• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 Metode Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 Metode Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

19

Pada bab ini akan menjelaskan metode penelitian yang mencakup definisi operasional, desain penelitian, teknik sampling, lokasi penelitian serta prosedur selama penelitian berlangsung.

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Menurut Nisfiannoor (2009) variabel merupakan suatu atribut atau sifat yang memiliki variasi atau bermacam-macam nilai. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah modelling perilaku seksual pranikah dan bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah. Sekaran (2006) mengatakan agar variabel dalam penelitian ini dapat diukur, maka variabel tersebut perlu dioperasionalisasikan terlebih dahulu.

1. Modelling Perilaku Seksual Pranikah

Modelling perilaku seksual pranikah menurut Bandura (1977) merupakan hasil pembelajaran dengan meniru perilaku seksual pranikah teman-teman sebayanya dan melibatkan 4 tahapan yakni:

a. Attention yakni sejumlah perilaku yang mencakup perhatian yang diberikan terhadap perilaku seksual pranikah yang dilakukan oleh teman sebayanya untuk ditiru.

b. Retention adalah ingatan yang dimiliki remaja mengenai perilaku seksual pranikah dan sejumlah aspek-aspek perilaku seksual pranikah yang pernah dilakukan teman sebayanya dan akan ditirunya.

c. Reproduction yaitu sekumpulan perilaku nyata yang tampak dari hasil memperhatikan dan

(2)

mengingat perilaku seksual pranikah yang dilakukan oleh teman-temannya.

d. Motivation yakni dorongan, ejekan, ataupun pujian yang diberikan oleh teman sebaya terhadap remaja untuk melakukan perilaku seksual pranikah.

2. Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Pranikah

Perilaku seksual pranikah menurut Sarwono (dalam Taufik, 2013) adalah segala bentuk aktivitas seksual yang dilakukan remaja dengan lawan jenis tanpa adanya ikatan pernikahan resmi baik secara hukum maupun agama. Duvall & Miller (1985) membagi aktivitas seksual pranikah menjadi 4 jenis yakni:

a. Touching secara operasional didefinisikan sebagai segala bentuk aktivitas dengan memegang tangan, berpelukan, merangkul, dan memegang daerah sensitif yang dilakukan oleh remaja dengan lawan jenisnya.

b. Kissing adalah aktivitas mencium dengan mulut ke mulut, pipi, kening, leher, ataupun daerah sensitif lawan jenis.

c. Petting adalah aktivitas yang dilakukan remaja dan lawan jenis dengan saling menyentuhkan alat kelamin dengan atau tanpa dibatasi pakaian. d. Sexual intercourse adalah aktivitas penetrasi

yang dilakukan remaja dan lawan jenis.

3.2 Subyek Penelitian & Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik subjek dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa ciri, yaitu:

(3)

1. Pelajar SMPN X Jakarta baik laki-laki dan perempuan 2. Sudah pernah berpacaran atau sedang berpacaran 3. Berusia diantara 13-15 tahun

4. Bagi remaja laki-laki sudah mengalami mimpi basah, perubahan suara, serta pada remaja perempuan sudah menstruasi sebagai bentuk bahwa sudah mengalami masa pubertas

5. Memiliki kelompok atau teman sebaya yang sudah melakukan minimal 1 dari perilaku seksual pranikah 6. Subjek sudah pernah melakukan minimal 1 dari

perilaku seksual pranikah

3.2.2 Teknik Sampling

Menurut Gulo (2000) sampel dapat memberikan gambaran yang benar dari suatu populasi. Selain itu Riduwan (2008) menjelaskan beberapa keuntungan menggunakan sampel, salah satunya ialah memudahkan peneliti karena jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan jumlah populasi, penelitian lebih efisien dalam penggunaan uang,waktu, dan tenaga.

Peneliti dalam hal ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan bentuk snowball sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih beberapa responden yang cocok untuk penelitian dan kemudian meminta daftar anggota atau referensi sebagai partisipan berikutnya (Teddlie & Yu, 2012). Sevilla, dkk (1993) menjelaskan dalam penelitian untuk dua variabel, jumlah sampel minimum adalah sebanyak 60 orang, semakin banyak sampel yang diambil, maka akan semakin akurat hasil penelitian tersebut.

Dalam penelitian ini, sebanyak 45 orang remaja berusia 13-15 tahun yang menjadi sampel dalam

(4)

pelaksanaan pilot study. Sedangkan jumlah sampel yang digunakan pada field study adalah sebanyak 78 orang remaja yang bersekolah di SMPN “X” Jakarta. Jumlah sampel ini sudah sesuai dengan jumlah minimal sampel yang disarankan Sevilla (1993), sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang representatif.

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012) pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian ilmiah dan scientific karena berlandaskan pada dasar-dasar ilmiah yakni konkrit/empiris, obeyektif, terukur, rasional, sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Pendekatan kuantitatif juga menekankan pada data penelitian yang berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Sedangkan metode yang digunakan penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi tanpa bermaksud mengambil kesimpulan yang berlaku secara umum. (Brown dan Suter, 2012). Tujuan penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2012) yakni untuk memberikan gambaran yang luas mengenai sebuah variabel. Pada penelitian ini peneliti bertujuan untuk menggambarkan modelling perilaku seksual pranikah dan bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah remaja SMPN “X” Jakarta.

3.4 Alat Ukur Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diberikan kepada responden. Kuesioner dalam penelitian ini berisi 78 pernyataan tertutup mengenai modelling perilaku seksual pranikah dan bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah. Pernyataan tertutup adalah pernyataan yang membatasi

(5)

kebebasan repsonden untuk menjawab dengan menyediakan pilihan jawaban seperti penggunaan skala (Stewart & Cash, 2011).

Skala yang digunakan pada kuesioner adalah dengan skala likert 1 sampai 4 untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi individu ataupun kelompok mengenai fenomena yang terjadi. Dalam skala likert ini terdiri dari empat pilihan jawaban yakni Sangat Setuju (SS)= 4, Setuju (S)=3, Tidak Setuju (TS)= 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS)=1, selanjutnya responden diminta untuk menjawab pernyataan yang dirasa dapat mewakili dirinya (Sugiyono, 2012).

3.4.1 Alat Ukur Perilaku Modelling Perilaku Seksual Pranikah Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan 4 tahapan modelling yang dikemukakan oleh Bandura (1977). Berikut adalah blueprint modelling perilaku seksual pranikah dalam penelitian ini:

(6)

Tabel 3.1 Blueprint Alat Ukur Modelling Perilaku Seksual Pranikah

Dimensi Indikator Nomor

Butir Item Jumlah

Atensi

• Remaja membahas seputar aktivitas seksual, pornografi, proses kehamilan dengan teman sebaya

• Remaja memperhatikan

perbincangan mengenai aktivitas seksual, pornografi, proses kehamilan

• Remaja memperhatikan aktivitas teman yang berkaitan dengan aktivitas seksual, gaya berpacaran, pujian yang diberikan, olokan dari teman

1,2,3,4,5,6, 7,8,9,10,11, 12,13,14,15 ,16,17,18,1 9,20,21 21 Retensi

• Remaja mengingat pola perilaku aktivitas seksual yang dilakukan teman-teman

• Remaja merasa adanya kecocokan antara perilaku sexual yang dilakukan teman-teman dengan nilai-nilai dalam dirinya

22,23,24,2 5,26,27,28 ,29,30,31, 32,33 12 Reproduksi

• Remaja melakukan aktivitas seksuall yang dilakukan teman-teman seperti gaya berpacaran atau aktivitas seksual

• Remaja melakukan aktivitas menonton pornografi,pergi ke tempat yang dapat memuaskan gairah seksual

• Remaja memberikan pujian

34,35,36,3 7,38,39,40 ,41,42,43, 44,45,46,4 7,48,49 16

(7)

ataupun olokan terhadap teman-teman yang sudah atau tidak melakukan aktivitas seksual • Remaja memberikan informasi

mengenai pornografi atau aktivitas seksual kepada teman-teman

Motivasi

• Remaja menginginkan pujian dari teman-teman ketika sudah

melakukan aktivitas seksual • Remaja memiliki perasaan takut

untuk ditolak dan diolok-olok oleh teman-teman jika tidak melakukan aktivitas seksual • Remaja melakukan aktivitas

seksual karena dorongan teman-teman 50,51,52,5 3,54,55,56 ,57,58,59, 60,61 12 Jumlah Item 61

Alat ukur modelling perilaku seksual pranikah terdiri dari 61 item untuk mengukur tingkatan modelling perilaku seksual pranikah. Skala pengukuran yang digunakan adalah dengan menggunakan Likert untuk mengukur seberapa kuat modelling perilaku seksual pranikah pada remaja. Selanjutnya peneliti melakukan pilot study untuk melihat validitas dan reliabilitas alat ukur. Dalam penelitian ini item-item sudah sesuai dengan standar validitas.

3.4.2 Alat Ukur Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Pranikah

Untuk mengukur bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan tertutup sesuai dengan dimensi aktivitas

(8)

seksual pranikah yang dikemukakan oleh Duvall & Miller (1985). Menurut Duvall & Miller (1985) aktivitas seksual pranikah dibagi menjadi 4 dimensi yakni terdiri dari touching, kissing, petting, dan sexual intercourse. Berikut ini adalah tabel susunan item perilaku seksual pranikah sesuai dengan masing-masing dimensi:

Tabel 3.2 Blueprint Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Pranikah

Dimensi Indikator Nomor Butir

Item Jumlah

Touching

• Remaja melakukan aktivitas berpegangan tangan dengan pacar • Remaja melakukan aktivitas

meraba daerah sensitif lawan jenis • Remaja melakukan aktivitas

bepelukan, merangkul leher ataupun bagian tubuh lawan jenis

62,63,64,6 5,66,67,68

,69 8

Kissing

• Remaja melakukan aktivitas berciuman dengan lawan jenis tanpa adanya ikatan pernikahan • Remaja melakukan aktivitas

berciuman dari leher sampai kearah dada lawan jenis

• Remaja melakukan aktivitas seks orang dengan lawan jenis

70, 71, 72, 73, 74, 75

6

Petting

Remaja melakukan aktivitas saling menyentuhkan alat kelamin dengan lawan jenis

76, 77 2

Sexual Intercourse

• Remaja melakukan kontak seksual melalui penetrasi dengan lawan jenis

78 1

(9)

Peneliti membuat 17 item untuk mengukur tingkatan dan bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah remaja diantaranya terdiri dari 8 item untuk mengukur dimensi touching, kissing berjumlah 6 item, petting berjumlah 2 item, sedangkan sexual intercourse memiliki 1 item.

3.4.3 Validitas

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan sebuah alat ukur untuk mengukur apa yang hendak diukur (Nugiyantoro, Gunawan, & Marzuki, 2012). Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua metode yakni dengan menggunakan content validity dan uji validitas dengan menggunakan teknik corrected item total correlation. Content validity yakni validitas yang mempertanyakan kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan deskripsi bahan yang diteliti (Nurgiyantoro, B., Gunawan., Marzuki, 2012).

Content validity dalam penelitian ini dilakukan melalui expert judgment yang dilakukan oleh dosen pembimbing yakni Greta Vidya Paramita, M.Psi untuk memeriksa ketepatan butir-butir alat ukur yang terdiri dari sejumlah indikator yang dibuat oleh peneliti. Selanjutnya, setelah peneliti melakukan pilot study terhadap 45 orang remaja maka dilakukan pengukuran validitas menggunakan corrected item total correlation pada program SPSS 22.0. Corrected item total correlation dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor item dengan total item, kemudian dilakukan koreksi terhadap nilai koefisiensi korelasi (Priyatno, 2012).

Untuk menentukan satu item layak digunakan atau tidak, maka batas nilai minimal korelasi pada perhitungan corrected item total correlation adalah 0,30. Jika nilai koefisien korelasi berada diatas 0,30 maka dianggap valid, sedangkan jika nilai koefisien korelasi berada dibawah 0,30 maka item dianggap tidak valid. Pada hasil perhitungan validitas, didapatkan hasil

(10)

validitas dalam penelitian ini berkisar antara 0,475-0,913. Maka dapat dikatakan bahwa item-item yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid. Tabel validitas item-item terlampir pada lampiran 1 dan 2.

3.4.4 Reliabilitas

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau alat ukur yang memiliki konsistensi sasaran data yang ingin diukur ketika melakukan pengujian kembali menggnakan alat ukur yang sama secara berulang (Nurgiyantoro, B., Gunawan., Marzuki, 2012). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha. Reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpha dapat dipergunakan baik untuk instrumen yang jawabannya berskala ataupun bersifat dikhotomi, yakni yang mengenal dua jawaban. Dalam penelitian ini, instrumen jawaban bersifat skala 1-4. Perhitungan reliabilitas dibantu dengan SPSS 22.0. Berikut adalah hasil pengujiaan reliabilitas masing-masing menggunakan Cronbach’s Alpha untuk alat ukur modelling perilaku seksual pranikah dan perilaku seksual pranikah:

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Pilot Study Modelling Reliability Statistics Modelling Perilaku Seksual Pranikah

Cronbach's Alpha N of Items

,989 61

(11)

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Pilot Study Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Pranikah

Reliability Statistics Perilaku Seksual Pranikah

Cronbach's Alpha N of Items

,954 17

Sumber: Pengolahan Data SPSS 22.0

Dalam teknik Cronbach’s Alpha reliabilitas suatu instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan batas nilai Alpha 0,6. Menurut Priyatno (2012), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Dari tabel reliabitas kedua variabel diatas maka dapat dikatakan bahwa instrumen pengukuran telah reliabel karena nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,8 yakni 0,989 untuk modelling perilaku seksual pranikah dan 0,954 untuk perilaku seksual pranikah.

3.5 Prosedur

3.5.1 Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, dilakukan beberapa prosedur dan persiapan yang meliputi tahap sebagai berikut:

a. Meminta surat izin penelitian dari Universitas Bina Nusantara

b. Menentukan sekolah mana yang akan digunakan untuk melakukan penelitian dan memberikan surat izin kepada sekolah yang bersangkutan

c. Melakukan pendekatan terhadap pelajar untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku seksual pranikah yang dilakukan

d. Membuat instrumen penelitian yang akan digunakan dan diberikan kepada siswa-siswi

(12)

e. Melakukan expert judgment kepada dosen pembimbing

f. Setelah instrumen penelitian disetujui melalui expert judgement selanjutnya melakukan pilot study kepada siswa-siswi di lapangan untuk melihat validitas dan reliabilitas alat ukur

g. Jika hasil validitas dan reliabilitas sudah dikatakan valid dan reliabel maka selanjutnya dilakukan pengambilan dan pengolahan data

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menyusun sejumlah item-item yang sudah disetujui oleh dosen pembimbing selaku expert judgement. Selanjutnya peneliti menyebar kuesioner untuk melakukan pilot study untuk melihat validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian ini. Setelah didapatkan validitas dan reliabilitas, dilakukan field study pada responden dan peneliti meminta daftar anggota serta referensi untuk dijadikan responden selanjutnya.

3.5.3 Teknik Pengolahan Data

Dalam mendeskripsikan bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah, peneliti melakukan konversi data melalui z-score dikarenakan item-item pada bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah tidak sama jumlahnya. Sehingga z-score digunakan menjadi dasar untuk mengidentifikasi dimana posisi responden diantara bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah tersebut. Selanjutnya dilakukan analisa deskriptif terhadap penyebaran responden di tiap bentuk-bentuk perilaku seksual tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Secara teoretis, regresi linier sederhana merupakan suatu aktivitas analisis statistika yang dapat digunakan untuk memprediksi korelasi atau hubungan matematis dalam bentuk

Sistem Informasi Ujian Secara Online Pada Perguruan Tinggi AMIK Dian Cipta Cendikia dapat diakses dengan web browser dan berdasarkan pengujian terhadap aplikasi

Dalam menerapkan model pembelajaran langsung diharapkan guru guru dapat memberikan perhatian secara merata kepada setiap peserta didik yang kurang aktif sehingga semua

Variabel proses komunikasi yang mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap produktivitas kerja melalui variabel kepuasan kerja adalah variabel persepsi, ketepatan,

Transportasi memiliki posisi yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan bangsa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional, dan tercemin pada

 Kemampuan perawat melakukan komunikasi Kemampuan perawat melakukan komunikasi verbal akan menentukan kualitas asuhan yang. verbal akan menentukan kualitas

Secara lebih spesifik, penelitian ini akan menunjukkan wilayah-wilayah yang telah menjadi basis usahaternak ayam ras petelur di Tasikmalaya, dan wilayah-wilayah yang

Jika seorang anak dari masing-masing kelompok dipertukarkan, maka rata-rata berat badan dari anak-anak di kelompok pertama akan sama dengan rata-rata berat badan