PENGEMBANGAN KOLEKSI BUKU PADA PERPUSTAKAAN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA
UTARA
Kertas Karya
Dikerjakan Oleh :
NURANNA LESTARI
NIM : 062201035
DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN D-III
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya
: Pengembangan Koleksi Buku Pada
Perpustakaan Fakultas Hukum UISU
Oleh
: Nuranna Lestari
Nim
: 062201035
PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN
Ketua
: Dra. Zurni Zahara Samosir M. Si
NIP
: 130802473
Tanda Tangan
:
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Kertas Karya
: Pengembangan Koleksi Buku Pada
Perpustakaan Fakultas Hukum UISU
Oleh
: Nuranna Lestari
Nim
: 062201035
Pembimbing
: Drs. Jonner Hasugian, M.Si
NIP
: 131658673
Tanda Tangan
:
Tanggal
:
Pembaca
: Dra. Zurni Zahara Samosir M. Si
NIP
: 130802473
Tanda Tangan
:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang
berjudul ”Pengembangan Koleksi Buku Pada Perpustakaan Fakultas Hukum
Universitas Islam Sumatera Utara”
Kertas karya ini disusun sebagai salah satu syarat kelengkapan studi untuk
menyelesaikan Program Diploma Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi
pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas
karya ini belum sempurna seperti yang diharapkan. Oleh karena itu penulis akan
menerima kritik dan saran demi kesempurnaan kertas karya ini.
Selama penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak, baik moril maupun materil yang kesemuanya sangat menunjang
tersusunnya kertas karya ini. Pada kesempatan ini sebagai rasa syukur penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Teristimewa buat Ayahanda (Alm) Sofian Tarigan dan Ibunda Hariati tercinta
yang telah membesarkan, mendidik dan menyayangi penulis.
2. Bapak Drs. Syaifudin, M.A.Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir M.Si, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
sekaligus dosen pembaca yang telah memberikan bimbingan dan waktu dalam
penulisan kertas karya ini.
4. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.si, selaku dosen yang telah meluangkan
waktu, tenaga pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan kertas karya ini.
5. Ibu Dra. Nurzani M.Si, selaku Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Tingkat I sumatera Utara yang telah membantu dan memberi dukungan serta
semangat kepada penulis dalam penulisan kertas karya ini.
6. Ibu Hotlan, selaku dosen wali yang telah mendidik dan membimbing penulis
selama mengikuti perkuliahan
7. Bapak Drs. Sutarni dan seluruh staf perpustakaan fakultas Hukum Universitas
Islam Sumatera Utara yang telah banyak memberiakan informasi dan bantuan
8. Seluruh staf pengajar Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis
selama perkuliahan.
9. Buat kakak-kakaku dan adikku tersayang.
10.Sahabat-sahabatku Indah, Ega dan Anang yang telah memberikan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.
11.Teman-teman stambuk 2006 yang selalu penulis kenang dalam suka dan duka
semasa perkuliahan.
Semoga Allah SWT memberi kebaikan kita semua
Medan,
Penulis
Nuranna Lestari
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... v
DAFTAR GAMBAR... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah... 1
1.2 Tujuan Penulisan... 2
1.3 Ruang lingkup... 2
1.4 Metode Pengumpulan Data... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi... 4
2.1.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi... 4
2.1.2. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi... 4
2.2 Pengembangan Koleksi... 5
2.2.1 Pengertian Pengembangan Koleksi... 5
2.2.2 Tujuan Pengembangan Koleksi... 7
2.2.3 Kebijakan Pengembangan Koleksi ... 8
2.2.4 Kegiatan Pengembangan Koleksi... 10
2.2.5 Pemilihan Bahan Pustaka... 11
2.2.6 Alat Bantu Pemilihan ... 12
2.2.7 Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka... 13
2.3 Pengadaan Bahan Pustaka... 14
2.3.1 Pembelian... 15
2.3.2 Sumbangan / Hadiah... 17
2.3.3 Tukar- menukar... 18
2.3.4 Tujuan Tukar-menukar... 18
2.3.5 Tekhnik Tukar-menukar... 18
2.3.6 Terbitan Sendiri... 19
2.4 Inventarisasi... 19
BAB III PENGEMBANGAN KOLEKSI BUKU PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA 3.1 Sejarah singkat Perpustakaan Fakultas Hukum UISU... 21
3.2 Visi dan Misi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU... 22
3.3 Tujuan dan fungsi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU... 23
3.4 Struktur Organisasi... 23
3.5 Personalia... 25
3.6 Pengguna... 26
3.7 Koleksi Perpustakaan ... 27
3.8 Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka... 30
3.9 Pengadaan Bahan Pustaka... 30
3.9.1 Pembelian... 30
3.9.2 Hadiah / sumbangan... 31
3.9.3 Penerbitan Sendiri... 31
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 33 B. Saran... 34
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Peranan Perpustakaan dewasa ini sangatlah penting, dimana keberadaan
perpustakaan disuatu perguruan tinggi merupakan sarana yang penting untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat kampus. Pada dasarnya perpustakaan bertugas
membangun koleksi yang mutakhir untuk kepentingan pengguna perpustakaan.
Keberadaan perpustakaan perguruan tinggi dituntut untuk memfungsikan
dirinya sebagai pusat pelestarian ilmu pengetahuan, pusat belajar, pusat penelitian, dan
pusat penyebaran informasi. Oleh karena itu, perpustakaan dituntut untuk
mengembangkan koleksinya baik itu yang berbentuk tercetak ataupun yang tidak
tercetak, yang mengacu kepada standar kualitas yang diinginkan perguruan tinggi yang
bersangkutan.
Pengembangan koleksi merupakan salah satu kegiatan perpustakaan perguruan
tinggi yang harus terprogram dengan baik, karena dalam mencapai pelayanan
perpustakaan yang optimal dibutuhkan pengembangan koleksi yang terkoordinir dan
berkualitas. Kulitas pengembangan koleksi perpustakaan diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan literatur dari mata kuliah yang didistribusikan pada setiap semester untuk
semua jurusan atau program studi, sejalan dengan pernyataan Trimo (1992:5)
Bahwa standar suatu perpustakaan perguruan tinggi ditentukan oleh standar (kualitas) yang dapat dicapai oleh perpustakaan yang bersangkutan, untuk itulah maka perpustakaan merupakan inti dan bagian dari setiap lembaga pendidikan ilmiah.
Pengembangan koleksi perpustakaan tidak akan terlepas dari pembinaan
koleksi. Pembinaan koleksi merupakan salah satu kegiatan bidang pelayanan teknis.
Kegiatan ini dilakukan suatu perpustakaan perguruan tinggi dalam upaya peningkatan
kualitas pelayanan informasi kepada pemakai perpustakaan. Oleh karena itu
pengembangan koleksi perpustakaan perguruan tinggi selayaknya diarahkan kepada
Tridarma Perguruan Tinggi itu sendiri.
Perpustakaan Fakultas Hukum UISU adalah salah satu perpustakaan perguruan
tinggi yang selama ini telah melakukan pengembangan koleksi tetapi masih
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan
kertas karya ini adalah perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera
Utara (UISU), memiliki jumlah koleksi yang cukup memadai, tetapi perlu dilihat
apakah bahan-bahan tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh pengguna. Hal ini yang
mendorong penulis untuk mengajukan judul ”Pengembangan Koleksi Buku pada
Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara (UISU)”
Karena menurut penulis pengembangan koleksi ini merupakan masalah yang sangat
penting dalam mencapai tujuan perpustakaan.
Pemilihan pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera
Utara sebagai objek observasi karena perpustakaan tersebut melayani jumlah
pengguna yang berjumlah 2.103 orang, dengan demikian sudah tentu berusaha
mengembangkan koleksinya sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika perguruan
tinggi tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :
• Untuk mengetahui berbagai upaya yang dilaksanakan dalam pengembangan koleksi buku di perpustakaan Fakultas Hukum UISU
• Untuk mengetahui apakah koleksi buku perpustakaan Fakultas Hukum UISU sudah memadai dengan kebutuhan pengguna
• Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan dalam hal pengembangan koleksi buku.
1.3 Ruang Lingkup
Berdsarkan judul kertas karya ini, penulis membahas hal-hal yang
berhubungan dengan pengembangan koleksi pada perpustakaan Fakultas Hukum
UISU. yaitu :
• Pemilihan bahan Perpustakaan
• Pengadaan bahan Perpustakaan
1.4 Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah :
1. Studi Kepustakaan
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur yang ada
kaitannya dengan materi yang dibahas dalam kertas karya.
2. Studi Lapangan
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan
langsung ke Perpustakaan Fakultas Hukum UISU.
3. Wawancara dengan pustakawan yang mengelola bagian bahan pustaka di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan Perguruan tinggi
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakan yang tergabung dalam
lingkungan pendidikan tinggi, baik berupa perpustakaan universitas, perpustakaan
akademi, perpustakaan sekolah tinggi. Tujuannya membantu perguruan tinggi dalam
menjalankan program pengajaran. Perpustakaan perguruan tinggi yang baik
merupakan satuan yang kokoh dengan lembaga perguruan tinggi. Sedangkan menurut
buku pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3) yaitu :
Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit pelaksanaan teknisyang bersama-sama unit lainnya, turut melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengelola, serta merawat dan melayankan informasi kepada masyarakat khususnya dan akademik umumnya.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi
merupakan perpustakaan yang membantu proses belajar mengajar dilingkungan sivitas
akademi dengan cara memilih, menghimpun, mengelola, serta merawat dan
melayankan informasi kepada penggunanya.
2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Berdasarkan Buku Pedoman perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3),fungsi
koleksi perpustakaan yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi pendidikan
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademi, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksana evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi infomasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah di akses oleh pencari dan pengguna informasi.
3. Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan skunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan inovasi pengguna perpustakaan.
5. Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademika.
6. Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
7. Fungsi Interpretasi
Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan Tri Dharmanya.
Sedangkan menurut Sutarno (2006:46) menyatakan bahwa ”Fungsi
perpustakaan perguruan tinggi adalah dalam rangka melaksanakan Tri Dharma
perguruan tinggi, meliputi pendidikan, penelitian/riset dan pengabdian kepada
masyarakat”.
Dari uraian fungsi perpustakaan perguruan tinggi di atas dapat dilihat bahwa
perpustakaan berfungsi sebagai penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan
misi perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi juga dapat berfungsi sebagai
pusat rekreasi bagi pengguna dan semua hasil karya yang dimiliki perguruan tinggi
dapat dipublikasikan diperpustakaan perguruan tinggi.
2.2 Pengembangan Koleksi
2.2.1 Pengertian Pengembangan Koleksi
Koleksi merupakan unsur pokok dalam setiap perpustakaan karena pelayanan
tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya koleksi
yang memadai. Untuk dapat memberikan pelayanan informasi secara maksimal maka
perpustakaan harus berusaha menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan.
Untuk itu perpustakaan harus melakukan pengembangan koleksi yang maksimal.
Sedangkan menurut Sulistyo Basuki pengertian pengembangan koleksi lebih
ditekankan pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya memilih buku untuk
perpustakaan. Pemilihan buku berarti juga proses menolak buku tertentu untuk
perpustakaan. Selanjutnya pengertian pengembangan koleksi perubahan sesuai
dengan perkembangan bidang kepustakawanan. Pengembangan koleksi dan
pengadaan menjadi istilah-istilah yang saling melengkapi.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pengembangan koleksi
perpustakaan adalah kegiatan untuk memperluas koleksi perpustakaan baik jumlah
judul buku, maupun jumlah eksemplar. Ada dua aspek kegiatan didalamnya yaitu
aspek seleksi dan aspek evaluasi. Aspek seleksi merupakan suatu prosers
mengidentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah
ada di perpustakaan. Realisasi dari pemilihan adalah pengadaan baik dengan cara
pembelian, tukar-menukar, hadiah/sumbangan dan lain-lain. Sedangkan aspek
evaluasi merupakan semua upaya untuk mengetahui sejauh mana seluruh rangkaian
kegiatan tersebut diatas telah mencapai sasaran akhir, yaitu membangun koleksi yang
sesuai dengan kebutuhan pemakai serta pemanfaatannya secara optimal.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
meningkatnya jumlah informasi dan kebutuhan masyarakat dalam tingkat dan
bentuk-bentuk penyajian informasi. Sehingga perpustakaan selaku penyedia dan pengumpul
informasi harus mampu menyediakan informasi yang mutakhir dan relevan kepada
pengguna.
2.2.2 Tujuan Pengembangan Koleksi
Salah satu unsur dari perpustakaan adalah koleksi. Tanpa adanya koleksi yang
baik dan memadai, perpustakaan tidak akan dapat memberikan layanan yang baik
kepada masyarakat penggunanya.
Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpul, diolah dan
disimpan untuk disajikan kepada masyarakat pengguna untuk memenuhi akan
informasi. Koleksi suatu perpustakaan harus terbina dengan baik dari suatu seleksi
yang sistematis dan yang terarah yang dapat disesuaikan dengan tujuan dan anggaran
yang tersedia. Pustakawan yang ditugaskan dibidang pengembangan koleksi harus
mengetahui apa tujuan perpustakaan dan siapa pemakainya, hal ini berguna untuk
Tujuan pengembangan koleksi yaitu membangun koleksi yang sesuai dengan
kebutuhan pemakai dan didayagunakan secara optimal. Pengembagan koleksi
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam perpustakaan terutama untuk
memperluas koleksi yang ada. Pengembangan koleksi sangat berkaitan dengan
pemilihan dan evaluasi. Pemilihan adalah proses mengidentifikasi rekaman informasi
yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan, sedangkan
pengembangan Evaluasi mencakup semua upaya untuk mengetahui sejauh mana
tujuan dari seluruh rangkaian kegiatan pemilihan, pengadaan, dan pemeliharaan
koleksi telah mencapai.
Pedoman untuk mengevaluasi koleksi perpustakaan yang dikeluarkan oleh
American Library Association membagi metode kedalam ukuran-ukuran terpusat
pada koleksi dan ukuran-ukuran terpusat pada penggunaan. Didalam setiap kategori
ada sejumlah metode evaluasi khusus. Perpustakaan perlu melakukan evaluasi koleksi
secara periodik dan sistematik untuk memastikan bahwa koleksi itu mengikuti
perubahan yang terjadi, dan perkembangan kebutuhan dari masyarakat yang dilayani.
Dalam melakukan pengembangan koleksi, pustakawan harus mengetahui betul
tujuan perpustakaan yang dikelolanya serta masyarakat yang dilayaninya. Pada
dasarnya tujuan perpustakaan adalah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan
pengajaran, penelitian, social, informasi religi, rekreasi, dan deposit.Untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat pemakai, perpustakaan harus mampu mengkaji/ mengenali
siapa masyarakat pemakainya dan informasi apa yang diperlukan, mengusahakan
tersedianya jasa pada saat diperlukan, serta mendorong pemakai untuk menggunakan
fasilitas yang telah disediakan oleh perpustakaan. Dengan adanya aktivitas kebijakan
seleksi akan dapat membantu perpustakaan dalam mengidentifikasi rekaman
informasi yang ada di dalam perpustakaan itu sendiri.
2.2.3. Kebijakan Pengembangan Koleksi
Pengembangan koleksi adalah proses memastikan bahwa kebutuhan informasi
dari para pemakai akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna (efisien-efektif)
dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan.
Sumber-sumber informasi tersebut harus dikembanngkan sebaik-baiknya sesuai
dengan kondisi perpustakaaan dan masyarakat yang dilayani. Dalam hal ini kebijakan
Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan sarana
untuk mengkomunikasikan tujuan dan pengembangan koleksi perpustakaan. Agar
kebijakan pengembangan koleksi dapat dilaksanakan secara terarah, kebijakan
pengembangan harus disusun secara tertulis. Rumusan yang dituangkan dalam
kebijakan pengembangan koleksi tertulis dimulai dengan penjelasan singkat tentang
misi perpustakaan dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai, deskripsi singkat mengenai
masyarakat yang dilayani, koleksi yang telah ada, kemudian dilanjutkan dengan
ketentuan-ketentuan berikut:
Isi kebijakan pengembangan koleksi dimulai dengan penjelasan singkat
mengenai visi, misi perpustakaan, dan sasaran yang ingin dicapai, deskripsi singkat
tentang masyarakat yang dilayani dan koleksi yang telah ada. Dilanjutkan dengan:
1. Penjelasan mengenai siapa yang bertanggungjawab atas pengelolaan
perpustakaan dan siapa yang diberi wewenang untuk seleksi
2. Metode pemilihan, pengaturan anggaran, komposisi masyarakat yang dilayani
dan prioritas (jika ada), dan informasi lain yang dianggap perlu, misalnya:
a. Pedoman dan kriteria seleksi
b. Daftar timbangan buku (review) atau tipe timbangan buku yang
digunakan untuk seleksi.
3. Masalah-masalah khusus, mis: bahan yang tidak dikoleksi, jumlah
eksemplar/judul, penjilidan, penggantian bahan yang hilang, dll.
4. Penjelasan mengenai komposisi koleksi yang akan dikembangkan, dibagi atas
bidang subjek dan keterangan mengenai prioritas.
Pengembangan koleksi meliputi kegiatan memilih dan mengadakan bahan
bahan perpustakaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapakn oleh pustakawan
bersama-sama dengan sivitas akademi perguruan tingginya. Kebijakan pengembangan
koleksi didasari asas berikut :
1. Kerelevanan
Koleksi hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat perguruan tingginya. Karena itu, perpustakaan perlu memperhatikan jenis dan jenjang program yang ada. Jenis program berhubungan dengan jumlah dan besar fakultas, jurusan, program studi, lembaga, dan seterusnya. Arah pengembangan pembelajaran jarak jauh (distance learning) atau pembelajaran maya (e-learning) juga akan sangat berpengaruh pada pilihan jenis media dari bahan perpustakaan yang perlu dikembangkan.
Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah tenaga pengajar, tenaga penelitian, tenaga administrasi, mahasiswa, dan alumni, yang kebutuhannya akan informasi berbeda-beda.
3. Kelengkapan
Koleksi hendaknya jangan hanya terdiri atas buku ajar yang langsung dipakai dalam perkuliahan, tetapi juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada secara lengkap ( lihat Kep.Mendiknas, No.0234/U/2000, tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi )
4. Kemuktakhiran
Koleksi hendaknya mencerminkan kemukhtakhiran. Ini berarti bahwa perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
5. Kerja sama
Koleksi hendaknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, tenaga pengajar, dan mahasiswa. Dengan kerja sama, diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Melalui jenis kebijakan pengembangan koleksi di atas, maka pengguna akan
memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal dan memperoleh manfaat dari
berbagai kebijakan koleksi, hendaknya relevan dengan program pendidikan,
berorentasi kepada kebutuhan pengguna, lengkap dan sesuai dengan kebutuhan
pengguna, mencerminkan kemukhtakhiran, dan merupakan hasil kerja sama semua
pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yang diberikan oleh
perpustakaan kepada para pengguna perpustakaan.
Fungsi kebijakan pengembangan koleksi adalah :
1. Pedoman bagi selektor.
2. Sarana komunikasi: memberitahu pemakai mengenai cakupan dan ciri-ciri
koleksi yang telah ada dan rencana pengembangannnya.
3. Sarana perencanaan baik perencaan anggaran maupun pengembangan koleksi.
4. Membantu menetapkan metode penilaian bahan.
5. Membantu memilih metode pengadaan.
6. Membantu menghadapi masalah sensor.
7. Membantu perencaan kerjasama.
8. Membantu identifikasi bahan yang perlu dipindahkan ke gudang atau
2.2.4 . Kegiatan Pengembangan Koleksi
Pengembangan koleksi meliputi kegiatan pemilihan dan pengadaan bahan
pustaka, dalam kegiatan pemilihan koleksi yang akan dibeli harus diseleksi terlebih
dahulu, apakah sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan dan dilanjutkan
dengan kegiatan pengadaan yaitu mengadakan bahan pustaka dengan cara pembelian,
hadiah/sumbangan, tukar menukar dan titipan. Semua kegiatan ini dilakukan atas
tanggung jawab dari pemimpin perpustakaan maupun staf pegawai perpustakaan.
Pada umumnya pengembangan koleksi meliputi rangkaian sebagai berikut :
1. Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna. Kebijakan ini disusun berdasarkan tim yang terbentuk dengan keputusan pimpinan perpustakaan dan staf pegawai serta pustakawan. 2. Menentukan kewenangan, tugas dan tanggung jawab semua unsur yang
terlibat dalam pengembangan koleksi.
3. Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota perpustakaan perguruan tinggi yang bernaung didalamnya. Hal ini dilakukan dengan cara antara lain :
• Mengadakan pertemuan dengan unit tersebut
• Menyediaka formulir usulan pengadaan buku
• Menanyakan kepada pengguna secara berkala untuk menilai keberhasilan perpustakaan dalam melayani pengguna.
4. Memilih dan mengadakan pustaka melalui pembelian, tukar-menukar, hadiah/sumbangan dan terbitan sendiri.
5. Merawat Pustaka 6. Menyiangi pustaka
7. Mengevaluasi koleksi (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:29)
Untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut diperlukan anggaran yang
memadai, karyawan yang cukup dan berdedikasi, struktur organisasi yang berkualitas
dan alat bantu pemilihan yang relevan.
2.2.5. Pemilihan Bahan Pustaka
Proses pemilihan bahan pustaka merupakan kegiatan pengadaan yang harus
dibatasi oleh tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perpustakaan. Dimana kegiatan
pemilihan bahan pustaka merupakan proses mengevaluasi bahan pustaka yang akan
dipilih sesuai dengan kebijakan perpustakaan tersebut. Dan kemampuan pengguna
yang dilayani, dana, tenaga dan pengelola yang tersedia di perpustakaan.
Dalam buku pedoman pembinaan koleksi perpustakaan dan pengetahuan
1. Pemilihan bahan berdasarkan saran pengguna perpustakaan
2. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu pemilihan buku seperti :
• Katalog penerbit
• Bibliografi
• Dan Abstrak
3. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi buku secara langsung.
4. Berdasarkan hasil pembicaraan atau diskusi tentang buku yang dari kelompok diskusi atau media komunikasi misalnya : radio dan televisi.
Tujuan pemilihan bahan ustaka menurut Sulistiyo-Basuki (1994 : 472 ) adalah
”Mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu
melayani kebutuhan pengguna dan tuntutan pengguna masa kini dan masa
mendatang”. Dengan adanya tujuan tersebut, diharapkan perpustakaan dapat
mengembangkan koleksinya dengan baik dan seimbang, agar tujuan dari pemilihan
bahan pustaka tersebut dapat tercapai.
2.2.6 Alat Bantu Pemilihan
Proses pemilihan bahan pustaka merupakan kegiatan pengadaan yang harus
dibatasi oleh tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perpustakaan. Dimana kegiatan
pemilihan bahan pustaka merupakan proses mengevaluasi bahan pustaka yang akan
dipilih sesuai dengan kebijakan perpustakaan tersebut. Untuk memudahkan dan
mengetahui informasi buku secara lengkap hendaknya memilih bahan pustaka dengan
menggunakan alat bantu sebagaimana dinyatakan oleh Soetminah (1992 : 76) alat
bantu seleksi perpustakaan antara lain :
1. Silabus mata kuliah
Daftar dari mata kuliah yang akan diambil. 2. Katalog penerbit/berita buku
Daftar dari koleksi perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan dapat mengetahui dengan mudah koleksi apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan dimana koleksi tersebut dapat ditemukan.
3. Bibliografi
Bahan rujukan diterbitkan mengenai Indonesia, baik yang diterbitkan di Indonesia maupun di luar negeri.
4. Daftar perolehan buku baru dari perpustakaan 5. Tinjauan dan resensi
suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD.
komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal.
7. Book in print 8. Pangkalan data
sekumpulan informasi yang disusun sedemikian rupa untuk dapat diakses oleh sebuah software tertentu
9. Situs web
Tempat pembuat website meletakkan file website yang akan diakses oleh pengunjung situs web.
Dengan uraian pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa seorang
pustakawan dapat menggunakan alat bantu pemilihan dengan menggunakan
bibliografi, abstrak, dan katalog penerbit. Karena dari alat bantu pemilihan tersebut
dapat diketahui tentang keterangan buku yang dipesan, maka pemilihan bahan pustaka
dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2.2.7 Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka
Kegunaan pemilihan bahan pustaka adalah untuk menyesuaikan koleksi
dengan kebutuhan pengguna baik kualitas maupun kuantitasnya. Selain itu pemilihan
bahan pustaka dilakukan berdasarkan kemampuan dana yang tersedia. Prinsip utama
yang harus dilakukan ialah mengusahakan suatu koleksi perpustakaan yang lengkap
dan seimbang.
Menurut Soetminah (1992 : 76) prinsip dalam pemilihan bahan pustaka yang
diadakan harus dipilih secara cermat dan disesuaikan dengan :
• Minat dan kebutuhan masyarakat pemakai
• Tujuan, fungsi dan ruang lingkup layanan perpustakaan
• Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti positif.
• Pustaka yang memenuhi kualitas dan persyaratan
Dengan uraian pendapat ahli di atas jelas bahwa dalam melakukan
pengembangan koleksi perpustakaan, seorang pustakawan harus lebih dahulu
mengetahui prinsip-prinsip yang perlu dipahami sebelum memulai kegiatan
pengembangan koloeksi pada suatu perpustakaan.
2.3 Pengadaan Bahan Pustaka
Dalam proses pengadaan bahan pustaka, peranan yang paling adalah mencatat
kegiatan pokok dari perpustakaan atau pusat dokumentasi karena kegiatan ini
mengusahakan agar buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi.
Menurut Soetminah (1999:71) Pengadaan koleksi adalah
Proses penghimpunan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani.
Kegiatan pengadaan dilakukan untuk menambah dan melengkapi koleksi yang
sudah ada. Setiap koleksi perpustakaan harus dibina dan dikembangkan, karena
perpustakaan merupakan penyedia informasi koleksi bahan pustaka. Maka koleksi
yang disediakan perpustakaan harus relevan dengan minat dan kebutuhan pengguna.
Sedangkan menurut Sutarno (2006:174) bahwa :
Pengadaan atau akuisisi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi. Bagi perpustakaan yang baru didirikan atau dibentuk, kegiatan pengadaan ini meliputi pekerjaan kriteria koleksi perpustakaan dan pembentukan koleksi awal. Untuk perpustakaan yang sudah berjalan, kegiatan pengadaan untuk menambah dan melengkapi koleksi yang sudah ada. Yang menjadi titik tolak kegiatan pembinaan dan pengembangan koleksi selanjutnya.
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pengadaan bahan pustaka bagi
perpustakaan yang sudah berjalan bertujuan untuk menambah dan melengkapi koleksi
yang sudah ada. Karena koleksi perpustakaan yang telah diseleksi menjadi koleksi
perpustakaan harus dibina dan dikembangkan, karena tugas utama dari seluruh
perpustakaan adalah menyidiakan koleksi bahan pustaka kepada pengguna
perpustakaan sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Philips ( 1992 : 109) Kebijakan pengadaan dari suatu organisasi
tergantung pada beberapa hal :
1. Anggaran
Organisasi harus menyisihkan dua untuk membeli buku dan majalah dari anggaran belanja tahunnya.
2. Tujuan dan prioritas dari organisasi
Bidang apa yang menjadi lingkup koleksi perpustakaan/ Tidak semua buku bisa dibeli.
3. Jenis pemakai dan kebutuhannya
Apakah pemakai memerlukan bahan ilmiah atau informasi yang sederhana dan praktis.
4. Staf perpustakaan
5. Hubungan dengan perpustakaan atau pusat dokumentasi lain
Apakah daerah anda terdapat perpustakaan, darimana anda dapat meminjam buku yang jarang diperlukan oleh pemakai perpustakaan anda atau kemana anda dapat menyarankan pemakai untuk mendapat buku yang diperlukan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka bagi
perpustakaan yang sudah berjalan bertujuan untuk menambah dan melengkapi koleksi
yang sudah ada dengan kata lain melakukan pemgembangan koleksi perpustakaan.
2.3.1 Pembelian
Pembelian bahan pustaka melalui pembelian adalah satu cara yang efektif dan
efesien, melalui cara pembelian koleksi yang dibutuhkan pengguna dan bebas untuk
menentukan pilihan bahan pustaka. Dalam pembelian ada beberapa cara yang
dilakukan melalui berbagai saluran yang ada yaitu :
1. Toko buku
Pembelian bahan pustaka secara langsung ke toko buku banyak dilakukan oleh
perpustakaan yang jumlah dananya relatif sedikit. Pembelian dengan cara ini
biasanya dilakukan untuk judul dan eksemplar yang tidak banyak. Kekurangan
yang umumnya terjadi pada pembelian bahan pustaka ke toko buku adalah :
• Tidak semua subjek atau judul yang dibutuhkan perpustakaan tersedia di toko buku.
• Toko buku tidak selalu bisa ditemukan di setiap kabupaten sehingga tidak mampu melayani kebutuhan perpustakaan.
• Toko buku yang terdapat di kota kecil pada umumnya hanya menyediakan bahan pustaka yang berbahasa Indonesia.
• Tidak semua pesanan bahan pustaka dari satu perpustakaan dapat dipenuhi dari satu toko buku saja.
2. Penerbit, baik didalam maupun diluar negeri
Pembelian bahan pustaka juga dapat dilakukan melalui penerbit, baik dalam
negeri maupun luar negeri. Penerbit di Indonesia biasanya melayani
pemesanan dari perpustakaan. Akan tetapi, penerbit asing umumnya tidak
melayani perpustakaan. Mereka (penerbit asing) hanya melayani pembelian
dari toko buku ataupun penjaja (vendor) sehingga perpustakaan Indonesia
harus membeli melalui toko buku. Pemesanan bahan pustaka secara langsung
ke penerbit dapat dilakukan apabila judul-judul yang dibutuhkan betul-betul
dapat memanfaatkan katalog penerbit yang dikeluarkan penerbit sehingga
bahan pustaka yang akan diadakan dapat dipesan langsung pada penerbitnya.
3. Agen buku
Selain pembelian ke toko buku dan penerbit, perpustakaan juga dapat membeli
buku melalui agen buku yang biasa disebut dengan jobber atau vendor. Agen
buku ini berperan sebagai mediator antara perpustakaan dan penerbit, terutama
untuk pengadaan bahan pustaka terbitan luar negeri.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 54).
Langkah-langkah pembelian atau pelangganan bahan pustaka adalah sebagai berikut :
1. Memeriksa dan melengkapi dan bibliografi bahan pustaka yang diusulkan 2. Mencocokan usulan dengan bahan pustaka yang dimiliki melalui katalog
perpustakaan atau pangkalan data perpustakaan 3. Menerima atau menolak usulan
4. Membuat daftar pesanan beberapa rangkap menurut kebutuhan 5. Mengirimkan daftar pesanan
6. Mengarsipkan satu rangkap daftar pesanan 7. Membayar pesanan atau langganan
Setelah bahan pustaka di pesan, maka pihak perpustakaan akan melakukan
prosedur penerimaan bahan pustaka Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi
(2004 : 54) yaitu :
1. Memeriksa secara teliti bahan pustaka yang diterima dengan surat pengantarnya.
2. Mencocokkan bahan pustaka yang diterima arsip pesanan.
3. Menyisihkan dan mengembalikan bahan pustaka yang tidak sesuai dengan pesanan, cacat, atau rusak dengan permintaan penggantinya.
4. Menandatangani tanda terima atau faktur dan mengembalikannya kepada pengirim.
5. Menandai kepemilikan bahan pustaka dengan membubuhkan cap perpustakaan 6. Membuat berita acara penerimaan
2.3.2 Sumbangan / Hadiah
Selain melalui pembelian proses pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan
dengan cara menerima sumbangan/hadiah. Pengadaan koleksi dengan cara sumbangan
merupakan koleksi yang berasal dari pemberian suatu instansi/lembaga pemerintah.
Adapun kegiatan perolehan hadiah dapat dilakukan dengan cara :
1. Meneliti kiriman bahan pustaka dan mencocokkannya dengan surat pengantar
2. Memilih bahan pustaka yang dibutuhkan
Perpustakaan yang meminta hadiah bahan perpustakaan perlu :
1. Menyusun daftar bahan perpustakaan yang diperlukan
2. Mengirimkan surat permohonan bahan perpustakaan hadiah dan setelah bahan
perpustakaan diterima.
3. Memeriksa dan mencocokkan daftar kiriman bahan perpustakaan hadiah
dengan surat pengantarnya.
4. Mengirimkan kembali surat pengantar disertai ucapan terimakasih
5. Mengelola bahan perpustakaan hadiah yang diterima seperti pengolahan bahan
pustaka biasa.
2.3.3 Tukar- menukar
Pengembangan koleksi dapat juga diperoleh dengan cara tukar-menukar antar
perpustakaan. Pertukaran ini dilakukan karena perpustakaan mempunyai koleksi yang
dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna ataupun berlebihan jumlah
eksemplarnya. Maka buku tersebut ditukarakan kepada perpustakaan yang mau
bekerjasama.
Kerjasama tukar-menukar ini dapat dilakukan bukan atas dasar harga buku,
tetapi didasarkan atas saling membutuhkan dan juga membina hubungan baik antar
perpustakaan yang bersangkutan. Melalui hubungan kerjasama dalam hal
tukar-menukar dapat diharapkan dapat saling mengisi kekurangan masing-masing koleksi
bahan pustakanya.
2.3.4 TujuanTukar-menukar
Pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan mempunyai beberapa tujuan
yaitu:
a. Untuk memperoleh bahan pustaka tertentu yang tidak dapat dibeli di toko
buku, penerbit, agen, atau yang tidak dapat diperoleh karena alasan lain
sehingga hanya bisa didapatkan melalui pertukaran.
b. Melalui pertukaran akan memberi jalan bagi perpustakaan untuk
memanfaatkan bahan pustaka yang duplikasi.
c. Dengan pertukaran akan memberi peluang untuk mengembangkan kerjasama
2.3.5 Tekhnik Tukar-menukar
Cara tukar-menukar bahan pustaka dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut:
a. Menyusun daftar bahan pustaka duplikasi sebagai bahan penawaran
b. Mengirimkan penawaran kepada perpustakaan-perpustakaan yang dinilai
mempunyai koleksi yang sesuai dengan bahan pustaka yang ditawarkan.
c. Perpustakaan yang menerima tawaran akan mempelajari tawaran yang
diterima dan membandingkan dengan kebutuhan dan kebijakan pengembangan
koleksinya sendiri. Kemudian memilih bahan penukar yang sesuai dengan
bobotnya dan menyusunnya dalam daftar bahan pustaka yang akan ditawarkan
sebagai bahan penukar.
d. Perpustakaan yang telah menerima tanggapan atas penawarannya, menilai
keseimbangan bahan pertukaran tentang subjek dan bobotnya. Jika diterima,
kemudian mengirimkan jawaban persetujuan bahwa tukar-menukar dapat
dilaksanakan.
e. Setelah menerima bahan pertukaran, masing-masing perpustakaan
mengelolahnya sesuai dengan prosedur penerimaan dan inventarisasi.
2.3.6 Terbitan Sendiri
Terbitan sendiri merupakan cara pengadaan yang terahir yaitu menerbitkan
bahan pustaka dari perpustakaan sendiri. Perpustakaan yang sering menerbitkan bahan
pustaka sendiri adalah perpustakaan pendidikan seperti Universitas, perpustakaan
sekolah. Adapun bahan pustaka berupa Skripsi, Tesis, Hasil penelitian, Bibliografi,
Indeks dan lainnya.
2.4 Inventarisasi
Inventarisasi bahan pustaka merupakan langkah awal dalam kegiatan
pemberian jati diri buku dan pendaftaran kedalam buku induk. Hal utama yang
dilakukan sebelum kegiatan inventarisasi adalah melakukan pengecekan penerimaan
bahan pustaka, apakah sudah sesuai dengan koleksi yang dipesan. Kolom-kolom yang
perlu dibuat dalam buku inventarisasi, menurut Soeatminah (1992 : 81 ) adalah :
1. Tanggal pendaftaran 2. Nomor inventarisasi 3. Pengarang
7. Sumber (hadiah, sumbangan, pembelian) 8. Harga (kalau sumber pembelian)
9. Jumlah 10.Bahasa 11.Jenis buku 12.Keterangan
Setelah pemeriksaan selesai maka kegiatan selanjutnya ialah buku yang
diterima stempel cap kepemilikan perpustakaan tersebut. Stempel atau cap
perpustakaan ini dibubuhkan beberapa kali dalam satu buku sesuai kebijakan
perpustakaan. Selain cap stempel, perpustakaan juga memebubuhkan stempel
kepemilikan koleksi atau stempel inventarisasi. Stempel inventarisasi berisi kolom
data asal perolehan buku, nomor induk buku, tanda buku, dan tanggal pendaftarannya
pada buku induk perpustakaan.
Dari inventarisasi dapat dijadikan sebagai data mutakhir koleksi perpustakaan
dan dapat digunakan sebagai laporan keberadaan koleksi perpustakaan. Kegiatan ini
merupakan bagian pekerjaan yang penting untuk proses pengolahan bahan pustaka,
karena dengan menginventarisasi koleksi, kita dapat mengetahui berapa jumlah
koleksi setiap tahunnya dan keadaan koleksi yang ada diperpustakaan.
Contoh : Stempel inventarisasi
No. Induk
No. Klass
Asal dari
BAB III
PENGEMBANGAN KOLEKSI BUKU PADA PERPUSTAKAAN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Fakultas Hukum UISU
Yayasan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) berawal dari Perguruan
Tinggi Islam Indonesia Medan, didirikan pada tanggal 3 Januari 1951. Pendiri
Yayasan Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam Indonesia Medan adalah: Haji Bahrum
Jamil, sabaruddin Ahmad, Rivai Abdul Manaf, Adnan benawi, dan Sariani Amiraden
Siregar. Fakultas Hukum UISU sebagai bagian dari UISU merupakan fakultas yang
pertama kali dimulai sejak pembukaan kelas persiapan Akademi Islam Indonesia.
Akhir tahun 1951 kelas persiapan selesai, para siswanya menjadi mahasiswa
Faculteit Hukum dan pengetahuan Masyarakat dari Perguruan Tinggi Islam
Indonesia(PTII). Pada tanggal 7 Januari 1952 (9 Rabiul Awal 1371 Hijriah),
diresmikan berdirinya Faculteit hukum dan Pengetahuan Masyarakat sebagai Fakultas
perdana di bawah naungan Yayasan Perguruan Tinggi Islam Indonesia(PTII).
Peesmian dilakukan oleh Pemerintah R.I yang diwakili Menteri Agama K.H. Wahid
Hasjim bertempat di Gedung dewan Perwakilan Rakyat Pripinsi Sumatera Utara. Dan
pada tahun 1952 itulah PTII berubah menjadi yayasan UISU.
Perpustakaan Fakultas Hukum UISU berdiri bersamaan dengan berdirinya
Fakultas Hukum UISU pada tanggal 7 januari 1952 (9 Rabiul Awal 1371 Hijriah).
Fakultas Hukum UISU adalah perpustakaan perguruan tinggi yang berada di kota
Medan. Perpustakaan Hukum UISU ini berlokasi di Kampus Fakultas Hukum UISU
Jl. Sisingamangaraja Kampus Al-Mumawarah Teladan Medan.Perpustakaan Hukum
UISU terletak di lantai 2 gedung perkuliahan fakultas Hukum UISU. Perpustakaan
Hukum UISU mempunyai luas ruangan seluas 120 m2. Seluruh aktivitas dan kegiatan
kerja perpustakaan dilaksanakan di ruangan yang sama. Perpustakaan Hukum UISU
dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan dan dibantu oleh 3 orang pegawai untuk
melaksanakan kegiatan kerja perpustakaan berdasarkan tugas yang telah diberikan
kepada masing-masing pegawai.
Perpustakaan Hukum UISU melayani sivitas akademi tempatnya bernaung
yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan pegawai Fakultas Hukum UISU. Perpustakaan
ini juga melayani pengguna yang bukan civitas akademi Fakultas Hukum UISU.
ada diperpustakaan, tetapi mereka tidak diperkenankan meminjam semua fasilitas
yang ada diperpustakaan tersebut. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU melaksanakan
sistem pelayanan terbuka. Dalam hal ini pengguna dapat mencari koleksi bahan
pustaka sesuai dengan kebutuhannya.
3.2 Visi dan Misi Perpustakaan
Perpustakaan Fakultas Hukum UISU memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:
Visi
• Perpustakaan Hukum UISU menjadikan perpustakaan yang islam, andal, teruji, dan bermatabat mulia, dicintai oleh masyarakat dan diridhoi Allah
SWT.
• Perpustakaan Hukum UISU sebagai pusat keunggulan bagi pengkajian, pengembangan dan penerapan ilmu-ilmu hukum yang berlandaskan keislaman
untuk kedamaian dan kesejahteraan umat manusia.
Misi
• Melaksanakan Pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan dakhwah Islamiah untuk menghasilakan sarjana Hukum yang
berjiwa Islam, jujur, bertanggung jawab dan profesional untuk membentuk dan
memecahkan masalah hukum yang dihadapi bangsa, Negara dan masyarakat
secara berkeadilan dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya yang dikenal dengan Tri Dharma Tinggi, juga ada fungsi khusus yaitu keislaman.
• Melakuakan pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu hukum dengan standar metodologi keilmuan modern.
3.3 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU
Perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan :
a. Memberikan pelayanan informasi kepada pengguna perpustakaan terutama
mahasiswa, dosen, pegawai Fakultas Hukum UISU.
b. Mendukung Fakultas Hukum UISU dalam melaksanakan Tri Dharma yang
dilaksanakan.
c. Memperlancar kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi dalam
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perpustakaan Fakultas Hukum UISU
harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Adapun fungsinya perpustakaan
Fakultas Hukum UISU sebagai berikut:
a. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pengabdian kepada
masyarakat.
b. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program penelitiaan.
c. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pendidikan dan pengajaran.
3.4 Struktur Organisasi
Dalam suatu intansi atau lembaga perlu adanyan suatu organisasi yang jelas.
Dengan demikian, semua staf akan mengetahui kesuksesan dan tanggung jawab
masing-masing terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Adapun struktur organisasi
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
Tabel 1 : Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU Sumber : Perpustakaan Fakultas Hukum UISU
Struktur organisasi secara makro adalah struktur organisasi yang
menggambarkan dalam organisasi yayasan secara keseluruhan, artinya bahwa
perpustakaan berada dibawah pimpinan Kepala Tata Usaha.Perpustakaan dipimpin
oleh seseorang kepala perpustakaan, dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
seorang kepala perpustakaan dibantu oleh orang tiga orang pegawai perpustakaan.
Dengan demikian kepala perpustakaan bertanggung jawab kepada kepala Tata Usaha.
Perpustakaan Fakultas Hukum UISU tidak memiliki struktur organisasi mikro, hal ini
disebabkan karena jumlah pegawai perpustakaan hanya 4 (empat) orang.
Perpustakaan Fakultas Hukum UISU tidak mempunyai rincian tugas
masing-masing, karena perpustakaan Fakultas Hukum UISU bersama-sama mengerjakan
kegiatan rutin perpustakaan mulai dari pengolahan bahan pustaka sampai
pengembangan koleksinya. Hanya kepala perpustakaan yang memiliki rincian tugas
yaitu:
DEKAN
• Menetapkan kebijaksanaan pokok perpustakaan.
• Membuat perencanaan pengembangan perpustakaan.
• Mengawasi kelancaran tugas pegawai perpustakaan
3.5 Personalia
Dalam rangka penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi secara
maksimal, harus memiliki tenaga kerja yang bertugas menjalankan roda kegiatan
perpustakaan sehari-hari. Suatu perpustakaan tidak dapat menjalankan kegiatan tanpa
seorang pegawai. Oleh karena itu suatu perpustakaan membutuhkan sejumlah
pegawai yang dapat menjalankan kegiatan sehari-hari serta mencapai tujuan
perpustakaan tersebut. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU dipimpin oleh seseorang
kepala perpustakaan dan dibantu oleh tiga orang pegawai perpustakaan. Namun,
diantara 4 orang tenaga perpustakaan tersebut, hanya satu orang yang telah mendapat
pendidikan ilmu perpustakaan. Untuk lebih jelasnya latar belakang para pegawai
Perpustakaan Fakultas Hukum UISU dapat dilihat Pada Tabel 1 dibawah ini:
No JABATAN JENJANG
PENDIDIKAN
JUMLAH
1 Kepala urusan
perpustakaan
Sarajana pendidikan 1 Orang
2 Staf administrasi D3 Ilmu
perpustakaan dan
sarjana Ekonomi
1 Orang
3 Staf administrasi Sarjana Hukum 1 Orang
4 Staf administrasi SMA 1 Orang
[image:32.595.93.484.402.623.2]Jumlah 4 Orang
Tabel 1 : Staf Perpustakaan Fakultas Hukum UISU
Sumber: Perpustakaan fakultas Hukum UISU
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa personalia atau tenaga kerja pada
perpustakaan Fakultas Hukum UISU belum memadai untuk sebuah perpustakaan
Fakultas Hukum UISU sangat mempengaruhi pengelolahan perpustakaan serta
seluruh kegiatan yang dilaksanakan.
3.6 Pengguna
Pengguna perpustakaan fakultas Hukum UISU berasal dari sivitas akademika
yaitu mahasiswa, dosen dan pegawai perpustakaan Fakultas Hukum UISU.
Mahasiswa yang menjadi anggota perpustakaan Fakultas Hukum UISU setiap
tahunnya selalu berubah-ubah, hal ini terjadi karena setiap tahun ajaran baru mereka
harus mengganti kartu anggota perpustakaannya.
Pengguna perpustakaan fakultas Hukum UISU sebanyak 2.103 orang yang
meliputti
• Staf Pengajar (dosen)
• Mahasiswa Fakultas Hukum UISU
• Staf Pegawai
Untuk lebih jelasnya mengenai pengguna perpustakaan Fakultas Hukum UISU
dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 2 : Pengguna Perpustakaan Fakultas Hukum UISU
No Pengguna Jumlah
1 Mahasiswa 2000 orang
2 Staf Pengajar (dosen) 78 orang
3 Staf Pegawai 25 orang
Jumlah 2.103 orang
Sumber : Perpustakaan Fakultas UISU
3.7 Koleksi Perpustakaan
Perpustakaan Fakultas Hukum UISU memiliki koleksi yang banyak
membahas mengenai bidang hukum saja, Karena cakupannya mengenai bidang ilmu
hukum. Namun, buku umum juga ada untuk memenuhi mata kuliah umum (MKU).
Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis dari petugas perpustakaan
Fakultas Hukum UISU, jenis dan jumlah koleksi perpustakaan Fakultas Hukum UISU
yang tersedia saat ini yaitu :
Buku yang diajurkan untuk mahasiswa maupun dosen untuk mata
kuliah seperti :
• Mata Kuliah dasar Umum
• Mata Kuliah dasar Keahlian
• Mata Kuliah keahlian 2. Buku Refrensi
Buku yang dikelola secara sistematis hingga mudah menentukan
keterangan-keterangan yang kita inginkan seperti :
• Kamus
• Ensiklopedi
• Bibliografi 3. Terbitan berseri
Koleksi Perpustakaan yang memuat informasi yang bersifat harian, bulanan
dan tahunan seperti :
• Majalah dalam negeri
• Jurnal
• Buletin 4. Terbitan Pemerintah
Karya yang diterbitkan oleh pemerintah yang bersifat umum dan yang
menyangkut kebutuhan perguruan tinggi yang bersangkutan, seperti :
• Lembaran Negara RI
• Pidato President
• Berita Negara RI 5. Koleksi Karya Ilmiah, seperti :
• Laporan penelitian
• Disertase
• Skripsi
Tabel 3 : Jumlah Koleksi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU
No Jenis Koleksi Jlh. Judul Jlh.
Eksemplar
Keterangan
1. Buku Wajib/ Ajar 70 160
2. Buku Anjuran 2.813 14.210
3. Skripsi Terdiri atas 3
Jurusan
4. Skripsi Perdata 3.392 3.392
5. Skripsi Pidana 557 583
6. Skripsi HTN/HAN 308 308
Total Jumlah Skripsi 4.257 4.283 Terdiri atas 3
Jurusan
7. Thesis 12 12
8. Disertase 5 5
9. Majalah/Jurnal/Bulletin 28 2122
10. Laporan Penelitian 199 199
11. Karya Ilmiah 431 431
12. Literatur Asing 746 2.390
Jumlah 8.561 23.812
Sumber : data Perpustakan Fakultas Hukum UISU
Jumlah keseluruhan koleksi buku perpustakaan Fakultas Hukum UISU adalah
8.561judul dan 23.812 eksemplar. Jika dibandingkan dengan jumlah pengguna maka
perbandingannya adalah 8.561 : 2.103 = 4,07. Berarti rasio perbandingan judul
koleksi dengan mahasiswa adalah 1 : 4. Jumlah ini sangat minim jika dibandingkan
dengan standar koleksi perpustakaan secara umum. Dalam buku Pedoman Umum
Perpustakaan Perguruan tinggi (1999: 37) dinyatakan bahwa ” suatu perpustakaan
perguruan tinggi yang baik haruslah memiliki koleksi perbandingan 1 : 15”. Dari
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah koleksi yang dibutuhkan di
perpustakaan Fakultas Hukum UISU adalah 15 x 2.103 = 31.545 judul.
Dari perhitungan di tas dapat diketahui bahwa koleksi yang dimiliki
Perpustakaan Fakultas Hukum UISU 31.545 – 8.561 = 22.984. Dalam hal ini dapat
dinyatakan bahwa koleksi yang dimiliki sekarang masih sangat kurang. Untuk itu
3.8 Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka
Untuk melaksanakan pemilihan bahan pustaka, perpustakaan Fakultas Hukum
UISU pada umumnya menggunakan alat bantu pemilihan berupa Katalog Penerbit.
Dari alat bantu yang digunakan perpustakaan Fakultas Hukum UISU sudah cukup
membantu dalam mendapatkan informasi yang diinginkan.
3.9 Pengadaan Bahan Pustaka
Dalam memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan, maka perpustakaan
harus melaksanakan pengadaan bahan pustaka secermat mungkin, sesuai dengan
permintaan dan informasi yang tepat tentang buku yang dipesan oleh pengguna jasa
perpustakaan.
Untuk melaksanakan pemilihan bahan pustaka, perpustakaan FH UISU pada
umumnya menggunakan metode :
a. Pembelian
b. Hadiah / sumbangan
c. Penerbitan sendiri
3.9.1 Pembelian
Pembelian adalah cara pengadaan koleksi yang paling banyak dilakukan di
perpustakaan ini. Hampir 90 % dari jumlah yang ada, diperoleh dari hasil pembelian.
Perpustakaan Fakultas Hukum UISU dalam melaksanakan proses pembelian bahan
pustaka dapat dilakukan dengan cara :
• Langsung ke toko buku
• Memesan melalui pos kepada penerbit
• Agen buku
Perpustakaan Fakultas Hukum UISU membeli koleksi setiap bulannya tidak
menggunakan waktu/ jangka waktu tertentu. Pengadaan buku melalui sumber dana
pembelian paling banyak dilakukan di perpustakan ini. penambahan buku baru tiap
3.9.2 Hadiah / sumbangan
Selain melalui pembelian, proses pengadaan bahan pustaka dapat dilaksanakan
dengan cara menerima hadiah/ sumbangan. Hadiah/ sumbangan sering diterima tanpa
diminta khususnya diperoleh dari mahasiswa yang sudah tamat yang diwajibkan
paling sedikit menyumbangkan buku sebanyak 1 buah, dimana buku tersebut akan
dijadikan sebagai bahan pustaka diperpustakaan Fakultas Hukum UISU.
Pengadaan dengan cara hadiah/sumbangan sangat minim jumlahnya, mungkin
hanya 10% saja. Penambahan buku yang dilakukan dengan cara ini hanya mencapai
50-60 buku setiap tahunnya. Jadi setiap mahasiswa yang hendak melakukan bebas
pustaka, wajib menyumbangkan satu judul buku pada perpustakaan Fakultas Hukum
UISU.
3.9.3 Penerbitan Sendiri
Penerbitan sendiri merupakan salah satu kegiatan dalam usaha pengadaan
bahan pustaka. Penerbitan sendiri adalah penerbitan yang dilakukan oleh suatu intansi
yang bersangkutan atau unit-unit lainnya.
Perpustakan Fakultas Hukum UISU belum melakukan penerbitan sendiri
dalam pengadaan bahan pustaka untuk perpustakaan tersebut.
3.10 Inventarisasi
Inventarisasi bahan pustaka salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh
setiap perpustakaan. Dimana setiap bahan pustaka yang diterima, baik melalui
pembelian, hadiah/sumbangan, tukar-menukar, maupun terbitan sendiri yang dicatat
kedalam buku induk atau buku inventaris :
Fakultas Hukum UISU dalam pengolahan bahan pustaka juga melakukan
kegiatan inventarisasi. Bahan pustaka yang baru diterima oleh perpustakaan sebelum
diinventarisasikan kedalam buku induk terlebih dahulu diberi cap/ stempel
kepemilikan dan stempel inventarisasi.
MILIK PERPUTAKAAN FAKULTAS HUKUM UISU
Gambar 3 : Contoh Stempel Inventarisasi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU Sumber : Perpustakaan Fakultas Hukum UISU
Dalam menginventarisasi bahan pustaka buku kedalam buku induk yang
dicatat adalah :
a. No
b. Tanggal diterima
c. No induk
d. Pengarang
e. Judul
f. Edisi / cetakan
g. Impresium
h. Asal
i. No. Klassifikasi
j. Harga
PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA
PERPUSTAKAAN FAK.HUKUM UISU
Tanggal Diterima :
No. Induk :
Eksemplar :
Sumber :
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan uraian yang telah ditemukan pada bab
sebelumnya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengadaan bahan pustaka dapat bersumber dari pembelian, hadiah/
sumbangan, tukar-menukar, penerbitan sendiri. Cara yang banyak dilakukan di
perpustakaan Fakultas Hukum UISU adalah pembelian dan
hadiah/sumbangan. Pembelian dilakukan oleh staf perpustakaan Fakultas
Hukum UISU berdasarkan daftar pesanan buku yang oleh kepala perpustakaan
dan anggaran yang disediakan oleh pihak Yayasan Fakultas Hukum UISU
2. Struktur organiasasi pada perpustakaan Fakultas Hukum UISU adalah struktur
organisasi secara makro, artinya bahwa perpustakaan berada dibawah
pimpinan Kepala Tata Usaha. Perpustakaan dipimpin oleh seseorang kepala
perpustakaan, dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari seorang kepala
perpustakaan dibantu oleh tiga orang pegawai perpustakaan. Dengan demikian
kepala perpustakaan bertanggung jawab kepada kepala Tata Usaha.
3. Jumlah koleksi buku perpustakaan Fakultas Hukum UISU berjumlah 8.561
judul dan 23.812 eksemplar. Jumlah ini sangat kurang jika dibandingkan
dengan standar koleksi perpustakaan secara umum yaitu 1: 15, artinya setiap
satu orang pengguna harus dapat membaca atau meminjam minimal 15 judul
buku.
4. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU mengalami kesulitan dalam
mengembangkan koleksinya dan menyusun program kerjanya karena
keterbatasan anggaran yang disediakan oleh pihak Yayasan Fakultas Hukum
UISU.
5. Jumlah dan tingkat pendidikan pegawai perpustakaan masih belum memadai
untuk melaksanakan seluruh kegiatan perpustakaan Fakultas Hukum UISU
B. SARAN
Untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna perpustakaan, maka
perawatan terhadap bahan pustaka perlu ditingkatkan. Dari pengamatan langsung dan
kesimpulan tentang pengembangan koleklsi di perpustakaan Fakultas Hukum UISU,
penulis memberikan saran yaitu:
1. Untuk dapat memeuhi kebutuhan pengguna, sebaiknya perpustakaan Fakultas
Hukum UISU melakukan pengadaan bahan pustaka secara berkala.
2. Untuk memberikan pelayanan dan pengembangan perpustakaan Fakultas
Hukum UISU, maka disarankan penambahan tenaga kerja yang
pustakawannya memiliki latar belakang disiplin ilmu perpustakaan.
3. Untuk dapat melakukan kegiatan dengan baik sebaiknya perpustakaan
Fakultas Hukum UISU membuat struktur organisasi mikro agar setiap pegawai
mengetahui tugasnya masing-masing dan dapat melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan sebaik-baiknya.
4. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU sebaiknya memperhatikan luas ruangan
sesuai dengan pengguna perpustakaan tersebut.
5. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU penambahan jumlah koleksi perlu
ditingkatakan agar sesuai dengan standar jumlah koleksi perpustakaan secara
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Meidi. 2008.Pembunaan Dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. 31/05/200.
Blog, Alee. 2008. Pengembangan Koleksi Berdasarkan Patron Community Di
Sampoerna Corner. 12/01/2008
http://74.125.153.132/search?q=cache:uJ4EQBZ128wJ:alee.militanunair.com
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi. 2004,
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi.
Jakarta : Depdikbut
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994, Buku Pedoman Perpustakaan
Perguruan Tinggi. Jakarta : Depdikbut
Philips, Eva 1992. Membina Perpustakaan. Jakarta: PDII-LIPI
Saepudin,Encang 2009. Kebijakan Pengembangan Koleksi Guna Mendukung
Kegiatan Pengembangan Koleksi. 24/04/2009.
Siregar, Belling. 2002, Pembinaan Koleksi Perpustakaan dan Pengetahuan
Literatur.Medan : Proyek Pembinaan Perpustakaan Sumatera Utara
Soejono, Trimo. Pedoman Pelaksanaan perpustakaan. Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1992.
Soetminah. 1992. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta:
Kanisius
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia, 1994
Sumarji, P. 1993. Mengelola Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius, 1990
Sutarno. 2006, Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto.