• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Angina Pectoris

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Angina Pectoris"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat didada yang sering kali menjalar ke lengan kiri. Hal ini biasa timbul saat pasien melakukan aktivitas dan sering hilang saat aktivitas dihentikan.

Angina pectoris biasanya berkaitan dengan penyakit jantung koroner ateroskloristik, tapi dalam beberapa kasus dapat merupakan kelanjutan dari stenosis aorta berat, insufiensi atau hipertrofi kardiomiopati tanpa disertai obstruksi, aoritis sifilitika, peningkatan kebutuhan metabolic (seperti hipertirodisme atau pasca pengobatan tiroid), anemia yang jelas, takikardi paroksismal dengan frekuensi ventricular cepat, emboli atau spasme koroner.

I.2 TUJUAN

I.2.1 Tujuan Umum

Untuk mempelajari asuhan keperawatan pada klien dengan angina pektroris

1.2.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui konsep dasar teoritis angina pektoris.

2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan angina pektoris, yang meliputi; pengkajian, diagnosa keperawatan, itervensi.

3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan angina pektoris, meliputi; pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi ,implementasi dan evaluasi.

(2)

BAB II

KONSEP TEORITIS

II. 1 PENGERTIAN

Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat. Angina pektoris adalah suatu sindrom kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum.

II.2 ETIOLOGI  Ateriosklerosis  Spasme arteri koroner  Anemia berat

 Artritis

 Aorta Insufisiensi

III.3 EPIDEMIOLOGI

Di AS kurang lebih 50 % dari penderita jantung koroner ( PJK ) mempunyai manifestasi angina pectoris, jumlah angina pectoris sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina pectoris pertahun pada penderita di atas 3 th sebesar 213 penderita / 100.000 penduduk.

(3)

III.4 FAKTOR PREDISPOSISI

Factor yang dapat diubah atau dimodifikasi yaitu: a. Diet (hiperlipidemia) b. Rokok c. Hipertensi d. Stress e. Obesitas f. Kurang aktifitas g. Diabetes Mellitus

h. Pemakaian kontrasepsi oral

Factor yang tidak dapat diubah, yaitu: a. Usia

b. Jenis Kelamin c. Ras

d. Herediter

Faktor Pencetus Serangan

Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :

 Emosi atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, mengakibatkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat.

 Kerja fisik terlalu berat dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung

 Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung. (pada jantung yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin buruk).

 Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779).

(4)

II.5 PATOFISIOLOGI

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab aterosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan aterosklerosis.

Aterosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.

Berkurangnya kadar oksigen memaksa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi metabolisme yang anaerobik. Metabolisme anaerobik dengan perantaraan lintasan glikolitik jauh lebih tdak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan siklus Kreb. Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar. Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri.

Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang terserang berkurang; serabut-serabutnya memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya berkurng. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal; bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi.

Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika. Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan ukuran segmen yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom. Berkurangnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut).

Angina pectoris adalah rasa sakit dada yang berkaitan dengan iskemia miokardium. Mekanismenya yang tepat bagaimana iskemi menimbulkan rasa sakit masih belum jelas. Agaknya reseptor saraf rasa sakit terangsang oleh metabolik yang tertimbun atau oleh suatu

(5)

zat kimia antara yang belum diketahui atau oleh sters mekanik lokal akibat kontraksi miokardium yang abnormal. Jadi secara khas rasa sakit digambarkan sebgai suatu tekanan substernal, kadang-kadang menyebar turun kesisi medial lengan kiri. Tetapi banyak pasien tak pernah mengalami angina yang pas; rasa sakit angina dapat menyerupai rasa sakit karena maldigesti atau sakit gigi. Pada dasarnya angina dipercepat oleh aktivitas yang meningkatkan miokardium akan oksigen, seperti latihan fisik. Sedangkan angina akan hilang dalam beberapa menit dengan istirahat atau nitrogliserin.

II.6 KLASIFIKASI

 Angina Pektoris Stabil

 Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard.

 Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.  Durasi nyeri 3 – 15 menit.

Angina stabil dibedakan menjadi 3 yaitu : a. Angina noctural

Nyeri terjadi malam hari, biasanya pada saat tidur tetapi ini dapat di kurangi dengan duduk tegak. Biasanya angina noctural disebabkan oleh gagal ventrikel kiri.

b. Angina dekubitus

Angina yang terjadi saat berbaring. c. Iskemia tersamar

Terdapat bukti objektif iskemia ( seperti tes pada stress ) tetapi pasien tidak menunjukan gejala.

 Angina Pektoris Tidak Stabil

 Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.  Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.

 Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.  Kurang responsif terhadap nitrat.

 Lebih sering ditemukan depresi segmen ST.

 Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.

(6)

 Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.  Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.  EKG menunjukkan elevasi segmen ST.

 Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.  Dapat terjadi aritmia.

II.7 MANIFESTASI KLINIS

 Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau lengan kiri.

 Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).

 Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.  Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.

 Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines.

 Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.  Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

II.8 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Enzim atau isoenzim jantung,biasanya DBM : meningkat,menunjukkan kerusakan miokard.

 EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada segmen ST gelombang T menunjukkan iskemia.

 Foto Dada : biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan dekompensasi jantung atau komplikasi paru.

 PCO2 kalium dan laktatmiokard: mungkin meningkat selama serangan angina.  Kolestrol / trigliserida serum : mungkin meningkat.

 Kateterisasi jantung dengan angiografi: diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui dengan angina atau nyeri dada tanpa kerja, pada pasien dengan kolesterolemia

(7)

dan penyakit jantung keluarga yang mengalami nyeri dada dan pasien dengan EKG istirahat abnormal.

II.9 THERAPY

a. Terapi Farmakologi.

Nitrogliserin

Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina pektoris.

Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri angina.

Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anteriol sistemik dan menyababkan penurunan tekanan darah (afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen jantung,menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan kebutuhan.

Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.

Penyekat Beta-adrenergik.

Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol.

Nitrat dan Nitrit

Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya

(8)

toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 – 12jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin.

Kalsium Antagonis

Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.

b. Terapi Non Farmakologis

Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.

II.10 PROGNOSIS

Umumnya pasien dengan angina pektoris dapat hidup bertahun-tahun dengan hanya sedikit pembatasan dalam kegiatan sehari-hari. Mortalitas bervariasi dari 2% - 8% setahun. Faktor yang mempengaruhi prognosis adalah beratnyan kelainan pembuluh koroner. Pasien dengan penyempitan di pangkal pembuluh koroner kiri mempunyai mortalitas 50% dalam lima tahun. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pasien dengan penyempitan hanya pada salah satu pembuluh darah lainnya. Juga faal ventrikel kiri yang buruk akan memperburuk prognosis. Dengan pengobatan yang maksimal dan dengan bertambah majunya tindakan intervensi dibidang kardiologi dan bedah pintas koroner, harapan hidup pasien angina pektoris menjadi jauh lebih baik.

II.11 PENATALAKSANAAN

Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secar bedah tujuan ini dicapai melalui

(9)

revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasti koroner transluminal perkutan (PCTA= percutaneus transluminal coronary angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.

Angioplasti koroner transluminal perkutan adalah usaha untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan memecahkan plak atau ateroma yang telah tertimbun dan mengganggu aliran darah ke jantung. Kateter dengan ujung berbentuk balon dimasukkan ke arteri koroner yang mengalami gangguan dan diletakkan di antara daerah aterosklerotik. Balon kemidian dikembangkan dan dikempiskan dengan cepat untuk memecah plak.

PCTA dilakukan pada pasien yang mempunyai lesi yang menyumbat paling tidak 70% lumen internal arteri koroner besar, sehingga banyak daerah jantung yang berisiko mengalami iskemia. PCTA jarang dilakukan pada pasien dengan (1) oklusi arteri koroner kiri utama yang tidak menunjukkan aliran kolateral ke arteri sirkumflexa dan desebdens anterior, (2) yang mengalami stenosis di daerah arteria koroner kanan dan aorta, (3) yang aretri koronernya menunjukkan aneurisma proksimal atau distal stenosis, (4) yang telah menjalani tandur safena magma, atau (5) fungsi ventrikel kirinya sudah tidak jelas.

(10)

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN  Aktivitas/ istirahat

Gejala : Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan Terbangun bila nyeri dada

Tanda : Dispnea saat kerja  Sirkulasi

Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan Tanda : Takikardia, disritmia

Kulit/ membran mukosa lembab, dingin, adanya vasokonstriksi  Makanan/ cairan

Gejala : Mual, nyeri ulu hati/ epigastrium saat makan Diet tinggi kolesterol/lemak, kafein, minuman keras Tanda : Distensi gaster

 Integritas ego

Gejala : Stresor kerja, keluarga Tanda : Ketakutan, mudah marah  Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan ekstremitas atas kiri.

Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar.

Durasi : biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit) Tanda : Wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi, perubahan tekanan darah.

 Pernapasan

Gejala : Dispnea saat kerja, riwayat merokok

Tanda : Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.  Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke

(11)

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a) Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.

b) Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia miokard transien/memanjang)

c) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan serangan iskemia otot jantung, berkurangnya curah jantung.

d) Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap status kesehatan.

e) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

3. RENCANA KEPERAWATAN

1. NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi

Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya.

INTERVENSI RASIONAL

Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada.

Nyeri dan penurunan curah jantung dpat merangsang sistem saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar nor epineprin, yang meningkatkan agregasi trombosit dan mengeluarkan trombokxane A2.Nyeri tidak bisa ditahan menyebabkan respon vasovagal, menurunkan TD dan frekuensi jantung. Identifikasi terjadinya faktor pencetus,

bila ada: frekuensi, durasi, intensitas dan lokasi nyeri.

Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil (angina stabil biasanya berakhir 3 sampai 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama

(12)

dan dapat berakhir lebih dari 45 menit. Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher,

bahu, tangan atau lengan (khusunya pada sisi kiri.

Nyeri jantung dapat menyebar contoh nyeri sering lebih ke permukaan dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama.

Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina.

Menurunka kebutuhan oksigen miokard untuk meminimalkan resiko cidera jaringan atau nekrosis.

Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek

Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan napas pendek berulang

Pantau kecepatan atau irama jantung Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia dan atau stress Panatau tanda vital tiap 5 menit selama

serangan angina

TD dapat meningkat secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi.

Pertahankan tenang , lingkungan nyaman, batasi pengunjung bila perlu

Stres mental atau emosi meningkatkan kerja miokard

Berikan makanan lembut. Biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah makan

Menurunkan kerja miokard sehubungan dengan kerja pencernaan, manurunkan risiko serangan angina

Kolaborasi:

Berikan antiangina sesuai indikasi: nitrogliserin: sublingual

Nitrigliserin mempunyai standar untuk pengobatan dan mencegah nyeri angina selam lebih dari 100 tahun

2. PENURUNAN CURAH JANTUNG BERHUBUNGAN DGN PERUBAHAN

INOTROPIK (ISKEMIA MIOKARD TRANSIEN/MEMANJANG)

Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan curah jantung.

Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan episode dipsnea, angina dan disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, klien berpartisipasi pada perilaku atau

(13)

aktivitas yang menurunkan kerja jantung.

INTERVENSI RASIONAL

Pantau tanda vital, contoh frekuensi jantung, tekanan darah.

Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia, dan menurunnya curah jantung. Perubahan juga terjadi pada TD (hipertensi atau hipotensi) karena respon jantung

Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung, disorientasi.

Menurunkan perfusi otak dapat menghasilkan perubahan sensorium. Catat warna kulit dan adanya kualitas

nadi

Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung turun, membuat kulit pucat dan warna abu-abu (tergantung tingkat hipoksia) dan menurunya kekuatan nadi perifer

Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut

Menurunkan konsumsi oksigen atau kebutuhan menurunkan kerja miokard dan risiko dekompensasi

Berikan periode istirahat adekuat. Bantu dalam atau melakukan aktivitas perawatan diri, sesuai indikasi

Penghematan energy, menurunkan kerja jantung.

Pantau dan catat efek atau kerugian respon obat, catat TD, frekuaensi jantung dan irama (khususnya bila memberikan kombinasi antagonis kalsium, betabloker, dan nitras)

Efek yang diinginkan untuk menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan menurunkan stress ventricular. Obat dengan kandungan inotropik negative dapat menurunkan perfusi terhadap iskemik miokardium. Kombinasi nitras dan penyekat beta dapat memberi efek terkumpul pada curah jantung.

Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK Angina hanya gejalab patologis yang disebabkan oleh iskemia miokard.penyakit yang emepengaruhi fungsi jantung emnjadi dekompensasi. Kolaborasi : Meskipun berbeda pada bentuk kerjanya,

(14)

Berikan obat sesuai indikasi : penyekat saluran kalsium, contoh ditiazem (cardizem); nifedipin (procardia); verapamil(calan).

penyekat saluran kalsium berperan penting dalam mencegah dan menghilangkan iskemia pencetus spasme arteri koroner dan menurunkan tahanan vaskuler, sehingga menurunkan TD dan kerja jantung.

Penyakit beta, contoh atenolol (tenormin); nadolol (corgard); propanolol (inderal); esmolal (brebivbloc).

Obat ini menurunkan kerja jantung dengan menurunkan frekuensi jantung dan TD sistolik.

3. INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN SERANGAN ISKEMIA

OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA CURAH JANTUNG.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.

Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji respons klien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali per menit di atas frekuensi istirahat; peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktivitas; dispnea atau nyeri dada; keletihan dan kelemahan yang berlebihan; diaphoresis; pusing atau pingsan.

Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologi terhadap stress aktivitas dan, bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.

Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi.

Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energy, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan.

Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.

(15)

4. ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON PATOFISIOLOGIS DAN

ANCAMAN TERHADAP STATUS KESEHATAN.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien turun sampai tingkat yang dapat diatasi.

Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.

INTERVENSI RASIONAL

Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stress.

Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose dan prognosis.

Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut,contoh menolak, depresi, dan marah.

Perasaan tidak ekspresikan dapat menimbulkan kekacauan internal dan efek gambaran diri.

Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien sebelumnya.

Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah.

Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi

Mungkin diperlukan untuk membantu pasien rileks sampai secara fisik mampu untuk membuat strategi koping adekuat.

5. KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI KODISI,

KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA INFORMASI.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien bertambah.

Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji ulang patofisiologi kondisi. Tekankan perlyunya mencegah serangan angina.

Pasien dengan angina membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah dapat dikontrol. Ini adalah focus manajemen terapeutik supaya

(16)

menurunkan infark miokard. Dorong untuk menghindari faktor/situasi

yang sebagai pencetus episode angina, contoh: stress emosional, kerja fisik, makan terlalu banyak/berat, terpajan pada suhu lingkungan yang ekstrem

Dapat menurunkan insiden /beratnya episode iskemik.

Kaji pentingnya control berat badan, menghentikan merokok, perubahan diet dan olahraga.

Pengetahuan faktor resiko penting memberikan pasien kesempatan untuk membuat perubahan kebutuhan.

Tunjukan/dorong pasien untuk memantau nadi sendiri selama aktivitas, jadwal/aktivitas sederhana, hindari regangan.

Membiarkan pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang dapat dimodifikasi untuk menghindari stress jantung dan tetap dibawah ambang angina.

Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina, contoh menghentikan aktivitas, pemberian obat bila perlu, penggunaan teknik relaksasi.

Menyiapkan pasien pada kejadian untuk menghilangkan takut yang mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi serangan.

Kaji ulang obat yang diresepkan untuk mengontrol/mencegah serangan angina.

Angina adalah kondisi rumit yang sering memerlukan penggunaan banyak obat untuk menurunkan kerja jantung, memperbaiki sirkulasi koroner, dan mengontrol terjadinya serangan.

Tekankan pentingnya mengecek dengan dokter kapan menggunakan obat-obat yang dijual bebas.

Obat yang dijual bebas mempunyai potensi penyimpangan.

(17)

4. EVALUASI

1) Pasien bebas dari nyeri. 2) Peningkatan curah jantung

a. EKG dan kadar enzim jantung normal

b. Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut

3) Pasien dapat mengontrol aktivitas yang dapat memicu serangan angina 4) Menunjukan penurunan kecemasan

a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya b. Mematuhi semua aturan medis

c. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya berubah

d. Menghindari tinggal sendiri saat terjadi episode nyeri

5) Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukan tanda-tanda bebas dari komplikasi

a. Menjelaskan proses terjadinya angina

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta : FKUI

Price, Sylvia. A dan Wilson, lorraince. M. 2004. Patofisiologi. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC

Albar, Zuljasri. 2004. Ilmu Penyakit dalam. Edisi 3. Jakarta : FKUI

Dongoes, Marilynn E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Oceanarium sebagaisarana rekreasi dengan mentransformasi karakteristik pasang — surut di zona intertidal ke dalam perancangan bangunan Oceanarium Di Pantai Krakal. Pengaruh pasang

diuji dengan meregresikan profitabilitas masa depan (PMD) dengan proksi manajemen laba (PML). Hasil perhitungan PMD diperoleh dari arus kas kegiatan operasi

Disarankan kepada Pj. Adrianus Nale dan pemegang kas a.n. Primus Djodo untuk segera menyetor keuangan BDB tahun 2007 dan ADD tahun 2008 yang disalahgunakan ke kas desa dan ke

Kelebihan pertama yang menyebutkan bahwa penggunanya bisa berinteraksi dengan komputer adalah bahwa dalam CD interaktif terdapat menu- menu khusus yang dapat diklik oleh pengguna

Aktivitas senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh isolat Lactobacillus Mar 8 pada suhu rendah masih dapat menghambat (aktif) terhadap Vibrio sp.. Di samping itu, adanya

Dunia anak adalah bermain, karena bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak RA/ TK. Dengan

Surat Pemberitahuan Objek Pajak, yang selanjutnya disingkat SPOP adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan data subjek dan objek Pajak Bumi