danau2,18-
-
Atas-
-
2,041,90- --- Rata-rata2,271,241,371,531.53 ..,. "..,. 2,852,17 ...>,"0 BNJ (51.)0; 730,400,570,270,460,821 ,170,50 (11.) 0,860,680,470,54 0.97 0,321,380,60 KI< ( I. )19, 1618,0010, 1917,95 9,5924,4312,24~
~"'
.),..!"Tabel 2. Rata-rata hasil gabah kering (ton/Ha) galur mutan padi gogo pada semua lokasi dan produktivitas lingkungan.
No. No.Galur Jumlah lokasi Hasil (ton/Ha) Produkti vi tas lingkungan (ton/Ha) Perbedaan hasil thd. prod. lingk. ( %)
t.
MG-2 2,112,018 4,98 2. MG-4/42,312,018 14,92 3. MG-6 1,811,856 -2,16 4. MG-23 1,701,856 -8,11 5. SENTANI1,591,856 -14,05 6. MG-l 1,751,765 -0,57 7. MG-19 1,701,765 -3,41 B. MG-20 1,841,765 4,55 9. MG-27 1,591,765 -9,66 10. MG-16 1,741,765-I,
14It.
MG-12 4 1,671,64 1,83 12. MG-31 1,901,894 0,53 13. SM-12B2,602,384 9,24 14. MG-15 1,951,762 10,80 15. Danau 2,042,51Atas2 -18,73---CJJ CJJ
~
Tabel 3. Sifat agronomi galur mutan padi (rata-rata dari semua lokasi pengujian).
---Tinggi Jumlah Panjang Jumlah. Gabah
Berat Umur
Kadar Kadar Weren~Blast No.
galurtanaman(har i)amilosahampa1000 anakanprotein malalgabah/coklC3t
(cm)
~~oduk-(cm)
malai(gr)
( !.)
(/.) (I.) biot:3p' _lye 1 dam 2 ---1. MG-2 1518711,0RMR24,325,0516,313126,7124 '") MG-4/41418811 , 1MR25,024,7019,712822,4R124 L. .,:). MG-611,41418926,02619,0130-
13160 ",,,"',,,C 4 . MG-23148,917524,0L..J, .~ )17,8126-
III
5. Sentani1516626,022,5016,69,4123251118 6. MG-1 1417224,324,6013,7128"'1,,"'4125 10,7 L..J, 7. 8. ..I,L MG-20MG-19131417317223,825,815,724,708,31"" '")24;0013113026,1115105 '")""~
10,9 L..I,.) 9. MG-271317625,224,3011,99,612821,2111 10.MG-12 117 1426,60 18611 ,225,314,713625,6 11.MG-16 108 1422,90 17411 ,4'1"".,.17,71~'125,6 L..I,oJ .)L 12.MG-31 127 14191MR26,0023,824,89,113224,0R 13.SM-128 139 1526,00 18511,3RMR20,024,0136'1""'1 L..I,L 14.MG-15 1217724,0021,025,013025,1 110 15.Danau Atas102 13 19,00 11922,025,011524,6---7
DISKUSI
BAMBANG
1. MG-2, MG-4/4 dan SM 128 dikatakan tahan penyakit Blast data tersebut data lapangan atau Laboratorium.
2. Penyakit tersebut leaf blast atau neck blast dan termasuk ras mana atau berapa ras.
SUTISNA
1. Data yang kami tampilkan adalah pengujian yang dilakukan di Labo-ratorium. Selain data pengamatan Laboratorium juga kami lakukan pengamatan yang dilakukan di lapangan, seperti pengujian ras Lampung, Sukabumi, dan Bogor.
2. Penyakit tersebut leaf blast:
5 Ras tahan yaitu : 2 ras Sukabumi, Bandung, Ujung Pandang, dan Sumatera Barat.
3 Ras agak tahan yaitu : Lampung, Cianjur dan Bogor.
JUNE
1. Untuk memperoleh hasil yang baik (produksi tinggi) Anda menggungakan dosis pemupukan urea 150 kgurea/ha dan TSP 75 kg/ha. Apakah dosis ini merupakan dosis optimum
?
2. Selain pengujian ketahanan terhadap wereng coklat dan ketahanan penyakit blast. Apakah Anda tidak menguji terhadap hama lain,seperti wereng hijau misalnya (kalau tidak salah wereng hijau juga hama padi)
?
SUTISNA
1. Bukan dosis optimum, dosis optimum itu adalah 120 kg N + 40 kg
P205 + 40 kg K20.
2. Pengujian terhadap ketahanan hama wereng hijau tidak kami lakukan sebab hama wereng hijau bukan hama yang menjadi kendala utama ada penanaman padi gogo.
Kendala-kendala yang utama adalah 1. Kekeringan 2. Penyakit blast 3. Pengaruh Al 4. Wereng coklat HARRY IS M.
1. Bagaimana cara seleksi terhadap penyakit blast dilakukan melihat Tabel yang Anda tampilkan
?
2. Ada berapa galur mutan yang mempunyai harapan penampilan yang baik
?
SUTISNA
1. Cara menseleksi ketahanan tehadap penyaki t blast ada dua cara yaitu : 1. Pengujian Laboratorium
2. Pengujian Iapangan
Pen~uj ian Laboratorium. Pertama siapkan galur-galur mutan yang akan diuji dan siapkan pula isolat patogen yang baku sebanyak 8 ras. Galur-galur yang akan diuj i kita tanam pada bak atau pot dengan tanah yang steril dengan dosis pupuk (5 gr urea + 1,5 gr TSP + 1,2 gr KCl/10 kg tanah). Pada umur 18 hari kita inokulasi dengan 8 ras yang baku, tanaman yang telah diinokulasi disimpan dalam kamar yang lembap selama 24 jam kemudian kita pindahkan ke rumah kaca dengan kelembapan di atas 90 %. Pengamatan dilakuakan 7 hari setelah diinokulasi.
Pen~uj ian di lapangan. Pertama ki ta siapkan tanaman yang peka Ialu ki ta inokulasi dengan ras yang akan ki ta gunakan sebagai sumber inokulum.
2. Galur-galur yang akan diuji kita tanam di antara barisan sumber inokulum tersebut. Dengan berdekatan, tanaman peka dengan galur-galur yang diuji, maka akan terjadi penyebaran penyakit (terin-feksi), bila penularan kurang bisa menambah ganasnya serangan dengan menambahkan potongan-potongan daun yang ditaburkan di antara tanaman yang diuj i. Pengamatan dilakukan setelah kontrol peka mati.
Tindak Ianjut penelitian, yaitu ketiga galur tersebut masih memerlukan data pelengkap misainya
- Data pengujian penyakit 8 ras haku dari Balittan Bogor. - Data pengujian penyakit neck blast.
- Data kualitas beras dan lain-lain.
Harapan kami dengan data yang sudah dipenuhi akan segera diajukan sebagai pengujian varietas baru.
M. MARDJO
Hasil padi gogo dad penguj ian di beberapa lokasi ter lihat tidak sampai 2 ton/ha. Apakah ada kendala yang dihadapi di masing-masing daerah
?
SUTISNA
Pengujian yang dilakukan di Citayam dan Lampung ada kendala, yaitu serangan penyaki t blast, sehingga dapat menurunkan hasil. Hal ini membuktikan bahwa mutan seratus malam bereaksi agak tahan terhadap penyakit blast. Ras Lampung dan Bogor bukan beraksi tahan. Akan te-tapi, kalau kita lakukan di lain tempat selain di Cianjur, Bogor, dan Lampung akan berproduksi tinggi (dengan catatan untuk jenis tanah yang cukup subur). Penguj ian di Pangkap juga ada kendala, yaitu serangan burung 15