• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN TINGKAT ADOPSI INOVASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN TINGKAT ADOPSI INOVASI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN TINGKAT ADOPSI

INOVASI

(Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Penyuluhan

Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Koperasi pada Masyarakat

Kelurahan Pangkalan Mansur Medan)

EVO DHIVA.F. PURBA 080904122

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Komunikasi Penyuluhan dan Tingkat Adopsi Inovasi (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Penyuluhan Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Koperasi pada Masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan). Teori yang digunakan adalah Teori Komunikasi, Komunikasi Penyuluhan, Penyuluh sebagai Agen Perubahan dan Teori Difusi dan Adopsi Inovasi. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 23 orang. Tehnik Sampling yang digunakan adalah Total Sampling, sehingga sampel dari penelitian ini sebanyak 23 orang. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah Penelitian Lapangan (Field Research) dan Penelitian Kepustakaan (Library Research). Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rho Rank-Order Correlations) oleh Spearman melalui perangkat SPSS 15.0 dengan hasil 0,446. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel digunakan skala Guilford. Hasil 0,446 berada di skala 0,40-0,70 yang menunjukkan hubungan yang cukup berarti antara Komunikasi Penyuluhan Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Koperasi pada Masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan.

Kata Kunci: Komunikasi Penyuluhan, Penyuluh sebagai Agen Perubahan dan

Tingkat Adopsi Inovasi.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Penyuluhan merupakan proses pendidikan di luar sekolah yang diselenggarakan secara sistematis ditujukan pada orang dewasa (masyarakat) agar mau, mampu dan berswadaya dalam memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan masyarakat luas. Selain itu, penyuluhan juga mengandung usaha menyebarluaskan hal-hal baru (paling tidak, dianggap atau dirasakan baru) agar masyarakat berminat dan bersedia melaksanakannya dalam

(2)

2

kehidupan nyata sehari-hari. Cara-cara yang ditempuh dalam melakukan penyuluhan umunya memerlukan persiapan yang matang dalam menggunakan berbagai metode dan teknik berkomunikasi (Nasution 1990 : 8). Oleh karena itu, penyuluhan juga bisa dikatakan sebagai kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, menaati, dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang nyata, itulah yang disebut sebagai suatu proses komunikasi.

Komunikasi penyuluhan banyak digunakan oleh lembaga atau instansi baik pemerintah maupun non pemerintah, untuk menyampaikan dan mempersuasi masyarakat menuju ke arah modernisasi dalam segala bidang maupun sektor, yang berdampak langsung pada peningkatan ekonomi mereka secara khusus dan menaikkan laju pembangunan secara umumnya. Salah satu kegiatan yang sering dan erat kaitannya dengan komunikasi penyuluhan adalah pembentukan koperasi.

Gerakan koperasi bermula pada abad ke-20, yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang kaya. Pada tahun 1896 seorang-orang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri (priyayi). Ia terdorong oleh keinginannya untuk menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia dan orang yang paling berjasa dalam membangun perkoperasian di Indonesia ialah Drs. Mohammad Hatta, yang dikenal juga sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Seperti halnya “Koperasi Hadicar yang terdiri dari masyarakat yang berada di Lingkungan X, Kelurahan Pangkalan Mansur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan. Koperasi ini bergerak dalam bidang serba usaha yaitu menjual peralatan dan perabotan rumah tangga baik cash maupun kredit. Tujuan didirikannya Koperasi Hadicar ini adalah menambah modal usaha bagi masyarakat yang berada di Kelurahan Pangkalan Mansur tersebut. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Koperasi Hadicar ini yaitu membangun perekonomian masyarakat di kalangan Pangkalan Mansur, pada dasarnya masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur, terutama di Lingkungan X sulit menyekolahkan anak-anaknya karena keterbatasan biaya dan yang terkahir adanya pedagang-pedagang kecil yang sulit mendapatkan modal. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh komunikasi penyuluhan tentang perkoperasian Indonesia leh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara berpengaruh terhadap tindakan pembentukan koperasi pada masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan.

Rumusan Masalah

“Sejauhmana pengaruh komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara terhadap pembentukan koperasi pada masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan?”

(3)

3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat korelasional yang bertujuan untuk mencari dan menjelaskan pengaruh komunikasi penyuluhan terhadap tindakan pembentukan koperasi di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara.

2. Metode penyuluhan yang dimaksudkan disini adalah berupa pendekatan kelompok.

3. Penelitian ini dilaksanakan pada awal Januari 2013.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan penyuluhan yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi inovasi Koperasi Hadicar pada masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan.

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan pengaruh komunikasi penyuluhan terhadap tindakan pembentukan Koperasi Hadicar di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara.

URAIAN TEORITIS Komunikasi

Pengertian komunikasi harus ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu komunikasi dalam pengertian secara umum dan pengertian secara paradigmatic. Komunikasi secara umum dibagi lagi menjadi dua yaitu secara etimologis dan terminologis. Komunikasi secara etimologis mempunyai arti komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Secara terminologis mengandung arti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan di sini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human

communication, yang sering pula disebut komunikasi sosial atau social communication. Sedangkan, pengertian secara paradigmatik yaitu proses

penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tidak langsung melalui media. Selain mempunyai pengertian, komunikasi juga terdiri dari unsur-unsur yang mempengaruhinya, diantaranya adalah sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, tanggapan balik dan lingkungan.

Dalam berkomunikasi, ada dua proses yang harus kita perhatikan agar komunikasi tersebut berjalan dengan baik. Proses yang pertama terjadi secara primer, yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media, sedangkan proses secara sekunder yaitu, proses pencapaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai

(4)

4

lambang sebagai media pertama. Adapun fungsi dari komunikasi yaitu memberikan informasi (public information) kepada masyarakat, mendidik masyarakat (public education), mempengaruhi masyarakat (publik persuasion, dan yang terakhir menghibur masyarakat (publik entertainment).

Pada saat setiap orang melakukan proses komunikasi, maka pada saat itu pula tujuan komunikasi dapat terlihat. Adapun tujuan komunikasi diantaranya yaitu perubahan sikap (attitude change), perubahan pendapat (opinion change), perubahan perilaku (behavior change) dan perubahan sosial (social change.

Komunikasi Penyuluhan

Penyuluhan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan pendidikan non-formal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan. Selain itu, penyuluhan merupakan jenis khusus pendidikan pemecahan masalah (problem solving) yang berorientasi pada tindakan; yang mengajarkan sesuatu; mendemostrasikan; dan memotivasi tetapi tidak melakukan pengaturan (regulating) dan juga tidak melaksanakan program yang non-edukatif (Nasution, 1990:8). Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian hal-hal yang disuluhkan amatlah penting. Karena itu, penyuluhan menuntut dipersiapkannya dahulu suatu desain, yang secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal-hal pokok seperti berikut ini yaitu, masalah yang dihadapi, siapa yang disuluh, apa tujuan (objectivities) yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan, pengembangan pesan, metoda dan saluran yang digunakan, dan sistem evaluasi “telah terpasang” atau “built-in” di dalam rencana keseluruhan kegiatan dimaksud (Nasution, 1990:11).

Sebelum melaksanakan komunikasi penyuluhan, ada beberapa faktor pendukung efektifitas komunikasi penyuluhan yang harus diperhatikan, diantaranya adalah metode penyuluhan, media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu dan tempat penyuluhan.

Dalam melaksanakan suatu penyuluhan, dukungan komunikasi sangatlah penting untuk meyakinkan masyarakat agar percaya, mau dan ikut serta dalam kegiatan penyuluhan tersebut. Dukungan komunikasi (communication support) adalah penggunaan yang terkoordinir dari berbagai metoda komunikasi untuk keperluan pemusatan perhatian kepada, dan menawarkan suatu pemecahan terhadap suatu masalah tertentu. Apapun masalah atau subjek yang akan disuluhkan, satu hal yang pasti adalah senantiasa diperlukan keterampilan berkomunikasi untuk dapat menyuluhkan dengan baik. Keterampilan berkomunikasi ini merupakan bekal besar untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Keterampilan ini antara lain menyangkut bagaimana mengutarakan sesuatu dengan jelas, dapat dimengerti oleh orang lain yang mendengarkan kita. Sejumlah tahap yang harus ditempuh dalam menyusun rencana komunikasi untuk kegiatan penyuluhan adalah (Nasution, 1990:57) :

1. Menganalisis problem atau masalah yang dihadapi 2. Merumuskan tujuan komunikasi

3. Memilih media

4. Menentukan pendekatan yang digunakan 5. Memproduksi media

Penyuluhan mempunyai dua tujuan yaitu, tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Adapun yang termasuk dalam tujuan jangka pendeknya adalah

(5)

5

perubahan tingkat pengetahuan, perubahan tingkat kecakapan atau kemampuan, perubahan sikap, dan perubahan motif tindakan. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah better farming yaitu mau dan mampu mengubah cara-cara hidup lama dengan cara-cara yang lebih baik, better business yaitu berusaha yang lebih menguntungkan dan better living ialah menghemat dan tidak berfoya-foya setelah tujuan utama telah tercapai.

Penyuluh sebagai Agen Perubahan

Seorang penyuluh dikatakan sebagai agen perubahan apabila dapat menyebarkan gagasan atau ide-ide baru (inovasi) ke tengah-tengah masyarakat. Karena itu, seorang penyuluh juga menjadi tempat bertanya, tempat anggota masyarakat menanyakan sesuatu untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan. Jadi, seorang penyuluh adalah juru informasi atau juru penerang bagi khalayak disekitarnya.

Penyuluh sebagai agen perubahan mempunyai beberapa peranan utama dalam menjalankan tugasnya. Adapun peranan utama agen perubahan yaitu: 1. Sebagai katalisator, menggerakkan masyarakat untuk mau melakukan

perubahan.

2. Sebagai pemberi pemecahan persoalan.

3. Sebagai pembantu proses perubahan, membantu dalam proses pemecahan masalah dan penyebaran inovasi, serta member petunjuk mengenai bagaimana:

a. Mengenali dan merumuskan kebutuhan

b. Mendiagnosa permasalahan dan menetukan tujuan c. Mendapatkan sumber-sumber yang relevan

d. Memilih atau menciptakan pemecahan masalah

e. Menyesuaikan dan merencanakan pentahapan pemecahan masalah.

4. Sebagai penghubung (linker) dengan sumber-sumber yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Selain mempunyai peranan, agen perubahan juga mempunya tugas utama dalam menjalankan difusi inovasi. Adapun tujuh tugas utama agen perubahan dalam menyebarkan ide-ide baru, diantaranya adalah :

1. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan 2. Membina suatu hubungan dalam rangka perubahan (change relationship) 3. Mendiagnosa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat

4. Menciptakan keinginan perubahan di kalangan klien

5. Menerjemahkan keinginan perubahan tersebut menjadi tindakan yang nyata 6. Menjaga kestabilan perubahan dan mencegah terjadinya drop-out

7. Mencapai suatu terminal hubungan

Difusi Inovasi

Teori difusi inovasi dikembangkan oleh Everett M. Rogers. Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu diantara para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu komunikasi jenis khusus yang berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru. Difusi inovasi merupakan bagaian khusus yang dari proses komunikasi yang ada disebabkan informasi yang dipertukarkan adalah inovasi. Teori difusi inovasi adalah sebuah model yang

(6)

6

menggambarkan aktivitas pertukaran informasi baru yang berlangsung dengan tujuan terjadinya proses adopsi inovasi dalam diri khalayak (Purba, 2006:57).

Dalam pandangan masyarakat yang menjadi klien dalam penyebarserapan suatu inovasi, ada lima atribut yang menandai setiap inovasi tersebut, yaitu keuntungan relatif, keserasian, kerumitan, dapat dicobakan, dan dapat dilihat (Nasution, 2004:125).

Everest M. Rogers dan Floyd Shoemaker memperkenalkan sebuah formula baru dalam proses adopsi inovasi. Teori adopsi tersebut diformulasikan menjadi 5 tahap, yakni (dalam Purba, 2006: 57-58) :

1. Tahap Pengetahuan (Knowledge) 2. Persuasi (Persuasion)

3. Keputusan (Decision)

4. Tahap Pelaksanaan (Implementation) 5. Konfirmasi

METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional, yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode korelasional meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat. Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat (Kriyantono, 2006: 62).

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jalan Karya Sari No. 23, Lingkungan X, Kelurahan Pangkalan Mansur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakterisik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawani, 1995:141). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat / sekelompok orang yang ingin mendirikan koperasi yang berjumlah 23 orang.

Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai subperangkat populasi. Jika jumlah populasi dari suatu penelitian tidak terlalu banyak, maka digunakan total sampling (Prasetyo, 2005:121) artinya keseluruhan jumlah populasi dijadikan sample. Merujuk pada hal tersebut, maka peneliti mengambil seluruh jumlah populasi yakni 23 orang yang telah mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara.

Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

(7)

7 Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah: 1. Analisis Tabel Tunggal

2. Analisis Tabel Silang 3. Uji Hipotesis

HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan Pengumpulan Data

Peneliti menempuh beberapa tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data dan literature serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga di dapat dari buku-buku, jurnal dan internet yang berkaitan dengan ,asalah penelitian yang dibahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dimulai dengan meminta surat izin penelitian dari bagian pendidikan FISIP USU yang akan ditujukan kepada pihak Koperasi Hadicar. Setelah surat izin penelitian dikeluarkan, maka penulis melakukan penelitian lapangan dengan terlebih dahulu meminta izin dan menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas kepada pihak Koperasi Hadicar. Setelah surat izin penelitian dari Koperasi Hadicar didapat, selanjutnya peneliti mulai mendatangi pihak Koperasi Hadicar untuk meminta data anggota yang telah mengikuti penyuluhan tentang perkoperasian Indonesia. Setelah data didapat, maka pada tanggal 18 April 2013 penulis mulai menyebarkan kuesioner penelitian untuk dibagikan kepada 23 responden yang telah mengikuti penyuluhan Perkoperasian Indonesia di kawasan Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.

Setelah memperoleh seluruh data, peneliti mengolah data tersebut ke dalam tabel tunggal dan tabel silang hingga akhirnya melakukan uji hipotesis dan menarik kesimpulan dan saran bagi kepentingan berbagai pihak.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus Spearman Rho Koefisien. Berikut adalah tabel hasil uji korelasi dan uji signifikasi melalui alat bantu

(8)

8

Uji Korelasi antara Komunikasi Penyuluhan dan Tingkat Adopsi Inovasi

Berdasarkan uji hipotesis pada tabel di atas yang diperoleh melalui program SPSS versi 15,0, diperoleh hasil koefisien korelasi (rs) sebesar 0,446,

yang berarti terdapat hubungan antara variabel X yakni penyuluh (kredibilitas, daya tarik, dan kekuatan), metode penyuluhan (pendekatan perorangan dan pendekatan kelompok), media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu dan tempat penyuluhan dengan variabel Y yakni pengetahuan, persuasi (keuntungan relatif, keserasian, kerumitan, dapat dicobakan dan dapat dilihat), keputusan implementasi dan konfirmasi.

Untuk mengukur derajat hubungan tersebut, digunakan nilai rs menurut skala

Guilford yaitu sebagai berikut:

≤ 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti

0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat

≥ 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan Berdasarkan skala Guilford di atas diketahui bahwa kedua variabel dalam penelitian ini menunjukkan hubungan cukup berarti karena rs berada diantara

0,40-0,70. Maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara “Komunikasi Penyuluhan Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Koperasi pada Masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan”.

Dengan demikian, maka Ho yakni tidak terdapat pengaruh Komunikasi Penyuluhan Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Koperasi pada Masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan,”ditolak”. Sedangkan, Ha yakni terdapat pengaruh Komunikasi Penyuluhan Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Koperasi pada Masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan,”diterima”.

Untuk melihat besarnya kekuatan pengaruh (Kp) yang ditimbulkan Komunikasi Penyuluhan Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sumatera Utara mempengaruhi Tingkat Adopsi Inovasi Koperasi pada Masyarakat di Kelurahan Pangkalan Mansur Medan, maka digunakan rumus:

Kp = (rs)² x 100% = (0,446)²x 100% = 0,199 x 100% Correlations 1.000 .446* . .033 23 23 .446* 1.000 .033 . 23 23 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Komunikasi Penyuluhan

Tingkat Adopsi Inovasi Spearman's rho Komunikasi Penyuluhan Tingkat Adopsi Inovasi

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.

(9)

9

= 19,9%

Maka dapat disimpulkan besarnya kekuatan pengaruh antara variabel x terhadap variabel y adalah sebesar 19,9%.

PEMBAHASAN

Hasil pembahasan yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa, “Komunikasi Penyuluhan Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara mempengaruhi Tingkat Adopsi Inovasi Koperasi pada Masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan”, yakni dalam bentuk penyuluhan , dimana hubungan tersebut memiliki nilai yang cukup berarti. Hal ini membuktikan bahwa “Komunikasi Penyuluhan Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sumatera Utara memiliki nilai yang cukup berarti terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Koperasi pada Masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan”.

Berhasilnya suatu komunikasi yang mengena pada saat penyuluhan tidak terlepas dari peranan komunikator (penyuluh) sebagai agen perubahan untuk menyampaikan ide-ide baru kepada masyarakat yang disuluh. Ada tiga komponen penting yang harus dimiliki penyuluh dalam dirinya, yakni kepercayaan

(credibility), daya tarik (attractive) dan kekuatan (power). Kepercayaan yaitu

seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh penyuluh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara sehingga diterima / diikuti oleh masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan. Daya tarik maksudnya dimana masyarakat yang disuluh mampu mengikuti pandangan seorang penyuluh (komunikator) karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan (similarity), dikenal baik (familiarity), disukai (liking) dan fisiknya (physic). Sedangkan, kekuatan maksudnya adalah kepercayaan diri yang harus dimiliki penyuluh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara sebagai seorang komunikator jika ingin mempengaruhi orang lain.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan:

1. Kegiatan komunikasi penyuluhan perkoperasian Indonesia terhadap tingkat adopsi inovasi pada masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta penyuluhan memberikan tanggapan yang baik setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut.

2. Setiap masyarakat merespon positif terhadap kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara.

3. Terdapat Pengaruh Komunikasi Penyuluhan Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Koperasi pada Masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan”. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan rumus koefisien kolerasi rank spearman, diperoleh hasil korelasi rho sebesar 0,446, maka terdapat hubungan yang cukup berarti antara Komunikasi Penyuluhan Perkoperasian Indonesia oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Koperasi pada Masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansur Medan.

(10)

10 Saran dari Responden Penelitian

Komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sumatera Utara pada dasarnya sudah baik, namun diharapkan agar penyuluh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara tetap membimbing dan membina dalam menjalankan koperasi yang akan dibentuk.

Saran dalam Kaitan Akademis

Adanya hasil dari penelitian ini, diharapkan mahasiswa khususnya dalam bidang ilmu komunikasi dapat melanjutkan penelitian sejenis dengan sudut pandang yang berbeda dan memperkaya khasanah penelitian di bidang ilmu komunikasi khususnya penelitian mengenai komunikasi penyuluhan, seperti menambah / memperbanyak teori dan wilayah yang lebih luas lagi.

Saran dalam Kaitan Praktis

Visi dari Koperasi Hadicar dalam upaya menjadi koperasi yang mandiri dengan mengedepankan pelayanan yang terbaik dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar sudah berada pada tingkat / level yang baik. Hendaknya Koperasi Hadicar membuka cabang di berbagai wilayah di Provinsi Sumatera Utara supaya semakin dikenal oleh masyarakat luas.

DAFTAR REFERENSI

Arikunto, Suharimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Bulaeng, A. (2004). Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta: Andi.

Cangara, Hafied. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press. Dilla, Sumadi. (2007). Komunikasi Pembangunan, Pendekatan Terpadu.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Effendy, Onong Uchjana. (2005). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kartasapoetra, A.G. (1987). Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Internet:

http://lukmanarif.wordpress.com/2011/12/22/pengertian-dan-prinsip-prinsip-koperasi

Referensi

Dokumen terkait

Objek penelitian tersebut adalah pelaporan laba/rugi perusahaan, ukuran perusahaan, solvabilitas, jenis pendapat auditor, ukuran KAP, dan audit delay

Banyak faktor yang menyebabkan masalah pada kesehatan mental remaja seperti faktor- faktor yang dapat berkontribusi terhadap stres selama masa remaja termasuk keinginan untuk

Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai ideologi perempuan dari sudut padang tokoh perempuan yang terdapat dalam novel Kleting Kuning karya Maria A.. Pelaku atau

Implikasi yuridis terhadap jaminan pembiayaan yang jaminannya musnah di Bank Muamalat Indonesia adalah terhadap perjanjian pembiayaan dimana terjadi perubahan terkait

[r]

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir dengan judul “STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALUR KERETA API ANTARA YOGYAKARTA – BOROBUDUR” adalah untuk melengkapi syarat untuk

Hasil penelitian mengidentifikasi faktor-faktor risiko dengan hubungan terhadap kejadian kanker serviks yang signifikan, yaitu usia, usia pertama kali melakukan hubungan

Proses perencanaan dan pengadaan yang efektif ialah dengan menjamin ketersediaan obat baik dalam hal jenis dan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan guna