• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN UREUM DAN KREATININ.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERIKSAAN UREUM DAN KREATININ.doc"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERIKSAAN UREUM DAN KREATININ PADA SERUM DARAH

Hari / Tanggal : Rabu, 15 Desember 2010

Pembimbing : 1. DAP Rasmika Dewi, S.Si.,Apt.,Sp.PK

2. Drs. AAN Santa

3. Desak Gd. D. Santhi, S.Si.,Apt.,M.Kes. 4. Ni Made Windiati, Amd.AK.,SE.

I. Tujuan

Untuk mengetahui kadar ureum dan kreatinin pada darah II. Metode

- Pemeriksaan ureum pada darah dengan menggunakan cara berthelot - Pemeriksaan kreatinin pada darah dengan menggunakan cara jaffe III. Prinsip

1. Test Kreatinin

Serum darah ditambah dengan Larutan Asam Pikrat dan disentrifuge akan menghasilkan supernatan. Selanjutnya ditambah dengan NaOH dan dilakukan inkubasi. Selanjutnya dibaca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 545 nm.

2. Test Ureum

Serum darah ditambah dengan Urease, diinkubasi selama 20 menit pada suhu 37oC. Selanjutnya ditambahkan dengan Reagen I dan Reagen II dan diinkubasi pada 37oC selama 20 menit. Kemudian dilakukan pembacaan pada spektrofotometer pada panjang gelombang 546 – 548 nm.

IV. Dasar teori

Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai: (a) pembawa oksigen ; (b) mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan (c) mekanisme hemostatis. Darah terdiri atas 2 komponen utama :

1. Plasma darah : bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah.

(2)

c. Trombosit: butir pembeku

Plasma darah dikurangi protein pembekuan darah disebut sebagai serum.

Hampir seluruh ureum dibentuk di dalam hati, dari metabolisme protein (asam amino). Urea berdifusi bebas masuk ke dalam cairan intra sel dan ekstrasel. Zat ini dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan. Pada keseimbangan nitrogen yang stabil, sekitar 25 gram urea diekskresikan setiap hari. Kadar dalam darah mencerminkan keseimbangan antara produksi dan ekskresi urea.

Ureum berasal dari penguraian protein, terutama yang berasal dari makanan. Pada orang sehat yang makanannya banyak mengandung protein, ureum biasanya berada di atas rentang normal. Kadar rendah biasanya tidak dianggap abnormal karena mencerminkan rendahnya protein dalam makanan atau ekspansi volume plasma. Namun, bila kadarnya sangat rendah bisa mengindikasikan penyakit hati berat. Kadar urea bertambah dengan bertambahnya usia, juga walaupun tanpa penyakit ginjal. Kadar ureum normal pada darah sebesar 20 – 40 mg/dl.

Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin.

Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot. Kadar kreatinin normal pada darah sebesar 0,5 – 1,5 mg/dl.

V. Alat dan Bahan a. Alat :

1. tabung reaksi dan raknya 2. pipet tetes

3. spektrofotometer 4. beaker glass

(3)

5. tissue

b. Bahan :

1. Serum darah B 2. Aquadest

3. Pereaksi test kreatinin :

a. Larutan asam pikrat 0,032 mol/l b. Larutan NaOH 1 mol/l

c. Standar kreatinin 2 mg% 4. Pereaksi test ureum :

a. Urease 40000 U/I b. Buffer EDTA pH 6,5 c. Reagen I

( phenol 15 gr/l dan Na-Nitroprussid 0,5 gr/l ) d. Reagen II

( NaOCl 0,5 gr/l dan NaOH 6 gr/l ) e. Standar BUN 20 mg/l

VI. Cara kerja 1. Test Ureum

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Test T Bl Test TBl Standar St Bl St StBl Urease, ml 0,10 - 0,10 -Standar, ml - - 0,01 0,01 Serum, ml 0,01 0,01 -

-Dicampur dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 20 menit atau pada suhu kamar selama 30 menit.

2. Lalu berturut-turut tambahi :

Reagen I, ml 2,50 2,50 2,50

Reagen II, ml 2,50 2,50 2,50

Dicampur dan ditangguhkan pada suhu kamar selama 30 menit atau pada 37oC selam 20 menit.

(4)

digunakan aquadest sebagai titik nol. 2. Test Kreatinin

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Test Standar Blanko

Larutan Asam Pikrat, ml 1,50 1,50 1,50

Serum, ml 0,20 -

-Standar, ml - 0,20

-Aquadest, ml - - 0,20

Dicampur merata, larutan test dipusingkan selam 10 menit dan diperoleh supernatan.

2. Dipipet dengan hati-hati dan ditambahai :

Supernatan, ml 1,00 1,00 1,00

NaOH 1 ml/l, ml 0,10 0,10 0,10

Dicampur dan ditangguhkan selam 25 – 40 menit

3. Dibaca absorbansinya pada spektrofotometer dengan panjang gelombang

VII.Data Hasil Praktikum a. Hasil pemeriksaan Ureum

- Larutan Blanko = 0,518 - Larutan Test = 0,393 - Larutan Standar = 0,283

b. Hasil pemeriksaan Kreatinin - Larutan Blanko = 0,289 - Larutan Test = 0,286 - Larutan Standar = 0,320 Perhitungan :

- Kadar Ureum = Dtest x 20 Dstandar

(5)

0,283 = 27,774 mg/dl - Kadar Kreatinin = Dtest x2

Dstandar = 0,286 x2 0,320 = 1,78 mg/dl

VIII. Pembahasan

Ureum merupakan produk sisa metabolism pembakan protein yang menandakan fungsi ginjal masih normal. Hampir seluruh ureum dibentuk di dalam hati,dari metabolisme protein (asam amino). Urea berdifusi bebas masuk ke dalam cairan intra sel dan ekstrasel. Zat ini dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan. Pada keseimbangan nitrogen yang stabil, sekitar 25 gram urea diekskresikan setiap hari. Kadar dalam darah mencerminkan keseimbangan antara produksi dan ekskresi urea. Ureum berasal dari penguraian protein, terutama yang berasal dari makanan. Pada orang sehat yang makanannya banyak mengandung protein, ureum biasanya berada di atas rentang normal. Kadar rendah biasanya tidak dianggap abnormal karena mencerminkan rendahnya protein dalam makanan atau ekspansi volume plasma.

Kreatinin merupakan hasil penguraian kreatin fosfat dalam otot. Untuk bekerja dengan baik, otot kita memerlukan sumber energi instan yang dinamakan ATP (adenosin trifosfat) -suatu ikatan fosfat berenergi tinggi. Nah, sumber ATP adalah kreatin fosfat di samping fosforilasi oksidatif yang dalam biokimia dikenal sebagai siklus Krebs.

Ureum dan kreatinin digunakan untuk melihat fungsi ginjal. Gangguan ginjal yang kronik akan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (fungsi penyaringan ginjal) sehingga ureum, kreatinin, dan asam urat yang seharusnya disaring oleh ginjal untuk kemudian dibuang melalui air seni menurun, akibatnya zat-zat tersebut akan meningkat di dalam darah.

Pada pemeriksaan kali ini, dimana untuk pemeriksaan kadar ureum dengan metode pemeriksaan cara Berthelot didapatkan hasil 27,774 mg/dl. Hasil ini menunjukkan pasien (dari serumnya) terdapat kadar ureum yang masih normal karena kadar ureum normal pada darah sebesar 20 – 40 mg/dl. Sedangkan untuk pemeriksaan kreatinin, dengan menggunakan metode cara jaffe didapatkan hasil 1,78 mg/dl . Ini termasuk kadar yang melebihi nilai normal karena kadar kreatinin normal pada darah sebesar 0,5 – 1,5 mg/dl. Untuk catatan, sebelum pengambilan serum pada pasien dilakukan dengan terlebih dahulu tidak meminum obat yang bisa meningkatkan kadar urea dalam darah seperti antibiotic,

(6)

memperbaiki fungsi ginjal. Dan untuk memperbaiki fungsi ginjal ini perlu pemeriksaan lebih lanjut (urinalisa, rotgent, USG, dll) untuk mencari penyebab. Pengobatan akan dilakukan berdasarkan penyebab.

IX. Kesimpulan

Pada praktikum pemerikasaan kadar ureum dan kreatinin serum kali ini, kadar ureum yang didapat adalah sebesar 27,774 mg/dl. Sedangkan kadar kreatinin yang didapatkan nilainya sebesar 1,78 mg/dl. X. Daftar Pustaka - http://www.mer-c.org/penyakit-infeksi/78-penyakit-ginjal-pada-usia-lanjut.html - http://listiaji.wordpress.com/2010/04/28/gagal-ginjal/ - http://labkesehatan.blogspot.com/2010/03/ureum-darah-serum.html - http://labkesehatan.blogspot.com/2010/03/kreatinin-darah-serum.html

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena nilai prob < 0,05 maka dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas Akuntabilitas, Independensi dan Kompetensi secara bersama-sama (simultan) mempunyai

(1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat menetapkan jadwal atau tindakan penagihan pajak yang menyimpang dari jangka waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud Pasal 20

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 4 dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan

Solusinya adalah melibatkan perempuan dalam banyak bidang, sehingga meskipun terjadi ketimpangan gender, perempuan mampu mencari nafkah dan mengurus rumah tangga,

Informan : Partisipasi mayarakat dalam peningkatan kualitas sarana prasarana di Madrasah Tsanawiyah NU 06 Sunan Abinawa Pegandon yang diberikan oleh masyarakat untuk

Dati data yang diperoleh didapatkan bahwa sediaan makanan kesehatan yang mengandung squalene (97, 9%) dan lecithin (2, 1 セ ᄋッI@ tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna

The success of donepezil in treating not only Alzheimer's disease but also some people with mild memory loss (like Diane Pozniak, described at the beginning of this chapter) has

Keputusan analisis menggunakan Model Thomas menunjukkan kapasiti penjerapan maksimum, q o ammonia menggunakan pasir terubah suai secara kimia (8.80 mg/g) adalah empat kali